Anda di halaman 1dari 3

BAB 7

Standar Tinggi dan Penilaian Autentik

Pendahuluan: Standar – standar yang layak di capai

Menetapkan standar akademik yang tinggi untuk di capai oleh para siswa merupakan
komponen penting dari CTL. Tentu saja, menetapkan standar tinggi tak pelak lagi akan
menimbulkan permasalahan dalam hal menilai penguasaan siswa yaitu mencapai standar
tinggi dan menggunakan penilaian autentik.

Hampir semua orang tua dan pendidik setuju bahwa tujuan utama dari pendidikan pada
abad ke-21 ini adalah untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup mandiri, produktif dan
bertanggung jawab. Pemenuhan tujuan ini bergantung pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang canggih. Keunggulan akademik merupakan kunci menuju warga negara
yang bertanggung jawab, pengambul kebijakan yang bijaksana dan untuk memperoleh
pekerjaan yang memuaskan. Siswa yang dapat memenuhi standar akademik yang tinggi dapat
memilih masa depan mereka. Siswa yang tidak menguasai materi pendidikan yang
disyaratkan akan mengalami kesulitan pada zaman teknologi yang maju ini. Dua komponen
CTL mencapai standar tinggi dan menggunakan penilaian autentik bertujuan memotivasi para
siswa agar unggul di zaman teknologi ini.

Standar akademik yang sering disebut dengan standar muatan adalah apa – apa yang
harus di ketahui dan di kuasai oleh seorang siswa setelah menyelesaikan sebuah tugas,
kegiatan, tugas praktik atau setelah duduk di kelas tertentu. Dengan begitu, kata standar
memiliki arti yang sama dengan tujuan, kompetensi, tujuan akademik, dan hasil. Apabila
standar muatan menuntut cukup banyak dan mewajibkan siswa bekerja keras, maka secara
definisi standar tersebut termasuk tinggi. Jika siswa diberi beban sedikit dan standar mereka
diturunkan, itu berarti mengabaikan potensi dan kesjahteraan masa depan mereka.

Disebuah program D-2 pariwisata di perguruang tinggi, standar yang tinggi ini jelas
sekali terlihat dalam persyaratan tertulis yang dicantumkan. Program ini mengharuskan para
siswa untuk memiliki keterampilan dan fakta – fakta yang diperlukan agar mampu menulis
yang informatif, disusun dengan tepat, kata – katanya jelas, dan tata bahasanya benar. Siswa
yang tidak dapat menulis surat dengan benar, efektif dan komunikatif tidak akan dapat
menyelesaikan program pendidikannya. Di beberapa SMA, untuk mendapatkan nilai bagus
dalam pelajaran bahasa spanyol, para siswa harus menunjukkan bahwa mereka dapat
berbicara menggunakan bahasa tersebut dalam sebuah wawancara resmi sesuai dengan di
kelas berapa mereka berada. Mampu berbicara dalam bahasa tersebut merupakan tujuan dari
mata pelajaran tersebut.

Siswa ditempatkan dalam konteks pengalaman sehari – hari yang penuh makna jika kita
bertanya apa yang dapat mereka lakukan dengan pengetahuan yang telah mereka dapat.
Ketika tujuan yang tinggi di isi dengan makna, para siswa akan berhasi mencapainya.
Pengalaman sebuh perguruan tinggi politeknik membuktikan kebenaran hal ini. Slaha satu
jurusan menawarkan kelas mengarang yang mudah untuk para siswa politeknik. Standar
untuk kelas ini sangat rendah, sehingga polemik mata pelajaran nya tidak dapat di transfer ke
lembaga pendidikan 4 tahun. Apabila suatu hari para siswa di program politeknik
memutuskan untuk masuk ke universitas, mereka harus mengambil 3 kelas mengarang yang
benar – benar berbeda untuk memenuhi standar universitas. Karena yakin bahwa para siswa
politeknik ini tentunya punya hak untuk belajar menyusun karangna dengan benar dan yakin
bahwa mereka akan berhasil dalam kelas yang sulit jika kelas tersebut memiliki makna bagi
mereka, maka para guru bahasa inggris mulai bertemu secara teratur dengan para instruktur
teknologi manufaktur, teknologi otomotif, rancangan dan desain, seni grafik, dan produksi
televisi. Para guru tersebut mempelajari apa yang dipelajari oleh para siswa pada program itu,
kemudian mereka membuat kelas mengarang yang meminta para siswa politeknik untuk
menulis karangan sesuai dengan bidang yang mereka pilih. Karena sekarang kelas mengarang
memiliki kaitan dengan minat karir mereka, maka para siswa dapat memenuhi standar yang
sangat tinggi sehingga memenuhi persyaratan mengarang dari universitas. Ketika para siswa
melihat makna dalam pekerjaan mereka, ketika mereka diajak untuk menerapkan pelajaran
baru pada situasi yang menyentuh kehidupan mereka, mereka akan bertahan sampai mereka
berhasil. Sebuah laporan yang sangant berpengaruh dari SCANS, learning, leaving, mengakui
manfaat dari hubungan tujuan – tujuan yang sulit dicapai dengan konteks yang bermakna.
Laporan ini menyarankan agar “belajar dengan tujuan untuk mengetahui’ tidak dipisahkan
dari belajar dengan tujuan untuk melakukan”. Laporan tersebut juga mendorong dimasukkan
nya tujuan – tujuan khusus yang sesuai dengan dunnia nyata kedalam setiap mata pelajaran.

Bagian 1 dari bab ini mendiskusikan dari standara tinggi yang dikembangkan oleh
SCANS, organisasi profesional berskala nasional, dan departemen pendidikan. Selanjutnya,
bab ini menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual “langsung” merupakan cara yang
paling baik untuk membantu semua siswa mencapai standar – standar tersebut. Bab 2
menjelaskan tentang penilaian autentik – definisinyan mengapa berhasil, dan cara
menggunakannya.

Anda mungkin juga menyukai