2. FITRIANA PUSPITA S (P27235020068) 3. HANNA WIDYAPUSPA A (P27235020069) 4. IBNU KAUTSAR Z (P27235020070) STERILISASI SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI A. PENDAHULUAN Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi pada umumnya. Secara pengertian mikro biologi tidak jauh berbeda dengan biologi itusendiri, hanya saja kata ‘’mikro’’ yang melekat pada mikrobiologi menimbulkan pengertian terhadap organisme yang memiliki ukuran kecil atau mikroskopi.Mikroba adalah jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut mikroorganisme atau jasad renik.Pengertian alat dan sterilisasi merupakan hal mendasar yang harus diketahui dan dikuasai karena yang terbebas dari mikroba disebut dengan steril. Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang siap pakai maupun medianya. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dan bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba, sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar. Oleh karena itu, bagi seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi karena merupakan dasar-dasar kerja dalam laboratoriummikrobiologi. Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agarsterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media.Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum sterilisasi alatdan bahan biakkan guna memberikan pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan keterampilan tentang tekikatau tatau cara sterilisasi dalam mkrobiologi . B TUJUAN Tujuan dalam praktikum sterilisasi alat dan bahan biakkan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui beberapa metode sterilisasi alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan mikrobiologis. 2. Untuk mengetahui dan memahami hal-hal penting yang harus diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan sterilisasi peralatan dalam pengamatan mikrobiologis menurut metode sterilisasi yang digunakan seperti sterilisasifisik dan kimiawi C. Sterilisasi secara Mekanik Pendahuluan / Prinsip Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat dalam suatu benda (alat ataupun bahan). Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah mematikan, menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada alat dan bahan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana aseptis. Di dalam sterilisasi secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditunjukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotic. Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, maka sterilisasi yang digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan. Di dalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling banyak digunakan adalah penggunaan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertentu pada saringan tersebut. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfillter, fisis terbagi menjadi 2 penyinaran dan pemanasan, sedangkan kimia adalah dengan menggunakan bahan kimia (desinfektan). Sterilisasi secara mekanik dengan menggunakan saringan berpori yang sangat kecil, biasanya berkisar (0.22 - 0.45 mikron), sehingga mikroba tertahan pada 12 saringan tersebut. Alat yang dikenal dengan mikrofilter tersebut berkerja dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum. Dimana pada sterilisasi ini: bakteri tertahan disaringan, virus tidak dapat tersaring, dan digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas dan mudah menguap, seperti vitamin, larutan enzim dan antibiotik, mikrofilter. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, petridish, tabung reaksi dan alat gelas lainnya Bahan yang digunakan adalah kapas, kain, kertas Cara Kerja Pada prosedur kerja sterilisasi secara mekanik beda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak fisik melalui penyaringan dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya. Cara sterilisasi secara mekanik ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi membrane filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khususnya jika digunakan berpasangan dengan system proses aseptic. D. Sterilisasi secara Kimiawi Pendahuluan / Prinsip Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, sel, protoplas dan menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh (Ahloowalia, B.S., Prakash, J., Savangikar, V.A., Savangikar, C., 2004). Teknik ini dilakukan secara aseptik dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap (Karyanti et al., 2018; Prakash S., Hoque M.I., 2004). Kultur jaringan sering disebut juga dengan kultur in vitro. Teori yang mendasari teknik kultur jaringan adalah teori sel oleh Schawann dan Scheleiden yang menyatakan sifat totipotensi sel (Yusnita, 2015). Setiap sel tanaman dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh pada kondisi lingkungan yang sesuai. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya. Manfaat dari teknik kultur jaringan adalah melestarikan sifat tanaman induk, menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama (Azizi, A.A.A., Roostika & Efendi, 2017), berperan dalam pembibitan tanaman (Sudrajad H, 2012), menghasilkan tanaman yang bebas virus (Basri, 2016), kegiatan konservasi atau pelestarikan plasma nutfah (Dewi, N., Dewi, I.S., Roostika, 2016), produksi metabolit sekunder (Basavaraju, R., 2011; Espinosa-Leal, C.A., Puente-Garza, C.A., Garcia-Lara, S., 2018), dan dapat menghasilkan varietas baru melalui rekayasa genetika (Purnamaningsih & Sukmadjaja, 2016). Kelebihan dari teknik kultur jaringan antara lain pengadaan bibit tidak tergantung musim, bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit), bibit yang dihasilkan seragam dan bebas penyakit (kultur meristem). Selain itu, biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah, dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama penyakit, dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki. Produksi metabolit sekunder tanaman dapat dilakukan tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.Teknologi kultur jaringan telah berkembang menjadi sarana untuk mempelajari sitologi, fisiologi, genetika dan biokimia tanaman, serta telah banyak diaplikasikan dalam kegiatan bioteknologi pertanian (Yusnita, 2015). Tahapan dalam kultur jaringan meliputi tahap persiapan, tahap pembuatan media dan tahap inokulasi eksplan. Tahap persiapan bertujuan untuk memastikan alat dan bahan telah tersedia. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam kultur jaringan adalah menciptakan kondisi aseptis, sehingga alat dan bahan yang akan digunakan harus disterlisasi. Tahap selanjutnya adalah pembuatan media. Media yang digunakan merupakan media buatan yang mengandung unsur hara makro, mikro, vitamin, sumber energi dan zat pengatur tumbuh. Tahap inokulasi eksplan adalah penanaman eksplan (bahan tanam) pada media. Kultur jaringan membutuhkan kondisi aseptis dan lingkungan yang terkontrol sehingga keberadaan laboratorium sangat diperlukan, namun saat ini sudah berkembang juga usaha kultur jaringan tanaman skala rumah tangga. Kultur jaringan telah menjadi bagian dalam kurikulum Perguruan Tinggi, namun beberapa perguruan tinggi tidak menyertakan kegiatan praktek dalam mata kuliah tersebut. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman dan skill mahasiswa dan tentu saja alumni tentang teknik kultur jaringan tanaman. Menurut (Wulandari et al., 2013), kultur jaringan juga sudah dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Atas (SMA), namun tidak disertai juga dengan kegiatan praktek. Selain itu, kultur jaringan masih asing bagi sebagian masyarakat karena masih terbatasnya informasi yang diperoleh terkait bioteknologi khususnya kultur jaringan tumbuhan. Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan kegiatan pengabdian pelatihan teknik kultur jaringan untuk para pemuda yang tergabung dalam himpunan alumni biologi. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkenalkan kultur jaringan sebagai bagian dari bioteknologi tanaman, meningkatkan pengetahuan dan skill alumni tentang kultur jaringan yang dapat diaplikasikan pada dunia kerja. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam kultur jaringan, yaitu alat pembuatan media kultur, alat penyiapan eksplan, alat penanaman (inokulasi) dan alat inkubasi Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan, yaitu bahan pembuatan media Murashige and Skoog (MS), bahan untuk sterilisasi eksplan, bahan untuk penanaman, bahan tanam (eksplan) berupa tunas anggrek in vitro, kotiledon kedelai, embrio, mata tunas krisan . Cara Kerja 1. Pembuatan media kultur 1. Pembuatan media kultur diawali dengan penimbangan bahan-bahan yang dibutuhkan yiatu medium MS (basal nutrient), vitamin (asam nikotinat, piridoksin-HCl, Thiamin-HCl), Myo-inositol, sukrosa, agar dan zat pengatur tumbuh (Benzyl Amino Purin/BAP,α-napthaleneacetic acid/NAA, 2,4-dichlorophenoxy acid/2,4-D). 2. Melakukan sterilisasi alat dan bahan menggunakan autoklaf 3. Multiplikasi anggrek menggunakan tunas in vitro 4. Melakukan sterilisasi eksplan (bahan tanam) yang akan digunakan 5. Induksi kalus dari kotiledon kedelai 6. Kultur embrio 7. Kultur organ (mata tunas) dari eksplan tanaman krisan E. KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa : 1. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. 2. Sterilisasi bertujuan agar alat atau bahan dalam keadaan steril sehingga tidak ada kontaminasi. 3. Agar efektif sterilisasi butuh waktu, kontak, suhu dengan sterilisasi uap, bertekanan tinggi. 4. Sterilisasi terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu mekanik, fisik, dan kimiawi. 5. Sterilisasi pada benda yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dengan cara pasteurisasi dan tyndalisasi. 6. Kelebihan dan kekurangan berbeda tergantung jenis sterilisasinya. F. DAFTAR PUSTAKA JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol. 4, No. 5, November 2020, Hal. 888-896 e-ISSN 2614-5758 | p-ISSN 2598-8158 Ahloowalia, B.S., Prakash, J., Savangikar, V.A., Savangikar, C. (2004). Plant Tissue Culture. Low Cost Options For Tissue Culture Technology in Developing Countries, August 2002, 3–10. Azizi, A.A.A., Roostika, I., & Efendi, D. (2017). Multiplikasi Tunas In Vitro Berdasarkan Jenis Eksplan Pada Enam Genotipe Tebu (Saccharum officinarum L.) / The In Vitro Shoots Multiplication Based on Explants Type on Six Sugarcane (Saccharum officinarum L.) Genotypes. Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 23(2), 90–97. Yusnita. (2015). Kultur Jaringan Tanaman Sebagai Teknik Penting Bioteknologi Untuk Menunjang Pembangunan Pertanian. In Penerbit Aura Publishing. Penerbit Aura Publishing Karyanti, K., Kristianto, Y. G., Khairiyah, H., Novita, L., Sukarnih, T., Rudiyana, Y., & Sofia, D. Y. (2018). Pengaruh Wadah Kultur Dan Konsentrasi Sumber Karbon Pada Perbanyakan Kentang Atlantik Secara In Vitro. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI), 5(2), 177. https:// doi.org/10.29122/jbbi.v5i2.3012 https://www.academia.edu/40350080/MAKALAH_STERILISASI https://123dok.com/document/qvrl4kly-laporan-praktikum-mikrobiologi-sterili.html