Disusun oleh :
M0415061
SURAKARTA
2018
i
LAPORAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA
Disusun oleh :
M0415061
Pada Tanggal
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengaruniakan berkat dan
(KMM) yang berjudul “Isolasi dan Identifikasi Jamur pada Pakan Unggas dengan Media
Sabauraud Dextrose Agar (SDA)”. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi
Penulis memohon maaf untuk kekurangan yang terdapat pada laporan Kegiatan
Magang Mahasiswa (KMM) ini. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk membangun
penulis dalam menghasilkan tulisan yang lebih baik. Penulis berharap laporan Kegiatan
Magang Mahasiswa (KMM) ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Selain itu, penulis
berharap karya ini dapat menjadi referensi untuk dapat menghasilkan karya lain.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………....iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………2
C. Tujuan………………………………………………………………………..2
D. Manfaat………………………………………………………………………2
B. Struktur Organisasi…………………………………………………………...3
C. Lokasi………………………………………………………………………...4
D. Produk Layanan……………………………………………………………...4
E. Persyaratan Pelayanan……………………………………………………….5
F. Penanganan Pengaduan……………………………………………………...6
A. Pakan Ternak………………………………………………………………...8
iv
BAB IV PROGRAM KERJA………………………………………………………11
C. Cara Kerja…………………………………………………………………..12
D. Analisis Data………………………………………………………………..14
BAB VI PENUTUP………………………………………………………………...20
A. Kesimpulan…………………………………………………………………20
B. Saran………………………………………………………………………. 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………21
LAMPIRAN………………………………………………………………………...23
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
penyakit seperti bakteri, jamur, virus, dan parasit. Selain itu, dapat disebabkan
oleh residu pestisida serta bahan tambahan pangan. Jamur pencemar bahan
makanan yaitu Aspergillus sp., Penicilium sp, dan Fusarium sp. (Sembel, 2015).
dari jenis kapang yang umum seperti Aspergillus sp., Penicilium sp, dan Fusarium
Aflatoksin ditemukan pada kacang tanah, jagung, dan biji kapas yang ditumbuhi
Jamur yang dapat mengganggu ayam dan hewan ternak yang lain yaitu
jamur yang menulari bahan pangan yang berada di ladang sebelum dilakukan
itu, jamur dapat ditemukan pada campuran bahan makanan dalam bak-bak
makanan maupun jamur yang berada pada saluran pencernaan maupun saluran
dan pada campuran bahan makanan dapat mengurangi nilai gizi bahan makanan
1
menyebabkan penyakit patologis. Jamur yang menulari hasil panen yaitu
(Anggorodi, 1985).
Oleh karena itu, isolasi dan identifikasi jamur pada bahan pangan perlu
dilakukan untuk dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan pada unggas
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN KMM/MAGANG
D. MANFAAT KMM/MAGANG
penyakit.
2
BAB II
1. VISI
dan terbuka.
2. MISI
B. STRUKTUR ORGANISASI
Administrasi : Setyowati
3
Paramedis : Bambang Priyo
Analisis : Mulyadi
C. LOKASI
D. PRODUK LAYANAN
1. Serologi
2) Pullorum
2. ELISA
1) IB (Infectious Bronchitis)
4) Hog Cholera
4. Parasitologi
1) Natif
4
2) Apung
3) Parasit Darah
4) Ektoparasit
5. Virologi
E. PERSYARATAN PELAYANAN
1. Persyaratan Umum
pengambilan
a. Kode contoh
b. Jumlah populasi
5
c. Riwayat vaksinasi (apabila dilakukan vaksinasi)
fungsi peternakan
2. Persyaratan Khusus
sapi/kerbau/kambing/domba
F. PENANGANAN PENGADUAN
yang dapat dilakukan costumer yang keberatan terhadap hasil pengujian. Prosedur
6
3. Pengaduan pelanggan ditindaklanjuti oleh Koordinator Satuan Kerja
Teknis
rekaman khusus
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. PAKAN TERNAK
Pangan dapat digolongkan menjadi dua yaitu pangan utama dan pangan
aksesori. Pangan utama (proper food) merupakan pangan yang berfungsi untuk
mensuplai energi yang terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan
pangan aksesori tidak berfungsi untuk mensuplai energi namun bersifat esensial
untuk hidup yang terdiri atas air, garam-garam anorganik, dan vitamin. Badan
seekor hewan disusun oleh air, protein, lemak, mineral, dan sejumlah kecil
pada faktor spesies, umur, seks, dan kondisi hewan (Frandson, 1992).
dalam pembuatan ransum unggas yang ada di Indonesia. Jagung memiliki energi
metabolis yang tertinggi dari butir padi-padian. Jagung kuning memiliki pigmen
xanthofil yang menimbulkan warna kuning pada kaki dan kulit dari ayam broiler
maupun warna kuning pada kuning telur. Sebagian dari pigmen tersebut dapat
berubah menjadi vitamin A yang dapat dilakukan oleh mukosa usus hewan.
Kadungan jagung yaitu 4% berupa lemak dan 50% dari jumlah lemak tersebut
merupakan asam linoleat yang berperan sebagai sumber asam lemak esensial
dalam ransum unggas. Jagung pada kelas terendah mengandung air sebanyak
lebih dari 23%. Jagung dengan kandungan air yang banyak tersebut akan
8
penyimpanan. Selain itu, dapat menyebabkan rusaknya gizi terutama vitamin A
dan E (Anggorodi, 1985). Jagung merupakan salah satu tanaman yang memiliki
peranan sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, pakan, bahan baku industri, dan
kerajinan tangan. Perlakuan untuk memberikan hasil tanaman jagung yang lebih
baik yaitu dengan memberikan pupuk dengan jenis SP-36 dengan dosis 50% dan
pemberian pupuk MPF sebanyak 1 kali sebelum ditanam (Wahyudin dkk., 2017).
Padi (Oriza sativa) merupakan salah satu bahan pangan pada unggas yang
digunakan sebagai makanan berbutir meliputi gabah, beras, dan menir. Gabah
merupakan butir-butir padi yang belum dihaluskan yang kulitnya masih melekat.
Kadungan protein dari gabah lebih rendah dari pada jagung. Sisa penggilingan
dan penumbukan atau dedak padi juga dapat digunakan sebagai bahan makanan
dalam ransum ternak. Berdasarkan mutunya, dedak padi dibagi menjadi tiga jenis
yaitu dedak kasar, dedak lunteh, dan bekatul. Dedak kasar merupakan pecahan
dari kulit gabah. Dedak kasar memiliki nilai gizi yang rendah yaitu kandungan
proteinnya sekitar 3,1%. Selain itu, dedak kasar juga memiliki daya cerna yang
protein sekitar 9,5%. Dedak lunteh memiliki kandungan thiamin dan niasin yang
dedak lunteh. Namun, bekatul memiliki kandungan vitamin B yang lebih rendah
dibandingkan dengan dedak lunteh. Pecahan menir halus terdapat pada bekatul.
Bekatul merupakan jenis dedak padi yang memiliki harga yang paling tinggi dan
lebih sulit untuk diperoleh sebagai makanan ternak karena bekatul juga
dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk bubur. Kandungan gizi dari bekatul yaitu
memiliki kadar protein sekitar 12%, lemak 13%, dan serat kasar 3%. Bekatul
9
cenderung menjadi tengik ketika dalam proses penyimpanan sehingga harus
Fusarium merupakan salah satu genus dari jamur yang dapat menginfeksi
ditemukan lebih banyak pada makanan adalah fumonisin seri B yaitu fumonisin
B1, B2, dan B3. Fumonisin B1 merupakan jenis fumonisin yang paling banyak
2009).
penyakit Aspergilosis. Belum ditemukan obat yang efektif dan ekonomis untuk
paling berbahaya dalam menyerang hasil panen seperti kacang tanah. Aspergillus
10
BAB IV
PROGRAM KERJA
Alat yang digunakan untuk membuat sampel yaitu tabung reaksi, rak
tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes, autoklaf, mortar, pasley, dan spuit. Alat
untuk membuat media yaitu neraca analitik, autoklaf, erlenmeyer, dan botol kaca.
Alat untuk menumbuhkan jamur yaitu Laminar Air Flow (LAF), cawan petri,
spuit, dan inkubator. Alat untuk mengamati jamur yaitu gelas benda, gelas
yaitu :
11
3. Media Pertumbuhan Jamur
nomor 1 15 gr, chloramphenicol 250 mgr, ethanol 10 ml, dan akuades 100
ml.
4. Pengamatan Jamur
Blue Solution.
C. CARA KERJA
1. Pengolahan Sampel
terlalu banyak pada gelas ukur dapat dikurangi dengan pipet tetes. Tabung
reaksi yang sudah berisi akuades disusun dalam rak tabung reaksi seperti
pakan yang telah digerus dimasukkan dalam tabung reaksi yang pertama
dipindahkan.
