TINJAUAN PUSTAKA
(a) (b)
Gambar 1. Morfologi tanaman bawang bombay (Allium cepa l), (a) batang dan daun bawang
bombay, (b) umbi bawang bombay (Wibowo.2007)
Bawang Bombay merupakan terna rendah yang tumbuh tegak dan tinggi
Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam
tertanam dalam tanah.Seperti juga bawang putih dan bawang merah , tanaman ini
Tanaman ini memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang berbentuk
seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas
(titik tumbuh), diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah
5
6
pelepah daun dan batang semu yang berbeda di dalam tanah berubah bentuk dan
Kerajaaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
(Sutarmi, 1986)
B2, vitamin B6, vitamin C, PP dan garam mineral seperti sodium, zinc, besi,
fosfor, belerang, kalsium, potasium, iodin, dan magnesium. Bawang bombay juga
bombay juga mengandung asam amino seperti sistein dan methionin, dan kalsium
oksida sekitar 20%, pada bagian kulit luar pada bawang bombay ini kaya akan
2.2 Flavonoid
tanaman dan dapat ditemukan pada semua tanaman vaskuler. Flavonoid adalah
komponen yang mempunyai berat molekul rendah dan pada dasarnya merupakan
dasarnya, yaitu tiga cincin utama yang saling melekat.Struktur dasar ini terdiri
dari dua cincin benzen (A dan B) yang dihubungkan melalui cincin heterosiklik
piran atau piron (dengan ikatan ganda) yang disebut cincinC (Middleton
pada tumbuhan. Sebanyak 4.000 flavonoid diketahui berada pada pigmen dari
flavonoid bergantung pada tingkat oksidasi rantai propan (C3).Salah satu jenis
flavanoid yaitu flavanol (katekin). Terdapat tiga jenis katekin yang perbedaannya
hanya pada jumlah gugus hidroksil pada cincin B (1, 2 atau 3). Atom H pada C-2
dan C-3 dalam senyawa katekin berposisi trans sedangkan pada epikatekin kedua
Gambar 3. Jenis-jenis flavonoid, (a) flavon, (b) flavonol, (c) isoflavon, (d) flavanon,
glikosida.Perbedaan yang paling utama antara flavonol dan flavon yaitu pada
terdapat pada bagian daun dan bagianluar daritanaman, danhanya sedikit yang
ditemukan pada bagian tanaman yang berada di permukaan tanah (Hertog dkk.,
9
1992). Apabila dibandingkan dengan jenis flavonoid lain, jenis flavonol dan
flavon merupakan dua dari jenis falvonoid yang paling banyak terdapat dalam
merupakan senyawa yang paling aktif dibandingkan senyawa lain dari golongan
flavonol (Fuhrman dan Aviram, 2002). Flavon yang terdiri atasapigenin dan
luteolin, hanya ditemukan pada bahan pangan tertentu, contohnya seledri yang
mengandung luteolin dan apigenin, lada yang hanya mengandung luteolin, dan
merupakan komponen yang paling menonjol, namun juga terdapat glikosida dari
Senyawa flavonoid lain yang juga berada di alam yaitu kalkon dan auron.
biosintesis semua varian flavonoid melaui jalur prazat dari alur sikimat dan alur
asetat malonat sedangkan auron merupakan turunan dari kalkon. Auron termasuk
inijuga memiliki sifat sebagai antioksidan, anti peradangan, anti bakteri, anti
2.3 Ekstraksi
simplisia bertujuan untuk memisahkan senyawa bahan alam dari jaringan kering
oleh tekstur, kandungan air, bahan bahan yang akan di ekstrak dari senyawa –
senyawa yang akan di isolasi. Jika substansi yang akan di ekstrak terdapat di
padat-cair (Rusdi.1998).
dilakukan dengan jalan membiarkan padatan terendam dalam suatu pelarut. Proses
perendaman dalam usaha mengekstraksi suatu substansi dari bahan alam ini bisa
dilakukan tanpa pemanasan, dengan pemansan atau bahkan pada suhu pendidihan.
