Dosen Pengampu,
Drs. Unang Arifin Hidayat, M.Kes.
Oleh;
Dewi Putri Anjani P20620121080 Annisa Octavia P20620121086
Muhammad Alfan A P20620121082 Radhiya Hauna K P20620121087
Tari Rahmawati Putri P20620121083 Kiswah Ramadhani P20620121088
Nur Sova Fitriyanti P20620121084 Yunus Setiawan P20620121119
Cindy Putri Andriyani P20620121085
D3 KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMEMKES TASIKMALAYA
Laporan ini berisi laporan asuhan keperawatan kesehatan kerja yang dilaksanakan di Pabrik
Koya kabupaten ciamis. Laporan ini diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah
Keperawatan Keluarga program studi DIII Keperawatan Politeknik kementrian kesehatan
Tasikmalaya. Dalam mengerjakan laporan akhir asuhan keperawatan kesehatan kerja(OHN)
ini tidak sedikit penulis menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis.
Namun atas berkat dari tuhan yang maha esa, juga berkat usaha,doa, semangat, bantuan,
bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung
dari berbagai pihal, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir asuhan keperawatan
kesehatan kerja (OHN) ini.
Terwujudnya penulisan laporan akhir asuhan keperawatan kesehatan kerja(OHN) ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
juga bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah
banyak membantu penulis sehingga dapat tersusunnya laporan akhir asuhan keperawatan
kesehatan kerja (OHN) ini, antara lain penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Yth. Bapak Drs. Unang Arifin Hidayat, M.Kes selaku dosen pembimbing kelompok 1
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis pada pelaksanaan kunjungan pabrik sampai penulisan dan penyusunan
laporan.
Laporan akhir asuhan keperawatan kesehatan kerja (OHN) ini tidak luput dari kesalahan, baik
proses pembuatannya ataupun hasil yang penulis sajikan. Untuk itu, guna penyempurnaan
laporan ini, penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran. Akhir kata penulis berharap semoga
laporan akhir asuhan keperawatan kesehatan kerja (OHN) ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dapat berguna di masa yang akan datang
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
ABSTRAK ................................................................................................................................. 1
D. Sistematika penulisan...................................................................................................... 3
A. PENGKAJIAN .............................................................................................................. 12
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................ 17
ii
ABSTRAK
Industri Pabrik Pembuatan koya merupakan industri pengolahan yang umumnya
berskala kecil. Permasalahan yang terjadi di lapangan ialah tidak adanya kesadaran para
pekerja mengenai Pentingnya Alat pelindung diri untuk diri sendiri, serta mereka juga tidak
mencuci tangan sebelum maupun setekah melakukan pekerjaan. Tujuan yang ingin dicapai
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan para pekerja tentang pentingnya alat pelindung diri
(APD) untuk mencegah terjadinya luka bakar serta Meningkatkan pengetahuan cuci tangan
pakai sabun (CTPS) di lingkungan tempat kerja. Metode yang digunakan yaitu metode
ceramah, melalui media poster serta edukasi tentang pentingnya penggunaan APD dan CTPS.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang permasalahan
Proses pembangunan di indonesia memerlukan peran serta seluruh masyarakat, baik
pada bidang ekonomi, ataupun sosial politik. pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak
dapat dipisahkan dari berkembangnya berbagai sektor indutri di Indonesia (Depkes RI,
2003:2), Industri yang ada pada saat ini ditinjau dari modal kerja yang digunakan dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu industri besar (indutri dasar), industri
menengah (aneka industri) dan industri kecil. Industri kecil dengan teknologi sederhana
atau tradisional dengan jumlah modal yang relatif terbatas adalah insutri yang banyak
bergerak di sektor informal. Pekerja pada kelompok ini merupakan kelompok kerja
yang baik (Depkes RI, 2002:1).
