Sumber :
http://www.solvents.basf.com/portal/load/fid245442/n-BUTANOL;
Perry, Robert H. (1997). Perry’s Chemical Engineers’ Handbook. 7th Edition. New York:
McGraw-Hill
a. n-Butanol dialirkan di pipa dalam atau annulus?
• Penentuan tempat pengaliran fluida didasarkan pada besarnya
laju alir fluida (W). Fluida dengan laju alir yang besar
membutuhkan area alir yang besar pula (Kern, D., 1965). Maka
dari itu, perlu dilakukan perhitungan mengenai laju alir fluida
dan area alir fluida.
▪ Menghitung laju alir xilena
• Diketahui bahwa diameter pipa luar (Do) apabila dikonversikan 𝑊𝑐 . 𝐶𝑝𝑐 . 𝑇𝑐,𝑜 − 𝑇𝑐,𝑖 = 𝑊ℎ . 𝐶𝑝ℎ . 𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇ℎ,𝑜
dalam satuan inci sekitar 3 inci dan diameter pipa dalam (Di) 𝑊ℎ . 𝐶𝑝ℎ . 𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇ℎ,𝑜
𝑊𝑐 =
sekitar 2 inci. Dapat dilihat pada tabel 6.2 buku Process Heat 𝐶𝑝𝑐 . 𝑇𝑐,𝑜 − 𝑇𝑐,𝑖
Transfer karya Donald Q. Kern, bahwa area alir pipa > area alir 4500
𝑘𝑔
. 2635,325
𝐽
. 77 − 60 ℃
ℎ𝑟 𝑘𝑔. ℃
annulus 𝑊𝑐 =
𝐽
1816 . 65 − 37 ℃
𝑘𝑔. ℃
𝑘𝑔 𝑙𝑏
𝑊𝑐 ≈ 3965 ≈ 8741
ℎ𝑟 ℎ𝑟
Karena laju alir n-butanol (4500 kg/hr) > laju alir
xilena (3965 kg/hr), maka n-butanol sebaiknya
dialirkan di pipa dalam. Dan xilena di annulus.
b. Faktor pengotor (Rd) dan penurunan tekanan (∆P)?
1. Menghitung kalor atau panas di APK (Q) 2. LMTD (Pers. 5.14 Kern, hlm. 89)
𝑄ℎ = 𝑊ℎ . 𝐶𝑝ℎ . 𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇ℎ,𝑜 𝑇ℎ,𝑖−𝑇𝑐,𝑜 −(𝑇ℎ,𝑜−𝑇𝑐,𝑖)
𝐿𝑀𝑇𝐷 = ∆𝑡 = 𝑇ℎ,𝑖−𝑇𝑐,𝑜
𝑙𝑏 𝐵𝑇𝑈 ln
(𝑇ℎ,𝑜−𝑇𝑐,𝑖)
𝑄ℎ = 9921 . 0,63 . 170,6 − 140 ℉
ℎ𝑟 𝑙𝑏. ℉ 170,6−149 −(140−98,6)
𝐵𝑇𝑈 ∆𝑡 = 170,6−149
𝑄ℎ ≈ 191.257 ln
ℎ𝑟 (140−98,6)
21,6 −(41,4)
∆𝑡 = 21,6 = 30,43°𝐹
ln
(41,4)
𝑙𝑏
𝐷𝑒 .𝐺𝑎 0,136 𝑓𝑡×416.067
ℎ𝑟.𝑓𝑡2
𝑅𝑒𝑎 = = ≈ 38.922
𝜇 1,451 lb/ft.hr
4. Heat Transfer Factor (grafik di gambar 28 Kern, hlm. 838)
𝐽𝐻 ≈ 110
Grafik yang menunjukkan hubungan Re dan JH untuk annulus
3. Koefisien Perpindahan Kalor (ho, hi, hio)
hr.ft .°F
lb
Di .Gp (0,173885 ft)(417.598
hr.ft2
)
Rep = =
μ 2,352 lb/ft.hr ID Btu 0,17 ft
hio = hi = (118,8 )
Rep ≈ 30.873 OD hr.ft2 .°𝐹 0,255 ft
Btu
4. Heat Transfer Factor hio ≈ 80,7 2
hr.ft .°F
JH = 87
Grafik yang menunjukkan hubungan Re dan JH untuk pipa
b. Faktor pengotor (Rd) dan penurunan tekanan (∆P)?
4. Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Bersih (UC)
h .h (80,7)(139) Btu
UC = h io+ho = UC ≈ 51,06 hr.ft .°𝐹
2
io o 80,7+139
hr.ft .°𝐹
𝐵𝑇𝑈
191.257
5. Faktor pengotoran (RD)
𝑄
Area: 𝐴 = = Btu2
ℎ𝑟
= 129,367 𝑓𝑡 2
𝑈𝐷 .∆𝑡 48,6 .30,43°𝐹
hr.ft .°𝐹
1 1 1 1
129,367 𝑓𝑡 2 𝑅𝑑 = − = −
Panjang yang diperlukan = ≈ 208 𝑓𝑡 𝑈𝐷 𝑈𝐶 50,516 51,06
0,622
𝑅𝑑 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟏
➢ Diketahui bahwa digunakan 5 APK dengan panjang 6 m (20 ft), maka:
𝐴𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 200 𝑙𝑖𝑛 𝑓𝑡 × 0,622 ≈ 124,4 𝑓𝑡 2
b. Faktor pengotor (Rd) dan penurunan tekanan (∆P)?
Cold Fluid; Annulus; Xilena
Flow Area
Hot Fluid; Inner Pipe; n-Butanol
D′e = D2 − D1 = 0,255906 ft − 0,19685 𝑓𝑡 = 0,059056 ft
Reynold Number
Reynold Number
Rep = 30.873
𝑙𝑏
0,059056 ft 416.067
De ′.Ga ℎ𝑟.𝑓𝑡2
Re′ = = ≈ 16.922 Friction Factor
μ 1,452 lb/ft.hr
0.264 0.264
Friction Factor f = 0.0035 + D.G = 0.0035 + 0.42 = 0.0069
( )0.42 (0.17 ft)(450945.45
lb
)
μ hr.ft2
0,264
f = 0,0035 + (Re′)0,42 = 0.0079 2,352 lb/ft.hr
𝑙𝑏 • Penurunan Tekanan
416.067
Ga ℎ𝑟.𝑓𝑡2
V= 3600ρ
= lb = 2,165 ft/s 48.137𝑙𝑏
𝟑𝟔𝟎𝟎(53,376 3)
ft ΔFp × 𝜌 (1.68 𝑓𝑡)( 𝑓𝑡3 )
∆P = = = 𝟎. 𝟒𝟖𝟏 𝐩𝐬𝐢
3.V2 144 144
Fa = 2.g
= 0.218 ft
(ΔFa +Fa )ρ
∆P = = 𝟏, 𝟓𝟐𝟗 𝐩𝐬𝐢
144
c. Apa yang akan terjadi pada Rd dan ∆P jika posisi
mengalirnya kedua fluida dipertukarkan?
Pada soal jenis aliran adalah counter flow, ditandai
dengan suhu fluida panas yang keluar lebih kecil dari suhu
fluida dingin yang keluar (𝑇ℎ𝑜 < 𝑇𝑐𝑜 ), sesuai dengan gambar
13.1 buku Heat Transfer Cengel. Apabila arah aliran
dipertukarkan menjadi parallel flow, maka:
• Suhu fluida dingin yang keluar tidak akan melampaui
suhu fluida panas yang keluar
• Suhu berpengaruh pada besar kalor, dan ∆t yang dapat
mempengaruhi koefisien perpindahan kalor kotor dan
mempengaruhi factor pengotoran.
• Penurunan tekanan juga bisa berubah, bisa menjadi
lebih besar. Dimana keadaan ini tidak menguntungkan
karena akan meningkatkan pumping power dan
mempengaruhi biaya listrik yang diperlukan.