Anda di halaman 1dari 39

Pengenalan Struktur dan Model

Ikatan
Konsep dasar ikatan kimia
Farah Erika
Bilangan kuantum dan Orbital Atom
 Model atom Bohr suatu model satu dimensi yang menggunakan sebuah
bilangan kuantum untuk menggambarkan distribusi atau penyebaran
electron dalam atom. Informasi itu hanya berhubungan dengan ukuran
orbit electron dalam suatu atom, yang digambarkan dengan bilangan
kuantum n.
 Model atom Schrodinger memperbolehkan electron-elektron untuk
menempati ruang tiga dimensi, oleh karena itu untuk menggambarkan
orbital-orbital dimana electron dapat ditemukan dalam atom diperlukan
tiga buah koordinat atau tiga buah bilangan kuantum.
 Tiga buah koordinat atau bilangan kuantum yang berasal dari
penyelesaian eksak persamaan gelombang Schrodinger tersebut adalah
bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth atau bilangan
kuantum anguler (l ) dan bilangan kuantum magnetic (m). Bilangan-
bilangan kuantum tersebut menggambarkan ukuran, bentuk dan orientasi
orbital dalam atom.
Konfigurasi Elektron

 Sifat-sifat atom dapat dipahami berdasarkan


konfigurasi elektronik atau susunan elektronik atom
itu. Konfigurasi electron menggambarkan
penyebaran atau susunan dari elektron dalam atom.
 Keadaan elektron dalam suatu atom ditentukan oleh
4 macam bilangan kunantun yaitu :
 1. Bilangan kuantum utama (n)
 2. Bilangan kuantum azimuth (l)
 3. Bilangan kuantum magnetik (m)
 4. Bilangan kuantum spin (s)
Bilangan Kuantum
1. The principle quantum number ( symbol n) = bilangan bulat positif
yang menggambarkkan kedudukan atau jarak relatif electron
terhadap intinya.
 The principle quantum number menunjukkan tingkatan energi utama
tempat elektron berada.
2. The angular quantum number ( symbol l) = bilangan bulat positif
yang besarnya bergantung pada nilai bilangan kuantum utama dan
menggambarkan jenis sub kulit (bentuk orbital) electron dalan atom.
 Jika l = 0 bentuk orbital s
 Jika l = 1 bentuk orbital p
 Jika l = 2 bentuk orbital d
 Jika l = 3 bentuk orbital f
Bilangan Kuantum
3. The magnetic quantum number (symbol m) = bilangan bulat
yang besarnya bergantung pada nilai bilangan kuantum azimut
dan menentukan orientasi orbital serta banyaknya orbital electron
dalam atom.
4. The electron spins (symbol s) = bilangan yang mencirikan arah
rotasi electron di sekitar sumbu dan menggambarkan sifat
spektrum dengan nilai + ½ atau – ½ .
 Tanda + atau – hanya menunjukkan arah rotasi yang berlawanan.
 Harga spin yaitu + 1/2 jika rotasi elektron berlawanan arah
jarum jam.
 Harga spin yaitu – 1/2 jika rotasi elektron sesuai arah jarum
jam
Untuk menuliskan konfigurasi elektronik suatu atom perlu
dicermati aturan-aturan sebagai berikut :

 Aturan aufbau
 Prinsip Aufbau menyatakan bahwa pengisian sub kulit oleh elektron selalu dimulai
dari sub kulit dengan energi lebih rendah ke sub kulit dengan energi lebih tinggi.
 . Azas larangan Pauli (prinsip eksklusi Pauli)
 Azas larangan Pauli menyatakan tidaklah mungkin dua buah electron dalam satu
orbital mempunyai empat jenis bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti
bahwa satu orbital maksimum ditempati 2 elektron yang berbeda spinnya.
 Aturan Hund
 Pada atom yang mempunyai sub kulit yang terdiri dari beberapa orbital,
pengisisan elektron, pada orbital berlangsung sedemikian rupa sehingga masing-
masing orbital akan ditempati oleh masing – masing sebuah electron yang arah
spinnya sama (setengah penuh) baru kemudian elektron – elektron dalam orbital
tersebut membentuk pasangan elektron penuh.
Orbital s
 Orbital s sferis:
Orbital p
 Orbital p (l = 1) mempunyai 2 tonjolan yang terletak
sepanjang sumbu x, y, atau z .
 Rather than ml = -1,0,1, orbital ditandai px, py, dan pz.
Orbital d
 Orbital- orbital ini memiliki bentuk rumit, tetapi kerapatan
elektron pada inti selalu nol.
Struktur Lewis
1. Hitung semua elektron valensi;
- tambahkan satu untuk setiap muatan negatif
- kurangi satu untuk setiap muatan positif
2. Gambar ikatan tunggal antara atom-atom (hubungan antara atom-
atom ditentukan secara eksperimen dan diberikan untuk tiap soal)
3. Dengan menggunakan sisa elektroon valensi, buat oktet untuk setiap
atom (kecuali H), atas dasar turunnya elektronegativitas
4. Jika atom tak oktet, gunakan pasangan elektron sunyi/bebas pada
atom yang bersebelahan untuk membentuk ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga untuk menyempurnakan oktet
5. Tentukan muatan formal
6. Struktur Lewis yang lebih baik adalah yang mempunyai :
- sedikit muatan formal
- lebih banyak oktet
- dengan muatan negatif pada atom yang lebih elektronegatif dan
vice versa
10
Muatan Formal
 The formal charge on any atom in a Lewis structure is a
number assigned to it according to the number of valence
electrons of the atom and the number of electrons around
it.

H banyak elektorn valensi O = 6


½ (banyaknya elektron yang dibagi untuk
H O H O) = 3
Banyaknya elektron yang tidak dibagi
O: 6 - 5 = +1 untuk O = 2
Muatan formal untuk O = 6 – 3 – 2 = +1
TEORI VALENCE SHELL ELECTRON REPULSION (VSEPR)
(TEORI TOLAKAN PASANGAN ELEKTRON BEBAS)
 Pasangan elektron valensi mempunyai gaya tolak menolak
 Pasangan elektron bebas menempati ruang sesuai jenisnya

 BK = Bilangan Koordinasi
= Jumlah atom / substituen yang terikat pada atom pusat
 PB = Psgan elektron bebas
 Dari BK dan PB atom pusat dpt diramalkan struktur molekul dng teori VSEPR
TEORI VSEPR

ATURAN :
– Atom pusat yg tdk memiliki PB mempunyai bentuk ideal sesuai dng BK nya
• BK = 2  struktur molekul linier
• BK = 3  struktur molekul segitiga
• BK = 4  struktur molekul tetrahedron
• BK = 5  struktur molekul trigonal bipiramid
• BK = 6  struktur molekul oktahedron
– Urutan daya tolak psgan elektron :
• PB – PB  PB – PT  PT – PT PT = Psgan elektron terikat
– Bila ada PB pada ikatan, sudut ikatan lebih kecil daripada yang diramalkan pada poin
pertama
– Urutan daya tolak psgn elektron terikat :
• Ikatan rangkap 3  rangkap 2  tunggal
– Urutan daya tolak atom atau substituen :
• Kurang elektronegatif  lebih elektronegatif
TEORI VSEPR

MERAMALKAN STRUKTUR MOLEKUL


1. Menulis Rumus / struktur Lewis molekul
2. Menghitung jumlah BK dan PB atom pusat (disebut sebagai kelompok pasangan)
3. Menentukan tipe senyawa sesuai aturan

KETERBATASAN TEORI VSEPR


 Tidak dapat menerangkan molekul – molekul yg lebih rumit dan mempunyai bilangan
koordinasi lebih dari 6
TEORI IKATAN VALENSI & KONSEP HIBRIDISASI
 Elektron yg terlibat hanya elektron valensi
 Ikatan terbentuk krn adanya overlap (tumpang tindih) orbital – orbital dari unsur – unsur yang
berikatan
 Orbital yang saling tumpang tindih diisi oleh psgan elektron dng spin berlawanan
 Pada ikatan tunggal  1 tumpang tindih pd sumbu ikatan  ikatan sigma (σ)
 Pada ikatan rangkap  2 tumpang tindih, yaitu :
 1 tumpang tindih pd sumbu ikatan (ikatan σ)
 1 tumpang tindih tegak lurus sumbu ikatan (ikatan pi / π)
 Pada pembentukan ikatan terjadi HIBRIDISASI

HIBRIDISASI
Adalah penggabungan beberapa orbital dari atom – atom yg berikatan dan ditata
ulang sehingga membentuk orbital baru dengan tingkat energi yg sama
VALENSI & HIBRIDISASI
HIBRIDISASI PADA IKATAN KOVALEN
VALENSI & HIBRIDISASI
HIBRIDISASI PADA IKATAN KOVALEN KOORDINASI
VALENSI & HIBRIDISASI

Hibridisasi Psgan e bebas Struktur molekul

sp 0 Linier
0 Segitiga planarKETERBATASAN TEORI HIBRIDISASI
sp2 Tidak dapat menjelaskan sifat
1 Sudut kemagnetan
0 Tetrahedron
sp3 1 Segitiga
2 Sudut
0 Trigonal bipiramid
sp3d 1 Piramid
2 Bentuk T
0 Oktahedral
sp3d2 1 Piramid
2 Bujur sangkar
TEORI ORBITAL MOLEKUL (OM)

 Semua orbital atom bergabung membentuk orbital molekul


 Orbital molekul adalah daerah kebolehjadian (probabilitas) menemukan elektron di sekitar inti
 Yang akan dibahas dalam materi hanya molekul dwiatom yg sejenis, seperti F 2, O2, dan H2
 Penggabungan dua atom menghasilkan orbital baru yg disebut orbital bonding (ikat) dan anti
bonding (anti ikat)
 Orbital bonding adalah orbital yg terdapat antara kedua inti yang membuat kedua atom saling
terikat
 Orbital anti bonding adalah orbital yg berada di belakang kedua inti dan saling berjauhan 
dilambangkan dengan tanda bintang ( *)
ORBITAL MOLEKUL
ORBITAL MOLEKUL

KONFIGURASI ELEKTRON MOLEKUL


Contoh :
1. B2
Jumlah elektron = 10
Konfigurasi elektron : (σ1s)2 (σ1s*)2 (σ2s)2 (σ2s*)2 (σ2px)2

2. N2
Jumlah elektron = 14
Konfigurasi elektron : (σ1s)2 (σ1s*)2 (σ2s)2 (σ2s*)2 (σ2px)2 (π2py)2 (π2pz)2

ORDE IKATAN
Orde Ikatan = Jml elektron orbital bonding – Jumlah elektron orbital anti bonding
2
 Orde ikatan menggambarkan kekuatan ikatan yang terbentuk
 OI makin besar, ikatan makin kuat
ORBITAL MOLEKUL (OM)
SIFAT KEMAGNETAN
 Ditentukan oleh ada tidaknya elektron yang tidak berpasangan (lone pair)
 Makin banyak elektron tak berpasangan  makin paramagnetik
 Tidak ada elektron tak berpasangan  diamagnetik

Momen magnet = μ √ n (n+2)


n = elektron tak berpasangan

MOMEN DIPOL
 Dipol adalah jarak antara muatan positif dan negatif dalam molekul
 Momen dipol (μ) = produk perkalian antara muatan dan jarak muatan

μ=qxd

KEPOLARAN IKATAN dan MOLEKUL


 Jika terdapat perbedaan keelektronegatifan antara 2 atom yang berikatan, maka ikatan tersebut
bersifat polar (momen dipol ≠ 0)
 Pada suatu molekul, jika jumlah momen dipol ikatan – katannya ≠ 0, maka molekul tersebut
dinyatakan polar.
Dipole Moment
The product of magnitude of charge on a molecule and the distance between two charges
of equal magnitude with opposite sign is equal to dipole moment; D (unit is debye, 1 D =
3.34E–30 C m (coulumb.metre); representation Cl+H, a vector )
Dipole moment = charge x distance
Symbol: µ = e– x d = dq * dbond

For Cl+H, µ = 1.03 D, dH–Cl = 127.4 pm


Two ways of lookint at H+Cl,
dq = 1.03*3.34e–30 C m / 1.274e-12 m
= 2.70e-20 C (charge separation by H–Cl ) mH–Cl = 1.03 D
Ionic character = dq / e– = 0.17 = 17% mH–F = 1.9 D, find d and % ionic
d = 3.44e-30 C m / 1.60e –19 C (e– charge) character for them.
= 2.15E–11 m = 0.215 pm (+e– by 0.215
pm)
25 Basic Chemical Bonding
ELEKTRONEGATIFITAS
• Merupakan sifat berkala (periodik) yang penting.
• Elektronegatifitas ialah besarnya daya menarik elektron
ke dalam suatu atom dalam penggabungan kimia.
Nilai Elektronegativitas
(fluorin: elektronegativitas = 4)
Selisih elektronegativitas besar ⇒ e- berpindah ⇒ IKATAN IONIK
Selisih elektronegativitas kecil ⇒ e- digunakan bersama
⇒ IKATAN KOVALEN

IKATAN
IONIK
pengalihan elektron antaratom

IKATAN
pemindahan muatan secara parsial
KOVALEN POLAR

IKATAN
penggunaan elektron bersama antaratom
KOVALEN
IKATAN KOVALEN POLAR
Jika dua atom berbeda terikat secara kovalen, elektron ikatan
tidak digunakan sama rata, tetapi condong ke atom yang
lebih elektronegatif.
δ+ δ−
Contoh:
H + Cl H Cl H Cl atau H Cl
(2,2) (3,0) molekul polar
(δ = muatan parsial)

Selisih elektronegativitas ↑ ⇒ dwikutub semakin kuat


⇒ ikatan semakin polar
> 1,7 → ikatan ionik
0–1,7 → ikatan kovalen polar
0 → ikatan kovalen
Polar Covalent Bonds
Uneven electron distribution leads to partial charges

d+ XY d-

EN (X) < EN (Y)

Result: Bond dipole or polar covalent


bond
Magnitude of bond dipole influenced by...
•  EN difference  bond dipole
•  bond length  bond dipole
Example: CH DEN = 0.4 but has low polarity due to short bond length

30
Polar Covalent Bonds
Uneven electron distribution leads to partial charges

Consequences of bond polarity


•Electrostatic interaction with other ions or molecules

Influences chemical, physical, and biological properties


Example: Polar HN bond ---> hydrogen bonding ---> DNA base pairing
O

N N
 
N H N
N

 
N N H O CH3

Adenine Thymine
31
Struktur resonansi
- sama posisi atomnya (hubungannya) tapi berbeda
penataan elektronnya

delocalized
electrons

-
O O O½ -
HCO2 H C H C = H C
O O O½-
•neither of these accurately describes 1.5 bond order
the formate ion
•actual species is an average of the
two

•greater number of equivalent resonance structures  greater stability


= resonance stabilization

32
Pergeseran elektron terjadi :

1. Dari ikatan p ke atom sebelahnya

2. Dari ikatan p ke ikatan sebelahnya

3. Dari atom ke ikatan sebelahnya

1 X X

2 X X

3 X X

33
Aturan Resonansi delokalisasi elektron
O
1. Posisi atom harus sama dalam semua struktur
resonansi, hanya posisi elektron yang
H3C N H3C O N O
bervariasi O
Nitrometana Metil nitril
2. Struktur Lewis unsur periode 2 yang memiliki
lebih dari 8 elekron valensi bersifat tak stabil
dan tidak berkontribusi pada struktur yang O N punya 10 elektron
sebenarnya. Hanya periode 3 dst yang bisa H3 C N tak boleh
melebihi aturan oktet bukan bentuk resonansi
O

