Anda di halaman 1dari 27

Berilium Kalsium Stronsium Barium

Magnesium

Sifat fisik dan sifat atom dari unsur-unsur golongan II

Jari-jari Atom



Seperti terlihat di atas, semakin ke bawah jari-jari atom meningkat. Perhatikan bahwa
berilium memiliki bentuk atom terkecil dibanding atom lain di golongan ini.
Penjelasan peningkatan jari-jari atom
Jari-jari atom diatur oleh:
E Jumlah lapisan elektron di luar nukleus (inti atom).
E Gaya tarik dari nukleus terhadap elektron luar.
Bandingkan berilium dan magnesium:
Be 1s
2
2s
2

Mg 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2

Untuk atom golongan II, dua elektron di kulit terluar mendapat gaya tarik total 2+
dari inti atom. Muatan positif dari nukleus dihilangkan atau dikurangi oleh muatan
negatif dari elektron yagn terletak dikulit dalam.

Satu-satunya faktor yang mempengaruhi ukuran atom adalah jumlah kulit atom yang
terisi elektron. Jelas sekali, semakin banyak kulit atom semakin banyak ruang yang
dibutuhkan atom, mengingat elektron saling tolak-menolak. Ini berarti semakin
kebawah (nomor atom makin besar) ukuran atom harus semakin besar.
Energi Ionisasi Pertama
Energi ionisasi pertama adalah energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron
yang paling lemah ikatannya, dari 1 mol atom menjadi ion bermuatan. Dengan kata
lain, yang diperlukan untuk 1 mol proses ini:


Perhatikan bahwa semakin kebawah energi ionisasi pertama semakin menurun.
Penjelasan penurunan dalam energi ionisasi pertama
Energi ionisasi diatur oleh:
E muatan dalam inti atom,
E jumlah elektron dalam kulit-kulit atom dalam,
E jarak antara elektron terluar dengan inti atom.
Semakin ke bawah dalam golongan, peningkatan muatan inti atom diimbangi oleh
peningkatan jumlah elektron dalam. Jadi, seperti telah dijelaskan sebelumnya, atom
terluar tetap mendapat gaya tarik total 2+ dari inti atom.
Tetapi, semakin ke bawah jarak antara inti atom dengan elektron terluar meningkat,
sehingga elektron semakin mudah dipindahkan, energi ionisasi yang diperlukan
menurun.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan
elektron. Ukuran ini biasanya dibuat dalam skala Pauli, dimana unsur paling
elektronegatif, yaitu fluorin, diberi angka 4,0.

Semua unsur dalam golongan II ini memiliki sifat keelektronegatifan yang kecil
(ingat, unsur paling elektronegatif, fluorin, memiliki keelektronegatifan 4,0).
Perhatikan bahwa semakin kebawah keelektronegatifan semakin menurun. Atom-
atom menjadi kurang mampu menarik pasangan elektron.
Anda mungkin tidak setuju dengan tren penurunan keelektronegatifan ini, karena
pada tabel di atas terlihat kalsium dan strontium sama-sama memiliki
keelektronegatifan 1,0. Ini dapat dijelaskan bahwa keelektronegatifan dicatat sampi 1
desimal saja. Misal kalsium memiliki keelektronegatifan 1,04 dan strontium 0,95
(angka permisalan!), keduan atom itu akan tercatat mempunyai keelekronegatifan 1,0.
Penjelasan penurunan dalam keelektronegatifan
Bayangkan ikatan antara atom magnesium dan atom klorin. Dimulai dengan ikatan
kovalen- dengan sepasang elektron koordinasi. Pasangan elektron akan tertarik ke
arah klorin yang memiliki gaya tarik lebih besar dari inti atom klorin dibanding dari
inti atom magnesium.

Pasangan elektron berada dekat dengan klorin sehingga terjadi transfer satu elektron
kepada klorin, dan terbentuk ion.
Gaya tarik dari inti atom klorin yagn besar adalah sebab mengapa klorin memiliki
keelektronegatifan yang lebih besar dari magnesium.
Selanjutnya bandingkan dengan ikatan antara berilium dan klorin. Gaya tarik total
dari tiap atom sama dengan contoh pertama tadi. Tapi harus diingat, berilium
memiliki ukuran atom yang lebih kecil dibanding magnesium. Ini berarti pasangan
elektron akan berada lebih dekat dengan muatan total 2+ dari berilium, jadi lebih kuat
terikat pada berilium.

Pada contoh ini, pasangan elektron tidak tertarik cukup dekat pada klorin untuk
membentuk ikatan ion. Karena ukurannya yang kecil, berilium membentuk ikatan
kovalen, bukan ikatan ion. Gaya tarik antara inti berilium dengan pasangan elektron
terlalu besar untuk dapat membentuk ikatan ion.
Kesimpulan hubungan ke bawah pada Golongan II
Semakin besar ukuran atom, setiap pasangan elektron semakin menjauh dari inti atom
logam, jadi elektron kurang kuat untuk tertarik ke inti atom. Dengan kata lain,
semakin kebawah dalam golongan, unsur semakin kurang elektronegatif.
Semakin ke bawah dalam golongan, ikatan yang terbentuk antara unsur-unsur ini
dengan unsur lain, seperti klorin, menjadi semakin ionik. Pasangan elektron semakin
mudah tertarik dari unsur golongan II ke unsur klorin (atau unsur lain).
Titik Leleh


