Anda di halaman 1dari 25

SIKLUS CARNOT DAN ENTROPI

SEBAGAI FUNGSI VARIABEL SISTEM


Oleh
SITI MASRIFAH
Dosen Pengampu : Jumriana Rahayu.N,S.Pd.,M.Si
Siklus Carnot

Siklus carnot di temukan pada tahun 1824 oleh


seorang insinyur berkebangsaan Prancis, Nicolas
Leonardi Sadi Carnot, memperkenalkan metode
baru untuk meningkatkan efisiensi suatu mesin
berdasarkan siklus usaha, metode efesiensi Sadi
Carnot ini dikenl dengan nama Siklus Carnot.
Siklus carnot adalah Gabungan proses-proses
yang akan kembali ke keadaan semula.
Carnot terdiri dari empat proses yaitu 2 proses
adiabatik dan 2 proses isotermik.
Continue...

AB dan CD adalah proses isotermik, sedangkan BC dan DA adalah proses


diabatik.proses AB menyerap kalor Q₁ dan saat proses CD melepas kalor sisa Q₂.
selama siklus terjadi menghasilkan usaha.
Dan berlaku hubungan seperti persamaan berikut :

W = Q₁– Q₂
Proses Siklus Carnot
1. Proses AB aalah pemuaian isotermal
pada suhu T₁ . Pada proses ini sistem
menyerap kalor Q₁ dari reservoir
bersuhu tinggi T₁ dan melakukan
usaha Wᴀᴃ.
2. Proses BC adalah pemuaian adibatik.
Selama proses ini berlangsung suhu
sistem turun dari T₁ menjadi T₂
sambil melakukan usaha Wᴃᴄ.
3. Proses CD adalah pemampatan
isoternal pada suhu T₂. Pada proses
ini sistem meneria usaha Wᴄᴅ dan
melepas kalor Q₂ ke reservoir
bersuhu rendah T₂.
4. Proses DA adalah pemampaan
adibatik. Selama proses ini suhu
sistem naik dari T₂ menjadi T₁ akibat
menerima usaha Wᴅᴀ.
Aplikasi Siklus Carnot

 Heat Pump / pompa kalor


mesin kalor mirip dengan alat yang mengubah kalor
menjadi kerja, seperti mesin uap, mesin jahit, sel
elektrokimia
 Refrigerator
refrigerator dan heat pump pda dasarnya merupakan
peralatan yang sama, refrigerator dan heat pump berbeda
hanya tujuannya saja. Refrigerator adalah mengambil kalor
(QC) dari medium bersuhu rendah (mempertahankan ruang
tetap dingin.
Contohnya: air conditioner, refrigerator
Siklus Carnot dapat dibuat suatu mesin yang dapat memanfaatkan
suatu aliran kalor.

Mesin kalor menyerap kalor dari reservoir bersuhu tinggi T1 sebesar Q1. mesin
menghasilkan kerja sebesar W dan membuang sisa kalornya ke reservoir bersuhu
rendah T1 sebesar Q1. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa tidak ada sebuah mesin
yang memanfaatkan semua aklor yang diserap Q1untuk melakukan kerja W. Pasti selalu
ada yang terbuang, Artinya setiap mesinkalor selalu memiliki efisiensi.
Continue...
Efisiensi mesin kalor

Jika distibtusikan W dapat diperoleh


persamaan

Untuk siklus carnot berlaku hubungan


sehingga efisiensi mesin carnot dapat
dinyatakan :
Keterangan :
Ƞ = efesiensi mesin carnot
T₁ = suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T₂ = suhu reservoir bersuhu rendah (K)
Contoh Soal

