Anda di halaman 1dari 50

KOMPLEMEN

SISTEM
2/11/2015 1
PUTU OKY ARI. T
Sistem Komplemen
• Kemampuan molekul sistem imun utk mengenal dan
berikatan dg benda asing (cth. molekul patogen) 
merupakan pusat dari pertahanan imunitas innate/ non
spesifik (Kidmose et al. 2012)  salah satunya diperankan
oleh komplemen

• Komplemen : mediator humoral utama pd sistem imun non spesifik


“ Saat ini Komplemen merupakan kelompok protein membran maupun
plasma yang memegang peranan pada sistem imun non spesifik
maupun spesifik “(Atkinson, 2013)

• Sistem enzimatik yg terdiri dari sejumlah protein > 30 proteins plasma


(enzymes, receptors, and complement inhibitors/ regulator)
2/11/2015 2
Sifat Komplemen
• Aktivasi merupakan reaksi cascade : reaksi satu berikatan
dengan reaksi selanjutnya
• Komplemen yang aktif  sejumlah molekul efektor yg memiliki
efek biologik) :
– Phagocytosis (opsonisasi)
– MAC (Membrane-Attack Complex)
• Bersirkulasi di plasma darah dalam bentuk inaktif  zymogens
(enzymes that must be modified in order to be active)
• Heat labile (inaktif pada 560C selama 30 min)
• Keberadaannya 10% dari total protein serum
• Disintesis di hepatosit, sel T, sel epitel, sel endotel, neuron,
dsb.
• Sistem komplemen berlangsung sgt cepat & efisien tiap
reaksinya
 menghindari kerusakan jaringan self yg tidak diinginkan
Komponen Komplemen
• Terdiri dari serangkaian kompleks protein (C1-C9)
• C5b – C9 disebut juga komponen komplemen terminal
• Merupakan sistem enzimatik  ada yg bertindak sbg enzim
dan substrat
• Komplemen sbg enzim diaktifkan terlebih dulu
• Aktivasi dpt terjadi melalui 3 jalur.
• Sistem komplemen memiliki komponen berikut
(Subowo,29) :
1. Komponen Aktivator
2. Komponen Komplemen
3. Komponen Regulator (cth. inhibitor)
4. Komponen Reseptor Komplemen
2/11/2015 4
Komponen
Aktivator
1. Jalur Klasik :
Aktivator : semua bahan yg bersifat imunogenik , contoh : antigen
beberapa bakteri, Mycoplasma, RNA virus, komponen lipid A bakteri
endotoksin; antigen endogenus spt kristal asam urat, deposit myloid,
DNA dan sel yang rusak/ apoptosis (Johnston, 2011) antigen ini
berikatan dg IgM atau IgG membentuk kompleks imun  memicu
aktivasi
2. Jalur Alternatif
Aktivator : kompleks imun IgA dan antigen, cth antigen: tripsin,
Liposakarida pd permukaan patogen, asam tekoat atau endotoksin
bakteri, sel yang terinfeksi virus, polisakarida pd perm. sel hewan
atau tumbuhan (nonpatogen)
3. Jalur Lektin atau jalur MBL (Mannose Binding Lektin)
Lektin : protein larut yg mengikat manosa (KH dari dinding sel
mikroba) Aktivator : molekul mannosa (Karbohidrat) atau golongan
asetil yang terdapat pd perm patogen atau jaringan self yang rusak
2/11/2015 5
Komponen
Komplemen
Komplemen yg terlibat :
1. Jalur klasik : C1, C4, C2, C3 – C terminal (C5-
C9)
2. Jalur Alternatif (properdin) : C3, faktor B,
properdin, faktor D dan komplemen
terminal
3. Jalur Lektin : MBL, MASP 1, MASP2, C4,
C2, dan komplemen terminal

2/11/2015 6
Komponen
Regulator
• Aktivasi komplemen sangat cepat dan efisien, saat ini
jaringan self akan dilindungi oleh protein regulator plasma
atau membran
• Normalnya : Komponen komplemen teraktivasi 
menempel pd perm. Patogen  sistem komplemen
teraktivasi  eliminasi antigen
• Namun terkadang terjadi penyimpangan yaitu penempelan
komplemen teraktivasi pd sel host normal lisis sel
tubuh

diperlukan komponen Regulator


(dengan menghambat formasi komplemen atau
menghancurkan komplemen yang
• Terdapatteaktivasi)
beberapa kondisi patologis yang terjadi
akibat aktivasi komplemen yang berlebihan
2/11/2015 7
2/11/2015 8
Komponen Reseptor Komplemen

• Reseptor berfungsi utk mengenali


komplemen pada permukaan sel sasaran
• Terdapat 5 jenis reseptor yg sudah dikenali ;
cth : CR1 yang mengenali C3b

2/11/2015 9
Fungsi reseptor komplemen
Reseptor Spesifisitas Fungsi Jenis sel
CRI C3b, C4b Merangsang fagositosis, Eritrosit , sel
transpor eritrosit dari makrofag,
kompleks imun. monosit, PMN, sel
B, FDC
CR2 (CD21) C3b, Cdg, Bagian dari co receptor sel Sel B, FDC
C3bi, Epstrein B, EBV reseptor
Barr Virus
(EBV)
CR3 (CDIIb C3bi Merangsang fagositosis Sel makrofag,
atau CD18) monosit, PMN,
FDC
CR4 (CDIIc C3bi Merangsang fagositosis Sel makrofag,
atau CD18) monosit,
PMN
CIQ receptor Ciq Mengikat kompleks imun Sel B, sel makrofag,
(Collagen untuk fagositosis monosit, trombosit
region) , sel endotel
2/11/2015 10
2. Nomenclature Komplemen
• C : singkatan dari Complement
• Komplemen merupakan sistem enzimatis  ada
komponen yg aktif dan inaktif
• Komponen aktif : terdapat garis diatas huruf ,
cth : C1
• Komponen inaktif : tambahan huruf i didepan,
cth
: iC3b
• Angka dibelakang huruf C menunjukkan
munculnya pada cascade , cth. C5 aktif
sebelum C6, C6 aktif sebelum C7, dst. Kecuali
C4 aktif sebelum C2
2/11/2015
• Komponen komplemen yg berfungsi sbg
substrat dpt dipecah mjd fragmen yg lebih kecil,
cth : C4 dipecah mjd C4a dan C4b  fragmen
yg lebih kecil diberi tambahan huruf a, fragmen
yg lebih besar di tambahkan huruf b, dst 
perkecualian utk C2
• Pada jalur alternatif, komponen protein
yang terlibat disebut ‘faktor’ (faktor B,
faktor D)
• Untuk komponen reseptor disebut dengan
singkatan, cth. CR1 (complement reseptor
2/11/2015 12

1)
3. Aktivasi Komplemen
• Terdapat tiga jalur aktivasi komplemen
• Pengaktifan komplemen melalui Jalur klasik
merupakan bagian dari imun spesifik 
bergantung pada kompleks AgAb
• Jalur alternatif : jalur aktivasi komplemen yg
ditemukan setelah jalur klasik, tp merupakan
jalur yg paling kuno
• Walaupun pengaktifan komplemen diawali oleh 3
jalur berbeda  berujung pd aktivasi C3b 
(membrane attack complex atau MAC)  lisis
membran
2/11/2015 13
Membrane-Attack Complex

2/11/2015 14
Aktivasi komplemen melalui 3 jalur
Aktivasi C3
adalah target esensial

Johnston, complement system; Nelson Textbook of Pediatrics , Nineteenth Edition, 2011


2/11/2015 15
Kelley's Textbook of Rheumatology ,9 th ed.; Gary S. Firestein, Ralph C.
Budd, Sh2/e1r/i2n01e5 E. Gabriel, Iain B. McInnes, and James R. O'Dell (2013) 16
4. Fungsi Komponen Mediator Komplemen
• Aktivasi komplemen menghasilkan
diaktifkannya komponen komplemen
tertentu
• Komponen komplemen yg aktif
menghasilkan efek biologikal yang
berfungsi untuk:
1.Lisis sel target
2.Opsonisasi
3.Mengaktifkan respon inflamasi
4.Clearance kompleks imun
2/11/2015 17
1. Lisis
• Aktivitas komplemen yg terjadi dipermukaan
sel bakteri  membentuk MAC  lisis
osmotik sel bakteri
• Umumnya melisikan bakteri gram negatif krn
memiliki lapisan peptidoglikan yg tipis 
mudah mengalami MAC
• Komponen komplemen yang berperan tdh lisis
antigen: komplemen terminal (C5b- C9)

2/11/2015 18
2. Opsonisasi
• Opsonin : molekul yang dpt diikat oleh bakteri
(antigen) dan oleh reseptornya pada sel fagosit
 memudahkan fagositosis
• Opsonin disebut juga binding enhancer pd proses
fagositosis
• Bagaimana fagositosis pada respon imun primer

fagosit tdk memiliki reseptor kuat pada Fc pd
IgM
 opsonisasi sangat terbantu dg adanya
komplemen
2/11/2015 19

• Komponen komplemen yang berperan: C3b,


Skema opsonisasi oleh C3b dan Ab

2/11/2015 20
3. Respon inflamasi
• Inflamasi terjadi :
1. suplai darah ke tempat infeksi
2. permeabilitas kapiler
3. Migrasi Ab dan sel fagosit atau se efektor
inflamasi dari sirkulasi ke sel/ jaringan
terinfeksi
• Aktivasi komplemen(C3 dan C5) 
anafilatoksin C3a, C5a dan C4a 
degranulasi mastosit atau basofil  melepas
histamin  respon inflamasi
2/11/2015 21
4. Clearance kompleks imun
• Terjadinya kompleks imun (Ag-Ab)
mengendapkan reseptor komplemen di
permukaan kompleks tsb
• Jika kompleks AgAb tsb tidak disingkirkan
 deposit di jaringan yang normal 
inflamasi dan penyakit autoimun
• C3b dan kompleks imun  selanjutnya diikat
reseptor CR1 di eritrosit  hati dan limpa
utk dihancurkan
• Komplemen yang teribat : C3b, CR1
2/11/2015 22
2/11/2015 23
Komponen Komplemen dan fungsinya

2/11/2015 24
5. Defisiensi Komplemen
• Defisiensi komplemen  rentan terhadap suatu
penyakit, atau justru menimbulkan kerusakan
jaringan yang parah
1. Jalur klasik : defisiensi C1q, C4 dan C2 plg
sering terjadi pada pasien SLE
2. Jalur alternatif : defisiensi C3 terkait dengan
infeksi pyogenik berulang
defisiensi properdin, faktor B, atau faktor D 
infeksi meningococal, tidak terkait autoimun
 Contoh : defisiensi inhibitor C1  angiodem herediter
– oedem di kulit, saluran cerna dan napas.

2/11/2015 25
 Defisiensi DAF dan CD59 (regulator komplemen)
Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria  hemolisis RBC
intermittent karena deposisi yg tdk teratur akibat
aktivasi komplemen pada permukaan sel

• C1  C3 merupakan komplemen yang umumnya


berfungsi sebagai opsonin
• Defisiensi C1  C3  rentan thd infeksi dari enkapsulasi
bakteri, dimana opsonisasi diperlukan pada pertahanan
primer host dari enkapsulasi bakteri ; cth : Streptococcus
pneumoniae, Streptococcus pyogenes dan Haemophilus
influenzae
• Komplemen terminal  berfungsi sbg bakterisida
(MAC
• Defisiensi C5  C9 : rentan thd infeksi spesies Neisseria
 bakterisida sgt diperlukan utk pertahanan terhadap
bakteri tsb
2/11/2015 26
Inflamas
i

2/11/2015 27
Inflamasi
Inflammare (latin)  to set on fire
• Inflamasi adalah respon protektif dari tubuh utk
memastikan pemusnahan stimuli yang merusak 
proses perbaikan jaringan jaringan yang rusak (Takeuchi
and Akira, 2010)
• Inflamasi merupakan fase pertama yang berlangsung
segera setelah perlukaan  influx neutrofil ke
tempat terjadinya luka (Babu et al., 2011)
• Inflamasi : proses setelah perlukaan yang bertujuan
untuk membatasi invasi dan kerusakan jaringan (Bosma-
den Boer et al., 2012)
• Dapat terjadi secara lokal, sistemik, akut, kronis
serta berpotensi menimbulkan kelainan patologis
Infeksi Keadaan panas/
Traum Agen Mikroorganis dingin
a kimia me

Kerusakan jaringan/ tissue injury

Tidak ada
Inflamasi penyembuhan
luka

Aku Kronis
t plasma dan leukosit ke daerah luka
• Respon awal terhadap stimuli berbahaya
• Peningkatan
• Peningkatan berbagai macam tipe sel pada
• Autoimun diseases
jaringan luka  destruksi jaringan tsb  wound • Chronic diseases
healing
What Causes Inflammation?
Die DAILY
t LIVING
Worr Cosmet
y ic ingredients &
other
Sunligh c
t Stres hemicals
s Infeksi
Tissue death
:
Injury
Pathoge
Ionizing ns
radiation (bacteria,
viru
Immunologi s,
c causes fungi,
30
parasit
e
Tujuan Inflamasi
 Reaksi pertahanan diri terhadap infeksi,
maupun trauma fisik dan zat kimia yang
merusak

 Menghilangkan dan menghancurkan, zat-zat asing,


memusnahkan sel dan jaringan yang rusak/
nekrosis

 Untuk mempersiapkan perbaikan pada jaringan


yang mengalami kerusakan dan membantu dalam
penyembuhan.
Peristiwa biologis yang terjadi
saat inflamasi
1. Vasodilatasi pembuluh darah lokal
2. Peningkatan permeabilitas vaskuler  tjd
kebocoran/ perpindahan cairan dari pemb. Darah
ke jaringan luka
3. Pembekuan cairan di jaringan sekitar luka krn
fibrinogen dan protein lain ↑ dari kebocoran
pemb. Darah
4. Migrasi granulosit dan monosit ke dalam
jaringan luka
5. Pembengkakan jaringan (Ma’at, 2012).
5 ciri inflamasi/ cardinal sign

• Heat (calor) Peningkatan aliran darah 


vasodilatasi ke jaringan luka
• Redness
• (Rubor)
Swelling/ Edema Bocornya plasma dan migrasi sel
imun ke jaringan luka
(tumor)
• Pain Pelepasan komponen humoral dari
dalam tubuh  merangsang sel saraf
(dolor) sensori

• Loss of
Function
(functio laesa)
Komponen Inflamasi
• Komponen seluler : leukosit (dalam aliran darah) 
migrasi ke jaringan luka disebut ekstravasasi
• Neutofil, makrofag dan limfosit  sel efektor
utama inflamasi akut
• Sel inflamasi dalam sirkulasi : limfosit, neutrofi,
eosinofil, basofil dan trombosit
• Sel inflamasi dalam jaringan : sel mast dan makrofag
• Sel endotel : Berperan dalam pengaturan tonus
vaskuler dan perfusi jaringan melalui pelepasan
komponen vasodilator (prostasiklin /PGI2, adenosin
dan EDRF dan komponen vasokontriksi (endotelin)
Molekul adhesi – Migrasi
lekosit
• Pada keadaaan normal, lekosit hanya melekat sedikit pada
sel endotel ,
jika terjadi inflamasi, adhesi antara lekosit dan Sel endotel
• Interaksi adhesi (leukosit dan sel endotel) diatur oleh ekspresi
molekul adhesi (selektin dan integrin) di permukaan sel
endotel
• Inflamasi akut terkait dg pelepasan mediator
• Pelepasan mediator inflamasi meningkatkan :
- adhesi
- perubahan arus darah
- marginasi
- migrasi sel sel neutrofil, monosit & eosinofil ke
pusat inflamasi
Mediator Inflamasi
 Protein plasma seperti komplemen & antibodi.
 Protein lain seperti secreted phospholipase A
II (sPLA2) dan fase akut reaktan.
 Sitokin dan Chemokin (proinflamasi): IL-1, IL-6
dan TNF-α menginduksi perubahan lokal dan
sistemik

 3 sitokin tsb  menginduksi koagulasi


• TNF-α meningkatkan ekspresi selektin E
• TNF α mengaktifkan makrofag dan neutrofil 
meningkatkan fagositosis
• IL-1 menginduksi ekskresi molekul adhesi pada sel
endotel , menginduksi peningkatan ekspresi ICAM-
1 dan VICAM-1
Mediator inflamasi
 Lipid seperti prostaglandin dan PAF
(platelet- activating factor)
 Vasoaktif Amina seperti :
 Histamin vasodilatasi & kontraksi otot
polos
 Prostaglandin  vasodilatasi dan peningkatan
permiabilitas vaskuler
 'Gas' seperti NO dan O2-.
 Kinins seperti bradikinin menginduksi
vasodilatasi dan peningkatan permiabilitas vaskuler
 efek anafilatoksin : C3a dan C5a 
degranulasi sel mast melepas histamin
 Neuropeptides (neurotransmiter)
Inflamasi
Tissue Bacteri
trauma a Fungi
Virus
Parasit
Histamin
e
release

Pyremia - Movement of
heat neutrophils Inflammator
Dilation of in and out of y exudate
arterioles, blood
and vessels
capillaries
Leukocyto
Increased sis
Monocyte and
capillary
fibrin
permeabilit
y
Cellular response of leukocytes
Emigration
Margination
Pavementing
Rolling/Tumbli
ng Adhesion
Transmigration
Chemotaxis
Phagocyto
sis
Opsonization
Intracellular microbial
killing
Oxygen-
dependent
Intracellular microbial killing:

Oxygen-dependent killing is the MOST


important microbial process
Phagocytosis activates HMP (hexose monophosphate) shunt

oxidative burst

suplies electrons to NADPH oxidase

superoxide anion (O2 -)

Hydrogen peroxide
Tahapan inflamasi
Proses ini meliputi beberapa tahapan:
(1)Initial phases perubahan dalam aliran darah &
akumulasi dari sel inflamasi (neutrofil,
makrofag,
DCs, & limfosit) & molekul plasma
(2) Midle phase resolusi initial insults , mulai
dibentuk molekul anti-inflamasi
(3) Final phase terminasi pada inflamasi dan
perbaikan jaringan
• Sitokin dan kemokin anti Inflamasi (lipoxin/ Lx)
mampu untuk menghentikan proses pro-
inflamasi
Perjalanan Inflamasi
 Inflamasi akan terus berlangsung hingga
antigen disingkirkan
 Inflamasi akan pulih setelah mediator pro-inflamasi
di non aktifkan, jika hal ini tidak dapat diatasi 
inflamasi kronis  merusak jaringan,
sehingga dapat kehilangan fungsi sama sekali
Tipe Inflammation
Aku Kroni
t• Intens
• Lokal s
• Durasi pendek (menit - • Dipicu jika fase AKUT
hari) tidak efektif
• Respon biasanya • Intensitasnya rendah
cepat, terutama • Durasi panjang (hari -
neutrofil
seumur hidup)
• Akumulasi makrofag dan
limfosit
• Mengarah ke kerusakan
jaringan

46
Could not find citation for EID: null
${parentCitation.authfull.get(0)}, ${parentCitation.srctitle}, ${parentCitation.chapternum}, ${paren tCitation.pg}
Inflamasi Lokal
 Inflamasi lokal  memberikan proteksi dini
terhadap infeksi atau cedera jaringan
 Reaksi Lokal  tumor, rubor, kalor, dolor & gangguan
fungsi

Respon inflamasi lokal disertai dengan respon fase


akut sistemik  ditandai dengan
- demam
- peningkatan sintesis hormon ACTH dan
hidrokortison
- peningkatan produksi lekosit dan APP di hati
Than
k
You

2/11/2015 50

Anda mungkin juga menyukai