I.
TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan formulasi yang tepat, membuat, dan mengevaluasi sediaan
larutan bahan alam dengan bahan aktif Psidium guajava folia
II.
LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
semakin berkembang dengan pesat, salah satunya di bidang Kefarmasian. Hal ini
dapat dilihat dari sediaan obat yang bermacam-macam yang dibuat oleh tenaga
farmasis, diantaranya yaitu ada sediaan padat (solid), setengah padat (semisolid),
dan cair (liquid).
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur (Depkes RI, 1995). Dibuat sediaan
larutan karena larutan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya lebih mudah
ditelan untuk anak-anak atau orang dewasa yang sulit menelan tablet, mengurangi
resiko iritasi pada lambung, dan segera diabsorpsi karena sudah berada dalam
bentuk larutan.
Penggunaan bahan alam sebagai obat herbal telah dilakukan sejak lama. Saat
ini banyak sekali tanaman yang digunakan sebagai obat herbal. Dalam dunia
farmasi, tanaman herbal dimanfaatkan dan diolah menjadi obat tradisional, salah
satunya dibuat larutan berupa sirup yang bahan aktifnya menggunakan tanaman
herbal. Bagian tanaman yang mengandung obat diolah menjadi simplisia nabati.
lnfus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 selama 15 menit. Pembuatan Campur simplisia dengan
derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas
tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90 sambil sekalisekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah, infus
yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan
10% simplisia (Depkes RI, 1995).
Sediaan yang akan dibuat berupa larutan bahan alam dengan bahan aktif
Psidium guajava folia dengan dosis untuk dewasa yaitu 3-4 x 1 sendok takar @8
ml. Sedangkan manfaat dari Psidium guajava yaitu untuk mengatasi diare
(Depkes RI, 1977).
Bahan aktif mempunyai rasa yang kelat (Depkes RI, 2008) sehingga akan
menurukan akseptabilitas terhadap pasien, maka dari itu dalam sediaan
ditambahkan pemanis (sweetening agent) yaitu sirupus simplex (Rowe, 2009)
untuk menghilangkan rasa kelat pada sediaan dan meningkatkan akseptabilitas
terhadap pasien. Bahan aktif tidak ditemukan pH di pustaka Journal Penelitian,
Obat-Obat Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope
Indonesia edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009,
Japanese Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32
- National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed, oleh karena itu pH
ditentukan sendiri sesuai dengan pengawet yang digunakan yaitu Natrium benzoat
yang memiliki rentang pH 2-5, maka diambil pH rentang 4-5. Bahan aktif
dikhawatirkan tidak stabil dari cahaya, maka sediaan disimpan pada botol coklat.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Bahan aktif
Zat Aktif
Struktur kimia
kuersetin
(Farmakope Herbal Indonesia edisi 1 hal. 29)
Rumus
C15H10O7
molekul
Titik lebur
Pemerian
0,5-1 cm; helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 513 cm, lebar 3-6 cm; pinggir daun rata agak menggulung ke
atas; permukaan atas agak licin warna hijau kecoklatan; ibu
tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan
bawah, bertulang menyirip.
(Farmakope Herbal Indonesia edisi 1 hal. 29)
Kelarutan
Stabilitas
Inkompabilita
Keterangan
lain
Kadar
penggunaan
2. Natrium Benzoat
Zat
Natrium Benzoat
Sinonim
Struktur
Rumus
molekul
Titik lebur
C7H5NaO2 ( BM = 144,11 )
( HOPE 6th Edition page 627 )
0.24oC (1.0% w/v)
Kelarutan
Stabilitas
Inkompabilita
garam kalsium dan logam berat, termasuk perak, timah dan air
raksa. Pengawetan dapat dikurangi dengan interaksi dengan
kaolin atau surfakton non ionik.
(HOPE 6thEdition page 628)
Keterangan
lain
Penyimpanan
Kadar
penggunaan
0,1-0,5 % (kosmetik)
(HOPE 6th Edition page 628)
3. Sukrosa
Zat
Sinonim
Struktur
Rumus
molekul
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air ; lebih mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dam dalam eter.
