Anda di halaman 1dari 44

SMA

FASE F
(KELAS XII)

SMA NEGERI 1 MENGWI


MODUL AJAR
REAKSI REDOKS

Zainal Abidin, S.Pd


Tahun 2023
I. INFORMASI UMUM

A. Identitas Modul

Nama Penyusun : Zainal Abidin, S.Pd


Institusi : SMA Negeri 1 Mengwi
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Fase/Kelas : F / XII
Materi : Reaksi Redoks
Alokasi waktu : 6 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 6 JP
Kata Kunci : Reaksi Oksidasi, Reduktor, Oksidator, Bilangan Oksidasi, Reaksi Redoks setara
Kode Perangkat : FXII2
Jumlah peserta didik : 40 siswa
Moda : Tatap muka

B. Kompetensi Awal

Peserta didik telah memiliki pengetahuan awal tentang:


1. Lambang unsur dan jumlah atom dalam tiap molekul
2. Persamaan reaksi

C. Profil Pelajar Pancasila

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan diri sesuai
dengan profil pelajar pancasila, terutama dimensi bergotong royong dan bernalar kritis.
Bergotong royong : Memiliki kemampuan untuk melakukan kolaborasi dengan sukarela agar kegiatan
yang dikerjakan dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan untuk kebaikan
bersama.
Bernalar Kritis : Berpikir secara objektif, sistematik dan saintifik dengan mempertimbangkan
berbagai aspek berdasarkan data dan fakta yang mendukung, sehingga dapat
membuat keputusan yang tepat dan berkontribusi memecahkan masalah dalam
kehidupan, serta terbuka dengan penemuan baru

D. Sarana dan Prasarana

Sarana : Laptop dan LCD


Prasarana : LKPD, alat tulis, buku, pensil, jaringan internet, whiteboard, boardmarker, dan bahan
tayang

E. Target Peserta didik


Terdapat 3 target Peserta Didik, yaitu:
1. Peserta didik reguler/tipikal.
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar (hanya menonjol pada salah satu gaya belajar saja).
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi.

F. Model Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan secara luring/tatap muka dengan menerapkan model pembelajaran problem-
based learning

II. KOMPONEN INTI

Pertemuan I

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ini adalah, siswa dapat:
- Merancang, melaksanakan dan membuat laporan percobaan ilmiah terkait dengan Reaksi Redoks
dan penyetaraan reaksi

B. Pemahaman Bermakna

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta didik memiliki kemampuan dalam
memahami:
- Konsep reaksi Redoks, pengertian, Bilangan Oksidasi, Reduktor, Oksidator.

C. Pertanyaan Pemantik

Kimia pada dasarnya sangat erat keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak fenomena alam
yang didasarkan pada konsep Reaksi Redoks. Namun, karena kurangnya pengetahuan tentang kimia,
sehingga peserta didik kurang memahami konsep redoks yang terdapat dalam fenomena kehidupan
sehari-hari bahkan dalam dunia industri. Sebelum mempelajari modul ini lebih lanjut, jawablah
beberapa pertanyaan pemantik berikut:
1. Pernahkah kalian melihat berbagai peralatan terbuat dari besi berkarat? Mengapa besi jika dibiarkan
tanpa perlindungan lama kelamaan terbentuk bintik-bintik merah pada permukaannya?
2. Mengapa penambahan garam saat memasak sayur diberikan setelah air mendidih?

D. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pebelajaran yang telah ditetapkan,
dilakukan sesuai dengan model pembelajaran problem-based learning pada pertemuan I sebagai
berikut.
TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
Mengawali - Mengucap salam
Pembelajaran - Berdoa sebelum pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu:
- Menganalisis Konsep reaksi Redoks, pengertian, Bilangan Oksidasi, Reduktor,
Oksidator.
- Menyajikan hasil analisis berdasarkan data percobaan terkait Konsep reaksi
Redoks, pengertian, Bilangan Oksidasi, Reduktor, Oksidator.
Asesmen Diagnostik - Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan gambaran awal
kesiapan non kognitif peserta didik (asesmen diagnostik non kognitif)
- Guru memberikan kuis, berupa soal sederhana tentang fenomena sifat
koligatif larutan (asesmen diagnostik kognitif)
Kegiatan Inti
Kegiatan 1 - Guru memotivasi peserta didik dengan cara menyampaikan pentingnya
Orientasi peserta penyajian dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan Konsep reaksi
didik kepada masalah Redoks, pengertian, Bilangan Oksidasi, Reduktor, Oksidator.
- Guru memberikan masalah pada LKPD 1 kepada peserta didik, dan
memberikan penjelasan umum tentang masalah-masalah yang terdapat pada
LKPD 1
Kegiatan 2 - Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Anggota
Mengorganisasikan kelompok dipilih dengan memperhatikan sebaran kemampuan (heterogen)
peserta didik - Guru menjelaskan cara kerja dalam kelompok belajar, yaitu membaca sumber
belajar yang diperlukan secara individu (namun dalam situasi kerja kelompok),
dilanjutkan dengan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dan menyiapkan
laporan hasilnya
Kegiatan 3 - Peserta didik mengidentifikasi data-data kunci dalam permasalahan dan
Membimbing merumuskan apa yang hendak diselidiki dan dihasilkan dengan dibimbing
penyelidikan individu guru
dan kelompok - Peserta didik memilih strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan dibimbing guru.
- Peserta didik melaksanakan strategi penyelidikan yang dipilih dalam rangka
menyelesaikan
Kegiatan 4 - Peserta didik merumuskan jawaban masalah pada lembar jawaban dan juga
Mengembangkan pada kertas plano untuk dipaparkan kepada peserta didik lain
dan menyajikan hasil - Peserta didik menyampaikan hasil penyelesaian permasalahan dan memberi
karya kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan memberi pendapat
terhadap presentasinya
Kegiatan 5 - Dengan dibimbing guru, peserta didik melakukan analisis proses pemecahan
Menganalisa dan masalah yang telah dilakukan.
mengevaluasi proses - Peserta didik melakukan refleksi terhadap proses penyelidikan dan jawaban
pemecahan masalah yang diperoleh dalam penyelesaian masalah.
- Guru memberikan penguatan pemahaman materi untuk peserta didik
Kegiatan Penutup
Refleksi - Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi hasil pembelajaran
Penutup - Doa penutup
- Diakhiri salam
E. Asesmen

1. Asesmen diagnostik
a. Asesmen diagnostik non kognitif
Beri tanda centang (√) yang sesuai untuk setiap pertanyaan

Informasi yang digali Beri tanda centang (√)


1) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya.
2) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang
mata.
3) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.
4) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang sedang
saya dengar.
5) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang
berbicara.
6) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.
7) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk
memecahkannya.
8) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.
9) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan
10) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca
bukunya
11) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama
12) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh.
13) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.
14) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.
Bila lebih banyak memilih pernyataan :
➢ a. Nomor 1 s.d 5 : Tipe Auditori
➢ b. Nomor 6 s.d 10 : Tipe Visual
➢ c. Nomor 11 s.d 14 : Tipe Kinestetik

b. Asesmen diagnostik kognitif

1) Tujuan pembelajaran yang dinilai - Peserta didik mampu menceritakan kembali ruang lingkup proses
bisnis kimia analisis dengan kata-kata sendiri secara kritis dan
kreatif
- - Peserta didik mampu menyebutkan pekerjaan apa saja yang
dilakukan di laboratorium kimia analisis dan industri yang
melibatkan kimia analisis
2) Waktu pelaksanaan asesmen Pada awal pertemuan I
3) Teknik asesmen Teknik asesmen yang digunakan: tes
4) Instrumen asesmen Kerjakan soal berikut dengan benar!
Tentukan jumlah atom molekul berikut:
A. CaCO3
B. Na2SO4
C. Al(OH)3
D. Al2(SO4)3
E. (NH4)2SO4
Pedoman Penilaian
Kunci Jawaban

Nilai = jumlah skor x 5

2. Asesmen Formatif

1) Tujuan pembelajaran yang dinilai - Peserta didik mampu menceritakan kembali ruang lingkup proses
bisnis kimia analisis dengan kata-kata sendiri secara kritis dan
kreatif
- Peserta didik mampu menyebutkan pekerjaan apa saja yang
dilakukan di laboratorium kimia analisis dan industri yang
melibatkan kimia analisis
2) Waktu pelaksanaan asesmen Pada akhir pertemuan I
3) Teknik asesmen Teknik asesmen yang digunakan: tes
4) Instrumen asesmen Kerjakan soal berikut dengan benar!
1. Pernyataan berikut yang benar berkaitan dengan reaksi reduksi
adalah ....
A. reaksi melepaskan elektron
B. reaksi menerima proton
C. reaksi pelepasan oksigen
D. reaksi penggabungan oksigen
E. reaksi pelepasan hidrogen

2. Apabila suatu unsur melepas elektron, maka ....


A. bilangan oksidasinya akan turun
B. unsur tersebut mengalami reduksi
C. reaktivitasnya akan meningkat
D. unsur tersebut mengalami oksidasi
E. reaktivitasnya akan menurun

3. Salah satu contoh dari reaksi reduksi adalah ....


A. pernapasan
B. karat besi
C. fotosintesis
D. pembakaran
E. perubahan warna cokelat pada irisan buah apel ketika dibiarkan di
udara

4. Perhatikan reaksi-reaksi berikut ini:


(1) C (s) + O2 (g) → CO2 (g)
(2) MgO (s) → Mg (s) + ½ O2 (g)
(3) 2S (s) + 3O2 (g) → SO3 (g)
(4) H2O (l) → H2 (g) + ½ O2 (g)

Di antara reaksi-reaksi di atas yang merupakan reaksi reduksi


adalah….
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (1) dan (3)
D. (1) dan (2)
E. (2) dan (4)

5. Reaksi berikut termasuk reaksi oksidasi jika dilihat dari kemampuan


menerima atau melepaskan oksigen adalah...
A. 2Na2O → 4 Na + O2
B. 2 BaO2 →2 BaO + O2
C. 2K + O2 →2K2O
D. Cu2O + H2→2 Cu + H2O
E. 2Na2O2 →2 Na2O + O2

6. Dari beberapa reaksi berikut :


(1) Al3+ + 3OH → Al(OH)3
(2) Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2
(3) Pb2+ + 2 Br → PbBr2
(4) H2 + Cl2 → 2 HCl
(5) HF + NH3 → NH4F
yang merupakan reaksi redoks adalah ….
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (5)

7. Berikut adalah reaksi redoks senyawa klor:


(1) ClO2 → ClO3
(2) ClO4 → Cl
(3) ClO2 → ClO
(4) ClO → ClO4
(5) Cl2 → ClO3
yang bertindak sebagai oksidator terdapat pada reaksi....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)
8. Unsur mangan dapat membentuk banyak senyawa, di bawah ini
senyawa mangan dengan bilangan oksidasi tertinggi adalah ....
A. MnO2
B. KMnO4
C. K2MnO4
D. MnO
E. MnCl2

9. Perhatikan persamaan reaksi berikut


H2S + HNO2 → S + NO + H2O
Zat yang bertindak sebagai oksidator adalah…
A. H2S .
B. HNO2
C. S
D. NO
E. H2O

10. Perhatikan reaksi redok berikut.


3 Cl2 + 6 NaOH → 5 NaCl + NaClO 3 + 3 H2O
Pernyataan berikut yang benar adalah....
A. Cl2 mengalami oksidasi, biloks berubah dari 0 menjadi +1
B. Cl2 mengalami reduksi, biloks berubah dari +1 menjadi 0
C. Cl2 mengalami autoredoks, biloks berubah dari 0 menjadi -1 dan +3
D. Cl2 mengalami autoredoks, biloks berubah dari 0 menjadi -1 dan +5
E. NaOH mengalami reduksi, bilok turun dari +1 menjadi 0

11. Bilangan oksidasi kromium yang sama pada pasangan senyawa


berikut adalah ….
A. K2Cr2O7 dan Cr2O3
B. K2Cr2O7 dan Cr(OH)4
C. K2CrO4 dan K2Cr2O7
D. K2CrO4 dan Cr(OH)4
E. Cr(OH)4 dan Cr2O3

12. Diantara reaksi-reaksi di bawah ini, yang bukan merupakan reaksi


redoks adalah….
A. SnCl2 + I2 + 2HCl → SnCl4 + 2HI
B. H2 + Cl2 → 2HCl
C. Cu2O + C → 2Cu + CO
D. Cu2O + 2HCl → CuCl2 + H2O
E. MnO2 + 4HCl → MnCl2 + 2H2O + Cl2

13. Oksidasi 1 mol Cr3+ menjadi CrO42 melepaskan elektron


sebanyak....
A. 1 mol D. 4 mol
B. 2 mol E. 5 mol
C. 3 mol

4. Diberikan persamaan reaksi (belum setara) :


IO3 (aq) + I (aq) + H+ (aq) → I2 (aq) + H2O (l)
Perbandingan mol I terhadap I2 pada reaksi setara adalah ….
A. 2 : 1 D. 3 : 3
B. 1 : 5 E. 5 : 3
C. 6 : 5

15. aMnO4 + bSO32 → cMn2+ + dSO42,


setelah disetarakan harga a, b, c, dan d berturut- turut ....
A. 2, 5, 6, 2 D. 3, 5, 3, 5
B. 2, 5, 2, 3 E. 5, 3, 3, 5
C. 2, 5, 2, 5

16. Pada reaksi


Fe2+ + MnO4 → Fe3+ + Mn2+,
pernyataan yang benar adalah ....
A. Fe2+ merupakan oksidator
B. Mn merupakan reduktor
C. bilangan oksidasi Mn dari +7 menjadi +2
D. bilangan oksidasi Mn dari +2 menjadi +7
E. setengah reaksi oksidasinya MnO4 → Mn2+

17. Diketahui beberapa reaksi berikut :


(1) MnO4 → MnO2
(2) Zn → ZnO22
(3) 2CO2 → C2O42
(4) Cr2O3 → Cr2O72-
Peristiwa oksidasi pada pasangan reaksi dengan nomor ….
A. 1 dan 2 D. 2 dan 3
B. 1 dan 3 E. 2 dan 4
C. 1 dan 4

18. Jumlah H+ dan elektron terlibat yang tepat untuk setengah reaksi
oksidasi Cr3+ menjadi CrO42 pada suasana asam adalah ....
A. 4H+ dan 3e D. 8H+ dan 6e
B. 8H+ dan 3e E. 8H+ dan 7e
C. 4H+ dan 6e

19. Koefisien a, b, dan c yang tepat untuk setengah reaksi


aCr2O72 + bH+ + e → Cr3+ + cH2O
adalah ….
A. 1, 14, 7 D. 2, 7, 14
B. 2, 14, 7 E. 2, 7, 16
C. 1, 7, 14

20. Dalam suasana basa, Cl2 mengalami reaksi disproporsionasi


menghasilkan ion Cl dan ClO3. Perbandingan koefisien ClO3
terhadap Cl2 yang dihasilkan setelah reaksi setara adalah ….
A. 1/5 D. 1/1
B. 1/3 E. 2/1
C. 1/2
21. Logam Al dapat mereduksi ion Os (Ar = 190) dalam larutan
menurut reaksi belum setara berikut :
Al (s) + Osn+ (aq) → Al3+ (aq) + Os (s)
Bila 18 g logam Al tepat mengendapkan 190 g padatan Os, maka nilai
n adalah ….
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3

Pedoman Penilaian
Kunci Jawaban
1. Kunci Jawaban : E

Pedoman Penskoran
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar.

Konversi tingkat penguasaan:


90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4.
Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.

F. Refleksi Peserta Didik dan Guru

Untuk mereview pembelajaran pada kegiatan ini, peserta didik diminta memilih salah satu kondisi
berikut yang paling sesuai dengan keadaan mereka.
No Aspek Kondisi
1. Kompetensi target I Semua sudah dikuasi dengan baik
II Sebagian belum dikuasai
III Semua belum dikuasai
2. Uraian materi I Semua sudah dipahami dengan baik
II Sebagian belum dipahami
III Semua belum dipahami
3. Aktivitas pembelajaran I Semua sudah dipahami dengan baik
II Sebagian belum dipahami
III Semua belum dipahami

- Apabila dari ketiga aspek di atas terdapat satu atau lebih kondisi peserta didik sesuai dengan kondisi
II dan III, peserta didik dipersilahkan mempelajari kembali bahan kajian pada kegiatan pembelajaran
ini.
- Apabila semua aspek telah peserta didik penuhi (kondisi I), berarti peserta didik telah siap
melanjutkan pembelajaran pada materi berikutnya.

Pertemuan II

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ini adalah, siswa dapat:
- Memahami cara menyetarakan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi

B. Pemahaman Bermakna

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta didik memiliki kemampuan dalam
memahami:
- Reaksi redoks yang sudah setara adalah reaksi yang telah sama jumlah atom dan muatan sebelum
dan sesudah reaksi
- Jika reaksi belum setara bisa digunakan metode bilangan reaksi

C. Pertanyaan Pemantik

Reaksi adalah penggambaran dari zat-zat sebelum dan sesudah reaksi. Jumlah atom sebelum dan
sesudah reaksi akan tetap sama, jawablah beberapa pertanyaan pemantik berikut:
1. Bagaimana cara menyamakan reaksi redoks yang belum setara secara bilangan oksidasi?

D. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pebelajaran yang telah ditetapkan,
dilakukan sesuai dengan model pembelajaran problem-based learning pada pertemuan II sebagai
berikut.
TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
Mengawali - Mengucap salam
Pembelajaran - Berdoa sebelum pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu:
- Menganalisis metode penyetaraan reaksi secara bilangan oksidasi.
- Menyajikan hasil analisis berdasarkan data percobaan terkait penyetaraan
reaksi secara bilangan oksidasi.
Asesmen Diagnostik - Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan gambaran awal
kesiapan non kognitif peserta didik (asesmen diagnostik non kognitif)
- Guru memberikan kuis, berupa soal sederhana tentang fenomena sifat
koligatif larutan (asesmen diagnostik kognitif)
Kegiatan Inti
Kegiatan 1 - Guru memotivasi peserta didik dengan cara menyampaikan pentingnya
Orientasi peserta penyajian dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan penyetaraan
didik kepada masalah reaksi secara bilangan oksidasi.
- Guru memberikan masalah pada LKPD 2 kepada peserta didik, dan
memberikan penjelasan umum tentang masalah-masalah yang terdapat pada
LKPD 2
Kegiatan 2 - Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Anggota
Mengorganisasikan kelompok dipilih dengan memperhatikan sebaran kemampuan (heterogen)
peserta didik - Guru menjelaskan cara kerja dalam kelompok belajar, yaitu membaca sumber
belajar yang diperlukan secara individu (namun dalam situasi kerja kelompok),
dilanjutkan dengan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dan menyiapkan
laporan hasilnya
Kegiatan 3 - Peserta didik mengidentifikasi data-data kunci dalam permasalahan dan
Membimbing merumuskan apa yang hendak diselidiki dan dihasilkan dengan dibimbing
penyelidikan individu guru
dan kelompok - Peserta didik memilih strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan dibimbing guru.
- Peserta didik melaksanakan strategi penyelidikan yang dipilih dalam rangka
menyelesaikan
Kegiatan 4 - Peserta didik merumuskan jawaban masalah pada lembar jawaban dan juga
Mengembangkan pada kertas plano untuk dipaparkan kepada peserta didik lain
dan menyajikan hasil - Peserta didik menyampaikan hasil penyelesaian permasalahan dan memberi
karya kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan memberi pendapat
terhadap presentasinya
Kegiatan 5 - Dengan dibimbing guru, peserta didik melakukan analisis proses pemecahan
Menganalisa dan masalah yang telah dilakukan.
mengevaluasi proses - Peserta didik melakukan refleksi terhadap proses penyelidikan dan jawaban
pemecahan masalah yang diperoleh dalam penyelesaian masalah.
- Guru memberikan penguatan pemahaman materi untuk peserta didik
Kegiatan Penutup
Refleksi - Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi hasil pembelajaran
Penutup - Doa penutup
- Diakhiri salam

E. Asesmen
1. Asesmen diagnostik
a. Asesmen diagnostik non kognitif
Beri tanda centang (√) yang sesuai untuk setiap pertanyaan

Informasi yang digali Beri tanda centang (√)


15) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya.
16) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang
mata.
17) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.
18) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang sedang
saya dengar.
19) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang
berbicara.
20) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.
21) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk
memecahkannya.
22) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.
23) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan
24) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca
bukunya
25) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama
26) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh.
27) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.
28) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.
Bila lebih banyak memilih pernyataan :
➢ a. Nomor 1 s.d 5 : Tipe Auditori
➢ b. Nomor 6 s.d 10 : Tipe Visual
➢ c. Nomor 11 s.d 14 : Tipe Kinestetik

b. Asesmen diagnostik kognitif

1) Tujuan pembelajaran yang dinilai - Peserta didik mampu menjelaskan cara menentukan bilangan
oksidasi
- Peserta didik memahami reaksi oksidasi dan reaksi reduksi
2) Waktu pelaksanaan asesmen Pada awal pertemuan II
3) Teknik asesmen Teknik asesmen yang digunakan: tes
4) Instrumen asesmen Kerjakan soal berikut dengan benar!
Tentukan bilangan oksidasi masing-masing atom berikut:
a. HNO3
b. K2CO3
c. CuCO3
d. MnO4
e. NH4+
Pedoman Penilaian
Kunci Jawaban
Nilai = jumlah skor x 5

2. Asesmen Formatif

1) Tujuan pembelajaran yang dinilai - Peserta didik mampu menjelaskan cara menyetarakan reaksi redoks
secara bilangan oksidasi
- Peserta didik mampu menerapkan penyetaraan reaksi redoks pada
stoikiometri
2) Waktu pelaksanaan asesmen Pada akhir pertemuan II
3) Teknik asesmen Teknik asesmen yang digunakan: tes
4) Instrumen asesmen

F. Refleksi Peserta Didik dan Guru

Untuk mereview pembelajaran pada kegiatan ini, peserta didik diminta memilih salah satu kondisi
berikut yang paling sesuai dengan keadaan mereka.
No Aspek Kondisi
1. Kompetensi target I Semua sudah dikuasi dengan baik
II Sebagian belum dikuasai
III Semua belum dikuasai
2. Uraian materi I Semua sudah dipahami dengan baik
II Sebagian belum dipahami
III Semua belum dipahami
3. Aktivitas pembelajaran I Semua sudah dipahami dengan baik
II Sebagian belum dipahami
III Semua belum dipahami

- Apabila dari ketiga aspek di atas terdapat satu atau lebih kondisi peserta didik sesuai dengan kondisi
II dan III, peserta didik dipersilahkan mempelajari kembali bahan kajian pada kegiatan pembelajaran
ini.
- Apabila semua aspek telah peserta didik penuhi (kondisi I), berarti peserta didik telah siap
melanjutkan pembelajaran pada materi berikutnya.

Pertemuan III

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ini adalah, siswa dapat:
- Merancang, melaksanakan dan membuat laporan percobaan ilmiah terkait dengan penyetaraan
reaksi dengan metode ion elektron/ setengah reaksi
B. Pemahaman Bermakna

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta didik memiliki kemampuan dalam
memahami:
- Cara menyetarakan reaksi redoks dengan metode ion elektron/setengah reaksi.
- Penerapan reaksi redoks pada stoikiometri

C. Pertanyaan Pemantik

Selain menggunakan metode bilangan oksidasi, reaksi redoks dapat disetarakan juga dengan metode ion
elektron/setengah reaksi. Jawablah beberapa pertanyaan pemantik berikut:
1. Bagaimanakah cara menyetarakan dengan metode ion elektron?
2. Bagaimanakah penerapan reaksi redoks pada stoikiometri?

D. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pebelajaran yang telah ditetapkan,
dilakukan sesuai dengan model pembelajaran problem-based learning pada pertemuan I sebagai
berikut.
TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
Mengawali - Mengucap salam
Pembelajaran - Berdoa sebelum pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu:
- Cara menyetarakan reaksi redoks dengan metode ion elektron/setengah
reaksi.
- Penerapan reaksi redoks pada stoikiometri
Asesmen Diagnostik - Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan gambaran awal
kesiapan non kognitif peserta didik (asesmen diagnostik non kognitif)
- Guru memberikan kuis, berupa soal sederhana tentang fenomena sifat
koligatif larutan (asesmen diagnostik kognitif)
Kegiatan Inti
Kegiatan 1 - Guru memotivasi peserta didik dengan cara menyampaikan pentingnya
Orientasi peserta penyajian dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan fenomena sifat
didik kepada masalah koligatif larutan.
- Guru memberikan masalah pada LKPD 3 kepada peserta didik, dan
memberikan penjelasan umum tentang masalah-masalah yang terdapat pada
LKPD 3
Kegiatan 2 - Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Anggota
Mengorganisasikan kelompok dipilih dengan memperhatikan sebaran kemampuan (heterogen)
peserta didik - Guru menjelaskan cara kerja dalam kelompok belajar, yaitu membaca sumber
belajar yang diperlukan secara individu (namun dalam situasi kerja kelompok),
dilanjutkan dengan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dan menyiapkan
laporan hasilnya
Kegiatan 3 - Peserta didik mengidentifikasi data-data kunci dalam permasalahan dan
Membimbing merumuskan apa yang hendak diselidiki dan dihasilkan dengan dibimbing
penyelidikan individu guru
dan kelompok - Peserta didik memilih strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan dibimbing guru.
- Peserta didik melaksanakan strategi penyelidikan yang dipilih dalam rangka
menyelesaikan
Kegiatan 4 - Peserta didik merumuskan jawaban masalah pada lembar jawaban dan juga
Mengembangkan pada kertas plano untuk dipaparkan kepada peserta didik lain
dan menyajikan hasil - Peserta didik menyampaikan hasil penyelesaian permasalahan dan memberi
karya kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan memberi pendapat
terhadap presentasinya
Kegiatan 5 - Dengan dibimbing guru, peserta didik melakukan analisis proses pemecahan
Menganalisa dan masalah yang telah dilakukan.
mengevaluasi proses - Peserta didik melakukan refleksi terhadap proses penyelidikan dan jawaban
pemecahan masalah yang diperoleh dalam penyelesaian masalah.
- Guru memberikan penguatan pemahaman materi untuk peserta didik
Kegiatan Penutup
Refleksi - Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi hasil pembelajaran
Penutup - Doa penutup
- Diakhiri salam

E. Asesmen

1. Asesmen diagnostik
a. Asesmen diagnostik non kognitif
Beri tanda centang (√) yang sesuai untuk setiap pertanyaan

Informasi yang digali Beri tanda centang (√)


29) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya.
30) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang
mata.
31) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.
32) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang sedang
saya dengar.
33) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang
berbicara.
34) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.
35) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk
memecahkannya.
36) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.
37) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan
38) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca
bukunya
39) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama
40) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh.
41) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.
42) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.
Bila lebih banyak memilih pernyataan :
➢ a. Nomor 1 s.d 5 : Tipe Auditori
➢ b. Nomor 6 s.d 10 : Tipe Visual
➢ c. Nomor 11 s.d 14 : Tipe Kinestetik

b. Asesmen diagnostik kognitif

1) Tujuan pembelajaran yang dinilai - Peserta didik mampu menjelaskan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi

2) Waktu pelaksanaan asesmen Pada awal pertemuan I


3) Teknik asesmen Teknik asesmen yang digunakan: tes
4) Instrumen asesmen Kerjakan soal berikut dengan benar!
Tentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi, pada reaksi berikut:
a. HOCI + NO2 → NO3– + Cl–
b. Cr3+ + ClO3– → ClO2 + Cr2O72–
Pedoman Penilaian
Kunci Jawaban

Nilai = jumlah skor x 5

2. Asesmen Formatif

1) Tujuan pembelajaran yang dinilai - Peserta didik mampu menjelaskan cara menyetarakan reaksi redoks
dengan metode ion elektron/setengah reaksi
- Peserta didik mampu menerapkan penyetaraan reaksi redoks pada
stoikiometri
2) Waktu pelaksanaan asesmen Pada akhir pertemuan III
3) Teknik asesmen Teknik asesmen yang digunakan: tes
4) Instrumen asesmen

F. Refleksi Peserta Didik dan Guru

Untuk mereview pembelajaran pada kegiatan ini, peserta didik diminta memilih salah satu kondisi
berikut yang paling sesuai dengan keadaan mereka.
No Aspek Kondisi
1. Kompetensi target I Semua sudah dikuasi dengan baik
II Sebagian belum dikuasai
III Semua belum dikuasai
2. Uraian materi I Semua sudah dipahami dengan baik
II Sebagian belum dipahami
III Semua belum dipahami
3. Aktivitas pembelajaran I Semua sudah dipahami dengan baik
II Sebagian belum dipahami
III Semua belum dipahami

- Apabila dari ketiga aspek di atas terdapat satu atau lebih kondisi peserta didik sesuai dengan kondisi
II dan III, peserta didik dipersilahkan mempelajari kembali bahan kajian pada kegiatan pembelajaran
ini.
- Apabila semua aspek telah peserta didik penuhi (kondisi I), berarti peserta didik telah siap
melanjutkan pembelajaran pada materi berikutnya.

III. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD 1

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XII/Ganjil
Materi Pembelajaran : Kenaikan titik didih dan Penurunan Titik Beku

Petunjuk LKS :
1. Tuliskan nama anggota kelompok kalian pada kolom yang disediakan
2. Kerjakanlah soal-soal berikut secara berkelompok

Konsep Reaksi Redoks

A. Reaksi yang melibatkan oksigen


Reaksi antara Mg dengan O2 merupakan contoh reaksi oksidasi. Jika Magnesium dibakar, maka Oksigen
terikat oleh Mg dan Mg mengalami oksidasi. Amati beberapa reaksi oksidasi berikut dan lengkapi kolom
yang kosong.
Reaksi Pengamatan terhadap oksigen Zat yang mengalami oksidasi
a. C(s) + O2(g) → CO2(g) Oksigen terikat oleh atom C C
b. 2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)
c. 4Fe(s) + O2(g) → 2Fe2O3(s)

Buatlah kesimpulan dari reaksi oksidasi berdasarkan konsep ini:


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Reaksi reduksi kebalikan dari reaksi oksidasi. Amati contoh pada tabel berikut dan lengkapi kolom yang
kosong.
Zat yang mengalami
Reaksi Pengamatan terhadap oksigen
reduksi
a. PbO(s) + CO(g) → Pb(s) + CO2(g) Oksigen lepas dari Pb C
b. Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
c. ZnO(s) + Mg(s) → MgO(s) + Zn(s)

Buatlah kesimpulan tentang reaksi reduksi berdasarkan konsep ini!


Reaksi Reduksi adalah ………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Berikan contoh reaksi oksidasi-reduksi sesuai dengan konsep tersebut.

Reaksi oksidasi Reaksi reduksi

Perhatikan contoh-contoh reaksi redoks berikut ini :


a. Unsur C dalam wujud padat (solid) bereaksi dengan unsur gas O 2(g) menghasilkan gas CO2
C(s) + O2(g) → CO2(g)
b. Unsur tembaga (Cu) dalam wujud padat bereaksi dengan gas O2(g) menghasilkan padatan CuO
2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)
c. Unsur S dalam wujud padat bereaksi dengan gas O2 menghasilkan SO2
S(s) + O2(g) → SO2(g)
d. Senyawa KClO3 dalam wujud padat terurai menjadi KCl padat dan gas Li 2O padat
2 KClO3(s) + 6 Li(s) →2KCl(s) + 3Li2O(g)
e. Senyawa H2O2 dalam wujud cair (liquid) terurai menjadi H2O dan gas O2
2H2O2(l) → 2H2O(l) + O2(g)
f. Senyawa Al2O3 dalam wujud padat terurai menjadi Al padat dan MgO padat
2Al2O3(s) + 3Mg(s) → 4Al(s) + 3MgO(s)

1. Berdasarkan contoh reaksi diatas, dapat kita ketahui bahwa :


- Pada contoh reaksi a, unsur C mengalami oksidasi membentuk CO 2
- Pada contoh reaksi b, unsur Cu mengalami oksidasi membentuk …………………….
- Pada contoh reaksi c, unsur S mengalami oksidasi membentuk ………………………
- Dari contoh reaksi a,b,dan c diatas, ada persamaannya yaitu sama-sama mengalami Reaksi ………
karena berikatan dengan unsur ……………

2. Berdasarkan contoh reaksi diatas, dapat kita ketahui bahwa :


- Pada contoh reaksi e, Senyawa KClO3 mengalami reduksi menjadi KCl dan O 2
- Pada contoh reaksi f, senyawa H2O2 mengalami reduksi menjadi ……………. dan ……………….
- Pada contoh reaksi g, senyawa Al2O3 mengalami reduksi menjadi ……………. dan ……………..
- Dari contoh reaksi d,e dan f diatas, ada persamaannya yaitu sama-sama mengalami ………
karena melepaskan unsur ………..

3. Berdasarkan hasil analisis contoh-contoh reaksi yang diberikan, maka :


a. Reaksi Oksidasi adalah ……………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
b. Reaksi Reduksi adalah ………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

B. Reaksi yang tidak melibatkan oksigen


Magnesium bereaksi dengan gas klor menghasilkan magnesium klorida dengan reaksi:
Mg(s) + Cl2(g) → MgCl2(s). Lengkapi teks berikut.
1. MgCl2 dibentuk dari ion …………. dan …………..
2. Reaksi dapat ditulis Mg → ……..……. + …………… (oksidasi)
Cl2 + ……………. → …………… (reduksi)
Mg + Cl2 → ……………………… (…………………)
3. Pada reaksi ini Mg ……………. elektron, mengalami reaksi ……………
Cl2 …………….. elektron, mengalami reaksi ……………
Berdasarkan kegiatan di atas, jelaskan pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berdasarkan konsep
pengikatan dan pelepasan elektron.
Reaksi oksidasi : ……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Reaksi reduksi : ……………………………………………………………………………………………………………………………………….

C. Reaksi oksidasi - reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi


Sebelum mempelajari reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi, pelajari dulu tentang
harga-harga bilangan oksidasi unsur pada sistem periodik atau buku sumber.
a. Bilangan oksidasi Apa yang dimaksud dengan bilangan oksidasi? Bilangan oksidasi dapat + (positif), -
(negatif), juga nol.

Carilah informasi tentang bilangan oksidasi unsur, lengkapi tabel berikut.


Unsur bilangan Oksidasi dalam
Lamban Golongan Unsur bebas Senyawa
g
H IA 0 +1 atau 1
O
Cl
F
Na
Ca

Tentukan bilangan oksidasi atom-atom pada senyawa berikut!


Senyawa Bilngan Oksidasi Ion Bilangan oksidasi
KIO3 K I O Cr2O72 Cr O
+1 +5 2
Na2CO3 Na C O PO43 P O

KMnO4 K Mn O NH4+ N H

Ca(HCO3)2 Ca H O MnO4 Mn O

Soal Jawaban
Klor dapat membentuk 4 macam senyawa ………………………………………………………………………………………
dengan H dan O dalam bentuk asam. (BO H= +1, ………………………………………………………………………………………
BO O= 2, dan atom klor dalam masing-masing ………………………………………………………………………………………
senyawa memiliki BO = +1, +3, +5, dan +7). ………………………………………………………………………………………
Tentukan rumus keempat senyawa itu!

Pengertian reaksi redoks berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi


Tentukan bilangan oksidasi dari komponen-komponen pada reaksi-reaksi di bawah ini dan amati zat
yang mengalami oksidasi maupun reduksinya.

Jelaskan pengertian reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi!
Reaksi oksidasi = ………………………………………………………………………………………………………………………………………
Reaksi reduksi = ………………………………………………………………………………………………………………………………………

Pengertian oksidator dan reduktor pada reaksi redoks


Amati reaksi-reaksi berikut dan lengkapi.
Berdasarkan reaksi-reaksi di atas, jelaskan pengertian oksidator dan reduktor.
Oksidator : …………………………………………………………………………………………………………………………………..
Reduktor :
…………………………………………………………………………………………………………………………………..

Jelaskan pengertian oksidator dan reduktor berdasarkan konsep-konsep berikut.


Konsep Oksidator Reduktor
a. Pengikatan dan pelepasan oksigen
b. Pengikatan dan pelepasan elektron
c. Kenaikan dan penurunan bilangan
oksidasi

Tentukan zat-zat yang mengalami oksidasi dan reduksi, juga zat sebagai oksidator dan reduktor
pada reaksi-reaksi berikut.
Zat yang Mengalami Zat Sebagai
Reaksi
Oksidasi Reduksi Oksidator Reduktor
a. Br2(l) + 2Kl(aq) → 2KBr(aq) + I2(s)
b. SO2(g) + 2H2S(g) → 2H2O(l) + 3S(s)
c. 2Na(s) + 2H2O (l) → 2NaOH(aq) + H2(g) Na H2O H2O Na
d. Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
e. 2FeCl2(aq) + Cl2(g) → 2FeCl3(aq)

LKPD 2

Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks


dengan Metode Perubahan Bilangan Oksidasi
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ semester : XII.IPA /1
Topik : Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks dengan Metode Perubahan
Bilangan Oksidasi

Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode perubahan bilangan oksidasi.

MnO4 + C2O42 → Mn2+ + CO2 (Asam)

Langkah 1
(Hubungkan atom yang
mengalami perubahan BO)
Langkah 2
(Samakan atom yang BO
nya berubah)
Langkah 3
(Tentukan harga BO atom
yang BO nya berubah)
Langkah 4
(Tentukan selisih BO tiap
pasang atom BO berubah)
Langkah 5
(Samakan selisih/Lepas
terima elektron dengan
KPK nya
Langkah 6
(Tentukan muatan ruas kiri
dan kanan, kemudian
samakan muatan dengan
menambah ion H (asam)
atau ion OH (basa))
Langkah 7
(Samakan jumlah atom H
dengan menambah H2O)

MnO4– + NH3 → MnO2 + NO3– (Basa)

Langkah 1
(Hubungkan atom yang
mengalami perubahan BO)
Langkah 2
(Samakan atom yang BO
nya berubah)
Langkah 3
(Tentukan harga BO atom
yang BO nya berubah)
Langkah 4
(Tentukan selisih BO tiap
pasang atom BO berubah)
Langkah 5
(Samakan selisih/Lepas
terima elektron dengan
KPK nya
Langkah 6
(Tentukan muatan ruas kiri
dan kanan, kemudian
samakan muatan dengan
menambah ion H (asam)
atau ion OH (basa))
Langkah 7
(Samakan jumlah atom H
dengan menambah H2O)

Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi.


1. Cr2O72 + I → Cr3+ + I2 (asam)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. Cr2O72 + H2S → Cr3+ + S (asam)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3. MnO2 + Br → Br2 + Mn2+ (basa)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
4. NO3 + As2O3 → H3AsO4 + N2O3
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
5. KClO3 + MnO2 + KOH → K2MnO4 + KCl + H2O
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
6. Cl2 + OH → Cl + CIO3 + H2O
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
7. CuO + NH3 → Cu + N2 + H2O
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
8. KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 → K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
9. P4 → PH3 + H2PO4– (basa)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
10. Zn + NO3– → Zn(OH)42– + NH3 (basa)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

LKPD 3

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK


PENYETARAAN PERSAMAAN REAKSI REDOKS
DENGAN METODE ION ELEKTRON

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/ semester : XII.IPA /1
Topik : Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks dengan Metode Ion Elektron

Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode Ion Elektron/Setengah reaksi.

MnO2 + HCl → Mn2+ + Cl2 (Asam)


Langkah 1
(Pecah jadi 2, setengah reaksi. Menjadi
setengah reaksi oksidasi dan setengah
reaksi reduksi)
Langkah 2
(Samakan atom yang BO nya berubah)
Langkah 3
(Tambahkan H2O pada ruas yang kurang
atom O, untuk menyamakan jumlah atom
O)
Langkah 4
(Tambahkan ion H+ pada ruas yang
kurang atom H, untuk menyamakan
Atom H)
Langkah 5
(Tentukan dulu muatan ruas kiri dan
kanan tiap setengah reaksi. Kemudian,
tambahkan e pada ruas yang kelebihan
muatan)
Langkah 6
(Samakan jumlah e/lepas terima e
melalui KPK kedua e .
Langkah 7
(Sederhanakan e, H+ dan H2O. Kemudian
jumlahkan kedua reaksi)

MnO4 + PO33 → MnO2 + PO43 (Basa)


Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Langkah 5

Langkah 6

Langkah 7

Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode Ion Elektron/Setengah reaksi.


1. Cr3+ + ClO3– → ClO2 + Cr2O72– (asam)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. Cr2O72– + C3H7OH → C2H5COOH + Cr3+ (asam)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3. Al + NO3– → Al(OH)3 + NH3 (basa)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
4. Cr2O72– + C2O42– + H+ → Cr3+ + CO2 + H2O
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
5. K2Cr2O7 + HCl → KCl + CrCl3 + Cl2 + H2O
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
6. MnO + PbO2 + HNO3 → HMnO4 + Pb(NO3)2 + H2O
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
7. Br2 → Br– + BrO4– (basa)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
8. MnO4– + C2H4 + H2O → MnO2 + OH– + C2H6O2
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
9. Zn + NO3– → Zn2+ + NH4+ (asam)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
10. Mn2+ + S2O82– → MnO4– + HSO4– (asam)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

B. BAHAN BACAAN

Pernahkah kalian melihat berbagai peralatan terbuat dari besi berkarat? Mengapa besi jika
dibiarkan tanpa perlindungan lama kelamaan terbentuk bintik-bintik merah pada permukaannya?
Proses perkaratan logam merupakan contoh reaksi oksidasi yang terjadi di alam. Munculnya bintik-bintik
merah (karat) pada logam disebabkan logam mengikat oksigen dari udara dan air.
Gambar 1. Jembatan besi berkarat

Oksigen bereaksi dengan banyak unsur membentuk senyawa yang disebut sebagai oksida. Semula
pengertian oksidasi dihubungkan dengan reaksi unsur atau senyawa dengan oksigen. Seiring dengan
perkembangan kimia, istilah oksidasi dan reduksi juga dikembangkan dan disempurnakan.
Perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Keterlibatan atom Oksigen


a. Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen oleh suatu unsur. Contoh reaksi oksidasi dalam kehidupan
sehari-hari.
1) Perkaratan logam besi Pada perkaratan besi terjadi reaksi antara logam besi dengan oksigen dari
udara. Menurut reaksi, Fe mengalami oksidasi karena mengikat oksigen berubah menjadi Fe 2O3
4 Fe (s) + 3 O2(g) → 2 Fe2O3(s)
(karat besi)
Proses perkaratan besi dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Proses perkaratan besi

2) Pembakaran bahan bakar (misalnya gas metana, minyak tanah, LPG, solar).
Reaksi pembakaran gas metana (CH4) akan menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

Gambar 3. Pembakaran gas LPG

3) Oksidasi glukosa dalam tubuh Di dalam tubuh glukosa dioksidasi melalui peristiwa oksidasi
(respirasi) akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti karbon dioksida dan air,
menurut reaksi : C6H12O6(s) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(g)

4) Buah apel maupun pisang setelah dikupas akan berubah warna menjadi kecoklatan

Gambar 4. Buah apel setelah dibelah beberapa lama berubah menjadi kecoklatan

Coba kalian cari contoh peristiwa oksidasi dalam kehidupan sehari-hari yang lain!.

b. Reduksi
Reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen dari suatu zat, jadi reduksi adalah kebalikan dari oksidasi.
Contoh reaksi reduksi, diantaranya :
1) Proses pengolahan besi melalui proses tanur tinggi Pada pengolahan besi dari bijih besi, (Fe 2O3)
digunakan karbokmonoksida, CO menurut reaksi.
Fe2O3(s) + 3 CO(g) → 2Fe(s) + 3 CO2(g)
2) Reduksi kromium(III) oksida Cr2O3 oleh aluminium
Al Cr2O3(s) + 2Al(s) → 2Cr(s) + Al2O3(s)

2. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Transfer Elektron


Ditinjau dari serah terima elektron, oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron dan reaksi reduksi adalah
reaksi penerimaan elektron. Reaksi reduksi dan reaksi oksidasi selalu terjadi bersama-sama. Artinya, ada
zat yang melepas elektron atau mengalami oksidasi dan ada zat yang menerima elektron tersebut atau
mengalami reduksi. Oleh karena itu, reaksi reduksi dan reaksi oksidasi disebut juga reaksi reduksi-
oksidasi atau reaksi redoks.
Secara umum, reaksi redoks berdasarkan transfer elektron dapat digambarkan sebagai berikut.
A → An+ + n e (oksidasi)
n+
A +ne → A (reduksi)
(n = jumlah elektron yang dilepas/diterima)

Contoh : Reaksi redoks pada peristiwa perkaratan besi dapat dijelaskan dengan reaksi berikut:
2 Fe → 2 Fe3+ + 6 e (oksidasi)
3 O2 + 6 e → 3 O2- (reduksi)

Pada reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan oleh dua atom besi dan diterima oleh tiga atom
oksigen membentuk senyawa Fe2O3. Oleh karena itu, peristiwa oksidasi selalu disertai peristiwa reduksi.
Pada setiap persamaan reaksi, massa dan muatan harus setara antara ruas kanan dan ruas kiri.

3. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Konsep Bilangan Oksidasi


Ada beberapa reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep keterlibatan elektron maupun
transfer elektron.
Contoh : 2 SO2 (g) + O2(g) → 2 SO3

Kalau dikaji dari konsep keterlibatan elektron, reaksi tersebut termasuk reaksi oksidasi. Kalau ditinjau
dari serah terima elektron, kemungkinan kalian akan bingung memahaminya. Sebenarnya pada reaksi
tersebut tidak hanya terjadi reaksi oksidasi, tetapi juga terjadi reaksi reduksi.
Oleh karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep pengikatan oksigen
maupun transfer elektron maka para pakar kimia mengembangkan konsep alternatif, yaitu perubahan
bilangan oksidasi. Menurut konsep ini, jika dalam reaksi bilangan oksidasi atom meningkat maka
atom tersebut mengalami oksidasi. Sebaliknya, jika bilangan oksidasinya turun maka atom tersebut
mengalami reduksi.

Untuk mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep perubahan
bilangan oksidasi maka perlu diketahui bilangan oksidasi dari setiap atom, baik dalam pereaksi maupun
hasil reaksi.
Contoh untuk reaksi di atas dapat dituliskan bilangan oksidasinya sebagai berikut.

Berdasarkan diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa atom S mengalami kenaikan biloks dari +4
menjadi +6, peristiwa ini disebut oksidasi. Atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi –2,
peristiwa ini disebut reduksi.
Dengan demikian, reaksi tersebut adalah reaksi reduksi dan oksidasi yang biasa disebut reaksi
redoks.
Reduktor dan Oksidator Dalam reaksi redoks, pereaksi yang dapat mengoksidasi pereaksi lain
dinamakan zat pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya, zat yang dapat mereduksi zat lain
dinamakan zat pereduksi atau reduktor. Pada Contoh di atas, SO2 mengalami oksidasi yang
menyebabkan oksigen mengalami reduksi.
Dalam hal ini, magnesium disebut zat pereduksi atau reduktor. Sebaliknya, oksigen berperan dalam
mengoksidasi SO2 sehingga oksigen disebut oksidator.
Untuk lebih jelasnya konsep redoks ditinjau dari perubahan bilangan oksidasi maka akan dibahas konsep
bilangan oksidasi pada materi selanjutnya.

1. Aturan Bilangan Oksidasi


Konsep redoks berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi ini merupakan konsep redoks
yang sekarang digunakan oleh siapa pun yang mempelajari ilmu Kimia. Apakah bilangan oksidasi itu?
Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki atom jika atom tersebut berikatan dengan atom lain. Nilai
bilangan oksidasi suatu atom dapat diketahui lebih mudah dengan menggunakan aturan berikut.

a. Unsur bebas memiliki biloks = 0.


Unsur bebas adalah Contoh Unsur bebas adalah: H 2, N2, O2, F2, Cl2,Br2, I2, P4, S8, Al, Fe.

b. Biloks H dalam senyawanya pada umumnya = +1.


Contoh: Biloks H dalam H2O adalah +1.
Biloks H dalam NH3 adalah +1.
Kecuali dalam senyawa hidrida logam, biloks H = -1.
Contoh senyawa hidrida logam adalah: NaH, BaH 2.

c. Biloks O dalam senyawanya pada umumnya = -2.


Contoh: Biloks O dalam H2O adalah -2.
Biloks O dalam H2SO4 adalah -2.
Biloks O dalam CaO adalah -2.
Kecuali dalam senyawa peroksida (H2O2), biloks H = -1.
Dan dalam senyawa superoksida, KO2, biloks H = – ½.

d. Biloks unsur logam selalu bernilai positif.


Contoh: Biloks unsur golongan IA (H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) = +1.
Biloks unsur golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) = +2.
Biloks unsur golongan IIIA (B, Al, Ga, In, Tl) = +3.
Biloks unsur Fe = +2 dan +3.
Biloks unsur Cu = +1 dan +2.
Biloks unsur Hg = +1 dan +2.
Biloks unsur Au = +1 dan +3.
Biloks unsur Ag = +1.
Biloks unsur Zn = +2.

Biloks unsur Sn = +2 dan +4.


Biloks unsur Pb = +2 dan +4.
Biloks unsur Pt = +2 dan +4.

e. Biloks suatu unsur dalam ion monoatomik/ion tunggal = muatannya.


Contoh: Biloks Fe dalam ion Fe3+ = +3.
Biloks Fe dalam ion Fe2+ = +2.
Biloks O dalam ion O2- = -2.
Biloks Cl dalam ion Cl- = -1.

f. Biloks Unsur Golongan VII A (F, Cl, Br, I) pada senyawanya = -1.

g. Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0.


Contoh: Jumlah biloks H2SO4 = 0.
Jumlah biloks H2SO4 = (2. Biloks H) + (1. Biloks S) + (4. Biloks O) = 0 Jumlah biloks CO (NH 2)2 = 0.
Jumlah biloks CO (NH2)2 = (1. Biloks C) + (1. Biloks O) + (2. Biloks N) + (4. Biloks H) = 0.
Jumlah biloks C6H12O6 = 0.
Jumlah biloks C6H12O6 = (6. Biloks C) + (12. Biloks H) + (6. Biloks O)=0. h.
Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu ion poliatomik = sesuai muatannya.
Contoh: Jumlah biloks OH-= (1. Biloks O) + (1. Biloks H) = -1.
Jumlah biloks SO42- = (1. Biloks S) + (4. Biloks O) = -2.

2. Penentuan Biloks Unsur dalam Senyawa atau Ion


Bagaimana kalian dapat menentukan bilangan oksidasi atom dalam suatu senyawa atau ion? Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut:
a. Tentukan bilangan oksidasi atom S dalam H 2SO4
Pembahasan :
H2SO4 adalah senyawa netral sehingga jumlah bilangan oksidasi atom penyusunnya = 0.
H2SO4 tersusun dari 2 atom H + 1 atom S + 4 atom O
2 x biloks H + biloks S + 4 x biloks O = 0
2 (+1) + biloks S + 4 (-2) = 0
+2 + biloks S – 8 = 0
Biloks S – 6 = 0
Biloks S = +6
Jadi biloks atom S dalam H2SO4 = +6 b.

Tentukan bilangan oksidasi atom Cr dalam K2Cr2O7 Pembahasan : H2Cr2O7 adalah senyawa netral
sehingga jumlah bilangan oksidasi atom penyusunnya = 0.
K2Cr2O7 tersusun dari 2 atom K + 2 atom Cr + 7 atom O
2 x biloks K + 2 x biloks Cr + 7 x biloks O = 0
2 (+1) + 2 biloks Cr + 7 (-2) = 0
+2 + 2 x biloks Cr –14 = 0
2 x biloks Cr – 12 = 0
2 x biloks Cr = +12
Biloks Cr = +12/2 = +6
Jadi biloks atom Cr dalam K2Cr2O7 = +6

c. Tentukan bilangan oksidasi atom Mn dalam MnO 4-


Pembahasan :
MnO4 adalah senyawa ion poliatomik, sehingga jumlah bilangan oksidasi atom penyusunnya =
muatannya, muatan ion MnO4 = 1
MnO4 tersusun dari 1 atom Mn + 4 atom O
biloks Mn + 4 x biloks O = 1
biloks Mn + 4 (-2) = 1
biloks Mn –8 = -1
biloks Mn = -1 + 8
biloks Mn = +7
Jadi biloks atom Mn dalam MnO4 = +7

3. Penggunaan Konsep Biloks dalam Penentuan Reaksi Redoks


Banyak reaksi reduksi oksidasi yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep keterlibatan
oksigen maupun transfer elektron tetapi bisa dijelaskan dengan menggunakan konsep perubahan
bilangan oksidasi.
Contoh : Mg(s) + HCl(aq) → MgCl 2(aq) + H2(g)

Pada reaksi di atas tidak tampak adanya oksigen yang yang terlibat, begitu juga tidak secara langsung
dapat kita lihat adanya transfer elektron, namun dari perubahan bilangan oksidasi akan dapat dijelaskan
bahwa reaksi tersebut adalah reaksi redoks.

Pada reaksi di atas, biloks atom Mg mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +2, sedangkan biloks atom
H mengalami penurunan biloks dari +1 menjadi 0. Sehingga dalam reaksi redoks di atas, atom Mg
mengalami oksidasi disebut reduktor dan atom H dalam HCl mengalami reduksi disebut oksidator,

4. Reaksi Autoredoks atau Disproporsionasi


Adakalanya dalam reaksi redoks satu zat yang mengalami reaksi oksidasi dan sekaligus mengalami reaksi
reduksi, reaksi redoks yang demikian disebut autoredoks atau disproporsionasi.
Contoh :

Pada reaksi di atas, atom Cl mengalami kenaikan biloks dari 0 ke +1 dan juga atom Cl mengalami
penurunan biloks dari 0 menjadi -1, sehingga dapat disimpulkan atom Cl pada molekul Cl 2 mengalami
oksidasi dan sekaligus mengalami reduksi.

PENYETARAAN REAKSI REDOKS


Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 1. Penggunaan pemutih pada kegiatan mencuci pakaian (Sumber : https://www.suara.com )

Hal apa yang terpikirkan oleh kalian? Bahan apakah yang biasa digunakan pada kegiatan
tersebut? Mengapa bahan tersebut digunakan dan proses apakah yang dapat terjadi?
Kegiatan mencuci pakaian pada gambar di atas merupakan suatu kegiatan yang tidak asing lagi dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika mencuci pakaian, khususnya pakaian putih, sebagian besar orang
menambahkan zat aktif pemutih untuk mendapatkan warna putih bersih. Zat pemutih tersebut
merupakan senyawa kimia aktif bersifat oksidator yang digunakan untuk menghilangkan warna benda.
Umumnya warna pada pakaian dapat hilang melalui reaksi redoks dengan menggunakan senyawa
natrium hipoklorit (NaClO) dan hidrogen peroksida (H 2O2). Bagaimana reaksi tersebut dapat terjadi?
Untuk mendapatkan penjelasan ilmiahnya, mari kita diskusikan materi tersebut

Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi ini
merupakan reaksi gabungan dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi. Reaksi reduksi
adalah reaksi penerimaan elektron sehingga terjadi penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi
oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron sehingga terjadi kenaikan bilangan oksidasi. Spesi yang
mengalami oksidasi disebut reduktor dan spesi yang mengalami reduksi disebut oksidator. Pada suatu
reaksi kimia yang lengkap, reaksi oksidasi selalu diikuti oleh reaksi reduksi sehingga reaksi yang terjadi
disebut reaksi redoks.
Persamaan reaksi redoks dikatakan setara jika jumlah atom dan jumlah muatan di ruas kiri
sama dengan jumlah atom dan jumlah muatan di ruas kanan. Pada dasarnya reaksi redoks
berlangsung di dalam pelarut air sehingga penyetaraan persamaan reaksi redoks selalu melibatkan ion
H+ dan OH–. Terdapat dua metode untuk menyetarakan reaksi redoks, yaitu dengan cara bilangan
oksidasi dan cara setengah reaksi.

1. Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks Metode Perubahan Bilangan Oksidasi (PBO)


Bagaimana Langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi redok dengan metode perubahan bilangan
oksidasi? Mari kita sama-sama pelajari penjelasan berikut ini.
Metode bilangan oksidasi berdasarkan prinsip bahwa jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari
reduktor sama dengan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator. Penyetaraan ini memiliki dua
tipe reaksi yakni reaksi molekul dan reaksi ion.

Penyetaraan Redoks Secara Bilangan Oksidasi


Dengan langkah-langkah :
1. BERHUBUNGAN → HUBUNGKAN : atom-atom yang biloksnya berubah, biasanya
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cl2 dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Contoh:
Setarakan reaksi berikut:
H+ + MnO4– + C2O42– → Mn2+ + CO2 + H2O
Pada soal ini yang dihubungkan adalah Mn dan C. Sedangkan H tidak dihubungkan, karena
berfungsi untuk menyamakan muatan.

2. SAMA → SAMAKAN : atom-atom yang dihubungkan tadi


Jumlah atom C disamakan dengan memberikan kofisien didepan CO 2 yang tidak sama. Jumlah
atom Mn sudah sama. Atom H dan O tidak perlu disamakan.

3. SI BLOK → HITUNG HARGA BILOKS → atom-atom yang dihubungkan. Jika atomnya lebih dari
satu, jangan hitung satu atomnya, tapi hitung semuanya. Contoh : C 2O4 2- maka harga biloks C2
nya = +6, bukan biloks C = +3. Jika ada koefisien, maka biloks dikalikan koefisiennya.
(INGAT! HARGA BILOKS : O = -2, H = +1, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) = +1, IIA (Be, Mg, Ca,Sr, Ba, Ra) =
+2, VIIA(F, Cl, Br, I, At) dengan Logam = -1, Poli atom = muatan → SO 42-, CO32-, NO3-, OH-, PO43-,
CN-, dsb
Bilangan oksidasi Mn pada MnO4⎻ dapat dihitung dengan cara LAWAN MUATAN. Biloks Mn =
(4x(+2) – 1 = +7. Jika atomnya lebih dari satu, jangan hitung satu atomnya, tapi hitung
semuanya. Sehingga biloks C2 pada C2O42⎻ = (4x(+2) – 2 = +6. Jika ada koefisien, maka biloks
dikalikan koefisiennya. Sehingga biloks C pada 2 CO 2 = 2 x (2x(+2) = +8. Harga biloks +2 adalah
lawan dari harga biloks O sesungguhnya. Yaitu -2. Serta harga biloks Mn pada Mn2+ = +2.

4. SELIRNYA → CARI SELISIH → harga biloks yang dihubungkan tadi.


Selisih bilangan oksidasi pada Mn adalah = +7 – (+2) = 5, selisih C adalah = +8 – (+6) = 2

5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (2e) tidak sama dengan elektron yang diterima (5e) maka harus
disamakan. Maka KPK nya adalah 10. Sehingga, Mn dikalikan 2 dan C dikalikan 5. KPK (10 pada
soal ini) adalah elektron yang terlibat.
6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri. Untuk suasana
asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk suasana basa tambahkan OH-
pada ruas yang muatannya lebih.
Muatan total ruas kiri adalah –12 dan ruas kanan +4, karena suasana asam, maka ditanbahkan
H+ pada ruas kiri. Agar muatan sama maka harus diambahkan 16 H+ di ruas kiri.

7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Jumlah atom H pada ruas kiri adalah 16, di ruas kanan 0. Maka perlu ditambahkan H 2O di ruas
kanan untuk menyamakan atom H. Karena tiap H 2O terdapat 2 atom H. Maka perlu
ditambahkan 8H2O di ruas kanan.

Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O ruas kanan dan kiri.
Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.

Autoredoks
Untuk Autoredoks/ Anti Autoredoks/ Disproporsionasi/ Konproporsionasi, ada sedikit modifikasi. Yaitu:
Langkah ke 2 dilewati, dan langkah ke 5 diubah. Yang biasanya KPK digunakan sebagai pengkali kedua
ruas, pada Autoredoks cukup pada ruas yang terhubung satu. Baru kemudian yang terhubung dua
disamakan.
Contoh, setarakan reaksi berikut:
P4 → PH3 + H2PO4– (basa)

Dengan langkah-langkah :
1. BERHUBUNGAN → HUBUNGKAN : atom-atom yang biloksnya berubah, biasanya
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cl2 dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Pada soal ini yang dihubungkan hanya atom P. Sedangkan H dan O tidak dihubungkan, karena
biloksnya tidak berubah.

2. SAMA → SAMAKAN : atom-atom yang dihubungkan tadi


Untuk Autoredoks, langkah ini tidak perlu dilakukan. Lewati

3. SI BLOK → HITUNG HARGA BILOKS → atom-atom yang dihubungkan. Jika atomnya lebih dari
satu, jangan hitung satu atomnya, tapi hitung semuanya. Contoh : C 2O4 2- maka harga biloks C2
nya = +6, bukan biloks C = +3. Jika ada koefisien, maka biloks dikalikan koefisiennya.
(INGAT! HARGA BILOKS : O = -2, H = +1, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) = +1, IIA (Be, Mg, Ca,Sr, Ba, Ra) =
+2, VIIA(F, Cl, Br, I, At) dengan Logam = –1, Poli atom = muatan → SO 42-, CO32-, NO3-, OH-, PO43-,
CN-, dsb
Bilangan oksidasi P pada P4 = 0 karena molekul unsur. Biloks P pada PH3 = (3 x –1) = –3. Biloks P
pada H2PO4– = (4 x (+2)) + (2 x (–1)) – 1 = +5 .

4. SELIRNYA → CARI SELISIH → harga biloks yang dihubungkan tadi.


Selisih bilangan oksidasi pada Mn adalah = 0 – (–3) = 3, selisih C adalah = +5 – (0) = 5

5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (5e) tidak sama dengan elektron yang diterima (3e) maka harus
disamakan. Maka KPK nya adalah 15. Sehingga, PH3 dikalikan 5 dan H2PO4– dikalikan 3. KPK (15
elektron pada soal ini) adalah elektron yang terlibat. Pada P4 tidak perlu dikalikan pengkali
karena terhubung dua.
Hitung jumlah atom P ruas kiri dan kanan. Ternyata di kiri 4 P, di ruas kanan 8 P. Sehingga pada
P4 perlu diberikan koefisien 2. Agar jumlah atom P sama.

6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri. Untuk suasana
asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk suasana basa tambahkan OH-
pada ruas yang muatannya lebih.
Muatan : 0 = 0 + –3. Agar sama muatannya, perlu ditambahkan 3 OH– di ruas kiri. Karena
suasana Basa

7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Jumlah atom H pada ruas kiri adalah 3, di ruas kanan 15 + 6 = 21. Maka perlu ditambahkan H 2O
di ruas kiri sebanyak 18 untuk menyamakan atom H. Karena tiap H 2O terdapat 2 atom H. Maka
perlu ditambahkan 9H2O di ruas kanan.

Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O ruas kanan dan kiri.
Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.
Molekuler
Untuk Molekuler, ada sedikit modifikasi. Yaitu: Langkah ke 6 diubah. Menjadi: Samakan atom selain
atom H dan O, utamakan golongan IA dan IIA. Jika masih belum juga sama, biasanya yang terhubung
lebih dari satu/ hanya satu atom di satu ruas (biasanya asam/ basa) koefisiennya dianggap tidak ada.
Contoh, setarakan reaksi berikut:
K2Cr2O7 + H2SO4 + H2C2O4 → Cr2(SO4)3 + CO2 + K2SO4 + H2O

Dengan langkah-langkah :
1. BERHUBUNGAN → HUBUNGKAN : atom-atom yang biloksnya berubah, biasanya
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cl2 dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Contoh:
Pada soal ini yang dihubungkan adalah Cr dan C. Sedangkan atom H, K, S, dan O tidak
dihubungkan, karena biloksnya tidak berubah.

2. SAMA → SAMAKAN : atom-atom yang dihubungkan tadi


Jumlah atom C disamakan dengan memberikan kofisien 2 didepan CO 2 yang tidak sama. Jumlah
atom Mn sudah sama. Atom K, S, H dan O tidak perlu disamakan.

3. SI BLOK → HITUNG HARGA BILOKS → atom-atom yang dihubungkan. Jika atomnya lebih dari
satu, jangan hitung satu atomnya, tapi hitung semuanya. Contoh : C 2O4 2- maka harga biloks C2
nya = +6, bukan biloks C = +3. Jika ada koefisien, maka biloks dikalikan koefisiennya.
(INGAT! HARGA BILOKS : O = -2, H = +1, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) = +1, IIA (Be, Mg, Ca,Sr, Ba, Ra) =
+2, VIIA(F, Cl, Br, I, At) dengan Logam = -1, Poli atom = muatan → SO 42-, CO32-, NO3-, OH-, PO43-,
CN-, dsb
Bilangan oksidasi 2Cr pada K2Cr2O7 dapat dihitung dengan cara LAWAN MUATAN. Biloks 2Cr =
(7x(+2) – (2x(-1)) = +12. 2Cr pada Cr2(SO4)3 = (3x (+2)) = +6. . Biloks 2C pada C 2O42⎻ = (4x(+2) – 2 =
+6. Jika ada koefisien, maka biloks dikalikan koefisiennya. Sehingga biloks C pada 2 CO 2 = 2 x
(2x(+2)) = +8. Harga biloks +2 adalah lawan dari harga biloks O sesungguhnya. Yaitu -2. Serta
harga biloks Mn pada Mn2+ = +2.

4. SELIRNYA → CARI SELISIH → harga biloks yang dihubungkan tadi.


Selisih bilangan oksidasi pada Cr adalah = +12 – (+6) = 6, selisih C adalah = +8 – (+6) = 2
5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (2e) tidak sama dengan elektron yang diterima (6e) maka harus
disamakan. Maka KPK nya adalah 6. Sehingga, koefisien K 2Cr2O7 dan Cr2(SO4)3 dikalikan 1 serta
H2C2O4 dan CO2 dikalikan 3. KPK (6 pada soal ini) adalah elektron yang terlibat.

6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri. Untuk suasana
asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk suasana basa tambahkan OH-
pada ruas yang muatannya lebih.
Karena molekuler netral, maka muatan tidak ada. Ganti dengan: “Samakan atom selain H dan
O utamakan golongan IA, IIA” . Atom K, Cr dan C sudah setara. Yang belum setara adalah atom
S. Di ruas kiri hanya 1 atom S di ruas kanan = 3 + 1 = 4 atom S. Sehingga ruas kiri pada H 2SO4
dikalikan 4. Jadi 4H2SO4.

7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Karena sudah ada H2O nya, maka tidak perlu ditambahkan. Cukup disetarakan. Jumlah atom H
pada ruas kiri adalah 8 + 6 = 14, di ruas kanan 2 atom H. Maka samakan atom H nya. Agar sama
maka H2O ruas kanan dikalikan 7 = 7H2O di ruas kanan.

Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O ruas kanan dan
kiri. Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.

Coba pelajari contoh-contoh reaksi redoks berikut dan setarakan reaksinya.


1. Mg(s) + O2(g) → MgO(s)
2. CH4 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g)
3. ZnS(s) + HNO3 (aq) → ZnSO4 (aq) + NO(g) + H2O(l)
4. KMnO4 (aq) + Na2SO3 (aq) + H2SO4 (aq) → K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + Na2SO4 (aq) + H2O(l)
5. Cr2O72–(aq) + Fe2+(aq) + H+(aq) → Cr3+(aq) + Fe3+(aq) + H2O(l)

Apakah sama jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan untuk kelima reaksi? Apakah sama jumlah
muatan di ruas kiri dan ruas kanan untuk reaksi yang kelima? Manakah langkah penyetaraan reaksi yang
lebih mudah untuk reaksi a, b, c, d, atau e? Adakah reaksi yang sulit untuk disetarakan?
Setelah sebelumnya kita telah mempelajari tentang penyetaraan redoks metode perubahan biloks,
pembahasan kegiatan 2 ini akan membahas tentang penyetaraan metode setengah reaksi. Metode ini
umumnya banyak digunakan pada aplikasi reaksi redoks pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada
aplikasi sel volta atau aplikasi sel elektrolisis. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas bersama!

Penyetaraan Redoks Secara Setengah Reaksi / Ion Elektron


Dengan langkah-langkah:
1. PECAH → PECAH JADI DUA REAKSI SESUAI PASANGAN atom-atom yang biloksnya berubah,
biasanya :
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cb dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Contoh: Setarakan reaksi berikut.
H+ + MnO4– + C2O42– → Mn2+ + CO2 + H2O
Atom yang biloksnya berubah adalah Mn dan C, sehingga pasangannya:
MnO4– → Mn2+
C2O42– → CO2
2. SAMA → SAMAKAN ATOM-ATOM yang BILOKNYA BERUBAH, atom yang lain biarkan.
Atom Mn sudah sama antara ruas kanan dan kiri. Atom C perlu disamakan, karena jumlahnya tidak
sama.
MnO4– → Mn2+
C2O42– → 2CO2
3. O → samakan atom O → dengan menambah H2O pada ruas yang kurang O
Jumlah atom O pada setengah reaksi oksidasi (pada reaksi bawah) sudah sama, sehingga tidak perlu
disamakan. Yang perlu disamakan adalah jumlah atom O pada reaksi reduksi (reaksi atas). Jumlah
atom O ruas kiri pada reaksi reduksi adalah 4, sedangkan ruas kanan adalah 0. Sehingga perlu
ditambahkan H2O di ruas kanan sebanyak 4H2O agar jumlah atom O sama.
MnO4– → Mn2+ + 4H2O
C2O42– → 2CO2
4. H → samakan atom H → dengan menambah H+ pada ruas yang kurang H
Jumlah atom H pada reaksi atas (reaksi reduksi) belum sama. Ruas kiri 0 atom H dan ruas kanan 8,
sehingga perlu ditambahkan 8H+ di ruas kiri. Untuk reaksi bawah (reaksi oksidasi) tidak ada atom H,
sehingga tidak perlu ditambah H+.
8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O
C2O42– → 2CO2
5. e -→ samakan muatan → dengan menambah e- pada ruas yang muatannya lebih besar
Muatan Reaksi atas (reaksi reduksi): ruas kiri: +8 –1 ruas kanan +2 + 0, sehingga perlu ditambah
5e– di ruas kiri.
5e– + 8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O
Muatan Reaksi bawah (reaksi oksidasi): ruas kiri: –2 ruas kanan 0, sehingga perlu ditambah 2e– di
ruas kanan.
C2O42– → 2CO2 + 2e–

6. KPK → Cari KPK dari e– kedua reaksi→ pengkalinya gunakan sebagai pengkali koefisien
Jumlah elektron yang di terima (sebelah kiri) adalah 5, jumlah elektron yang dilepas (sebelah kanan)
adalah 2. Karena tidak sama, maka harus disamakan. KPK 2 dan 5 adalah 10, inilah yang disebut
elektron yang terlibat.
5e– + 8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O │x2
2– –
C2O4 → 2CO2 + 2e │x5
Sehingga menjadi:
10e– + 16H+ + 2MnO4– → 2Mn2+ + 8H2O
5C2O42– → 10CO2 + 10e–

7. SEDERHANAKAN→ Sederhanakan / coret spesi yang sama (biasanya H2O, H+, e), kemudian gabung
kedua reaksi.
Pada soal ini, yang sama hanya e-. Jika disederhanakan menjadi:

Kemudian jumlahkan, sesuai ruasnya:


16H+ + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 8H2O

Pada suasana asam langkahnya cukup sampai disini. Tetapi untuk Suasana Basa anda harus
menambah langkah:
• Tambah OH- sejumlah H+ pada kedua ruas, (INGAT: H+ kalau ketemu OH- jadi H2O)kemudian
sederhanakan.
Cara membasakan:
Tambahkan OH– sejumlah sejumlah H+. Karena jumlah H+ nya 16, maka tambahkan 16OH– di kedua
ruas:
16OH– + 16H+ + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 8H2O + 16OH–
Karena OH– dan H+ menjadi H2O, maka gabungkan sehingga menjadi:
16H2O + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 8H2O + 16OH–
Kemudian sederhanakan jumlah molekul H2O nya:

Sehingga menjadi:
8H2O + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 16OH–

C. GLOSARIUM
Oksidasi : Reaksi pengikatan oksigen
Reaksi pelepasan elektron
Reaksi dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi.
Reduksi : Reaksi pelepasan oksigen
Reaksi pengikatan elektron
Reaksi dimana terjadi penurunan bilangan oksidasi.
Redoks : Reaksi reduksi oksidasi
Oksidator : Zat yang mengalami reaksi reduksi
Reduktor : Zat yang mengalami reaksi oksidasi
Disproporsionasi : Zat yang mengalami reduksi sekaligus mengalami oksidasi
Bilangan oksidasi (biloks) : Harga yang menunjukkan kemampuan suatu atom untuk melepaskan
atau menerima elektron dalam suatu reaksi

D. DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35709153/Bahan_ajar_redoks diunduh tanggal 8 September 2020


https://www.academia.edu/38640002/BAHAN_AJAR_SENYAWA_KARBON diunduh tanggal 9
September 2020
http://repositori.kemdikbud.go.id/17483/1/Hidrokarbon.pdf diunduh tanggal 8 September 2020
http://eprints.uny.ac.id/9227/5/LAMPIRAN%20-%2008303241004.pdf diunduh tanggal 9 September
2020
https://www.academia.edu/8562761/_MODUL_Hidrokarbon_Minyak_Bumi_dan_ Termokimia
diunduh tanggal 8 September 2020
https://www.academia.edu/38375261/Soal_Ulangan_Redoks_dan_Tatanama_kelas_X_doc diunduh
tanggal 10 September 2020
Imam Rahayu. Praktis Belajar Kimia untuk Kelas X Sekolah Menangah Atas. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 2009.
Irvan Permana. Memahami Kimia SMA/MA untuk Kelas X Semester 1 dan 2. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 2009.
Sri Wahyuni, dkk. Kimia untuk SMA /MA kelas X, Grafindo, 2017 Wening Sukmawati. Kimia untuk SMA
dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 2009.
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 3 Untuk Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Pangajuanto, Teguh dan Rahmidi, Tri. 2009. Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Partana, Crys Fajar dan Wiyarsi, Antuni. 2009. Mari Belajar Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII. Bandung :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sofyatiningrum, Etty dan Ningsih, Sri Rahayu. 2018. Buku teks Kimia SMA kelas XII Program Peminatan
kelompok IPA. Jakarta : Bailmu (Bumi Aksara).
Sudarmo, Unggul. 2013. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
https://www.suara.com/health/2019/01/01/115436/jadi-gas-beracun-ini-4-bahan- cairan-
pembersih-yang-dilarang-dicampur?page=all diakses tanggal 15 September 2020

Anda mungkin juga menyukai