Anda di halaman 1dari 32

USAHA DAN ENERGI

A. Deskripsi

Energi merupakan konsep yang sangat penting, dan pemahaman terhadap energi
merupakan salah satu tujuan pokok fisika. Sebagai Gambaran akan pentingnya
konsep energi, dengan mengetahui energi sistem, maka gerak sistem tersebut
dapat ditentukan. Melalui modul ini Anda akan mempelajari usaha oleh gaya
tetap. Pemahaman tentang energi kinetik, energi potensial, dan energi mekanik
pada sebuah benda. Kaitan usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif dengan
perubahan energi kinetik dan energi potensial suatu sistem dan menerapkan kaitan
tersebut. Kaitan usaha yang dilakukan oleh gaya nonkonservatif dengan
perubahan energi kinetik dan energi potensial suatu sistem dan menerapkan kaitan
tersebut. Mendiskusikan cara memudahkan kita melakukan usaha, yakni dengan
menggunakan pesawat. Dan menghitung keuntungan mekanik ideal dan
sesungguhnya pada pesawat sederhana dan gabungan pesawat.

B. Prasyarat

Agar dapat mempelajari modul ini Anda harus memahami konsep kinematika,
juga konsep gaya serta perhitungan matematisnya.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pemahaman konsep dengan


benar serta proses penemuan hubungan antar konsep yang dapat
menambah wawasan anda sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
2. Pahami setiap konsep dasar pendukung modul, misalnya matematika dan
mekanika.
3. Jawablah tes formatif dengan jawaban yang singkat, tepat, dan kerjakan
sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari modul ini.
4. Bila dalam mengerjakan tugas/soal anda menemukan kesulitan,
konsultasikan dengan konsultan/instruktur yang ditunjuk.
5. Setiap menemukan kesulitan, catatlah untuk dibahas saat kegiatan tatap
muka.
6. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi dalam modul ini
untuk menambah wawasan anda.

1
D. Tujuan Akhir

Setelah anda mempelajari modul ini diharapkan Anda memiliki kompetensi


sebagai berikut :

1. Menunjukkan kemampuan menghitung usaha oleh gaya tetap.


2. Menghitung energi kinetik, energi potensial, dan energi mekanik pada
sebuah benda.
3. Mengkaitkan usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif dengan
perubahan energi kinetik dan energi potensial suatu sistem dan
menerapkan kaitan tersebut.
4. Mengkaitkan usaha yang dilakukan oleh gaya nonkonservatif dengan
perubahan energi kinetik dan energi potensial suatu system dan
menerapkan kaitan tersebut.
5. Menghitung keuntungan mekanik ideal dan sesungguhnya pada pesawat
sederhana dan gabungan pesawat.
6. Menghitung efisiensi dari pesawat sederhana.

5.1 USAHA

Usaha (W) atau disebut juga “kerja”, dideskripsikan sebagai “apa yang dihasilkan
oleh gaya ketika ia bekerja pada benda sementara benda tersebut bergerak dalam
jarak tertentu”. Usaha yang dilakukan pada sebuah benda oleh gaya yang konstan
(besar dan arah), didefinisikan dalam persamaan :

W = Fs s (5.1)

Dimana Fd merupakan komponen gaya F yang sejajar dengan perpindahan s


(Gambar 5.1), sehingga persamaan diatas dapat ditulis sebagai :

W = F cosθ s (5.2)

Dimana : F = besar gaya konstan (N)


θ = sudut antara arah gaya dan perpindahan
s = besar perpindahan benda

2
Gambar 5.1. Seorang sedang menarik peti sepanjang lantai

Suatu usaha dalam system mks adalah Nm atau joule. Dimana 1 j = 1 Nm =


1kgm2/s2. Sedangkan dalam satuan cgs, satuannya erg dimana 1 erg = 1 dyne.cm.

Usaha lebih mudah diterapkan dalam persoalan sehari-hari. Pertama, kita tinjau
kasus gerak dan gaya yang berarah sama, sehingga θ = 0 , dan cos0 = 1 . Maka
usaha adalah W = F.s . Sebagai contoh, jika kita mendorong gerobak ke arah
horizontal dengan gaya 60 N, hingga gerobak berpindah sejauh 50 m, kita
melakukan usaha 80 N x 50 m = 3000N.m terhadap gerobak.

Gaya yang dikerahkan kepada sebuah benda belum tentu menghasilkan usaha.
Sebagai contoh, jika Anda mendorong tembok, Anda tidak melakukan usaha
terhadap tembok tersebut. Anda mungkin menjadi lelah (karena membebaskan
energi melalui otot), namun karena tembok tidak bergerak (s = 0), maka W = 0.

Gambar 5.2. W = 0, karena F tegak lurus dengan d

Kita juga tidak melakukan usaha, jika kita memindahkan benda dengan
mendukung atau memondong benda itu (gaya kita vertikal ke atas) dan kita
berjalan horizontal, seperti Gambar 5.2. Hal ini terjadi karena θ = 90o, sehingga
cos θ = cos 90o = 0, sehingga W = 0. Bila Anda membicarakan usaha, perlu Anda

3
perjelas apakah Anda berbicara tentang usaha yang dilakukan oleh suatu benda,
ataukah usaha pada suatu benda. Penting pula untuk memperjelas apakah usaha
tersebut dilakukan oleh sebuah gaya, ataukah oleh gaya total (beberapa gaya)
pada sebuah benda.

Contoh 1

Sebuah peti bermassa 50 kg ditarik sepanjang lantai datar dengan gaya 100 N,
yang dikerahkan membentuk sudut 370. Gaya gesek yang terjadi adalah 50 N.
Hitunglah usaha yang dilakukan masing-masing gaya yang bekerja pada peti, dan
usaha yang dilakukan gaya total pada peti itu.

Pembahasan :

Kita pilih sistem koordinat, dengan s menyatakan vector perpindahan yang


besarnya 40 m. Terdapat empat buah gaya yang bekerja pada peti : Gaya yang
dikerahkan orang, Fo, gaya gesek, Fges, berat kotak, mg, dan gaya normal FN yang
dikerahkan lantai. Usaha yang dilakukan gaya normal dan gaya gravitasi adalah
nol, kerena gaya-gaya tersebut tegak lurus dengan perpindahan s. Wgrav = 0 dan
WN = 0

Usaha yang dilakukan F0 :


Wo = Fo s cos 370 = 100N x 40 m x 0,8 = 3200 J

Usaha yang dilakukan Fges :


Wges = Fges s cos 1800 = 50 N. 40 m (-1) = - 2000 J

Ternyata usaha yang dilakukan gaya gesek, Fges, negative. Jika kita amati, sudut
antara Fges dengan perpindahan adalah 1800 atau Fges berlawanan dengan
perpindahan.

Usaha total pada peti tersebut adalah jumlah usaha masing-masing gaya
WTOTAL = Wgrav + WN + Wges
WTOTAL = 0 + 0+ 3200 J + 200 J
= 1200 J

4
5.2. Energi

Dalam fisika energi sering diartikan sebagai kemampuan melakukan usaha. Jika
suatu benda melakukan usaha, maka benda tersebut kan kehilangan energi yang
sama dengan usaha yang dilakukannya.

E DIBERIKAN  E DILAKUKAN (5.3)

Energi dapat berubah dari suatu bentuk kebentuk lain. Misalnya pada kompor
didapur, energi yang tersimpan dalam minyak tanah diubah menjadi api
digunakan untuk memanaskan air, energi berubahbentuk lagi menjadi gerak
molekul-molekul air. Perubahan bentuk energi ini disebut tranformasi energi.
Energi juga dapat dipindahkan dari satu benda kebenda lain. Perpindahan energi
ini disebut transfer energi. Misalnya untuk contoh kompor di dapur tadi, energi
pembakaran yang ada dalam api dipindahkan kedalam air yang ada dalam panci.
Perpindahan energi semacam ini semata-mata karena perbedaan temperature,
disebut kalor. Energi juga dapat dipindahkan dari suatu system ke system yang
lain melalui gaya yang mengakibatkan pergeseran posisi suatu benda.
Perpindahan energi semacam ini dikenal sebagai usaha mekanik atau kita kenal
sebagai usaha saja.

5.2.1 Energi Kinetik

Suatu benda yang sedang bergerak mempunyai kemampuan untuk melakukan


usaha maka dapat dikatakan mempunyai energi. Energi gerak disebut dengan
energi kinetic yang berasal dari bahasa yunani “kinetos” yang bearti gerak. Jadi,
energi kinetic merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena gerakannya atau
kecepatannya. Jadi setiap benda yang bergerak mempunyai energi kinetic.
Besarnya energi kinetic suatu benda adalah :

E K  ½ mv2 (5.4)

Dimana : EK = energi kinetic (J)


M = massa benda (kg)
V = kecepatan (m/s)

EK disebut juga sebagai energi kinetic translasi, untuk membedakan dari energi
kinetic rotasi. Misalkan sebuah benda dengan massa m sedang bergerak pada
garis lurus dengan kecepatan awal v1. Untuk mempercepat benda itu secara
beraturan samapai kecepatan v2, maka diberikan padanya suatu gaya total konstan
Ftot dengan arah yang sejajar dengan arah geraknya sejauh jarak s (Gambar 3).
Usaha total yang dilakukan pada benda itu adalah :

Wtot = Ftot s. (5.5)

Wtot = m.a.s (5.6)

5
 v 2  v12 
Wtot = m  2 .s (5.7)
 2s 
Wtot  ½ m22  ½ m12 (5.8)

Persaman diatas merupakan persamaan gerak satu dimensi dan berlaku juga untuk
gerak translasi tiga dimensi, bahkan untuk gaya yang tidak beraturan. Persamaan
(5.8) dikenal sebagai teorema usaha-enaergi, yang dapat ditulis kembali menjadi
persamaan :

Wtot  E K 2  E K 1 (5.9)
Wtot  E K (5.10)

Dimana E K 1 energi kinetik awal, dan E K 1 adalah energi kinetic akhir. Dan
persamaan (5.10) bearti bahwa kerja total yang dilakukan pada sebuah benda
sama dengan perubahan energi kinetiknya.

Teorema usaha energi hanya berlaku jika W adalah usaha total yang dilakukan
pada benda (yaitu usaha yang dilakukan oleh semua gaya F tot yang bekerja pada
benda tersebut). Jika Wtot positif dilakukan pada sebuah benda, maka energi
kinetiknya bertamabah sejumlah W. Dan berlaku sebaliknya, jika Wtot negative
dilakukan pada sebuah benda, maka energi kinetic benda berkurang sejumlah W.
Artinya Ftot yang diberikan pada benda dengan arah yang berlawanan dengan arah
gerak benda mengurangi kecepatannya dan energi kinetiknya. Jika Wtot yang
dilakukan pada benda sebesar nol, maka energi kinetiknya tetap konstan dan
artinya kecepatannya juga konstan.

Contoh 2
Seorang atlet melontarkan bola tolak peluru bermassa 4,2 kg dengan kelajuan 12
m/s. Berapakah energi kinetik benda itu? Berapakah usaha yang dilakukan atlet
itu ?

Pembahsan :
Ek = ½m v 2 = ½. 4,2 kg. (12 m/s) = 302,4m J
Sesuai dengan prinsip energi usaha maka, usaha sama dengan perubahan energi
kinetik, sehingga W = 302,4 J

5.2.2 Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukannya
atau posisinya. Berbagai jenis energi potensial dapat didefinisikan, dan setiap
jenis dihubungkan dengan suatu gaya tertentu.

6
Misalnya pegas pada jam yang diputar
merupakan contoh energi potensial
y2 pegas. Pegas jam mendapatkan energi
potensialnya karena dilakukan usaha
padanya oleh orang yang memutar jam
S FExt tersebut. Sementara pegas memutar
balik, sehingga ia memberikan gaya dan
melakukan usaha untuk memutar jarum
h m jam. Contoh lain adalah energi potensial
gravitasi. Misal sebuah batubata
dipengang tinggi diudara mempunyai
energi potensial karena posisi relatifnya
terhadap bumi. Batubata itu mempunyai
FG  mg kemampuan untuk melakukan usaha
karena jika dilepaskan akan jatuh ke
tanah karena ada gaya gravitasi dan
dapat melakukan usaha.
y1

Gambar 5.2. Gaya keatas dan Gaya gravitasi

Untuk mengangkat vertical suatu benda bermassa m, gaya vertical yang paling
tidak sama dengan beratnya mg harus diberikan padanya (misal oleh tangan
seseorang). Untuk mengangkat benda itu tanpa percepatan setinggi h dari posisi y1
ke posisi y2, maka orang tersebut harus melakukan usaha yang sama dengan hasil
kali gaya eksternal yang dibutuhkan FExt = mg ke atas (jika diasumsikan arah
keatas positif) dan jarak vertical h.

W Ext  Fext d cos 0  mgh  mg ( y 2  y1 ) (5.11)

Gravitsi juga bekerja pada benda sewaktu bergerak dari y1 ke y2 dan melakukan
usaha sebesar :

WG  Fo S cos  mgh cos180 o  mg ( y 2  y1 ) (5.12)

Jika kemudian benda dilepas dari keadaan diam, maka benda akan jatuh bebas
dibawah pengaruh gravitasi dan benda itu akan memiliki kecepatan setelah jatuh
dengan ketinggian h, sebesar :

v 2  v02  2 gh  2 gh
(5.13)

Benda akan memiliki energi kinetic ½m v 2 = ½m(2gh) = mgh, dan jika benda
mengenai sebuah tiang pancang maka benda itu bias melakukan usaha pada tiang
itu sebasar mgh (teorema usaha energi). Oleh karena itu, dengan menaikkan
sebuah benda dengan massa m sampai setinggi h membutuhkan sejumlah usaha

7
yang sama dengan mgh. Maka energi potensial sebuah benda dapat didefinisikan
dalam persamaan :

E P  mgh (5.14)

Dimana : EP = energi potensial (J)


m= massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi/posisi benda dari acuan tertentu misalnya tanah (m)

Semakin tinggi suatu benda di atas tanah, makin besar pula energi potensial yang
dimilikinya.

Wext  mgy 2  mgy1  E P 2  E P1  E P (5.15)

Dengan demikian usaha yang dilakukan gaya eksternal untuk menggerakkan


massa m dari titik 1 ke titik 2 (tanpa percepatan) sama dengan perubahan energi
potensial benda antara titik 1 dan titik 2. selain itu, E P dalam hubungannya
dengan usaha yang dilakukan gravitasi dapat ditulis dalam persamaan :

WG   mg ( y 2  y1 )   E P

Artinya usaha yang dilakukan oleh gravitasi sementara massa m bergerak dari
titik 1 ke titik 2 sama dengan negative dari perbedaan energi potensial antara titik
1 dan 2.

5.3. Gaya Konservatif dan Gaya Disipatif

Bila suatu benda digerakkan dari suatu posisi yang letaknya diatas titik nol suatu
tinggi patokan ke suatu posisi lain, maka usaha gaya gravitasi tidak tergantung
pada lintasannya dan sama dengan selisih harga akhir dan harga awal suatu fungsi
yang disebut energi potensial gravitasi. Jika hanya gaya gravitasi yang bekerja
pada benda itu, energi mekanik total (jumlah energi kinetic dan energi potensial
gravitasi) adalah konstan atau kekal, maka gaya gravitasi dinamakan gaya
konservatif (kekal). Jadi jika benda sedang naik, maka usaha gaya gravitasi
memberikan tambahan kepada energi kinetic, atau dengan kata lain usaha ini
timbul kembali sepenuhnya. Hal timbul kembali sepenuhnya ini merupakan suatu
aspek penting usaha gaya konservatif.

Bila suatu benda yang diikatkan pada suatu pegas digerakkan dari suatu harga
tertentu perpanjangan pegas kesuatu harga lain, usaha gaya elastis juga tidak
bergantung pada lintasan dan sama dengan selisih harga akhir dan harga
awalsuatu fungsi yang disebut energi potensial elastic. Jika hanya harga elastic
yang bekerja pada benda itu, maka jumlah energi kinetic dan energi potensial
elastic adalah kekal. Dan oleh karena itu gaya elastic juga merupakan gaya

8
konservatif. Maka dapat disimpulkan bahwa suatu gaya konservatif mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
a. tidak bergantung pada lintasan
b. Sama dengan selisih antara harga akhir dan harga awal suatu fungsi enrgi.
c. dapat timbul kembali sepenuhnya.

Gaya konservatif berbeda dengan gaya gesekan yang dilakukan permukaan tak
bergerak terhadap benda bergerak. Usaha gaya gesekan dipengaruhi oleh lintasan,
makin panjang lintasan makin besar gaya gesekan. Tidak ada bentuk fungsi
sehingga selisih dua harga fungsi akan sama dengan usaha gaya gesekan. Bila
suatu benda kita luncurkan diatas permukaan kasar dan kembali keposisinya
semula, gaya gesek akan membalik dan tiak akan mengembalikan usaha yang
terkerjakan pada perpinahan semula, bahkan harus ada usaha lagi untuk gerak
balik nya itu. dengan kata lain , usaha gaya gesek tidak akan timbul kembali
sepenuhnya. Jika hanya gaya gesekan yang bekerja, energi mekanik total tidak
kekal. Oleh karena itu gaya gesekan dinamakan gaya non-konservatif atau gaya
disipatif. Energi mekanik sebuah benda hanya kekal jika tidak ada gaya disipatif
bekerja terhadapnya.

Ternyata bila ada gaya gesekan bekerja pada sebuah benda yang sedang bergerak,
maka energi bentuk lain akan terlibat. Asas kekekalan energi yang lebih umum
mencakup energi bentuk lain ini juga energi kinetic dan energi potensial dan
apabila tercakup, energi total suatu system akan tetap konstan.

5.4. Hukum Kekekalan Energi

Energi mekanik total (EM) merupakan jumlah energi kinetic dan energi potensial,
dan dapat dinyatakan dalam persamaan :

EM  EK  EP (5.16)

Hukum kekekalan energi mekanik untuk gaya-gaya konservatif menyatakan


bahwa “Jika hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, energi mekanik total dari
sebuah system tidak bertambah maupun berkurang pada proses apapun. Energi
tersebut tetap konstan-kekal”. Atau dapat dinyatakan dalam persamaan :

E M 1  E M 2  kons tan (5.17)

Persamaan diatas dapat ditulis sebagai :

E K 1  E P1  E K 2  E P 2 (5.18)

½ mv12  mgh1  ½ mv 22  mgh2 (5.19)

Contoh 1

9
Misalkan ketinggian mula-mula batu pada gambar berikut adalah 3,0 m.
Hitunglah kecepatan batu itu saat tepat menumbuk tanah.

Pembahasan :

energi mekanik pada titik 1 = energi mekanik pada titik 2 atau


½ mv12 + mgh 1 = ½ mv 22 + mgh 2
Indeks 1 sebagai posisi batu saat dilepas dan 2 sebagai posisi batu saat tepat
mengenai tanah, kita dapatkan:
0 - mgh 1 = ½ mv 22 = 0
Sehingga
V2 = 2gh = 2x9,8m/s 2 x3,0m = 7,7 m/s

5.5. Daya

Daya didefinisikan sebagai kecepatan melakukan usaha atau kecepatan perubahan


energi, dan dapat ditulis dalam persamaan :

W
P (5.20)
t

Dimana : P = Daya (Watt atau J/s; dengan 1 W = 1 J/s)


W = Usaha (Joule)
t = Waktu (sekon)

Daya seekor kuda menyatakan seberapa besar kerja yang dapat dilakukan
persatuyan waktu. Penilaian sebuah mesin menyatakan seberapa besar energi
kimia atau listrik yang bisa diubah menjadi energi mekanik persatuan waktu.
Karena usaha sama dengan gaya perpindahan (W = F.s), maka persamaan diatas
dapat ditulis sebagai :

F .s
P  Fv (5.21)
t

5.6. Rangkuman

10
1. Usaha adalah apa yang dihasilkan oleh gaya ketika ia bekerja pada benda
sementara benda tersebut bergerak dalam jarak tertentu.

2. Dalam fisika energi sering diartikan sebagai kemampuan melakukan usaha.

3. Jika suatu benda melakukan usaha, maka benda tersebut kan kehilangan energi
yang sama dengan usaha yang dilakukannya.

4. Energi dapat dipindahkan dari satu benda kebenda lain. Perpindahan energi ini
disebut transfer energi.

5. Energi dapat dipindahkan dari suatu system ke system yang lain melalui gaya
yang mengakibatkan pergeseran posisi suatu benda. Perpindahan energi
semacam ini dikenal sebagai usaha mekanik atau disebut usaha.

6. Energi kinetic merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena gerakannya
atau kecepatannya.

7. Teorema usaha energi hanya berlaku jika W adalah usaha total yang dilakukan
pada benda.

8. Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukannya
atau posisinya.
9. Energi mekanik total (EM) merupakan jumlah energi kinetic dan energi
potensial, dan dapat dinyatakan dalam persamaan : E M  E K  E P

10.Hukum kekekalan energi mekanik untuk gaya-gaya konservatif menyatakan


bahwa “Jika hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, energi mekanik total
dari sebuah system tidak bertambah maupun berkurang pada proses apapun.
Energi tersebut tetap konstan-kekal”.

11.Daya didefinisikan sebagai kecepatan melakukan usaha atau kecepatan


W
perubahan energi, dan dapat ditulis dalam persamaan : P 
t
12.Gaya konservatif adalah gaya yang tidak dipengaruhi oleh bentuk lintasannya,
tetapi dipengaruhi oleh posisi awal dan posisi akhir benda tersebut

13.Gaya non konservatif adalah gaya yang dipengaruhi oleh bentuk lintasan,
posisi awal dan posisi akhir benda tersebut

5.7. Tugas

11
1. Seorang atlet melontarkan bola tolak peluru bermassa 4,2 kg dengan
kelajuan 12 m/s. Berapakah energi kinetik benda itu? Berapakah usaha
yang dilakukan atlet itu?

2. Mobil yang bergerak dengan kelajuan 60 km/jam direm, dan berhenti pada
jarak 20 m. Berapakah jarak berhentinya mobil itu, jika bergerak dengan
kelajuan 120 km/jam? (Gaya pengereman pada sebuah mobil relatif tetap.)

3. Sebuah mobil 200 kg bergerak dari A ke titik B, dan kemudian ke titik C.


a. Berapakah EP gravitasi di B dan C relative terhadap titik A ?
b. Berapakah perubahan EP bila mobil itu bergerak dari B ke C ?

5.8. Tes Formatif

1. Berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi, bila sebuah benda
bermassa 25 kg jatuh dari ketinggian 3,5 m?

2. Seutas tali digunakan untuk menarik kotak melintasi lantai sejauh 15,0 m.
Tali ditarik dengan sudut 45,0o terhadap lantai, dan bekerja gaya sebesar
628 N. Berapakah usaha yang dilakukan gaya tersebut?

3. Motor listrik yang mempunyai daya 75 kW mengangkat benda setinggi


22,1 m dalam waktu 40,0 s. Berapakah gaya yang dikerahkan motor itu?
4. Pada suhu kamar, sebuah molekul oksigen yang bermassa 5,31x10 -26 kg,
umumnya memiliki EK sekitar 6,21x10-21 J. Berapakah kelajuan gerak
molekul itu?

5. Dalam sebuah perlombaan loncat tinggi, EK atlet diubah menjadi EP


gravitasi. Berapakah kelajuan minimum atlet saat mulai meloncat, agar
menghasilkan tinggi pusat massanya (loncatannya) 2,10 m dan melewati
palang dengan kelajuan 0,70 m/s?

5.9 Kunci Jawaban Tes Formatif


1. Usaha oleh gaya grafitasi W = F.s = mg h = (25 kg)(10 m/s 2)(3,5 m) = 875
J
2. Usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah :W = F cos 45 o x s =( 628
N cos 45) x 15 m
3. F = (P x t) / s = (75 x 40)/ 22,1 = 135,75 N.
4. Besarnya kelajuan : v = (2 Ek/m)1/2 = (2.x 6,21.10-21 /5,31.10-26 )1/2 =
4,84.102 m/s.
5. Gunakann rumus hukum kekekalan energi mekanik Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2

BAB 6

12
STATIKA FLUIDA

A. Deskripsi

Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang
mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian
mekanika fluida. Pada Bab ini anda akan mempelajari konsep dasar fluida statis,
yang didalamnya dibahas: konsep tekanan hidrostatis, konsep gaya archimides,
konsep hukum Pascal, dan konsep viskositas fluida.

B. Prasyarat

Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar bisa mempelajari materi ini dengan baik,
maka anda diharapkan sudah mempelajari: konsep hukum Newton (dinamika
Newton), konsep energi kinetik dan energi potensial, hukum kekekalan energi,
sifat mekanik bahan (elastisitas), dan konsep mekanika benda berubah bentuk.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pemahaman konsep dengan


benar serta proses penemuan hubungan antar konsep yang dapat
menambah wawasan anda sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
2. Pahami setiap konsep dasar pendukung modul, misalnya matematika dan
mekanika.
3. Jawablah tes formatif dengan jawaban yang singkat, tepat, dan kerjakan
sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari modul ini.
4. Bila dalam mengerjakan tugas/soal anda menemukan kesulitan,
konsultasikan dengan konsultan/instruktur yang ditunjuk.
5. Setiap menemukan kesulitan, catatlah untuk dibahas saat kegiatan tatap
muka.
6. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi dalam modul ini
untuk menambah wawasan anda.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:


 Memahami konsep fluida,
 Memahami konsep tekanan hidrostatis,
 Memahami konsep gaya Archimides,
 Memahami konsep hukum Pascal,
 Memahami konsep tekanan dan sataunnya
 Memahami konsep pengukuan tekanan

13
 Memahami konsep viskositas fluida,

6.1. Pengertian tekanan

Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang
dibagi dengan luas bidang itu. Dan secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

F
P= (6.1)
A

dimana : F = Gaya tegak lurus bidang


A
A = Luas permukaan bidang
Gambar 6.1 Satuan tekanan (SI) = pascal (Pa)
1 Pa = 1N/m2
1atm =76cm.Hg = 1,0136.105 N/m2

6.2. Tekanan hidrostatika

Tekanan hidrostatis adalah tekanan zat cair (fluida) yang hanya disebabkan oleh
beratnya. Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik
ke bawah. Makin tinggi zat cair dalam wadah, maka makin berat zat cair itu,
sehingga makin besar tekanan yang dikerjakan zat cair pada dasar wadah. Dengan
kata lain pada posisi yang semakin dalam dari permukaan, maka tekanan
hidrostatis yang dirasakan semakin besar. Dan tekanan hidrostatis tersebut
dirumuskan sebagai berikut:

Ph = ρ g h (6.2)

Dimana : ρ = massa jenis fluida


g = percepatan gravitasi
Pt = Po + Ph (6.3)
h = kedalaman fluida dari permukaan

Jika dalam satu wadah terdiri dari n jenis zat cair yang tak bercampur (massa
jenisnya berbeda), maka tekanan hidrostatis pada dasar wadah tersebut adalah
merupakan total jumlah tekanan hidrostatis oleh masing-masing jenis zat cair
(fluida). Dan tekanan hidrostatis tersebut dirumuskan sebagai berikut:

14
n
Ph =  g h
i
i i i (6.4)

Contoh 1

Suatu wadah berisi air raksa, dengan massa jenis 13.600 kg/m3 setinggi 76 cm.
a. Berapa tekanan hidrostatis yang bekerja pada dasar wadah tersebut ?
b. Berapa tinggi air yang setara dengan tekanan hidrostatis tersebut ?

Pembahasan :

(a) Tekanan hidrostatis pada dasar wadah adalah:

Ph = ρ g h
= 13.600 kg/m3 x 10 m/s2 x 76x10-2 m
= 103.360 N/m2 = 103.360 Pa

(b) Massa jenis air = 1000 kg/m3, maka ketinggian air yang setara dengan tekanan
air raksa dalam wadah adalah :

Ph
h=
 xg
103.360 N/m 2
=
1000 kg/m 3 x 10 m/s 2
= 10,336 m = 1.033,6 cm

Contoh 2 :

Sebuah bejana berisi tiga jenis cairan yang tak bercampur yaitu minyak, air, dan
air raksa seperti ditunjukan pada gambar. Massa jenis minyak 0,8 gr/cc, massa
jenis air adalah 1 gr/cc, dan massa jenis air raksa 13,6 gr/cc. Jika g = 10 m/s 2.
Tentukan tekanan hidrostatis yang bekerja pada dasar bejana.

Pembahasan

15
Tekanan hidrostatis pada dasar bejana adalah

n
Ph = 
i 1
1 gh1 (6.5)

Ph = ρM x g x hM + ρA x g x hA + ρHg x g x hHG
= 10 (800 x 4 + 1000 x 2 + 13.600 x 4) N/m2
= 59.600 N/m2

6.3. Tekanan gauge

Tekanan gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui dengan tekanan
atmosfer (tekanan udara luar). Jadi nilai tekanan yang diukur dengan alat ukur
tekanan adalah tekanan gauge. Adapun tekanan sebenarnya adalah tekanan
absolut atau tekanan
mutlak.

P = Pgauge + Patm (6.6)

Sebagai ilustrasi, sebuah ban sepeda mengandung tekanan gauge 3 atm (diukur
dengan alat ukur) memiliki tekanan mutlak 4 atm, karena tekanan udara luar
(dipermukaan air laut) kira-kira 1 atm.

6.4. Tekanan mutlak pada kedalaman zat cair

Pada lapisan atas zat cair bekerja tekanan atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara
yang menyelimuti bumi. Pada tiap bagian atmosfer bekerja gaya tarik gravitasi.
Makin kebawah, makin berat lapisan udara yang diatasnya. Oleh karenanya makin
rendah kedudukan suatu tempat, makin tinggi tekanan atmosfernya. Dipermukaan
air laut, tekanan atmosfer sekitar 1 atm = 1,01 x 105 Pa.

Tekanan pada permukaan zat cair adalah


tekanan atmosfer Po, tekanan hidrostatis zat P0
cair pada kedalaman h adalah ρgh, maka
tekanan mutlak pada kedalaman h zat cair Zat cair
adalah :
P
P = Po + ρ g h (6.7)

Gambar 6.2

Contoh 3 :

16
a. Tentukan tekanan mutlak pada kedalaman 100 m dari permukaan air laut. Jika
dianggap massa jenis air laut 1000 kg/m3, percepatan gravitasi bumi 10 m/s2,
dan tekanan dipermukaan air laut 1,01 x 105 Pa;
b. Hitung gaya total yang dikerjakan pada sisi luar jendela kapal selam berbentuk
lingkaran dengan diameter 20 cm pada kedalaman 100 m.

Pembahasan
(a) Tekanan mutlak pada kedalaman 100 m adalah :
P = Po + ρ g h
= 1,01 x 105 Pa + 1000 kg/m3 + 10 m/s2 x 100 m
= 1,01 x 105 Pa + 10x105 Pa = 11,01x105 Pa

(b) Luas jendela :


π D2 3,14(2 x 10 -1 ) 2
A= =
4 4
= 3,14 x10-2 m

Total gaya yang bekerja pada jendela kapal pada kedalaman 100 m adalah

F = P x A = 11,01x105 N/m2 x 3,14 x10-2 m


= 34,571 N

Contoh 4 :

Pada proses pemindahan minyak (massa jenis 800 kg/m3) dari satu wadah ke
wadah yang lain dilakukan dengan menggunakan selang, dan posisi wadah
pertama diposisikan lebih tinggi dari wadah kedua (lihat gambar).
a. Hitung beda tekanan antara titik A dan C ?
b. Beda tekan antara titik B dan D, jika g = 10

Pembahasan :

a. Tekanan pada titik A dan C sama besar, yaitu PA = PC = Po, sehingga beda
tekanan antara titik A dan titik C adalah: PA - PC = Po - Po = 0

17
b. Tekanan pada titik A dan B sama dengan tekanan hidrostatis pada ketinggian
20 cm, maka:
PA – PB = ρgh
= (800 kg/m3) x (10 m/s2) x (0,2 m)
= 1.600 N/m2 ……………….(1)

Dengan cara yang sama, tekanan pada titik C dan D sama dengan tekanan
hidrostatis zat cair pada ketinggian 200 cm, maka:

PC - PD = ρgh
= (800 kg/m3) x (10 m/s2) x (2 m)
= 16.000 N/m2 …………….(2)

Sehingga, dari pers (1) dan (2), diperoleh beda tekanan antara titik B dan titik D:

PB – PD = 14.400 N/m2 = 14.400 Pa.

6.5. Hukum pokok hidrostatika

Semua titik yang terletak pada kedalaman yang sama maka tekanan
hidrostatikanya sama. Oleh karena permukaan zat cair terletak pada bidang datar,
maka titiktitik yang memiliki tekanan yang sama terletak pada suatu bidang datar.
Jadi semua titik yang terletak pada bidang datar didalam satu jenis zat cair
memiliki tekanan yang sama, ini dikenal dengan hukum pokok hidrostatika.

Gambar 6.3

hB
Maka : PA= PB, dan ρminyak = ρ air (6.8)
hA

6.6. Gaya Archimides dan Penerapannya

Pengertian gaya apung


Gaya apung adalah gaya yang diberikan fluida (dalam hal ini fluidanya adalah air)
terhadap benda (yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida) dengan
arah keatas. Gaya apung Fa adalah selisih antara gaya berat benda ketika diudara
(Wbu) dengan gaya berat benda ketika tercelup sebagian atau seluruhnya dalam
fluida (Wbf)

18
Fa = Wbu - Wbf . (6.8)

Gambar 6.4

Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut Sehingga persamaan (6.8) dapat juga ditulis menjadi:

Fa = mf.g = ρf . Vbf . g (6.9)

dimana : mf : massa fluida (kg)


ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
Vbf : volume benda dalam fluida
g : percepatan gravitasi

Catatan:

- Hukum Archimides berlaku untuk semua fluida (zat cair dan gas)
- Vbf adalah volume benda yang tercelup dalam fluida, jika benda tercelup
seluruhnya, maka Vbf = volume benda. Dan jika benda tercelup sebagian maka
Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida saja, untuk kasus ini Vbf <
volume benda.

Hubungan massa jenis benda dengan massa jenis fluida

Untuk benda yang tercelup seluruhnya dalam fluida, maka dapat dirumuskan
hubungan massa jenis antara benda (ρb) dengan fluida (ρf), sebagai berikut:

ρb W
 (6.10)
ρf Fa

Contoh 5 :

19
Tinjau sebuah balok berbentuk kubus dengan sisi 0,1 m digantung vertikal dengan
tali yang ringan (massanya dapat diabaikan), tentukan gaya apung yang dialami
oleh balok
tersebut, jika:
a. Dicelupkan setengah bagian dalam air (ρA = 1.000 kg/m3)
b. Dicelupkan seluruhnya kedalam minyak (ρM = 800 kg/m3)

Pembahasan :

Volume balok: Vb = 0,1 m x 0,1 m x 0,1 m = 10-3 m3.


Percepatan gravitasi bumi: g = 9,8 m/s2
Maka, (a) Gaya tekan keatas/gaya apung Fa oleh fluida air adalah:
Fa = ρf Vbf g
10 3 m 3
= (1000 kg/m3)( )(9,8 m/s2)
2
= 49 N

(b) Gaya tekan keatas/gaya apung Fa oleh fluida minyak adalah :

Fa = ρf Vbf g
= (800 kg/m3)(10-3 m3)(9,8 m/s2)
= 7,84 N

Contoh 6 :

Tinjau sebuah benda, sebelum dimasukkan ke dalam fluida benda ditimbang


dengan neraca pegas dan diperoleh berat benda 60,5 N. Tetapi ketika benda
dimasukan kedalam air (ρA = 1000 kg/m3) neraca pegas menunjukkan angka 56,4
N. Tentukan massa jenis benda tersebut.

Pembahasan :

Massa jenis benda adalah:

ρb W

ρf Fa

W
ρb  xρ f
Fa
Wbu
= f
Wbu  Wbf
60,5 N 3
= 60,5 N  56,4 N x1000kg / m

20
= 4100 kg/m3

6.7. Hukum pascal dan penerapannya

Tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang terturup diteruskan sama
besar ke segala arah , ini adalah prinsip pascal. Sebagai contoh sederhana
aplikasi dari hukum pascal adalah dongkrak hidrolik.

Gambar 6.5

Dari gambar diatas, dengan menggunakan prinsip Pascal, berlaku hubungan,


secara matematis :

F1 F
 2 .(6.11)
A1 A 2

dan untuk pompa hirolik dengan diameter penghisap 1 adalah D 1 dan diameter
penghisap 2 adalah D2, maka berlaku juga :

D 22
F2 = .F1 (6.12)
D12

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari, yang menggunakan prinsip hukum Pascal


adalah: dongkrak hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik pengangkat
mobil, mesin pengepres hidrolik, dan rim piringan hidrolik.

Contoh 7

Sebuah pompa hidrolik memiliki penghisap kecil yang diameternya 10 cm dan


penghisap besar diameternya 25 cm. Jika penghisap kecil ditekan dengan gaya F,
maka pada penghisap besar dihasilkan gaya 1600 N. Hitung besar gaya F.

Pembahasan

 Diameter penghisap kecil: D1 = 10 cm


 Diameter penghisap besar: D2 = 25 cm

21
 Gaya pada penghisap kecil: F3 = F
 Gaya pada penghisap besar ; F2 = 1.600 N
Maka:
Gaya pada penghisap kecil adalah :
D 22 10 2
F2 = .F1 , maka F1 = x1600 = 256 N
D12 25 2

6.8 Viskositas

Setiap benda yang bergerak relatif terhadap benda lain selalu mengalami gesekan
(gaya gesek). Sebuah benda yang bergerak di dalam fluida juga mengalami
gesekan. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut.
Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan
percobaaan bola jatuh di dalam fluida tersebut. Gaya gesek yang bekerja pada
suatu benda yang bergerak relatif terhadap suatu fluida akan sebanding dengan
kecepatan relatif benda terhadap fluida :

F=-b.v .(6.13)

dimana : F = gaya gesek yang dialami benda.


b = konstanta gesekan.
v = kecepatan benda.

Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-
sifatnya tetap, gaya gesek tersebut memenuhi hukum Stokes sbb:

F = -6  η r v
(6.14)

dimana : η = viskositas fluida.


r = radius bola.

1. Hukum Stokes di atas berlaku bila :


 Fluida tidak berolak (tidak terjadi turbulensi).
 Luas penampang tabung tempat fluida cukup besar dibanding ukuran bola.

Gambar 6.6

22
Bila sebuah benda padat berbentuk bola dengan jari-jari r dimasukkan ke dalam
zat cair tanpa kecepatan awal bola tersebut akan begerak ke bawah mula-mula
dengan percepatan sehingga kecepatannya bertambah. Dengan bertambahnya
kecepatan maka gaya gesek fluida akan membesar, sehingga suatu saat bola akan
bergerak dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap ini disebut kecepatan terminal
yang terjadi pada saat gaya berat bola sama dengan jumlahan antara gaya angkat
ke atas (Archimedes) dan gaya gesek Stokes seperti tampak pada gambar.
Besarnya kecepatan terminal adalah:

2 r2g
VT = (ρo – ρf)
9 
(6.15)

Dimana : ρo = massa jenis bola


ρf = massa jenis fluida

Bila jarak yang ditempuh bola dengan kecepatan terminal tersebut dalam selang
waktu t adalah s maka berlaku persamaan gerak lurus beraturan :
vT = s/t

Contoh 8 :

Berapakah kecepatan terminal sebuah bola baja berjari jari 1 mm yang jatuh
kedalam larutan gliserin pada suhu 20 oC. Jika diketahui massa jenis besi 7,86 x
103 kg/m3, massa jenis gliserin 5,22 x 103 kg/m3 dan viscositas gleserin 1,41 Pa.s.

Pembahasan :

2 r2g
VT = (ρo – ρf)
9 

2 (1x10 3 m) 2 10m / s 2
= (7,86.103 – 5,22. 103) kg/m3
9 1,41Pa.s

= 1,02.10-3 m/s
6.9. Tekanan dan Satuanya

Ada suatu perbedaan di dalam cara sebuah gaya permukaan reaksi pada suatu
fluida dan pada suatu benda padat. Untuk suatu benda padat tidak ada batasan-
batasan pada arah gaya seperti itu, tetapi untuk suatu fluida yang diam maka gaya
permukaan harus selalu diarahkan tegak lurus kepada permukaan. Karena suatu
fluida yang diam tidak dapat menahan sebuah gaya tangesial; lapsian-lapisan
fluida tersebut akan meluncur di atas lapisan lainnya bila fluida tersebut
dipengaruhi oleh sebuah gaya seperti itu. Sesungguhnya, ketakmampuan fluida
untuk menolak gayagaya tangensial seperti itu (atau tegangan geser) yang

23
memberikan kemampuan karakteristik kepada fluida tersebut untuk mengubah
bentuknya atau untuk mengalir.

Maka, kita akan mudah menjelaskan gaya yang bereaksi pada suatu fluida dengan
menentukan tekanan p, yang didefinisikan sebagai besarnya gaya normal per
satuan luas permukaan. Tekanan ditransmisikan kepada batas-batas padat (solid
boundaries) atau melalui bagian-bagian yang sebarang dari fluida di dalam arah
tegak lurus kepada batas-batas atau bagian-bagian di setiap titik. Tekanan adalah
suatu kuantitas skalar. Satuan SI dari tekanan adalah pascal (singkatan Pa, 1 Pa =
1 N/m2). Modul.FIS 04 Pengukuran Gaya dan Tekanan 54 Satuan ini dinamai
menurut nama imuan Perancis Blaise Pascal (1623- 1662). Satuan-satuan lain
adalah bar (1 bar= 105 Pa), lb/in2, atmosfer (1 atm = 14,7 lb/in2 = 101.325 Pa),
dan mmHg (760 mm Hg = 1 atm).

Suatu fluida yang mengalami tekanan akan mengerahkan sebuah gaya pada setiap
permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Tinjaulah sebuah permukaan
tertutup yang mengandung suatu fluida (Gambar 1). Sebuah elemen permukaan
dapat dinyatakan oleh sebuah vektor S yang besarnya menyatakan luas elemen
dan yang arahnya diambil menuju keluar did alam arah normal kepada permukaan
elemen. Maka gaya F yang dikerahkan oleh fluida melawan elemen permukaan
ini adalah. F = pS.

Gambar 6.7

Sebuah elemen permukaan S dapat dinyatakan oleh sebuah vektor S, yang


besarnya sama dengan luas elemen permukaan dan arahnya normal kepada
elemen permukaan. Karena F dan S mempunyai arah yang sama, maka tekanan P
dapat dituliskan sebagai

F
P=
S
(6.16)

Kita menganggap bahwa elemen luas S adalah cukup kecil sehingga tekanan p,
yang didefinisikan sepeti di atas, adalah tak tergantung dari ukuran elemen S.
tekanan tersebut sebenarnya dapat berubah dari titik ke titik pada permukaan.

6.9.1 Pengaruh Ketinggian Lokasi Terhadap Tekanan

24
Jika suatu fluida berada di dalam kesetimbangan, maka tiap-tiap bagian fluida
berada di dalam kesetimbangan.

Gambar 6.8

(a) sebuah elemen volume yang kecil dari fluida diam.


(b) Gaya-gaya pada elemen tersebut

Untuk cairan maka  praktis adalah konstan cairan adalah hampir tak
termampatkan, dan perbedaan permukaan jarang begitu besar, sehingga tidak
perlu ditinjau sesuatu perubahan g. Maka, dengan mengambil  dan g sebagai
konstanta-konstanta, maka kita mendapatkan untuk suatu cairan homogen.

P2 – P1 = -  g(y2 – y1) .(6.17)

Jika suatu cairan mempunyai sebuah permukaan bebas (free surface), maka
permukaan bebas inilah yang merupakan alami dari mana jarak akan diukur.
Untuk mengubah permukaan referensi kita ke permukaan puncak, maka kita
mengambil y2 sebagai elevasi permukaan, di titik mana tekanan P2 yang beraksi
pada fluida biasanya adalah tekanan yang dikerahkan oleh atmosfer bumi P0. Kita
mengambil y1 berada di suatu permukaan dan kita menyatakan tekanan disana
sebagai P. Maka,

P0 – P = -  g(y2 – y1) (6.18)

Tetapi y2 – y1 adalah kedalaman h dibawah permukaan dimana tekanan adalah P,


sehingga

P = P0 +  gh (6.19)

Persamaan ini memperlihatkan dengan jelas bahwa tekanan adalah sama dimana
titik pada ketinggian yang sama. Kita telah melihat bahwa karena cairan adalah
hampir tak termampatkan maka lapisan-lapisan yang sebelah tidak terlihat
dikomporesikan oleh berat lapisan-lapisan atas yang dilapiskan di atas lapisan-
lapisan bawah tersebut dan massa jenis  praktis adalah konstan di semua

25
permukaan. Untuk gas yang temperaturnya uniform maka massa jenis  dari
setiap lapisan adalah sebanding dengan tekan P di lapisan tersebut. Variasi
tekanan dengan jarak di atas untuk suatu cairan.

Contoh 9 :

Sebuah tabung U diisi sebagian dengan air. Suatu cairan lain yang, tidak
bercampur dengan air, ditungkan ke dalam sebuah sisi sampai cairan tersebut
berada sejarak d di atas permukaan air yang ada di sisi lain, yang sementara itu
telah naik sejarak I (Gambar 25). Carilah massa jenis cairan relatif terhadap massa
jenis air. Di dalam Gambar 25 titik-titik C berada pada tekanan yang sama. Maka,
penurunan tekanan dari C ke setiap permukaan adalah sama, karena setiap
permukaan berada pada tekanan atmosfer.

Gambar 6.9

Penurunan tekanan pada bagian tabung yang berisi air adalah  w g2L; faktor 2L
berasal dari kenyataan bahwa kolom air telah naik sejarak L pada satu sisi dan
telah jatuh sejarak L pada sisi lain, dari kedudukannya yang semula. Penurunan
tekanan pada sisi lain adalah massa jenis dari cairan yang tak diketahui. Maka,

 w g2L = ρg(d + 2L)… .(6.20)

sehingga

 2L
 .(6.21)
 w (2L  d)

Perbandingan massa jenis sebuah zat kepada massa jenis air dinamakan massa
jenis relatif (relatif density) (atau berat spesifik = specific gravity) dari zat
tersebut.

6.9.2 Pengukuran Tekanan

26
Evangelista Torricelli (1608-1647) membuat satu metoda untuk mengukur
tekanan atmosfer dengan menciptakan barometer air raksa. Barometer air raksa
tersebut adalah sebuah tabung gelas yang panjang yang jelas diisi dengan air raksa
dan dibalikkan di dalam sepiring air raksa, seperti di dalam Gambar 28. Ruang di
atas kolom air raksa hanya mengandung uap air raksa, yang tekanannya adalah
begitu kecil pada temperatur biasa sehingga tekanan tersebut dapat diabaikan
besarnya. Mudah diperlihatkan bahwa tekanan atmosfer P0 = ρgh

Gambar 6.10

Kebanyakan alat pengukur tekanan menggunakan tekanan atmosfer sebagai


tingkat referensi dan mengukur perbedaan diantara tekanan sesungguhnya dan
tekanan atomosfer, yang dinamakan tekanan tolok (gauge pressure). Tekanan
sesungguhnya di sebuah titik di dalam suatu fluida dinamakan tekananan absolut
(absolute pressure). Tekanan tolok diberikan baik di atas maupun di bawah
tekanan atmosfer.

Tekanan atmosfer di suatu titik secara numerik adalah sama dengan berat kolom
udara sebanyak satu satuan luas penampang yang membentang dari titik tersebut
ke puncak atmosfer. Maka, tekanan atmosfer di suatu titik, akan berkurang
dengan ketinggian. Dari hari ke hari akan ada variasi-variasi tekanan barometer
akan mempunyai tinggi sebesar kira-kira 76 cm di permukaan laut, yang berubah
dengan tekanan atmosfer. Suatu tekanan yang ekuivalen dengan tekanan yang
dikerahkan oleh persit 76 cm air raksa pada 0 0C di bawah gravitasi standart, g =
32,172 kaki/s2 = 980,665 cm/s2, dinamakan satu atmosfer (1 atm). Massa jenis air
raksa pada temperatur ini adalah 13,5950 gram/cm3. Maka, satu atmosfer adalah
ekivale dengan 1 atm = (13,5950 gram/cm 3) (980,665 cm/s2) (76,00 cm) = 1,013 x
105 N/m2 (? 1,013 x 105 Pa) = 2116 lb/ft2 = 14.70 lb/in2

Seringkali tekanan-tekanan dispesifikasi dengan memberikan tinggi kolom air


raksa, pada 0 0C di bawah gravitasi standart yang mengarahkan tekanan yang
sama. Inilah asal mulahnya pernyataan tekanan “sentimeter air raksa (cm-Hg)”
atau tekanan “inci air raksa (inci-Hg)”. Akan tetapi, tekanan adalah perbandingan
gaya kepada luas, dan bukannya suatu panjang.

27
Torricelli menjelaskan eksperimennya dengan barometer air raksa di dalam surat-
suratnya di dalam tahun 1644 kepada kawannya Michelangelo Ricci di Roma. Di
dalam surat-surat tersebut daia mengatakan bahwa tujuan penyelidikannya
bukanlah “sekedar untuk menghasilkan suatu vakum, tetapi untuk membuat
sebuah alat yang memperlihatkan mutasi udara, yang sebentar lebih berat dan
rapat, dan yang sebentar lebih ringan dan jarang”. Setelah mendengar eksperimen
yang dilakukan oleh orang Italia tersebut, Blaise Pascal, di Perancis
mengemukakan alasan bahwa jika kolom air, air raksa ditegakkan ke atas hanya
karena tekanan udara, maka kolom tersebut seharusnya lebih pendek pada
ketinggian yang lebih besar. Dia mencobanya pada sebuah menara gereja di Paris,
tetapi menghendaki hasil-hasil yang lebih memberikan kepastian, dia menulis
kepada iparnya untuk mencoba eksperimen tersebut pada Puy de Dome sebuah
gunung yang tinggi di Auvergne. Tinggi air raksa terdapat berbeda sebesar 3 inci,
“yang menggairahkan kita dengan kekaguman dan keheranan”. Pascal sendiri
membuat sebuah barometer dengan menggunakan anggur merah dan sebuah
tabung gelas yang panjangnya 46 kaki.

Hal yang terutama pentingnya mengenai eksperimen ini pada waktu itu adalah
realisasi yang dihasilkannya yakni bahwa suatu ruang waktu dapat diciptakan.
Aristoteles mempercapai bahwa vakum tidak terdapat, dan sapai zamannya
seorang penulis seperti Descartes pun mempunyai pandangan yang sama. Selama
2000 tahun para ahli filsafat berbicara mengenai “ketakutan” yang dimiliki alam
untuk mempunyai ruang hampa-ketakukan akan vakum (horror vacui). Karena ini
maka alam dikatakan mencegah pembentukan vakum dengan menyita segala
sesuatu yang didekatnya dan bersama-sama akan segera mengisi setiap ruang
yang dikosongkan. Maka, air raksa atau anggur harus mengisi tabung yang
terbalik karena “alam benci akan vakum”. Eksperimen-eksperimen Torricelli dan
Pascal telah memperlihatkan bahwa ada pembatasan terhadap kemampuan alam
suatu sensasi. Tujuan untuk menghasilkan vakum menjadi lebih nyata di dalam
praktek melalui pengembangan pompa oleh Otto von Guericke di Jerman sekitar
tahun 1650 dan oleh Robert Boyle di Inggris sekitar tahun 1660. Walaupun
pompa-pompa ini secara relatif kasar, namun pompa-pompa tersebut telah
menyediakan sebuah alat untuk melakukan eksperimen. Dengan sebuah pompa
dan sebuah botol gelas, maka suatu ruang eksperimental dapat disediakan di
dalam mana untuk mempelajari bagaimana sifat kalor, cahaya, bunyi, dan kelak
sifat listrik dan magnet, dipengaruhi oleh atmosfer yang semakin renggang.
Walau sekarang inipun kita tidak dapat mengeluarkan seluruh jejak gas dari
sebuah tabung tertutup, namun orang-orang yang melakukan eksperimen pada
abad ke tujuh belas ini telah membebaskan ilmu pengetahuan dari momok
ketakutan akan vakum (horrof vacui) dan telah mendorong usaha-usaha untuk
menciptakan sistem-sistem yang sangat vakum.

Sangat menarik halnya, didalam bebera dekade di dalam abad ke tujuh belas tidak
kurang dari enam alat penting dikembangkan. Alatalat tersebut adalah barometer,
pompa udara, jam bandul, teleskop, mikroskop, dan termometer. Semuanya alat
tersebut telah membangkitkan gairah keajaiban dan keingintahuan.

28
Manometer tabung terbuka (Gambar 17-10) mengukur tekanan tolok. Manometer
tersebut terdiri dari sebuah tabung terbentuk U yang berisi cairan, sebuah ujung
tabung adalah terbuka ke atmosfer dan ujung yang lainnya dihubungkan kepada
sebuah sistem (tangki) yang tekanannya p akan kita ukur.

Kita mendapatkan persamaan sebagai berikut;

P – P0 = ρgh (6.22)

Jadi tekanana tolok, p – p0, adalah sebanding dengan perbedaan tinggi dari
kolom-kolom cairan di dalam tabung U. Jika tabung tersebut berisi gas di bawah
tekanan tinggi, maka suatu cairan yagn rapat seperti air raksa digunakan di dalam
tabung tersebut, air dapat digunakan bila yang terlibat adalah tekanan gas rendah.

Gambar 6.11.
Manometer tabung terbuka untuk
mengukur tekanan di dalam tangki

Sebagai Contoh:
Sebuah manometer air raksa tabung terbuka (Gambar 10) dihubungkan ke sebuah
tangki gas. Air raksa tersebut adalah 39,0 cm lebih tinggi di sebelah kanan
daripada di sebelah kiri bila sebuah barometer yang berada di dekatnya
menunjukkan pembacaan 75,0 cm Hg. Berapakah tekanan absolut gas?
Nyatakanlah jawab tersebut di dalam cm Hg, atm, Pa, dan lb/inci2. Tekanan gas
adalah tekanan di puncak kolom air raksa di sebelah kiri. Ini adalah sama seperti
tekanan pada permukaan horizontal yang sama di kolom sebelah kanan. Tekanan
pada permukaan ini adalah tekanan atmosfer (75,0 cm Hg) ditambah tekanan yang
dikerahkan oleh kolom tambahan sebesar 39,0 cm Hg, atau (dengan menganggap
nilai-nilai standart dari massa jenis air raksa dan gravitas) seluruhnya sebesar 114
cm Hg. Maka, tekanan absolut gas adalah 114 cm Hg = 114/76 atm = 1,5 atm =
1,52 x 105 Pa = (1,50)(14,7) lb/in2 = 22,1 lb/in2
Berapakah tekanan tolok gas tersebut ?

29
6.10. Rangkuman

1. Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
bidang dibagi dengan luas bidang itu.

2. Tekanan hidrostatik adalah tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
berat zat cair tersebut.

3. Hukum pokok hidrostatika, menyatakan bahwa semua titik yang terletak


pada suatu bidang datar didalam satu jenis zat cair memiliki tekanan yang
sama.

4. Gaya apung adalah gaya keatas yang dikerjakan fluida pada benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida. Gaya apung F a
adalah selisih antara berat benda diudara Wbu dengan berat benda dalam
fluida Wbf.

5. Hukum Archimides, menyatakan bahwa: gaya apung yang bekerja pada


suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida
sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

6. Prinsip hukum Pascal: tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang
tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah.

6.11. Tugas

1. Jelaskan konsep dasar dari hidrostatika. Apa yang anda ketahui tentang
tekanan gauge dan tekanan mutlak.

2. Hitunglah tekanan pada kedalamam 5 m dalam sebuah sungai, jika


tekanan atmosfer udara dipermukaan danau: (a) diperhitungkan, dan (b)
diabaikan. Massa jenis air= 1000 kg/m3.

3. Jelaskan prinsip dari hukum Pascal. Tuliskan persamaan yang


mendukungnya.
4. Sebuah pompa hidrolik memiliki penghisap kecil yang diameternya 10 cm
dan penghisap besar diameternya 30 cm. Jika penghisap yang kecil
ditekan dengan gaya F, maka penghisap besar mengasilkan gaya 1.500 N.
Hitunglah besar gaya F.

5. Jelaskan kemana arah tekanan zat cair terhadap benda yang dicelupkan
kedalam zat cair tersebut?

6. Mengapa tekanan air terhadap benda yang yang dicelupkan kedalamnya


tidak menghasilkan gaya kearah samping?

30
7. Apakah gaya keatas pada benda yang dicelupkan didalam zat cair
bergantung pada berat benda itu, bila ya jelaskan dan bila tidak jelaskan.

8. Mengapa anda lebih mudah mengapung dipermukaan air laut dari pada
dipermukaan air sungai?.

6.12. Test Formatif

1. Sebuah bejana berbentuk tabung mengandung lapisan minyak 0,25 m yang


mengapung diatas air yang kedalamannya 1 m. Jika massa jenis minyak 600
kg/m3 dan massa jenis air 1000 kg/m3. (a). berapakah tekanan gauge pada
bidang batas minyak-air. (b). Berapa tekanan gauge pada dasar tabung.

2. Tinjau sebuah alat pengukur tekanan yang memiliki sebuah pegas dengan
tetapan gaya k = 80 N/m, jika luas penampang penghisap adalah 0,40 cm2.
Ujung atasnya dihubungkan kesuatu wadah gas pada tekanan gauge 20 kPa.
Berapa jauh pegas tersebut tertekan jika ruang dimana pegas tersebut berada
didalamnya : (A) vakum dan (B) berbuka ke atmosfer, tekanan atmosfer 100
kPa.

3. Perkirakan selisih tekanan hidrostatis darah diantara otak dan kaki didalam
tubuh seorang wanita yang tingginya 170 cm. Jika massa jenis darah 1,06 x
103 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi g = 9,8 m/s2.

4. Sebuah bejana memiliki massa 1,5 kg berisi 3 kg minyak (massa jenis = 800
kg/m3) diam diatas neraca. Sebuah balok logam 7,8 kg (massa jenis = 7800
kg/m3) digantung dari sebuah neraca pegas dan dicelupkan seluruhnya
kedalam minyak. Tentukan pembacaan skala masing-masing neraca (atas dan
bawah) (g = 10 m/s2).

5. Tinjau sebuah pompa hidrolik yang mempunyai perbandingan diameter


penghisap 1: 50. Jika pada penghisap besar dimuati sebuah mobil dengan
berat 35.000 N, agar setimbang maka pada penghisap kecil harus diberi gaya
sebesar?
6. Sebuah bejana memiliki massa 1,5 kg berisi 3 kg minyak (massa jenis = 800
kg/m3) diam diatas neraca. Sebuah balok logam 7,8 kg (massa jenis = 7800
kg/m3) digantung dari sebuah neraca pegas dan dicelupkan seluruhnya
kedalam minyak. Tentukan pembacaan skala masing-masing neraca (atas dan
bawah) (g = 10 m/s2).

7. Massa sesungguhnya dari sebuah benda adalah 400 gram. Jika ditimbang
didalam air massanya seakan-akan menjadi 325 gram. Dan jika ditimbang
pada cairan lain massanya seolah-olah menjadi 225 gram. Jika rapat jenis air
adalah 1 gr/cc, maka rapat jenis cairan tersebut adalah.

31
8. Seseorang akan menjual sebongkah emas dengan harga murah. Ketika
ditimbang, massa emas itu sama dengan 12,8 kg. Karena ragu-ragu, calon
pembeli menimbangnya didalam air, dan mendapatkan bahwa massa
bongkahan emas tersebut sama dengan 11,5 kg. Pembeli berkesimpulan
bahwa bongkahan emas tersebut bukan emas murni. Bagaimana anda
menjelaskan peristiwa tersebut. Catatan: ? emas murni = 19.300 kg/m3.

9. Tinjau sebuah pompa hidrolik yang mempunyai perbandingan diameter


penghisap 1:50.Jika pada penghisap besar dimuati sebuah mobil denganberat
35.000N,agarsetimbang maka pada penghisap kecil harus diberi gaya sebesar?

10. Carilah tekanan di dalam atmosfer 16 km (10 ml) di atas permukaan laut!

11.Sebuah tabung U sederhana berisi air raksa. Bila setinggi 13,6 cm air
ditungkan ke dalam lengan kanan, berapa tinggikah air raksa akan naik di
dalam lengan kiri dari permukaannya yang semula?

6.13. Kunci jawaban


1. (a). 1.500 Pa, (b). 11.500 Pa
2. (a). 1 cm , (b). 4 cm
3. 18,02 x 103 N/m2
4. Atas = 7 N, dan bawah = 45 N
5. Gaya pada penghisap kecil = 14 N
6. Atas = 7 N, dan bawah = 45 N
7. Massa jenis zat cair = 2,3 gr/cc
8. Bongkahan tersebut bukan emas murni karena massa jenisnya 9850 kg/m 3,
sedangkan massa jenis emas murni adalah 19300 kg/m3
9. Gaya pada penghisap kecil = 14 N
10. 1,9 x 104 Pa (2,75 lb/in2)
11. 0,5 cm

32

Anda mungkin juga menyukai