Anda di halaman 1dari 16

MORFOLOGI TANAMAN KARET

LAPORAN

Disusun Oleh :
Nadhra Cantika 210308021
Nurul Hasanah Maha 210308050
Putri Fathsya 210308051
Sonia Paranita Saing 210308055
Vinenchya Maura Puteri 210308058

LABORATORIUM TANAMAN PERKEBUNAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN & BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

Judul : Morfologi Tanaman Karet


Kelompok : Kelompok I
Nama Anggota : Nadhra Cantika 210308021
Nurul Hasanah Maha 210308050
Putri Fathsyah 210308051
Sonia Paranita Saing 210308055
Vinenchya Maura Puteri 210308058

Diketahui Oleh
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium

( Ir. Jonis Ginting, MS )


NIP:196007271986011002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini dengan baik.
Tujuan penulisan laporan ini untuk memperoleh dan memperdalam ilmu yang
didapat pada saat laboratorium dilaksanakan serta memperdalam pengetahuan
mengenai semua yang dipelajari ketika praktikum, baik itu yang ditujukan kepada
pembaca maupun kepada penulis sendiri .
Adapun judul dari laporan ini adalah “Morfologi Tanaman Karet“ yang
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium
Tanaman Perkebunan Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam menyelesaikan laporan ini , terutama kepada
Bapak Ir. Jonis Ginting, MS selaku dosen penanggung jawab laboratorium.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna , untuk itu kami
menerima kritik dan saran yang mendukung dari pembaca agar jurnal ini bermanfaat
bagi orang banyak nantinya . Demikianlah laporan ini penulis buat, Atas perhatiannya
penulis ucapkan terimakasih

Medan, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................
Tujuan Praktikum..............................................................................................
Kegunaan Penulisan..........................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................
METODELOGI PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu Praktikum...........................................................................
Metode Pengambilan Data................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
LAMPIRAN.............................................................................................................11
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman karet (Hevea brasilensis) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini
merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum tanaman
karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti : Amerika Serikat,
Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah.
Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman Castillaelastica (family
moraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatlagi getahnya karena
tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil
lateks tanaman karet dapat dikatakan satusatunya tanaman yang dikebunkan secara
besar-besaran (Budiman, 2012).
Tanaman karet pertama kali diperkenalkan di Indonesia tahun 1864 padamasa
penjajahan Belanda, yaitu di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi.Selanjutnya
dilakukan pengembangan karet ke beberapa daerah sebagai tanaman perkebunan
komersil. Daerah yang pertama kali digunakan sebagai tempat uji coba penanaman
karet adalah Pamanukan dan Ciasem, Jawa Barat. Jenis yang pertama kali diuji
cobakan di kedua daerah tersebut adalah species Ficus elasticaatau karet rembung.
Jenis karet Hevea brasiliensis baru ditanam di Sumatera bagian Timur pada tahun
1902 dan di Jawa pada tahun 1906 (Tim Penebar Swadaya, 2008).
Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi
perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri,
sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan pusat-
pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan pengembangan karet, perlu
disusun Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak
yang terkait pengolahan komoditi tersebut.
Karet yang merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai
sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi
sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian lingkungan
dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal terbesar dan
produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, yaitu
rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas (91%)
areal karet nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas, yang didominasi
oleh karet remah (crumb rubber). Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat
disebabkan oleh banyaknya areal tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit
bukan klon unggul serta kondisi kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu
upaya percepatan peremajaan karet rakyat dan pengembangan industri hilir.
Kondisi agribisnis karet saat ini menunjukkan bahwa karet dikelola oleh
rakyat, perkebunan negara dan perkebunan swasta. Pertumbuhan karet rakyat masih
positif walaupun lambat yaitu 1,58%/tahun, sedangkan areal perkebunan negara dan
swasta samasama menurun 0,15%/th. Oleh karena itu, tumpuan pengembangan karet
akan lebih banyak pada perkebunan rakyat. Namun luas areal kebun rakyat yang tua,
rusak dan tidak produktif mencapai sekitar 400 ribu hektar yang memerlukan
peremajaan. Persoalannya adalah bahwa belum ada sumber dana yang tersedia untuk
peremajaan. Di tingkat hilir, jumlah pabrik pengolahan karet sudah cukup, namun
selama lima tahun mendatang diperkirakan akan diperlukan investasi baru dalam
industri pengolahan, baik untuk menghasilkan crumb rubber maupun produk-produk
karet lainnya karena produksi bahan baku karet akan meningkat. Kayu karet
sebenarnya mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
furniture tetapi belum optimal, sehingga diperlukan upaya pemanfaatan lebih lanjut.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah meningkatkan pemahaman tentang
morfologi tanaman karet.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi komponen penilaian Laboratorium Tanaman Perkebunan Program Studi
Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan, dan sebagai sumber bagi para pembacanya.
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman Karet
Karet termasuk famili Euphorbiaceae, genus Hevea. Beberapa sepesiesHevea
yang telah dikenal adalah: H.brasiliensis, H.benthamiana, H.spruceana,H.guinensis,
H.collina, H.pauciflora, H.rigidifolia, H.nitida, H.confusa,H.microphylla. dari jumlah
spesies Hevea tersebut, hanya H. Brasiliensis yang mempunyai nilai ekonomi sebagai
tanaman komersil, karena spesies ini banyak menghasilkan lateks (Daslin, 1988).
Karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup
besar.Batang tanaman mengandung getah yang dinamakan lateks. Daun karet
berwarnahijau terdiri dari tangkai daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm.
Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan ujungnya bergetah. Biasanya ada tiga
anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk
eliptis,memanjang dengan ujung meruncing. Biji karet terdapat dalam setiap ruang
buah.Jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Akar
Tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar tersebut mampu menopang batang
tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Anwar, 2006).
Morfologi Tanaman Karet
1. Akar
Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang.
Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Akar
tunggang dapat menunjang tanahpada kedalaman 1-2 m, sedangkan akar lateralnya dapat
menyebar sejauh 10 m. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah bulu
akar yang beradapada kedalaman 0-60 cm dan jarak 2,5 m dari pangkal pohon
(Setiawan dan Andoko, 2005).
2. Batang
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang
cukupbesar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m pohon tegak, kuat, berdaun
lebat,dan dapat mencapai umur 100 tahun. Biasanya tumbuh lurusmemiliki
percabangan yang tinggi di atas. Dibeberapa kebun karet adakecondongan arah
tumbuh tanamannya agak mirinng ke utara. Batang tanaman inimengandung getah
yang dikenal dengan nama lateks (Tim Penulis PS, 2008).
3. Daun
Daun karet berwarna hijau, daun ini ditopang olehdaun utama dan tangkai
anak daunnya antara 3-10 cm. Pada setiap helai terdapat tiga helai anak daun. Daun
tanaman karet akan menjadi kuning atau merah padasaat musim kemarau (Setiawan
& Andoko, 2005). Pertumbuhan tanaman bergantung pada faktor genetik dan
lingkungan (Subandi, M.,2005).
4. Bunga
Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan betina yang terdapat dalam
malaipayung tambahan yang jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng.
Padaujungnya terdapat lima taju yang sempit. Panjang tenda bunga 4-8 mm.
Bungabetina merambut vilt. Ukurannya lebih besar sedikit dari yang jantan
danmengandung bakal buah yangberuang 3. Kepala putik yang akan dibuahi
dalamposisi duduk juga berjumlah 3 buah. Bunga jantan mempunyai 10 benang
sariyang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi dalam 2 karangan,
tersusunsatu lebih tinggi dari yang lain. Paling ujung adalah suatu bakal buah yang
tidaktumbuh sempurna (Tim Penulis PS, 2008).
5. Buah dan Biji
Budiman (2012) mengatakan bahwa Karet merupakan buah berpolong
(diselaputi kulit yang keras) yang sewaktu masih muda buah berpaut erat dengan
rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis berwarna hijau dan didalamnya
terdapat kulit yang keras dan berkotak. Tiap kotak berisi sebuah biji yang dilapisi
tempurung, setelah tua warna kulit buah berubah menjadi ke abu-abuan dan
kemudian mengering. Pada waktunya pecah dan jatuh, tiap ruas tersusun atas 2 – 4
kotak biji. Pada umumnya berisi 3 kotak biji dimana setiap kotak terdapat 1 biji. Biji
karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah biji biasanya ada tiga kadang empat
sesuai dengan jumlah ruang.
METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum


Adapun praktikum ini dilakukan di Lahan Teknik Kimia Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara, Kota Medan, Sumatera Utara yang dilaksanakan secara
langsung pada tanggal 29 November 2022 pada pukul 16.00 – 17.00 WIB.

Metode Pengambilan Data


Data yang digunakan dalam penilitian ini adalah dengan menggunakan data
sekunder . Data sekunder adalah data yang diperoleh dari jurnal yang saya ambil dari
internet dan sumber-sumber lain yang menunjang praktikum. Data yang digunakan
juga bersumber dari hasil pengamatan atau observasi kelompok kami ketika berada di
lahan tanaman karet.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
No Gambar Keterangan
1 Akar Tanaman Karet.

2 Batang Tanaman Karet

3 Daun Tanaman Karet.


4 Bunga Tanaman Karet

5 Buah dan Biji Tanaman Karet.

Pembahasan
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan pohon yang tumbuh tinggi
dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 – 25 m. Batang
tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di
beberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah
utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks
(Dewi, 2008).

1. Akar
 Biji karet berkeping dua dengan sistem perakaran tunggang.
 Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah bulu akar
yang berada pada kedalaman 0-60 cm dan jarak 1-2,5 m dari pangkal
pohon.
2. Batang
 Berbatang lurus dan bercabang. Lilit batang tanaman muda berkisar
6-45 cm; tanaman remaja sampai dengan tua (TM) lebih besar dari 45
cm.
 Kecepatan tumbuh rata-rata 7-9 cm per tahun.
3. Daun
Daun karet berselang-seling, tangkai daunnya panjang dan terdiri dari
3 anak daun yang licin berkilat. Petiola tipis, hijau, berpanjang 3,5-30 cm.
Helaian anak daun bertangkai pendek dan berbentuk lonjong-oblong atau
oblong-obovate, pangkal sempit dan tegang, ujung runcing, sisi atas daun
hijau tua dan sisi bawah agak cerah, panjangnya 5-35 cm dan lebar 2,5-
12,5 cm (Sianturi, 2001).
Tahap perkembangan daun :
 Tunas baru
 ukuran sempurna
 Daun muda ukuran sempurna
 Daun tua (warna hijau mengkilap)
 Jumlah helai daun per tangkai tiga buah.
 Daun mengalami gugur sekali setiap tahun.
4. Bunga
 Bunga tumbuh setelah tanaman mengalami gugur daun.
 Bunga terdiri atas putik dan tepung sari (bunga berumah satu).
5. Buah dan Biji
 Buah terbentuk delapan bulan setelah gugur daun
 Buah dianggap matang dan siap menjadi benih ditandai dengan jatuh
secara alami
 Biji dianggap baik sebagai benih bila :
- Diperoleh dari kebun yang telah teruji kemurnian klonnya
- Tanaman induk minimal berumur sepuluh tahun
- Apabila dipecah maka daging biji tampak berwarna putih atau
putih kekuning-kuningan segar (tidak mengkerut/layu).
- Apabila diuji keletingan dengan cara dijatuhkan pada ketinggian
70-100 cm dari permukaan lantai, maka biji karet akan melenting
kearah luar.
- Biji memantul dengan ketinggian lebih dari 50% terhadap jarak
penjatuhan.
- Warna kulit luar mengkilap dengan mosaik utuh atau sempurna.
- Bila dikecambahkan: sudah tumbuh pada kondisi stadia bintang
menjelang stadia pancing pada hari ke-21 (untuk biji dari kebun
sendiri), dan pada hari ke-31 (untuk biji kiriman dari tempat
lain).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C. 2006. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Medan: Pusat Penelitian
Karet.
Budiman Haryanto, S.P. Budidaya Karet Unggul. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Daslin, A. 1988. Produktifitas Klon Karet Anjuran dan Kesesuaian pada Berbagai
Kendala Lingkungan. Warta Pusat Penelitian. 2 (24). Hal: 9-17.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2007. Pedoman Umum Program Revitalisasi
Perkebunan (Kelapa Sawit, Karet dan Kakao). Direktorat Jendral Perkebunan: Jakarta.
Setiawan, D. H. Ir. Dan Andoko, A. Drs. 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet.
Jakarta: Agromedia Pustaka. Subandi, M. 2017. Takkan Sanggup Bertahan Hidup Tanpa Air.
Buku 1 (1), 171
Subandi, M (2013). Physiological Pattern of Leaf Growth at Various Plucking Cycles
Applied to Newly Released Clones of Tea Plant (Camellia sinensis L. O. Kuntze).Asian
Journal of Agriculture and Rural Development, 3(7) 2013: 497-504
Subandi, M.,(2005). Pembelajaran Sains Biologi dan Bioteknologi dalam Spektrum
Pendidikan yang Islami Media Pendidikan (Terakreditasi Ditjen DiktiDepdiknas). 19 (1), 52-
79
Subandi, M (2011) .BudidayaTanaman Perkebunan. Buku Daras. Gunung Djati Press.
Tim Penebar Swadaya. 2008. Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Penebar Swadaya.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi di Lahan

Anda mungkin juga menyukai