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tempat kerja merupakan upaya
memberdayakan karyawan agar mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan PHBS
serta ikut berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di
tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan
pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat dari penerapan PHBS; yaitu: setiap
pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, produktivitas pekerja akan
meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi
keluarga. Selain utu, pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk
peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan akibat sakit. Sedangkan manfat
bagi perusahaan antara lain: dengan meningkatnya produktivitas kerja yang berdampak
positif terhadap pencapaian target dan tujuan, menurunnya biaya kesehatan yang harus
dikeluarkan, serta meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
Salah satu indikator PHBS pada tatanan tempat kerja yaitu mencuci tangan dengan air
yang mengalir dan menggunakan sabun yang lebih dikenal dengan Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS). Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan suatu kebiasaan
membersihkan tangan dari kotoran dan berfungsi untuk membunuh kuman penyebab
penyakit yang merugikan kesehatan. Mencuci tangan yang baik membutuhkan
peralatan seperti sabun, air mengalir yang bersih, dan handuk yang bersih. Cuci tangan
pakai sabun mampu untuk mengurangi angka diare sebanyak 45%, tetapi pemakaian
sabun untuk cuci tangan hanya mencapai sekitar 3% dari seluruh masyarakat yang
menggunakan sabun untuk cuci tangan (Anggraeni, 2016).
Berdasarkan pengamatan langsung di lokasi penelitian ialah di temukan bahwa hampir
semua pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri, potensi yang terjadi di pabrik
2
koya seperti luka bakar, penggunaan oven dan kompor potensi bahaya yang ada seperti
terpapar panas, kebakaran, hingga luka bakar. Serta jika sebelum memulai pekerjaan
ada beberapa dari mereka yang tidak mencuci tangan dengan sabun dan langsung
memulai pekerjaannya tanpa harus mencuci tangan, begitupun juga jika istirahat tiba.
Alat pelindung diri tidak ada yang mereka gunakan seperti masker, sarung tangan dan
lain lain mereka tidak gunakan karena merasa panas, gerah dan lain sebagainya.
Kemudian penulis berencana untuk melakukan upaya promosi kesehatan kepada
seluruh karyawan maupun pengelolah industri Pabrik Pembuatan koya di kabupaten
ciamis.
B. Tujuan penulisan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk meningkatkan para pekerja pentingnya alat
pelindung diri (APD) untuk menghindari luka bakar serta meningkatkan pengetahuan
cuci tangan pakai sabun (CTPS) di lingkungan tempat kerja.
C. Metode penulisan
Metode yang dilakukan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan metode
deskriptif yaitu melalui pendekatan proses keperawatan dengan teknik yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Metode deskriptif
Metode ini memaparkan proses pelaksanaan asuhan keperawatan
2. Teknik pengumpulan data
A. Wawancara
Tanya jawab dilakukan langsung pada klien dan keluarga untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang
dihadapi
B. Observasi
Pengumpulan data-data yang didapat dengan cara melakukan
pengamatan langsung kepada klien, keluarga dan lingkungan sekitar
yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dihadapi
C. Pemeriksaan fisik
D. Sistematika penulisan
Pada sistematika ini penulis memberikan gambaran umum mengenai ini dari setiap bab
pada karya tuis ilmiah, dengan penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
3
Berisikan uraian latar belakang penulis dalam mengambil kasus, tujuan yang ingin
dicapai penulis, metode penulisan serta sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan tentang manajemen keperawatan okupasi dan peran perawat pada program
kesehatan kerja
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
Berisikan uraian penjelasan tentang pengkajian , analisa data , NCP dan Implementasi
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan menjelaskan tentang perbedaan dan persamaan antara teori dan
kenyataan secara langsung di lapangan
BAB V KESIMPULAN
Berisikan kesimpulan akhir dari pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga
BAB VI REKOMENDASI
Berisikan memberikan rekomendasi kepada pihak yang terlibat untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawaran.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Managemen Keperawatan Okupasi
1. Pengertian
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
Kesehatan kerja adalah semua upaya untuk menyerasikan kapasitas kerja, beban kerja
agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat yang ada di sekelilingnya (Depkes. 1995; 2).
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan kerja (Hyperkes) adalah bagian dari usaha
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar
perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil produksi
perusahaan tersebut sehingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan, dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan.
5
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
lapangan pekerjaan yang setinggi-tingginya baik secara fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya.
b. Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan perlindungan bagi pekerja didalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaannya yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.
6
dengan diagnosa" dan "pengobatan penyembuhan" dari lingkungan kerja, yang dalam
hal ini disetarakan berturut-turut dengan "pengenalan/evaluasi" dan "pengendalian
efektif dari bahaya- bahaya kesehatan yang ada dapat membuat lingkungan kerja yang
sebelumnya tidak schat menjadi sehat.
Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya-bahaya
dilingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja
utamanya terhadap para pekerja, ditempuh 3 langkah utama yaitu: Pengenalan
lingkungan kerja. evaluasi lingkungan kerja dan pengendalian lingkungan dari
berbagai bahaya dan resiko kerja.
7
Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghilangkan pemajanan terhadap zat atau bahan yang berbahaya dilingkungan
kerja, kedua tahapan sebelumnya pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin
sebuah lingkungan kerja yang schat. Jadi hal ini hanya dapat dicapai dengan teknologi
pengendalian yang adekuat untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan
dikalangan para pekerja. Walaupun setiap kasus mempunyai keunikan masing-
masing, terdapat prinsip-prinsip dasar teknologi pengendalian yang dapat diterapkan,
baik secara sendiri maupun dalam bentuk kombinasi, terhadap sejumlah besar situasi
tempat kerja untuk memulainya ada beberapa pertanyaan yang perlu dikemukakan,
dan jawabanya diharapkan dapat memberi pedoman terhadap jenis teknologi
pengendalian yang paling tepat dan mungkin untuk dilaksanakan.
8
Menurut Jane A. Le RN dalam bukunya The New Nurse in Industry, beberapa
fungsi specific dari perawat hiperkes adalah:
1. Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan perusahaan/ industry dalam membuat
program dan pengolahan pelayanan hiperkes yang mana bertujuan memberikan.
pemeliharaan/perawatan kesehatan yang sebaik mungkin kepada tenaga kerja
2. Memberikan menyediakan primary nursing care untuk penyakit-penyakit atau
korban kecelakaan baik akibat kerja maupun yang bukan akibat kerja bedasarkan
petunjuk- petunjuk kesehatan yang ada.
3. Mengawasi pengangkutan si sakit korban kecelakaan ke rumah sakit, klinik atau ke
kantor dokter untuk mendapatkan perawatan/pengobatan lebih lanjut
4. Melakukan referral kesehatan dan pencanaan kelanjutan perawatan dan follow up
dengan rumah sakit atau klinik spesialis yang ada
5. Mengembangkan dan memelihara system record dan report kesehatan dan
keselamatan yang sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan
6. Mengembangkan dan memperbarui policy dan prosedur servis perawatan
7. Membantu program physical examination (pemeriksaan fisik) dapatkan data-data
keterangan-keterangan mengenai kesehatan dan pekerjaan. Lakukan referral yang
tepat dan berikan suatu rekomendasi mengenai hasil yang positif.
8. Memberi naschat pada tenaga kerja yang mendapat kesukaran dan jadilaj perantara
untuk membantu menyelesaikan persoalan baik emosional maupun personal.
9. Mengajar karyawan praktek kesehatan keselamatan kerja yang baik.dan memberikan
motivasi untuk memperbaiki praktek-praktek kesehatan.
10. Mengenai kebutuhan kesehatan yang diperlukan karyawan dengan obyektif dan
menetapkan program Health Promotion, Maintenance and Restoration
11. Kerjasama dengan tim hiperkes atau kesehatan kerja dalam mencari jalan bagaimana
untuk peningkatan pengawasan terhadap lingkungan kerja dan pengawasan
kesehatan yang terus menerus terhadap karyawan yang terpapar dengan bahan-bahan
yang dapat membahayakan kesehatannya.
12. Tetap waspada dan mengikuti standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja yang
ada dalam menjalankan praktek-praktek perawatan dan pengobatan dalam bidang
hiperkes ini.
13. Secara periodic untuk meninjau kembali program-program perawatan dan aktifitas
perawatan lainnya demi untuk kelayakan dan memenuhi kebutuhan serta efisiensi.
14. Ikut serta dalam organisasi perawat (professional perawat) seperti ikatan paramedic
hiperkes, dan sebagainya.
15. Merupakan tanggung jawab pribadi yang tidak boleh dilupakan dan penting adalah
mengikuti kemajuan dan perkembangan professional (continues education).