(FI. IV halaman 762 )
Stabilitas
dilepaskan
6
pada
pemanasan
90oC
Sukrosa
Keterangan
lain
Penyimpanan
Kadar
penggunaan
Sweetening agent : 67 %
Tablet binder (dry granulation) : 220 %
Tablet binder (wet granulation) : 5067 %
Tablet coating (syrup) : 5067 %
4. Sorbitol
Zat
Sinonim
Rumus
molekul
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Inkompabilita
lain
Penyimpanan
Kadar
penggunaan
Humectant 315%
IM injections 1025%
Moisture control agent in tablets 310%
Oral solutions 2035%
Oral suspensions 70%
Plasticizer for gelatin and cellulose 520%
Prevention of cap locking in syrups and elixirs 1530%
Substitute for glycerin and propylene glycol 2590%
Tablet binder and filler 2590%
Toothpastes 2060%
Topical emulsions 218%
5. Aquadest
Zat
Water / Aquadest
Sinonim
Struktur
H2O
(HOPE 6th Edition page 766 )
0oC
(HOPE 6th Edition page 766 )
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Inkompabilita
Keterangan
lain
Kadar
penggunaan
IV.
larutan).
Sudah
diformulakan
sehingga
pasien
dapat
langsung
V.
PENDEKATAN FORMULA
12
No
Nama Bahan
Kegunaan
60% v/v
Zat aktif
folia
Sirupus simplex
15% b/v
Natrium Benzoat
0,2%b/v
Sorbitol
10% b/v
Jumlah
Aquadest
Spesifikasi sediaan
1. Bentuk sediaan
2. Warna
3. Rasa
4. pH
5. Kadar
6. Volume
7. Viskositas
Ad 100% v/v
: Sirup
: Coklat tua
: Manis dengan bau khas daun jambu biji
: 4.0-5.0
: 60 %
: 100 ml/ botol
: 0,89 mPas (o,89 cPs) pada suhu 25oC (mengikuti viskositas
air) (HOPE 6th Ed, page 766 )
VI.
PENIMBANGAN
Dibuat sediaan 4 botol (@ 100 ml)
Tiap botol dilebihkan 2%
Total 4 botol
Total 4 botol dilebihkan 10%
No
Nama Bahan
= 400 ml
= 100 ml + (2% x 100 ml)
= 102 ml
= 4 x 102 ml = 408 ml
= 408 ml + ( 10% x 408 ml )
= 448,8 ml 450 ml
Jumlah yang Ditimbang
.
1
60 ml
100 ml
13
10 g
100 ml
x 500 ml= 50 g
Sirupus simplex
Natrium Benzoat
0,2 g
100 ml
Sorbitol
10 g
100 ml
x 450 ml= 45 g
5
6
15 g
100 ml
Aquadest
Ad 450 ml
Perhitungan dosis
Dosis= 500mg 3-4kali sehari (WHO vol 4)
60% simplisia Psidium guajava folia
1 botol 100ml
60 ml
100 ml x 100ml= 60ml infusa dalam 1 botol
Bobot simplisia 10%
10 g
100 ml x 60ml= 6 g
Dosis
1x=
500 mg
6000 mg
x 100ml= 8,3ml= 8 ml
x
100 ml
14
0,2 g x 100 ml
100 ml
x=
x= 0,2 g
Dosis sehari= 24 ml
Natrium benzoat yang digunakan tiap 24 ml
0,2 g
100 ml
x
24 ml
0,2 g x 24 ml
100 ml
x=
x= 0,048 g
ADI=
0,048 g
70 kg
x=
x
1 kg
0,048 g x 1 kg
70 kg
x= 0,0006 g= 0,6 mg
Jadi, penggunaan Natrium benzoat tidak melampaui kadar ADI
VII.
PROSEDUR PEMBUATAN
A. Pembuatan aqua bebas CO2
1. Ambil 1 L air ke dalam beaker glass 1 L
2. Masukkan ke dalam Erlenmeyer 1 L, lalu panaskan di atas hot plate
3. Setelah air mendidih, kemudian tunggu sampai 5 menit atau lebih
4. Setelah mencapai waktu yang ditentukan, erlemeyer 1 L ditutup
5.
B. Kalibrasi
Kalibrasi botol coklat 100 ml
1. Masukkan air keran sebanyak 102 ml ke dalam gelas ukur 250 ml
15
Kalibrasi erlenmeyer untuk infusa Psidium guajava folia 60% (500 ml)
1. Masukkan air keran sebanyak 500 ml ke dalam gelas ukur 500 ml
2. Tuangkan air dalam gelas ukur ke dalam erlenmeyer 500 ml
3. Ditandai batas kalibrasi dan buang air, keringkan, erlenmeyer siap
dipakai
C. Penimbangan bahan
1. Timbang simplisia Psidium guajava folia sebanyak 50 g dengan
menggunakan kertas perkamen besar di atas timbangan analitik.
2. Timbang sukrosa sebanyak 65 g dengan menggunakan kertas perkamen
besar di atas timbangan analitik.
3. Timbang Natrium benzoat sebanyak 0,99 g dengan menggunakan kertas
perkamen di atas timbangan analitik.
4. Timbang sorbitol sebanyak 45 g menggunakan beaker glass 100 ml dengan
menggunakan timbangan analitik.
D. Pembuatan infusa Psidium guajava folia
1. Masukkan simplisia yang telah ditimbang tadi (50 g) ke dalam panci
infus.
2. Tambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
3. Panaskan pada suhu sampai 900 C, setelah mencapai 900 C, hitung selama
15 menit sambil sesekali diaduk.
4. Serkai larutan infusa selagi panas dengan kain flanel, masukkan ke dalam
erlenmeyer yang telah dikalibrasi (500 ml).
5. Tambahkan air panas melalui ampas ke dalam beaker glass hingga batas
kalibrasi.
6. Sisihkan hingga dingin, lalu ukur sebanyak 270 ml di dalam gelas ukur
500 ml.
E. Pembuatan sirupus simplex
16
Jenis
Prinsip evaluasi
17
Jumla
Hasil
Syarat
evaluasi
1.
1.1
sampel
pengamatan
FISIKA
Organoleptik
3 botol
Bau= khas
Bau= khas
daun jambu
daun jambu
biji
biji
Warna=
Warna= coklat
coklat tua
tua
Rasa= manis
Rasa= manis
Volume ratarata tidak
kurang dari
Volume
1.2
terpindahkan
100% dan
wadah ke dalam
wadah pun
3 botol
volumenya
kurang dari
secara hati-hati
95% dari
volume yang
tertera pada
etiket ( FI V
halaman 1615)
Suatu cairan
dinyatakan
1.3
Kejernihan
Bandingkan larutan
larutan
(FI V hal
suspense padanan
154)
3 botol
Larutan
jernih jika
jernih tidak
kejernihannya
ada partikel
sama dengan
melayang
1.4
Pengukuran
Pengukuran pH
pH
dilakukan
menggunakan
lakmus.
18
3 botol
5.0
4.0-5.0
Pengujian dilakukan
menggunakan
viscometer kapiler.
Pengukuran
Viskositas
kekentalan meliputi
1.5
Viskositas (FI
penetapan waktu
V hal 1562)
yang dibutuhkan
sediaan
3 botol
mendekati
viskositas air
oleh sejumlah
(0,89 mPa s )
volume tertentu
untuk mengalir
melalui kapiler.
(FI V hal 1562)
Gunakan piknometer
yang bersih dan
1.6
Bobot jenis
kering, timbang
Bobot jenis
piknometer kosong
suatu zat
adalah hasil
yang diperoleh
timbang (W2).
dengan
2.
2.1
membagi
bobot zat
dengan bobot
air dalam
piknometer.
(FI V hal
dengan rumus :
1553)
dt =
1.7
3 botol
W 3W 1
W 2W 1
Penentuan
Dengan menyimpan
stabilitas
sediaan
temperature kamar
KIMIA
Identifikasi
Menggunakan
sediaan
HPLC, titrasi,
19
3 botol
3 botol
sprektofotometer
Tidak kurang
Dilakukan dengan
2.2
Penetapan
cara kromatografi
kadar zat
lapis tipis
aktif sediaan
densitomexri
dari 6,60%
3 botol
BIOLOGI
Pengujian dilakukan
Kurang dari
dengan metode
3.1
Jumlah
penyaringan
cemaran
mikroba
satu metode
10 mikroba
3 botol
efektivitas
pengawet
(FI V hal
1355)
IX.
ml specimen
1343)
3.2
sebagai zat
aktif (FHI
dihitung
Koloni tidak
Pengujian dilakukan
dengan
menggunakan uji
mikroba uji
mengikat dari
3 botol
jumlah hitung
awal sampai
hari ke-4 dan
ke-28
PEMBAHASAN
lnfus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 selama 15 menit. Pembuatan Campur simplisia dengan
derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas
tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90 sambil sekali-sekali
diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya
melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Kecuali
dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah, infus yang
mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10%
simplisia (Depkes RI, 1995).
Sediaan yang akan dibuat berupa larutan bahan alam dengan bahan aktif
Psidium guajava folia dengan dosis untuk dewasa yaitu 3-4 x 1 sendok takar @8
ml. Sedangkan manfaat dari Psidium guajava yaitu untuk mengatasi diare
(Depkes RI, 1977). Formula yang digunakan yaitu Infusa Psidium guajava folia
20
sebanyak 60%, Sirupus simplex sebanyak 15%, Natrium Benzoat sebanyak 0,2%,
Sorbitol sebanyak 10%, dan Aquadest Ad 100%.
Bahan aktif yang digunakan yaitu dari infusa Psidium guajava folia (Daun
jambu biji) pasti mempunyai rasa yang kelat atau sepat (Depkes RI, 2008)
sehingga akan menurunkan akseptabilitas terhadap pasien, maka pembuatan sirup
ditambahkan sweetening agent yaitu sirupus simplex (Rowe, 2009) untuk
menghilangkan rasa kelat pada sediaan dan meningkatkan akseptabilitas terhadap
pasien. Sirupus simplex dibuat dari sukrosa dan aquadest yang dipanaskan.
Sirupus simplex dapat menimbulkan terjadinya kristalisasi gula pada daerah leher
botol (cap locking), maka dari itu pada pembuatan sediaan ditambahkan sorbitol
sebagai anti caplocking agent untuk mencegah adanya kristalisasi gula pada
daerah leher botol. Sorbitol juga bisa sebagai pemanis dan pengental (Rowe,
2009).
Sediaan disimpan dalam jangka waktu lama sebagai multiple dose, dan
sediaan terkandung sukrosa dan air sebagai nutrisi dan medium pertumbuhan
mikroba, dengan demikian akan rentan terkontaminasi mikroba, maka sediaan
ditambahkan pengawet, pengawet yang digunakan yaitu Natrium benzoat (Rowe,
2009).
Bahan aktif tidak ditemukan pH di pustaka Journal Penelitian, Obat-Obat
Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope Indonesia
edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009, Japanese
Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32 National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed, oleh karena itu pH
ditentukan menyesuaikan dengan pengawet yang digunakan yaitu Natrium
benzoat yang memiliki rentang pH 2.0-5.0, maka diambil pH rentang 4-5.
CO2 dapat mempengaruhi pH sediaan karena dapat terlarut ke dalam air dan
membentuk ion H+sehingga dapat mengubah pH sediaan, maka digunakanlah
pelarut air bebas CO2 (Rowe, 2009). Bahan aktif dikhawatirkan tidak stabil dari
cahaya, maka sediaan disimpan pada botol coklat.
