Anda di halaman 1dari 15

Dosen Pembimbing : Rostina, S.

ST

Mata Kuliah : Sanitasi Tempat-tempat Umum dan Pariwisata

LAPORAN STTUP
“Studi Tentang Hygiene Dan Sanitasi Pada Usaha Salon Kecantikan Di Kota
Payakumbuh”

Oleh :

Aelizah Rahmasary (PO714221191.003)


Sarmaliana (PO714221191.040)
St. Fatimah (PO714221191.043)
Karnina (PO714221191.018)
Ulfa Dwi Yanti (PO714221191.047)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PRODI DIV/IIA
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Tuhan yang telah mengkaruniakan berbagai


nikmat dan karuniaNya kepada penulis. Terutama nikmat akan iman. Dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terkira kepada para
pembimbing dan pihak-pihak yang telah memberi sumbangsinya yang berupa
saran-saran dan binaan serta doa yang senantiasa dipanjatkan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan laporan


ini. Namun demikian, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan
demi terciptanya laporan yang sempurna yang dapat dijadikan sebagai bahan
ajaran di kehidupan kita.

Akhirnya, penulis hanya dapat berharap semoga laporan ini bermanfaat,


serta menjadi amal baik bagi penulis.

Makassar, Juni 2021.

Penulis
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dunia secara global berdampak pada


perkembangan seluruh sektor kehidupan. Salah satu sektor yang turut
berkembang adalah sektor pariwisata yang merupakan andalan wilayah-
wilayah Indonesia yangmenjadi tempat-tempat tujuan wisata baik lokal
maupun nasional.Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 288/MENKES/SK/III/2003 Tentang Pedoman Penyehatan
dan Sarana dan Bangunan Umum menyebutkan Tempat-Tempat Umum
merupakan tempat dan alat yang dipergunakan oleh masyarakat umum untuk
melakukan kegiatannya.Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai
tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun
gangguan kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang
tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta
pencemaran lingkungan, sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan
menerapkan sanitasi lingkungan yang baik ..

Perkembangan ini berdampak positif pada sektor kehidupan seperti


para pelaku usaha salon kecantikanyang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
berpenampilan yang baik. Didukung dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat mengenai penampilan dan keinginan yang secara tidak langsung
membawa kemajuan dalam dunia kecantikan. Berkembangnya bisnis usaha
salon kecantikan, seharusnya memperhatikan aspek-aspek yang menunjang
kelayakan dan kelancaran suatu usaha dari segala aspek seperti Sumber Daya
Manusia yang bekerja, Sarana dan Prasarana yang tersedia, Lingkungan Usaha
dan Pelayanan yang diberikan Sejalan dengan perkembangan ekonomi,
teknologi, dan sosial budaya sebagaiakibat dari arus perubahan global yang
mendorong transformasi pada seluruh aspek perilaku konsumen dan
pemenuhan kebutuhannya yang terus berkembang, dewasa ini telah banyak
bermunculan bermacam bentuk Klinik atau Salon yang menawarkan
perawatan kecantikanmulai dari ujung kaki sampai dengan ujung rambut.

Salon kecantikan merupakan sarana pelayanan umum untuk


pemeliharaan kecantikan khususnya memelihara dan merawat kesehatan kulit
dan rambut dengan menggunakan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif,

dan dekoratif tanpa adanya tindakan operasi. Higiene dan sanitasi merupakan
cara-cara yang berguna dalam kesehatan agar terhindar dari hal-hal yang
mendatangkan penyakit.Ada beberapa hal yang harus dikembangkan dan
dijaga oleh para personil usaha salon kecantikan dalam rangka pencegahan
dan perlindungan diri (higiene) terhadap penyakit secara jasmaniah,
diantaranya adalah Pemeliharaan tubuh, Pemeliharaan Pakaian, sedangkan
usaha perlindungan terhadap penyakit melalui pemeliharaan lingkungan
(sanitasi) usaha salon kecantikan berkaitan dengan Air Bersih, Pengendalian
Sampah dan Pengendalian Air limbah serta alat dan bahan.

Kesehatan lingkungan usaha salon kecantikanyang baik adalah bidang-


bidang yang memiliki relevansitinggi dengan kegiatan profesional di bidang
tata kecantikan yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan adalah
bangunan yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan,tersedia air bersih
dengan kualitas yang memenuhi syarat fisik (tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau), syarat Bakteriologik(terhindar dari kemungkinan tercemar
dengan bibit penyakit), Sampah (refuse),yakni sebagian dari sesuatu yang
tidak dapat dipakai/disenangi yang harus dibuang, pengelolaan sampah
meliputi 3 hal pokok yakni; penyimpanan sampah,pengumpulansampah, dan
pembuangan sampah. “Air limbah adalah air yang tidak bersih, karena
mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia,
karena perbuatan manusiaitu sendiri. Pengolahan air limbah dapat
dilaksanakan dengan usaha yang diupayakan tidak merusak lingkungan,
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan pada salon kecantikan.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk pengawasan lingkungan
adalah dengan memperhatikan higiene dan sanitasi pada lingkungan usaha
salon kecantikandengan maksud untuk memberikan pelayanan yang
dapatmeningkatkan derajat kesehatanpelangganmaka sebuah salon kecantikan
harus memperhatikan higiene dari perorangan karyawan dan sanitasi dari
lingkungan salon kecantikan. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyakit
yang dapat ditularkan kepada pekerja salon kecantikan penelitian maupun
kepada pelanggan.Fenomena yang ditemui pada beberapa salon kecantikan
karyawannya memiliki kuku yang panjang dan kurang bersih, karyawan tidak
mencuci tangan saat akan melaksanakan kegiatan pelayanan yang
diberikan.Kemudian dalam melayani pelanggan karyawan salon kecantikan
menggunakan pakaian yang berwarna gelap. Kemudian pakaian kerja yang
digunakan oleh karyawan sering digunakan sebagai kain lap serta karyawan
tidak menggunakan masker hidung saat melakukan perawatan wajah.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana kategori Pemeliharaan Kebersihan Tubuh Karyawan Usaha
pada salon kecantikan di Kota Payakumbuh?
b. Bagaimana kategori Pemeliharaan Kebersihan Pakaian Karyawan Usaha
pada salon kecantikan di Kota Payakumbuh?
c. Bagaimana indikator kualitas kebersihan air pada Salon kecantikan di
Kota Payakumbuh?
d. Bagaimana indikator pengelolaan sampah pada salon Kecantikkan di Kota
Payakumbuh?
e. Bagaimana indikator pengendalian limbah pada salon Kecantikan di Kota
Payakumbuh?
f. Bagaimana indikator kebersihan alat dan bahan yang digunakan pada
usaha salon kecantikan di kota Payakumbuh?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui penilaian kategori Pemeliharaan Kebersihan Tubuh
Karyawan Usaha pada salon kecantikan di Kota Payakumbuh.
b. Untuk mengetahui penilaian kategori Pemeliharaan Kebersihan Pakaian
Karyawan Usaha pada salon kecantikan di Kota Payakumbuh.
c. Untuk mengetahui penilaian indikator kualitas kebersihan air pada Salon
kecantikan di Kota Payakumbuh.
d. Untuk mengetahui penilaian indikator pengelolaan sampah pada salon
Kecantikkan di Kota Payakumbuh.
e. Untuk mengetahui penilaian indikator pengendalian limbah pada salon
Kecantikan di Kota Payakumbuh.
f. Untuk mengetahui penilaian indikator kebersihan alat dan bahan yang
digunakan pada usaha salon kecantikan di kota Payakumbuh.

D. Manfaat
a. Bagi Pengusaha Salon Kecantikan
Diharapkan menjadi bahan masukan kepada pengusaha salon agarlebih
meningkatkan sanitasi pada salon dan memenuhi syarat sanitasi.
b. Bagi Masyarakat Pengguna Salon Kecantikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan tambahanilmu
pengetahuan tentang salon kecantikan.
c. Bagi Penulis
Merupakan tambahan pengetahuan penulis dalam penerapan sanitasi salon
kecantikan dan sebagai syarat untuk menyelesaikan perkuliahan di Jurusan
Kesehatan Lingkungan.
BAB II

DASAR TEORI

A. Hygiene dan Sanitasi

Hygiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan


kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan
pribadi hidup manusia (Rezeki, 2015). Hygiene adalah suatu ilmu yang
mempelajari segala usaha yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan
hidup manusia (suatu usaha kegiatan pencegahan yang menitikberatkan
usahanya pada kegiatan-kegiatan yang mendukung kebersihan, kesehatan, dan
keselamatan jasmani maupun rohani manusia dan lingkungan hidup
sekitarnya) (Indaryani & Prihantina, 2013). Sanitasi adalah usaha kesehatan
preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia (Rezeki, 2015). Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat
yang menitikberatkan pada pengawasaan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Mudiatun & Daryanto, 2015).
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik
manusia yang mempengaruhi atau dipengaruhi, sehingga merugikan
perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Contohnya adalah
pembuatan sumur yang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan kebersihan
peralatan makanan, pengawasan pembuangan kotoran manusia dan air limbah
(Mariana, 2003).

1. Salon Kecantikan
a. Pengertian
Menurut hasil lokakarya persatuan ahli kecantikan pada tahun
1992, salon kecantikan adalah merupakan sarana pelayanan umum
untuk memelihara kecantikan khususnya memelihara dan merawat
kesehatan kulit, rambut dengan menggunakan kosmetik secara manual,
preparative, aparatif, dan dekoratif tanpa tindakan operasi (Depkes
RI,1992 dalam Shofiyati 2003: 31).
Sejalan dengan pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa salon
kecantikan merupakan suatu bentuk usaha dibidang pelayanan jasa
yang memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil dalam bidang tata
kecantikan. Industri jasa salon kecantikan disebut juga industri repeat
business, artinya usaha ini mengandalkan para langganan untuk kembali
secara teratur kesalon tersebut disamping terus menerus mencari
pelanggan baru (Sugiarto, 1999: 86).
b. Jenis-jenis Salon Kecantikan
Salon kecantikan di Indonesia tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kemajuan zaman dan teknologi modern. Hal ini sesuai dengan
kebutuhan masyarakat terutama kaum wanita yang ingin tetap sehat dan
cantik.
Salon kecantikan yang ada dan tumbuh dalam masyarakat ada
bermacam-macam yaitu: (Depkes RI, 1992 dalam Rodhiya: 36)
1) Menurut jenis pelayanan yang dilakukan/diberikan pada salon
kecantikan
a) Salon Kecantikan rambut
b) Salon Kecantikan Kulit
c) Salon kecantikan rambut dan kulit
2) Menurut jenis bahan kosmetik yang digunakan
a) Salon Kecantikan Modern
b) Salon Kecantikan tradisional
c) Salon Kecantikan kombinasi tradisional dan modern
3) Menurut jumlah kosmetik yang digunakan
a) Salon yang menggunakan satu jenis kosmetika produk pabrik
tertentu, salon ini bertugas untuk promosi.
b) Salon yang menggunakan lebih dari satu jenis (merk) kosmetik
yang terdaftar di departemen kesehatan sesuai kebutuhan layanan
c) Salon yang menggunakan kosmetik buatan sendiri, tidak
menggunakan bahan terlarang dan tidak diperjualbelikan.
4) Kegiatan Layanan Salon Kecantikan
Pelayanan salon kecantikan kepada klien atau masyarakat
diklasifikasikan berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan sarana
salon tersebut. Klasifikasi layanan salon dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Salon kecantikan tipe D (usaha kecil-kecilan)
Kegiatan pelayanan pada salon kecantikan tipe D adalah
pencucian kulit kepala/rambut, pemangkasan/ pemotongan dan
pengeringan rambut, penataan rambut, pengeritingan,
pengecatan (tanpa pemucatan), perawatan kulit kepala/rambut
(Creambath), merawat kulit wajah, tangan, kaki tanpa kelainan,
merias wajah sehari-hari (pagi, siang dan sore).
b) Salon Kecantikan tipe C (usaha kecil menengah)
Kegiatan yang dapat dilayani pada salon tipe C adalah
pencucian kulit kepala dan rambut, pemangkasan/pemotongan
dan pengeringan rambut dan penataan rambut, pengeritingan,
pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit kepala dan
rambut (Creambath), perawatan rambut dengan kelainan ringan
(kebotakan, ketombe, kerontokan), merawat kulit wajah (tidak
bermasalah), tangan dan kaki, merias wajah sehari-
hari,menghilangkan bulu-bulu yang tidak dikehendaki.
c) Salon Kecantikan tipe B (usaha menengah)
Kegiatan pelayanan yang dapat diberikan pada salon
kecantikan tipe B yaitu: pencucian kulit kepala dan rambut,
pemangkasan, pemotongan dan pengeringan rambut, penataan
rambut, pengeritingan, pengecatan (tanpa pemutihan),
perawatan kulit kepala dan rambut, merawat kulit wajah
bermasalah (Comedo dan Acne, Macula atau Fleck, Binti-
bintik), tangan dan kaki, merias wajah sehari-hari (panggung
dan khusus), perawatan rambut berkelainan ringan (kebotakan,
ketombe, kerontokan), Massage (pijit) untuk kecantikan
d) Salon Kecantikan tipe A (usaha menengah keatas dengan
ditambah perawatan-perawatan khusus)
Jenis perawatan yang diberikan pada salon kecantikan
tipe A lebih lengkap yaitu seperti layanan pada salon tipe B di
tambah perawatanperawatan khusus seperti Siatsu/akupressur,
aroma terapi, spa, reflekzone, perawatan dengan alat listrik,
perawatan pengantin, dan perawatan ibu hamil dan ibu sesudah
melahirkan.
BAB III
PEMBAHASAN
Dari jurnal yang didapatkan ditemukan hasil kajian literatur bahwa salon-
salon yang di inspeksi ternyata memiliki beberapa kekurangan seperti kategori
Pemeliharaan Kebersihan Tubuh Karyawan Usaha didapatkan hasil persentase di
Usaha Salon Kecantikan di Kota Payakumbuh bahwa sebanyak 63% masuk dalam
kategori kurang baik.. kemudian dari kategori Pemeliharaan Kebersihan Pakaian
Karyawan Usaha ditemukan hasil dari 16 hotel, 6 diantaranya masuk dalam
kategori kurang baik. Pada indikator kualitas kebersihan air terdapat 4 salon tidak
memenuhi 8 standar kebersihan air yang ditentukan. Pada indikator pengelolaan
sampah terdapat 5 salon yang tidak memenuhi seluruh peryaratan kualitas
kebersihan air. Pada indikator pengendalian limbah tidak terdapat satupun salon
yang memenuhi persyaratan pengendalian limbah dan pada indikator kebersihan
alat dan bahan yang digunakan pada usaha salon kecantikan terdapat 6 salon
kecantikan lainnya tidak dapat memenuhi delapan standar keberihan alat dan
bahan yang baik pada usaha salon kecantikan.

Berdasarkan hasil studi literatur pada jurnal tersebut, beberapa karyawan


memiliki pemeliharaan kebersihan tubuh yang buruk serta kurangnya upaya
pemeliharaan kebersihan pakaian. Hal ini jika tidak diatasi dapat menyebabkan
buruknya pelayanan yang akan diberikan karena salon kecantikan merupakan
tempat yang digunakan memberikan pelayanan bidang tata kecantikan yang
berhubungan langsung dengan manusia.

Hal ini berarti bahwa jika tidak dilakukan pemeliharaan kebersihan baik
anggota tubuh maupun pakaian maka akan berdampak pada penyebaran penyakit
yang mungkin dapat membahayakan kesehatan pelanggan maupun karyawan itu
sendiri. Sesuai dengan yang teori yang dinyatakan oleh Mariana (2003:15) bahwa
“Kesehatan pribadi khususnya bagi mereka yang terlibat dan bekerja pada sebuah
salon kecantikan perlu diperhatikan, karena hal ini selain penting untuk dirinya
sendiri juga berkepentingan untuk pelanggan dan keberlangsungan perusahaan.
Kemudian berdasarkan literatur jurnal yang didapatkan, bahwa tidak
terdapat satupun salon kecantikan yang memenuhi 100% standar atau persyaratan
sanitasi usaha salon kecantikan berdasarkan 5 indikator yang telah dijabarkan.
Dari data yang diperoleh dapat terlihat bahwa kelemahan yang paling banyak
adalah pada persyaratan pengendalian limbah. Lemahnya pengawasan terhadap
pengendalian limbah salon kecantikan yang dilakukan oleh pihak terkait dampak
lingkungan membuat pihak salon kecantikan tidak terlalu memperdulikan dampak
yang mungkin muncul dari tindakan yang mereka lakukan selama ini, sesuai
dengan teori yang dikatakan oleh Hakim (2009:134) menyatakan bahwa “Air
limbah/ air kotor/ air bekas, ialah air yang tidak bersih, karena mengandung
berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia, dan lazimnya
karena perbuatan manusia, pengendalian air limbah bertujuan untuk melindungi
kesehatan masyarakat dari kemungkinan berjangkitnya penyakit, mencegah
terjadinya kerusakan tanaman, dan untuk menyediakan air bersih untuk keperluan
hidup sehari-hari.”

Berdasarkan teori di atas jelas dinyatakan bahwa pengendalian limbah


merupakan hal yang harus diperhatikan karena dapat membahayakan kehidupan
manusia. Menumbuhkan kesadaran bagi pemilik salon kecantikan melalui
pengawasan dan pembinaan dari pihak terkait merupakan usaha yang selayaknya
dilakukan bersama agar terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh lemahnya
pengendalian limbah pada usaha salon kecantikan khususnya di kota
Payakumbuh.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi literatur pada jurnal tersebut, beberapa
karyawan memiliki pemeliharaan kebersihan tubuh yang buruk serta
kurangnya upaya pemeliharaan kebersihan pakaian. Selain itu, dari segi
penilaian beberapa kategori, tidak semua salon dinyatakan sesuai
persyaratan 100%. Pada pengelolaan limbah yang dinyatakan semua salon
kurang baik dan memerlukan upaya perabaikan lebih.

B. Saran
Sebaiknya karyawan lebih memperhatikan kebersihan tubuh seperti
dalam kebersihan pakaian agar memberikan pelayanan yang baik karena
salon kecantikan merupakan tempat yang digunakan memberikan
pelayanan bidang tata kecantikan yang berhubungan langsung dengan
manusia. Dan juga menumbuhkan kesadaran bagi pemilik salon
kecantikan melalui pengawasan dan pembinaan dari pihak terkait
merupakan usaha yang selayaknya dilakukan bersama agar terhindar dari
bahaya yang disebabkan oleh lemahnya pengendalian limbah pada usaha
salon kecantikan khususnya di kota Payakumbuh.
DAFTAR PUSTAKA

JI SABRU· 2011. Tinjauan Pustaka Pengertian Salon


https://eprints.poltekkesjogja.ac.id. Diakses 01 Juni 2021.

Nasari, Wiza. 2013. Studi Tentang Hygiene Dan Sanitasi Pada Usaha Salon
Kecantikan Di Kota Payakumbuh. Program Studi Pendidikan Tata Rias Dan
Kecantikan. Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik. Universitas
Negeri Padang: Sumatera Barat.

Purba, Sulastri. 2018. Studi Tentang Hygiene Dan Sanitasi Pada Usaha Salon Di
Kelurahan Padang Bulan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara: Medan.

S Farachatus · 2020. Sanitasi tempat-tempat umum. https://repository.poltekkes-


denpasar.ac.id. Diakses 01 Juni 2021

Unknown. 2014. Inspeksi Sanitasi Salon Kecantikan.


http://rahmakesling.blogspot.com/2014/03/sanitasi-salon-kecantikan.html. Di
akses 01 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai