O
L
E
H
POLITEKNIK KESEHATAN RI
MEDAN
JURUSAN ANALIS KESEHATA
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang "Peptisida" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan
yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat
bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang berjudul "Peptisida".
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
i
Daftar isi
Kata pengantar.......................................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
1,1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................1
1.3 Manfaat.......................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Peptisiada..................................................................................................................3
2.2 Penggolongan Peptisida...............................................................................................................4
2.3 Dampak Pestisida.........................................................................................................................6
2.4 Cara Penyimpanan pestisida........................................................................................................7
2.5 Keracunan Pestisida dan Jalur Masuk Pestisida Pada Manusia....................................................7
2.6 Pencegahan Keracunan Pestisida..............................................................................................10
2.7 Penanggulangan Bila Terhirup Pestisida....................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................13
3.1 Pembahasan..............................................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
4.2 Saran..........................................................................................................................................16
Dartar pusaka......................................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pestisida da efek
pestisida terhadap kesehatan.
1
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian pestisiada
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang penggolongan
pestisida
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang dampak pestisida
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang cara penyimpanan
pestisida
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang keracunan pestisida
dan jalur masuk pada manusia
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pencegahan keracunan
pestisida
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang penanggulangan
pestisida
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pestisida (Inggris : pesticide) berasal dari kata pest yang berarti hama dan cide
yang berarti mematikan/racun. Jadi pestisida adalah racun hama. Secara umum pestisida
dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad
yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung
merugikan kepentingan manusia.
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah
sebagai berikut:
1. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan,
mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda,
gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau
jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.
2. Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan
tanaman atau pengering tanaman (Djojosumarto, 2004).
3
2.2 Penggolongan Peptisida
Pestisida mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan daya kerja yang berbeda-beda,
karena itu dikenal banyak macam pestisida. Pestisida dapat digolongkan menurut
berbagai cara tergantung pada kepentingannya, antara lain: berdasarkan sasaran
yangakan dikendalikan, berdasarkan cara kerja, berdasarkan struktur kimianya dan
berdasarkan bentuknya. Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran yang akan
dikendalikan yaitu (Wudianto, 2001):
1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa
mematikan semua jenis serangga.
2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa
digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi/cendawan.
3. Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif
beracun yang bisa membunuh bakteri.
4. Nematisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda/cacing.
5. Akarisida atau sering juga disebut dengan mitisida adalah bahan yang
mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau,
caplak, dan laba-laba.
6. Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang
digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.
7. Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput telanjang,
siput setengah telanjang, sumpil, bekicot, serta trisipan yang banyak terdapat di
tambak.
8. Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk
membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma.
Sedangkan jika dilihat dari cara kerja pestisida tersebut dalam membunuh hama
dapat dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu (Ekha, 1988):
1. Racun perut
Pestisida yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai untuk
membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit. Daya bunuhnya
melalui perut.
2. Racun kontak
Pestisida jenis racun kontak, membunuh hewan sasaran dengan masuk ke
dalam tubuh melalui kulit, menembus saluran darah, atau dengan melalui saluran
nafas.
3. Racun gas
Jenis racun yang disebut juga fumigant ini digunakan terbatas pada
ruanganruangan tertutup.
Menurut Dep.Kes RI Dirjen P2M dan PL 2000 dalam Meliala 2005, berdasarkan
struktur kimianya pestisida dapat digolongkan menjadi :
4
1. Golongan organochlorin misalnya DDT, Dieldrin, Endrin dan lain-lain
Umumnya golongan ini mempunyai sifat: merupakan racun yang
universal, degradasinya berlangsung sangat lambat larut dalam lemak.
5. Pyretroid
Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa
ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus
Chrysanthemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah
: deltametrin, permetrin, fenvalerate. Sedangkan jenis pyretroid yang sintetis yang
stabil terhadap sinar matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah : difetrin,
sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin, tralometrin, sihalometrin,
flusitrinate.
6. Fumigant
Fumigant adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas atau uap
atau asap untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya
fumigant merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap atau
menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F), misalnya
chlorofikrin, ethylendibromide, naftalene, metylbromide, formaldehid, fostin.
7. Petroleum
Minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan miksida. Minyak tanah
yang juga digunakan sebagai herbisida.
5
8. Antibiotik
Misanya senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari
mikroorganisme ini mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida.
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak sadarkan
diri, kejang-kejang, bahkan meninggal dunia. Keracunan kronis lebih sulit dideteksi
karena tidak segera terasa, tetapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan (Djojosumarto, 2004).
Sering kali orang tidak menyadari bahwa mereka keracunan pestisida karena
gejala gejalanya mirip dengan masalah kesehatan lainnya misalnya pusing dan kudis.
Juga, karena kebanyakan gejala-gejala ini tidak muncul dengan cepat, seperti gangguan
sistem syaraf atau kanker, orang tidak menyadari bahwa penyakit mereka mungkin
disebabkan oleh pestisida (Quijano, 1999).
1. Sistem Syaraf
Banyak pestisida yang digunakan di bidang pertanian sangat berbahaya bagi
otak dan syaraf. Bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi sistem syaraf disebut
neurotoksin. Beberapa gejala dari penyakit pada otak yang disebabkan oleh pestisida
adalah masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian,
kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma.
2. Sistem Kekebalan
Reaksi alergi adalah gangguan sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini adalah
reaksi yang diberikan tubuh kita terhadap bahan-bahan asing. Pestisida bervariasi
dalam mengakibatkan reaksi alergi, setiap orang memberi reaksi berbeda untuk
derajat penggunaan pestisida yang berbeda pula. Beberapa jenis pestisida telah
diketahui dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara yang lebih
berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk
menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh kita menjadi lebih mudah terkena
infeksi. Atau, jika telah terjadi infeksi penyakit ini menjadi lebih serius dan makin
sulit untuk disembuhkan.
3. Keseimbangan hormon
6
Penelitian terhadap hewan menunjukan bahwa pestisida mempengaruhi
produksi hormon dalam tubuh. Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh
organorgan seperti otak, tiroit, paratiroit, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium untuk
mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang penting. Beberapa pestisida mempengaruhi
hormon reproduksi yang dapat menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria
atau pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita. Beberapa pestisida dapat
menyebabkan pelebaran tiroid yang akhirnya kanker tiroid.
A. Keracunan Pestisida
Walaupun pestisida ini mempunyai manfaat yang cukup besar pada masyarakat,
namun dapat pula memberikan dampak negatif pada manusia dan lingkungan. Pada
manusia pestisida dapat menimbulkan keracunan yang dapat mengancam jiwa manusia
ataupun menimbulkan penyakit/cacat (Munaf, 1997).
7
Ada 2 tipe keracunan yang ditimbulkan pestisida, yaitu (Quijano, 1999):
1. Keracunan akut
Keracunan akut terjadi bila efek-efek keracunan pestisida dirasakan
langsung pada saat itu. Beberapa efek kesehatan akut adalah sakit kepala, pusing,
mual, sakit dada, muntah-muntah, kudis, sakit otot, keringat berlebih, kram. Diare,
sulit bernafas, pandangan kabur, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berdasarkan luas keracunan yang ditimbulkan keracunan akut dapat dibagi 2 efek,
yaitu:
a. Efek lokal, terjadi bila efek hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena
kontak langsung dengan pestisida. Biasanya berupa iritasi, seperti rasa kering,
kemerahan dan gatal-gatal di mata, hidung, tenggorokan dan kulit, mata berair,
batuk, dan sebagainya.
b. Efek sistemik muncul bila pestisida masuk ke dalam tubuh manusia dan
mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Darah akan membawa pestisida ke
seluruh bagian dari tubuh dan memengaruhi mata, jantung, paru-paru, perut,
hati, lambung, otot, usus, otak, dan syaraf.
2. Keracunan kronis
Keracunan kronis terjadi bila efek-efek keracunan pada kesehatan
membutuhkan waktu untuk muncul atau berkembang. Efek-efek jangka
panjang ini dapat muncul setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun
setelah terkena pestisida. Pestisida memberikan dampak kronis pada sistem
syaraf, hati, perut, system kekebalan tubuh, keseimbangan hormon, kanker.
Bayi juga dapat terkena pestisidaketika diberi ASI, dapat terjadi jika ibunya
terkena pestisida.
8
c. Golongan karbamat, gejalanya sama dengan gejala yang di timbulkan
golongan organofosfat, hanya saja berlangsung lebih singkat karena lebih
cepat terurai dalam tubuh.
d. Golongan bipiridilium, setelah 1-3 jam pestisida masuk dalam tubuh baru
timbul sakit perut, mual, muntah-muntah, dan diare.
e. Gologan arsen, tingkat akut akan terasa nyeri pada perut, muntah, dan diare,
sementara keracunan semi akut ditandai dengan sakit kepala dan banyak
keluar air ludah.
f. Golongan antikoagulan, gejala yang ditimbulkan seperti nyeri punggung,
lambung dan usus, muntah-muntah, perdarahan hidung dan gusi, kulit
berbintik-bintik merah, kerusakan ginjal.
9
Pestisida dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai rute, yakni
(Djojosumarto, 2004):
1. Penetrasi lewat kulit (dermal contamination)
Pestisida yang menempel di permukaan kulit dapat meresap ke dalam tubuh
dan menimbulkan keracunan. Kejadian kontaminasi pestisida lewat kulit
merupakan kontaminasi yang paling sering terjadi. Pekerjaan yang menimbulkan
resiko tinggi kontaminasi lewat kulit adalah:
a. Penyemprotan dan aplikasi lainnya, termasuk pemaparan langsung oleh
droplet atau drift pestisida dan menyeka wajah dengan tangan, lengan baju,
atau sarung tangan yang terkontaminsai pestisida.
b. Pencampuran pestisida.
c. Mencuci alat-alat aplikasi
10
a. Jangan melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida bila merasa tidak sehat.
b. Jangan mengijinkan anak-anak berada di sekitar tempat pestisida yang akan
digunakan atau mengijinkan anak-anak melakukan pekerjaan penyemprotan
pestisida.
c. Catat nama pestisida yang digunakan dan jika dapat catat juga nama bahan
aktifnya. Catatan ini penting bagi dokter bila terjadi sesuatu.
d. Pakaian dan peralatan perlindungan sudah harus dipakai sejak persiapan
penyemprotan, misalnya ketika menakar dan mencampur pestisida.
e. Jangan masukkan rokok, makanan, dan sebagainya ke dalam kantung
pekerjaan.
f. Periksa alat-alat aplikasi sebelum digunakan. Jangan menggunakan alat
semprot yang bocor. Kencangkan sambungan-sambungan yang sering terjadi
bocor.
g. Siapkan air bersih dan sabun di dekat tempat kerja untuk mencuci tangan dan
keperluan lain.
h. Siapkan handuk kecil yang bersih dalam kantung plastik tertutup dan dibawa
ke tempat kerja.
3. Sesudah aplikasi
a. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih segera sesudah pekerjaan selesai.
b. Segera mandi setelah sampai dirumah dan ganti pakaian kerja dengan pakaian
sehari-hari.
c. Jika tempat kerja jauh dari rumah dan harus mandi dekat tempat kerja,
sediakan pakaian bersih dalam kantung plastik tertutup. Sesudah ganti pakaian,
bawalah pakaian kerja dalam kantung tersendiri.
d. Cuci pakaian kerja terpisah dari cucian lainnya.
e. Makan, minum, atau merokok hanya dilakukan sesudah mandi atau seketika
sesudah mencuci tangan dengan sabun.
11
2.7 Penanggulangan Bila Terhirup Pestisida
Bila pestisida dilepas ke udara, kita menghirupnya melalui hidung dan mulut.
Begitu masuk ke paru-paru, dengan cepat pestisida masuk ke dalam darah dan menyebar
racun ke seluruh tubuh .Beberapa pestisida tidak berbau sehingga sulit diketahui
keberadaannya di udara .Umumnya bentuk pestisida yang menyebar di udara adalah
fumigan (pengasap), aerosol, pengabut, bom asap, pest strips (pestisida yang dilekat pada
potongan kertas), penyemprot, dan residu dari penyemprotan. Anda dapat pula
menghirup debu pestisida di tempat penyimpanan, atau saat sedang digunakan di dalam
ruangan tertutup seperti rumah kaca, atau ketika sedang diangkut ke lahan pertanian .
Debu yang mengandung pestisida di udara dapat menyebar dan mengotori
wilayah yang jauh dari tempat dimana bahan ini digunakan .Dengan demikian debu
pestisida mudah masuk ke dalam rumah-rumah .
Bila Anda merasa telah menghirup pestisida, segeralah menjauh dari pestisida!
Jangan tunggu sampai kondisi memburuk .
Perawatan
Jika Anda atau orang lain menghirup pestisida:
• Tinggalkan segera daerah di mana ia menghirup racun, terutama jika dalam
ruangan tertutup .
• Hiruplah udara segar .
• Longgarkan pakaian untuk memudahkan bernapas .
• Duduk dengan posisi kepala diangkat dan bahu ditegakkan .
• Bila orang tersebut tidak sadarkan diri, baringkan dalam posisi miring dan awasi
agar ia dapat bernapas dengan lancar .
• Bila orang tersebut tidak bernapas, segera lakukan pernapasan dari mulut ke
mulut.
• Carilah pertolongan medis. Bawa serta label informasi atau nama pestisidanya
12
BAB III
3.1 Pembahasan
a. Kasus Keracunan
Contoh kasus seperti yang dialami oleh salah satu petani di sebuah kabupaten
yang bernama Ibu S. Ibu S berumur 47 tahun, dan beliau sudah menjadi petani
hortikultura di daerah tersebut selama lebih dari 10 tahun. Selama itu pula beliau
terpapar pestisida yang digunakan untuk menyemprot tanaman pertaniannya.
Racun pestisida ini masuk ke dalam tubuh bisa melalui kulit karena beliau
tidak pernah menggunakan sarung tangan, dan terhirup lalu masuk melalui ssistem
pernafasan karena beliau tidak menggunakan masker. Selain itu penyemprotan
dilakukan secara berlawanan arah dengan arah angin, sehingga pestisida yang
disemprotkan berbalik terbawa angin ke arah Ibu S. Seharusnya penyemprotan
dilakukan searah dengan arah angin.
13
b. Pembahasan
14
Ada dua tipe cholinesterase dalam darah. Yang satu terdapat dalam sel
darah merah dan satunya dalam plasma darah. Karena itu ada dua tipe tes
cholinesterase. Karena kedua tes ini memeriksa hal yang berbeda maka akan
lebih baik jika keduanya dilakukan. Tetapi jika anda hanya dapat melakukan
satu tes lebih baik jika anda melakukan tes kadar cholinesterase yang ada
dalam sel darah merah. Karena tes jenis ini dapat memberikan petunjuk pada
dokter perawatan yang paling efektif.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kita semua bisa terpapar dengan pestisida yang pada dasarnya berketerusan.
Buah dan sayuran segar yang kita konsumsi beresiko mengandung residu pestisida.
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida
ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena
pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa
pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah
ditetapkan.
4.2 Saran
Petani dan pengguna pestisida pada perlu mengetahui nama dagang ataupun nama
umum pestisida agar tidak salah memilih pestisida.
Jangan menyemprot pestisida dengan melawan arah angin, karena cairan semprot bisa
mengenai orang yang menyemprot.
Jangan makan dan minum atau merokok pada saat melakukan penyemprotan.
Alat penyemprot segera dibersihkan setelah selesai digunakan. Air bekas
cucian sebaiknya dibuang ke lokasi yang jauh dari sumber air dan sungai.
Setelah penyemprot segera mandi dengan bersih menggunakan sabun dan pakaian
yang digunakan segera dicuci.
Dartar pusaka
16
1. Sastroutomo. Pestisida, dasar dasar dan dampak penggunaannya. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama; 1992.
4. Ware, G.W. Pesticide, theory and application. SanFransisco: N.H Freeman and Co.; 1983.
5. Ditjen PPM dan PLP, Direktorat PLP, Departemen Kesehatan RI. Laporan program
penyehatan lingkunngan permukiman tahun 1995/1996. Jakarta (Indonesia): Departemen
Kesehatan RI; 1996.
17