12
2. Pembuatan Media Pertumbuhan Jamur
(SDA) dibuat dengan cara menimbang media sebanyak 51,5 gram dan
121 oC selama 15 menit dan didinginkan hingga 50 oC. Media yang telah
lalu diaduk. Lalu, ditambah akuades dan diaduk hingga larut. Media
dimasukkan dalam botol kaca dan dipanaskan dengan penangas air selama
3. Penumbuhan Jamur
Air Flow (LAF) hingga menjadi beku. Setelah menjadi beku, lalu
4. Pengamatan Jamur
Gambar 4. Jamur yang tumbuh pada media ditaruh pada gelas benda
13
dengan menggunakan spuit lalu diberi pewarna berupa Lactophenol Blue
D. ANALISIS DATA
Data yang diperoleh yaitu gambaran mikroskopis jamur yang tumbuh pada
14
BAB V
1 Jagung Ke lima
2 Katul Ke lima
3 Katul Ke enam
15
Tabel 1 tersebut merupakan tabel pertumbuhan jamur dalam media yang
diamati pada hari yang ke tujuh. Pada pakan jagung dengan pengenceran yang ke
lima terdapat satu koloni yang besar yang berwarna putih dengan tekstur yang
halus. Pakan katul dengan pengenceran yang ke lima terdapat satu koloni yang
berwarna pucat. Sedangkan pada pakan katul dengan pengenceran yang ke enam
terdapat satu koloni berukuran kecil dengan warna dasar putih dan terdapat warna
Pakan Mikroskopik
16
3 Katul Ke enam Zygomycetes
Berdasarkan hasil identifikasi, jamur yang tumbuh pada pada pakan jagung
dengan pengenceran ke lima merupakan jamur yang memiliki hifa yang bersekat
dan tidak memiliki clamp connection serta tidak ditemukan spora maupun
yang tumbuh pada pakan katul dengan pengenceran ke lima merupakan jamur
dengan hifa yang tidak bersekat dan tidak terbentuk sporangiospora, oospora,
pengenceran ke enam memiliki karakterisik yang sama dengan jamur pada pakan
pertumbuhan jamur pada tanaman pakan yaitu dengan mencegah kontaminasi dari
tanaman pakan pada saat masih di tempat penanaman, saat panen, maupun setelah
jamur pada unggas dalam flok yang terinfeksi yaitu dengan memberikan fungistat
17
dengan/tanpa larutan 0,05% CuSO4 di dalam air minum. Pengendalian dan
pencegahan penyakit pada unggas yaitu dengan menjaga kualitas litter dan pakan
dengan ketat. Bahan anti jamur seperti larutan CuSO4 atau nistatin dapat
tempat minum. Selain itu, pemberian bahan anti jamur dapat diberikan di gudang
penyimpanan pakan atau bahan baku pakan dan litter. Nistatin digunakan untuk
bahan logam sedangkan larutan CuSO4 digunakan untuk bahan plastik atau gelas
karena bersifat korosif pada logam. Cara lain yang dapat dilakukan untuk
(Tabbu, 2000).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari isolasi dan identifikasi jamur pada
pakan unggas tersebut, maka sangat diperlukan suatu upaya untuk dapat
mengendalikan dan mencegah penyakit yang akan timbul pada unggas ketika
kebersihan dari tempat makan dan tempat minum. Pemberian bahan anti jamur
juga sangat dianjurkan untuk dapat mencegah kontaminasi jamur pada bahan
pakan. Hal yang tidak kalah penting adalah dengan cara melakukan pemeriksaan
secara laboratorik untuk dapat mengetahui ada dan tidaknya jamur yang
selanjutnya akan diketahui langkah yang harus diambil khususnya untuk peternak.
18
Pemberantasan jamur pada pakan perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan
19
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
mengamati jamur.
B. SARAN
jamur pada bahan pakan sehingga semakin meningkatkan kesehatan ternak. Selain
itu, diperlukan juga penelitian mengenai cara yang efektif untuk dapat
20
DAFTAR PUSTAKA
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Yogyakarta : Gadjah
Pustaka.
(4) : 273-281.
2017. Respons Tanaman Jagung (Zea mays L.) Akibat Pemberian Pupuk Fosfat
dan Waktu Aplikasi Pupuk Hayati Mikroba Pelarut Fosfat pada Utisols Jatinagor.
21
Watanabe, T. 1937. Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi : Morphologies of Cultured
22
Lampiran
23
Gambar 3. Proses Inkubasi
24
Gambar 5. Pembuatan Preparat
25