Anda di halaman 1dari 15

Sistem Komplemen

Ghaliyah Asy Syafa


2016030118
Komplemen adalah sistem enzimatik dari
protein yang diaktivasi oleh berbagai reaksi
antigen dan antibodi. Sistem komplemen
membantu antibodi untuk membersihkan
patogen dalam tubuh. Ditemukan dalam darah,
umumnya disintesis oleh hati dan beredar
sebagai prekursor tidak aktif (pro-protein).
Aktivasi utama dari sistem komplemen adalah untuk
mengubah membran dan mengikat antigen melalui pengikatan
kovalen dari fragmennya yang sedang aktif. Berbagai komponen
komplemen berinteraksi melalui reaksi berantai yang diatur untuk
menjalankan fungsi utamanya yaitu :
1. Lisis sel, bakteri atau virus.
2. Opsonisasi, yang mendukung fagositosis antigen tertentu.
3. Berikatan dengan respetor komplemen spesifik pada sel dari
sitem imun, memicu fungsi sel spesifik, inflamasi, mensekresi
molekul immonoregulatory.
4. Clearence kompleks imun, yaitu menyingkirkan kompleks imun
dari sirkulasi dan lalu mengendapkannya pada limpa atau hepar.
1. C1qR Ditemukan pada makrofag
mengikat C1q pada jaringan kolagen iminasi
antigen.
2. CR2 Bagian dari kompleks co-reseptor
sel B dan ditemukan pada sel dendritik
falikular.
3. CR3 Merupakan integrin pada fagosit
mononuclear, neutrophil dan sel NK.
4. CR4 Merupakan integrin terutama
diekspresikan di makrofag jaringan.
Dalam Sistem Imun, komplemen berperan dalam proses :
1. Sitolisis  Komplemen sistem yang lengkap akan
mengakibatkan kerusakan membran sel bakteri. Pada
bakteri gram negatif, kerusakan membran dapat
mengakibatkan bakteriolysis dengan bantuan enzim
lysozyme.
2. Adherensi C3b  C3b memiliki peranan dalam membantu
proses fagositosis dari mikroorganisme setelah proses
aktivasi komplemen melalui jalur alternative. C3b
mengakibatkan makrofag dapat mengenali antigen. Setelah
proses fagositosis, C3b akan mengaktifkan pengeluaran
enzim lisozyme.
3. Immunoconglutinin  Proses ini dilakukan
dengan melakukan aglutinasi dari sejumlah
kompleks kecil yang tertempel oleh C3,
sehingga dapat dikenali oleh fagosit.
4. Inflamasi  Aktivasi sistem komplemen
akan mengakibatkan beberapa bentuk
respons, misalnya adalam timbulnya
inflamasi.
1. Hanya permukaan yang berkaitan dengan antibodi
igG dan igM yang dapat mengaktifkan
komplemen.
2. Sel B yang belum matang secara langsung
mengikat partikel luar melalui reseptor sel B yang
mengenali antigen spesifik pada partikelluar
melalui reseptor sel B yang mengenali antigen
spesifik pada partikel, dan melalui CR2 mengenal
C3d- ini adalah co-ligasi yang menstimulasi
pematangan sel B yang selanjutnya akan
bermigrasi ke organ limfoid.
3. Organ limfoid akan menangkap antigen
melalui fragmen C3 dan menggunakan hal ini
untuk memilih aktivasi sel B yang benar dan
mengubahnya ke pematangan dan proliferasi
selanjutnya.
Sitokin adalah subtansi serupa hormon dan
berfungsi sebagai pembawa pesan protein agar
supaya sel-sel sistem imun dapat
berkomunikasi dengan baik. Dihasilkan oleh
limfosit T, B maupun sel-sel lain (makrofag,
eosinofil, neutrofil, sel mast dan sel endotel).

Anda mungkin juga menyukai