PENDAHULUAN :
DASAR TEORI :
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam
reaksi-reaksi biologis. Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang
dihasilkan oleh sel yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan
tersebut. Suatu enzim dapat bekerja lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa
katalis. Enzim bekerja dengan menurunkan energi aktifasi sehingga laju reaksi
meningkat. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu.
Oleh karena itu, enzim merupakan elemen penting dalam tubuh yang sangat
banyak membantu dalam reaksi enzimatik seperti dalam proses sintesis dan
reparasi DNA, pembentukan energi, dan sintesis protein (Poedjiadi 2006).
Kerja enzim dipengaruhi ole beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau
pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan
mengalami kerusakay. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya
sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain.
TUJUAN :
1. Untuk melakukan pengujian aktivitas enzim proteolitik
2. Untuk menghitung persentase protein terlarut
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi
kimia dalam system biologis. Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas
strukturnya sebagai protein. Enzim dapat mempercepat reaksi biologis, dari
reaksi yang sederhana, sampai ke reaksi yang sangat rumit. Enzim bekerja
dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi sehingga
mempercepat proses reaksi. Percepatan reaksi terjadi karena enzim menurunkan
energy pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya
reaksi (Anna Poedjiadi, 2012).
Susu skim
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil
sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan susu,
sedikit lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim seringkali disebut
sebagai susu bubuk tak berlemak yang banyak mengandung protein dan kadar air
sebesar 5% (Setya, 2012: 38). Susu skim adalah bagian susu yang banyak
mengandung protein, sering disebut “serum susu”. Susu skim dapat digunakan
oleh orang yang menginginkan nilai kalori rendah di dalam makanannya, karena
susu skim mengandung hanya 55% dari seluruh energi susu dan susu juga
digunakan dalam bahan baku dalam pembuatan keju berlemak rendah, yoghurt
rendah lemak dan produk bakery (Laksmi, 2010)
Kelemahan susu skim adalah susu skim mengandung sedikit lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak serta susu skim tidak memiliki beta karoten.
Betakaroten merupakan salah satu senyawa karotenoid yang mempunyai
aktivitas vitamin A sangat tinggi. Dalam saluran pencernaan, betakaroten
dikonversi oleh sistem enzim menjadi retinol, yang selanjutnya berfungsi sebagai
vitamin A. Betakaroten dan karotenoid lain yang tidak terkonversi menjadi
vitamin A, mempunyai sifat antioksidan, sehingga dapat menjaga integritas sel
tubuh (Eli budi dkk, 2013)
Oleh karena itu, susu skim tidak baik bagi pertumbuhan mata dan kulit.
Manfaat susu skim adalah susu skim dapat digunakan oleh orang yang
menginginkan kalori rendah dalam makanannya, Karena susu skim hanya
mengandung 55 % dari seluruh energi susu dan susu juga digunakan dalam
pembuatan keju dan yoghurt dengan kadar lemak rendah (Laksmi, 2010).
ALAT :
1. Gelas ukur
2. Gelas beaker
3. Erlenmeyer
4. Pengaduk
5. Waterbath
6. Buret
7. Pipet mohr
BAHAN :
1. Larutan susu skim
2. Papain 20%
3. Papain 40%
4. Bromelin 20%
5. Bromelin 40%
6. Air
7. NaOH 0,1N
8. Formaldehid
9. Indikator PP
CARA KERJA
Memasukkan 4 erlenmeyer
40 ml larutan susudalam
skim waterbath
suhu 37°C (kira-kira selama 10 menit).
Erlenmeyer yang satu tidak dimasukkan dalam
waterbath (sebagai kontrol/blanko).
Memasukkan masing-masing ke dalam
erlenmeyer 10 ml larutan enzim
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum tentang uji aktivitas
enzim proteolitik. Pengujian dilakukan dengan tujuan agar praktikan mampu
melakukan dan menghitung aktivitas enzim proteolitik, dimana enzim proteolitik
yang digunakan adalah enzim papain dan enzim bromelin. Substrat yang
digunakan berupa susu skim, karena susu skim mengandung kasein yang dapat
digunakan sebagai substrat. Menurut Puspita (2012) untuk mensekresikan
protease yang dapat mendegradasikan protein, maka pada medium disertakan
susu skim yang mengandung kasien. Kasein merupakan protein utama susu,
suatu mikromolekul yang tersusun atas sub unit asam amino yang dihubungkan
dengan ikatan peptida. Kasein berfungsi sebagai substrat bagi enzim protease.
Untuk mencapai titik ekivalen dengan perubahan warna menjadi putih keruh
sedikit merah , konsentrasi enzimt 20% memerlukan titran NaOH sebanyak
0,85ml. Sedangkan untuk konsentrasi enzim 40%, titran NaOH yang dibutuhkan
hingga mengalami perubahan warna menjadi putih keruh sedikit merah yaitu
sebanyak 1,35ml. perubahan warna tersebut mengindikasikan enzim mengaktalis
protein. Hal ini didukung oelh Puspitasari (2018) bahwa adanya perubahan warna
oleh penambahan indikator phenol red karena terjadi reaksi hidrolisis substrat.
Jika ditinjau dari banyaknya volume titran, konsentrasi enzim 20% mempunyai
kecepatan reaksi yang cepat daripada konsentrasi enzim 40%. Hal ini karena
subtrat 20% menghidrolisis protein lebih sedikit dibandingkan konsentrasi enzim
40% sehingga aktivitas enzim semakin cepat dengan menurunkan energi
aktivasinya. Energi aktivasi rendah membuat enzim dapat mengkatalis dengan
cepat. Pernyataan tersebut sejalan dengan Sutrisno et al (2017) bahwa prinsip
kerja enzim mempercepat reaksi biokimia yaitu dengan cara mengkatalisis semua
reaksi yang berlangsung dalam sel dengan menurunkan energi aktivasinya.
Pada pengujian sampel menggunakan enzim papain, hasil yang didapat tidak
berbeda secara signifikan jika dibandingkan dengan enzim bromelin.
Berdasarkan hasil pengamatan, penambahan konsentrasi enzim 20%
menghasilkan aktivitas enzim sebesar 0,23% dan pada konsentrasi enzim 40%
menghasilkan aktivitas enzim sebesar 0,38%. Dari kedua perlakuan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa protein yang terdegradasi oleh enzim berkonsentrasi
40% lebih banyak dibandingkan enzim berkonsentrasi 20%. Penambahan
konsentrasi enzim yang banyak juga berpengaruh nyata terhadap banyaknya
substrat yang terdegradasi. Hal ini sejalan dengan Haslaniza et al (2010) bahwa
bahwa apabila persentase bromelin yang digunakan meningkat, tingkat hidrolisis
protein juga akan meningkat. Beberapa peptida akan dihidrolisis oleh enzim
menjadi asam amino dan peptida lebih kecil seiring penambahan konsentrasi
bromelin meningkat. Adapun sebagai pembanding, satu perlakuan yang tidak
diberikan enzim yaitu sebagai kontrol. Aktivitas enzim terhadap penghidrolisis
protein pada susu tidak terlihat jika ditinjua dari perhitungan, sebesaar 0%.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiadi. 2012. Dasar-dasar Biokimia. UI. Jakarta.
Neta JLV. 2012. Bromelain Enzyme from Pineapple: In-vitro Activity Study
under Different Micropropagation Conditions. Brazil: Springer Science.