E. Depo OK
Depo OK adalah depo yang terdapat di ruang operasi, dimana
terdapat prosedur khusus sebelum masuk ke depo OK, yaitu memakai APD.
Depo OK melayani permintaan obat dan alat kesehatan yang digunakan tim
medis pada saat ada pembedahan atau tindakan bedah di ruang operasi. Peran
apoteker di Depo OK yaitu penyiapan obat ataupun alat untuk operasi dan
harus sudah lengkap, tersedia, dan aman.alur penyiapan alat khusus untuk
operasi yaitu dimulai dari pasien yang akan operasi→masuk ke poli→Dokter
diagnosa pasien untuk operasi yang menggunakan alat khusus yang ditulis di
form permintaan→form dikasih ke Depo farmasi guna untuk mengetahui
harganya→dikasih ke bagian pegadaan dan cari pendor→tawarkan ke keluarga
pasien dahulu mengenai harganya jika untuk pasien umum, jika untuk pasien
bpjs maka lapor dulu ke bagian bpjs berapa biaya yang di cover→masuk ke
manajemen→acc→diturunkan ke bagian depo (kepala bidang penunjang
medis)→lapor ke dokter kalau obat/alkes yang diminta sudah acc→lapor
pengadaan untuk dipesankan→alat tersedia→prepare sebelum dilakukan
tindakan operasi agar berjalan lancar dan semua alat sudah tersedia dan aman.
Alur distribusi obat di depo OK yaitu diawali dengan membuat
permintaan barang ke gudang baik obat ataupun alkes, dengan surat permintaan
barang yang dijadikan satu dengan depo 3 yang ditanda tangani oleh Apoteker
Penanggung Jawab Depo 3, kemudian gudang akan memenuhi permintaan depo
3. Obat datang dari gudang dan petugas masing-masing depo mengecek
kesesuaian barang dengan yang diminta dan menyimpannya pada masing-masing
depo. Adapun antara lain Permintaan Alkes dan BMHP untuk operasi yaitu
sebagai berikut :
1) Operasi Elektif
a) Permintaan dokter untuk alat kesehatan dan BMHP pasien operasi dibuat
minimal satu minggu sebelumnya
b) Formulir permintaan alkes dan BMHP diserahkan langsung kepada
bagian pengadaan untuk di proses.
c) Untuk pasien asuransi/BPJS dilakukan pengecekkan coveran asuransi
untuk diagnosa dan tindakan operasi yang akan dilakukan.
d) Dilakukan pengajuan nota dinas, pembelian alat kesehatan dan BMHP
kepada Direktur RSUD Pasar Minggu.
e) Bagian pengadaan menginfokan daftar pasien yang alkes dan BMHP-nya
sudah disetujui kepada dokter atau perawat.
2
f) Dokter atau perawat menginfokan jadwal operasi pasien kepada
pengadaan untuk dapat dilakukan pemesanan alkes atau BMHP sebelum
jadwal operasi
g) Petugas farmasi depo OK setiap hari harus melihat jadwal operasi pada
buku jadwal operasi perawat OK. Untuk kemudian akan di salinkan di
buku jadwal operasi Depo OK.
h) Petugas farmasi Depo OK melaporkan jadwal operasi kepada penanggung
jawab Depo OK dan bagian pengadaan sebagai konfrimasi jadwal
operasi.
2) Operasi CITO
a) Perawat ruang OK melaporkan akan ada operasi CITO ke Depo Farmasi.
b) Depo farmasi OK menyiapkan paket anastesi dan paket bedah untuk
operasi.
c) Apabila ada alkes atau BMHP baru yang belum tersedia, dilakukan
permintaan oleh dokter.
d) Kepala Instalasi Farmasi melaporkan adanya kebutuhan alkes dan BMHP
untuk operasi CITO kepada kepala bidang penunjang medis.
e) Kepala bidang penunjang medis akan melapor ke Direktur. Setelah
mendapat persetujuan dari kepala bidang penunjang medis, pengadaan
melakukan pemesanan ke distributor.
f) Alat datang sebelum operasi.
Saat diruang operasi, petugas Depo OK menyiapkan paket obat dan alat
kesehatan yang akan digunakan pasien operasi dan kemudian diserahkan kepada
perawat, jika ada obat dan alat kesehatan yang tidak digunakan dalam operasi
maka akan dikembalikan ke Depo OK dan di cek lagi oleh petugas farmasi obat
dan alkes yang digunakan.
F. Depo 9
Depo 9 melayani rawat inap dimulai dari lantai 4 hingga lantai 11. Sistem
distribusi obat dan BMHP dirawat inap adalah One Daily Dose (ODD). Sebagian
besar pasien rawat inap berasal dari IGD namun ada juga pasien rawat inap
merupakan pasien dari ICU, ICCU, NICU, PICU dan pasien rujukan dari Rumah
Sakit lain. Alur pasien di rawat inap yaitu ada dari IGD atau poli, tapi kebanyakan
pasien dari IGD. Awalnya dokter periksa pasien, kemudian dilihat kondisinya
apakah perlu di rawat inap atau rawat jalan, jika kondisinya jelek maka
sebelumnya dokter meminta persetujuan pasien untuk di rawat atau tidak, jika
pasien menolak maka pasien diturunkan kembali ke IGD, maka proses
3
administrasi dan tindakan dilakukan di IGD. Peresepan obat di depo 9
menggunakan sistem One Daily Dose (ODD) dimana dokter akan meresepkan
obat pasien untuk satu hari, sebelum TTK melakukan penyiapan obat ODD
petugas melakukan pembaharuan pasien untuk melihat jika ada pasien yang
pindah kamar atau ruangan.
Alur penyiapan obat ODD yaitu TTK menyiapkan obat per pasien dengan
melihat profil pengobatan pasien. TTK mengambil obat dan langsung mencatat
pengambilan obat dari rak atau lemari pada kartu stock dengan menulis tanggal,
nama pasien, jumlah obat yang diambil, dan petugas yang mengambil. Obat untuk
pasien dikemas dalam klip plastik dengan menuliskan nama pasien, nomor rekam
medik, nama obat dan aturan pakai. TTK atau petugas ODD memasukan obat ke
laci-laci obat didalam troli obat yang sudah diberi label nama pasien, dan rekam
medik pasien. Selanjutnya, petugas ODD mengantarkan obat dan alkes yang
sudah disiapkan dalam troli obat ke ruang nurse station, melakukan serah
terima dengan perawat, melakukan pengecekkan pemberian terapi obat di
formulir catatan pemberian obat oleh perawat. Petugas ODD memperbaharui
profil pengobatan pasien jika ada obat yang di hentikan, berubah dosis atau terapi
baru. Petugas ODD menyiapkan kembali terapi baru yang belum diberikan dan
langsung diserah terimakan ke perawat. Petugas ODD melakukan inputan billing
terhadap obat dan alkes yang diberikan.
Alur penyiapan obat pasien pulang yaitu dimana awalnya Pasien yang
dinyatakan boleh pulang oleh dokter menginput resep da membuat SOAP dan
diberitahukan ke perawat menegnai obat pulang kemudian perawat memberitahu
depo 10 mengenai pasien pulang disertai nama pasien, RM, dan obat pulang,
kemudian petugas farmasi menginput/billing obat pulang dan menyiapkan obat
pulang, jika ada obat racik maka diracik dulu dan dihitung lagi dosisnya, obat
dikemas dan kalau sudah selesai di cek lagi oleh apoteker apakh semua obat sudah
sesuai lalu di masukkan ke kotak obat pulang sesuai dengan lantai rawat inap yang
tertulis diresep dan Keluarga pasien dapat mengambil obat pulang di depo 9,
kemudian petugas farmasi melakukan konseling terhadap pasien atau keluarga
pasien yang akan pulang meliputi cara pemakaian obat dan informasi terkait
penggunaan obat. Jika ada pasien rawat inap yang meninggal, maka keluarga
pasien akan mengurus jenazah di bagian mutuari, untuk obat-obat yang sudah
disiapkan di rumah sakit tetapi tidak terpakai dilakukan retur billing
pemakaian obat atas nama pasien tersebut. Sehingga hanya membayar yang
dipakai saja untuk pasien umum.
