Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“pengendalian secara kimiawi”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6:


Utbah Ghazwan E32122293
Kevin E32122295
Mayang Augusta E32122307
Anisa Aulia E32122310
Hartati E32122335

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunianya,nikmat sehat yang diberikannya kami dapat mengerjakan tugas
makalah ini dengan baik dan tepat waktunya.Makalah ini kami buat untuk
memenuhi Tugas kami dalam mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan
Tanaman,yang di dalamnya berisi tentang Pengendalian secara kimiawi.
Kami menyadari bahwa Makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna,baik dari teknik penulisannya maupun materi yang ada di
dalamnya.untuk itu kami harapkan kritik dan sarannya untuk penyempurnaan
pada makalah selanjutnya.harapan kami semoga makalah yang kami buat ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membacanya dan juga kami sendiri.
Maklah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan
bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada teman teman yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna, Oleh karena itu mohon saran dan keritiknya.Atas
perhatiaanya kami ucapkan banyak terimakasih.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1Latar Belakang................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
2.1 Pengendalian Secara Kimiawi......................................................................2
2.2 Tujuan Pengendalian Secara Kimiawi........................................................2
2.3 Jenis Pestisida Dalam pengendalian Kimiawi.............................................2
2.4 Metode Aplikasi Pengendalian Secara Kimiawi.........................................2
2.5 Manfaat Pengendalian Secara kimiawi.......................................................3
2.6 Dampak Negatif Pengendalian Secara kimiawi..........................................4
BAB III PENUTUP..............................................................................................6
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................7

iii
BAB I
PENDAULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian adalah salah satu sektor utama dalam perekonomian global, yang
bertanggung jawab atas produksi pangan bagi populasi dunia yang terus
berkembang. Namun, pertanian juga dihadapkan pada berbagai tantangan,
termasuk hama dan penyakit tumbuhan yang dapat mengancam hasil pertanian.
Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengendalikan hama dan
penyakit tumbuhan adalah pendekatan kimawi, yang melibatkan penggunaan
senyawa kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tersebut.
Pengendalian kimawi melibatkan penggunaan senyawa kimia, seperti
pestisida dan fungisida, untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan.
Pestisida digunakan untuk mengendalikan hama, sementara fungisida digunakan
untuk mengendalikan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur.
Penggunaan senyawa kimia ini dimaksudkan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan organisme pengganggu tersebut, sehingga kerugian dalam produksi
pertanian dapat diminimalkan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian tanaman secara kimiawi merujuk pada penggunaan senyawa
kimia atau pestisida untuk mengatasi hama, penyakit, dan gulma yang dapat
merusak tanaman pertanian atau tumbuhan lainnya. Pendekatan ini melibatkan
penggunaan senyawa kimia yang dirancang untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan organisme pengganggu tersebut.

2.2 Tujuan Pengendalian Secara Kimiawi


Pengendalian tanaman secara kimiawi bertujuan untuk melindungi
tanaman dari serangan hama yang dapat merusak daun, buah, akar, atau bagian
lainnya. Selain itu, pengendalian kimiawi juga digunakan untuk mencegah dan
mengobati penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen
seperti jamur, bakteri, dan virus. Selain itu, penggunaan herbisida membantu
mengendalikan pertumbuhan gulma yang dapat bersaing dengan tanaman utama
dalam mendapatkan sumber daya.

2.3 Jenis Pestisida Dalam pengendalian Kimiawi


1. Insektisida: Digunakan untuk mengendalikan serangga yang merusak
tanaman, seperti kutu daun, ulat, dan belalang.
2. Fungisida: Dirancang untuk melawan infeksi jamur yang dapat
menyebabkan penyakit pada tanaman, seperti karat dan embun tepung.

2.4 Metode Aplikasi Pengendalian Secara Kimiawi


Senyawa kimia dapat diaplikasikan melalui berbagai cara, termasuk
penyemprotan langsung ke daun tanaman (aplikasi foliar), penaburan pada tanah
(aplikasi tanah), atau pengolahan benih sebelum penanaman (perlakuan benih).
Metode aplikasi yang digunakan tergantung pada jenis tanaman dan organisme
pengganggu yang ditargetkan.

2
2.5 Manfaat Pengendalian Secara kimiawi
Pengendalian kimawi pada tanaman, yang melibatkan penggunaan pestisida
dan senyawa kimia lainnya, memiliki beberapa manfaat signifikan dalam
pertanian modern. Berikut adalah beberapa manfaat utama pengendalian kimiawi
pada tanaman:
1) Peningkatan Hasil Pertanian: Pengendalian kimiawi membantu melindungi
tanaman dari serangan hama, penyakit, dan gulma. Dengan mengendalikan
organisme pengganggu, pertanian dapat mencapai hasil yang lebih tinggi
dan lebih stabil. Tanaman yang sehat menghasilkan hasil panen yang lebih
besar, membantu memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.
2) Perlindungan Tanaman yang Optimal: Pestisida dan senyawa kimia
lainnya melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit yang dapat
merusak daun, batang, bunga, dan buah. Dengan cara ini, senyawa kimia
membantu menjaga integritas fisik dan struktural tanaman, memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
3) Kerugian Ekonomi: Serangan hama dan penyakit tumbuhan dapat
menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi petani. Pengendalian
kimiawi membantu mengurangi kerugian ini dengan meminimalkan
kerugian hasil panen dan meningkatkan nilai ekonomi dari produksi
pertanian.
4) Kontrol Cepat dan Efisien: Pengendalian kimiawi memberikan solusi
cepat dan efisien terhadap serangan hama dan penyakit. Pestisida bekerja
dengan cepat, menghentikan perkembangan organisme pengganggu
dengan cepat, sehingga mencegah penyebaran lebih lanjut.
5) Pertanian yang Berkelanjutan: Dengan memastikan tanaman tumbuh
dengan baik dan menghasilkan hasil yang optimal, pengendalian kimiawi
dapat membantu mendukung pertanian yang berkelanjutan. Hasil yang
lebih baik memungkinkan petani untuk tetap berproduksi secara ekonomis
tanpa merusak lahan atau menggunakan sumber daya secara berlebihan.
6) Peningkatan Keamanan Pangan: Dengan mengurangi serangan hama dan
penyakit, pengendalian kimiawi membantu meningkatkan keamanan

3
pangan. Tanaman yang terlindungi dari organisme pengganggu memiliki
kemungkinan lebih kecil terkontaminasi oleh patogen, menjadikan hasil
pertanian lebih aman untuk dikonsumsi manusia.
7) Inovasi dan Pengembangan: Penggunaan senyawa kimia dalam
pengendalian kimiawi mendorong inovasi dan pengembangan produk-
produk baru. Penelitian terus dilakukan untuk menciptakan senyawa yang
lebih efisien, selektif, dan ramah lingkungan, mengarah pada
pengembangan teknologi pertanian yang lebih baik.

2.6 Dampak Negatif Pengendalian Secara kimiawi


Pengendalian tanaman secara kimiawi, meskipun memberikan manfaat
dalam mengatasi serangan hama, penyakit, dan gulma, juga memiliki dampak
negatif yang signifikan pada lingkungan, kesehatan manusia, dan keberlanjutan
pertanian. Berikut adalah beberapa dampak negatif pengendalian tanaman secara
kimiawi:
1) Pencemaran Lingkungan: Pestisida dan senyawa kimia lainnya dapat
mencemari tanah, air, dan udara. Residu pestisida dapat mencemari
sumber air, merusak ekosistem perairan, dan mematikan organisme non-
target seperti ikan dan serangga air.
2) Pengurangan Keanekaragaman Hayati: Penggunaan senyawa kimia dapat
membunuh organisme non-target seperti serangga yang berguna, burung,
dan mamalia kecil. Ini mengurangi keanekaragaman hayati dan
mengganggu rantai makanan alami.
3) Resistensi Organisme Pengganggu: Penggunaan pestisida secara
berlebihan dapat menyebabkan perkembangan resistensi pada hama,
penyakit, dan gulma. Organisme pengganggu menjadi tahan terhadap
senyawa kimia, membuat pengendalian menjadi lebih sulit dan
memerlukan penggunaan senyawa yang lebih kuat.
4) Risiko Kesehatan Manusia: Paparan pestisida dapat menyebabkan masalah
kesehatan pada petani, pekerja pertanian, dan konsumen. Dalam jangka

