PEMBIMBING
: Riniati
Praktikum
: 8 Desember 2015
Oleh :
Kelompok
: VII
Nama
: 1. Mizanul Islam
Kelas
141431023
2. Muhamad Kosasih
141431024
141431025
: 2A Analis Kimia
I. Judul Percobaan
Pembimbing
: Riniati
Tanggal Percobaan
: 8 Desember 2015
1. Mengenal metoda penentuan sudut putar untuk penentuan konsentrasi suatu senyawa
yang bersifat optik aktif
2. Mengukur sudut putar bidang polarisasi larutan gula
3. Menentukan kadar gula dalam larutan cuplikan
4. Memahami prinsip refraktometer, dapat mengoperasikan refraktometer dengan benar
5. Menentukan harga indeks bias
6. Menentukan konsentrasi suatu zat berdasarkan harga indeks biasnya.
III.
Prinsip Dasar
:
III.1. Sudut Putar (Polarimetri)
Polarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran
sudutputaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan
dan optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokromatis yang
terpolarisir tersebut.Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang getar
sinarterpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau
atom C kiraldalam senyawa organik, contoh : kuarsa ( SiO2), fruktosa.
Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang banyak sekali.Bila
dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada bidang datar.
Bidanggetar yang banyak sekali ini secara mekanik dapat dipisahkan menjadi dua
bidang getar yangsaling tegak lurus. Yang dimaksud dengan cahaya terpolarisasi
adalah senyawa yangmempunyai satu arah getar dan arah getar tersebut tegak lurus
terhadap arah rambatnya.
Pada polarimeter terdapat polarisator dan analisator. Sinar yang berasal
darisumber dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarisator), kemudian terus
ke selpolarimeter yang berisi larutan dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi
kedua (analisator).Polarisator adalah polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya,
sedangkan analisator adalahpolaroid yang dapat menganalisis atau mempolarisasi
cahaya.
Untuk menentukan posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan
setengahbayangan. Untuk mencapai kondisi ini, polarisator diatur sedemikian rupa,
sehingga setengah bidang polarisasi membentuk sudut sekecil mungkin dengan setengah
bidang polarisasi yanglainnya. Akibatnya memberikan pemadaman pada kedua sisi
lain, sedangkan ditengah terang. Bila analisator diputar terus, setengah dari medan
menjadi lebih terang dan lainnya redup. Posisi putaran diantara terjadinya
pemadaman dan terang tersebut adalah posisi putaranyang tepat dimana pada
saat ini intensitas kedua medan sama. Dapat dilihat pada gambar 1.
Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka
sinaryang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator diteruskan
seluruhnya.Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap analisator
maka tak ada sinaryang diteruskan. Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang
diteruskan hanyasebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik
aktif akan mengalamipemutaran bidang polarisasi. Dapat dilihat pada gambar 2.
Prinsip dasar polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis suatu zat
yangmenimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran
bidang getar sinarterpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu :
1. Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam
2. Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran
jarum jam.
Sinar mempunyai arah getar atau arah rambat kesegala arah dengan variasi
warnadan panjang gelombang yang dikenal dengan sinar polikromatis. Untuk
menghasilkan sinarmonokromatis, maka digunakan suatu filter atau sumber sinar
tertentu. Sinar monokromatis ini akan melewati suatu prisma yang terdiri dari suatu
kristal yang mempunyai sifat sepertilayar yang dapat menghalangi jalannya sinar,
sehingga dihasilkan sinar yang hanyamempunyai satu arah bidang getar yang
disebut sebagai sinar terpolarisasi.