9
b. Menurut pedoman tertulis (standing orders)
c. Menyelenggarakan rehabilitasi
e. Rujukan pasien ke rumah sakit
d. Mengawasi pasien sakit hingga sembuh
f. Perawatan dan pengobatan pada kecelakaan dan penyakit jabatan
g. Menjalankan pencegahan penyakit menular (vaksinasi, dll)
h. Pemeriksaan kesehatan:
1) Sebelum bekerja (pre-employment)
2) Berkala
3) Pemeriksaan khusus
4) Tugas administratif mengenai dinas kesehatan perusahaan
5) Memelihara administrasi (dinas kesehatan)
6) Mendidik dan mengamati pekerjaan bawahannya
7) Memelihara catatan-catatan dan membuat laporan
i. Catatan perseorangan yang memuat hasil pemeriksaan kesehatan pekerja
1) Laporan mengenai angka kesakitan, kecelakaan kerja
2) Laporan pemakaian obat dan sebagainya.
3) Tugas sosial dan Pendidikan
a) Memberi pendidikan kesehatan kepada pekerja
b) Ketrampilan PPPK
c) Pola hidup sehat.
d) Pencegahan penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan yang kurang baik
e) Menjaga kebersihan dalam perusahaan
f) Mencegah kecelakaan kerja
10
Mengidentifikasi masalah kesehatan tenaga kerja dan menilai jenis pekerjaannya
3. Workplace Surveillance and Hazard Detection
Mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja. Bekerjasama dengan tenaga profesional lain dalam penilaian dan pengawasan
terhadap bahaya.
4. Primary Care
Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan kecelakaan pada
tenaga kerja, termasuk diagnosis keperawatan, pengobatan, rujukan dan perawatan
emergensi.
5. Counseling
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya dan membantu
untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
6. Management and Administration
Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-jawab pada progran
perencanaan dan pengembangan, program pembiayaan dan manajemen.
7. Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, mengenali
faktor-faktor yang berperanan untuk mengadakan perbaikan.
8. Legal-Ethical Monitoring
Paramedis hiperkes harus sepenuhnya memahami ruang lingkup pelayanan kesehatan
pada tenaga kerja sesuai perundang-undangan, mampu menjaga kerahasiaan dokumen
kesehatan tenaga kerja.
9. Community Organization
Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan kepada tenaga kerja.
Perawat hiperkes yang bertanggung-jawab dalam memberikan perawatan tenaga kerja
haruslah mendapatkan petunjuk-petunjuk dari dokter perusahaan atau dokter yang
ditunjuk oleh perusahaan. Dasar-dasar pengetahuan prinsip perawatan dan prosedur
untuk merawat orang sakit dan korban kecelakaan adalah merupakan pegangan yang
utama dalam proses perawatan yang berdasarkan nursing assessment, nursing
diagnosis, nursing intervention dan nursing evaluation adalah mempertinggi efisiensi
pemeliharaan dan pemberian perawatan selanjutnya.
Perawat hiperkes mempunyai kesempatan yang besar untuk menerapkan praktek-
praktek standar perawatan secara leluasa. Seorang perawat hiperkes, melalui program
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan hendaknya selalu membantu karyawan /
tenaga kerja untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
11
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. PENGKAJIAN
12
1 Tak tamat …. % Seluruh pekerja dalam keadaan Melakukan cuci tangan
SD Orang stabil, jika mengalami dengan sabun cuci
permasalahan dibicarakan piring dan tidak
biasanya dengan musyawatah menggunakan sarung
secara bersama-sama. tangan
13
jumat bagi
pegawai laki
laki dan
melakukan
pengajian di
masjid
KEADAAN LINGKUNGAN DALAM KEADAAN LINGKUNGAN LUAR
1. Penerangan: 2. Kebersihan dan 2. Pembuangan air
1. Pemanfaatan halaman:
Cukup masuk Kerapihan: Kotor:
Tidak ada halaman karena
ke dalam Tempat produksi Pembuangan
tempat produksi sempit
ruangan kurang bersih limbah langsung di
buang ke Sungai
hanya bekas cuci
tangan cuci piring
cuci bekas cetakan
3. Sirkulasi udara: 3. Pembuangan sampah
4. Sanitasi
Masuk ke dalam 4. Jamban: Sampah produkasi di Kumpulan
Menyediakan air
ruangan Terdapat 1 dan di ambil oleh petugas
untuk cuci tangan
kebersihan
5. Sumber air
