Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN

PENGENDALIAN SECARA HAYATI/BIOLOGI

(Pengendalian Penyakit Tanaman Dengan Peraturan-Peraturan)

Oleh:

Silviana Okwisan (19032098)

Dosen Pengampu:

Dr. Moralita Chatri, M P

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengendalian
Penyakit Tanaman Dengan Peraturan-Peraturan”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pengendalian Penyakit Tanaman. Saya berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya dalam mata kuliah Pengendalian Penyakit Tanaman ini.
Serta pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana cara pengendalian penyakit tanaman secara
hayati/biologi.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, saya
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses
penyusunan makalah ini.

Padang, 22 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2

BAB I..........................................................................................................................................................6

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................6

A. Latar Belakang.................................................................................................................................6

B. Rumusan Masalah............................................................................................................................7

C. Tujuan..............................................................................................................................................7

BAB II.........................................................................................................................................................8

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................8

A. Pengertian dari pengendalian penyakit tanaman secara hayati.................................................8

B. Pengendalian penyakit tanaman dengan eradiksi.............................................................................8

C. Pengedalian penyakit tanaman dengan karantina ,…………………………….……………………...8

BAB III......................................................................................................................................................12

PENUTUP.................................................................................................................................................12

A. Kesimpulan....................................................................................................................................12

B. Saran..............................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengendalian Hayati merupakan suatu pemanfaatan mikroorganisme yang bertujuan


untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Banyak sekali cara-cara
pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit tumbuhan, dan cara-cara
tersebut kemudian dikelompokkan menjadi cara undang-undang, biologis, fisik, dan kimia.
Cara pengendalian dengan Undang-undang bertujuan untuk menghilangkan patogen dari
inang atau dari area geografis tertentu. Kebanyakan metode pengendalian melalui bercocok
tanam bertujuan membantu tanaman untuk menghindari kontak dengan suatu patogen,
membuat kondisi lingkungan tidak sesuai untuk patogen atau menghindarkannya untuk
mendukung patogen, dan memusnahkan atau mengurangi jumlah patogen dalam tanaman,
lahan, atau area. Penjelasan Pasal 20 UU No. 12 Tahun 1992: “Sistem pengendalian hama
terpadu adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu
tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang
dikembangkan dalam suatu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis
dan kerusakan lingkungan hidup”.

Melalui UU Nomor 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan,
pemerintah telah melakukan usaha untuk mencegah ancaman yang dapat merusak
kelestarian sumber daya alam hayati dari masuk, keluar, dan tersebarnya penyakit hewan,
penyakit ikan, dan organisme pengganggu tumbuhan yang selain membahayakan kelestarian
sumber daya alam berupa hewan, ikan, dan tumbuhan, juga dapat membahayakan bagi
kehidupan manusia maupun lingkungan hidup. Salah satu hal yang dilakukan adaklah
pengendlian dengan karantina.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pengendalian penyakit tanaman secara hayati?

2. Bagaimana pengendalian dengan menggunakan eradiksi ?


3. Bagaimana pengendalian dengan menggunakan karatina?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pengendalian penyakit tanaman secara hayati
2. Untuk mengetahui pengendalian dengan menggunakan eradiksi
3. Untuk mengetahui pengendalian dengan menggunakan karatina
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendalian Penyakit Tanaman Secara Hayati


Pengendalian Hayati (Biological Control) adalah pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) oleh musuh alami atau agensia pengendali hayati. Namun dapat juga
disebut mengendalikan penyakit dan hama tanaman dengan secara biologi, yaitu dengan
memanfaatkan musuh-musuh alami. Dalam hal ini yang dimanfaatkan yaitu Musuh Alami,
sedangkan yang menggunakan atau memanfaatkannya adalah manusia. Berarti ada campur
tangan manusia pada setiap pengendalian hayati.

Menurut Cook dan Baker (1983) pengendalian hayati pathogen tanaman mempunyai
banyak keuntungan diantaranya:

a) Meningkatkan produksi tanaman dengan tanpa merubah atau sesedikit mungkin merubah
sumber daya alam yang tersedia
b) Menghidari perkembangan pathogen yang resisten terhadap pestisida dimana dalam
tahun 1974 belum begitu umum ditemukan, namun sekarang menjadi masalah yang
sangat besar:
 Cendawan penyakit yang resisten terhadap metalaxyl: Phytophtora infestans
penyebab penyakit Hawar daun pada kentang; Phytophthora paraistica var.
nicotianae penyebab penyakit black shank pada tembakau; Peronospora tabacina
penyebab penyakit blue mold pada tembakau.
 Cendawan penyakit yang resisten terhadap triadimefon; Erysiphe graminis
penyebab penyakit embun tepung pada gandum.
c) Pengendalian yang bebas resiko polusi
d) Compatibel dengan system pertanian berkelanjutan
e) Menjaga keseimbangan biologi di alam
B. Pengendalian Dengan Menggunakan Eradiksi