3. Ketika dua atau leibh struktur memenuhi


aturan oktet, struktur yang paling stabil
adalah yang memiliki pemisahan muatan atom
berbeda yang paling kecil H3C O N O H C3 O N O
A B
A lebih stabil daripada B, A merupakan struktur
Sebenarnya (pemisahan muatan pada A tak ada)
4. Diantara rumus struktur di mana aturan oktet
dipenuhi oleh semua atom yang ada dan satu
lebih dari atom-atom ini memiliki muatan
formal, maka bentuk yang paling stabil adalah
yang muatan negatifnya terletak pada atom N C O N C O
yang paling elektronegatif
C D
C lebih stabil daripada G, karena muatan negatif
pada oksigen (O lebih elektronegatif)
34
5. Setiap struktur Lewis yang O O
berkontribusi harus punya jumlah H3C N dan H3C N
elektron yang sama dan jumlah O
muatan total yang sama walaupun O
E F
muatan formal dari tiap-tiap atom
E dan F bukan merupakan bentuk resonansi,
bisa bervariasi dalam tiap struktur
E punya 24 elektron valensi (muatan total = 0)
Lewisnya
F punya 26 elektron valensi (muatan total = -2)

O O
6. Setiap struktur Lewis yang H3 C N dan H3C N
berkontribusi harus punya jumlah O
pasangan elektron bebas (unpaired O
G H
electron) yang sama
H bukan bentuk resonansi
H punya 2 unpaired elektron, G semua elektronnya
berpasangan
7. Delokalisasi elektron menstabilkan
molekul. Molekul yang elektronnya
terdelokalisasi lebih stabil daripada O O
struktur Lewis masing-masing. H3 C N H3 C N
Derajat kestabilan terbesar terjadi O
jika kestabilan setiap struktur Lewis I J O
yang berkontribusi sama besar
Nitrometana lebih stabil karena kedua struktur
Resonansinya sama (ekivalen)

H3 C O N O H3C O N O
Metil nitrit kurang stabil dibandingkan nitrometana
karena kedua struktur resonansi tak ekivalen
35
Panjang ikatan dan sudut ikatan

Panjang ikatan = jarak yang memisahkan inti dari dua atom


yang terikat secara kovalen

Sudut ikatan = bila ada lebih dari dua atom dalam molekul,
ikatan membentuk sudut (60o – 180o)

panjang ikatan , 1,008A


panjang ikatan , 0,96 A
ikatan ke belakang
O H ada di belakang bidang
N
H H
H H
H

sudut ikatan, 107,3o


sudut ikatan, 104,5o
ikatan ke muka/ke depan
H ada di dekat pengamat

36
Molecular Representations
How do we draw molecules?

The Rules
  is a covalent bond (electron pair shared by two atoms)
 : is a lone (nonbonded) electron pair
 Carbons do not always have to be drawn
 Hydrogens can be omitted only if carbon not written as C
 All other atoms must always be shown
 Lone pairs do not always have to be shown
 Formal charges must always be shown
 Three-dimensional geometry does not always have to be shown

indicates bond is projecting towards viewer


indicates bond is receding away from viewer

37
Molecular Representations

Applying the rules: Methane


•  is a covalent bond
H
• Carbons do not always have to be drawn
H C H
• Formal charges must always be shown
H
• Three-dimensional geometry does not
always have to be shown --or--

Bond is projecting towards viewer H

Bond is receding away from viewer H


H
H

Methane
Major component of natural gas

38
Molecular Representations
Applying the rules: Taxol, an anticancer drug
•Carbons do not always have to be drawn
•Hydrogens can be omitted only if carbon not written as C
•All other atoms must always be shown
•Lone pairs do not always have to be shown
O

H3C O
H3C O
O O OH
H
CH3
N O
CH3
H OH
HO H H
O O O O

CH3

39

Anda mungkin juga menyukai