Jika suatu sinar dilewatkan pada suatu larutan, larutan itu akan meneruskan
sinaratau komponen gelombang yang arah getarnya searah dengan larutan dan
menyerap sinaryang arahnya tegak lurus dengan arah ini. Di sini larutan digunakan
sebagai suatu platpemolarisasi atau polarisator. Akhirnya sinar yang keluar dari
larutan adalah sinar yangterpolarisasi bidang. Cahaya dalam keadaan terpolarisasi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Gelombang ke semua arah dan tegak lurus arah rambatnya
2. Terdiri dari banyak gelombang dan banyak arah getar
Jika sudut putar jenis (rotasi spesifik) diketahui, maka konsentrasi larutan
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
C = 100
1 x tD
Dimana,
C : konsentrasi larutan (gram/ 100 mL)
: nilai sudut putar (pengukuran)
l
: panjang tabung polarimeter (dm)
t
D : sudut putar spesifikasi/ jenis, pada suhu t dan pada panjang gelombang
sinar lampu D (natrium dengan panjang gelombang 589 nm)
Nilai konstanta (daya putar spesifik) merupakan ciri khas bagi zat yang
dilarutkan. Beberapa nilai rotasi/ daya putar spesifik untuk senyawa-senyawa optis
aktif.
Senyawa
d-glukosa
d-fruktosa
Maltosa
III.2.
()20D
+ 52,7
- 92,4
+ 130,4
Senyawa
Sukrosa
Asam tartarat (semua senyawa di ukur dalam air)
()20D
+ 66,5
+ 14,1
Pengukuran indeks bias suatu zat cair sangat penting bagi penilaian sifat dan
kemurnian cairan, konsentrasi larutan-larutan dan perbandingan komponen dalam
campuran dua zat cair atau kadar (presentase) zat yang diekstrasikan dalam
pelarutnya. Dalam keadaan yang lebih kritik, penentuan indeks bias kadang-kadang
belum menentukan, tetapi dapat digunakan sebagai daya yang berharga bagi
kelengkapan penelitian.
Ciri khas refraktometer ialah dapat digunakan untuk mengukur secara cepat
dan sederhana, karena hanya memerlukan zat contoh dalam jumlah yang sangat
sedikit, yaitu kira-kira 0,1 mL dan dengan ketelitian yang tinggi.
Apabila sinar cahaya monokromatik berpindah dari medium optik yang
kurang rapat ke medium optik yang lebih rapat, maka akan terjadi pembiasan ke
arah normal. Sudut yang terbentuk antara sinar datang dengan garis tegak lurus
pada permukaan media disebut sudut datang (i), sedangkan sudut yang terbentuk
antara sinar bias dengan garis tegak lurus disebut dengan sudut bias (r).
Bila sudut datang pada garis batas kedua permukaan (90 0), maka sinar yang
dibiaskan merupakan sinar kritik. Perbandingan sudut sinar datang i dengan sudut
sinar bias r, adalah indeks bias (n).
Sin i
=n
Sin r
10
20
25
30
1,3337
1,3330
1,3325
1,3320
IV.
Botol semprot
Alat polarometer lengkap dengan
tabungnya
Botol timbang
Labu takar 50 mL (7 buah)
Pipet tetes dan pipet ukur
Gelas kimia 250 mL
Batang pengaduk
Corong gelas
Neraca analitis
IV.2.
Alat refraktometer
Pipet tetes
Pipet ukur
Labu takar 50 mL (6 buah)
Botol semprot
Gelas kimia 250 mL
Bahan:
Sudut putar (Polarimetri)
- Sukrosa
- Gula pasir
- Aquades
V. Cara Kerja
V.1.
Sudut Putar (Polarimetri)
V.1.1. Kalibrasi alat
Isi tabung dengan aquades dan pasang pada alat. Lampu zero set
tetap menyala, jika lampu tidak ada, maka atur posisi zero +3o, lalu
tekan shift key dan tombol right rotation (R+) atau shift key dan
left rotation (L-) bersamaan sampai lampu menyala
Buat kurva standar/ kalibrasi antara nilai sudut putar larutan sukrosa
terhadap konsentrasi dari data yang diperoleh dari percobaan di atas
V.2.
Indeks bias (refraktometri)
a. Refraktometer Manual
Tutup prisma. Atur cahaya yang masuk dan apabila belum jelas,
putar mikrometer hingga terlihat batas terang gelap
B. refraktometer digital
VI.
Data Pengamatan
5.1 Indeks Bias
Indeks Bias (nD)
Larutan
Digital Refraktometer
Refraktometer
Etanol
1,3376
1,341
Propanol
1,3727
1,369
Butanol
1,3964
1,382
Metanol
1,3351
1,331
0%
2%
2,07
2,97
2,37
2,47
4%
6,67
7,17
6,97
6,93
6%
11,47
11,47
11,47
11,47
8%
14,47
14,57
14,57
14,53
10%
18,97
19,17
18,97
19,03
Sampel
14,47
14,17
13,57
14,07
Konsentrasi
Rata - rata
VII.
