Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi pada Pasal
1 Bagian 3 bahwa yang dimaksud dengan GOLONGAN OBAT adalah penggolongan
yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan
serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas,
obat wajib apotik, obat keras, psikotropika dan narkotika.
BAGIAN III P R O D U K S I
Pasal 3
Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diproduksi oleh badan usaha yang
teleh memiliki izin usaha industri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
Pasal 4
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tidak berlaku bagi sediaan
farmasi yang berupa obat tradisional yang diproduksi oleh perorangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai produksi sediaan farmasi yang berupa obat
tradisional oleh perorangan diatur oleh Menteri.
Pasal 5
(1) Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan cara
produksi yang baik.
(2) Cara produksi yang baik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Menteri.
BAB IV PEREDARAN
Bagian Pertama Umum :
Pasal 6
Peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan terdiri dari penyaluran dan
penyerahan.
Pasal 7
Peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan
memperhatikan upaya pemeliharaan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Pasal 8
(1) Setiap pengangkutan sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam rangka
peredaran harus disertai dengan dokumen pengangkutan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.
(2) Setiap pengangkut sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam rangka peredaran
bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen pengangkutan sediaan farmasi dan
alat kesehatan.
Pasal 16
(1) Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilakukan untuk digunakan dalam
pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan.
(2) Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk digunakan dalam
pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan :
a. resep dokter
b. tanpa resep dokter
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri.
Jelaskan peraturan tentang pengujian obat : pre market
dan post market
Menurut PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 9 TAHUN 2020
TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN
2020-2024 peraturan tentang pengujian obat pre-market dan post-market adalah :
1. Standardisasi yang merupakan fungsi penyusunan standar, regulasi, dan kebijakan
terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan. Standardisasi dilakukan terpusat,
dimaksudkan untuk menghindari perbedaan standar yang mungkin terjadi akibat
setiap provinsi membuat standar tersendiri.
2. Penilaian (pre-market evaluation) yang merupakan evaluasi produk sebelum
memperoleh nomor izin edar dan akhirnya dapat diproduksi dan diedarkan kepada
konsumen. Penilaian dilakukan terpusat, dimaksudkan agar produk yang memiliki izin
edar berlaku secara nasional.
3. Pengawasan setelah beredar (post-market control) untuk melihat konsistensi mutu
produk, keamanan dan informasi produk yang dilakukan dengan melakukan
sampling produk Obat dan Makanan yang beredar, serta pemeriksaan sarana
produksi dan distribusi Obat dan Makanan, pemantauan farmakovigilan dan
pengawasan label/penandaan dan iklan. Pengawasan post-market dilakukan secara
nasional dan terpadu, konsisten, dan terstandar. Pengawasan post-market
dilakukan secara nasional dan terpadu, konsisten, dan terstandar. Pengawasan ini
melibatkan Balai Besar/Balai POM di 33 provinsi dan wilayah yang sulit
terjangkau/perbatasan dilakukan oleh Pos Pengawasan Obat dan Makanan (Pos
4. Pengujian laboratorium. Produk yang disampling berdasarkan risiko kemudian diuji
melalui laboratorium guna mengetahui apakah Obat dan Makanan tersebut telah
memenuhi syarat keamanan, khasiat/manfaat dan mutu. Hasil uji laboratorium ini
merupakan dasar ilmiah yang digunakan sebagai untuk menetapkan produk tidak
memenuhi syarat yang digunakan untuk ditarik dari peredaran.
5. Penegakan hukum di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Penegakan hukum
didasarkan pada bukti hasil pengujian, pemeriksaan, maupun investigasi awal.
Proses penegakan hukum sampai dengan projusticia dapat berakhir dengan
pemberian sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari
peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan. Jika pelanggaran masuk
pada ranah pidana, maka terhadap pelanggaran Obat dan Makanan dapat
diproses secara hukum pidana.
Dalam rangka menjamin keamanan, manfaat, dan mutu produk Obat dan Makanan
yang beredar di seluruh Indonesia, BPOM melakukan pengawasan pre-market dan
post-market. Dalam pengawasan pre-market dilakukan evaluasi terhadap
pemenuhan Pedoman Cara Produksi yang Baik, jaminan terhadap mutu produk yang
akan diproduksi, pembuktian keamanan, khasiat/manfaat produk. Pengawasan post-
market dilakukan untuk melihat konsistensi mutu produk saat beredar. Selain itu,
diperiksa cara distribusi produk apakah mampu mempertahankan mutu produk
serta menjamin sistem distribusi dilakukan dengan benar dan terkontrol.
Untuk melihat konsistensi mutu produk, dilakukan pengawasan melalui pengujian
laboratorium secara kimia, biologi, dan mikrobiologi terhadap produk yang
disampling oleh Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia. Pengujian produk
secara laboratorium dilakukan menggunakan metode analisis terkini mengacu
pada standar nasional dan internasional. Jenis produk berkembang sangat pesat,
sehingga tidak semua metode analisis yang dibutuhkan telah tersedia pada buku
standar tersebut atau tidak semua metode analisis pada buku standar dapat
digunakan dalam pengujian produk. Dalam mengawal mutu dan keamanan produk
perlu dikembangkan metode analisis yang disesuaikan dengan profil dan matriks
sampel. Dalam validasi metode analisis dan pengujian diperlukan baku pembanding
sebagai penentu validitas metode dan hasil pengujian, sedangkan di pasaran tidak
selalu tersedia baku pembanding yang dibutuhkan. Untuk itu, Pusat Pengembangan
Pengujian Obat dan Makanan (PPPOMN) perlu mengembangkan metode analisis dan
baku pembanding untuk dapat digunakan oleh Balai Besar/Balai POM. Selain itu, alat
laboratorium yang digunakan dalam pengembangan tersebut harus terkalibrasi
dan dipelihara dengan baik.
Peningkatan kemampuan uji yang terus menerus merupakan tugas PPPOMN.
Sebagai pembina seluruh Balai POM, PPPOMN juga melakukan audit internal terkait
penerapan ISO/IEC 17025:2005 dan cara berlaboratorium yang baik (Good
Laboratory Practice – GLP). Untuk sampel produk biologi yang berasal dari sampel
prioritas sampling dan sampel dari pihak ke-3 menuntut untuk diselesaikan tepat
waktu. Adanya kasus terkait Obat dan Makanan baik dalam bentuk produk ataupun
raw material juga mendorong PPPOMN melakukan pengujian.
Jelaskan peraturan tentang acuan pengujian sediaan obat
Menurut PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 13 TAHUN 2018
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN NOMOR HK.03.1.33.12.12.8195 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN PEDOMAN
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK acuan pengujian sediaan obat adalah : Metode
analisis hendaklah divalidasi. Semua kegiatan pengujian yang diuraikan dalam izin
edar obat hendaklah dilaksanakan menurut metode yang disetujui
Hasil pengujian yang diperoleh hendaklah dicatat dan dicek untuk memastikan
bahwa masing-masing konsisten satu dengan yang lain. Semua kalkulasi hendaklah
diperiksa dengan kritis. Pengujian yang dilakukan hendaklah dicatat dan catatannya
hendaklah mencakup paling sedikit data sebagai berikut:
a) nama bahan atau produk dan, di mana perlu, bentuk sediaan;
b) nomor bets dan, di mana relevan, pembuat dan/atau pemasok;
c) rujukan spesifikasi dan prosedur pengujian yang relevan;
d) hasil pengujian, termasuk pengamatan dan kalkulasi, dan acuan kepada semua
sertifikat analisis;
e) tanggal pengujian;
f) paraf orang yang melaksanakan pengujian;
g) paraf orang yang melakukan verifikasi terhadap pengujian dan kalkulasi, di mana
perlu;
h) pernyataan pelulusan atau penolakan (atau keputusan status lain) yang jelas dan
tanda tangan orang yang bertanggung jawab yang dilengkapi dengan tanggal.
Hasil uji di luar spesifikasi (HULS), yang diperoleh selama pengujian bahan atau
produk, hendaklah diselidiki menurut prosedur yang disetujui. Catatannya hendaklah
disimpan.
Jelaskan peraturan hukum tentang pelanggaran produksi
obat yang tidak memenuhi persyaratan (jelaskan aturan
sanksi hukumnya)
Dijelaskan dalam PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 32
TAHUN 2019 TENTANG PERSYARATAN KEAMANAN DAN MUTU OBAT TRADISIONAL.
Pasal 11 Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1), ayat (2) dan atau
Pasal 7 ayat (4) dikenai sanksi administratif berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Penarikan Obat Tradisional dari peredaran;
c. Penghentian sementara kegiatan produksi dan/atau distribusi; dan/atau
d. Pembatalan izin edar.
THANK YOU