0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan15 halaman
Sistem komplemen adalah sistem enzimatik protein yang diaktivasi oleh reaksi antigen dan antibodi untuk membersihkan patogen. Komponen komplemen berinteraksi melalui reaksi berantai yang mengatur fungsinya seperti lisis sel, opsonisasi, dan aktivasi sel imun. Komplemen berperan dalam proses sitolisis, adherensi, imunoconglutinin, dan inflamasi.
Sistem komplemen adalah sistem enzimatik protein yang diaktivasi oleh reaksi antigen dan antibodi untuk membersihkan patogen. Komponen komplemen berinteraksi melalui reaksi berantai yang mengatur fungsinya seperti lisis sel, opsonisasi, dan aktivasi sel imun. Komplemen berperan dalam proses sitolisis, adherensi, imunoconglutinin, dan inflamasi.
Sistem komplemen adalah sistem enzimatik protein yang diaktivasi oleh reaksi antigen dan antibodi untuk membersihkan patogen. Komponen komplemen berinteraksi melalui reaksi berantai yang mengatur fungsinya seperti lisis sel, opsonisasi, dan aktivasi sel imun. Komplemen berperan dalam proses sitolisis, adherensi, imunoconglutinin, dan inflamasi.
2016030118 Komplemen adalah sistem enzimatik dari protein yang diaktivasi oleh berbagai reaksi antigen dan antibodi. Sistem komplemen membantu antibodi untuk membersihkan patogen dalam tubuh. Ditemukan dalam darah, umumnya disintesis oleh hati dan beredar sebagai prekursor tidak aktif (pro-protein). Aktivasi utama dari sistem komplemen adalah untuk mengubah membran dan mengikat antigen melalui pengikatan kovalen dari fragmennya yang sedang aktif. Berbagai komponen komplemen berinteraksi melalui reaksi berantai yang diatur untuk menjalankan fungsi utamanya yaitu : 1. Lisis sel, bakteri atau virus. 2. Opsonisasi, yang mendukung fagositosis antigen tertentu. 3. Berikatan dengan respetor komplemen spesifik pada sel dari sitem imun, memicu fungsi sel spesifik, inflamasi, mensekresi molekul immonoregulatory. 4. Clearence kompleks imun, yaitu menyingkirkan kompleks imun dari sirkulasi dan lalu mengendapkannya pada limpa atau hepar. 1. C1qR Ditemukan pada makrofag mengikat C1q pada jaringan kolagen iminasi antigen. 2. CR2 Bagian dari kompleks co-reseptor sel B dan ditemukan pada sel dendritik falikular. 3. CR3 Merupakan integrin pada fagosit mononuclear, neutrophil dan sel NK. 4. CR4 Merupakan integrin terutama diekspresikan di makrofag jaringan. Dalam Sistem Imun, komplemen berperan dalam proses : 1. Sitolisis Komplemen sistem yang lengkap akan mengakibatkan kerusakan membran sel bakteri. Pada bakteri gram negatif, kerusakan membran dapat mengakibatkan bakteriolysis dengan bantuan enzim lysozyme. 2. Adherensi C3b C3b memiliki peranan dalam membantu proses fagositosis dari mikroorganisme setelah proses aktivasi komplemen melalui jalur alternative. C3b mengakibatkan makrofag dapat mengenali antigen. Setelah proses fagositosis, C3b akan mengaktifkan pengeluaran enzim lisozyme. 3. Immunoconglutinin Proses ini dilakukan dengan melakukan aglutinasi dari sejumlah kompleks kecil yang tertempel oleh C3, sehingga dapat dikenali oleh fagosit. 4. Inflamasi Aktivasi sistem komplemen akan mengakibatkan beberapa bentuk respons, misalnya adalam timbulnya inflamasi. 1. Hanya permukaan yang berkaitan dengan antibodi igG dan igM yang dapat mengaktifkan komplemen. 2. Sel B yang belum matang secara langsung mengikat partikel luar melalui reseptor sel B yang mengenali antigen spesifik pada partikelluar melalui reseptor sel B yang mengenali antigen spesifik pada partikel, dan melalui CR2 mengenal C3d- ini adalah co-ligasi yang menstimulasi pematangan sel B yang selanjutnya akan bermigrasi ke organ limfoid. 3. Organ limfoid akan menangkap antigen melalui fragmen C3 dan menggunakan hal ini untuk memilih aktivasi sel B yang benar dan mengubahnya ke pematangan dan proliferasi selanjutnya. Sitokin adalah subtansi serupa hormon dan berfungsi sebagai pembawa pesan protein agar supaya sel-sel sistem imun dapat berkomunikasi dengan baik. Dihasilkan oleh limfosit T, B maupun sel-sel lain (makrofag, eosinofil, neutrofil, sel mast dan sel endotel).