Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 5

FEBY VALERIE NOVIA R ( P27235020067 )


FITRIANA PUSPITA S ( P27235020068 )
HANNA WIDYAPUSPA A ( P27235020069 )
IBNU KAUTSAR Z ( P27235020070 )
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
I. Tujuan
Untuk menentukan tingkat kemurnian dan nilai Rf senyawa organik hasil ekstraksi
menggunakan KLT.

II. Dasar Teori


A. Tanaman Kunyit
Kunyit memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta,
Subdivisi : Angiospermae,
Kelas : Monokotiledon,
Ordo : Zingiberales,
Keluarga : Zingiberaceae,
Genus :Curcuma,
Spesies :Curcuma longa L.Mm

Kunyit telah diteliti dengan baik untuk kepentingan ekonomi Negara dan terjadi perubahan sangat
cepat di dalam ilmu obat-obatan, sejak kunyit ditemukan sebagai antioksidan karena mengandung
senyawa-senyawa fenolat ( Araujo & Leon 2001 )
Ekstrak murni kunyit mengandung campuran tiga jenis kurkuminoid, yaitu kurkumin,
demotoksikumin dan bisdemetoksikurkumin dengan kadar berturut-turut : 75-81%, 15-19% dan
2,2-6,6% . Kurkumin bersifat larut dalam etanol, keton, asam asetat, dan kloroform, tetapi tidak
larut dalam air. Dalam satu molekul kurkumin, rantai utamanya alifatik, tidak jenuh, gugus arilnya
dapat disubstitusi atau tidak.

Struktur 3 jenis
Tanaman kunyit kurkumin
B. Kromatografi Lapis Tipis ( KLT )
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit-analit dalam sampel
terdistribusi antara dua fase yaitu fase diam dan gerak. Fase diam dapat berupa padat dalam bentuk
molekul kecil atau dalam bentuk cairan sedangkan fase gerak dapat berupa gas atau cairan. Jika gas
digunakan sebagai fase gerak maka prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi
cair dan juga kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan berbentuk cair.
Pemilihan eluen merupakan factor yang paling penting berpengaruh pada system KLT. Eluen
terdiri dari satu pelarut atau campuran dua sampai enam pelarut. Campuran pelarut harus saling
campur dan tidak ada tanda-tanda kekeruhan. Fungsi eluen dalam KLT :
1. Untuk melarutkan campuran zat
2. Untuk mengangkat atau membawa komponen yang akan dipisahkan.
3. Untuk memberikan selektivitas yang memadai untuk campuran senyawa yang akan dipisahkan.
Eluen juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Memiliki kemurniaan yang cukup
2. Stabil
3. Memiliki viskositas rendah
4. Memiliki partisi isothermal yang linier
5. Tekanan uap yang tidak terlalu rendah atau tidak terlalu tinggi
6. Toksisitas serendah mungkin
III. Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan : chamber, pipet tetes, pipet ukur, pro pipet, penggaris, silet, gunting, pensil,
spiritus, lumping-alu, plat KLT, pipa kapiler, kertas saring dan lampu UV.
Bahan yang digunakan : larutan diklorometana, metanol, dan kunyit.
Cara kerja :
1. Persiapan pipa kapiler
Ujung kedua pipa kapiler dipanaskan sebentar menggunakan spiritus, kemudian salah satu
ujungnya dipotong menggunakan gunting hingga terbentuk lubang.
2. Persiapan plat KLT
Plat KLT ukuran 1x7 cm digaris dengan pensil dengan jarak bagian atas 0,5 cm dan bagia bawah
sebesar 1 cm.
3. Persiapan sampel kunyit
Kunyit yang telah dikupas kulitnya dipotong kecil-kecil, kemudian ditumbuk halus menggunakan
lumpang alu dan diekstraksi menggunakan 1 ml etanol
4. Persiapan fase gerak
Fase gerak yang dibuat adalah 2 macam. Fase gerak 1 dibuat dengan mengambil sebanyak 4,5 ml
diklorometana, dimasukkan ke dalam chamber dan ditambahkan dengan 0,5 mk etanol. Chamber
ditutup, kemudian dilakukan penjenuhan dengan memasukkan kertas saring ke dalam chamber.
Penjenuhan dilakukan sekitar 2 menit. Sedangkan untuk fase gerak 2 dibuat dengan mengambil
sebanyak 4 ml diklorometana, dimasukkan ke dalam chamber dan ditambahkan dengan 1 ml etanol.
Penjenuhan juga dilakukan terhadap fase gerak 2 dengan perlakuan yang sama seperti fase 1
5. Pemisahan senyawa ekstrak kunyit menggunakan KLT
Plat KLT 1 yang telah ditotoli sampel ekstrak kunyit dimasukkan ke dalam chamber yang berisi fase
gerak 1. Chamber kemudian ditutup. Didiamkan beberapa menit hingga fase gerak mencapai garis
batas atas plat KLT. Setelah itu, plat KLT diangkat dan dibiarkan kering. Kemudian noda yang
terbentuk diamati menggunakan lampu UV. Pelakuan yang sama dilakukan terhadap plat KLT 2
dengan fase gerak 2.

Anda mungkin juga menyukai