Pengolahan Data
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0
Konsentrasi (%)
= 1.9414x 0.6349
14.07
= 1.9414x 0.6349
1.9414x
= 14.7049
= 7.57 %
10
12
VIII. PEMBAHASAN
1.
Mizanul Islam (141431023)
Pada percobaan kali ini, kita mempelajari dan memahami tentang
polarimeteri dan refraktometri. Polarimeteri adalah suatu metoda analisa kimia
berdasarkan atas pengukuran daya putar optis dari suatu senyawa optis aktif
terhadap sinar yang terpolarisir. Senyawa terpolarisir yaitu suatu senyawa yang
dapat memutar bidang getar terpolarisir. Syarat senyawa yang dapat dianalisa
dengan polarimeter adalah sampel larutan berwarna bening dan mempunya atom
C kiral dan bayangan didapatkan baur-baur. Dalam percobaan ini, digunakan
sukrosa sebagai senyawa optis aktif dengan variasi konsentrasi yang berbeda yaitu
2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Sukrosa digunakan sebagai senyawa optis aktif karena
sukrosa dapat memutar bidang terpolarisir kearah kanan (dekstro rotary) dan
kearah kiri (levo rotary).
Untuk daya putar kanan, semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka akan
mengakibatkan akan semakin besar daya putar senyawa tersebut.
Untuk daya putar kiri, semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka akan semakin
rendah daya putar optis dari senyawa tersebut.
Pada awal percobaan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran daya puatar
optis dari aquadest. Dengan menggunakan polarimeter, diapatkan daya putar
optisnya adalah 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa aquadest bukanlah senyawa
optis aktif karena tidak memilki kemampuan untuk memutar bidang terpolarisir.
Setelah itu, dilanjutkan dengan pengukuran glukosa 2 % maka didapatkan daya
putar rata-ratanya adalah 2,47. Pengukuran glukosa 4 % didapatkan daya putar
rata-ratanya adalah 6,93. Pada pengukuran glukosa 6 % didapatkan daya putar
rata-ratanya adalah11,47. Pada pengukuran glukosa 8 % didapatkan daya putar
rata-ratanya adalah 14,53. Dan pada pengukuran 10% didapat 19,03 .
Untuk menghitung nilai konsentrasi sampel, diperlukan persamaan regresi
yang di dapatkan dari perhitungan data dari larutan standar ,didapatkan persamaan
y = 2.036x - 1.33. Dimana nilai dari besar sudut putar bidang sinar terpolarisir dari
sampel dimasukkan ke dalam persamaan regresi. Besar sudut putar rata-rata
larutan sampel sebesar 14.07. Sehingga didapatkan persentase kesalahan 7,56%.
Pada percobaan refraktometer ini, akan diperiksa indeks bias dari beberapa
sampel. Indeks bias merupakan perbandingan kecepatan cahaya dalam udara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk
mengidentifikasi zat deteksi kemurnian. Prinsip kerja dari refraktometer yaitu jika
sampel merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan
lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sampel besar.
Sampel yang diukur adalah etanol dengan indeks bias refraktometer digital
sebesar 1,3376 nD dan refraktometer manual sebesar 1,341 nD, larutan butanol
sebesar 1,3727 nD dan 1,369 nD, larutan propanol sebesar 1,3964 nD dan 1,382
nD, dan metanol sebesar 1,3351 nD dan 1,331 nD. Dari hasil pengamatan
diketahui bahwa kadar gula yang terdapat dalam sampel berbanding lurus dengan
indeks biasnya. Makin panjang rantai carbon yang terdapat dalam sample makin
besar pula indeks biasnya.
2.
IX.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil sudut putar yaitu pada
a. Sukrosa 2% sebesar 2,47o
b. Sukrosa 4% sebesar 6,93o
c. Sukrosa 6% sebesar 11,47o
d. Sukrosa 8% sebesar 14,53o