4
panjang, paparan pestisida telah dikaitkan dengan penyakit kronis seperti
kanker, masalah reproduksi, dan gangguan saraf.
5) Kerugian Biodiversitas: Penggunaan senyawa kimia dapat menyebabkan
kerugian biodiversitas dengan membunuh organisme non-target, termasuk
spesies tanaman liar dan mikroorganisme tanah yang penting untuk
keberlanjutan ekosistem.
6) Ketidakseimbangan Ekosistem: Pengurangan populasi hama secara
berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekosistem.
Misalnya, mengurangi populasi serangga polinator dapat mengancam
produksi buah dan sayuran yang memerlukan penyerbukan oleh serangga.
7) Ketergantungan yang Berlebihan: Ketergantungan yang berlebihan pada
pengendalian kimawi dapat mengurangi kemampuan petani untuk
mengembangkan metode pengendalian hama yang berkelanjutan dan
mengandalkan keberlanjutan ekosistem alami.
8) Dampak pada Kualitas Tanah: Pestisida dapat merusak organisme tanah
yang penting untuk keseimbangan tanah. Ini dapat mengurangi kesuburan
tanah dan mengurangi produktivitas pertanian jangka panjang.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian tanaman secara kimiawi adalah metode yang efektif dan cepat
untuk mengatasi serangan hama, penyakit, dan gulma yang dapat merusak hasil
pertanian. Namun, penggunaan senyawa kimia ini memiliki dampak negatif yang
signifikan pada lingkungan, biodiversitas, kesehatan manusia, dan keberlanjutan
pertanian.Untuk memastikan penggunaan pestisida dan senyawa kimia lainnya
yang bertanggung jawab, penting untuk mengadopsi pendekatan terpadu dalam
pengelolaan hama (IPM). Pendekatan ini menggabungkan penggunaan senyawa
kimia dengan metode-metode lain seperti pengendalian biologis, mekanis, dan
budaya. Dengan cara ini, pengendalian tanaman dapat menjadi lebih
berkelanjutan, ramah lingkungan, dan efisien.Pendidikan dan pelatihan petani
tentang IPM, serta penelitian untuk pengembangan senyawa kimia yang lebih
selektif dan aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia, sangat penting. Dalam
jangka panjang, peningkatan kesadaran, pengelolaan bijaksana, dan penekanan
pada keberlanjutan adalah kunci untuk menjaga produktivitas pertanian tanpa
mengorbankan lingkungan dan kesejahteraan manusia. Pengendalian tanaman
secara kimiawi harus diterapkan dengan hati-hati, mematuhi regulasi yang
berlaku, dan diintegrasikan ke dalam strategi pertanian yang berkelanjutan demi
keberlanjutan pertanian global.

6
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, R. dan A.F. Fadhly. 2004. Pengaruh sistem pengolahan tanah dan
pemberian pupuk NPKZn terhadap pertumbuhan dan hasil jagung.Risalah
Penelitian Jagung dan Serelaia Lain. 9:15-22.
Marwoto, Inayati A. 2012. Pengendalian Kutu Kebul B. tabaci Genn.
Menggunakan Kombinasi Tanaman Penghalang dan Insektisida Kimia.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-
umbian. Puslitbangtan: 279-288.
Roja A. 2009. Pengendalian Hama dan Penyakit Secara Terpadu (Pht) Pada Padi
Sawah. Pelatihan Spesifik Lokalita Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat,
Payakumbuh, 7-18 Oktober 2009.
Subagyo, V. N. O. et al., 2017. Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Cabai
Di Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut : Permasalahan Dan Profil
Petani. Fauna, 16(2), pp. 26-34.

Anda mungkin juga menyukai