Terlihat pada tabel di atas bahwa (dengan perkecualian pada magnesium) semakin ke
bawah titik didih semakin menurun.
Penjelasan penurunan titik leleh
Penjelasan tentang kecenderungan tren pada titik leleh ini sangat sulit. Mungkin anda
berpikir bahwa (kecuali magnesium) semakin rendah titik leleh semakin lemah ikatan
logamnya, tetapi tidak, dan akan berbahaya untuk berpikir seperti itu. Ikatan logam
tidak tidak dirusak oleh pelelehan. Tetapi dengan titik didih biasanya tolak ukur yang
lebih baik dalam hal kekuatan ikatan yang terlibat.
Untuk titik leleh magnesium yang rendah, anda mungkin menemukan penjelasan
adalah karena atom magnesium tersusun berbentuk kristal. Dan memang titik didih
magnesium juga rendah. Tetapi pemikiran tentang susunan ini akan tidak relevan
untuk unsur bentuk cairan. Untuk magnesium, pasti ada hal lain yang mempengaruhi
lemahnya ikatan logam magnesium.
Titik didih

Untuk titik didih, tidak ada pola yang jelas dalam golongan II ini. Jadi, tidak ada pola
yang jelas pula untuk kekuatan ikatan logam.
Ukuran lain yang munkin digunakan untuk kekuatan ikatan logam adalah energi
ionisasi. Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol
atom dalam keadaan gas dari keadaan awalnya (yaitu keadaan dalam kondisi suhu
dan tekanan ruang/ standar).

Lagi-lagi, tidak ada pola atau tren yang jelas dalam energi ionisasi ini. Dan memang
belum ada penjelasan yang pasti mengenai ini.

Sifat-Sifat Kimia Alkali Tanah

Alkali tanah merupakan golongan logam yang reaktif meskipun tidak sereaktif alkali.
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dengan semakin meningkatnya jari-jari
atom. Alkali tanah dapat bereaksi dengan hampir semua unsur nonlogam dengan
ikatan ion (kecuali berilium yang membentuk ikatan kovalen). Beberapa reaksi alkali
tanah dengan senyawa atau unsur lain adalah sebagai berikut.
1) Reaksi dengan Oksigen
Semua logam alkali tanah dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida yang
mudah larut dalam air.
2M(s) + O2(g) 2MO(s) M = alkali tanah
Contoh: 2Ba(s) + O2(g) 2BaO(s)
Bila oksigen berlebih dan pada tekanan tinggi terjadi peroksida.
Ba(s) + O2(g) BaO2(s)
(berlebih)
Kelarutan oksidanya semakin besar dari atas ke bawah.
2) Reaksi dengan Air
Magnesium bereaksi lambat dengan air, kalsium stronsium, dan barium bereaksi
lebih cepat dengan air membentuk basa dan gas hidrogen.
Ca(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Kalsium hidroksida
3) Reaksi dengan Hidrogen
Alkali tanah bereaksi dengan gas hidrogen membentuk hidrida dengan ikatan ion.
Ca(s) + H2(g)T CaH2(s)
Kalsium hidroksida
Hidrida alkali tanah dapat bereaksi dengan air menghasilkan basa dan gas
hidrogen.
CaH2(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)
4) Reaksi dengan Nitrogen
Reaksi alkali tanah dengan gas nitrogen membentuk nitrida.
3Mg(s) + N2(g) Mg3N2(s)
Magnesium nitrida
5) Reaksi dengan asam
Alkali tanah bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan gas hidrogen. Reaksi
semakin hebat dari atas ke bawah.
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Berilium bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa). Reaksi berilium
dengan basa kuat adalah sebagai berikut:
Be(s) + 2NaOH(aq) + 2H2O(l) Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)
6) Reaksi dengan Halogen
Semua alkali tanah dapat bereaksi dengan halogen membentuk garam dengan
ikatan ion kecuali berilium. Secara umum dapat dituliskan:
M + X2 MX2
Contoh: Ca(s) + Cl2(g) CaCl2(s)
7) Reaksi Nyala
Pada pemanasan/pembakaran senyawa alkali pada nyala api menyebabkan unsur
alkali tereksitasi dengan memancarkan radiasi elektromagnetik sehingga
memberikan warna nyala berilium (putih), magnesium (putih), kalsium (jingga
merah), stronsium (merah), dan barium (hijau).

Berilium adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Be dan nomor atom 4. Unsur
ini beracun, bervalensi 2, berwarna abu-abu baja, kukuh, ringan tetapi mudah pecah.
Berilium adalah logam alkali tanah, yang kegunaan utamanya adalah sebagai bahan
penguat dalam alloy (khususnya, tembaga berilium). Berilium tidak begitu banyak
terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam
berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO 6)3], dan Krisoberil
[Al2BeO4].

Nama : Berilium
Simbol: Be
Atom Nomor: 4
Massa Atom: 9.012182 amu
Titik leleh: 1278,0 C (1551,15 K, 2332,4 F)
Titik didih: 2970,0 C (3243,15 K, 5378,0 F)
Jumlah Proton / Elektron: 4
Jumlah Neutron: 5
Klasifikasi: Alkali Tanah
Struktur kristal: Hexagonal
Massa jenis @ 293 K: 1,8477 g/cm3
Warna: abu

[Bohr Model of Berilium]
Jumlah Tingkat Energi: 2
Energi Tingkat Pertama: 2
Kedua Ene rgi Level: 2


Sifat-sifat
Berilium mempunyai titik lebur tertinggi di
kalangan logam-logam ringan. Modulus
kekenyalan berilium kurang lebih 1/3 lebih besar
daripada besi baja. Berilium mempunyai konduktivitas panas yang sangat baik, tak
magnetik dan tahan karat asam nitrat. Berilium juga mudah ditembus sinar-X, dan
neutron dibebaskan apabila ia dihantam oleh partikel alfa, (seperti radium dan
polonium [lebih kurang 30 neutron-neutron/juta partikel alfa]). Pada suhu dan
tekanan ruang, berilium tak teroksidasi apabila terpapar udara (kemampuannya untuk
menggores kaca kemungkinan disebabkan oleh pembentukan lapisan tipis oksidasi).