1. Dalam suatu siklus mesin carnot, suhu reservoir (yang mensuplai kalor) adalah 127ᴼC dan suhu
kondensor (yang menampung kalor yang dibuang mesin) adalah 27ᴼC. Kalor yang diambil mesin
persiklus adalah 60 J. Hitunglah :
a. Kalor yang dibuang
b. Usaha yang dilakukan
c. Efesiensi mesin
Penyelesaian :
Diketahuai : Suhu reservoir tinggi, T₁=127 + 273=400 K
Suhu reservoir rendah T₂= 27 + 273 = 300 K
Kalor yang diambil mesin, Q₁=60

a. Kalor yang di buang, Q₂ adalah


Q₂ = (300/400) X 60 J = 45 J

b. Usaha yang dilakukan mesin, W adalah


W=Q₁ - Q₂ = 60-45 = 15 J
c. Efesiensi mesin adalah
= (15/60)X 100 % =25 %
2. Jika kalor yang diserap reservior suhu tinggi
adalah 1500 J. Tentukan :

a. Efesiensi mesin carnot


b. Usaha mesin carnot
c. Perbandingan kalor yang dibuang di suhu
rendah dengan usaha yang dilakuka mesin carnot
Penyelesaian :
a. Efesiensi mesin catnot
suhu pada reversior tinggi, T₁=327+273=600K
suhu pada reversior rendah T₂=127+273=400k
= (1-400/600)X 100%= -0.665
b. Usaha mesin carnot = W/Q₁
= 1/3 = W/(1500 J)
= W = 500 J
c. Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah
dengan usaha yang dilakukan mesin carnot
Q₂= Q₁ W=1500 J – 500 = 1000 J
Q₂ : W = 1000 : 500 = 2 : 1
ENTROPI
Entropi
• Yaitu ukuran ketidak teraturan sistem
– Sistem seperti kristal padat memiliki
ketidakteraturan yang kecil atau entropi rendah
– Sistem seperti gas memiliki ketidakteraturan besar
atau entropi tinggi
• Jika entropi sistem meningkat, komponen
sistem menjadi semakin tidak teratur, random
dan energi sistem lebih terdistribusi pada
range lebih besar Sdisorder > Sorder
• entropi juga fungsi keadaan yaitu hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak
pada bagaimana proses terjadinya
Ssis = Sfinal – Sinitial
• Jika entropi meningkat maka Ssis akan positif,
sebaliknya jika entropi turun, maka Ssis akan
negatif
Entropi
• Pada bab sebelumnya disebutkan bahwa Q2
adalah panas yang masuk kedalam sistem dan
Q1 adalah panas yang keluar sistem
• Selanjutnya Q2 diberi tanda (+), dan Q1  (-)
• Sehingga T2 Q 2 atau Q1 Q 2
  0
T1 Q1 T1 T2
Entropi
• Selanjutnya ditinjau suatu proses siklis
reversibel sebarang berupa satu kurva
tertutup, seperti pada gambar
• Proses ini dapat didekati sedekat-
dekatnya dg sejumlah besar siklus
Carnot kecil-kecil dg arah yg sama
• Bagian-bagian adiabatik siklus-siklus
itu dijalani dua kali dengan arah yg
berlawanan, sehingga saling
melenyapkan.
• Hasil keseluruhan menjadi suatu garis
bergerigi yang tertutup.
• Jika siklus-siklus itu dibuat lebih
kecil, maka bagian-bagian adiabatik
seluruhnya saling melenyapkan
• Sedangkan bagian-bagian
isotermalnya tidak
Entropi
• Jika suatu siklus kecil beroperasi antara suhu T2
dan T1 dg arus panas yg bersankutan ∆Q2 dan
∆Q1,  berlaku persamaan
 Q 1 Q 2
 0
T1 T2
Q r
• Jika dijumlahkan semua siklus   T  0
• Indeks r  proses reversibel
• Dalam keadaan limit, siklus-siklus dibuat tak
terhingga kecil  proses yg terbentuk seperti gigi
gergaji, dan mendekati siklus aslinya
Entropi
• Tanda Σ diganti dg integral tertutup  d' Q r
 T
0

• Besaran Q bukan fungsi keadaan sehingga d’Q


bukan diferensial eksak
d' Q r
• Tetapi T
adalah diferensial eksak, diberi
lambang dS.
• Besaran S disebut entropi adalah fungsi
keadaan.
• Besaran S disebut entropi yg adalah fungsi
keadaan  dS  d' Q
T
r
 dS  0

• Satuan S  J.K-1 (SI, MKS)


• Entropi adalah besaran ekstensif yang bila dibagi
dengan jumlah massa m atau jumlah mol n 
S atau S
s s
entropi jenis (s) m n
 Satuan s  J.kg-1. K-1 atau J.mol-1K-1 (SI)
 Satuan s  J.kg-1. K-1 atau J.kmol-1K-1
Menghitung Perubahan Entropi dalam
Proses Reversibel

• Dalam proses adiabatik d’Q = 0 dan dalam proses


adiabatik reversibel d’Qr = 0, maka dalam setiap
proses adiabatik reversibel dS = 0  entropi S tetap
• Proses demikian dsb proses isentropik 
d’Qr = 0 dan dS = 0
• Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap,
sehingga perubahan entropi
2 2
d' Q r 1 Qr
S 2  S1     d' Q r 
1
T T1 T
Menghitung Perubahan Entropi dalam
Proses Reversibel
• Arus panas yg masuk ke dalam sistem per satuan massa
atau per mol = panas transformasi l, sehingga
perubahan entropi jenisnya menjadi  1
s 2  s1 
T
• Dalam kebanyakan proses suatu arus panas yg masuk ke
dalam sistem secara reversibel umumnya disertai oleh
perubahan suhu.
• sehingga perhitungan perubahan entropi dari
persamaan (6-4) suhu T tidak boleh dikeluarkan dari
tanda integral
• Jika proses terjadi pada volume tetap, maka d’q (aliran
panas per unit massa, atau per mol) = cv.dT  T
dT 2

(s 2  s1 ) v   c v
T1
T
Menghitung Perubahan Entropi dalam
Proses Reversibel
• Pada umumnya cv dan cp berubah dg suhu shg
tdk boleh dikeluarkan dari tanda integral
dalam persamaan (6.6) dan (6.7). Untuk
menghitung integral tsb harus diketahui cv dan
cp sebagai fungsi suhu. Jika cv dan cp boleh
dianggap tetap, maka hasil integral itu
menjadi
T2 dan T2
(s 2  s1 ) v  c v ln (s 2  s1 ) P  c P ln
T1 T1
Perubahan Entropi dalam
Proses Ireversibel
• Entropi S adalah variabel keadaan 
keadaan ditentukan keadaan awal dan
akhir proses
• Maka pada proses ireversibel dapat
digunakan rumus proses reversibel dg
syarat keadaan awal & akhir kedua
proses itu sama
• Merujuk pada gb.6-1(a), T1 berubah menjadi T2,
meski proses ireversibel, asalkan keadaan awal =
keadaan akhir, dapat digunakan rumus proses
reversibel
• Jika proses pada tekanan tetap dan Cp juga tetap
 T
S benda  S 2 - S1  CP ln 2
T1

 T2 > T1  arus panas masuk ke


 dalam benda, dan ln T2/T1 nilainya (+),
 Jadi Entropi benda naik.
• Jika suhu reservoir tetap T2, karena itu perubahan
entropinya = perubahan entropi pada proses
isotermal reversibel 
T2  T1
2 T2
d' Q 1
ΔS res   C P  dT  C P
1
T T T1 T2
• Karena arus panas keluar dari reservoir, sesuai
perjanjian tanda, harus diberi tanda (-), jadi
T2  T1
ΔSres   CP
T2

• Karena T2 > T1, maka (T2 - T1)/ T2  (+), ruas


kanan menjadi (-), perubahan entropi total 
T2 T2  T1
ΔS  ΔS benda  ΔS res  C P (ln  )
T1 T2
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai