Anda di halaman 1dari 60

KEGIATAN BELAJAR 2

KONFIGURASI ELEKTRON, HUBUNGANNYA DENGAN LETAK


UNSUR DALAM SISTEM PERIODIK, DAN SIFAT PERIODIK UNSUR

Capaian Pembelajaran
1. Menentukan letak suatu unsur dalam SPU berdasarkan konfigurasi
elektronnya
2. Menganalisis perbedaan sifat suatu unsur dalam SPU

Sub Capaian Pembelajaran


1. Menentukan hubungan konfigurasi elektron terhadap letak suatu unsur
dalam sistem periodik unsur melalui contoh yang diberikan dengan tepat.
2. Menjelaskan pengertian jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan
keelektronegatifan melalui gambar yang diberikan dengan benar.
3. Menganalisis hubungan nomor atom terhadap jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan melalui gambar dan tabel
yang diberikan dengan benar.

Pokok-Pokok Materi
1. Hubungan konfigurasi elektron dan sistem periodik unsur
2. Sifat-sifat keperiodikan unsur

Uraian Materi
A. Hubungan Konfigurasi Elektron dan Sistem Periodik Unsur
Percobaan menunjukan bahwa materi dapat menyerap dan memancarkan
sinar dengan panjang gelombang tertentu. Jika sinar yang dipancarkan itu
dilewatkan ke dalam prisma akan menghasilkan garis-gasis sinar yang disebut
spektrum unsur. Hasil studi terhadap spektrum atom hidrogen, akhirnya Bohr
mengemukakan teori atom yang menyatakan bahwa elektron mempunyai tingkat-
tingkat energi tertentu yang disebut juga lintasan. Lintasan-lintasan itu secara
berurutan disebut kulit K, L, M, N, dst. Elektron itu dapat naik ke tingkat lebih
tinggi bila menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu, atau turun ke yang

1
lebih rendah dan besarnya energi sambil melapaskan sinar dengan panjang
gelombang tertentu pula.
Berdasarkan hukum Einstein (E = mc2) dan hukum Planck (E = h)
didapat λ = h/mc. Menurut Broglie ini berlaku untuk setiap materi yang bergerak
termasuk elektron dalam mengelilingi inti. Akibatnya elektron dalam mengelilingi
inti tidak mempunyai lintasan tertentu tetapi mempunyai daerah (ruang) tertentu
yang disebut orbital.
Bentuk dan ukuran orbital atom hidrogen dapat ditentukan penerapan
persamaan gelombang Schrodinger yang dinyatakan dengan empat bilangan
kuantum, yaitu utama (n), azimut (l), magnetik (m) dan spin (s). Bilangan
kuantum utama dengan nilai 1, 2, 3 … menunjukan ukuran dan energi orbital,
makin besar n makin besar ukuran dan energi orbitalnya Bilangan kuantum
azimut menunjukan bentuk orbital, yang dikenal dengan orbital s (l = 0) orbital p
(jika l = 1), orbital d (jika l = 2) dan orbital d (jika l = 3). Bilangan kuantum
azimut dengan nilai 0, 1, 2, 3,… menunjukan arah orbital, dalam sumbu x, y
dan z, sedangkan bilangan kuantum spin dengan nilai -1/2 dan +1/2 menujukan
arah perputaran elekrton dalam sumbunya.
Kemudian dapat ditentukan kedudukan dan jumlah elektron dalam masing
tingkat yang disebut konfigurasi elektron yang harus sesuai dengan aturan aufbau,
larangan Pauli dan aturan Hund. Penyusunan elektron dalam suatu atom sesuai
dengan aturan Aufbau, yaitu pengisian elektron dimulai dari orbital tingkat energy
yang rendah ke tingkat energy yang tinggi. Setiap atom unsur dalam keadaan
dasar mempunyai konfigurasi elektron tertentu sesuai dengan jumlah elektron
yang dimilikinya.
Bagaimana caranya menentukan letak suatu unsur dalam sistem periodik?
Melalui konfigurasi elektron kita dapat menentukan terletak pada golongan dan
periode berapa unsur tersebut. Salah satunya berdasarkan konfigurasi elektron
yang mengikuti aturan Aufbau yaitu cara s, p, d, dan f. Konfigurasi elektron
menggambarkan sebaran/susunan elektron dalam suatu atom. Konfigurasi
elektron dapat dituliskan berdasarkan nomor atom unsur yang diketahui (Syukri,
S., 1999).

2
Kemungkinan daerah ditemukannya elektron dalam suatu atom disebut
orbital. Tingkat energy orbital atom terdiri dari s, p, d, dan f. Orbital s maksimal
diisi oleh 2 elektron, orbital p diisi oleh 6 elektron, orbital d diisi oleh 10 elektron,
dan orbital f diisi oleh 14 elektron. Orbital p akan mempunyai tiga arah orbital
yaitu px, py, dan pz. orbital d mempunyai 5 arah orbital yaitu dxy, dxz, dyz, dx2-y2,
dan dz2 yang masing-masing berisi 2 elektron. Sedangkan orbital f mempunya 7
arah orbital. Amatilah Gambar 3!

Gambar 3. Orbital px, py, dan pz (Brady, )

Gambar 4. dxy, dxz, dyz, dx2-y2, dan dz2 (Brady, )

Dari Gambar 3 dan 4 dapat dilihat bahwa elektron tidak hanya berada pada suatu
orbit, tetapi pada suatu daerah atau ruang dengan arah orbital tertentu.

Untuk pengisian elektron dalam suatu atom, amatilah Gambar 4.

3
Gambar 5.Urutan Konfigurasi Elektron Berdasarkan Aturan Aufbau
(Silberberg, 2009: 315)

Berdasarkan Gambar 5, dapat dibuatkan konfigurasi elektron dari suatu


atom. Sebagai contoh unsur dengan nomor atom 6, memiliki konfigurasi elektron
1s2 2s2 2p2, Atom dengan nomor atom 10 memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6.
Atom dengan nomor atom 12 memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2
Bagaimana urutan penulisan konfigurasi elektron berdasarkan aturan
Aufbau pada Gambar 5? Perhatikan nomor atom dari beberapa unsur di bawah
ini!

(a) 3Li (b) 35Br (c) 19K (d) 9F (e) 10Ne (f) 6C (g) 23V
Tuliskanlah konfigurasi elektron dari unsur-unsur di atas berdasarkan aturan
Aufbau!
Perhatikanlah atom X dengan nomor atom 14 dengan konfigurasi electron
1s 2s 2p6 3s2 3p2 , dan atom Y dengan nomor atom 6 dengan konfigurasi electron
2 2

1s2 2s2 2p2. Elektron atom X mengisi orbital terakhir pada 3s2, berarti berada pada
tingkat energy ke tiga, jika dihubungkan dengan system periodic atom ini berada
pada perioda ke-3. Elektron kulit terluar dari atom X berada pada orbital 3s2 3p2
yang berisi 4 elektron, disebut dengan electron valensi. Jumlah electron valensi
pada system periodic menunjukkan golongan.

4
Berdasarkan konfigurasi elektron pada contoh di atas, tentukanlah
golongan dan periode dari unsur-unsur tersebut. Sesuaikan dengan tabel periodik
unsur!
1) Berdasarkan konfigurasi elektron pada contoh di atas, bagaimana cara
menentukan letak golongan dan periode suatu unsur dalam sistem periodik?
2) Jika suatu unsur yang elektron valensinya berada pada nomor kulit yang
berbeda, (seperti unsur 23V) nomor kulit manakah yang digunakan untuk
menentukan periode?
Suatu unsur terletak pada golongan VIA perioda 4.Bagaimana
konfigurasi elektronnya?

Jawablah pertanyaan dibawah ini agar Anda lebih paham!


Isilah titik dibawah ini dengan benar!
Konfigurasi Elektron Orbital Jumlah
Unsur Golongan Periode
terluar e valensi
16S .................................... ........... ............ VIA 3

13Al 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 ........... ............ ............ ............

17Cl .................................... p 7 ............ 3

21Sc 1s2 2s2 2p6 3s2 3p64s2 3d1 ........... ............ ............ ............
26Fe .................................... d ............ VIIIB ............

22Ti 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2 ........... ............ ............ ............

B. Sifat-sifat Keperiodikan Unsur


Dari nomor atom kita dapat menentukan sifat-sifat keperiodikan
unsur.Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan
kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri kekanan dalam satu periode atau dari atas

5
kebawah dalam satu golongan.Sifat-sifat keperiodikan unsur diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Jari-jari atom
2. Energi ionisasi
3. Afinitas elektron
4. Keelektronegatifan
1. Jari-jari Atom
Amatilah Gambar 6 berikut ini!

Gambar 6. Jari-jari atom (Chang, 2011 : 285)

Berdasarkan gambar 4, apa yang dimaksud dengan jari-jari atom?


Amatilah gambar berikut tentang kecenderungan perubahan jari-jari
atom dari unsur-unsur berikut berdasarkan letaknya dalam sistem periodik
unsur!

Gambar 6. Kecendrungan jari-jari atom dalam sistem periodik


(Silberberg, 2009: 320)

6
Berdasarkan Gambar 6, dalam satu golongan:
1. Bagaimana kecenderungan jari-jari atom dari atas ke bawah dalam
satu golongan (besar/kecil)?
2. Kenapa demikian? Apa yang mempengaruhinya? Jelaskan jawaban
Anda!
Berdasarkan Gambar 6, dalam satu periode:
1. Bagaimana jari-jari atom dari kiri ke kanan dalam satu
periode(besar/kecil)?
2. Kenapa demikian? Apa yang mempengaruhinya? Jelaskan jawaban
Anda!
Berdasarkan jawaban Anda pada pertanyaan diatas, urutkanlah unsur-
unsur dibawah ini berdasarkan jari-jari atom terbesar ke terkecil. Jelaskan
alasannya!

49In - 13Al - 31Ga - 5B

2. Energi Ionisasi
Pernahkah anda mendorong meja? Agar meja tersebut berpindah dari satu
tempat ke tempat lain tentunya anda membutuhkan energi, bukan? Begitu juga
dengan atom, suatu atom netral dapat melepaskan sebuah elektron. Amatilah
reaksi berikut!

X (g) + Energi → X+ (g) + e- energi ionosasi I


X+ (g) + Energi → X2+ (g) + 2e- energi ionosasi II
2+ 3+ -
X (g) + Energi → X (g) + 3e energi ionosasi III

Berdasarkan reaksi tersebut, apa yang dimaksud dengan energi ionisasi


(EI)? Perhatikan kecenderungan energi ionisasi (EI) dapat dilihat pada Gambar 7
berikut ini!

7
Gambar 7. Kecendrungan energi ionisasi
(Silberberg, 2009: 321)
Berdasarkan gambar tersebut, dalam satu golongan:
1. Bagaimana kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dari atas ke
bawah dalam satu golongan(besar/kecil)?
2. Kenapa demikian? apa yang mempengaruhinya? Jelaskan jawaban
Anda!
Berdasarkan gambar tersebut, dalam satu periode:
1. Bagaimana kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dari atas ke
bawah dalam satu golongan(besar/kecil)?
2. Kenapa demikian? apa yang mempengaruhinya? Jelaskan jawaban
Anda!
Berdasarkan jawaban Anda pada pertanyaan diatas, urutkanlah unsur-unsur
dibawah ini berdasarkan energi ionisasi terbesar ke terkecil. Jelaskan alasannya!

49In - 13Al - 31Ga - 5B

3. Affinitas elektron
Amatilah reaksi berikut ini!

X (g) + e- → X- (g) Afinitas elektron I


X- (g) + e- → X2- (g) Afinitas elektron II
X2- (g) + e- → X3- (g) Afinitas elektron III

8
Berdasarkan reaksi tersebut, apa yang dimaksud dengan afinitas elektron (AE)?
Perhatikan Tabel 1 untuk melihat kecendrungan affinitas pada sistem periodik!
Tabel 1. Kecendrungan affinitas elektron dalam sistem periodik (Chang, 2011:66)

Berdasarkan Tabel 1, dalam satu golongan:


1. Bagaimana kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dari atas ke
bawah dalam satu golongan(besar/kecil)?
2. Kenapa demikian? apa yang mempengaruhinya? Jelaskan jawaban
Anda!
Berdasarkan gambar tersebut, dalam satu periode:
1. Bagaimana kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dari atas ke
bawah dalam satu golongan(besar/kecil)?
2. Kenapa demikian? apa yang mempengaruhinya? Jelaskan jawaban
Anda!
Berdasarkan jawaban Anda pada pertanyaan diatas, urutkanlah unsur-
unsur dibawah ini berdasarkan affinitas elektron terbesar ke terkecil. Jelaskan
alasannya!

49In - 13Al - 31Ga - 5B

4. Keelektronegatifan
Suatu unsur dalam senyawa dapat mempunyai sepasang elektron yang
dipakai bersama yang membentuk ikatan kovalen, misalnya senyawa HCl.
Amatilah Gambar 8!

9
Gambar 8. Keelektronegatifan (Syukri, 1999: 174)
Pasangan elektron itu ditarik oleh atom H dan Cl, akibatnya berada
diantara keduanya. Akan tetapi, daya tarik Cl lebih kuat daripada H sehingga
kedua elektron itu lebih dekat ke atom Cl.
Berdasarkan Gambar 8 dan pernyataan diatas, apa yang dimaksud dengan
keelektronegatifan?
Keelektronegatifan unsur ditentukan oleh muatan inti dan jari-jari
kovalennya. Nilai mutlak keelektronegatifan tidak dapat diukur, tetapi nilai
relatifnya dapat ditentukan dengan cara Pauling. Ia menetapkan atom F sebagai
standar dan berdasarkan itu dihitung nilai unsur untuk unsur yang lain.
Kecenderungan keelektronegatifan dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Ayo amati!

Tabel 2. Harga keelektronegatifan unsur-unsur golongan utama

Keterangan:

1H
2,1

1= Nomor atom
H=Lambang unsur
2,1= Harga
keelektronegatifan

10
Berdasarkan tabel tersebut, dalam satu golongan:
1. Bagaimana kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dari atas ke bawah
dalam satu golongan(besar/kecil)?
2. Kenapa demikian? apa yang mempengaruhinya? Jelaskan jawaban Anda!
Berdasarkan tabel tersebut, dalam satu periode:
1. Bagaimana kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dari atas ke bawah
dalam satu golongan(besar/kecil)?
2. Kenapa demikian? apa yang mempengaruhinya? Jelaskan jawaban Anda!
Berdasarkan jawaban Anda pada pertanyaan diatas, urutkanlah unsur-
unsur dibawah ini berdasarkan keelektronegatifan terbesar ke terkecil. Jelaskan
alasannya!

49In - 13Al - 31Ga - 5B

Untuk lebih memahami materi ini, lihatlah video pada link !

C. Rangkuman

1) Penggolongan unsur mula-mula dibuat oleh Dobereiner berdasarkan


Triade, dan kemuadian oleh Newlands berdasarkan hukum Oktaf. Kedua
cara ini mencari hubungan antara massa atom relatif dengan sifat unsur.
Mendeleyev menggolongkan unsur berdasarkan hukum periodik, yang
menyatakan bahwa sifat unsur merupakan fungsi massa atom relatifnya.
Sistem ini mempunyai banyak kelebihan, antara lain menyediakan kotak
kosong bagi unsur yang belum ditemukan. Setelah Moseley berhasil
menemukan nomor atom, lahirlah hukum periodik versi modern yang
menyatakan sifat unsur merupakan fungsi periodik nomor atomnya.
2) Sistem periodik modern disusun berdasarkan konfigurasi elektron unsur.
dalam sistem ini, unsur dibagi atas blok s, p, d, f, serta terdiri dari
golongan utama (blok s dan p) dan golongan transisi (blok d dan f). Unsur
segolongan mempunyai elektron valensi yang sama, dan yang seperiode
mempunyai jumlah kulit yang sama. Unsur yang cenderung melepaskan
elektron disebut logam (unsur blok s, d, f dan sebagian p) dan yang

11
cenderung menerima elektron disebut non logam (sebagian blok p). Unsur
yang dapat melepaskan atau menerima elektron disebut metalloid
(sebagian kecil blok p).
3) Kemiripan sifat unsur terdapat dala arah vertikal (segolongan), arah
horizontal (seperiode) serta arah diagonal (mempunyai jari-jari yang
hampir sama). Unsur mempunyai sifat periodik dalam jari-jari atom,
energi ionisasi, affinitas elektron, dan keelektronegatifan. Keperiodikan itu
berguna dalam menentukan atau membandingkan sifat dua unsur atau
lebih dalam segolongan/seperiode.

Daftar Pustaka

Brady, E. James. 1999, Kimia Universitas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta. Erlangga

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung. Penerbit ITB

Silberbeg, Martin S. 2009. Chemistry The Molecular of Matter and Change. New
York : Mc. Graw Hill

12
KEGIATAN BELAJAR 3
IKATAN KIMIA

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Menguasai tentang jenis-jenis ikatan kimia dan proses
pembentukannya
2. Menggambarkan struktur Lewis
3. Menguasai teori ikatan kimia dan aplikasinya dalam menentukan
geometri molekul dan sifat senyawa

B. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN


1. Menjelaskan proses dan pengertian pembentukkan ikatan kimia
2. Membedakan ikatan kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, dan
kovalen rangkap tiga
3. Menggambar kan struktur Lewis suatu molekul
4. Menganalisis teori pasangan elektron di sekitar inti atom untuk
menentukan bentuk molekul

C. MATERI POKOK
1. Ikatan kimia
2. Ikatan ion
3. Ikatan kovalen
4. Struktur Lewis
5. Elektron valensi dan geometri molekul

13
D. URAIAN MATERI
Dalam kehidupan sehari-hari selalu ada ikatan antara sesama manusia. Misalnya
ikatan antara kakak dan adik dalam keluarga, guru dan murid, bapak dan anak . Begitu pula
dalam ikatan kimia, ada ikatan yang menghubungkan unsur-unsur untuk membentuk suatu
senyawa. Ikatan ini terbentuk agar unsur-unsur mengalami kestabilan.
IKATAN KIMIA
Perhatikan Gambar 6!

Gambar 9. Ikatan kimia (Brady, 2012)


Pernahkah anda membayangkan mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan
satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom lain?
Apakah ikatan antar atom dalam senyawa-senyawa di alam ini semuanya sama?
Elektron valensi suatu atom merupakan dasar pembentukan ikatan kimia. Suatu atom
akan mencapai konfigurasi elektron yang stabil dalam pembentukan iktan kimia. Pada
Gambar 10 dapat diamati elektron valensi atom-atom golongan utama sistem periodik.

Amati struktur lewis berdasarkan elektron valensi di bawah ini!!!

Gambar 10. Tabel elektron valensi


(Silberbeg, 2009)
Model Lewis menggambarkan elektron valensi dengan titik-titik. Empat titik pertama
ditampilkan satu persatu di keempat sisi lambang atom unsur. Jika terdapat lebih dari empat
elektron maka titik dipasangkan dengan titik yang sudah ada. Hasilnya adalah lambang Lewis

14
untuk atom tersebut. Elektron yang dituliskan pada lambang Lewis adalah elektron valensi
(Brady, 2012 dan Silberbeg, 2009).
Susunan elektron atom gas mulia terdiri atas 8 elektron valensi yang disebut oktet,
kecuali He yang hanya mempunyai 2 elektron valensi yang disebut duplet. Adapun
konfigurasi atom-atom gas mulia adalah:
2He :2
10Ne :28
18Ar :288
36Kr : 2 8 18 8
54Xe : 2 8 18 18 8
Dari Gambar 10, bagaimana elektron valensi dari kiri ke kanan dalam sistem periodic, atom
manakah yang sudah memenuhi aturan oktet, dan atom manakah yang sudah memenuhi
aturan duplet?

Pada materi sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa suatu atom di susun dalam
tabel periodik berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Misalnya atom Na dengan nomor atom
11 dan atom Cl dengan nomor atom 17. Berapakah elektron valensi atom Na dan atom Cl
tersebut? Perhatikan konfigurasi elektron dan struktur Lewis atom Na dan atom Cl pada
uraian berikut ini.

Ikatan Ion
Amati Gambar 11!
K
K

L
L
Atom Na Atom Cl
M
Gambar 11. Ilustrasi Letak Elektron Dalam Orbital Pada Atom Na dan Cl (Dokumen Pribadi)
M
Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia, dapat dilakukan dengan
cara melepaskan atau menangkap elektron sehingga terbentuk ion positif atau ion negatif.
Perhatikan reaksi pembentukkan senyawa NaCl berikut.
Na (2 8 1)→ Na+ (2 8) + e
Cl (2 8 7) + e →Cl- (2 8 8)
Na + Cl →Na+ + Cl-→ NaCl

15
Gambar . Model pembentukan ikatan ion
Gambar 12. Proses pembentukan senyawa NaCl (Dokumen Pribadi)
1. Berapa jumlah elektron pada atom Na dan berapa kah jumlah elektron terluar pada ion Na+?
2. Berapa jumlah elektron pada atom Cl dan berapa jumlah elektron terluar pada atom Cl-?
3. Bagaimana cara atom Na untuk mencapai kestabilan dan bagaimana cara atom Cl
mencapai kestabilan?
4. Apa yang dapat anda amati dari reaksi pembentukan senyawa NaCl yang terdapat pada
gambar 2 diatas ?
5. ikatan yang terdapat pada senyawa NaCl disebut dengan ikatan ion. Jadi, Apa yang disebut
dengan ikatan ion tersebut?

Buatlah konfigurasi elektron dari pembentukan senyawa ion CaCl2 di bawah ini!
kalsium klorin kalsium klorin

+ 2+
+

2882 288
287
Ca Melepaskan 2 elektron 288
Gambar 13.Proses Pembentukan Senyawa CaCl2 (Dokumen Pribadi)
Perhatikan atom Ca:
1. Apa yang terjadi dengan atom Ca?
2. Berapa elektron yang dilepaskan oleh atom Ca ke atom Cl?
Perhatikan atom Cl:
1. Apa yang terjadi dengan atom Cl ?
2. Berapa elektron yang diserap oleh atom Cl ke atom Ca?
3. Apa yang terjadi antara atom Ca dan Cl?
4. Apakah atom Ca dan Cl sudah stabil?
5. apakah proses ikatan antara atom Mg dan O saling tarik-menarik?

Isilah Tabel 2 !

16
Tabel 2. Hubungan Nomor Atom, Elektron Valensi, dan Muatan Ion
No Atom No atom Elektron valensi Muatan ion
1 Na 11
2 K 19
3 Mg 12
4 Cl 17
5 Br 35
6 Fe 26

Berdasarkan tabel 2 :
a. Ikatan dan senyawa apa yang terbentuk dari ion atom Na dan ion atom Cl ? Jelaskan
jawaban anda.
b. Ikatan dan senyawa apa yang terbentuk dari ion atom K dan ion atom Br ? Jelaskan
jawaban anda.
c. Ikatan dan senyawa apa yang terbentuk dari ion atom Mg dan ion atom Br? Jelaskan
jawaban anda .
d.Ikatan dan senyawa apa yang terbentuk dari ion atom Fe dan ion atom Cl ? Jelaskan
jawaban anda.
Perhatikan model pembentukan ikatan ion dari senyawa MgO di bawah ini!

Mg Melepaskan 2 elektron

Magnesium Oksigen Magnesium Oksigen

28
282 26 28
Gambar 12. model pembentukan ikatan ion (dokumen pribadi)
Perhatikan atom Mg:
1. Apa yang terjadi dengan atom Mg?
2. Berapa elektron yang dilepaskan oleh atom Mg ke atom O?

17
Perhatikan atom O:
1. Apa yang terjadi dengan atom O?
2. Berapa elektron yang diterima oleh atom O dari atom Mg?
3. Apakah atom Mg dan O sudah stabil?
4. Apa yang terjadi antara ion Mg2+dan O2-?
5. apakah proses ikatan antara atom Mg dan O saling tarik-menarik?
6. ikatan apa yang terjadi antara ion Mg2+d
Ikatan Kovalen
Berdasarkan tabel periodik, kita dapat mengetahui nomor atom H adalah 1 dan nomor
atom O adalah 8. Berapakah elektron valensi atom H dan atom O tersebut?

Perhatikan konfigurasi elektron dan struktur Lewis atom H dan atom O di bawah ini.

K K
L
O H
K L K
8O : 2 6 1H : 1

Perhatikan konfigurasi elektron ilustrasi pembentukan ikatan kovalen berikut ini!


1H :1 8O :26

H
+ O H O H

H
1H :1 17Cl :287

H + Cl H Cl

Gambar 13. Ilustrasi pembentukan ikatan kovalen (dokumen pribadi)


1. Dari senyawa H2O di atas, tuliskan konfigurasi elektron atom H dengan nomor atom 1 dan
atom O dengan nomor atom 8!

18
2. Berapa elektron valensi atom H dan atom O?
3. Bagaimana cara atom H dan atom O agar menjadi stabil?
4. Pada reaksi pembentukan H2O, atom apa sajakah yang menyumbangkan elektronnya?
5. Ikatan yang terjadi pada pembentukan H2O disebut dengan ikatan kovalen. Apa yang
dimaksud dengan ikatan kovalen?
Jika diantara dua atom dalam molekul hanya ada sepasang elektron ikatan, maka
ikatannya disebut sebagai ikatan kovalen tunggal. Jika ada dua pasang elektron ikatan maka
disebut ikatan kovalen rangkap dua, dan jika ada tiga pasang elektron ikatan maka disebut
dengan ikatan kovalen rangkap tiga.
Ikatan kovalen tunggal
Amati Gambar 14!

H + Cl H Cl

Gambar 14. ilustrasi pembentukan ikatan kovalen tunggal (Dokumen Pribadi)


1. berapa pasang jumlah elektron yang berikatan?
2. apa jenis ikatan kovalen yang terbentuk?

Ikatan kovalen rangkap dua


Amati Gambar 15 !

C + 2 O O C C +C 2 +
2 O CO
O
C+ 2 O+
C Dua+(Dokumen
2 CO + 2 OO
O2 2 +
Gambar 15. Pembentukan Ikatan kovalen Rangkap Pribadi)
C + 2 CC O++ 22CC C OO C+2
1. berapa pasang jumlah elektron yang berikatan? C C + + 2 2 C C O+
O ++
+ 22C O
O
C +
+ 2 C C O + +2 22 C O + O
2 O
O
2. apa jenis ikatan kovalen yang terbentuk?C
O OC + 2 OC O
C + + 2 O CO
2
Ikatan kovalen rangkap tiga C +C 2 CO + 2 C+O O2 +
C + 2 O O 2
C+2 +O
Amati Gambar 16 ! CC
CC
+ + 22CC C OO
++ 22CC OO++ 222C + + O
C +
+ 2 C C O + +2 22 CO + O
2 O
O
C
O OC + 2 OC O
N N C C +C 2+ N 2 + CO2 O +CO2 C+O O2 +
+ C N + 2 O O
C
CC
C ++++ 2222CCCC C O ++++ C+2222 2 +O
OO
O O
Gambar 16. Ilustrasi Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Tiga (Dokumen Pribadi) C
+ 2 C C+O + +2 2 O O OCO
C 2 C + 2 O
O
C 2 CO
C C + 2+ 2 O2 O O+
+C 2 + CO CO219 C+O 2 O+
C + O
CC
CC
2 C OO
++++ 222CCCC O ++++ C+2222 2 +O
O O
C
2
Berdasarkan Gambar 16, berapa pasang jumlah elektron yang berikatan, dan apa jenis ikatan
kovalen yang terbentuk?

Struktur Lewis
Semua atom memiliki konfigurasi elektron. Atom-atom tersebut dapat bergabung menjadi
molekul. Kita akan mengetahui atom-atom dapat bergabung menjadi molekul ketika telah
menuliskan konfigurasi elektronnya dan menentukan elektron valensinya. Elektron valensi
merupakan elektron terluar dari suatu atom. Elektron-elektron valensi dari 2 atom atau lebih
ini akan digunakan untuk membuat struktur Lewis. Struktur Lewis adalah penggambaran
ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik Lewis di mana pasangan elektron ikatan
dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan diantara kedua atom, dan
pasangan elektron sunyi dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing atom. Struktur
Lewis menggambarkan pembentukkan atom-atom menjadi molekul. Pembentukkan molekul
tersebut mengilustrasikan aturan oktet yang dirumuskan oleh Lewis yaitu sebuah atom
kecuali atom hidrogen, cenderung membentuk ikatan sampai atom itu dikelilingi oleh delapan
elektron valensi(Tro, 2011).

Sebagai contoh:

.. 8.e. 8 e..
8 e- - -

S .. Cl ..
.. Cl .. SCl
Atom S dan atom Cl membentuk molekul
.. .. ..
dengan mengikuti aturan oktet dimana
masing-masing atom dikelilingi oleh 8 elekron valensi.
2

Contoh lainnya :
. .. .
H2 .e- O8 e-. 2He-
..
Cara Menggambar Struktur Lewis untuk Molekul

1. Hitung jumlah semua elektron valensi untuk setiap atom dalam molekul (selanjutnya
dalam tulisan ini disebut total elektron valensi).
2. Hitung jumlah elektron valensi setiap atom dalam molekul jika atom-atom itu sesuai
aturan oktet (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet

20
menyatakan bahwa semua atom harus memiliki delapan elektron valensi (kecuali
untuk hidrogen, yang cukup dua saja, dan boron dengan enam elektron).
3. Hitung selisih jumlah elektron yang sesuai aturan oktet dengan jumlah elektron
valensi nyatanya (hasil pada langkah 2 dikurangi hasil pada langkah 1). Selisih ini
akan sama dengan jumlah elektron yang digunakan berikatan dalam
molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron berikatan)
4. Bagilah jumlah elektron berikatan dengan angka dua: Ingat, karena setiap ikatan
memiliki dua elektron, jumlah elektron yang digunakan bersama dua atom yang
berikatan. Hasil bagi ini merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam
molekul. (selanjutnya dalam tulisan inidisebut jumlah ikatan)
5. Gambarkan susunan atom untuk molekul dengan jumlah ikatan yang diperoleh pada
langkah 4 di atas: Beberapa aturan berguna untuk diingat adalah ini:

 Hidrogen dan halogen: berikatan sekali.


 Golongan oksigen: berikatan dua kali.
 Golongan nitrogen: berikatan tiga kali. Begitu pula boron.
 Golongan karbon: berikatan empat kali.

Contoh penerapan untuk molekul CH2O

1. Total elektron valensi adalah 12.

2 elektron valensi H (2 atom H× 1 elektron/atom = 2 elektron)


4 elektron valensi C (1 atom C× 4 elektron/atom) = 4 elektron)
6 elektron valensi O (1 atom O× 6 elektron/atom) = 6 elektron)
Jumlah elektron valensi pada CH2O = 2+4+6 = 12 elektron

2. Total elektron oktet semua atom dalam CH2O = 20, diperoleh dari:

(2 atom H × 2 elektron) + 1atom C × 8 elektron) + (1 atom O × 8 elektron) = 4 +


8 + 8 = 20 elektron.

2. Total elektron berikatan sama dengan total elektron oktet dikurangi total elektron
valensi, atau 20 – 12 = 8.

21
4. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua, karena ada dua elektron per
ikatan. Akibatnya, di CH2O, jumlah ikatannya = 4. (Karena 8/2 adalah 4).
5. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah dan atom lainnya (2 atom H
dan 1 atom O) berada di sekeliling atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-
masing 2 elektron setiap ikatan) di antara atom pusat (C) dengan atom yang ada
disekitarnya, antara atom C dan O yang paling mungkin memiliki ikatan rangkap 2
(double bond). Lakukan hingga semua (dalam hal ini 8 elektron berikatan terpakai).

Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi (dari 1) dikurangi total elektron
berikatan (dari 3), yang dalam contoh ini sama dengan 12 – 8, atau 4. Melihat strukturCH2O,
dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan elektron di sekitarnya. Oksigen, hanya
memiliki empat elektron di sekitarnya (lihat gambar pada nomor 5 di atas). Untuk
melengkapi gambar, masing-masing oksigen harus memiliki dua set pasangan elektron bebas,
Tambahkan pasangan elektron bebas pada atom O sehingga aturan oktet terpenuhi.seperti
dalam struktur Lewis berikut:

Gambar 16.Contoh Struktur Lewis

22
https://urip.wordpress.com/2013/10/09/cara-mudah-menggambar-struktur-lewis-suatu-
molekul/

Catatan : Penulisan struktur Lewis molekul harus menggunakan lambang (•) bukan (x)
atau (*) dan sebagainya

F N F

F
Gambar 17. Struktru Lewis NF3
Molekul NF3 terdiri atas atom N dan F, dimana atom N merupakan atom pusat dan
atom F merupakan atom yang mengelilingi atom pusat. Nomor atom N = 7 sedangkan F = 9
dengan konfigurasi elektron sebagai berikut :
N = 1s2 2s2 2p3
F = 1s2 2s2 2p5
Elektron valensi dapat ditentukan dari konfigurasi elektronnya. Elektron terluar dari
konfigurasi elektron tersebut adalah elektron valensinya. Berarti elektron valensi N ialah 5
dan elektron valensi F ialah 7. Setelah itu, kita dapat menggambarkan struktur Lewisnya.
Ikatan Hidrogen
Jika hidrogen berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti fluor,
oksigen dan nitrogen, pasangan leketron yang dipakai bersama lebih tertarik ke arah unsur
yang lebih elektronegatif sehingga unsur agak bermuatan negatif (delta negatif), dan atom
hidrogen agak bermuatan positif (delta positif). Dalam hal ini, hidrogen dari molekul lain
akan membentuk ikatan dengan atom yang elektronegatif, seperti atom H dari molekul HF
akan berikatan dengan F dari molekul HF yang lain. Ikatan ini disebut dengan ikatan
hidrogen. Contoh yang lain pada senyawa H2O, NH3 dan salisildehid. Ikatan hidrogen terjadi
antara dua molekul yang merupakan ikatan antar molekul, seperti ikatan antara H2O. Jika
ikatan tersebut terjadi dalam satu molekul disebut ikatan intramolekul, seperti pada
salisilaldehid.
Untuk lebih memahami materi ikatan kimia ini, lihatlah video pada
https://www.youtube.com/watch?v=3EdWEPtS7xg dan
https://www.youtube.com/watch?v=DEdRcfyYnSQ serta dapat dilihat juga pada ppt ini !

23
E. RANGKUMAN
Untuk mencapai kesabilan elektron valensi yang oktet dan douplet, ada dua cara yang dapat
dilakukan. Cara yang pertama yaitu dengan melepas dan menangkap elektron. Jika suatu
atom melepaskan elektron, terbentuk ion positif ( kation ), dan jika menangkap elektron
terbentuk ion negatif ( anion ). Ikatan yang terjadi antara ion poisitif dan negatif disebut
ikatan ion. Cara yang kedua yaitu dengan memakai bersama pasangan elektron. Pemakaian
bersama pasangan elektron ini menghasilkan ikatan kovalen. Jika terjadi pemakaian bersama
sepasang elektron dihasilkan ikatan kovaen tunggal, jika dua pasang elektron dipakai bersama
dihasilkan ikatan kovalen rangkap dua dan jika tiga pasang elektron yang dipakai bersama
terbentuklah ikatan rangkap tiga. Bentuk molekul dapat diramalkan dengan menentukan
jumlah elektron disekitar atom pusat dengan dasar teori VSEPR.
( Untuk lebih jelasnya bacalah buku Brady Page 182 -194 )

F. TUGAS
Kerjakanlah tugas berikut ini (bobot masing-masing soal 20)

1. Tulislah susunan e terluar berikut :


a. atom Mg dan ion Mg 2+
b. atom Cl dan ion Cl-
c. atom O dan ion O2+
d. atom Fe dan ion Fe3+
e. atom H dan ion H-
Bagaimanakah cara atom-atom diatas membentuk ion-ion nya ?
Ion manakah yang oktet dan duplet ?
2. jelaskanlah jenis ikatan yang terjadi antara
a. atom Kalium dan klor
b. klor dan oksigen
c. hidrogen dan brom
d. magnesium dan oksigen
Tulis rumus senyawanya !
3. Tulislah struktur lewis untuk senyawa SO3, NH4+, PCl3, NO2, CO2.
4. Gambarkanlah struktur senyawa berikut dan tentukan jenis ikatan kovalennya dan
senyawa manakah yang polar dan non polar !

F2, CO, CCl4, HCN, HF, H2S, HBr, CHCl3

24
5. jelaskanlah gaya apa yang terjadi pada proses pelarutan KCl yang merupakan
senyawa ion dengan H2O yang merupakan senyawa kovalen polar !

G. TES FORMATIF
Kerjakanlah tes formatif berikut ini (bobot masing-masing soal 10)

1. Unsur yang mempunyai nomor atom 31 membentuk ion bermuatan


a. -3
b. -2
c. -1
d. +2
e. +3
2. Kelompok senyawa berikut yang termasuk ikatan ion adalah..........
a. HBr, CO2, PCl3, CaO
b. NaCl, CaCl2, CaO, NaI
c. AlO3, NO, CO, CaCl2
d. NO2, NH3, NaI, MgCl2
e. P2O3, SO3, P2O5, CO2
3. Ikatan kovalen adalah........
a. elektron-elektron yang mudah dioperkan dari atom ke atom
b. ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama
oleh dua atom
c. ikatan yang tejadi antara atom logam dan non logam
d. atom yang mempunyai kecendrungan untuk memiliki susunan elektron yang
stabil
e. terbentuk antara atom yang melepaskan elekton dengan atom yang menangkap
elektron
23
4. Jika unsur 11A dan 17B35 membentuk senyawa maka ikatan yang terjadi adalah........
a. ikatan ion
b. ikatan kovalen
c. ikatan polar
d. ikatan koordinasi
e. ikatan logam
5. Nomor atom unsur A, B, C dan D berturu-turut adalah 8, 12, 13 dan 17. Rumus
senyawa antara A dan C serta B dengan D adalah.........

25
a. C2A3 dan BD2
b. C2A3 dan B2D.
c. C3A2 dan BD2
d. C3A2 dan B2D
e. CA dan BD
6. Unsur manakah dibawah ini yang tidak dapat membentuk senyawa biner baik ionik
maupun kovalen
a. Hidrogen
b. Sesium
c. Aluminium
d. Belerang
e. Oksigen
7. Suatu unsur dalam tingkat dasar mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2
3p5 ,unsur ini akan membentuk senyawa dengan ikatan yang paling bersifat ion, bila
bersenyawa dengan unsur yang konfigurasi elektronnya dalam tingkat dasar :
a. 1s2 2s2 2p4
b. 1s2 2s1
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2
e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
8. Diantara pasangan elektron berikut yang semuanya mempunyai ikatan kovalen
adalah....
a. KCl, MgCl2, NaCl, dan HCl
b. NH3 , H2O , SO3 dan KBr
c. MgCl2, HCl, H2O dan CaCl2
d. CaO, HCl, MgO dan SO2
e. NH3, SO3, HCl dan H2O
9. Pasangan unsur berikut yang membentuk ikatan kovalen adalah......
a. 17Z dan 11Y
b. 12D dan 17Z
c. 6A dan 17Z
d. 20R dan 16S
e. 19Q dan 35T
10. Ikatan-ikatan pada ion sulfit SO32- , adalah.....

26
a. Kovalen, polar, dan tunggal

b. Ionik, polar ,dan tunggal

c. Ionik, non-polar, dan tunggal

d. Kovalen, non-polar, dan tunggal

e. Kovalen, polar dan rangkap

H. DAFTAR PUSTAKA
Brady, E. James. 1999, Kimia Universitas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung. Penerbit ITB

Tro, Nivaldo, J. 2011. Introdution Chemistry, Fouth Edition. Boston USA :


Prentice Hall

Silberbeg, Martin S. 2009. Chemistry The Molecular of Matter and Change. New
York : Mc. Graw Hill

27
KEGIATAN BELAJAR 4

BENTUK MOLEKUL

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan pengaruh interaksi antar / inter molekul yang menyebabkan sifat fisik
suatu zat.

B. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN


1. Menentukan rumus molekul senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion.
2. Mahasiswa mampu menganalisis ikatan kovalen polar dan kovalen nonpolar
3. Mahasiswa mampu membedakan sifat fisika senyawa ion dan kovalen

C. POKOK-POKOK MATERI
1. Senyawa kovalen polar dan nonpolar
2. Sifat Fisik Senyawa Ion dan Kovalen

D. URAIAN MATERI
Elektron Valensi Dan Geometri Molekul
Molekul yang hanya mengandung 2 atom memiliki geometri linear. Namun, untuk
molekul dengan 3 atom atau lebih, geometri molekulnya dapat berbeda. Dasar dari
pemahaman tentang geometri molekul adalah struktur Lewis. Struktur Lewis memberikan
informasi tentang pasangan-pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron sunyi yang ada
disekitar atom pusat. Sebelum menentukan pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron
sunyi pada suatu molekul, terlebih dahulu harus menentukan elektron valensi dari atom-atom
yang nantinya akan bergabung menjadi molekul.
Setelah menentukan elektron valensi masing-masing atom yang akan bergabung
menjadi molekul, kita dapat menggambarkan struktur Lewis molekul tersebut. Mulai dari
menggambarkan struktur Lewis atom pusat berdasarkan jumlah elektron valensinya sesuai
dengan aturan oktet atau duplet. Kamu akan mudah menentukan pasangan elektron ikatan,
pasangan elektron sunyi, dan jumlah domain elektron jika telah menggambarkan struktur
Lewisnya.

Pasangan elektron ikatan 28


Gambar 1. Proses Pembentukan BeCl2
Perhatikan gambar 1, BeCl2 dapat terbentuk dari 1 atom Be dan 2 atom Cl. Hal ini tergantung
kepada elektron valensi atom pusatnya. Be memiliki elektron valensi yang tidak oktet namun
dapat berikatan dengan atom lain. Pada molekul BeCl2 terdapat 2 pasangan elektron ikatan
disekitar atom pusat.

Domain elektron ikatan

Gambar 2. Susunan Elektron BF3(Dokumen Pribadi)


Perhatikan gambar 2, BF3 dapat terbentuk dari 1 atom B dan 3 atom F. Hal ini
tergantung kepada elektron valensi atom pusatnya. B memiliki elektron valensi yang tidak
oktet. Molekul BF3 memiliki 3 pasangan elektron ikatan, namun tidak memiliki pasangan
elektron sunyi.

Pada materi sebelumnya, kita telah mempelajari tentang struktur Lewis dari suatu
molekul. Struktur Lewis tersebut dapat dijadikan sebagai informasi dalam mengidentifikasi
jumlah domain elektron di sekitar atom pusat. Pasangan elektron ini terdiri atas pasangan
elektron sunyi dan pasangan elektron ikatan. Sekarang coba perhatikan gambar 1. yaitu BeCl2.
Molekul BeCl2 mempunyai jumlah pasangan elektron ikatan 2 dan pasangan elektron sunyi 0.
Untuk selanjutnya, lengkapi Tabel 1. agar dapat mengidentifikasi jumlah domain elektron
dari suatu molekul.

29
Tabel 1. Pasangan Elektron disekitar atom

Pasangan elektron Pasangan elektron sunyi Jumlah Pasangan


No Molekul
ikatan atom pusat atom pusat elekron

1 BeCl2 2 0 2

2 SO2 ... 1 ...

3 BF3 3 ... ...

4 NH3 ... ... ...

Setiap atom-atom berikatan yang membentuk molekul akan memiliki pasangan


elektron diantaranya ada pasangan elektron ikatan dan ada juga pasangan elektron yang tidak
berikatan atau dapat kita sebut dengan pasangan elektron sunyi. Dari beberapa molekul
tersebut ada yang hanya memiliki pasangan elektron ikatan dan ada juga yang memiliki
kedua jenis pasangan elektron tersebut. Pasangan elektron inilah yang akan membantu anda
meramalkan geometri molekul.
Perhatikanlah molekul BeCl2 dan BF3

Perhatikan Be saat membentuk molekul menjadi BeCl2 dan saat B membentuk BF3.
Perhatikan elektron valensi Be sebagai atom pusat dan B sebagai atom pusat. Setelah itu,
perhatikan struktur Lewis dari BeCl2 dan BF3.
Selanjutnya perhatikan Gambar 1 dan 2, hubungkan struktur Lewis dengan pasangan
elektron ikatan, pasangan elektron sunyi, dan jumlah domain elektron.

30
Berdasarkan contoh elektron valensi & struktur Lewis dari molekul BeCl2 dan BCl3,
kemukakan hubungan elekron valensi dan struktur Lewis.
Berdasarkan contoh struktur Lewis, pasangan elektron ikatan, pasangan elektron sunyi,
dan jumlah domain elektron, kemukakan hubungan keempatnya.
2. Pasangan elektron sunyi, pasangan elektron ikatan, dan susunan pasangan elektron

PES
PEI

Gambar 4. Struktur Lewis SCl2


Suatu molekul terbentuk dari gabungan atom-atom yang sejenis atau tidak sejenis
melalui suatu ikatan. Pasangan elektron yang digunakan secara bersama disebut pasangan
elektron ikatan (PEI). Pasangan elektron yang tidak digunakan untuk ikatan disebut pasangan
elektron sunyi (PES).
Geometri molekul dapat diramalkan dengan teori Valency Shell Elektron Repulsion
(VSEPR). Dalam teori ini kita perlu memahami domain elektron yaitu kedudukan elektron
atau daerah keberadaan elektron disekitar atom.

Teori Valence Shell Elektron Pair Repulsion (VSEPR) atau tolakan pasangan kulit
elektron valensi adalah suatu model kimia yang digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk
molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron. Teori ini
juga dinamakan teori Gillespie-Nyholm, dinamai atas dua orang pengembang teori ini
(Brady, 2012 dan Syukri, 1999 ).

Premis utama teori VSEPR adalah bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom
akan saling tolak menolak, sehingga susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi
susunan yang meminimalisasi gaya tolak menolak. Minimalisasi gaya tolakan antar pasangan
elektron ini akan menentukan geometri molekul. Jumlah pasangan elektron di sekitar atom
disebut sebagai bilangan sterik (Brady, 2012 ).
Geometri molekul atau sering disebut struktur molekul atau bentuk molekul yaitu
gambaran tiga dimensi dari suatu molekul yang ditentukan oleh jumlah ikatan dan besarnya
sudut-sudut yang ada disekitar atom pusat.Perlu ditekankan istilah molekul hanya berlaku
untuk atom-atom yang berikatan secara kovalen. Karena hal inilah, istilah geometri molekul
hanya ditujukan pada senyawa kovalen ataupun ion-ion poliatomik. Di dalam sebuah molekul
atau ion poliatom terdapat atom pusat dan substituent-substituen. Substituent yang ada terikat

31
pada atom pusat. Substituent-substituen ini dapat berupa atom (misalnya Br atau H) dan dapat
pula berupa gugus (misalnya NO2).
Terkadang sulit untuk menentukan atom pusat dari suatu molekul atau ion
poliatomik.Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan atom pusat yaitu
sebagai berikut.
1. Atom pusat biasanya ditulis di awal rumus formulanya.
2. Atom pusat biasanya atom yang lebih elektropositif atau kurang elektronegatif.
3. Atom pusat biasanya atom yang memiliki ukuran lebih besar dari atom atau susbstituen-
substituen yang ada. H ukuran paling kecil sehingga tidak pernah berlaku sebagaia atom
pusat.
Contoh
BeCl2 atom pusatnya adalah Be
NH3 atom pusatnya adalah N
Elektron valensi atom pusat yang digunakan pada pembentukan senyawa kovalen
terkadang digunakan untuk membentuk ikatan kadang tidak digunakan. Elektron yang tidak
digunakan ditulis sebagai pasangan elektron sunyi (PES), sedangkan elektron yang digunakan
dalam pembentukan ikatan ditulis sebagai pasangan elektron ikatan (PEI). Selain PES dan
PEI pada atom pusat dapat pula terdapat elektron tidak berpasangan seperti pada molekul
NO2.
Dalam suatu molekul elektron-elektron tersebut saling tolak-menolak karena memiliki
muatan yang sama. Untuk mengurangi gaya tolak tersebut atom–atom yang berikatan
membentuk struktur ruang tertentu hingga tercapai gaya tolak yang minimum. Akibat yang
ditimbulkan dari tolakan yang yang terjadi yaitu mengecilnya sudut ikatan dalam
molekul. Urutan gaya tolak dimulai dari gaya tolak yang terbesar yaitu sebagai berikut.
1. Pasangan-pasangan elektron berusaha saling menjauhi semaksimal mungkin.
2. Jarak yang diambil oleh pasangan elektron bergantung pada keelektronegatifan atom
yang bersangkutan.
3. Urutan elektron jarak yang diambil oleh pasangan elektron sebagai berikut:
PES> PEI rangkap> PEI tunggal (Ahmad, 1992).
Dengan teori ini ternyata struktur ruang suatu senyawa dapat ditentukan dengan
memperhatikan elektron bebas dan elektron ikatan dari senyawa yang bersangkutan. Sebagai
contoh untuk menentukan bentuk molekul dari NH3
1. Tentukanlah atom pusat dan elektron valensi atom pusat ( atom N dengan jumalah
elektron valensi 5)

32
2. Tentukanlah jumlah atom yang terikat, tentukan jumlah elektron dari atom pusat dan dari
atom yang terikat. (5 dari N + 3 dari H = 8 elektron)
3. Tentukan jumlah pasangan elektron 8/2 =4 pasang, yang berikatan adalah 3 pasang.
4. Tentukan juga jumlah elektron yang tidak berikatan (elektron sunyi)
Bentuk molekul NH3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini yaitu bentuk piramid segitiga
dengan susunan elektron tetrahedral.

Perhatikanlah gambar dibawah ini

Gambar 14 . Bentuk Molekul


(Brady, 2012: 415-422)

Pada kegiatan pembelajaran sebelumnya kita telah mempelajari penentuan pasangan


elektron sunyi dan pasangan elektron ikatan. Pasangan-pasangan elektron itulah yang
menjadi dalam menentukan domain elektron. Sebagai contoh, molekul CH4, NH3, dan H2O
memiliki jumlah domain elektron yang sama yaitu 4. Molekul-molekul ini memiliki jumlah
pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron sunyi yang berbeda. Hal ini menyebabkan
ketiga molekul tersebut memiliki bentuk yang berbeda dengan sudut ikatan yang berbeda
pula. Sudut ikatan antara H – C – H dalam molekul CH4> sudut ikatan antara H – N – H
dalam molekul NH3 > sudut ikatan antara H – O – H dalam molekul H2O.

Bagaiman hubungan antara geometri molekul dengan teori domain elektron,


Perhatikan gambar diatas, ada gambar geometri molekul CH4, NH3, dan H2O. Perhatikan juga
sudut ikatan yang terbentuk antara ketiga molekul tersebut. Jelaskan kenapa ada perbedaan
sudut ikatan antara CH4, NH3, dan H2O. Jelaskan pengaruh pasangan elektron sunyi terhadap
sudut ikatan
Prinsip-prinsip dasar dari VSEPR adalah sebagai berikut.
1. Antar pasangan elektron pada kulit (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga
tolak-menolak diantaranya menjadi minimum. Susunan ruang (geometri) pasangan
elektron yang berjumlah 2 hingga 6 pasangan elektron yang memberi tolakan minimum.

33
2. Pasangan elektron sunyi mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat daripada pasangan
elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan elektron sunyi hanya terikat pada satu
atom, sehingga gerakannya lebih leluasa. Urutan kekuatan tolak-menolak diantara
pasangan elektron adalah sebagai berikut.
Tolakan antarpasangan elektron sunyi > tolakan antara pasangan elektron sunyi
dengan pasangan elektron ikatan > tolakan antarpasangan elektron ikatan.
Akibatnya dari perbedaan daya tolak tersebut adalah mengecilnya sudut ikatan karena
desakan dari pasangan elektron sunyi. Banyaknya jumlah pasangan elektron sunyi pada atom
pusat akan mempengaruhi sudut ikatan. Sebagai contoh molekul CH4, NH3, dan H2O
memiliki jumlah domain elektron yang sama yaitu 4 namun jumlah pasangan elektron ikatan
dan pasangan elektron sunyinya berbeda.

34
Gambar 15. Geometri Molekul
(Chang, 2011: 328)

Selain teori VSEPR, teori hibridisasi juga dapat meramalkan bentuk


molekul. Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital
atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat
ikatan atom.Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan
bentuk orbital molekul dari sebuahmolekul.Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan
dari teori ikatan valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR,

35
teori ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan
teori VSEPR.
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur
molekul seperti metana (CH4).Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem
kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan
sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan
struktur senyawa organik.

Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk
menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan
S).Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.

Hibrid sp3

Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom.Untuk
sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon
haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen.
Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1

(Perhatikan bahwa orbital 1s memiliki energi lebih rendah dari orbital 2s, dan orbital
2s berenergi sedikit lebih rendah dari orbital-orbital 2p)

Teori ikatan valensi memprediksikan, berdasarkan pada keberadaan dua orbital p yang terisi
setengah, bahwa C akan membentuk dua ikatan kovalen, yaitu CH2. Namun,metilena adalah
molekul yang sangat reaktif (lihat pula: karbena), sehingga teori ikatan valensi saja tidak
cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4.

Lebih lanjut lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam
CH4. Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara teori mengizinkan empat ikatan dan
sesuai dengan teori ikatan valensi (adalah benar untuk O2), hal ini berarti akan ada beberapa
ikatan CH4 yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan aras tumpang
tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap hidrogen pada
CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang sama.

Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi digunakan. Langkah
awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih) elektron:

Proton yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon.
Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p.Hal ini meningkatkan

36
pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti
efektif.

Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal
sebagai orbital hibrid.Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen,
orbital 2s (orbital inti hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan) "bergabung" dengan tiga
orbital 2p membentuk hibrid sp3 (dibaca s-p-tiga).

Pada CH4, empat orbital hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital 1s hidrogen,
menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki panjang dan kekuatan ikatan
yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.

sama dengan
Gambar 16. Struktur Molekul CH4
(Syukri, 1999:210-219)

Tabel berikut ini memperlihatkan jenis orbital hibrida dan molekul yang terbentuk.

Gambar 17. Hibridisasi


(Syukri, 1999: 219)
Senyawa kovalen polar dan nonpolar

37
Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua atom yang
berikatan. Hal ini disebabkan karena unsur mempunyai daya tarik elektron
(keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari keelektronegatifan adalah
tejadinya polarisasi pada ikatan kovalen. Senyawa kovalen ada yang besifat polar dan
nonpolar. Pada senyawa kovalen nonpolar mempunyai keelektronegatifan yang hampir sama
sehingga kemampuan untuk menarik pasangan elektron sama kuat, sedangkan pada kovalen
polar mempunyai keelektronegatifan yang cukup besar.
Nilai keelektronegatifan beberapa unsur :
H
2,1
Li Be B C N O F
1,0 1,6 2,0 2,6 3,0 3,4 4,0

Na Mg Al Si P S Cl
0,9 1,3 1,6 1,9 2,2 2,6 3,2
K Ca Ga Ge As Se Br
0,8 1,0 1,8 2,0 2,2 2,6 3,0

Rb Sr In Sn Sb Te I
0,8 1,0 1,8 2,0 2,0 2,1 2,7
Cs Ba Tl Pb Bi Po At
0,8 0,9 2,0 2,3 2,0 2,0 2,2

Fr Re
0,7 0,9

Perhatikan contoh dibawah ini!


1. Ikatan kovalen polar 2. Ikatan kovalen non polar
NH3 CH4

H H
H N°° H C H
PES
H H PEI
PEI
PEI : Pasangan Elektron Ikatan

38
PES : Pasangan Elektron Sunyi
Pada masing-masing atom pusat, apakah kedua atom pusat terdapat pasangan elektron sunyi?
2. Pada dua contoh senyawa diatas, manakah yang terdapat pasangan elektron sunyi?
3. Apa perbedaan pasangan elektron ikatan sunyi dengan paangan elektron ikatan?
4. Dengan memperhatikan tabel keelektronegatifan, pada contoh senyawa NH3, berapa selisih
nilai keeektronegatifan antara atom N dengan atom H?
5. Dengan memperhatikan tabel keelektronegatifan, pada contoh senyawa CH4, berapa selisih
nilai keeektronegatifan antara atom C dengan atom H?
6. Senyawa yang memiliki selisih keelektronegatifan nya yang cukup besar, termasuk dalam
ikatan kovalen polar atau non polar?
7. Senyawa yang memiliki selisih keelektronegatifan nya yang hampir sama, termasuk dalam
ikatan kovalen polar atau non polar?
Tugas : Sediakan zat dibawah ini !
1. Air
2. Karbon tetrakl (CCl4)
3. Aseton
4. Cairan benzena
Tujuan : Menyelidiki kepolaran senyawa
Diskusikanlah kepolaran senyawa dengan mengamati percobaan dibawah ini !
Alat dan Bahan:
1. Buret (dapat diganti dengan pipet tetes yang dimodifikasi)
2. Gelas kimia
3 Penggaris polietilena atau barang kaca
4. Kain wol atau kain flanel (dapat diganti dengan rambut kering/tak berminyak)
5. Air
6. Karbon tetraklorida (CCL4)
7. Aseton
8. Cairan benzene

39
Cara Kerja:
1. Pasang buret pada kelompok masing-masing
2. Isikan air pada buret 1, CCl4 pada buret 2, aseton pada buret 3, cairan benzena pada buret
4.
3. Gosokkan penggaris polietilena/batang kaca padaa kain wol atau rambut sampai bermuatan
4. Alirkan zat cair dari buret dan dekatkan batang penggaris pada aliran tersenut. Amati aliran
cairan yang keluar dari buret.

Data Pengamatan:
No Zat cair Rumus Pengamatan Kesimpulan(polar/non-
kimia polar)

1 Air H2 O Aliran cairan ditarik


penggaris

2 Karbon (CCl4) Aliran cairan tidak ditarik


tetraklorida penggaris

3 Aseton HCOH Aliran cairan ditarik


penggaris

4 Benzena C6H6 Aliran cairan tidak ditarik


penggaris

Pertanyaan Diskusi:
1. Mengapa batang penggaris polietelena/kaca bila digosok dapat menarik aliran cairan yang
keluar dari buret?
2. Mengapa senyawa polar dapat tertarik oleh medan listrik yang terdapat pada batang
penggaris/kaca?

40
3. Apakah zat yang diselidiki di atas termasuk senyawa yang berikatan ion atau kovalen?
Jelaskan!
4. Bagaimana senyawa ion dapat mempunyai muatan listrik padahal tidak terjadi perpindahan
elektron antara atom-atom yang berikatan? Jelaskan!

Sifat fisik senyawa ion dan senyawa kovalen


Sifat – sifat senyawa ion
Bicara mengenai sifat dari senyawa ion, kita pasti akan menjumpai bahwa sifat dari
senyawa ion sangatlah berbeda dengan senyawa kovalen. sifat dari senyawa ion dan senyawa
kovalen pada penjelasan dibawah ini.
1. Senyawa ion memiliki titik beku dan titik didih yang tinggi
Senyawa ion umumnya memiliki titik didih dan titik beku yang cukup tinggi. Hal ini terjadi
akibat kuatnya ikatan antar ion pada senyawa ion tersebut. Dalam senyawa ion terlibat energi
kisi, yatu energi yang dilibatkan pada pembentukan kristal padat dari ion ionnya.Semakin
besar energi kisi suatu senyawa iun , semakin tinggi titik leleh dan titik didihnya. Tingginya
titik didih dan titik beku dari senyawa ion,kuatnya ikatan antar ion ini juga berimbas pada
sifat fase dari senyawa ion. Umumnya senyawa ion memiliki fase padat pada suhu kamar dan
hal ini berbeda dengan senyawa kovalen, umumnya senyawa kovalen memiliki fase cair atau
gas pada suhu kamar.
2.Kelarutan dalam air
Senyawa ion umumnya memiliki tingkat kelarutan yang cukup tinggi di dalam air.Air
merupkan molekul polar. Antara senyawa ion dengan air terjadi gaya ion dipol. Tingginya
tingkat kelarutan senyawa ion di dalam air terjadi akibat adanya interaksi molekul-molekul
polar dari air dengan senyawa ion yang memiliki muatan positif dan muatan negatif, interaksi
ini terjadi antara muatan positif dari air dengan muatan negatif dari senyawa ion dan begitu
juga sebaliknya. Akibat adanya interaksi tersebut, maka senyawa ion dapat dengan mudah
larut di dalam air membentuk ion-ion.
4. Dapat menghantarkan arus listrik
Inilah salah satu sifat dari senyawa ion yang umum kita ketahui, senyawa ion dapat
menghantarkan arus listrik karena senyawa ion larut dalam bentuk ion-ion yang bermuatan
positif dan bermuatan negative.Arus listrik akan dibawa oleh ion-ion tersebut.Hal ini berbeda
dengan senyawa kovalen yang tidak mampu menghantar arus listrik dikarenakan molekul-
molekulnya tidak memiliki keleluasaan untuk bergerak karena tidak memiliki muatan. Jadi
intinya senyawa ion merupakan penghantar listrik yang baik.

41
4. Reaksinya berlangsung cepat
Umumnya senyawa ion bereaksi dalam tingkat ion, sehingga energi yang diperlukan untuk
mereaksikan senyawa ion yang satu dengan senyawa ion yang lainya tidaklah besar seperti
senyawa kovalen. Uniknya, reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa ion umumnya tidak
membutuhkan energi sama sekali, contohnya dapat kita lihat pada reaksi-reaksi sederhana
seperti reaksi pengendapan. Oleh karena itu reaksi kimia pada senyawa ion berlamgsung
lebih cepat dibandingkan pada senyawa kovalen.
Contoh senyawa ion
1. Asam kuat seperti H2SO4 , HNO3 , HClO3 , HClO4 dll
2. Basa kuat seperti NaOH , KOH , RbOH , LiOH dll
3. Garam dari unsur logam seperti LiCl , KCl ,MgCl2 , SrBr2 , CaCl2 , dll
Sifat – sifat senyawa kovalen
1. Senyawa kovalen memiliki titik didih dan titik beku yang rendah
Senyawa kovalen umumnya memiliki titik didih dan titik beku yang cukup rendah. Hal ini
terjadi akibat lemahnya ikatan antar molekul pada senyawa kovalen tersebut. selain
menyebabkan rendahnya titik didih dan titik beku dari senyawa kovalen,lemahnya ikatan
antar molekul ini juga berimbas pada sifat fase dari senyawa kovalen. Umumnya senyawa
kovalen memiliki fase cair atau gas pada suhu kamar dan hal ini berbeda dengan senyawa ion,
umumnya senyawa ion memiliki fase padat pada suhu kamar.
2. Kelarutan dalam air
Senyawa kovalen umumnya memiliki tingkat kelarutan yang cukup rendah di dalam air,
terutama senyawa kovalen non polar seperti CCl4, CH4, CO2 dll .beberapa senyawa kovalen
polar seperti NH3, NO2, dan HCl memiliki tingkat kelarutan yang cukup tinggi di dalam air.
Namun jika dibandingkan dengan senyawa ion, maka kelarutan senyawa kovalen masih kalah
jauh dibandingkan dengan senyawa ion.
3. Tidak dapat menghantarkan listrik
Inilah salah satu sifat dari senyawa kovalen yang umum kita ketahui, senyawa kovalen tidak
dapat menghantarkan arus listrik karena senyawa kovalen larut dalam bentuk molekul-
molekul yang tidak bermuatan sehingga arus listrik tidak akan bisa dibawa oleh molekul-
molekul tersebut, hal ini sangat berbeda dengan senyawa ion yang mampu menghantar arus
listrik dikarenakan ion - ionya memiliki keleluasaan untuk bergerak karena memiliki muatan
positif dan muatan negatif. Jadi intinya senyawa kovalen merupakan penghantar listrik yang
buruk.
4.Dapat membentuk polimer atau makromolekul

42
Senyawa organik seperti Karbohidrat , Protein, Lemak dll merupakan salah satu senyawa
makromolekul yang terdapat pada tubuh kita. senyawa - senyawa ini sebenarnya disusun oleh
molekul - molekul kecil seperti glukosa , asam amino , dan gliserol. molekul - molekul kecil
ini merupakan salah satu senyawa kovalen, jadi senyawa - senyawa kovalen umumnya
memiliki kemampuan untuk membentuk senyawa yang lebih besar lagi atau lebih sering kita
menyebutnya makromolekul. selain itu, senyawa kovalen juga mampu membentuk ikatan
antar sesamanya dan bergabung untuk membentuk suatu senyawa yang lebih besar lagi yang
biasa juga kita sebut sebagai polimer.Kemampuan seperti ini tidak dimiliki oleh senyawa ion,
sehingga hal ini merupakan salah satu keunikan tersendiri dari senyawa kovalen.
5.Reaksinya berlangsung lambat
Umumnya senyawa kovalen bereaksi dalam tingkat molekul, sehingga diperlukan energi
yang lebih untuk mereak4sikan senyawa kovalen yang satu dengan senyawa kovalen yang
lainya. selain it2u, untuk mereaksikan senyawa kovalen yang berwujud gas pada suhu kamar
dibutuhkan energi yang besar dan katalis agar reaksi dapat berlangsung, hal ini dapat kita
amati pada reaksi antara gas N2 dengan gas H2, untuk mereaksikan kedua gas tersebut,
dibutuhkan suhu dan tekanan yang tinggi agar kedua gas tersebut dapat bereaksi. Oleh karena
itu reaksi kimia pada senyawa kovalen dapat dikatakan tidak secepat reaksi pada senyawa ion.
Contoh senyawa kovalen polar = H2O, NH3 , Alkohol , HCl , HF , HBr , Sukrosa , SO2 ,
Methanol , Aseton , Asam Format , Asam Asetat , N2O5 , Cl2O5 dll
Contoh senyawa kovalen non polar = H , N2 ,Cl2, Br2 , I2, CH4, CCl, BCl3 , NO2 , SF6, BF3,
CO2 dan lain-lainya(Ahmad, 1992). Untuk lebih memahami materi bentuk molekul, lihatlah
video animasi ini !

E. RANGKUMAN
 Molekul kovalen ada yang polar (berkutub) dan ada yang tidak. Kepolaran molekul
merupakan resultan kepolaran ikatan yang terdapat dalam molekul tersebut.
Kepolaran ikatan adalah akibat keelektronegatifan kedua atom yang berikatan.
 Disamping ikatan ion dan ikatan kovalen, terdapat ikatan lain antar atom, yaitu ikatan
hidrogen, ikatan van der waals, dan ikatan logam. Ikatan hdrogen adalah ikatan
tambahan antara hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom yang lain yang
elektonegatif. Ikatan hidrogen antar molekul mempengaruhi titik didih dan titik beku
senyawa. ikatan van der waals adalah gaya tarik listrik antar partikel bermuatan.
Partikel itu mungkin berupa ion, moleku dipol permanen atau dipol terinduksi. Ikatan
logam adalah ikatan antar atom-atom logam. Ikatan ini terjadi akibat atom logam

43
cenderung melepaskan elektron valensinya sehingga membentuk ion positif dan
elektron. Karena logam mengandung banyak elektron bebas maka bersifat
penghanntar listrik dan panas yang baik.

44
TUGAS
Kerjakanlah tugas berikut ini (bobot masing-masing soal 20)

1. Tentukanlah bentuk molekul dari CH4, NH4+, PCl3, HO2, CO2 H2O, BCl3, BeCl2, XeF4
2. Mengapa geometri molekul CCl4 berbentuk tetrahedral?
3. Apa perbedaan geometri molekul dari SF6 dan NH3?
4. jelaskanlah kenapa senyawa ion menghantarkan arus listrik dan kenapa senyawa
kovalen tidak menghantarkan arus listrik !
5. jelaskanlah kenapa titik didih senyawa ion lebih didih lebih tinggi dibandingkan titik
didih senyawa kovalen !

H. TES FORMATIF
Kerjakanlah tes formatif berikut ini (bobot masing-masing soal 10)

1. Diantara senyawa berikut yang bersifat polar adalah.....


a. Cl2
b. CH4
c. HF
d. H2
e. CO2

Informasi berikut untuk soal 2 dan 3 Diberikan data keelektronegatifan beberapa unsur.
H = 2,1
F = 4,0
Cl = 3,0
Br = 2,8
I = 2,5
2. Berdasarkan data tersebut maka senyawa yang paling polar adalah.....
a. HF
b. HCl
c. HBr
d. HI
e. H2
3. Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen nonpolar adalah......
a. HI

45
b. HCl
c. H2
d. HBr
e. HF
4. senyawa berikut yang mempunyai titik didih yang sangat tinggi adalah....
a. NaCl
b. HCl
c. PCl3
d. NH3
e. H2O
5.Senyawa berikut yang larutannya menghantarkan arus listrik adalah
a. HCl, H2SO4 dan CH4
b. CCl4, CH4 dan C2H6
c. HCl, H2SO4 dan CCl4
d. NaCl, HCl dan H2SO4
e. NaCl, HCl dan C5H2OH

6. Molekul di bawah ini yang paling polar adalah ….


a. N2
b. NH3
c. Cl2
d. CS2
e. H2O
7. Bentuk molekul yang berbentuk tetrahedral, adalah....

a. CH4 dan NH3

b. H2O dan NH3

c. CH3I dan CH3

d. CCl4 dan CH4

e. CF4 dan NH3

8. Salah satu senyawa di bawah ini yang bersifat non polar adalah ....

a. HF

46
b. HCl

c. NH3

d. CCl4

e. H2O

9. Senyawa MClx yang paling bersifat ion terdapat pada.....

a. KCl

b. CaCl2

c. RbCl

d. BeCl2

e. MgCl2

10. senyawa yang mempunyai bentuk molekul pyramid segitiga:

a. NH3 dan PCl3


b. NH3 dan H3O+
c. NH4 + dan CH3
d. PCl3 dan BeCl3
e. PCl3 dan AlCL4-

F. DAFTAR PUSTAKA
Brady, E. James. 1999, Kimia Universitas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara

Hiskia, Ahmad. 1992. Struktur Atom, Struktur Molekul, dan Sistem Periodik.
Bandung : Penerbit PT. Citra Aditya Bakti

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung. Penerbit ITB

Tro, Nivaldo, J. 2011. Introdution Chemistry, Fouth Edition. Boston USA :


Prentice Hall

Silberbeg, Martin S. 2009. Chemistry The Molecular of Matter and Change. New
York : Mc. Graw Hill

47
TES SUMATIF
Kerjakanlah tes sumatif berikut ini (bobot masing-masing soal 5)

1. Penemu partikel neutron,elektron, dan proton berturut-turut adalah….


a. Rutherford, Thomson, Niels Bohr
b. Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr
c. Chadwick, Thomson, dan Goldstein
d. Goldstein, Thomson, dan Chadwick
e. Rutherford, Niels Bohr, dan de Broglie

2. Partikel penyusun atom terdiri dari….


a.
b.
c.
d.
e.