Salah satu keuntungan metode maserasi adalah cepat, terutama jika maserasi
dilakukan pada suhu didih pelarut (Kristanti dkk.2008). Secara teoritis pada suatu
petrolium eter, atau kloroform yang dapat digunakan untuk mengambil senyawa
yang kepolaranya rendah. Pelarut yang lebih polar seperti alkohol, dan etil asetat
11
diguanakan untuk mengambil senywa yang lebih polar. Hal ini berdasarkan
kaidah like disolve like yang artinya suatu senyawa polar akan larut dalam pelarut
yang polar begitu juga senyawa non polar akan larut dalam pelarut yang non
2.4 Fraksinasi
Fraksinasi merupakan proses pemisahan antara zat cair dengan zat cair.
dari non polar, semi polar, dan polar. Senyawa yang memiliki sifat non polar akan
larut dalam pelarut non polar, yang semi polar akan larut dalam pelarut semi
polar, dan yang bersifat polar akan larut ke dalam pelarut polar (Harborne, 1987).
Proses fraksinasi ini dapat menduga sifat kepolaran dari senyawa yang akan
dipisahkan. Teknik ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa tahap, yaitu kontak
antara pelarut dengan fase cair yang mengandung komponen yang akan diambil
(solute), kemudian solute akan berpindah dari fase umpan (diluen) ke fase pelarut.
Selanjutnya pemisahan dua fase yang tidak saling melarutkan, yaitu fase yang
banyak mengandung pelarut disebut fase ekstrak dan fase yang banyak
disebut juga Hukum Partisi yang menyatakan bahwa “apabila suatu analit
dilarutkan ke dalam dua pelarut yang tidak saling campur, maka analit akan
terdistribusi dalam proporsi yang sama (merata) diantara dua pelarut yang tidak
saling campur”. Salah satu teknik ekstraksi cair-cair yang paling sering digunakan
ekstraksi ini yakni kurang praktis, dan ada kemungkinan besar hilangnya analit
2.5 Antibakteri
(Ganiswara,dkk,1995).
total organisme yang dapat hidup. Daya bakterisidal berbeda dengan bakteiostatik
karena prosesnya berjalan searah, yaitu bakteri yang telah mati tidak dapat
bagian-bagian vital sel seperti membran sel, enzim-enzim dan protein struktural.
Pada umumnya bakteri memiliki sutau lapisan luar yang kaku disebut
dinding sel (peptidoglikan), sintesis dinding sel ini melibatkan sejumlah langkah
menyebabkan sel bakteri lisis. Kerusakan dinding sel bakteri akan berakibat
terjadinya perubahan yang mengarah pada kematian sel karena dinding sel
berfungsi sebagai pengatur pertukaran zat-zat dari luar dan ke dalam sel, serta
Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput yang disebut membran
sel yang mempunyai permeabilitas selektif, membran ini tersusun atas fosfolipid
dan protein. Membran sel berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat antar sel
dan mengendalikan susunan dalam diri sel. Proses pengangkutan zat-zat yang
membran luar. Dengan rusaknya dinding sel bakteri secara otomatis akan
kerusakan pada membran sel bahan bahan ini akan menyerang dan merusak
kerusakan pada membran sel ini akan mengakibatkan terhambatnya sel atau
matinya sel.
14
Sitoplasma atau cairan sel terdiri atas 80% air, asam nukleat, protein,
karbohidrat, lipid, ion anorganik dan berbagai senyawa dengan bobot molekul
protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya, konsentrasi tinggi beberapa
reaksi biokimia misalnya logam-logam berat, golongan tembaga, perak, air raksa
dan senyawa logam berat lainnya. Logam-logam ini akan mengikat gugus enzim
sel.
DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting dalam sel,
dihambat oleh senyawa antibiotik misalnya mitosimin, bila terjadi gangguan pada
membasmi bakteri penyebab infeksi pada manusia harus memiliki sifat toksisitas
selektif setinggi mungkin bersifat sangat toksik untuk bakteri, tetapi relatif tidak
diameter daerah hambatan bakteri karena berdifusinya obat dari titik awal
pemberian kedaerah difusi. Metode yang paling sering digunakan adalah metode
difusi agar, menggunakan cakram kertas saring yang berisi sejumlah tertentu obat
Penuangan media metode difusi ke dalam cawan petri ada dua cara, yaitu
metode pour plate dan spread plate. Pada metode pour plate sebanyak 1ml atau 0,1
memadat dan koloni bakteri akan berada diatas maupun di bawah media padat.
Pada metode spread plate, sebanyak 1ml atau 0,1 ml larutan biakan aktif
dimasukan dalam cawan petri berisi media padat kemudian diratakan dengan L
glass, koloni bakteri akan berada di atas permukaan media padat saja (Tortora,
16
media agar, yang kemudian diinokulasi dengan bakteri uji. Hasil pengamatan
yang akan diperoleh adalah tumbuh atau tidaknya bakteri dalam media. Aktivitas
merupakan konsentrasi terkecil dari suatu zat yang mampu memberikan efek
dan Wheeler (1993), metode ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Cara ini dilakukan dengan mengencerkan zat yang akan diuji sehingga
mengandung 100 µg/mL, kemudian dari larutan induk ini dibuat seri konsentrasi
dengan metode pengenceran kelipatan dua dalam media agar yang masih cair (45-
50ºC) lalu dituangkan ke dalam cawan petri. Bakteri uji diinokulasikan setelah
campuran agar dan zat uji membeku dan kering. Lalu diinkubasi dengan kondisi
optimum bakteri uji. Aktivitas dari zat uji ini dilihat dari hasil konsentrasi
hambatan minimum (KHM) zat uji. Konsentrasi hambatan minimum pada biakan
agar ditunjukkan dengan hasil biakkan yang mulai tampak jernih (tidak ada
pertumbuhan bakteri).
2. Pengenceran Tabung
pembenihan cair oleh suatu zat antibakteri yang dicampur ke dalam pembenihan.
Suatu seri larutan zat uji dibuat dengan konsentrasi tertentu dengan cara
17
bakteri uji dan diinkubasikan sesuai kondisi optimum dari bakteri uji. Aktifitas
dari zat uji ini dilihat dari hasil konsentrasi hambatan minimum (KHM) dengan
melihat kejernihan pada tabung zat uji. Hambatan pertumbuhan bakteri ditentukan
memiliki klorofil dengan ukuran rata-rata selnya 0,5-1 x 2-5 μm, memiliki bentuk
yang beraneka ragam yaitu kokus (bulat), basil (batang), dan spirilia (spiral).
manusia, bakteri tersebut ada yang bersifat berbahaya dan yang tidak berbahaya.
Salah satu contoh bakteri patogen adalah Escherichia coli yang diketahui dapat
berasal dari Jerman bernama Theodor Von Escherich pada tahun 1885. Secara
alamiah E. coli adalah penghuni umum dalam pencernaan manusia dan hewan
Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proterobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
18
Genus : Escherichia
banyak di bawah keadaan anaerob, namun beberapa E. coli juga dapat tumbuh
dengan baik pada suasana aerob (Meng dan Schroeder, 2007). Suhu yang baik
untuk menumbuhkan E. coli yaitu pada suhu optimal 37ºC pada media yang
mengandung 1% peptone sebagai sumber nitrogen dan karbon. Ukuran sel dari
bakteri E. coli biasanya berukuran panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm
dengan bentuk sel bulat dan cenderung ke batang panjang (Melliawati, 2009).
Struktur sel dari bakteri E. coli terdiri dari dinding sel, membran plasma,
Membran sel E. coli ditutupi oleh dinding sel berlapis kapsul. Flagela dan fili E.
coli menjulur dari permukaan sel. Tiga struktur antigen utama permukaan yang
Bakteri E. coli mempunyai dinding sel yang kaku, berpori dan berguna
untuk memberikan bentuk tertentu pada sel serta berperan sebagai pelindung.
sel dan pewarnaannya itulah E. coli digolongkan sebagai bakteri Gram negatif.
Bakteri Gram negatif diketahui tidak tahan terhadap perlakuan fisik (bakteri akan
mati pada suhu 60 °C selama 30 menit). Namun, bakteri ini lebih tahan terhadap
19
pada bakteri E. coli terbentuk karena pengaruh media pertumbuhan dan kondisi
yang dapat melindungi membran luar dari fagositik dan sistem komplemen.
dari beberapa lemak dan protein dalam presentase yang hampir sama dimana
teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, dan tidak membentuk spora.
Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37ºC, tetapi membentuk pigmen paling
baik pada suhu kamar (20-25ºC). koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu
sampai kuning keemasan, berbentuk budar, halus, menonjol, dan berkilau (Jawetz,
2005).
adalah komponen dasar dari dinding sel dan meningkat 50% dari massa dinding
sel (Harris,dkk.,2002).
termasuk keracuan makanan, sindrom kulit terbakar dan sindrom syok toksik
(Wahab,2000).
Superdomain : Procaryota
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut,
tenggorokan, dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga
sering terdapat pada pori-pori permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus
( Schegel, 1994).