Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam

pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Selain itu, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme
terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di
dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan kegiatan enzim, pemeliharaan
keseimbangan asam basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran
sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf

terhadap rangsangan. Mineral

digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang butuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan
mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg
sehari.
Salah satu mineral adalah paladium. Palladium adalah suatu unsur kimia
dengan simbol kimia Pd dan nomor atom 46.Ini adalah logam perak-putih yang
langka dan berkilau ditemukan pada tahun 1803 oleh William Hyde Wollaston. Dia
bernama setelah asteroid Pallas, yang itu sendiri bernama setelah julukan Athena
dewi Yunani, diakuisisi oleh ketika dia membunuh Pallas. Palladium, platinum,
rhodium, ruthenium, iridium dan osmium membentuk sekelompok elemen disebut
sebagai kelompok logam platinum (PGMs). Ini memiliki sifat kimia yang mirip,
namun palladium memiliki titik leleh terendah dan adalah yang paling padat dari
mereka.
1.2

Rumusan Masalah
Rumusan makalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari Palladium?
2. Bagaimana proses pembentukan unsur palladium di alam?
3. Apa saja mineral palladium?
4. Bagaimana ekstraksi paladium?
5. Apa manfaat dan kegunaan mineral palladium?

1.3

Tujuan Penulisan
1

Tujuan dari penulisan ini adalah:


1. Mengetahui pengertian dari palladium.
2. Mengetahui proses pembentukan unsur palladium di alam.
3. Mengetahui apa saja mineral palladium.
4. Mengetahui ekstraksi palladium.
5. Mengetahui manfaat dan kegunaan mineral palladium.
1.4

Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini merupakan metode

tinjauan kepustakaan yang bertujuan untuk mempelajari referensi yang relevan


dengan masalah yang di teliti.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Palladium
Palladium adalah suatu unsur kimia dengan simbol kimia Pd dan nomor atom

46. Ini adalah logam perak-putih yang langka dan berkilau ditemukan pada tahun
1803 oleh William Hyde Wollaston. Dia bernama setelah asteroid Pallas, yang itu
sendiri bernama setelah julukan Athena dewi Yunani, diakuisisi oleh ketika dia
membunuh Pallas. Paladium, platinum, rhodium, ruthenium, iridium dan osmium
membentuk sekelompok elemen disebut sebagai kelompok logam platinum (PGMs).
Ini memiliki sifat kimia yang mirip, namun paladium memiliki titik leleh terendah
dan adalah yang paling padat dari mereka.
Palladium juga merupakan logam lunak dan keperakan, dengan nomor atom 46
dan berat atom 106.4. Palladium terjadi sebagai isotop 105 Pd (22.3%), 106 Pd
(27.3%) dan 108 Pd (26.5%). Bilangan oksidasi utamanya adalah +2. Palladium lebih
reaktif daripada platinum, misalnya lebih mudah larut dalam asam. Palladium juga
bereaksi lebih mudah dengan halogen dan oksigen.
Unsur ini adalah logam putih seperti baja, tidak mudah kusam di udara, dengan
kerapatan dan titik cair paling rendah di antara logam grup platina. Ketika
ditempelkan, palladium bersifat lunak dan bisa ditempa; suhu rendah meningkatkan
kekuatan dan kekerasannya. Palladium dilarutkan dengan asam nitrat dan asam
sulfat.
Sebuah studi oleh Wahlberg dan Boman (1992) tentang hubungan antara kimia
paladium menunjukkan bahwa Pd memiliki potensi alergi yang relatif tinggi dalam
bentuk ionik. Umumnya, Pd ditemukan dalam konsentrasi lebih tinggi daripada Pt di
lingkungan, yang menunjukkan bahwa Pd memiliki bioavailabilitas dan mobilitas
lebih daripada Pt.
Unsur ini adalah logam putih seperti baja, tidak mudah kusam di udara , dengan
kerapatan dan titik cair paling rendah di antara grup platina. Ketika ditempelkan,
palladium bersifat lunak dan bisa ditempa. Suhu rendah meningkatkan kekuatan dan
kekerasannya dengan Palladium dilarutkan dengan asam nitrat dan asam sulfat. Pada
suhu kamar, logam ini memiliki sifat penyerapan yang tidak lazim hingga 900 kali
lipat dari volume hidrogen, sehingga memungkinkan membentuk Pd 2H. Meski
3

demikian, masih belum jelas apakah Pd2H ini bersifat sebagai senyawa. Hidrogen
berdifusi melewati palladium yang dipanaskan menghasilkan prinsip pemurnian gas
hidrogen.
2.1.1

Sifat Kimia Palladium

Adapun sifat-sifat kimia dari unsur Palladium adalah sebagai berikut.


1.

Paladium asetat diperoleh sebagai kristal coklat bilamana busa Pd dilarutkan


dalam asam asetat yang mengandung HNO3, ia adalah trimer [Pd(CO2Me)2]3

2.

Ion palladium Pd2+ , terdapat dalam PdF2. Ion aquo [Pd(H2O)4]2+ adalah spin
berpasangan dan kompleks Pd adalah diamagnetik.

3.

Garam coklat yang mudah mencair di udara seperti [Pd(H 2O)4](ClO4)2 dapat
diperoleh bilamana Pd dilarutkan dalam HNO3 atau PdO dalam HClO4.

4.

Bereaksi lambat dengan asam kuat panas.

2.1.2 Sifat Fisika Palladium


Adapun sifat-sifat fisika dari unsur Palladium adalah sebagai berikut.
Fase
Massa Jenis (sekitar suhu kamar)
Massa Jenis cair pada titik lebur
Titik Lebur

12.023 g/cm
10.38 g/cm
1828.05K

Titik Didih

(1554.9 C, 2830.82 F)
3236K

Kalor Peleburan
Kalor Penguapan
Kapasitas Kalor

(2963 C, 5365 F)
16.74 kJ/mol
362 kJ/mol
(25 C) 25.98 J/(molK)

2.1.3

Padat

Karakteristik Paladium

Berikut merupakan karakteristik dari unsur Palladium:


Karakteristik

Keterangan Umum
4

Nama

Palladium

Lambang

Pd

Nomor Atom

46

Deret Kimia

Logam Transisi

Golongan

VIII B

Periode

Blok

Penampilan

Logam putih keperakan

2.2

Proses Pembentukan Unsur Palladium di Alam

Beberapa hal penting dalam proses pembentukan mineral yaitu:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Konsentrasi magma
Sublimasi
Kontak metamorfosa
Sendimentasi
Proses Bakteria
Sub Marine extlative dan vulkanik
Evaporit (air laut menguap di dalam air laut terkandung mineral unsure logam

terjadilah mineral
8. Residual dan mekanik konsentrasi
9. Oksida dan Supergen
10. Metamorfosa (Cont-Dinamo-Regional)
Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis,
maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai
proses pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral- mineral tersebut.
Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan
keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak
bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan
mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari
beberapa faktor yang sangat berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsurunsur kimia, aspek biologis dan fisika.
Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun nonlogam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas
magma, dan mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan
5

dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena
suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi
tidak terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail
untuk setiap jenis pembentukan mineral.
Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi
atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai
ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral.
a. Proses Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra
basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral
silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600 C) stadium liquido magmatis
mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam.Asosiasi
mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses
magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Early magmatis, yang terbagi atas: disseminated, contohnya intan
segregasi, contohnya Crhomite dan injeksi, contohnya kiruna kromium
2. Late magmatis, yang terbagi atas: residual liquid segregation, contohnya
magmatis taberg, residual liquid injection, contohnya magmatis
Adirondack, immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
dan immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein
b. Proses Pegmatisme
Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan
pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar
antara 600 C sampai 450 C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan
umumnya Granit.
c. Proses Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450 C, akumulasi gas mulai
membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer.
Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan
samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses
sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan
yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut
mineralpneumatolitis.
d. Proses Hydrotermal

Proses ini merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh
temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk
sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi
atas:
1. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah tekanan dan temperatur
pembekuan relatif tinggi, endapan berupa urat-urat dan korok yang
berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar, asosiasi
mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan
Spalerite serta oksida besi. Pada intrusi Granit sering berupa endapan
logam Au, Pb, Sn, W dan Z.
2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya adalah tekanan dan temperatur
yang

berpengaruh

lebih

rendah daripada

endapan

hipotermal,

endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat


dengan permukaan bumi, tekstur akibat cavity filling jelas terlihat,
sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa
crustification dan banding. Asosiasi mineralnya berupa sulfide,
misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn. Proses pengayaan sering
terjadi.
3. Endapan epitermal, ciri-cirinya adalah tekanan dan temperatur yang
berpengaruh paling rendah, tekstur penggantian tidak luas (jarang
terjadi), endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi, kebanyakan
teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein), struktur khas yang sering
terjadi adalah cockade structure, asosiasi mineral logamnya berupa
Au dan Ag dengan mineral gangue-nya berupa Kalsite dan Zeolit
disamping Kuarsa.
2.3

Mineral Palladium
Salah satu kandungan penyusun emas adalah mineral palladium. Emas murni

dicampur palladium akan menghasilkan efek visual warna putih. Jenis mineral ini
mudah memuai dan mudah ditempa dengan besi. Cincin emas yang bercampur
dengan mineral palladium umumnya memiliki daya tahan yang relative kuat, serta
lebih tahan terhadap goresan.

2.4

Ekstraksi Palladium
Pemisahan dan pemurnian dari platina dan palladium adalah proses yang paling

sulit dilakukan dibandingkan proses pemisahan logam yang lain. Hal ini disebabkan
karena platina dan palladium memiliki sifat kimia yang hampir sama dalam media
larutan klorida (dalam penelitian ini, sebelumnya dilakukan proses recoveri emas
dengan klorinasi basah yaitu menggunakan media asam klorida).
2.4.1

Recoveri Platina dan Palladium dengan Ekstraksi Pelarut


Sifat kimia yang paling khas dari platina dan palladium dalam larutan klorida

adalah kecenderungan yang kuat untuk membentuk senyawa kompleks anion dengan
ion klorida. Ketika konsentrasi dari platina dan palladium sangat kecil, maka metode
pertukaran ion dan ekstraksi pelarut sangat mungkin dilakukan untuk memisahkan
dan merecoveri logam-logam tersebut. Pelarut yang digunakan dalam proses
ekstraksi pelarut platina dan paladium adalah pelarut-palarut an-ionik, alamine 3368
(tertiary amine, R3N, R=CH3(CH2(CH2(CH2)7). Proses ekstraksi pelarut terdiri dari
berbagai tahapan proses, yaitu:
1. Ekstraksi, dimana platina dan paladium ditransfer menuju ke phasa organik Scrubbing, proses reduksi atau penghilangan pengotor-pengotor yang ikut
2.

terekstraksi.
Stripping, proses transfer kembali Pt dan Pd menuju phasa larutan organik murni

untuk merecover Pt dan Pd dan proses selanjutnya.


3. Solvent make-up, pemurnian kembali larutan organik untuk digunakan kembali
dalam proses ekstraksi.
Gambaran proses ekstraksi pelarut secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Ekstraksi pelarut untuk logam platina dalam larutan asam klorida


menggunakan pelarut alamine336 membentuk reaksi sebagai berikut:
R3Norg + HCl R3NHClorg
8

Dalam proses klorinasi basah platina bereaksi dengan HCl membentuk ion kompleks
PtCl62- . Reaksi yang terjadi antara ion klompleks dengan pelarut alamine336 adalah:
PtCl62- +2 R3NHClorg

PtCl6(R3NH)2,org + 2Cl-

Sedangkan untuk paladium dalam proses klorinasi basah berekasi dengan HCl
membentuk ion kompleks PdCl42-. Paladium dapat diekstrak dengan menggunakan
pelarut cyphos iL 101 (trihexyl phopphonium chloride) dalam toluen.
2.4.2

Recoveri Platina dan Palladium dengan Pengendapan Selektif


Platina dapat diendapkan dengan amonium klorida menjadi endapan

amonium kloroplatinat. Garam platina yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk


menghasilkan endapan platina yang lebih murni. Endapan tersebut dilarutkan
kembali dalam aqua regia, pengendapan ini dilakukan lebih dari satu kali dengan
amonium klorida untuk menghasilkan logam yang murni. Paladium yang tidak ikut
mengendap, yang masih tertinggal dilarutan, diendapkan dengan amonia. Garam
paladium yang dihasilkan dengan penambahan amonia direcoveri melalui
penyaringan, kemudian dilarutkan kembali dalam amonia dan endapan yang
terbentuk merupaka garam paladium dengan kualitas yang tinggi.
Ni3-Pdl/Zeolit-Y dibuat dengan melakukan pertukaran ion Ni dan Pd pada
H/Zeolit dengan melakukan pertukaran ion Ni3-Pdl/Zeolit-Y yang telah dipreparasi.
Ni3-Pdl/Zeolit-Y dibuat dengan perbandingan logam Ni-Pd = 3:1, dibuat variasi
konsentrasi logam total terhadap pengemban yaitu 1% dan 5%. Mula-mula dicampur
4,5 ml 25% larutan NH3 dengan 3,5 ml demineral water(air bebas mineral),
ditambah PbCl2 sesuai masing-masing konsentrasi tersebut diatas, dan diaduk pada
T= 40 C sampai diperoleh larutan tidak berwarna, kemudian ditambahkan H/ZeolitY sebanyak 12 gram dan ditambahkan air bebas mineral

sebanyak 130 ml,

selanjutnya diaduk lagi dan dipanaskan pada T= 40 C selama 24 jam secara terusmenerus. Kemudian disaring dan dicuci hingga filtrate pH-nya netral,kemudian
dekeeingkan dalam oven pada T = 105-110 C selama 8 jam sehingga didapat PdNH3/H-Zeolit-Y.
2.5

Manfaat dan Kegunaan Mineral Palladium

Palladium yang sangat halus adalah katalis yang baik dan digunakan untuk
proses hidrogenasi dan dehidrogenasi. Unsur memiliki banyak manfaat serta
kegunaan. Adapun manfaat serta kegunaannya adalah sebagai berikut.
1. Emas putih adalah alloy emas yang diwarnakan dengan penambahan palladium.
Seperti emas, paladium dapat dibentuk menjadi lembaran setipis 1/250000 inch.
Logam ini digunakan dalam dunia kedokteran gigi, pembuatan jam, pembuatan
alat-alat bedah, dan kontak listrik.
2. Palladium biasa digunakan sebagai katalis konvertor pengurang emisi dalam
mobil, komputer, telepon selular, televisi layar datar.
3. Palladium dapat dipakai untuk membuat strip tes gula darah.
4. Palladium digunakan dalam produk industri, seperti peralatan elektronik dan
baterai.
5. Di bidang industri biasanya paladium digunakan pula untuk pembuatan jam dan
kontak elektrik.
6. Palladium juga satu jenis logam serbaguna untuk katalisis homogen.
7. Kegunaan palladium juga dapat dilihat di busi pesawat dan dalam produksi
instrumen bedah dan kontak listrik.
Karena ketahanan terhadap korosi, penggunaan utama dari palladium dalam
paduan digunakan dalam kontak listrik tegangan rendah. Ketika itu halus dibagi,
palladium membentuk katalis yang baik dan digunakan untuk mempercepat
hidrogenasi dan dehidrogenasi reaksi. Palladium digunakan secara luas dalam
pembuatan perhiasan dalam paduan tertentu yang disebut emas putih. Ini mungkin
paduan dengan platinum atau diganti untuk itu. Hal ini digunakan dalam bantalan
menonton, mata air, dan roda keseimbangan dan juga untuk cermin dalam instrumen
ilmiah.
Pada tahun 1990, sebagian besar catalytic converter mengandalkan platinum
untuk mengurangi emisi dari knalpot mobil sedangkan paladium sekarang sebagai
bahan utama karena ini bahkan lebih efisien dalam menghilangkan hidrokarbon tidak
terbakar dan sebagian dibakar dari bahan bakar. Palladium saat ini semakin banyak
digunakan dalam peralatan listrik seperti televisi layar lebar, komputer dan ponsel,
dalam bentuk kapasitor keramik multi-layer kecil, jumlahnya lebih dari 400 miliar

10

dibuat setiap tahun. Dalam bidang kedokteran gigi itu paduan dengan perak, emas,
dan tembaga serta garam paladium dapat digunakan dalam elektroplating.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini Palladium adalah
suatu unsur kimia dengan simbol kimia Pd dan nomor atom 46. Unsur ini adalah
logam putih seperti baja, tidak mudah kusam di udara, dengan kerapatan dan titik
cair paling rendah di antara logam grup platina. Ketika ditempelkan, palladium
bersifat lunak dan bisa ditempa; suhu rendah meningkatkan kekuatan dan
kekerasannya. Palladium memiliki banyak manfaat baik dibidang kesehatan maupun
dibidang industri.
3.2

Saran
Untuk mahasiswa, dengan penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih

mempelajari tentang kimia mineral agar kedepannya lebih memahami dan


menambah wawasan pengetahuan yang memungkinkan mahasiswa berkesempatan
untuk memperbaiki cara dan sikap dalam memahami materi kimia mineral khususnya
pada unsur palladium.

12

DAFTAR PUSTAKA
Adi, Y. I. 2013. Palladium.
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/palladium
Brady, J. E. 1994. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi ke-5 Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Cotton & Wilkinson, 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta. UI Press.
Doni, S. 2012. Tabel Periodik Golongan VIII.
http://prof-chem.blogspot.com/2012/04/golongan-8.html
Keenan, C. W., Donald, C., Kleinfelter, & Jesse H. W. 1986. Kimia untuk Universitas Edisi
ke-6 Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Ralph H. P. 1989. Kimia Dasar I. Jakarta. Erlangga.
Reni, J. 2009. Makro Mineral.
http://reninutrisionist.wordpress.com/2009/05/21/mikro-mineral/
Silfia, E. 2010. Kimia Anorganik.
http://silfiaemilda.blogspot.com/2011/05/anorganik.html
Wikipedia. 2016. Palladium.
http://id.wikipedia.org/wiki/Palladium

13

Anda mungkin juga menyukai