4
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, penghitungan kebutuhan
Apoteker berdasarkan beban kerja pada pelayanan kefarmasian di rawat inap
yang meliputi Pelayanan Farmasi Manajerial dan Pelayanan Farmasi Klinik
idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker untuk 30 Pasien
rawat inap. RSUD Pasar Minggu untuk sekarang memiliki tempat tidur di rawat
inap sebanyak 394, dan di RSUD Pasar Minggu sudah mempunyai 13
Apoteker untuk rawat inap.
Alur pasien di IGD yaitu pasien datang, jika adatang bersama keluarga
maka keluarga yang mendaftarkan pasien, jika pasien datang sendiri maka pasien
akan segera ditangani. Kemudian pasien akan dipisah berdasarkan Triase. di IGD
sendiri terdapat 4 jenis Triase yaitu Triase hijau (kondisi pasien tidak terlalu
berat), kuning (sedikit memerlukan perhatian yang lebih/segera diberi tindakan),
merah (pasien kondisi yang parah dan tidak sadar), dan letak triase merah pun
sangat berdekatan dengan meja dokter agar pemantauan pasien bisa lebih terlihat
dan terawasi, serta triase hitam (pasien meninggal atau tidak ada harapan
hidup/waktu respon 90 menit). Kemudian pasien diperiksa dokter dan diberi
tindakan, dokter menginfokan obat ke perawat lalu perawat akan meminta obat ke
depo farmasi IGD, dan petugas farmasi akan menginput obat yang digunakan
pasien disertai nama pasien dan berasal dari triase mana.kemudian di lihat lagi
kondisi pasien oleh dokter apakah pasien tersebut akan di rawat inap atau pulang.
Pasien dirawat di IGD tidak boleh dirawat melewati 24 jam. Jika pasien tersebut
akan direncanakan untuk di lakukan rawat inap, maka pasien akan masuk ke
5
dalam ruang transisi yaitu di depan depo farmasi IGD sebelum pasien
mendapatkan ruangan, kepala ranap akan ditelpon memastikan ruang
kosong, keluarga pasien akan megurus administrasi dan pendaftaran akan masuk
BPJS atau Umum. Setelah mendapatkan ruangan pasien akan dipindahkan ke
ruang rawat inap lantai 4-11 dan tanggung jawab obat sudah menjadi tanggung
jawab depo 10 (depo rawat inap), sedangkan pasien yang masih di IGD tanggung
jawab obat menjadi tanggung jawab Depo IGD. Selain itu, di IGD juga terdapat
ruang isolasi untuk pasien – pasien yang memiliki penyakit menular.
Perencanaan di IGD menggunakan metode konsumsi sebelumnya dan
diberikan buffer stock 20 %, perencanaan pengadaan depo IGD di RSUD Pasar
Minggu dilakukan 2 kali didalam seminggu. Depo IGD merupakan depo yang
sangat krusial, jika didalam perjalannya stok tidak ada, dan pasien membutuhkan
alat kesehatan atau obat segera, maka akan menjadi suatu masalah yang serius
ketika obat atau alat kesehatan tidak terdapat stoknya, jika ingin mencari dan
meminjam di depo lain membutuhkan waktu lebih karena di IGD pasien harus
segera dan cepat dilakukan tindakan. Sehingga untuk stok obat dan alat
kesehatan, Penanggung Jawab Depo IGD selalu memantau setiap harinya.
Pengadaan Obat dan Alkes IGD dilakukan 2 kali dalam seminggu. Pengadaan
obat di IGD langsung mengadakan ke gudang farmasi. Mekanisme sama dengan
depo lainnya , yaitu membuat permintaan dengan tanda tangan Penanggung
Jawab depo IGD.
Penyimpanan obat di Depo IGD berdasarkan alfabetis. Penyimpanan
Obat di IGD, diatur agar obat mudah untuk di ambil dan tidak jauh dari jangkuan
petugas, sehingga, pelayanan bisa lebih cepat. Narkotika Psikotropika sudah
disimpan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyimpanan Hight Alert sudah disimpan dengan penyimpanan khusus, dan
diberi label. Namun karena kondisi ruangan IGD yang minim, maka yang perlu
dievaluasi yaitu pelebaran kapasitas ruangan IGD karena obat-obat Buffer stock
seperti cairan dan buffer stock yang lainnya, disimpan menumpuk yang
menambah sempitnya ruangan. Hendaknya IGD memiliki ruangan yang lebih
memadai, sehingga pergerakan petugas di IGD dapat lebih nyaman, sehingga
pengambilan obat dapat semakin cepat dan buffer stok dapat disimpan secara rapi
dan penyimpanan obat dapat dilakukan dengan baik.
6
3. Rekonsiliasi Obat
Pasien yang baru masuk ruang rawat inap akan dicek obat-obat yang
pernah digunakan pasien meliputi nama obat, dosis dan frekuensi lalu
dibandingkan dengan terapi yang didapat pada rawat inap. Obat-obat tersebut
ditulis dalam form rekonsiliasi obat pada saat visite pasien. Selanjutnya,
farmasi memverifikasi obat yang dibawa oleh pasien. Selama menjalani
perawatan obat – obat yang dibawa pasien dari rumah diserahkan kepada
perawat dan akan disimpan di Depo Farmasi, kemudian saat pasien akan
pulang obat tersebut dikembalikan kepada pasien/keluarganya.
4. PIO (Pelayanan Informasi Obat)
PIO adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,
rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bisa, terkini dan
komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar
rumah sakit. PIO yang dilakukan di instalasi farmasi RSUD Pasar Minggu
bersifat aktif dan pasif. PIO ini tidak hanya diberikan kepada pasien, tetapi
juga disampaikan kepada sesama tenaga kesehatan lainnya. Pelayanan
bersifat aktif pada saat Apoteker memberikan informasi obat dengan tidak
menunggu pertanyaan melainkan secara aktif memberikan informasi obat,
seperti brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan bersifat pasif
ketika memberikan informasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang
diterima dengan sesama tenaga kesehatan.
5. Konseling
Konseling obat adalah suatu proses diskusi antara apoteker dengan
pasien/keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan
kesempatan kepada pasien/keluarga pasien mengeksplorasikan diri dan
membantu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran sehingga
pasien/keluarga pasien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam
penggunaan obat yang benar termasuk swamedikasi. Kegiatan konseling yang
dilakukan di instalasi farmasi RSUD Pasar Minggu umumnya dilakukan pada
pasien rawat jalan dengan kriteria seperti penyakit kronis, obat dengan indeks
terapi sempit, dan memerlukan instruksi khusus, seperti penggunaan inhaler
dan insulin. Adapun tujuan dilakukan konseling yaitu untuk menurunkan
kesalahan penggunaan obat dan untuk meningkatkan kepatuhan dalam
9
menjalani pengobatan serta menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan.
Untuk pasien rawat inap juga dilakukan konseling. Konseling pasien
sebaiknya dilakukan pada setiap pasien, namun karena pasien yang terlalu
banyak dan adanya keterbatasan waktu serta sumber daya, maka kriteria
urutan prioritas pemilihan pasien yang akan di konseling, antara lain pasien
geriatri, pasien dengan penyakit kronis dan pasien dengan polifarmasi serta
pasien dengan kepatuhan obat rendah.
6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, mengkaji masalah terkait
obat, memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki,
meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat
kepada dokter, pasien serta professional kesehatan lainnya.
Visite di RSUD Pasar Minggu dilakukan pada pasien rawat inap oleh
Apoteker Farmasi Klinis. Kriteria pasien yang di visite seperti pasien dengan
penyakit kronik, geriatri, polifarmasi, pasien dengan penggunaan antibiotik
lini tertinggi dan pasien dengan kepatuhan minum obat rendah.