Anda di halaman 1dari 20

ENTROPI dan

ENERGI BEBAS GIBBS


Kelompok 6:
Hanaya Fathiha Rakhmil 19011158
Putri Vidia Ochtafiani
Arya Putra
Alfarhan Tri Putra
Adzizah
PENGERTIAN

• Yaitu ukuran ketidak teraturan sistem


▫ Sistem seperti kristal padat memiliki
ketidakteraturan yang kecil atau entropi rendah
▫ Sistem seperti gas memiliki ketidakteraturan
besar atau entropi tinggi
• Jika entropi sistem meningkat, komponen
sistem menjadi semakin tidak teratur, random
dan energi sistem lebih terdistribusi pada range
lebih besar Sdisorder > Sorder
• entropi juga fungsi keadaan yaitu hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak
pada bagaimana proses terjadinya
Ssis = Sfinal – Sinitial
• Jika entropi meningkat maka Ssis akan positif,
sebaliknya jika entropi turun, maka Ssis akan
negatif
ENTROPI
• Pada materi sebelumnya disebutkan bahwa Q2 =
QH adalah panas yang masuk kedalam sistem
dan Q1= QC adalah panas yang keluar sistem
• Selanjutnya Q2 diberi tanda (+), dan Q1  (-)
• Sehingga atau
T2 Q2 Q1 Q 2
  0
T1 Q1 T1 T2
• Jika suatu siklus kecil
beroperasi antara suhu T2 dan
T1 dg arus panas yg bersankutan
∆Q2 dan ∆Q1,  berlaku
persamaan
Q 1  Q 2
 0
T1 T2

• Jika dijumlahkan semua siklus


•  Q r
 0
T
• Indeks r  proses reversibel
• Besaran S disebut entropi yg adalah fungsi keadaan


d' Q r
dS   dS  0
T
• Satuan S  J.K-1 (SI, MKS)
• Entropi adalah besaran ekstensif yang bila dibagi dengan
jumlah massa m atau jumlah mol n  entropi jenis (s)
S S
 Satuan s  J.gr-1. K-1 atau J.mol-1K-1 (SI) s  s
m n
 Satuan s  J.kg-1. K-1 atau J.kmol-1K-1
Perubahan Entropi dalam Proses Reversibel

• Dalam proses adiabatik d’Q = 0 dan dalam proses


adiabatik reversibel d’Qr = 0, maka dalam setiap proses
adiabatik reversibel dS = 0  entropi S tetap
• Proses demikian dsb proses isentropik 
d’Qr = 0 dan dS = 0
• Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap,
sehingga perubahan entropi
2 2
d' Q r 1 Qr
S 2  S1     d' Q r 
1
T T1 T
• Arus panas yg masuk ke dalam sistem per satuan massa atau
per mol = panas transformasi l, sehingga perubahan entropi
jenisnya menjadi
1
•  s s 
2 1
T
• Jika proses terjadi pada volume tetap, maka d’q (aliran panas
per unit massa, atau per mol) = cv.dT
• 
T2
dT
(s 2  s1 ) v   c v
T1
T
• Pada umumnya cv dan cp berubah dg suhu shg tdk boleh
dikeluarkan dari tanda integral dalam persamaan (6.6)
dan (6.7). Untuk menghitung integral tsb harus
diketahui cv dan cp sebagai fungsi suhu. Jika cv dan cp
boleh dianggap tetap, maka hasil integral itu menjadi

T2 T2
(s 2  s1 ) v  c v ln dan (s 2  s1 ) P  c P ln
T1 T1
• Pada gambar diatas,
terlihat siklus Carnot a-
b-c-d-a dalam diagram
T-S
T • Luas kawasan yg
dikelilingi oleh kurva yg
1 2
menyatakan siklus
Carnot adalah panas
total yg masuk atau
Q
keluar sistem

S dQ  TdS
Q  T  S 2  S1 
• Luas elemen yang di
T arsir
2
dQ
1 dQ  TdS
S2
T
Q   TdS
S1
S
Perubahan
Entropi dalam Proses Ireversibel

• Entropi S adalah variabel keadaan  keadaan


ditentukan keadaan awal dan akhir proses
• Maka pada proses ireversibel dapat digunakan
rumus proses reversibel dg syarat keadaan
awal & akhir kedua proses itu sama
• Merujuk pada gb.6-1(a), T1 berubah menjadi T2, meski
proses ireversibel, asalkan keadaan awal = keadaan
akhir, dapat digunakan rumus proses reversibel
• Jika proses pada tekanan tetap dan Cp juga tetap 
T2
S benda  S 2 - S1  C P ln
T1
 T2 > T1  arus panas masuk ke
 dalam benda, dan ln T2/T1 nilainya (+),
 Jadi Entropi benda naik.
• Jika suhu reservoir tetap T2, karena itu perubahan
entropinya = perubahan entropi pada proses
isotermal reversibel 
2 T2
d' Q 1 T2  T1
ΔS res   C P  dT  C P
1
T T T1 T2
• Karena arus panas keluar dari reservoir, sesuai
perjanjian tanda, harus diberi tanda (-), jadi
T2  T1
ΔS res   CP
T2

• Karena T2 > T1, maka (T2 - T1)/ T2  (+), ruas


kanan menjadi (-), perubahan entropi total 
T2 T2  T1
ΔS  ΔS benda  ΔS res  C P (ln  )
T1 T2
Energi Bebas Gibbs
• Menunjukkan perubahan entropi total dari sistem
• Batasan  suhu dan tekanan tetap
G = H – TS
G = H – TS (suhu tetap)
G = - TS (tekanan tetap)
• Energi Bebas Gibbs (G) digunakan u menggambarkan perub energi
sistem, Pada temperatur dan tekanan konstan, G = Energi bebas
Gibbs
untuk menentukan kespontanan reaksi dg fokus hanya pada sistem.

• Pada T dan P tetap, penurunan energi bebas Gibbs menandakan rx


spontan.
• Perubahan energi-bebas Gibbs standar dapat dikaitkan dengan
konstanta kesetimbangan reaksi.
• Proses spontan : Ssemesta = Ssis + Sling > 0
• Proses Kesetimbangan :
Ssemesta = Ssis + Sling = 0

Untuk proses suhu-konstan:

Energi Bebas Gibbs(G) : Gsis = Hsis –TSsis

G < 0 Reaksi spontan dalam arah maju.


G > 0 Rx nonspontan, reaksi ini spontan dlm
arahberlawanan
G = 0 Reaksi dalam kesetimbangan.
Hubungan △H dan △S untuk
memprediksi kespontanan suatu reaksi
Perubahan Energi Bebas Standar
Energi bebas reaksi standar (△G∘rxn) ialah perubahan energi-bebas untuk reaksi bila
reaksi itu terjadi pada kondisi keadaan standar, artinya, bila reaktan berada dalam
keadaan standarnya diubah menjadi produk dalam keadaan standarnya. Untuk
menghitung △G∘rxn maka perlu dilihat persamaan reaksinya

aA+bB→cC+dD

Perubahan △G∘rxn untuk reaksi ini ialah

△G∘rxn=[(c△G∘fC+d△G∘fD)−(a△G∘fA+b△G∘fB)]

atau

△G∘rxn=ΣnG∘(produk)+ΣnG∘(reaktan)
Energi bebas dan Kesetimbangan
Tidak mudah mempertahankan sistem kesetimbangan pada keadaan standar. Banyak reaksi-
reaksi tidak berada pada keadaan standar, maka untuk keadaan yang demikian arah reaksi tidak
dapat diprediksi hanya dengan nilai △G∘, melainkan harus menggakan energi bebas actual △G.
Hubungan △G dan △G∘ yang diturunkan dari termodinamika ialah

△G=△G∘+RTlnQ

dimana

△G∘ tetap pada suhu tertentu 


T = suhu mutlak reaksi
R = reaksi=konstanta gas (8,314 J/K)
Q= kuosien reaksi

Pada kesetimbangan, berdasarkan definisi, △G=0 dan Q=K, dimana K adalah konstanta


kesetimbangan, maka
△G=△G∘+RTlnQ
△G∘+RTlnQ
△G∘=−RTlnQ

Dalam persamaan ini Kp digunakan untuk gas dan Kc untuk reaksi dalam larutan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai