Kes
MAKALAH PVBP – B
“Pestisida”
Oleh :
Aelizah Rahmasary
(PO714221191.003)
Segala Puji hanya milik Tuhan yang telah mengkaruniakan berbagai nikmat
dan karuniaNya kepada penulis. Terutama nikmat akan iman. Dalam kesempatan
ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terkira kepada para pembimbing
dan pihak-pihak yang telah memberi sumbangsinya yang berupa saran-saran dan
binaan serta doa yang senantiasa dipanjatkan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 13
B. SARAN ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama. Food
and Agriculture Organization (FAO) mendefinisikan bahwa pestisida adalah
setiap zat yang diharapkan sebagai pencegahan, menghancurkan atau
pengawasan setiap hama termasuk vektor terhadap manusia atau penyakit pada
binatang, dan tanaman yang tidak disukai atau binatang yang menyebabkan
kerusakan selama proses produksi berlangsung, penyimpanan atau pemasaran
makanan, komiditi pertanian, kayu dan produksi kayu, atau bahan makanan
binatang (Sutarni, 2007).
1
dengan tidak sengaja banyak dilaporkan terjadi pada petugas penyemprot hama
tanaman pada lahan pertanian (Darmono, 2009).
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pestisida
1. Bangsa Mesir
2. Pestisida Pertama
3
1000 tahun SM) bisa dilihat dari karya-karya penulis Yunani yang bernama
Homer.
Di awal tahun 1700, seorang ahli herbal yang juga seorang ahli
tumbuhan (botanis), John Parkinson, menggunakan jenis pestisida baru.
Pestisida ini bersifat alami karena terbuat dari campuran cuka, kotoran sapi, dan
juga urin sapi. Campuran semuanya John pakai dalam membasmi hama-hama
tanaman yang ada di kebunnya. Sejak saat itulah, banyak para pakar tumbuhan
yang memakai pestisida alami (organik) dalam mengendalikan hama. Hal ini
tentu saja karena pestisida jenis ini dirasakan relatif aman terhadap organism
lain selain hama. Pestisida alami yang digunakan itu misalnya saja ramuan
pohon tertentu dan juga campuran air tembakau.
Pestisida modern mulai berkembang di tahun 1867. Saat itu ada sejenis
hama yang susah sekali dikendalikan yang menyerang tanaman kentang.
Namanya adalah kumbang Colorado. Untuk membasminya, pemerintah
Amerika Serikat menggunakan pestisida berbahan dasar Arsen. Arsen
kemudian dikenal sebagai racun yang tak hanya membasmi kumbang Colorado
saja. Manusia juga bisa mati dengan at yang bernama Arsen ini.
4
khusus, yaitu insektisida (pembasmi serangga), fungisida (pembasmi jamur),
dan herbisida (pembasmi gulma).
3. DDT
Sekarang ini, ada banyak sekali jenis pestisida. Pestisidanya ada yang
modern atau pestisida sintetik dan juga pestisida alami (pestisida organik).
Salah satu jenis pestisida yang banyak dikenal adalah kapur barus. Kapur barus
ini digunakan sebagai pestisida yang bisa membasmi ngengat pada pakaian. Tak
hanya karena itu, kapur barus juga digunakan karena mempunyai wewangian
yang bisa mewangikan pakaian. Penggunaannya yang sederhana, yang cukup
disimpan di dalam lemari juga menjadi kelebihannya.
5
Pestisida modern lainnya yang kini dikenal adalah pestisida semprot
dengan berbagai merk. Pestisida-pestisida ini digunakan di rumah-rumah. Tak
hanya itu saja, sekarang ini tersedia juga pestida yang dibakar dan elektrik
dengan berbagai jenis wewangian.
B. Konsep Pestisida
1. Pengertian Pestisida
a. Pengertian Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan
sida berasal dari kata caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat
diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama.
b. Menurut Food Agriculture Organization (FAO) 1986 dan peraturan
pemerintah RI No. 7 tahun 1973, Pestisida adalah campuran bahan
kimia yang digunakan untuk mencegah, membasmi dan
mengendalikan hewan/tumbuhan penggangu seperti binatang
pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan
kesejahteraan manusia.
c. Pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat
pengatur tubuh atau perangsang tumbuh, bahan lain, serta
mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan
tanaman (PP RI No.6 tahun 1995).
2. Mekanisme Kerja Pestisida
a. Contact poison / Eradicant: pestida mengenai/ kontak dengan tubuh
hama
b. Stomach poison / Protective: hama memakan umpan/ daun tanaman
yang telah disemprot pestisida.
c. Fumigant: hama menghirup fume pestisida yang disemburkan ke
udara.
3. Alat Aplikasi Pestisida
a. Pressurized caniter dispensers – aerosol
b. Ultra Low Volume (ULV) generators dan small ULV electric - cold
aerosol
c. Thermal aerosol generator/ foger - thermal aerosol
6
d. Mist blower- misting
e. Hand sprayers, knapsack sprayers, power operated compression
sprayers – spraying
f. Dusters, high pressure dusters – dusting
g. Shallow containers- baits
h. Tungku, special equipment – fumigation
4. Toksisitas Pestisida
7
C. Jenis-jenis Pestisida
1. Insektisida
8
masyarakat dominan menggunakan insektisida untuk mengendalikan
nyamuk/serangga. Jenis obat nyamuk aerosol atau semprot merupakan
penggunaan yang terpopuler di Jakarta dibandingkan dengan jenis bakar, oles,
elektrik dan penggunaan kombinasi jenis bakar, semprot, dan oles yaitu 36.6%
(Depkes, 2009). Zat aktif yang telah dibuktikan sebagai pengendali nyamuk
ialah piretroid, organofosfat, karbamat, dan N,N-diethyl-meta-toluamide
(DEET) dimana zat-zat aktif tersebut memiliki kerja yang berbeda dan bersifat
racun atau toksik terhadap serangga, nyamuk khususnya. Insektisida tersebut
dapat masuk melalui kulit, sistem pernapasan, sistem pencernaan, bahkan dapat
melalui lebih dari satu cara (Raini, 2009).
2. Nematisida
3. Rodentisida
9
Berdasarkan cara penggunaannya rodentisida terdiri dari dua jenis yaitu
rodentisida yangharus dicampurkan dengan umpan yang disenangi tikus
(seperti; beras, jagung, ketela pohon danubi jalar) dan rodentisida siap pakai
yaitu umpan yang telah mengandung racun. Penggunaanrodentisida didasarkan
atas adanya aktivitas tikus yaitu dengan adanya pengamatan atas jejak
tikus,kotoran tikus atau gejala serangan tikus.Masalahnya tikus sangat terampil
menghindar terhadap setiap tindakan pengendalian. Oleh karena itu rodentisida
yang efektif biasanya dalam bentukumpan beracun.
10
lambat sehingga tikus tidak menyadari penyebabkematiannya dan saat diberi
umpan racun tersebut tidak akan memiliki efek jera. Tingkatefektifitas
pengendalian rodentisida kronis cukup tinggi dan bersifat spesifik sehingga
mengurangi bahaya bagi jasad bukan sasaran. Jadi, penggunaan rodentisida
yang bersifat sistemik lebih baikdibandingkan dengan rodentisida kontak (akut)
karena tidak menimbulkan efek jera umpan.
4. Fungisida
Secara bahasa, fungisida berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa
Yunani, yakni fungus yang berarti jamur dan sida yang berarti racun. Secara
istilah umum, fungisida dapatdiartikan sebagai suatu senyawa kimia yang dapat
digunakan untuk menghambat danmengendalikan pertumbuhan atau bahkan
membunuh jamur penyebab penyakit tanaman.Senyawa dalam fungisida yang
bersifat menghambat pertumbuhan tanpa membunuh jamurdisebut sebagai
senyawa fungistatik, sedangkan pada virus atau mikroplasma antibiotik
yangmemiliki sifat menghambat pertumbuhan jamur lebih tepat disebut
remission. Fungisidamampu mengendalikan serangan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi jamur pada tanamankarena memiliki kemampuan
proteksi/ melindungi, imunisasi /mencegah infeksi, terapi/perawatan, eradikasi
/mengobati, dan sistemik /mencegah perkembangan penyakit (Juliansyah,
2013).
5. Herbisida
11
fotosintesis, respirasi, metabolisme nitrogen, aktivitas enzim dan sebagainya)
yang sangat diperlukan tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Di samping itu herbisida bersifat racun terhadap gulma atau
tumbuhan penganggu juga terhadap tanaman. Herbisida yang diaplikasikan
dengan dosis tinggi akan mematikan seluruh bagian dari jenis tumbuhan. Pada
dosis yang lebih rendah, herbisida akan membunuh tumbuhan dan tidak
merusak tumbuhan yang lainnya (Riadi, 2011).
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Nia. 2016. Sejarah dan Perkembangan Pestisida dari Masa Ke Masa.
https://www.niaharyanto.com/2016/01/sejarah-dan-perkembangan-pestisida-
dari.html. Di akses 20 November 2021.