Setiap benda yang bersentuhan dengan kultur sel harus steril, baik yang
berkontak langsung, misalnya pipet untuk memindahkan sel maupun yang tidak kontak
langsung, misalnya wadah yang digunakan sementara untuk menyimpan reagen steril
sebelum masuk ke media yang steril. Apabila sterilisasi peralatan terasa sulit, maka
penggunaan alat sekali pakai dapat dilakukan untuk mempersingkat waktu. Selain itu,
penyimpanan alat sekali pakai itu harus diperhatikan dengan baik dan jangan sampai
kemasannya terbuka sebelum waktu ingin digunakan (Gibco, 2020)
dengan menggunakan sarung tangan yang ada di bagian depan biosafety cabinet
kelas III (» Biosafety Cabinet, 2021).
Media adalah kata jamak dari medium yang bermakna substrat yang berisi
campuran nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Seperti
Kultur Sel Program Studi Teknik Bioproses
Dalam membuat media pertumbuhan atau media kultur, ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, antara lain bahan baku air yang harus menggunakan air destilasi
dengan kontaminasi mikroorganisme tidak lebih dari 1000 CFU/ml dan lebih baik
jika di bawah 10 CFU/ml. Selain itu, penimbangan media pertumbuhan, konsentrasi
agar, proses pelarutan agar, ketebalan agar, serta luas cawan yang digunakan juga
perlu diperhatikan. Volume yang cukup untuk cawan petri berdiameter 9 cm adalah
media sebanyak 12-15 ml. Lalu media agar juga harus diperhatikan agar tidak
sampai overheating saat dicairkan kembali. Derajat keasaman atau pH juga perlu
diperhatikan agar sesuai persyaratan, yaitu kurang lebih 0,2 pH unit.
a. Berdasarkan sifat fisik: Medium padat, medium cair, dan medium setengah
padat.
b. Berdasarkan komposisi bahan: Media sintetik dan media kompleks.
c. Berdasarkan tujuan: Media isolasi, media selektif, media pengkaya, media
peremajaan kultur, media dasar tanpa nutrisi.
Beberapa media pertumbuhan yang biasa digunakan dalam kultur sel, antara
lain:
1) Minimum Essential Medium (MEM), salah satu media kultur yang kompleks.
MEM mengandung asam amino, garam, glukosa, dan vitamin.
2) Basal Medium Eagle (BME), yaitu medium kultur sintetik yang banyak
digunakan untuk kultur sel, dikembangkan oleh Harry Eagle.
3) McCoy’s 5A Medium
4) Medium 199
5) Media Roswell Park Memorial Institute (RPMI) 1640
2. Prosedur Pensterilan
Sterilisasi dengan metode ini artinya sterilisasi dengan uap air bertekanan.
Metode ini adalah metode yang paling umum dilakukan di laboratorium dan rumah
Kultur Sel Program Studi Teknik Bioproses
sakit. Alat yang digunakan adalah autoklaf, umumnya material yang disterilkan
berupa medium, air, dan sebagainya.
Sterilisasi dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan alat berupa oven
selama 2 jam. Material yang disterilisasikan biasanya berupa padatan, misalnya
Kultur Sel Program Studi Teknik Bioproses
gelas atau logam. Hal ini dikarenakan suhu maksimum cairan sebesar 100°C.
Metode ini lebih efektif untuk diterapkan pada padatan yang tidak meleleh pada
suhu oven (160-170°C atau di atasnya).
Metode ini dapat mematikan mikroorganisme karena suhu yang tinggi akan
menyebabkan lisis atau pecah pada membran. Mekanisme lain yang mungkin
terjadi akibat suhu tinggi adalah denaturasi pada critical enzyme. Kekurangan dari
metode ini adalah tidak dapat diterapkan pada alat seperti alat bedah karena akan
menyebabkan alat tersebut menjadi tumpul apabila dilakukan berkali-kali (Gozan,
2015).
Agar tetap steril sebelum nantinya digunakan kembali, alat harus disimpan
dengan baik, langkahnya adalah alat yang sudah disterilkan dikeluarkan dari autoklaf
atau dari oven. Setelah itu, alat yang sudah steril dimasukkan ke dalam lemari kaca.
Setiap harinya perlu dilakukan pengecekan tanggal kadaluwarsaa alat dan media.
Apabila sudah tanggal kadaluwarsa, maka alat harus segera disterilkan kembali. Ruang
penyimpanan atau pintu lemari kaca harus selalu dalam keadaan tertutup dengan suhu
ruang 18-22°C. Kelembaban dan tekanan udara juga harus sesuai.
Walau sebaiknya media kultur harus menggunakan media yang masih segar
atau fresh, tetapi ada saatnya perlu disimpan media jadi yang siap pakai. Untuk media
jadi, penyimpanannya berbeda dengan penyimpanan alat. Media jadi pada cawan
sebaiknya disimpan dalam posisi terbalik dan ditumpuk tidak lebih dari tigas cawan.
Media tersebut disimpan pada suhu 5-8°C dan disarankan tidak disimpan lebih dari 2-
4 minggu untuk media cawan dan 3-6 bulan untuk media cair. Apabila media sudah
ditambahkan suplemen, sebaiknya dipakai di hari yang sama dan jangan disimpan .
Penyimpanan media di suhu yang lebih tinggi membuat media tersebut tidak tahan
lama. Maka dari itu, dianjurkan menyimpan media di suhu yang rendah (Hafsan, 2014).
memasuki laboratorium seseorang perlu menggunakan alat pelindung diri (APD). Alat
pelindung diri (APD) ini, antara lain sarung tangan, jas laboratorium, penutup sepatu,
sepatu bot, pelindung wajah, kacamata pengaman, masker, dll.
3. Penanganan Diri Setelah Terkena Kontaminan
Apabila kita terpapar oleh kontaminan, maka harus segera dilakukan
dekontaminasi. Jika yang terpapat adalah mata, maka harus segera dilakukan perawatan
dekontaminasi mata dengan menggunakan air untuk mencegah penyebaran
kontaminasi dari satu area ke area lain. Untuk dekontaminasi kulit, tidak boleh
menggunakan detergen karena perawatan yang dilakukan harus dengan cara yang aman
bagi kulit. Untuk dekontaminasi pakaian, pakaian yang terkontaminasi perlu
dipindahkan secepatnya dan diletakkan di wadah tertentu.
Apabila terjadi kontaminasi di area kerja, dekontaminasi dapat dilakukan
dengan membasahi daerah yang terkena tumpahan termasuk wadah yang rusak dengan
menggunakan desinfektan lalu mendiamkannya selama 10 menit. Setelah itu, dapat
membasuh area kerja dengan menggunakan tisu atau lap dengan tetap menggunakan
sarung tangan.
kesalahan yang mungkin terjadi, contohnya menjatuhkan atau merusak alat karena
terlalu terburu-buru.
Kultur Sel Program Studi Teknik Bioproses
Referensi
Andiana, M., Rachmawati, Y., & Andayani, S. S. (2017). Kultur Sel Baby Hamster Kidney
(Bhk) Menggunakan Media Dulbecco's Modified Eagle Medium
(Dmem). Biotropic, 1(1), 10-17.
Biosafetycabinet.co.id. 2021. » Biosafety Cabinet. [online] Available at:
<https://www.biosafetycabinet.co.id/biosafety-cabinet/> [Accessed 27 February 2021].
Choudhary, A. (2021) Difference Between Aseptic and Sterile Conditions,
Pharmaguideline.com. Available at:
https://www.pharmaguideline.com/2017/10/difference-between-aseptic-and-sterile-
area.html (Accessed: 22 February 2021).
Fox Valley Dental. 2017. Heat Sterilization - Fox Valley Dental. [online] Available at:
<https://foxvalleydental.com/heat-sterilization/> [Accessed 27 February 2021].
Gozan, M., 2015. Pengantar Teknologi Bioproses. Penerbit Erlangga, pp.76-78.
H, Hafsan, 2014. Mikrobiologi Analitik. Makassar: Alauddin University Press, pp.62-74.
Invitrogen Gibco, 2020. Cell Culture Basics Handbook.
Medicalogy. 2021. Macam - Macam Reagen Laboratorium dan Fungsinya. [online] Available
at: <https://www.medicalogy.com/blog/reagen-laboratorium-dan-fungsinya/>
[Accessed 22 February 2021].
Microbeonline.com. 2013. [online] Available at: <https://microbeonline.com/moist-heat-
sterilization-definition-principle-advantages-disadvantages/> [Accessed 27 February
2021].
Microbeonline.com. 2019. [online] Available at: <https://microbeonline.com/biological-
safety-cabinet-bsc-types-working-mechanism/> [Accessed 27 February 2021].
n.d. The Complete Guide To Cell Culture. [ebook] Proteintech Group. Available at:
<https://www.ptglab.com/media/4457/the-complete-guide-to-cell-culture.pdf>
[Accessed 26 February 2021].
Rsuharapanibu.co.id. 2021. [online] Available at: <https://www.rsuharapanibu.co.id/wp-
content/uploads/2019/07/TEKNIK-ASEPTIK.pdf> [Accessed 27 February 2021].
Setiawan, E., n.d. Arti kata kultur2 - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. [online]
Kbbi.web.id. Available at: <https://kbbi.web.id/kultur-2> [Accessed 26 February
2021].
Thermofisher.com. 2021. Cell Culture Reagents | Thermo Fisher Scientific - UK. [online]
Available at: <https://www.thermofisher.com/id/en/home/life-science/cell-
culture/mammalian-cell-culture/reagents.html> [Accessed 27 February 2021].