Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mandiri

Alat Penukar Kalor


Oleh: Miranthy Cinthya R (1906302195)
Program Studi Teknik Bioproses
05
Xilena keluar dari tangki penyimpanan pada suhu 37°C akan dipanaskan hingga
suhu 65°C. Untuk keperluan ini digunakan 4500 kg/jam n-Butanol yang akan
mengalami perubahan suhu dari 77°C menjadi 60°C. Untuk mempertukarkan kalor
di antara kedua fluida tersebut diputuskan untuk menggunakan 5 (lima) alat
penukar kalor (APK) pipa ganda yang disusun seri masing-masing dengan panjang 6
m. Diameter pipa pada APK adalah 78 mm dan 53 mm.
Tentukan:
a. Dimanakah n-Butanol sebaiknya dialirkan (pipa dalam atau anulus)? Berikan justifikasi.
b. Faktor pengotor dari APK dan penurunan tekanan yang terjadi pada APK.
c. Jika posisi mengalirnya kedua fluida dipertukarkan, apa yang terjadi dengan factor pengotor dan
penurunan tekanan APK?
PEMBAHASAN
Diketahui: Ditanya:
• APK pipa ganda a) n-Butanol dialirkan di pipa dalam atau annulus?
• 𝑛=5
b) Faktor pengotor (Rd) dan penurunan tekanan (∆P)?
c) Rd dan ∆P jika posisi mengalirnya kedua fluida dipertukarkan?
• 𝑙 = 6 𝑚 = 19,685 𝑓𝑡
Asumsi:
• 𝐷𝑜 = 78 𝑚𝑚 = 3,07087 𝑖𝑛𝑐ℎ = 0,255906 𝑓𝑡
• 𝐷𝑖 = 53 𝑚𝑚 = 2,08661 𝑖𝑛𝑐ℎ = 0,173885 𝑓𝑡
• Pipa besi
• Counter flow (𝑇ℎ𝑜 < 𝑇𝑐𝑜 )
• Xilena (Cold fluid): • Tebal pipa 7 mm, sehingga 𝐷𝑖𝑜 = 60 𝑚𝑚 = 2,3622 𝑖𝑛𝑐ℎ = 0,19685𝑓𝑡
𝑇𝑐𝑖 = 37℃ = 98,6℉ Skema:
𝑇𝑐𝑜 = 65℃ = 149℉
Dio
• n-Butanol (Hot fluid): Di
Di Fluida panas
𝑇ℎ𝑖 = 77℃ = 170,6℉
Do
𝑇ℎ𝑜 = 60℃ = 140℉
Fluida dingin
𝑘𝑔 𝑙𝑏
𝑊ℎ = 4500 ℎ𝑟 ≈ 9921 ℎ𝑟
Fluid Properties

Fluida ρ [lb/ft^3] µ [lb/ft.hr] Cp [BTU/lb k [BTU/hr.ft. °F]


°F]
Xilena 53,376 1,452 0,43 0,09

n-Butanol 48,137 2,352 0,63 0,095

Sumber :
http://www.solvents.basf.com/portal/load/fid245442/n-BUTANOL;
Perry, Robert H. (1997). Perry’s Chemical Engineers’ Handbook. 7th Edition. New York:
McGraw-Hill
a. n-Butanol dialirkan di pipa dalam atau annulus?
• Penentuan tempat pengaliran fluida didasarkan pada besarnya
laju alir fluida (W). Fluida dengan laju alir yang besar
membutuhkan area alir yang besar pula (Kern, D., 1965). Maka
dari itu, perlu dilakukan perhitungan mengenai laju alir fluida
dan area alir fluida.
▪ Menghitung laju alir xilena
• Diketahui bahwa diameter pipa luar (Do) apabila dikonversikan 𝑊𝑐 . 𝐶𝑝𝑐 . 𝑇𝑐,𝑜 − 𝑇𝑐,𝑖 = 𝑊ℎ . 𝐶𝑝ℎ . 𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇ℎ,𝑜
dalam satuan inci sekitar 3 inci dan diameter pipa dalam (Di) 𝑊ℎ . 𝐶𝑝ℎ . 𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇ℎ,𝑜
𝑊𝑐 =
sekitar 2 inci. Dapat dilihat pada tabel 6.2 buku Process Heat 𝐶𝑝𝑐 . 𝑇𝑐,𝑜 − 𝑇𝑐,𝑖
Transfer karya Donald Q. Kern, bahwa area alir pipa > area alir 4500
𝑘𝑔
. 2635,325
𝐽
. 77 − 60 ℃
ℎ𝑟 𝑘𝑔. ℃
annulus 𝑊𝑐 =
𝐽
1816 . 65 − 37 ℃
𝑘𝑔. ℃