Minum: 5. Sumber pencemaran:
6. Lain-lain
Sumur di bantu Limbah produksi
pdam
B. ANALISA DATA
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Kesiapan Setelah dilakukan Menejemen keselamatan Menejemen
peningkatan Tindakan keperawatan lingkungan ( .1.14513) keselamatan
koping selama 1x30 menit Observasi lingkungan (I.14513)
komunitas diharapkan status - Identifikasi - Mengetahui
b.d koping keluarga kebutuhan kebutuhan
14
penurunan meningkat dengan keselamatan(mis. keselamtan
tingkat kriteria hasil: kondisi fisik) fisik
penyakit d.d - Pemecah Terapeutik komunitas
Pemilik masalah - Modifikasi - Supaya
mengatakan komunitas lingkungan untuk terhindar dari
bahwa meningkat(5) meminimalkan bahaya dan
pemecahan - Sumber daya bahaya dan resiko resiko
masalah komunitas - Gunakan - Agar
aktif, meningkat(5) perangkat komunitas
Terdapat - Program pelindung terlindungi
sumber – rekreasi Edukasi - Agar
sumber daya meningkat (5) - Ajarkan individu, individu,keluar
yang adekuat keluarga , dan ga dan
untuk kelompok resiko kelompok
mengatasi tinggi bahaya resiko tinggi
stresor lingkungan bahaya
Tersedia - Ajarkan PHBS lingkungan
program cuci tangan - Supaya
untuk komunitas
rekreasi mengetahui
cuci tangan
yang baik dan
benar
15
P:
- Melakukan pendididkan Kesehatan Intervensi
tentang phbs dihentikan
H: komunitas mencuci tangan dengan
sabun khusus cuci tangan
16
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan di area kerja Pabrik Garuda Mas ( KOYA )
ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Menurut data yang diperoleh, pekerja yang berada di lingkungan kerja mencuci tangan
masih menggunakan Sunlight dimana sunlight adalah Sabun pencuci piring tidak lah
didesain untuk mencuci tangan karena dibuat khusus untuk menghilangkan minyak
yang ada pada alat makan. Mencuci tangan dengan sabun cuci piring justru dapat
mengganggu produksi minyak alami kulit. Selain itu, kandungan fosfat dan pemutih
pada sabun cuci piring dapat membuat kulit menjadi lebih mudah iritasi juga beresiko
membuat kulit kering. Hal tersebut terjadi akibat dari kurangnya pengetahuan karyawan
dan pemilik home industry mengenai sabun cuci tangan yang seharusnya tidak
digunakan untuk cuci tangan.
2. Luka bakar pada home industry koya merupakan jenis luka bakar ringan atau luka bakar
derajat 1. Kecelakaan kerja tersebut terjadi akibat kurang k3 pada saat pengangkatan
cetakan koya saat sudah matang dari oven sehingga terjadilah k3 luka bakar derajat 1
pada karyawan home industry tersebut.
17
BAB V KESIMPULAN
18
BAB VI REKOMENDASI
19
DAFTAR PUSTAKA
Arifin B.A, dkk. “Faktor Yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pekerja dalam
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Bagian Coal Yard PT X Unit 3 & 4
Kabupaten Jepara Tahun 2012. Semarang”. Ejournal Undip. 2013.
Sari. “Hubungan Karakteristik Tenaga Kerja Dengan Kecelakaan Kerja”. Skripsi.
Surabaya: FKM Universitas Airlangga. 2015
Hidayati, E., Pratiwi, A., & Aliya, R. (2018). Penatalaksanaan Okupasi Terapi Dalam
Aktivitas Menggunakan Beha Dengan Konsep Bobath Pada Pasien Stroke
Hemiparesis Sinistra Di Klinik Sasana Husada. Jurnal Vokasi Indonesia, 6(1).
Al-Assaf, A. F. (2015). ). Mutu Pelayanan Kesehatan: Perspektif International. Jakarta: Sagung
Seto.
Al-Hussami MO, D. M. and A. I. (2016). Predictors of compliance hand hygiene practice
among healthcare professionals. Healthcare Infection 16: 79–84. Askarian M, Shiraly
R and McLaws L. (2015) Knowledge, attitude, and practice of contact precautions
among Iranian nurse American. Predictors of Compliance Hand Hygiene Practice
among Healthcare Professionals. Healthcare Infection 16: 79–84. Askarian M, Shiraly
R and McLaws L. (2015) Knowledge, Attitude, and
Practice of Contact Precautions among Iranian Nurse American, 79–84.
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI. PPNI. (2018).
Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.).
Jakarta: DPP PPNI. PPNI. (2018).
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st
ed.). Jakarta: DPP PPNI. (2018).
20