TINJAUAN PUSTAKA
Ordo : Arales
Family : Acoraceae
Genus : Acorus
batang basah, pendek, membentuk rimpang yang berwarna putih kotor. Daun
tumbuhan jeringau ini merupakan daun tunggal berwarna hijau yang berbentuk lanset
dengan pertulangan daun sejajar dan ujung daun yang runcing. Tumbuhan jeringau
ini merupakan tumbuhan berbunga majemuk atau dalam satu ibu tangkai terdapat
beberapa kuntum bunga yang berbentuk bonggol ujung meruncing. Tumbuhan ini
biasanya hidup ditempat lembab, seperti rawa dan air pada semua ketinggian tempat
dan ke kiri. Banyaknya cabang ditentukan oleh kesuburan tanah. Tumbuhan jeringau
ini lebih senang hidup di tempat – tempat yang basah. Tergenang air / paya – paya.
Jeringau dapat tumbuh pada ketinggian 2275 – 2000 meter diatas permukaan laut.
persebarannya dari daerah dari Kaukasus melalui Asia Barat dan Siberia ke China,
India dan Asia Tenggara. Dan sebagian besar juga tumbuh Amerika Utara dan banyak
mempunyai daun yang sama seperti pita yang memanjang dengan bunga yang
dipercaya sebagai tanaman pengusir roh-roh jahat dan digunakan untuk beberapa
kegiatan ritual. Dimana fungsi dan kegunaannya dari tanaman jeringau ini bagi
sebagian masyarakat digunakan sebagai pakan ternak dan tanaman hias. Namun yang
belum diketahui ternyata tanaman jeringau ini banyak manfaat dan khasiat dalam
kiri. Banyaknya cabang ditentukan oleh kesuburan tanah. Rimpang jeringau dalam
keadaan segar kira-kira sebesar jari kelingking sampai sebesar ibu jari, isinya
berwarna putih tetapi jika kering berubah menjadi berwarna merah muda sampai
Rimpang dan daun jeringau mengandung saponin dan flavonoida. Menurut Onasis
(2001) dalam Anonim (2008) bahwa manfaat rimpang jeringau adalah campuran
dalam industri makanan dan minuman, bahan penyedap, pewangi, deterjen, sabun dan
krem kecantikan. Menurut Syahrial (2005) dalam Balafif (2011) menyatakan bahwa
senyawa Kandungan %
asaron 82 %
kolamenol 5%
kolamen 4%
kolameone 1%
Metil euganol 1%
euganol 0,3 %
2.2 Flavonoid
Menurut Achmad (1986) flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar
yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu,
yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantai
Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau
karena flavon adalah jenis yang paling besar jumlahnya dan paling banyak ditemukan.
dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi
flavonoid antara lain untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin
C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik (Waji dan Sugrani,
2009). Menurut Tuminah (2000) dalam Marlina (2008) bahwa selain untuk
antioksidan. Flavonoid yang terdapat dalam sayuran, teh, dan minuman dapat
mengurangi radikal bebas. Menurut Jawi (2007) dalam Marlina (2008) bahwa salah
antioksidan adalah zat warna alami yang disebut antosianin, yang merupakan salah
satu zat antioksidan yang mampu mencegah berbagai jenis Menurut Darusman (2001)
dalam Marlina (2008) bahwa senyawa flavonoid juga dapat meningkatkan aktivitas
enzim lipase.
2.3 Metode isolasi senyawa metabolit sekunder
Isolasi merupakan suatu usaha untuk memisahkan suatu senyawa yang bercampur
Biasanya proses isolasi senyawa dari bahan alam bertujuan untuk mengisolasi
Ektraksi adalah proses pengambilan komponen yang terlarut dari bahan atau
sebagainya. Metode ekstraksi yang dipilih untuk mendapatkan senyawa bahan alam
tergntung kepada jenis sampel tumbuhan dan jenis senyawa yang ada. Terutama
tergantung pada keadaan fisik senyawa tersebut, misalnya senyawa berupa cairan
tumbuhan tersebut.
3. Tidak terjadi reaksi antara pelarut yang digunakan dengan hasil isolasi yang akan
tumbuhan dikeringkan dan dirajang halus, penekanan utama dalam metode ini
adalah tersedianya waktu kontak yang cukup antara pelarut dengan jaringan yang
mengandung zat aktif sehingga zat aktif akan terlarut.karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan aktif di dalam sel, maka larutan yang terpekat didesak
keluar. Pelarut yang digunakan dapat berupa etanol, air – etanol, atau pelarut lain.
Pemisahan san atau penyederhanaan komponen suatu senyawa kimia dari ekstrak
dari suatu ekstrak dengan menggunakan dua macam pelarut yang tidak saling
yang biasanya digunakan dalam fraksinasi adslah pelarut non polar seperti n-
heksana, petroleum eter, pelarut semi polar seperti etil asetat, kloroform, dan
terakhir pelarut polar seperti butanol dan etanol, sehingga diperoleh fraksi yang
Amala,1998)
dapat memancarkan berbagai macam sinar, baik yang dapat dilihat ( visible)
maupun yang tidak dapat dilihat. Sinar matahari yang dapat dilihat adalah sinar
yang dapat dipancarkan dalam gelombang lebih dari 400 nm, sedangkan sinar
matahri dengan panjang gelombang lebih dari 400 nm,sedangkan sinar matahari
dengan panjang gelombang 200 nm – 400 nm yang disebut dengan sinar
matahari dapat merugikan manusia apabila terpapar pada kulit terlalu lama
(Anonimᵇ, 2009).
Sinar matahari terdiri atas sinar inframerah, sinar tampak, dan sinar uv.
A. Sinar UV-A
dengan efektivitas tertinggi pada panjang gelombang 340 nm. Daerah UV ini
B. Sinar UV-B
Sinar ini disebut juga radiasi sengatan matahari (sunburn) atau radiasi UV
aktivitas dan jumlah melanosit. Radiasi UV-B dalam jangka waktu yang lama
Radiasi sinar ini merupakan gelombang radiasi UV yang pendek atau radiasi
germisidal, mempunyai panjang gelombang 200 – 290 nm. Radiasi ini dapat
sehingga dapat mencegah kerusakan kulit. Tabir surya topical dapat dibuat
dalam sediaan salep, gel, lotion, krim atau spray ( Draelos dan Thaman, 2006).
1. Physical Blockers
sinar UV-A maupun UV-B. tabir surya physical Blockers terdiri dari senyawa
2. Chemical Absorber
Efektivitas sediaan tabir surya dapat dinyatakan dengan nilai SPF( Sun
erythema dose (MED ) pada kulit manusia yang terlindungi tabir surya dengan
MED kulit tanpa perlindungan ( Walters, 2002 ). MED adalah nilai yang
menjelaskan tentang keefektifan dari suatu produk atau zat yang bersifat UV
protektor, semakin tinggi nilai SPF dari suatu produk atau zat aktif tabir surya
maka semakin efektif melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar UV (Dutra et
al., 2004).
dengan eritema yang sama pada kulit yang tidak dilindungi dalam individu
yang sama. Untuk contoh, seorang individu menggunakan tabir surya SPF 4
akan mengambil empat kali lama untuk mengalami eritema ketika terpapar
Protection Factor (SPF). Kisaran SPF dimulai dari 2 sampai lebih dari 50,
Tabir surya dianjurkan dengan paling sedikit SPF 15. Peringkat SPF tabir
menghasilkan kulit terbakar sinar matahari pada kulit dilindungi tabir surya
dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk menyebabkan kulit terbakar pada
menyatakan berapa kali daya tahan alami kulit dilipatgandakan sehingga aman
Misalnya SPF 15 artinya, jika seseorang dengan daya tahan alami 30 menit
tidak mengalami luka bakar. Sehingga dengan mengoleskan anti-UV SPF 15,
maka akan dapat bertahan 15 kali lebih lama, yaitu selama 15 x 30 menit =
B. Evaluasi % Te dan % Tp
Tanning
dikatakan bahwa sediaan tersebut memiliki aktifitas yang besar sebagai tabir
jumlah energi sinar UV yang diteruskan oleh sediaan tabir surya pada
meneruskan sinar UV pada panjang gelombang yang lebih besar dari 320 nm
dan menghasilkan tan ringan yang bersifat sementara. Bahan-bahan ini akan
menghasilkan eritema tanpa adanya rasa sakit Tabir surya pada kedua kategori
maksimum dalam bentuk penghalang secara fisik. Titanium dioksida dan zink
oksida merupakan senyawa yang paling sering digunakan dalam kelompok ini.
Moore, 1982).
Menurut Cumpelick (1972), Sediaan tabir surya dapat dikategorikan
sebagai sunblock (Sediaan yang dapat menyerap hampir semua sinar UV-B
dan sinar UV-A) apabila memiliki persentase transmisi eritema <1% dan
suntan atau dapat dikatakan suatu bahan yang menyerap sebagian besar sinar
sering digunakan dalam analisis kimia dan biologi. Pada spektrofotometer ini
sebagian dari cahaya diserap oleh molekul – molekul sesuai dengan struktur
dari molekul. Setiap senyawa dalam sampel memiliki tingkatan tenaga yang
spesifik. Bila cahaya mempunyai perbedaan energi antara tingkatan dasar dan
cahaya yang sesuai diserap dengan panjang gelombang ini. Elektron yang
kembali pada tingkatan dasar lagi. Perbedaan energi antara tingkat dasar
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ultra lembayung yang kebanyakan dipakai adalah lampu hidrogen dan lampu
deuterium (D2). Disamping itu sebagai sumber radiasi ultra lembayung yang
radiasi yang stabil seperti lampu deuterium. Lampu deuterium dapat diapakai
iodine (halogen), oleh sebab itu sebagai lampu tungstein-iodin pada panjang
merkuri adalah suatu lampu yang mengandung uap merkuri tekanan rendah
disekitar
2. Monokromator
masuk-filterprisma-kisi(grating)-celah keluar.
a. Celah (slit)
Celah monokromator adalah bagian yang pertama dan terakhir dari suatu
sistem optik monokromator pada spektrofotometer. Celah monokromator
panjang gelombang.
b. Filter optik
diteruskan merupakan cahaya yang berwarna sesuai dengan warna filter optik
yang dipakai. Filter optik yang sederhana dan banyak dipakai terdiri dari kaca
yang berwarna. Dengan adanya filter optik sebagai bagian monokromator akan
dihasilkan pita cahaya yang sangat sempit sehingga kepekaan analisisnya lebih
tinggi. Dan lebih dari itu akan didapatkan cahaya hampir monokromatis
Prisma dan Kisi (grating) Prisma dan kisi merupakan bagian monokromator
radiasi polikromatis.
3. Kuvet
Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang dianalisis. Kuvet ini
bentuk biasanya terbuat dari quarts atau leburan silika dan ada yang dari gelas
dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1x1 cm, dengan tinggi kurang
lebih 5 cm. Pada pengukuran di daerah ultra lembayung dipakai quarts atau
leburan silika, sedang kuvet dari gelas tidak dipakai, sebab gelas mengabsorpsi
5. Amplifier
masukan yang tinggi sehingga rangkaian detektor tidak terserap habis yang
menyebabkan keluaran yang cukup besar untuk dapat dideteksi oleh suatu alat