𝑘𝑔 𝑙𝑏
𝑊𝑐 ≈ 3965 ≈ 8741
ℎ𝑟 ℎ𝑟
Karena laju alir n-butanol (4500 kg/hr) > laju alir
xilena (3965 kg/hr), maka n-butanol sebaiknya
dialirkan di pipa dalam. Dan xilena di annulus.
b. Faktor pengotor (Rd) dan penurunan tekanan (∆P)?

1 1 Pers. 6.12 Kern,


𝑅𝑑 = 𝑈 − 𝑈
𝐷 𝐶 halaman 108

1. Menghitung kalor atau panas di APK (Q) 2. LMTD (Pers. 5.14 Kern, hlm. 89)
𝑄ℎ = 𝑊ℎ . 𝐶𝑝ℎ . 𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇ℎ,𝑜 𝑇ℎ,𝑖−𝑇𝑐,𝑜 −(𝑇ℎ,𝑜−𝑇𝑐,𝑖)
𝐿𝑀𝑇𝐷 = ∆𝑡 = 𝑇ℎ,𝑖−𝑇𝑐,𝑜
𝑙𝑏 𝐵𝑇𝑈 ln
(𝑇ℎ,𝑜−𝑇𝑐,𝑖)
𝑄ℎ = 9921 . 0,63 . 170,6 − 140 ℉
ℎ𝑟 𝑙𝑏. ℉ 170,6−149 −(140−98,6)
𝐵𝑇𝑈 ∆𝑡 = 170,6−149
𝑄ℎ ≈ 191.257 ln
ℎ𝑟 (140−98,6)

21,6 −(41,4)
∆𝑡 = 21,6 = 30,43°𝐹
ln
(41,4)

Kern, D.Q., 1997. Process heat transfer. Tata McGraw-Hill Education.


3. Koefisien Perpindahan Kalor (ho, hi, hio)

Cold Fluid; Annulus; Xilena


1. Flow Area Annulus (Pers. 6.3 Kern)
𝜋 𝐷𝑜 2 −𝐷𝑖𝑜 2 𝐷𝑜 = 78 𝑚𝑚 = 0,255906 𝑓𝑡
𝑎𝑎 = 4
𝐷𝑖𝑜 = 60 𝑚𝑚 = 0,19685𝑓𝑡
5. Koefisien Perpindahan Panas
(𝜋((0,255906 ft)2 −(0,19685 ft)2 ) 1
𝑎𝑎 = ≈ 0,021 𝑓𝑡 2 𝑘 𝑐.𝜇 3
4
ℎ𝑜 = 𝐽𝐻
𝐷𝑒 𝑘
𝐷𝑜 2 −𝐷𝑖𝑜 2 (0,255906 ft) 0,19685 ft)
2 −( 2
𝐷𝑒 = = ≈ 0,136 𝑓𝑡
𝐷𝑖𝑜 0,19685 ft 1
𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢 3
2. Kecepatan Massa 0,09
ℎ𝑟.𝑓𝑡.℉ (0,43
𝑙𝑏.℉
).(1,452 lb/ft.hr)
ho = (135) 𝐵𝑡𝑢
0,136 𝑓𝑡 0,09
𝑊𝑐 8741 𝑙𝑏/ℎ𝑟 𝑙𝑏 ℎ𝑟.𝑓𝑡.℉
𝐺𝑎 = = ≈ 416.067 ℎ𝑟.𝑓𝑡 2
𝑎𝑎 0,021 𝑓𝑡 2
Btu
ho ≈ 139 2