Kegunaan
Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium. (Be
dapat menyerap panas yang banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan dalam
berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas, kekuatan
tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat serta tahan fatig
(logam). Kegunaan-kegunaan ini termasuk pembuatan: mold, elektroda pengelasan
bintik, pegas, peralatan elektronik tanpa bunga api dan penyambung listrik.
Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang lebar,
Alloy tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan pertahanan
sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan tinggi, peluru
berpandu, kapal terbang dan satelit komunikasi.
Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis
cahaya tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.
Dalam bidang litografi sinar X, berilium digunakan untuk pembuatan litar
bersepadu mikroskopik.
Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir menggunakan
logam ini dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan moderator.
Berilium digunakan dalam pembuatan giroskop, berbagai alat komputer, pegas jam
tangan dan peralatan yang memerlukan keringanan, ketegaran dan kestabilan dimensi.
Berilium oksida sangat berguna dalam berbagai kegunaan yang memerlukan
konduktor panas yang baik, dan kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan juga titik
lebur yang tinggi, seterusnya bertindak sebagai perintang listrik.
Campuran berilium pernah pada satu ketika dahulu digunakan dalam lampu
floresens, tetapi penggunaan tersebut tak dilanjutkan lagi karena pekerja yang
terpapar terancam bahaya beriliosis.

Berilium dan garamnya adalah bahan beracun dan berpotensi sebagai zat
karsinogenik. Beriliosis kronik adalah penyakit granulomatus pulmonari dan sistemik
yang disebabkan oleh paparan terhadap berilium. Penyakit berilium akut dalam
bentuk pneumonitis kimia pertama kali dilaporkan di Eropa pada tahun 1933 dan di
Amerika Serikat pada tahun 1943. Kasus beriliosis kronik pertama kali diperincikan
dalam tahun 1946 di kalangan pekerja dalam kilang penghasilan lampu kalimantan.
Beriliosis kronik menyerupai sarkoidisis dalam berbagai hal, dan diagnosis
pembedaan adalah sulit. Walaupun penggunaan campuran berilium dalam lampu
floresens telah dihentikan pada tahun 1949, kemungkinan pemaparan berilium masih
dapat mungkin terjadi di industri nuklir, penerbangan, pemurnian logam berilium,
peleburan Alloy berkandungan berilium, pembuatan alat elektronik dan pengurusan
bahan yang mengandung berilium.

Pengkaji awal mencicipi berilium dan campuran-campurannya yang lain untuk rasa
kemanisan untuk memastikan kehadirannya. Alat penguji canggih tidak lagi
memerlukan prosedur beresiko tinggi ini dan percobaan untuk memakan bahan ini
tidak patut dilakukan. Berilium dan campurannya harus dikendalikan dengan rapi dan
pengawasan harus dijalankan ketika melakukan kegiatan yang memungkinkan
pelepasan debu berilium (kanker paru paru adalah salah satu dari akibat yanhg dapat
ditimbulkan oleh pemaparan berpanjangan terhadap habuk berilium).
Berilium ini harus dikendalikan dengan hati-hati dan prosedur tertentu harus dipatuhi.
Tidak sepatutnya ada percobaan menggunakan berilium sebelum prosedur
pengendalian yang tepat diperkenalkan dan dibiasakan.

Pengaruh Kesehatan
Berilium adalah sangat berbahaya jika terhirup. Keefektivannya tergantung kepada
kandungan yang dipaparkan dan jangka waktu pemaparan. Jika kandungan berilium
di udara sangat tinggi (lebih dari 1000 g/m), keadaan akut dapat terjadi. Keadaan
ini menyerupai pneumonia dan disebut penyakit berilium akut. Penetapan udara
komunitas dan tempat kerja effektif dalam menghindari kerusakan paru-paru yang
paling akut.

Sebagian orang (1-15%) akan menjadi sensitif terhadap berilium. Orang-orang ini
akan mendapat tindak balas keradangan pada sistem pernafasan. Keadaan ini disebut
penyakit berilium kronik (CBD), dan dapat terjadi setelah pemamparan bertahun-
tahun terhadap tingkat berilium diatas normal (diatas 0.2 g/m). Penyakit ini dapat
menyebabkan rasa lemah dan keletihan, dan juga sasak nafas. CBD dapat
menyebabkan anoreksia, penyusutan berat badan, dan dapat juga menyebabkan
pembesaran bagian kanan jantung dan penyakit jantung dalam kasus-kasus peringkat
lanjut. Sebagian orang yang sensitif kepada berilium mungkin atau mungkin tidak
akan mendapat simptom-simptom ini. Jumlah penduduk pada umumnya jarang
mendapat penyakit berilium akut atau kronik Karena kandungan berilium dalam
udara biasanya sangat rendah (0.00003-0.0002 g/m).

Menelan berilium tidak pernah dilaporkan menyebabkan efek kepada manusia
Karena berilium diserap sangat sedikit oleh perut dan usus. Berilium yang terkena
kulit yang mempunyai luka atau terkikis mungkin akan menyebabkan radang.

United States Department of Health and Human Services (DHHS) dan International
Agency for Research on Cancer (IARC) telah memberi kepastian bahawa berilium
adalah karsinogen. EPA menjangkakan bahawa pemamparan seumur hidup kepada
0.04 g/m berilium dapat menyebabkan satu perseribu kemungkinan untuk
mengidap kanker.

Tidak terdapat kajian tentang efek pemamparan berilium terhadap anak-anak.
Kemungkinan, pengaruh kesehatan yang dilihat pada kanak-kanak yang terpapar
terhadap berilium sama dengan efeknya terhadap orang dewasa. Masih belum
diketahui perbedaan dalam efek berilium antara orang dewasa dan kanak-kanak.

Masih belum diketahui juga apakah pemamparan terhadap berilium dapat
menyebabkan kecacatan sejak lahir atau efek-efek lain yang berlanjutan kepada orang
ramai. Kajian terhadap kesan lanjutan terhadap hewan tidak dapat dipastikan.

Berilium dapat diukur dalam air kencing atau darah. Kandungan berilium dalam
darah atau air kencing dapat memberi petunjuk kepada berapa banyak atau berapa
lama seseorang telah terpapar. Tingkat kandungan berilium juga dapat diukur dari
sampel paru-paru dan kulit. Satu lagi ujian darah, yaitu beryllium lymphocyte
proliferation test (BeLPT), mengukur pasti kesensitifan terhadap berilium dan
memberikan jangkaan terhadap CBD. Batas Kandungan berilium yang mungkin
dilepaskan ke dalam udara dari kawasan perindustrian adalah 0.01 g/m, Dirata-
ratakan pada jangka waktu 30 hari, atau 2 g/m dalam ruang kerja dengan shift kerja
8 jam.

Magnesium (Mg)
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan
nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak
kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut
ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat
campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering
disebut magnalium atau magnelium. Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak
yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa
bersenyawa menjadi Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3],
Dolomit [MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O].
Nama: Magnesium
Simbol: Mg
Atom Nomor: 12
Massa Atom: 24,305 amu
Titikleleh: 650,0 C (923,15 K, 1202,0 F)
Titik didih: 1107,0 C (1380,15 K, 2024,6 F)
Jumlah Proton / Elektron: 12
Jumlah Neutron: 12
Klasifikasi: Alkali Tanah
Struktur kristal: Hexagonal
Massa jenis @ 293 K: 1,738 g/cm3
Warna: keabu-abuan
Struktur atom

[Bohr Model of Magnesium]
Jumlah Tingkat Energi: 3
Energi Tingkat Pertama: 2
Kedua Energi Level: 8
Ketiga Energi Level: 2


Kalsium (Ca)
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan
kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4%
keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO3],
Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF].

Nama: Kalsium
Simbol: Ca
Atom Nomor: 20
Massa Atom: 40,078 amu
Titik Leleh: 839,0 C (1112,15 K, 1542,2 F)
Titik didih: 1484,0 C (1757,15 K, 2703,2 F)
Jumlah Proton / Elektron: 20
Jumlah Neutron: 20
Klasifikasi: Alkali Tanah
Struktur Kristal: Kubus
Massa jenis @ 293 K: 1.55 g/cm3
Warna: Silver
Struktur atom

[Bohr Model of Calcium]
Jumlah Tingkat Energi: 4
Energi Tingkat Pertama: 2
Kedua Energi Level: 8
Ketiga Energi Level: 8
Keempat Energi Level: 2

Berikut beberapa manfaat kalsium bagi
manusia:
Mengaktifkan saraf
Melancarkan peredaran darah
Melenturkan otot
Menormalkan tekanan darah
Menyeimbangkan tingkat keasaman
darah
Menjaga keseimbangan cairan tubuh
Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
Mencegah penyakit jantung
Menurunkan resiko kanker usus
Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi
Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan
Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)

Wawasan
Setelah umur 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan kalsium
sebanyak 1% per tahun. Dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium
dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika
mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium.
Gejala awal kekurangan kalsium adalah seperti lesu, banyak keringat, gelisah, sesak
napas, menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, berak-berak.

Stronsium (Sr)
Stronsium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Sr
dan nomor atom 38. Sebagai salah satu anggota dari golongan logam alkali tanah,
stronsium adalah unsur perak-putih atau kuning metalik yang sangat reaktif. Logam
ini berubah warna menjadi kuning ketika berbaur dengan udara dan terjadi pada
celestite dan strontianite. 90Sr di sajikan pada daftar golongan radioaktif dan
mempunyai waktu paruh selama 2890 tahun. Stronsium berada di kerak bumi dengan
jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4],
dan Strontianit .
Nama: Strontium
Simbol: Sr
Atom Nomor: 38
Massa Atom: 87,62 amu
Titik leleh: 769,0 C (1042,15 K, 1416,2 F)
Titik didih: 1384,0 C (1657,15 K, 2523,2 F)
Jumlah Proton / Elektron: 38
Jumlah Neutron: 50
Klasifikasi: Alkali Tanah
Struktur Kristal: Kubus
Massa jenis @ 293 K: 2.54 g/cm3
Warna: kuning
Struktur atom

[Bohr Model of Strontium]
Jumlah Tingkat Energi: 5
Energi Tingkat Pertama: 2
Kedua Energi Level: 8
Ketiga Energi Level: 18
Keempat Energi Level: 8
Kelima Energi Level: 2


Barium
Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk
senyawa : Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3]
Nama: Barium
Simbol: Ba
Atom Nomor: 56
Massa Atom: 137,327 amu
Titik leleh: 725,0 C (998,15 K, 1337,0 F)
Titik didih: 1140,0 C (1413,15 K, 2084,0 F)
Jumlah Proton / Elektron: 56
Jumlah Neutron: 81
Klasifikasi: Alkali Tanah
Struktur Kristal: Kubus
Massa jenis@ 293 K: 3,51 g/cm3
Warna: Silver
Struktur atom

[Bohr Model of barium]
Jumlah Tingkat Energi: 6
Energi Tingkat Pertama: 2
Kedua Energi Level: 8
Ketiga Energi Level: 18
Keempat Energi Level: 18
Kelima Energi Level: 8
Keenam Energi Level: 2

Radium (Ra)
Radium adalah sebuah unsur kimia yang mempunyai simbol Ra dan nomor atom 88
(lihat tabel periodik). Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi
jika terekspos kepada udara dan berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat
radioaktivitas yang tinggi. Isotopnya yang paling stabil, Ra-226, mempunyai waktu
paruh selama 1602 tahun dan kemudian berubah menjadi gas radon.
Nama: Radium
Simbol: Ra
Atom Nomor: 88
Massa Atom: (226,0) amu
Titik leleh: 700,0 C (973,15 K, 1292,0 F)
Titik didih: 1737,0 C (2010,15 K, 3158,6 F)
Jumlah Proton / Elektron: 88
Jumlah Neutron: 138
Klasifikasi: Alkali Tanah
Struktur Kristal: Kubus
Massa jenis @ 293 K: 5.0 g/cm3
Warna: ke perak perakan
Struktur atom