3. Nomor atom unsure adalah bilangan yang menunjukan jumlah....


a. neutron dalam inti
b. elektron pada kulit terluar
c. proton dalam inti
d. proton dan neutron dalam inti
e. elektron dalan atom

4. Nomor atom suatu unsur adalah 58 dan bilangan massa salah satu isotopnya adalah
140. Jumlah eleKtron, proton dan neutron yang terdapat dalam atom tersebut adalah....
a. elektron 58, proton 24, neutron 58
b. elektron 58, proton 24, neutron 58
c. elektron 58, proton 58, neutron 24

48
d. elektron 58, proton 58, neutron 140
e. elektron 58, proton 24, neutron 82

5. Spesi manakah di bawah ini


(a) Li2+ (b) F- (c) He2+ (d) Be2+yang spektrum atomnya mirip dengan
spektrum atom hidrogen adalah....
a. (a), (b) dan (c)
b. (a) dan (c)
c. (b) dan (d)
d. (c)
e. (a) dan (d)

6. Diketahui unsur-unsur . Jika semua unsur tersebut menangkap


sejumlah elektron untuk mencapai kestabilan, maka unsur-unsur yang merupakan
isoton adalah....
a. P dan Q
b. P dan S
c. Q dan R
d. R dan S
e. P dan R

7. Dalam sistem periodik suatu unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar 3d10
4s2 4p3 terdapat dalam
a. perioda keempat, golongan IIIB
b. perioda keempat, golongan IIIA
c. perioda keempat, golongan VB
d. perioda keempat, golongan IVA
e. perioda ketiga, golongan VB

8. Konfigurasi elektron unsur yang terletak pada golongan VIII B adalah....


a. 3s2 3p6
b. 3d6 4s2
c. 3d10 4s1

49
d. 4s2 4p4
e. 4d8 5s2

9. Jika ditemukan unsur dengan nomor atom 116, maka letak unsur tersebut adalah
pada....
a. perioda keenam
b. golongan aktinida
c. golongan lantanida
d. golongan halogen
e. golongan VI A

10. Unsur dengan konfigurasi elektron1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5dalam system
periodic terdapat pada.....
a. perioda ketiga, golongan V A
b. perioda ketiga, golongan VII A
c. perioda kelima, golongan V A
d. perioda keempat, golongan V A
e. perioda keempat, golongan VII A

11. Unsur logan dalam system periodic terdapat pada.....


a. golongan-golongan sebelah kiri
b. perioda teratas
c. golongan-golongan di sebelah kanan
d. perioda-perioda sebelah bawah
e. semua salah

12. Suatu unsur mempunyai nomor massa 35 dan nomor atom 17. Pernyataan yang tidak
benar tentang atom tersebut adalah
a. atom merupakan unsur non logam
b. atom berada pada perioda ke 4 sistem periodik
c. atom terdapat pada golongan VII A
d. atom tersebut mudah membentuk ion negative
e. atom tersebut termasuk unsur elektronegatif

50
13. Empat unsure mempunyai konfigurasi elektron
P: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Q: 1s2 2s2 2p6 3s2 354
R: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 3d10 4s2 4p4
S: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 3d10 4s2 4p5
Di antara unsur tersebut yang terletak dalam satu golongan adalah.....
a. P dan Q
b. P dan R
c. P dan S
d. Q dan R
e. Q dan S

14. Unsur yang mempunyai nomor atom 31 membentuk ion bermuatan.....


a. -3
b. -2
c. -1
d. +2
e. +3

15. Nomor atom unsur A, B, C dan D berturu-turut adalah 8, 12, 13 dan 17. Rumus
senyawa antara A dan C serta B dengan D adalah.....
a. C2A3 dan BD2
b. C2A3 dan B2D.
c. C3A2 dan BD2
d. C3A2 dan B2D
e. CA dan BD

16. Pasangan senyawa di bawah ini yang merupakan senyawa kovalen adalah....
a. NH3 dan H2O
b. HF dan NaBr
c. NaCl dan CH3Cl
d. KCl dan CH4
e. MgCl2 dab BaCl2

51
17. Unsur X mempunyai struktur atom dengan 1 elektron pada kulit terluar, sedangkan
unsur Y mempunyai afinitas elektron besar, maka ikatan antara X dan Y adalah
ikatan.....
a. kovalen.
b. Ion
c. Koodinasi
d. Polar
e. Logam

18. Unsur X dengan konfigurasi lektron 1s2 2s2 2p6 3s1 biasanya membentuk senyawa
klorida dengan rumus.....
a. XCl
b. XCl2
c. XCl3
d. X2Cl
e. X2Cl3

19. Dengan menggunakan teori VSEPR, struktur NH4+ adalah.....


a. Tetrahedral
b. segitiga sama sisi
c. trigonal bipiramid
d. octahedral
e. bujur sangkar
20. Diketahui nomor atom S = 16 dan F = 9, maka SF6 mempunyai struktur molekul....
a. segitiga planar
b. segi empat planar
c. tetra hedral
d. trigonal bipiramidal
e. oktahedral

52
KUNCI JAWABAN TUGAS,TES FORMATIF DAN TES SUMATIF

A. Kunci Tugas

1) Kunci Tugas Kegiatan Belajar 1

a. O jumlah p = 8, jumlah e = 8 jumlah n = 8

b. O2+ jumlah p = 8, jumlah e = 6 jumlah n = 8

c. O2- jumlah p = 8, jumlah e = 10 jumlah n = 8

2.

Nomor atom (Z) 6 7 8 7 Contoh isotop:


dan
Nomor massa (A) 14 15 16 14 Contoh isobar:

Jumlah neutron (A-Z) 8 8 8 7 Contoh isoton:

3.

Unsur Isotop Isobar Isoton Alasan


dan - √ - Nomor massa (A) keduanya
sama, yakni 40
dan √ Nomor neutron sama

dan √ Nomor massa sama

dan √ Nomor proton sama

53
4. a. A, B

b. B, C

c. A, C

2) Kunci Tugas Kegiatan Belajar 2

1. a. O2-
b. F1-

c. Na+1

d. Mg 2+

e. Al3+

2. IV dan V karena sesuai dengan tingkat energi Aufbau dan Hund


3. 80Hg golongan II B elektron terakhir [Xe] 5d10 6s2
4. Unsur sebelah kiri melepaskan elektron bersifat logam, unsur sebelah kanan
menangkap elektron bersifat non logam
5. K dan Na terletak pada golongan I A. Na pada periode ke III karena
konfigurasi elektronnya [Ne] 3s1. K pada perioda ke IV karena konfigurasi
elektronnya [Ar] 4s2. S pada periode ke III karena konfigurasi elektronnya [Ne]
3s2 3p4. Ar pada perioda ke III kaena konfigurasi elektronnya 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6

3) Kunci Tugas Kegiatan Belajar 3

1. a. Mg 1s2 2s2 2p6 3s2


Mg2+ 1s2 2s2 2p6

b. Cl 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Cl- 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

c. O 1s2 2s2 2p4

54
O 1s2 2s2 2p2

d. Fe [Ar] 3d10 4s2

Fe3+ 3d10 4s0

Atom-atom ini membentuk ion positif dengan elektron, dan membentuk ion
negatif melepas. Dengan menangkap elektron ion yang duplet H- yang oktet
Mg2+ Cl-

2. a. Ikatan ion KCL


b. ikatan kovalen Cl2O

c. kovalen HBr

d. ikatan ion MgO

3.

3a
3b

3c

3d

55
3e

4. F2 = Non polar

CO = Polar

CCl4 = Non polar

HCN = Polar

56
HF = Polar

H2S = Polar

HBr = Polar

CHCl3 = Polar

57
5. Gaya ion dipol antara ion K+ dengan kutub negatif H2O dan
ion Cl- dengan kutub positif H2O

4) Kunci Tugas Kegiatan Belajar 4

1. a. CH4 Tetrahedral
b. NH Tetrahedral

c. PCl3 Trigonal piramid

d. H2O Bentuk V

e. CO2 Linear

f. BCl3 Segitiga piramid

g. BeCl2 Linear

h. XeF4 Bujur sangkar

2. karena menurut teori hibridisasi orbital hibrid dari C pada CH4 adalah sp3 yang
bentuk molekulnya tetrahedral .
3. SF6 bentuk molekulnya oktahedral, tidak punya pasangan e sunyi, non polar
NH3 bentuk molekulnya piramid, punya e sunyi, polar

4. Karena terionisasi dalam air, sehingga bisa menghantarkan arus listrik.


5. Karena adanya energi kisi dan terikat dalam kisi kristal yang kuat sehingga
butuh energi yang banyak untuk mendidih.

58
B. Kunci Tes Formatif Modul

No. KB 1 KB 2 KB 3 KB 4
1 d c e c
2 c b b a
3 c e b c
4 e e a a
5 e e a d
6 b b d e
7 e b b d
8 b a e d
9 c c d c
10 e b c a

C. Kunci Tes Sumatif Modul 1

1. c 6. b 11. e 16. a
2. c 7. c 12. b 17. b
3. c 8. b 13. b 18. a
4. e 9. e 14. a 19. a
5. b 10. e 15. a 20. e

59
60

Anda mungkin juga menyukai