3. Reynold Number hr.ft (°F)

𝑙𝑏
𝐷𝑒 .𝐺𝑎 0,136 𝑓𝑡×416.067
ℎ𝑟.𝑓𝑡2
𝑅𝑒𝑎 = = ≈ 38.922
𝜇 1,451 lb/ft.hr
4. Heat Transfer Factor (grafik di gambar 28 Kern, hlm. 838)
𝐽𝐻 ≈ 110
Grafik yang menunjukkan hubungan Re dan JH untuk annulus
3. Koefisien Perpindahan Kalor (ho, hi, hio)

Hot Fluid; Inner Pipe; n-Butanol


5. Koefisien Perpindahan Panas
1. Flow Area Pipa 𝐷𝑖 = 53 𝑚𝑚 = 0,173885 𝑓𝑡
1
π(D2i ) π(0,173885 ft)2 k c.μ 3
ap = = = 0.024 ft 2 hi = JH
4 4 Dc k

2. Kecepatan Massa 𝐵𝑡𝑢


1
𝐵𝑡𝑢 3
0,095
ℎ𝑟.𝑓𝑡.℉ (0,63
𝑙𝑏.℉
).(2,352 lb/ft.hr)
9.921
lb
lb
ℎ𝑖 = (87) 𝐵𝑡𝑢
0,173885 𝑓𝑡 0,095
Gp = Wh = hr
≈ 417.598 ℎ𝑟.𝑓𝑡.℉
ap 0,024 ft2 hr.ft2
Btu
3. Reynold Number hi ≈ 118,8 2

hr.ft .°F
lb
Di .Gp (0,173885 ft)(417.598
hr.ft2
)
Rep = =
μ 2,352 lb/ft.hr ID Btu 0,17 ft
hio = hi = (118,8 )
Rep ≈ 30.873 OD hr.ft2 .°𝐹 0,255 ft
Btu
4. Heat Transfer Factor hio ≈ 80,7 2

hr.ft .°F

JH = 87
Grafik yang menunjukkan hubungan Re dan JH untuk pipa
b. Faktor pengotor (Rd) dan penurunan tekanan (∆P)?
4. Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Bersih (UC)
h .h (80,7)(139) Btu
UC = h io+ho = UC ≈ 51,06 hr.ft .°𝐹
2

io o 80,7+139

5. Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Kotor (UD)


Asumsi bahwa R d = 0,001
𝐵𝑇𝑈
𝑄 191.257
1 1 𝑈𝐷 = = ℎ𝑟
= Btu
2
+ 0,001 𝐴𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 2
× ∆𝑡 124,4 𝑓𝑡 . 30,43°𝐹
𝑈𝐷 51,06 ft
hr. .°𝐹
Btu 𝑈𝐷 = 50,516
𝑈𝐷 ≈ 48,6 2

hr.ft .°𝐹
𝐵𝑇𝑈
191.257
5. Faktor pengotoran (RD)
𝑄
Area: 𝐴 = = Btu2
ℎ𝑟
= 129,367 𝑓𝑡 2
𝑈𝐷 .∆𝑡 48,6 .30,43°𝐹
hr.ft .°𝐹
1 1 1 1
129,367 𝑓𝑡 2 𝑅𝑑 = − = −
Panjang yang diperlukan = ≈ 208 𝑓𝑡 𝑈𝐷 𝑈𝐶 50,516 51,06
0,622
𝑅𝑑 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟏
➢ Diketahui bahwa digunakan 5 APK dengan panjang 6 m (20 ft), maka:
𝐴𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 200 𝑙𝑖𝑛 𝑓𝑡 × 0,622 ≈ 124,4 𝑓𝑡 2
b. Faktor pengotor (Rd) dan penurunan tekanan (∆P)?
Cold Fluid; Annulus; Xilena