[Bohr Model of Radium]
Jumlah Tingkat Energi: 7
Energi Tingkat Pertama: 2
Kedua Energi Level: 8
Ketiga Energi Level: 18
Keempat Energi Level: 32
Kelima Energi Level: 18
Keenam Energi Level: 8
Ketujuh Energi Level: 2


Cara Memperoleh Logam Alkali Tanah
a. Ekstraksi Berilium (Be)
Metode reduksi
Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF
2
. Sebelum
mendapatkan BeF
2,
kita harus memanaskan beril [Be3Al
2
(SiO
6
)
3
] dengan Na
2
SiF-
6
hingga 700
0
C. Karena beril adalah sumber utama berilium.
BeF
2
+ Mg > MgF
2
+ Be
Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga kita dapat mengekstraksi dari lelehan BeCl
2
yang
telah ditambah NaCl. Karena BeCl
2
tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik,
sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda : Be
2+
+ 2e
-
> Be
Anode : 2Cl
-
Cl
2
+ 2e
-

b. Ekstraksi Magnesium (Mg)
Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit
[MgCa(CO
3
)
2
] karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat
menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. lalu
MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.
2[MgO.CaO] + FeSi > 2Mg + Ca
2
SiO
4
+ Fe
Metode Elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan
mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi :
CaO + H
2
O > Ca
2+
+ 2OH
-

Mg
2+
+ 2OH
-
> Mg(OH)
2

Selanjutnya Mg(OH)
2
direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl
2.

Mg(OH)
2
+ 2HCl > MgCl
2
+ 2H
2
O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl
2
kita dapat mengelektrolisisnya untuk
mendapatkan magnesium.
Katode : Mg
2+
+ 2e
-
Mg
Anode : 2Cl
-
> Cl
2
+ 2e
-

c. Ekstraksi Kalsium (Ca)
Metode Elektrolisis
Batu kapur (CaCO
3
) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca). Untuk
mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO
3
dengan HCl agar terbentuk
senyawa CaCl
2
. Reaksi yang terjadi :
CaCO
3
+ 2HCl > CaCl
2
+ H
2
O + CO
2



Setelah mendapatkan CaCl
2,
kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan
kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katoda : Ca
2+
+ 2e
-
> Ca
Anoda : 2Cl
-
> Cl
2
+ 2e
-



Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau
dengan mereduksi CaCl
2
oleh Na. Reduksi CaO oleh Al.
6CaO + 2Al > 3 Ca + Ca
3
Al
2
O
6



Reduksi CaCl
2
oleh Na
CaCl
2
+ 2 Na > Ca + 2NaCl
d. Ekstraksi Strontium (Sr)
Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis
lelehan SrCl
2
. Lelehan SrCl
2
bisa didapatkan dari senyawa selesit [SrSO
4
]. Karena
Senyawa selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi :
Katode : Sr
2+
+2e
-
> Sr
Anoda : 2Cl
-
> Cl
2
+ 2e
-

e. Ekstraksi Barium (Ba)
Metode Elektrolisis
Barit (BaSO
4
) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah
diproses menjadi BaCl
2
barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl
2.
Reaksi
yang terjadi :
Katode : Ba
2+
+2e
-
> Ba
Anoda : 2Cl
-
> Cl
2
+ 2e
-



Metode Reduksi
Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh Al.
Reaksi yang terjadi :
6BaO + 2Al > 3Ba + Ba
3
Al
2
O
6


Boron (Bor)

Boron yang telah dimurnikan adalah padatan hitam dengan kilap logam. Sel satuan
kristal boron mengandung 12, 50, atau 105 atom boron, dan satuan struktural
ikosahedral B
12
terikat satu sama lain dengan ikatan 2 pusat 2 elektron (2c-2e) dan 3
pusat 2 elektron (3c-2e) (ikatan tuna elektron) antar atom boron (Gambar 4.1). Boron
bersifat sangat keras dan
menunjukkan sifat semikonduktor.

Kimia boran (boron hidrida) dimulai
dengan riset oleh A. Stock yang
dilaporkan pada periode 1912-1936.
Walaupun boron terletak sebelum
karbon dalam sistem periodik,
hidrida boron sangat berbeda dari
hidrokarbon. Struktur boron hidrida
khususnya sangat tidak sesuai
dengan harapan dan hanya dapat
dijelaskan dengan konsep baru
dalam ikatan kimia. Untuk
kontribusinya dalam kimia
anorganik boron hidrida, W. N.
Lipscomb mendapatkan hadiah Nobel Kimia tahun 1976. Hadiah Nobel lain (1979)
dianugerahkan ke H. C. Brown untuk penemuan dan pengembangan reaksi dalam
sintesis yang disebut hidroborasi.

Karena berbagai kesukaran sehubungan dengan titik didih boran yang rendah, dan
juga karena aktivitas, toksisitas, dan kesensitifannya pada udara, Stock
mengembangkan metoda eksperimen baru untuk menangani senyawa ini dalam
vakum. Dengan menggunakan teknik ini, ia mempreparasi enam boran B
2
H
6
, B
4
H
10
,
B
5
H
9
, B
5
H
11
, B
6
H
10
, dan B
10
H
14
dengan reaksi magnesium borida, MgB
2
, dengan
asam anorganik, dan menentukan komposisinya. Namun, riset lanjutan ternyata
diperlukan untuk menentukan strukturnya. Kini, metoda sintesis yang awalnya
digunakan Stock menggunakan MgB
2
sebagai pereaksi hanya digunakan untuk
mempreparasi B
6
H
10
. Karena reagen seperti litium tetrahidroborat, LiBH
4
, dan
natrium tetrahidroborat, NaBH
4
, kini mudah didapat, dan diboran, B
2
H
6
, yang
dipreparasi dengan reaksi 3 LiBH
4
+ 4 BF
3
.OEt
2
2 B
2
H
6
+ 3 LiBF
4
+ 4 Et
2
O, juga
mudah didapat, boran yang lebih tinggi disintesis dengan pirolisis diboran.

Teori baru diusulkan untuk menjelaskan ikatan dalam diboran, B
2
H
6
. Walaupun
struktur yang hampir benar, yakni yang mengandung jembatan hidrogen, telah
diusulkan tahun 1912, banyak kimiawan lebih suka struktur mirip etana, H
3
B-BH
3
,
dengan mengambil analoginya dengan hidrokarbon. Namun, H. C. Longuet-Higgins
mengusulkan konsep ikatan tuna elektron 3-pusat 2-elektron 3-center 2-bond (ikatan
3c-2e bond) dan bahwa strukturnya memang benar seperti dibuktikan dengan difraksi
elektron tahun 1951 (Gambar 4.2).

Struktur ini juga telah dielusidasi
dengan difraksi elektron, analisis
struktur kristal tunggal sinar-X,
spektroskopi inframerah, dsb, dan
memang boran terbukti mengandung
ikatan 3c-2e B-H-B dan B-B-
B berikut:


selain ikatan kovalen biasa 2c-2e B-H dan B-
B. Struktur semacam ini dapat ditangani
dengan sangat memuaskan dengan teori orbital
molekul. Boran diklasifikasikan menjadi closo,
nido, arachno, dsb. sesuai dengan struktur
kerangka atom boron. selain ikatan kovalen
biasa 2c-2e B-H dan B-B. Struktur semacam
ini dapat ditangani dengan sangat memuaskan
dengan teori orbital molekul. Boran diklasifikasikan menjadi closo, nido, arachno,
dsb. sesuai dengan struktur kerangka atom
boron.

Tidak hanya diboran, boran yang lebih tinggi
juga merupakan senyawa yang tuna elektron
yang sukar dijelaskan dengan struktur Lewis
yang berbasiskan ikatan kovalen 2c -2e.

K. Wade merangkumkan hubungan jumlah
elektron yang digunakan untuk ikatan
kerangka dan struktur boran dan mengusulkan
aturan empiris yang disebut aturan
Wade. Menurut aturan ini, bila jumlah atom
boron n, jumlah elektron valensi kerangkanya
2(n+1) didapatkan jenis closo, 2(n+2) untuk
jenis nido, dan 2(n+3) untuk jenis
arachno. Hubungan antara struktur kerangka
dan jumlah elektron valensi adalah masalah
penting dalam senyawa kluster logam transisi, dan aturan Wade telah memainkan
peranan yang signifikan dalam memajukan pengetahuan di bidang struktur senyawa
kluster ini.

GOLONGAN III A
Sifat Logam Golongan IIIA
1. Sifat Fisik
Kecenderungan sifat logam golongan IIIA:
Jari-jari logam cenderung berkurang dari Ga- Tl, kecuali logam Al
Jari-jari ion cenderung meningkat dari Al Tl
Energi ionisasi pertama unsur golongan IIIA cenderung berkurang dari Al Tl
Keelektronegatifan unsur golongan IIIA cenderung bertambah dari Al Tl
Titik cair unsur golongan IIIA cenderung bertambah dari Ga Tl, kecuali Al
memiliki titik cair yang besar
Titik didih unsur golongan IIIA cenderung berkurang dari Al Tl
Potensial reduksi negatif menyatakan bahwa unsur lebih bersifat logam dibandingkan
hidrogen. Energi pengionan dari logam golongan IIIA hampir sama satu sama lain,
kecuali energi hidrasi Al
3+
merupakan yang terbesar di antara kation golongan IIIA.
Hal ini menjelaskan bahwa Al
3+
mempunyai potensial reduksi negatif yang paling
besar di antara kation golongan IIIA dan bahwa Al adalah logam yang paling aktif.

Al Ga In Tl
Konfigurasi elektron terluar 3S
2
3P
2
4S
2
4P
1
5S
2
5P
1
6S
2
6P
1

Jari-jari logam (pm) 143 141 166 171
Jari-jari ion (pm)M
+

M
3+
-50 11362 13281 14095
Energi Ionisasi pertama (KJ/mol) 576,4 578,3 558,1 589
Keelektronegatifan (Skala Pauling) 1,5 1,6 1,7 1,8
Potensial Elektroda ( V )M
+
(aq) + e M ( p)
M
3+
(aq) + 3e M (p)
-
-1,66
-
-0,56
-0,25
-0,34
-0,34
+0,72
Titik Cair (
o
C) 660,4 29,8 156,6 303,5
Titik didih (
o
C) 2467 2403 2080 1457
Kelimpahan dalam kulit bumi (ppm) 81,300 15 0,1 2
Sifat menarik dari unsur Ga, In, dan Tl yang tidak terdapat pada Al adalah
kemampuan membentuk ion bermuatan satu. Kemampuan ini menunjukkan adanya
pasangan elektron lembam, nS
2
, dalam atau dari unsur pasca-peralihan (post-
transition). Jadi, sebuah atom Ga dapat kehilangan elektron pada 4p dan
mempertahankan elektron 4s untuk membentuk ion Ga
+
, dengan konfigurasi elektron
[Ar]3d
10
4s
2
. Kemungkinan ini lebih mudah terjadi pada atom yang lebih berat dalam
golongan. Dalam kenyataannya , talium dengan bilangan oksidasi +1 lebih mantap
dalam larutan berair dibanding taliuum dengan bilangan oksidasi +3.
Ukuran ion yang kecil, besarnya muatan ion, dan tingginya energi ionisasi
menyebabkan logam golongan IIIA umumnya memiliki sifat kovalen yang tinggi
( ion Al
3+
tidak dijumpai kecuali dalam ALF
3
padat). Dalam larutan berair, ion
Al
3+
berada dalam bentuk ion terhidrat Al(H
2
O)
6
3+
atau dalam bentuk kompleks
lainnya. Al sangat stabil terhadap udara, karena membentuk lapisan oksida pada
permukaannya yang digunakan untuk melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut.
2. Sifat Kimia
Sifat kimia galium serupa dengan aluminium. Talium mempunyai beberapa kesamaan
dengan timbal, misalnya rapatannya yang tinggi (11,85 g/cm
3
), lunak, dan bersifat
racun dari senyawanya. Pemanasan unsur golongan IIIA dalam oksigen
menghasilkan seskuioksida (M
2
O
3
).
M(s) + O
2
M
2
O
3
(s)
Semua logam golongan IIIA dapat bereaksi dengan halogen membentuk senyawa
trihalida. Fluorida-fluorida Al, Ga, dan In adalah ionik, titik leleh tinggi ( berturut-
turut 1290, 950, dan 1170
o
C), sukar larut dalam air ( energi kisi tinggi); sedangkan
klorida, bromida, dan iodidanya mempunyai titik leleh lebih rendah, bersifat kovalen
dengan bilangan koordinasi yang bervariasi. Unsur-unsur golongan IIIA tidak dapat
membentuk hidrida secara langsung dengan hidrogen, AlH
3
ada dalam bentuk
polimer ( AlH
3
)n, dimana antara atom Al dihubungkan dengan jembatan hidrogen.
AlH
3
dibuat dengan mereaksikan LiH dengan AlCl
3
dalam pelarut eter, bila LiH
berlebih.
LiH(s) + AlCl
3
(AlH
3
)n(s) LiAlH
4
(s)
Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan IIIA
Aluminium terdapat melimpah dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6 %.Dengan
kelimpahan sebesar itu, aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen
dan silikon, serta merupakan unsur logam yang paling melimpahtetapi tidak
ditemukan dalam bentuk unsur bebas di alam. Walaupun senyawaaluminium
ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidakditemukan cara yang
ekonomis untuk memperoleh logam aluminium darisenyawanya. Oleh karena itu
aluminium tetap merupakan logam yang mahal karena pengolahannya sukar. Mineral
aluminium yang bernilai ekonomis adalahbauksit yang merupakan satu-satunya
sumber aluminium. Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida
(Al2O3). Kriloit digunakan padapeleburan aluminium, sedang tanah liat banyak
digunakan untuk membuat batubata, keramik. Di Indonesia, bauksit banyak
ditemukan di pulau Bintan dan di tayan(Kalimantan Barat). Aluminium (Al) adalah
unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi yang terdapat dalam batuan
seperti felspar dan mika. Umumnya juga dalam bentukaluminium silikat dan
campurannya dalam logam lain seperti natrium, kalium, furum, kalsium &
magnesium. Kelimpahan Aluminium dalam kulit bumi (ppm) sebesar 81,300.
Galium (Ga) terdapat dalam jumlah yg sedikit di alam, yaitu dalam bentuk bauksit,
pirit, magnetit dan kaolin. Biji Galium(Ga)sangat langka tetapi Galium (Ga)terdapat
di logam-logam yang lain. Kelimpahan Galium dalam kulit bumi (ppm)
sebesar 15.Indium tidak pernah ditemukan dalam bentuk logam bebas di alam, tetapi
dalam bentuk sulfida (In
2
S
3
) dan dalam bentuk campuran seng, serta biji tungsten,
timah dan besi. Kelimpahan Indium dalam kulit bumi (ppm) sebesar 0,1. Di
alam talium terdapat dalam bentuk batu-batuan dan merupakan keluarga logam
aluminium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit, campuran seng
dan hematit. Kelimpahan Talium dalam kulit bumi (ppm) sebesar 2.
Senyawaan Unsur-Unsur Golongan IIIA
Senyawa yang memiliki kegunaan besar adalah aluminium oksida, sulfat, danlarutan
sulfat dalam kalium. Oksida aluminium, alumina muncul secara alami sebagai ruby,
safir, corundum dan emery dan digunakan dalam pembuatan kaca dan tungku
pemanas
Beberapa senyawaan aluminium diantaranya adalah :
a) Aluminium Nitrida
Aluminium Nitrida (AlN) dapat dibuat dari unsur-unsur pada suhu 800 0C. Itu
dihidrolisis dengan air membentuk ammonia dan aluminium hidroksida
b) Aluminium Hidrida
Aluminium hidrida (AlH
3
)n dapat dihasilkan dari trimetilaluminium dan
kelebihanhydrogen. Ini dibakar secara meledak pada udara. Aluminium hidrida dapat
jugadibuat dari reaksi aluminium klorida pada litium klorida pada larutan eter, tetapi
tidak dapat diisolasi bebas dari pelarut.
c) Aluminium oksida (Al
2
O
3
) dapat dibuat dengan pembakaran oksigen
ataupemanasan hidroksida,nitrat atau sulfat.
d) Aluminium halogen
Contoh : aluminium iodida : AlI
3

- aluminium flourida : AlF
3

- krinolit (Na
3
AlF
6
)
e) Aluminium silikat
- Mika (K-Mg-Al-Slilkat)
- Tanah liat (Al
2
Si
2
O
7
.2H
2
O)
- Feldspar

Reaksi Unsur-Unsur Golongan IIIA
1. Reaksi aluminium dengan udara
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam aluminium
dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan
terhadap udara. Jadi, aluminium tidak bereaksi dengan udara. Jika lapisan oksida
rusak, logam aluminium bereaksi untuk menyerang (bertahan). Aluminium akan
terbakar dalam oksigen dengan nyala api, membentuk aluminium (III) oksida Al
2
O
3
.
Reaksi : 4Al(s)+ 3O
2
(l ) 2 Al
2
O
3