Pada pembuatan sediaan tiap botol dilebihkan 2% yaitu menjadi 102ml, ini
dilakukan untuk mengatasi kehilangan volume pada setiap botol sesuai yang
tertera pada lebel dan etiket dan memenuhi syarat volume terpindahkan. Untuk
volume total juga dilebihkan sebanyak 10% untuk menghindari kehilangan
volume total sediaan.
Sediaan dibuat secara berurutan mulai dari pembuatan air bebas CO 2,
kalibrasi, penimbangan, pembuatan Infusa Psidium guajava folia, pembuatan
21
sirupus simplex, dan pembuatan larutan bahan alam Psidium guajava folia infusa
60%. Setelah sediaan dibuat dan dimasukkan ke masing-masing botol yang telah
dikalibrasi sebelumnya dan ditutup rapat dilakukan evaluasi, diantaranya
adaevaluasi organoleptik, yaitu meliputi evaluasi bau, rasa dan warna. Sediaan
yang telah jadi memiliki bau khas Daun jambu biji, rasa yang manis, dan warna
coklat tua.
Evaluasi pH sediaan. Sediaan diukur pHnya menggunakan pH indikator
dengan cara mencelupkan indikator ke dalam sediaan yang telah dibuat 80% dari
volume keseluruhan dan disamakan warnanya dengan pH yang tersedia, pH yang
diperoleh yaitu 5.0.
Evaluasi kejernihan larutan. Sediaan diamati di tempat terang dan dinyatakan
sudah jernih terbebas dari partikel-partikel melayang, kejernihannya sama dengan
pelarut yang digunakan (air).
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sediaan dinyatakan memenuhi
persyaratan evaluasi dan sediaan dapat dinyatakan baik.
X.
KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.
No
.
Nama Bahan
Infusa Psidium guajava
folia
Jumlah
Kegunaan
60% v/v
Zat aktif
Sirupus simplex
15% b/v
Natrium Benzoat
0,2%b/v
Sorbitol
10% b/v
Aquadest
Ad 100% v/v
pengental
(HOPE 6th halaman 679)
Pelarut/pembawa
(HOPE 6th Edition page 766 )
yang manis
Evaluasi pH sediian yang diperoleh yaittu 5.0
Sediaan jernih tidak ada partikel melayang
22
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida. Bandung: Penerbit
ITB
BMJ Group. 2009. British National Formulary (BNF). London: BMJ Group and
the Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.
Council of Europe. 2001. European Pharmacopoeia, Fifth Edition. Europe:
Directorate for The Quality of Medicines of The Council of Europe (EDQM)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia,edisi IV,
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977. Materia Medika Indonesia
Jilid
I. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia
Edisi 1. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia,edisi V,
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Lawrence. 2007. United States Pharmacopeia 30 - National Formulary 25. United
States:
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed.,London
: Pharmaceutical Press.
Sweetman, S.C. 2009. Martindale 36 The Complete Drug Reference. London:
Pharmaceutical Press.
Syarif, Amir, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
The Council of The Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 1994. The
Pharmaceutical Codex, 12th ed, Principles and Practice of Pharmaceutik. London:
Pharmaceutical Press.
The Departemen of Health, Social Service and Public Safety. 2009. British
Pharmacopoeia. London: Pharmaceutical Press.
23
The Minister and Health. 2006. The Japanese Pharmacopoeia fifteenth. Japan:
Ministry of Health.
Tjay Tan , dan Tahardha Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara,
Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya) Edisi keenam. Jakarta: PT. ELEX
MEDIA KOMPUTINDO.
XII.
LAMPIRAN
KEMASAN
24
ETIKET
25
BROSUR
FLADIAR
SIRUP DAUN JAMBU BIJI
KOMPOSISI
Tiap 8 ml mengandung :
Infusa Psidium guajava folia............4,8mg
FARMAKOLOGI
Fladiar mengandung infusa Psidium guajava folia
(Daun Jambu Biji) yang dikenal berkhasiat sebagai
obat anti diare.
INDIKASI
Mengatasi diare
KONTRAINDIKASI
-
CARA PAKAI
Untuk Dewasa
Sehari 3-4 x 1 sendok takar @8 ml
EFEK SAMPING
-