Anda di halaman 1dari 3

Tugas Evolusi

Pertemuan 5

“Fenomena – Fenomena Dalam Evolusi”

Nama Kelompok: 4

Anggota:

- Imam wahyudi
- Silviana okwisan
- Wina ayunanda
- Atiqah mutiah
- Elsa sri handayani

Hasil dan Pembahasan

1. Sumber Pustaka: Lukitasari, M. (n.d.). BUKU BIOLOGI SEL. Sarumaha, M. (2021).


Biologi Sel: Modul Singkat Sel dalam Perkembangannya. Penerbit Lutfi Gilang.

Perbedaan sel prokariotik dan Eukariotik:

PROKARIOTIK
a. Sel prokariotik merupakan sel dengan struktur sederhana yang meliputi membran
plasma, tidak memiliki inti sel, dan hanya memiliki organel sel yang relatif sederhana.
b. Prokariotik sangat beragam dengan tingkat adaptasi yang bervariasi.
c. Banyak sel prokariotik dapat ditemukan pada kedalaman 7 mil dalam laut dan 40 mil
dari ketinggian atmosfer.
d. Kebanyakan prokariotik secara uniseluler maka mampu melangsungkan mekanisme
kehidupan dengan metabolisme secara mandiri.(Sarumaha, 2021)
e. Kelompok yang tergolong sel prokariotik adalah organisme tingkat rendah dari filum
monera contohnya bakteri dan alga biru (Cyanophyta).
f. Organel sel prokariotik antara lain meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma,
ribosom, mesosom, flagela, plasmid, DNA dan RNA.

EUKARIOTIK
a. Sel Eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti sehingga inti sel terkumpul pada
daerah inti sel dan memiliki dua jenis organel yaitu organel bermembran dan tidak
bermembran.
b. Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki membran nukleus (inti sel) sehingga
bahan inti berada di dalam nukleus.
c. Sel eukariotik memiliki ukuran lebih besar, yaitu 10-100 m, sehingga 10 kali lebih
besar dibandingkan bakteri yang prokariotik.
d. eukariotik membutuhkan koordinasi dan komunikasi dengan sel yang lain untuk
membentuk jaringan sehingga mampu menjalankan fungsi kompleks untuk menunjang
kehidupan organisme.
e. Beberapa organel yang tidak dimiliki oleh sel prokariotik tapi terdapat pada sel
eukariotik antara lain retikulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria, lisosom, dan
sentriol.
f. Sel eukariotik umumnya dimiliki oleh makhluk hidup multiseluler sehingga memiliki
organel yang lebih lengkap dibandingkan dengan sel tipe prokariotik (uniseluler).
kelompok yang tergolong eukariotik adalah sel hewan, sel tumbuhan, fungi, protista.
(Lukitasari, n.d.)
2. Nama Teori Haldane dan Oparin:
Tahun:
Sumber Pustaka: Santoso, Handoko,dan Hening Widowati. 2020. Biosains. Lampung: CV.
laduny alifatama
Penjelasan tentang Teori:
Teori ini dicetuskan oleh Alexander Oparin dan Haldane, Menurut mereka pada
mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana, ammonia, air dan gas hydrogen. Dengan
adanya energy alam (Halilintat dan sinar kosmis) gas-gas itu berubah menjadi molekul
organic sederhana jenis subtansiasam amino. Selama berjuta-juta tahun, senyawa organic itu
terakumulasi di cekungan perairan membentuk premodial shop (campuran materi di lautan
panas). Premodial shop lalu membentuk monomer, monomer membentuk polymer, polymer
membentuk protobion (bentuk awal sel). Pendapat Alexander Oparin didukung oleh Harold
Urey dan Stankey Miller, Harold Urey dan Stanley Miller melakukan percobaan untuk
membuktikan kebenaran teori Oparin dan Haldane. Kedua teori ini memiliki perbedaan, salah
satu perbedaan yang paling mendasar adalah abiogenesis modern merupakan penjelasan
mengenai asal usul fenomena kehidupan sementara abiogenesis klasik yang diutarakan oleh
Aristoteles menjelaskan bagaimana sebagian hewan/tumbuhan tertentu (tampak) secara rutin
muncul tanpa melaui reproduksi. Perbedaan lainya adalah segi mekanisme abiogenesis
modern didasarkan pada pengetahuan biokimia modern sementara abiogenesis klasik
didasarkan pada konsep- konsep klasik seperti prinsip material prinsip gerakan dan prinsip
ruh. Ketidakterbuktiannya abiogenesis klasik sekarang sudah tidak controversial lagi di
kalangan biologiawan professional, sementara abiogenesis modern merupakan bidang riset
yang masih aktif.
3. Sumber Pustaka : Miller, Stanley L. (May 15, 1953). "A Production of Amino Acids Under
Possible Primitive Earth Conditions". Science 117. hlm. 528–529. Diarsipkan dari aslinya
tanggal 2009-02-05.
Penjelasan tentang eksperimen Urey dan Miller:
Percobaan Miller–Urey(atau percobaan Urey–Miller) adalah percobaan yang
menyimulasikan keadaan Bumi purba dan menguji terjadinya abiogenesis. Lebih tepatnya,
percobaan ini menguji hipotesis Alexander Oparin dan J. B. S. Haldane bahwa keadaan Bumi
purba mendukung reaksi kimia yang dapat menyintesis senyawa organik yang lebih
kompleks dari pendahulu organik yang sederhana. Percobaan yang dianggap sebagai
percobaan klasik dalam abiogenesis eksperimental ini dilakukan pada tahun 1953 oleh
Stanley Miller dan Harold Urey di Universitas Chicago dan nantinya Universitas California,
San Diego. Hasilnya diterbitkan satu tahun kemudian. Percobaan Miller-Urey Setelah
kematian Miller pada tahun 2007, ilmuwan memeriksa botol kecil yang digunakan oleh
Miller dan menemukan bahwa terdapat lebih dari 20 macam asam amino yang dihasilkan
dalam percobaan ini. Jumlah tersebut jauh lebih besar dari yang dilaporkan oleh Miller, dan
lebih dari 20 di antaranya muncul secara alami dalam kehidupan. Lebih lagi, beberapa bukti
menunjukkan bahwa atmosfer Bumi purba mungkin memiliki komposisi yang berbeda dari
gas yang digunakan dalam percobaan Miller-Urey. Bukti-bukti menunjukkan terjadinya
letusan vulkanik 4 miliar tahun yang lalu, yang mengeluarkan karbon dioksida (CO2),
nitrogen (N2), hidrogen sulfida (H2S), dan sulfur dioksida (SO2) ke atmosfer. Percobaan
yang menggunakan gas-gas tersebut dan gas dalam percobaan Miller-Urey berhasil
menghasilkan molekul yang lebih beragam.

Anda mungkin juga menyukai