2. Reaksi aluminium dengan air
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam aluminium
dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan
terhadap udara. Hal serupa juga terjadi pada reaksi aluminium dengan air.
3. Reaksi aluminium dengan asam
Logam aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan yang mengandungion
Al (III) bersama dengan gas hidrogen.
Reaksi : 2Al(s) + 3H
2
SO
4
(aq) 2Al
3+
(aq) + 2SO
4
2-(
aq) + 3H
2
(g)
2Al(s)+ 6HCl(aq) 2Al
3+(
aq) + 6Cl
-
(aq) + 3H
2
(g)
4. Reaksi aluminium dengan basa
Aluminium larut dengan natrium hidroksida.
Reaksi : 2Al(s) + 2 NaOH(aq) + 6 H
2
O 2Na
+
(aq)+ 2 [Al (OH)
4
]
-
+ 3H
2
(g)
5. Reaksi aluminium dengan halogen
Aluminium sangat reaktif terhadap unsur unsur halogen seperti iodin (I2),
klorin(Cl
2
), bromin (Br
2
), membentuk aluminium halida menjadi aluminium (III)
iodida,aluminium (III) bromida, aluminium(III) klorida.
Reaksi : 2 Al + 3 X
2
2 Al
2
X
6

2Al(s)+ 3I
2
(l) 2 Al
2
I
6
(s)
2Al(s) + 3Cl
2
(l) 2 Al
2
Cl
3

2Al(s) + 3Br
2
(l) 2 Al
2
Br
6

Cara Isolasi
Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M.Hall
di Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan bauksit
meliputi 2 tahap :
1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis
1. Pemurnian bauksit melalui cara :
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utamadalam
bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO, Fe
2
O, dan TiO
2
. Caranya
adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al
2
O
3
(s) + 2NaOH(aq)+ 3H
2
O(l) 2NaAl(OH)
4
(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-
pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya
aluminiumdiendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO
2
dan
pengenceran.
2NaAl(OH)
4
(aq)+ CO
2
(g) 2Al(OH)
3
(s )+ Na
2
CO
3
(aq)+ H
2
O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan
sehinggadiperoleh aluminium oksida murni (Al
2
O
3
).
2Al(OH)
3
(s) Al
2
O
3
(s)+ 3H
2
O(g)
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis
Tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut
proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,aluminum oksida dilarutkan dalam
lelehan krinolit (Na
3
AlF
6
) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi
sebagai katode. Selanjutnya elektrolisisdilakukan pada suhu 950
o
C. Sebagai anode
digunakan batang grafit.
Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katoda dan di anoda terbentukgas
O
2
dan CO
2

Reaksi : 2Al
2
O
3
(l) 4Al
3+
(l) + 6O
2-
(l)
Katoda : 4Al
3+
(l)+ 12e- 4Al
Anoda : 4O
2-
(l) 2O
2
(g)+ 8e
C(s)+ 2O
2-
(l) CO
2
(g)+ 4e
2Al
2
O
3
(l)+ C(s) 4Al+ 2O
2
(g)+ CO
2
(g)

Galium (Ga)biasanya adalah hasil samping dari produksi Aluminium pemurnian
bauksit dengan proses bayer. Elektrolisis menggunakan elektroda Hg memberikan
konsentrasi dan elektrolisis menggunakan katoda stanleysteel dari natrium galat,
menghasilkan leburan logam Galium (Ga).Tl biasanya diperoleh dengan
elektrolisis larutan garam-garamnya dalam air, bagi Ga dan In kemungkinan ini
bertambah karena besarnya tegangan lebih untuk evolusi hidrogen dari logam-logam
ini. Indium (In)biasanya diperoleh dengan elektrolisis larutan garam-garamnya
dalam air, bagi Ga dan In kemungkinan ini bertambah karena besarnya tegangan
lebih untuk evolusi hydrogen dari logam-logam ini.
Manfaat Unsur-Unsur Golongan IIIA
1. Kegunaan logam aluminium
Dalam bidang rumah tangga, aluminium banyak digunakan sebagai peralatan
dapur, bahan konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimanan logam
yangmudah dibuat, kuat dan ringan diperlukan.
Walau konduktivitas listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi ia
digunakansebagai bahan transmisi karena ringan.
Campuran logam aluminium dengan tembaga, magnesium, silikon,mangan, dan
unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang membuataluminium dapat
dijadikan sebagai bahan penting dalam konstruksi pesawatmodern dan roket.
Sebagai pelapis pelindung logam lainnya, logam ini jika diuapkan di
vakummembentuk lapisan yang memiliki reflektivitas tinggi untuk cahaya yang
tampakdan radiasi panas. Lapisan ini menjaga logam dibawahnya proses
oksidasisehingga tidak menurunkan nilai logam yang dilapisi. Lapisan ini
digunakan untukmemproteksi kaca teleskop dan kegunaan lainnya.
Pada sektor industri makanan, sifat aluminium yang lunak, ringan dan
mudahdibentuk dimanfaatkan sebagai kemasan berbagai produk makanan.
Di sektor pembangunan perumahan, aluminium biasa digunakan utuk
kusenpintu dan jendela.
2. Kegunaan logam Galium
semikonduktor, terutama dalam bioda pemancar cahaya
menjadi alloy
3. Kegunaan logam Talium
Beberapa jenis reaksi gelombang dimanfaatkan dalam system komunikasi
militer.
Talium sulfat, yang tak berwarna, tak berasa, dan sangat beracun sebagai obat
pembasmi hama.
Talium yang dihasilkan dari kristal natrium iodida dalam tabung photomultiplier
digunakan pada alat pendeteksi radiasi sinar gamma.
Kristal talium bromoiodide untuk memancarkan radiasi inframerah dan kristal
talium oksisulfida untuk mendeteksi campuran talium dengan raksa membentuk
cairan logam yang membeku, pada suhu -60
0
C digunakan untuk membuat
thermometer suhu rendah dan RELAY.
Dipakai dalam pembuatan roket dan kembang api.
4. Kegunaan logam Indium
Untuk industri layar datar (flat monitor).
Sebagai campuran logam.
Sebagai batang control dalam reactor atom.
Senyawa Indium (In) tertentu merupakan bahan semikonduktor yang
mempunyai karakteristik unik.

Anda mungkin juga menyukai