Eradikasi yaitu melakukan tindakan terhadap tanaman yang sudah terserang atau
yang sudah sakit dengan harapan tanaman yang sakit tersebut menjadi normal kembali
atau menghindari penularan terhadap tanaman yang masih sehat. Misalnya pemotongan
bagian tanaman yang sakit atau pemusnahan tanaman inang yang penyakitnya sangat
berbahaya dengan cara membakar atau membenamkan ke tanah, sperti pada penyakit
CVPD pada jeruk. Penyakit lain yang pernah dieradikasi adalah penyakit karat daun yang
disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix. Dalam undang-undang no. 12 tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman ditegaskan bahwa pemerintah dapat melakukan untuk
memerintahkan tindakan eradikasi apabila terdapat organisme pengganggu tumbuhan
yang dianggap sangat berbahaya dan mengancam keselamatan tanaman secara meluas.
Kepada pemilik tanmaan yang tidak terserang, tetapi tanamannya harus dimusnahkan
dalam rangka eradikasi akan diberikan ganti rugi.

Dalam undang-undang nomor 12 pasal 21 tertulis bahwa PHT meliputi tindakan


eradikasi. Pemerintah dapat memerintahkan atu melakukan eradikasi jika terdapat
pertanaman dengan OPT yang berbahaya dan mengancam keselamatan tanaman secara
luas. Seterusnya hal ini diatur dalam pasal 25, 26, dan 17. Kepada pemilik tanaman dapat
diberi ganti rugi yang menyangkut tanamannya yang tidak sakit yang terpaksa harus
dibongkar. Contoh eradikasi yang berhasil dilakukan yaitu pada penyakit kanker
jeruk(Xanthomonas campestris pv. citri) di Florida, Amerika Serikat. Sedangkan contoh
eradikasi yang tidak berhasil yaitu pada penyakit hawar kastanye (Endothia parasitica) di
Amerika Serikat. Eradikasi hanya akan berhasil bila dilakukan terhadap penyakit yang
meluas dengan lambat. Usaha ini tidak dapat diharapkan hasilnya bila diterapkan untuk
penyakit yang menyebar lewat udara dengan cepat.

Dalam undang-undang nomor 12 tahun 1992 tentang System Budidaya Tanaman


ditegaskan bahwa pemerintah dapat melakukan atau memerintahkan dilakukannya
eradikais apabila terdapat organisme pengganggu tumbuhan yang dianggap sangat
berbahaya dan mengancam keselamatan tanaman secara luas. Kepada pemilik tanaman
yang tidak terser ang, tetapi harus dimusnahkan dalam rangka eradikasi, dapat diberikan
ganti rugi.

C. Pengendalian Dengan Menggunakan Karatina

Apabila patogen tanaman dimasukkan ke suatu daerah dimana mereka tidak


terdapat sebelumnya, mereka berkemungkinan dapat menyebabkan malapetaka yang
lebih hebat daripada patogen yang terdapat sebelumnya. Dengan demikian dilakukan
usaha untuk mencegah masuknya patogen asing untuk melindungi tanaman pertanian,
perkebunan dan hutan rakyat dengan dibentuk suatu undang-undang. Undang-undang ini
disebut juga dengan karantina dan telah dilaksanakan sejak tahun 1912 oleh Karantina
Tumbuhan dengan persetujuan Kongres. Karantina berasal dari kata Quarantine yang
artinya 40. Pertamakali digunakan untuk mencegah berpindahnya penyakit manusia dari
negara atau daerah yang terserang penyakit ke negara atau daerah yang bebas penyakit.
Berdasarkan pengalaman, lama waktu inkubasi penyakit manusia adalah 40 hari. Oleh
karena itu, manusia yang sakit selama 40 hari untuk menghindari penularan. Untuk
karantina tumbuhan, waktu penahanan hasil atau tanaman tidak harus 40 hari, tetapi
disesuaikan dengan macamnya penyakit dari tanaman meskipun istilahnya tetap
karantina. Karantina merupakan suatu badan atau instansi yang dibentuk pemerintah
berdasarkan undang-undang/peraturan. Peraturan-peraturan Karantina yang sama terdapat
hampir di seluruh negara. Tujuan karantina tumbuhan adalah mencegah pemasukan dan
penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ke suatu negara atau
daerah yang masih bebas dari OPT tersebut. Berbagai usaha dilakukan melalui peraturan-
peraturan karantina baik secara nasional maupun internasional. Berbagai perjanjian
bilateral, multilteral, konvensi dan kerjasama regional dilakukan guna mencegah
penyebaran jenis OPT yang selama ini dianggap potensial merugikan tanaman pertanian
atau tanaman lainnya.

Pelaksaaan karantina tumbuhan di Indonesia telah didukung oleh peraturan


perundang-undangan yang memadai yaitu UURI Nomor 16 Tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dan PP Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina
Tumbuhan. Isi peraturan perundang-undangan tentang karantina sudah diharmonisasikan
dengan ketentuan dan persetujuan internasional yang ditetapkan melalui persidangan
Konvensi Internasional Perlindungan Tumbuhan atau IPPC. Dalam ketentuan UU No.
16/1992 diatur persyaratan pemasukan (impor) dan pengeluaran (ekspor) yang cukup

ketat yaitu keharusan adanya Surat Kesehatan Tanaman(Phytosanitary Certificate) dan


Surat Kesehatan Hewan (Animal Health Certificate) dari negara asal/tujuan menyertai
komoditas yang dilalulintaskan. Importir atau eksportir berkewajiban melaporkan tentang
tibanya suatu komoditas untuk kemudian dilakukan pemeriksaan oleh petugas karantina
sebelum dikeluarkan dari daerah pabean.

Fungsi karantina adalah mengatur kualitas barang yang berhubungan dengan Organisme
Penyakit Tanaman (OPT). Karantina dibedakan berdasarkan tugasnya, yaitu:

1. Karantina Luar Negeri (Foreign atau External Quarantine)

2. Karantina Dalam Negeri (Domestic Quarantina)

Berdasarkan sifatnya, karantina dibedakan menjadi :

1. Karantina Larangan (Prohibitive)

2. Karantina Pembatasan (Restrictive)

Karantina Luar Negeri

Karantina ini bertujuan untuk mencegah masuknya hama dan penyakit dari luar
negeri dan mencegah keluarnya hama dan penyakit ke luar negeri. Impor bahan-bahan
tumbuhan dikenakan dua macam, yaitu yang bersifat larangan (prohibitive) dan yang
bersifat pembatasan (restrictive), tergantung dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
hama dan penyakit yang bersangkutan. Contoh tanaman yang dilarang impor ke
Indonesia adalah tanaman karet dari Amerika selatan, karena dikhawatirkan akan
membawa penyakit SALB yang disebabkan oleh jamur Microcylus uley.

Orang yang memasukkan atau mengeluarkan bahan tumbuha ke atau dari wilayah
Indonesia wajib melapor ke petugas karantina di tempat-tempat pemasukkan atau
pengeluaran. Syarat-syarat membawa barang impor adalah:

1. Melalui pelabuhan yang ditentukan


2. Harus diserahkan ke petugas karantina di tempat itu

3. Punya sertifikasi (dari karantina)

Kalau ada barang yang datang dari luar negeri, petugas karantina dapat
mengadakan pengenalan, antara lain dengan melihat Phytosanitary Certificate atau Surat
Keterangan Kesehatan. Dalam surat ini dapat dijumpai keterangan tentang macam, asal
dan jumlah barang.

Karantina Dalam Negeri

Karantina ini bertujuan untuk mencegah meluasnya hama dan penyakit satu pulau
ke pulau lain dalam negeri sendiri, karena Indonesia terdiri dari banyak pulau. Karantina
dalam negeri memegang peranan penting, karena hama dan penyakit yang terdapat di
suatu pulau sering berbeda dengan terdapat di pulau lain. pada karantina dalam negeri
juga bersifat larangan dan pembatasan.

Dalam Undang-undang No. 16 tahun 1992 (pasal 6 ayat 1), ditegaskan bahwa
petugas karantian berhak melakukan “tindakan karantina” yang berupa pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan (treatment), penahanan, penolakan, pemusnahan
dan pembebasan. Keputusan yang dapat diambil petugas karantina ada empat
kemungkinan:

1. Barang boleh masuk tanpa persyaratan.

2. Barang boleh masuk dnegan persyaratan tertentu.

3. Barang tidak boleh masuk dan diserahkan ke pembawa untuk di bawa kembali.

4. Barang disita dan harus dimusnah


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Cara pengendalian dengan Undang-undang bertujuan untuk menghilangkan patogen
dari inang atau dari area geografis tertentu. Ada du acara yaitu dengan eridikasi dan
karatina. Eradikasi yaitu melakukan tindakan terhadap tanaman yang sudah terserang
atau yang sudah sakit dengan harapan tanaman yang sakit tersebut menjadi normal
kembali atau menghindari penularan terhadap tanaman yang masih sehat. Sedangkan .
Karantina merupakan suatu badan atau instansi yang dibentuk pemerintah berdasarkan
undang-undang/peraturan. Peraturan-peraturan Karantina yang sama terdapat hampir di
seluruh negara. Tujuan karantina tumbuhan adalah mencegah pemasukan dan penyebaran
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ke suatu negara atau daerah yang
masih bebas dari OPT tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari bahwasanya dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Chatri, Moralita. 2016. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Jakarta: Kencana

Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu.Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta..

Anda mungkin juga menyukai