Flow Area
Hot Fluid; Inner Pipe; n-Butanol
D′e = D2 − D1 = 0,255906 ft − 0,19685 𝑓𝑡 = 0,059056 ft
Reynold Number
Reynold Number
Rep = 30.873
𝑙𝑏
0,059056 ft 416.067
De ′.Ga ℎ𝑟.𝑓𝑡2
Re′ = = ≈ 16.922 Friction Factor
μ 1,452 lb/ft.hr
0.264 0.264
Friction Factor f = 0.0035 + D.G = 0.0035 + 0.42 = 0.0069
( )0.42 (0.17 ft)(450945.45
lb
)
μ hr.ft2
0,264
f = 0,0035 + (Re′)0,42 = 0.0079 2,352 lb/ft.hr

Mass Velocity Mass Velocity


4.f.Ga2 .L lb 2
ΔFa = 2.g.ρ2.D ′ = 3,9 ft 4.f.Ga2 .L 4(0.0068)(450945.45
hr.ft2
) (100)
e ΔFp = 2.g.ρ2 .D
= 𝑓𝑡 48.137𝑙𝑏 2
= 1.439 𝑓𝑡
2(417312000 ) (0.17 ft)
Penurunan Tekanan ℎ𝑟2 𝑓𝑡3

𝑙𝑏 • Penurunan Tekanan
416.067
Ga ℎ𝑟.𝑓𝑡2
V= 3600ρ
= lb = 2,165 ft/s 48.137𝑙𝑏
𝟑𝟔𝟎𝟎(53,376 3)
ft ΔFp × 𝜌 (1.68 𝑓𝑡)( 𝑓𝑡3 )
∆P = = = 𝟎. 𝟒𝟖𝟏 𝐩𝐬𝐢
3.V2 144 144
Fa = 2.g
= 0.218 ft

(ΔFa +Fa )ρ
∆P = = 𝟏, 𝟓𝟐𝟗 𝐩𝐬𝐢
144
c. Apa yang akan terjadi pada Rd dan ∆P jika posisi
mengalirnya kedua fluida dipertukarkan?
Pada soal jenis aliran adalah counter flow, ditandai
dengan suhu fluida panas yang keluar lebih kecil dari suhu
fluida dingin yang keluar (𝑇ℎ𝑜 < 𝑇𝑐𝑜 ), sesuai dengan gambar
13.1 buku Heat Transfer Cengel. Apabila arah aliran
dipertukarkan menjadi parallel flow, maka:
• Suhu fluida dingin yang keluar tidak akan melampaui
suhu fluida panas yang keluar
• Suhu berpengaruh pada besar kalor, dan ∆t yang dapat
mempengaruhi koefisien perpindahan kalor kotor dan
mempengaruhi factor pengotoran.
• Penurunan tekanan juga bisa berubah, bisa menjadi
lebih besar. Dimana keadaan ini tidak menguntungkan
karena akan meningkatkan pumping power dan
mempengaruhi biaya listrik yang diperlukan.

Arah aliran pada APK pipa ganda


Sumber: (Cengel, 2014)
REFERENSI
Çengel Y.A., et. al., 2014. Heat and Mass Transfer: Fundamentals and Applications.
McGraw-Hill Higher Education.
https://www.google.com/amp/s/cheguide.com/double_pipe.html
Kern, D.Q., 1997. Process heat transfer. Tata McGraw-Hill Education
Perry, Robert H. (1997). Perry’s Chemical Engineers’ Handbook. 7th Edition. New
York: McGraw-Hill
Zacharias, P. and Pancoko, M., 2011. Perekayasaan Heat Exchanger Sebagai
Pemanas Umpan UF6 Ke Reaktor Rotary Kiln.
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai