Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ROTASI OPTIK

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. FEBY VALERIE N R (P27235020067)


2. FITRIANA PUSPITA S (P27235020068)
3. HANNA WIDYAPUSPA A (P27235020069)

D III ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan
kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat melaksanakan suatu proses
praktikum.
Dalam laporan ini, kami mencoba membuat percobaan mengenai Polarimeter
yang dapat kami sajikan yaitu beberapa defenisi defenisi,pembahasan dan berbagai
perlakuan yang diselesaikan langkah demi langkah.
Laporan ini sangat sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu, untuk membantu kesempurnaan laporan  ini, maka kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak terutama asissten laboratorium Praktikum
Gelombang dan Optik. Selain itu atas kekurangan-kekurangan yang ada di dalam
laporan ini maka kami juga memohon maaf yang sebesar- besarnya.

Klaten, 1 Maret 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut C. Huygen cahaya adalah gerak gelombang yang terpancar dari suatu
sumber dalam semua arah. Cahaya termasuk geombang transversal yaitu gelombang
yang arah rambatnya tegak lurus arah getaran, sehingga cahaya dapat terpolarisasi.
Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang
sebagian rah getarnya terserap disebt cahaya terpolarisasi. Dan jika cahaya hanya
memiliki satu arah getar maka disebut sebagai cahaya terpolarisasi linear.
Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik yang terdiri dari berbagai
panjang gelombang yang dapat bervibrasi kesegala arah. Cahaya putih dapat diubah
menjadi cahaya monokromatik (hanya terdiri dari satu panjang gelombang) dengan
menggunakan suatu filter atau sumber cahaya yang khusus. Cahaya monokromatik
ini disebut cahaya terpolarisasi.
Peristiwa polarisasi tidak dapat diamati secara langsung oleh mata manusia,
sehingga diperlukan suatu alat yang dapat membantu untuk menunjukan gejala
polarisasi tersebut. Melalui polarimeter gejala polarisasi dapat ditunjukan, selain itu
melalui alat ini dapat dilihat pula bagaimana larutan optic aktif seperti larutan gula
dapat membelokan cahaya yang telah dipolarisasi. Pengamatan-pengamatan yang
dapat dilakukan melalui polarimeter ini lah yang melatar belakangi dilakukanya
percobaan polarimeter.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, yaitu :
1. Apa itu polarimeter ?
2. Bagaimana cara kerja alatnya ?
3. Bagaimana cahaya yang terjadi ?
4. Bagaimana perhitungannya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi polarimetri
2. Untuk memahami cara kerja alat polarimeter.
3. Untuk memahami bahwa cahaya adalah gelombang transversal sehingga dapat
dipolarisasi.
4. Untuk mengetahui perhitungan menghitung rotasi spesifik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Polarimeter
Polarimetri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
sudut putaran cahaya terpolalisir oleh senyawa yang transparan dan optis aktif apabila
senyawa tersebut dilewati oleh cahaya monokromatis yang terpolarisir tersebut.
Senyawa optis aktif merupakan senyawa yang dapat melakukan pemutaran
bidang getar sinar terpolarisir baik kekanan (dekstro rotary) dimana melakukan
pemuataran kearah kanan atau searah dengan arah putaran jarum jam, ataupun kekiri
(leuvo rotary) atau berlawanan dengan arah jarum jam.
Cahaya putih merupakan cahaya polkromatik yang terdiri dari berbagai
panjang gelombang yang dapat bervibrasi ke segala arah. Cahaya putih dapat diubah
menjadi cahaya monokromatik( hanya terdiri dari satu panjang gelombang) dengan
menggunakan suatu filter atau sumber cahaya yang khusus. Apabila cahaya
polikromatik dilewatkan pada prisma Nicol, maka akan diperoleh suatu cahaya
monokromatik dan cahaya ini disebut cahaya yang terpolarisasi.
Suatu isomer optis aktif dapat berinteraksi dengan cahaya terpolarisasi dengan
memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan suatu sudut α yang disebut dengan rotasi
optik.
B. Polarimeter
Polarimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya putaran berkas cahaya terpolarisasi oleh suatu zat optis aktif. Zat yang
bersifat optis aktif adalah zat yang memiliki struktur transparan
dan tidak simetris (atom C kiral) maka mampu memutar bidang polarisasi
radiasi. Materi yang bersifat optis aktif ini contohnya yaitu glukosa, sukrosa,
SiO2(kuarsa) dan sebagainya.
Polarimeter dapat digunakan untuk :
1. Menganalisa zat yang optis aktif
2. Mengukur kadar gula
3. Penentuan antibiotic dan enzim
Syarat senyawa yang bisa dianalisis dengan polarimetri adalah :
1. Memiliki struktur bidang Kristal tertentu( dijumpai pada zat padat)
2. Memiliki struktur molekul tertentu atau biasanya dijumpai pada zat cair.
Struktur molekul adalah struktur yang asimetris, seperti pada glukosa. Prinsip dasar
dari polarimeter ini adalah pengukuran daya putar optis suatu zat yang
menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran
bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu :
Dextro rotary ( jika arah putaranya ke kanan sama dengan arah jarum jam) dan
juga levo ritary ( arah putaran ke kiri berlawanan dengan arah jarum jam).
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan polarimeter,
yaitu:
1. Larutan sampel harus jernih atau tidak mengandung partikel yang tersuspensi
di dalamnya. Partikel tersebut akanmenghamburkan cahaya yang melewati
larutan.
2. Tidak terdapat gelembung udara pada tabung sampel saat diisi larutan
3. Selalu dimulai dengan menentukan keadaan nol untuk mengoreksi
pembacaan.
4. Pembacaan rotasi optik dilakukan beberapa kali, sampai didapat data yang
dapat dihitung rata-ratanya.
Polarimeter dapat digunakan untuk mengukur rotasi optik, kosentrasi
sampel, dan juga menghitung komposisi isomer optik dalam
campuran rasemik.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi sudut putar suatu larutan adalah sebagai berikut :
1. Jenis zat.
Masing – masing zat memberikan sudut putaran yang berbeda terhadap bidang getar
sinar terpolarisir.
2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung.
Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar.
3. Suhu.
Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karena zat
akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan
berkurang.
4.Konsentrasi zat
Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan maka
putarannya semakin besar.
5. Jenis sinar( panjang gelombang)
Pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran yang
berbeda.
6. Pelarut
Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang berbeda.
SKEMA POLARIMETER

C. Bagian-Bagian Polarimeter
 Sinar/ sumber cahaya
1. Bagian polarimeter yang utama adalah sumber cahaya
2. Sumber cahaya polarimeter biasanya sumber cahaya filamen dan sumber cahaya
natrium
3. Sumber cahaya filament digunakan untuk alat model lama, sedangkan sumber
cahaya natrium digunakan untuk alat model baru.
4. Filter dari sumber cahaya natrium ialah filter orange dengan panjang gelombang
589 nm.
5. Sumber cahaya ditutup agar cahayanya focus dan tidak ada udara.
 Polarizer
1. Palarizer atau polarisator yang biasanya digunakan adalah prisma nicole.
2. Polarisator pada polarimeter berfungsi mengubah cahaya monokromatis menjadi
lebih terpolarisasi.
 Tabung sampel
1. Tabung sampel terbuat dari kaca yang memiliki dua pengaman
2. Tabung sampel juga memiliki gondok dibagian bawah
3. Bagian gondok pada tabung dirancang untuk menjebak udara dalam tabung.
4. Pemasangan pengaman harus dilakukan secara berurutan
5. Urutan pemasangan ialah lensa, karet, setelah itu baru sekrup.
6. Tabung sampel terdiri dari bermacam-macam ukuran tergantung jumplah sampel
yang diuji.
7. Pada saat memasukan sampel lebih baik yang dibuka ialah bagian bawahnya
supaya tidak ada gelembung udara pada bagian tabung yang dilewati cahaya.
8. Gelembung udara dapat memnyebabkan pembiasaan cahaya.
 Analizer
1. Fungsi analizer atau analisator adalah untuk mensejajarkan sudut yang dihasilkan
dengan senyawa optik.
2. Bagian lain dari polarimeter ialah mikroskop dan skala. Mikroskop berguna untuk
menentukan cahaya yang sudah sejajar sehingga sudut hitung rotasinya dapat dilihat
dari skala.
3. Bagian yang diatur pada alat polarimeter ini ialah lensa analisator. Sudut putar
adalah sudut yang ditunjukan analisator setelah sinar melewati larutan yang
membentuk cahaya yang redup.
 Detector
Detector pada polarimeter manual yang digunakan sebegai detector adalah mata,
sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detector fotoelektrik.
Pada gambar tampak dua buah polaroid, polaroid pertama disebut polarisator
dan polaroid kedua adalah analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan
cahaya terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisasi ( cahaya alami). analisator berfungsi
untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnit yang terdiri dari getaran medan
listrik dan getaran medan magnit yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua medan
ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum dapat dikatakan
gelombang elektromagnit yang vektor-vektor medan listrik dan medan magnitnya
bergetar kesemua arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya dan disebut sinar tak
terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan
mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang saja dan dikatakan sinar
terpolarisasi bidang (linear).
Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator,maka
sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator akan diteruskan
seluruhnya.Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah
analisator,maka tak ada sinar yang diteruskan.Apabila arahnya membentuk suatu
sudut ,maka yang diteruskan hanya sebagian.Sinar terpolarisasi linear yang melalui
suatu larutan optis aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi.
Cahaya dari lampu sumber, terpolarisasi setelah melewati prisma Nicol
pertama yang disebut polarisator. Cahaya terpolarisasi kemudian melewati senyawa
optis aktif yang akan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan arah tertentu.
Prisma Nicol ke dua yang disebut analisator akan membuat cahaya dapat melalui
celah secara maksimum.
Rotasi optis yang diamati/diukur dari suatu larutan bergantung kepada jumlah
senyawa dalam tabung sampel, panjang jalan/larutan yang dilalui cahaya, temperatur
pengukuran, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Untuk mengukur rotasi
optik, diperlukan suatu besaran yang disebut rotasi spesifik yang diartikan suatu
rotasi optik yang terjadi bila cahaya terpolarisasi melewati larutan dengan konsentrasi
1 gram per mililiter sepanjang 1 desimeter.
Rotasi optik yang termati dapat berupa rotasi yang searah jarum jam, rotasi ini
disebut putar kanan dan diberi tanda (+), sedangkan senyawa yang diukurnya disebut
senyawa dekstro (d). Rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut putar
kiri dan diberi tanda (-), senyawanya disebut senyawa levo (l).
D. Jenis-Jenis Polarimeter
 Polarimeter manual

Polarimeter paling awal, mulai dikembangkan pada tahun 1830-an, membutuhkan


pengguna secara fisik seperti memutar analyzer, dan detertor itu mata pengguna
menilai saat yang paling bersinar cahaya melalui sudut yang ditandai pada skala yang
mengelilingi analyzer tersebut.
 Polarimeter semi otomatis

Polarimeter semi otomatis membutuhkan deteksi visual tetapi push menggunakan


tombol untuk memutar analisa, selain itu juga dapat menawarkan tampilan digital.
 Polarimeter otomatis

Merupakan polarimeter yang paling modern yang sepenuhnya otomatis dan hanya
memerlukan user untuk menekan tombol dan menunggu pembacaan digital.
E. Perhitungan Rotasi Spesifik
Rotasi spesifik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Dimana : [α] = α.l.C = putaran spesifik
α = putaran sampel
[α]D 20 = putaran spesifik
l = panjang sel = 1 dm
C = konsentrasi (5% W/V = 0,05) dan
Selanjutnya putaran optik untuk larutan dihitung. Untuk mengukur rotasi optik,
diperlukan suatu besaran yang disebut rotasi spesifik yang diartikan suatu rotasi optik
yang terjadi apabila cahaya terpolarisasi melewati larutan dengan kosentrasi 1 gram
permililiter sepanjang 1 desimeter.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa polarimetriadalah suatu
metode analisis intrumen yang menggunakan rotasi cahaya terpolarisasi oleh
beberapa zat yang diukur sebagai kosentrasinya dalam suatu larutan.Senyawa optis
aktif merupakan senyawa yang dapat melakukan pemutaran bidang getar sinar
terpolarisir baik kekanan (dekstro rotary) dimana melakukan pemuataran kearah
kanan atau searah dengan arah putaran jarum jam, ataupun kekiri (leuvo rotary) atau
berlawanan dengan arah jarum jam.
Cahaya putih merupakan cahaya polkromatik yang terdiri dari berbagai
panjang gelombang yang dapat bervibrasi ke segala arah.
Polarimetri ini dapat di identifikasi dengan menggunakan alat yang bernama
polarimeter. Polarimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya putaran berkas cahaya terpolarisasi oleh suatu zat optis aktif. Polarimeter
sendiri memiliki beberapa jenis, seperti polarimeter manual, semi otomatis dan juga
otomatis.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pada saat penjelasan mengenai
polarimeter lebih menjelaskan lebih dalam lagi mengenai rumus-rumusnya.
DAFTAR PUSTAKA
- http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195612061983032-
GEBI_DWIYANTI/POLARIMETRI.pdf
- http://rachmasafitripratama.blogspot.com/2013/01/dasar-teori - rotasi-optik.html
- https://kanalispolban.wordpress.com/laporan/spektrofotometri/laporan-polarimetri/
- Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.
- Matsjeh, Sabirin. 1983. Kimia Organik II. Jogjakarta : UNJ.
- Scribd.2010. Polarimetri. Http://www.scribd.com/doc/31438296/polarimetri
Diakses pada 07 januari 2016.
- Sumarna, dkk. 1990. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press.
- Wikipedia. 2010. Polarimeter. Http://www.wikipedia.org/wiki/polarimeter diakses
pada 07 januari 2016.

Anda mungkin juga menyukai