I.TUJUAN
Dapat menentukan harga kb suatu pelarut
Dapat menghitung berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan
metode titik beku
II. ALAT DAN BAHAN
Alat yang Digunakan
1. Regenerator Circulating Batch (termostat, pendingin)
2. Gelas kimia 250 ml, 600 ml
3. Pengaduk
4. Termometer 0-100 C
5. Piknometer 25 ml atau 50 ml
6. Kaca arloji
7. Bak/ wadah alat (untuk batu es)
8. Botol Aquadest
III.DASAR TEORI
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat
cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 C karena pada suhu itu
tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik
beku larutan disebut penurunan titik beku ( Tf = freezing point depression). Pada
percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan
titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni
seperti yang kita tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang
ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC
melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan
titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut
menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan
didapat suatu larutan yang mengalami:
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat
Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan
larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai
menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan
non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit
Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat
mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih
rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan
mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult,
besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku
larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi
(larutan non elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya
kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan
besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk
larutan encer berlaku:
Tb = m x Kb
Tf = m x Kf
M = Molalitas larutan
Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan
berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut
diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif
suatu larutan.
Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat
mengalami disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan
titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan.
3. Natrium Oksalat
Merupakan garam natrium dari asam oksalat dengan rumus NaCO
Sifat fisik dan kimia Natrium Oksalat :
Bubuk Kristal putih tidak berbau
Terurai pada suhu lebih dari 25 C dan kurang dari 27 C
Sfat mudah kehilangan electron
Beracun bagi manusia
Menghilangkan ion kalsium dari plasma darah
Menyebabkan muntah darah, kram otot, penurunan tekanan darah koma, sakit
jantung dll.
V. LANGKAH KERJA
m asam asetat glasial =P asam asetat glasial. Vol asam asetat glasial
= 1,05 gr/mol . 25 ml
= 26,25 gr
Jawab:
1. Kf = Tf . Mr Naftalena . m asam asetat glasial
Gr Naftalena . 1000
= 6 C . 128 gr/mol . 26.25 gr
2 gr. 1000
= 20160 gr C/mol
2000
= 10.08 gr C/mol
VIII. PERTANYAAN
3.Apa yang menyebabkan tururnnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut ?
Yang menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut adalah karena zat
itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan menjadi
berkurang.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, Ketika suatu zat dicampurkan kedalam
suatu pelarut, maka otomatis beberapa sifat fisis dari larutan tersebut akan mengalami
perubahan baik itu perubahan titik didih, titik beku, tekanan uap maupun tekanan osmotic
suatu larutan. Pada percobaan kali ini kita lebih fokus pada penurunan titik beku suatu
larutan sesuai dengan judul percobaan kali ini. Yanag bertujuan untuk menentukan berat
molekul (Mr) dari zat X berdasarkan penurunan titik beku larutan dengan menggunakan
pelarut asam asetat glasial.
langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan massa jenis asam asetat glasial
dengan melihat pada botol asam asetat glasial. Lalu, menentukan titik beku pelarut murni
(asam asetat glasial) dengan cara mendingikan dalam wadah yang telah diisi es batu.
Lalu catat perubahan suhu setiap 30 detik, sampai suhu konstan, hingga membeku.
Kemudian titik beku larutan (asam asetat glasial + zat X). penambahan Garam dibatu es
disini merupakan salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Garam berfungsi sebagai
zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak cepat mencair, karena
apabila tidak ada penambahan garam pada es batu, suhu es batu akan lebih tinggi dari 0oC
pada saat es berubah menjadi liquid. Pada percobaan ini pula kita dapat
mengetahui. Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat
mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih
rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan
mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.
Dari hasil analisa diperoleh Mr zat X, lalu dibandingkan dengan Mr teori zat X /
asam asetat. Apabila mendekati, maka persen kesalahan kita kecil. Sebaliknya jika menjauhi.
Maka persen kesalahan pada percobaan besar.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa setelah melakukan percobaan
mahasiswa dapat menentukan harga kb suatu zat pelarut dan dapat menghitung berat
molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metode titik beku. Sehingga,
mahasiswa diharapkan dapat melakukan percobaan titik beku untuk selanjutnya