Anda di halaman 1dari 7

KIMIA FISIKA

(PERTEMUAN KE-5)
DISUSUN OLEH

Andi Arumansawang ST. MSc


Dr. Sufriadin, ST., MT.

Modul ini mengaju pada :


Kimia Fisika, Oleh Prof. Dr. Sukardjo &S.K Dogra
5. STRUKTUR ATOM

5.1 Inti atom


Sampai akhir ada ke 19, atom dianggap suatu partikel, tidak dapat dibagi dan tidak
tersususn dari bagian yang lebih kecil lagi. Setelah JJ. Thomson pada tahun 1897 mendapatkan
elektron, ia beranggapan bahwa atom terdiri atas partikel yang bermuatan positif dan sejumlah
elektron yang menetralkan muatan tadi. Elektron ini tidak menentu dalam partikel tadi.
Menurut Rutherford, atom terdiri atas inti dengan massa yang besar, dikelilingi oleh sejumlah
elektron, hingga atom bersifat netral. Berdasarkan model ini, elektron-elektron berputar
mengelilingi inti dalam orbit-orbit, mirip dengan planet-planet berputar mengelilingi matahari.
Diameter atom dan inti atom, masing-masing berkisar 10-8 cm dan 10-23 cm.
Walaupun inti mengisi sekitar 10-13% dari volume atom, tetapi massa atom kira-kira
99,95% terdapat di inti. Penyelidikan selanjutnya menunjukkan, bahwa inti terdiri atas dua
partikel yang hampir sama. Partikel ini adalah proton dengan massa 1,67252 x 10-24 gr dan netron
dengan massa 1, 67484 x 10-24 gr. Elektron mempunyai massa 9,1091 10-28 gr. Muatan elektron
dan proton yang sama, masing-masing 1,602 x 10-19 coulomb.
Gaya Tarik menarik antara elektron dan inti diimbangi oleh gaya sentrifugal. Menurut
hukum kimia klasik, elektron yang berputar dalam medan listrik akibat dari adanya ini atom, akan
terus-menerus kehilangan energi. Akibat dari ini, gerakan elektron makin medekati inti dan
membentuk gerakan spiral. Akhirnya elekron akan bergabung dengan inti dan atom akan musnah.
Hal ini tidak terjadi, hingga teori Rutherford harus diperbaiki.
Jumlah proton di dalam inti atom disebut nomor atom dan diberi simbol Z. Karena atom
sendiri netral, maka z juga menunjukkan jumlah elekron di sekitar ini. Karena sifat-sifat kimia
tergantung jumlah elektron, maka Z juga menetapkan letak unsur dalam table periodic.
Semua inti atom kecuali hydrogen juga berisi sejumlah netron (N). Jumlah proton dan
netron di dalam inti atau yang dusebut juga nucleon, disebut nomor massa (A). Jadi besarnya A=
Z+N. Nomor massar menetapkan massa dari inti atom. Nomor atom berkisar antara 1-103 sedang
jumlah netron berkisar antara 0-156.
Isotop adalah unsur-unsur dengan nomor atom sama dan nomor massa berbeda. Karena
itu, isotop mempunyai sifat-sifat kimia yang sama dan sifat fisika yang berbeda. Beberapa isotop
dengan kombinasi proton dan netron tertentu, bersifat tidak stabil. Inti atom demikian dapat
mengalami disintegrasi dengan pemancaran partikel dan radiasi elektromagnet. Gejala ini
disebut radioaktivitas dan isotop demikian disebut isotop radioaktif atau radioisotope. Beberapa
radioisotope terdapat di alam, tetapi sebagian besar merupakan radioisotope buatan.
2. Atom berelektron banyak
Dalam keadaan dasar atau ground state, elektron tunggal dalam atom hidrogen
menempati energi yang terendah (1s). Elektron ini akan menempati tingkat tenaga yang lebih
tinggi, hanya kalau diberi energi dari luar.
Untuk atom berelektron banyak, orbital dengan tingkat energi yang lebih tinggi telah terisi,
hingga perlu diketahui susunan elektron pada orbital ini serta pengaruh satu terhadap lainnya.
Karena tambahannya muatan inti dan interaksi antara elektron satu dengan yang lainnya, tingkat
energi elektron akan berubah, walaupun jenis atau bentuknya sesuai dengan jenis dan bentuk
orbital untuk atom hidrogen.
Penyelesaian secara memuaskan persamaan gelombang Schrodinger hanya diperoleh
untuk species satu elektron. Bila terdapat lebih dari satu elektron, situasi menjadi sangat rumit,
walaupun tiap elektron masih dapat dijelaskan dengan empat bilangan kuantum.
Harga-harga bilangan kuantum yang dibolehkan untuk elektron tertentu dalam atom
ditentukan oleh prinsip Pauli. Menurut Pauli, tidak ada dua elektron dalam satu atom memiliki
bilangan kuantum keempat-empat sama.
Atas dasar prinsip Pauli tersebut, maka jumlah elektron maksimal pada n=1 ialah 2 buah,
keduanya elektron dari orbital s. Pada n =2 jumlah elektron maksimal pada orbital s=2 sedang
pada orbital p (px, py da pz) ada 6, jadi semuanya ada 8 buah.
Untuk n = 3 dan n =4, jumlah elektron maksimal masing-masing ada 18 dan 32. Dari ini
dapat diambil kesimpulan, bahwa jumlah elektron pada setiap kulit = 2n2 kalau n adalah nomor
kulit .
Tabel 5.1 Jumlah elekton dalam orbital atom

3. Tabel Periodik
Dengan menggunakan teori atom yang baru, maka table periodik unsur-unsur dapat
dijelaskan atas dasar konfigurasi elektron.
Unsur-unsur setelah hidrogen dapat difikirkan terbentuk dengan :
a. Penambahan proton dan netron di inti
b. Penambahan elektron di luar inti.
Hal ini sering disebut prinsip aufbau. Penambahan elektron terjadi dengan cara tertentu,
menurut hukum sebagai berikut :
a. Prinsip Pauli harus diikuti, hingga tidak lebih dari dua elektron dalam satu orbital memiliki
pintal yang berlawanan :
b. Orbital-orbital diisi sesuai dengan tingkat energinya, menurut urutan berikut :
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 3d.
Urutan ini dapat diingat lbih mudah dengan diagram berikut :
Gambar 5. 1. Urutan pengisian elektron dalam orbital atom
c. Untuk orbital p, d dan f, elektron tidak akan berpasangan lebih dahulu, sebelum orbital
tersebut terisi satu-satu. Jadi pada orbital p, maka elektron akan mengisi 𝑝𝑥1 , 𝑝𝑦1 dan 𝑝𝑧1 lebih
2 1
dahulu sebelum menjadi 𝑝𝑥, 𝑝𝑦 dan 𝑝𝑥1 . Pernyataan ini disebut hukum Hund.
Dalam table berikut merupakan urutan pengisian elektron dalam orbital atom dari unsur
hidrogen sampai neon.
Table 5.2. Pengisian elektron dalam orbital atom
Biasanya orbital 2px, 2py, dan 2pz ditulis sebagai orbital 2p saja, hingga susunan elektron
menjadi :
B : 1s2 2s2 2p1 Na : (inti Ne) 3s1
C : 1s2 2s2 2p2 Mg : (inti Ne) 3s2



Ne : 1s2 2s2 sp6 Ar : (inti Ne) 3s2 3p6
Pada unsur K (Z=19), elektron ke 19 tidak masuk pada orbital 3d tetapi masuk pada orbital 4s,
hingga susunan elektron K dan Ca menjadi :
K dan Ca menjadi :
K : [inti Ar] 4s1
Ca : [inti Ar] 4s2
Orbital 3d mulai diisi pada unsur Sc :
Sc : [inti Ar] 3d1 4s2
Ti : [inti Ar] 3d2 4s2




Zn : 3d10, 4s2
Unsur-unsur yang mengisi elektron pada orbital 3d ini, termasuk seri logam transisi pertama.
Seri logam transisi kedua dan ketiga mengisi elektron pada orbital 4d, dan 5d. Karena orbital
d baru penuh dengan 10 elektron, maka seri logam transisi tersebut masing-masing terdiri
dari 10 unsur.
Unsur-unsur yang mengisi elektron pada orbital 4f dan 5f disebut seri lantanida dan seri
aktinida. Masing-masing seri terdiri dari 14 unsur, Karena orbital 4f paling banyak berisi 14
unsur.
Susunan elektron yang sebenarnya dapat ditentukan secara spektroskopi dan ini ternyata
ada perbedaan untuk beberapa unsur bila dibandingkan dengan hal diatas. Perbedaan ini
biasanya terdapat pada penempatan 1ns atau 2ns elektron dalam (n-1) d orbital. Ini
disebabkan oleh perbedaan energi s dan d tidak besar. Perbedaan tersebut terdapat pada
unsur-unsur dalam table 5.3.
Kesamaan sifat-sifat kimia unsur dalam satu golongan, disebabkan karena kesamaan
susunan elektron. Semua unsur gas mulia yang bersifat stabil, memiliki susunan elektron
ns2np6, kecuali helium.
Semua logam alkali mempunyai satu elektron pada orbital terluar. Makin besar atom logam
alkali, artinya makin ke bawah dalam table periodic, unsurnya makin aktif. Perubahan sifat
ini terjadi secara perlahan-lahan sesuai dengan kenaikan jari-jari atomnya.
Unsru transisi mempunyai sifat kimia yang hampir sama, karena susunan elektron terluarnya
sama. Demikian juga unsur-unsur seri lantan dan actinium.
Tabel 5.3. Perbedaan susunan elektron dari teori dan eksperimen

Anda mungkin juga menyukai