Anda di halaman 1dari 11

Nama : Silviana Okwisan

Nim : 19032098

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA IBU HAMIL

Dalam menjalani proses kehamilan, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan


anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai
dengan trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan
sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, perubahan sistem muskuloskeletal,
kardiovaskuler, dan integument.

1. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal, adalah sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien,serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Selama kehamilan kebutuhan
nutrisi ibu seperti vitamin dan mineral meningkat. Nafsu makan ibu meningkat
sehingga intake makanan juga meningkat. Beberapa wanita hamil mengalami
penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan muntah. Gejala tersebut mungkin
berhubungan dengan peningkatan hormone Human Chorionic Gonadotrophin
(HCG).
Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi saat hamil :
a. Kavitas Mulut (Oral Cavity)
Salivasi meningkat akibat gangguan menelan yang berhubungan dengan
mual yang terjadi terutama pada awal kehamilan. Pengeroposan gigi selama
kehamilan bukan terjadi akibat kurangnya kalsium dalam gigi namun pengeroposan
gigi mungkin terjadi akibat penurunan pH mulut selama kehamilan. Dentalcalciumis
bersifat stabil dan tidak berkurang selama kehamilan seperti halnya kalsium tulang.
Hipertrophi dan gusi yang rapuh dapat terjadi akibat peningkatan hormon estrogen.
Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan mudah berdarah.
Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerpurium.

b. Motilitas Gastrointestinal
Selama kehamilan motilitas gastrointestinal mengalami penurunan
akibat peningkatan hormon progesteron yang dapat menurunkan produksi motilin
yaitu suatu peptida yang dapat menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu transit
makanan yang melewati gastrointestinal melambat/lebih lama dibanding pada
wanita yang tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air dan
sodium diusus besar yang mengakibatkan konstipasi.

c. Lambung dan Esofagus


Produksi lambung yaitu asam hidroklorik meningkat terutama pada trimester
pertama kehamilan. Pada umumnya keasaman lambung menurun. Produksi hormon
gastrin meningkat secara signifikan mengakibatkan peningkatan volume lambung
dan penurunan pH lambung. Produksi gastrik berupa mukus dapat mengalami
peningkatan. Peristaltik esofagus menurun, menyebabkan refluks gastrik akibat dari
lamanya waktu pengosongan lambung dan dilatasi atau relaksasi cardiac sphincter.
Gastric reflux lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung
akibat pembesaran uterus. Disamping menyebabkan heartburn, perubahan posisi
berbaring seperti posisi litotomi, penggunaan anestesi berbahaya karena dapat
meningkatkan regurgitasi dan aspirasi.

d. Usus besar, usus kecil dan Appendik


Usus besar dan kecil bergeser keatas dan lateral, apendik bergeser secara
superior Lateral pada ruang panggul. Posisi organ-organ tersebut kembali ke normal
pada awal puerpurium. Pada umumnya motilitas mengalami penurunan seperti
halnya tonus gastrointestinal yang mengalami penurunan.
e. Kandung Empedu
Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama kehamilan karena
hipotonia pada otot dinding kandung empedu. Waktu pengosongan lebih lambat dan
inkomplit. Empedu mengalami penebalan dan empedu yang stasis menyebabkan
formasi batu empedu.

f. Liver
Tidak terjadi perubahan morfologi pada hati selama kehamilan normal,
namun fungsi hati mengalami penurunan. Aktifitas serum alkalin fosfatase
mengalami gangguan yang mungkin disebabkan karena peningkatan isoenzim
alkalin fosfatase plasenta. Penurunan rasio albumin/globulin terjadi selama
kehamilan merupakan suatu keadaan yang normal.

2. Musculoskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal
adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
 Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligament
 Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi
Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi
kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang
terdiri dari tulang -tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk,
sikap dan posisi. Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk
bagi tubuh. Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ
penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-
paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang
kostae (iga).
Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan
semakin betambah. Adaptasi ini mencakup peningkatan berat badan, bergesernya
pusat akibat pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat
psot partum system muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali.
a. Dinding perut dan peritoneum
Peritoneum adalah membran berkilau yang melapisi semua organ perut.
Dengan mengeluarkan cairan peritoneal, membran ini memungkinkan isi perut
bergerak dengan lancar selama pengolahan makanan di usus. Luas permukaan
peritoneum sama besar dengan permukaan kulit, sekitar dua meter persegi.
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih
kembali dalam 6 minggu. Pada saat wanita asthenis terjadi diastasis dari otot-otot
rectus abdonimis, sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri
dari peritoneum, fasia tipis, dan kulit.

b. Kulit Abdomen
Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh
yang berada di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata
lainnya. Pada arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang
berada di belakang thorax atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa
Indonesia umum, sering pula disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau
dilingkupi oleh abdomen disebut cavitas abdominalis atau rongga perut.
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan
mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali
normal kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post
natal.

c. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding
abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna
melainkan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus trektus
abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas,
paritas, dan jarak kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama
pengembalian tonis otot menjadi normal.

d. Perubahan Ligamen
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari
serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti
sediakala. Tidak jarang ligametum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan
letak uterus menjadi retrofleksi.

e. Simpisis pubis
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat
menyebabkan mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain
nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur
ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalapasi. Gejala ii dapat
menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang
menetap.

3. Kardiovaskuler
Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung dan
peredaran darah. Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah
terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah, yang
merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme,
didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia
dan fisiologis cairan tubuh.
Perubahan fisiologi dan anatomi berkembang pada banyak system organ
dengan terjadinya kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi pada perubahan
metabolik oleh karena adanya janin, plasenta dan uterus dan terutama kenaikan
hormon kehamilan seperti progesteron dan estrogen. Perubahan selanjutnya, pada
kehamilan mid trimester adalah perubahan anatomi disebabkan oleh tekanan akibat
berkembangnya uterus.

Kehamilan akan menyebabkan perubahan sistem kardiovaskuler terutama


peningkatan metabolisme ibu dan janin.
a. Volume darah
Pada masa kehamilan, anatomi pada sistem kardio vaskuler mengalami
perubahan , antara lain :
 Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)
 Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung Karena
volume rongga perut (abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi
jantung dan posisi jantung bergeser ke atasdan ke kiri
 Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan),
murmur sistolik dan Perubahan tekanan darah

Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan kebutuhan suplai Fe kepada


ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/ hari, Ibu hamil sering lebih cepat mengalami
kelelahan dalam beraktifitas, bengkak pada tungkai bawah, terjadinya anemia
fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil
mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi.
Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak akan
terganggu. Namun pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung, kondisi ini
memperburuk keadaan. Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau gangguan
pada jantung sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan
kehamilan.
Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada kehamilan 6 – 8
minggu dan akan mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 – 34 minggu.
Peningkatan volume darah meliputi volume plasma, sel darah merah dan sel darah
putih. Volume plasma meningkat 40 – 50 %, sedangkan sel darah merah meningkat
15 – 20 % yang menyebabkan terjadinya anemia fisiologis ( keadaan normal Hb 12
gr% dan hematokrit 35 %). Oleh karena adanya hemodilusi, viskositas darah
menurun kurang lebih 20%. Mekanisme yang pasti peningkatan volume darah ini
belum diketahui, tetapi beberapa hormon seperti rennin-angiotensin-aldosteron,
atrial natriuretic peptide, estrogen, progresteron mungkin berperan dalam
mekanisme tersebut. Volume darah, factor I, VII, X, XII dan fibrinogen meningkat.
Pada proses kehamilan, dengan bertambahnya umur kehamilan, jumlah
trombosit menurun. Perubahan perubahan ini adalah untuk perlindungan terhadap
perdarahan katastropik tetapi juga akan merupakan predisposisi terhadap fenomena
tromboemboli. Karena plasenta kaya akan tromboplastin, maka bila terjadi Solusio
plasentae terdapat risiko terjadinya DIC.
Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :
 Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran
uterus dan unit foeto-plasenta.
 Mengisi peningkatan resevoir vena.
 Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan.
 Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati.
 Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali normal.
b. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Cardiac output meningkat sebesar 30 – 40 % dan peningkatan maksimal
dicapai pada kehamilan 24 minggu. Pada awalnya peningkatan denyut jantung
ketinggalan dibelakang peningkatan cardiac output dan kemudian meningkat 10 –
15 kali permenit pada kehamilan 28 – 32 minggu. Peningkatan cardiac output mula-
mula tergantung kepada penginkatan stroke volume dan kemudian dengan
peningkatan denyut jantung, tetapi lebih besar perubahan stroke volume dari pada
perubahan denyut jantung.
Dengan ekhokardiografi terlihat adanya peningkatan ukuran ruangan pada
end diastolic dan ada penebalan dinding ventrikel kiri. Cardiac output bervariasi
tergantung kepada besarnya uterus dan posisi Ibu saat pengukuran dilakukan.
Pembesaran uterus yang gravid dapat menyebabkan kompresi aortocaval
ketika wanita hamil tersebut berada pada posisi supine dan hal ini akan
menyebabkan penurunan venous return dan maternal hipotensi, menimbulkan
keadaan yang disebut supine hipotensive syndrome, 10% wanita hamil mengalami
hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang yang bila tidak
dikoreksi dapat menimbulkan penurunan uterine blood flow dan foetal asfiksia.
Efek ini akan lebih hebat lagi pada pasien dengan polihidramnion atau kehamilan
kembar. Cardiac output meningkat selama persalinan dan lebih tinggi 50 %
dibanding dengan saat sebelum persalinan. Segera pada periode post partum,
cardiac output meningkat secara maksimal dan dapat mencapai 80 % diatas periode
pra persalinan dan kira kira 100 % diatas nilai ketika wanita tersebut tidak hamil.
Hal ini disebabkan karena pada saat kontraksi uterus aterjadi placental autotransfusi
sebanyak 300 – 500 ml. CVP meningkat 4-6 cm H2O karena ada peningkatan
volume darah ibu. Peningkatan stroke volume dan denyut jantung adalah untuk
mempertahankan peningkatan cardiac output. Peningkatan cardiac output ini tidak
bisa ditoleransi dengan baik pada pasien dengan kelainan katup jantung ( misal :
aorta stenosis, mitral stenosis ) atau apenyakit jantung koroner. Decompensatio
cordis yang berat dapat terjadi pada kehamilan 24 minggu, selama persalinan dan
segera setelah persalinan.
Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun sampai kenilai
sebelum persalainan pada 24 – 72 jam post partum dan kembali kelevel saat tidak
hamil pada 6 – 8 minggu setelah melahirkan. Kecuali peningkatan cardiac output,
tekanan darah sistolik tidak berubah selama kehamilan, tetapi tekanan darah
diastolic turun 1 – 15 mmHg. Ada penurunan MAP sebab ada penurunan resistensi
vaskuler sistemik. Hormon hormon kehamilan seperti estradiol 17-B dan
progesterone mungkin berperan dalam perubahan vaskuler Ibu.
Turunnya pengaturan a dan b reseptor juga memegang peranan penting.
Selama kehamilan jantung tergeser kekiri dan atas karena diafragma tertekan ke atas
oleh uterus yang membesar.
c. Tekanan darah.
Pada masa kehamilan, kekerapan detak jantung memang agak meningkat,
begitu pula denyut nadi, yang bisa mencapai 88 pulse per menit, terutama dalam
usia kehamilan 34 - 36 minggu. Volume plasma pada masa kehamilan, juga
meningkat. Menurut Adams (1954), peningkatan volume plasma bermula pada
sekitar akhir trimester, dan mencapai puncaknya pada sekitar minggu ke 32-34,
yang kemudian menetap selama trimester terakhir kehamilan. Pada saat itu, volume
plasma bertambah sebesar 22% dibandingkan pada saat sebelum mengandung.
Peningkatan volume plasma masih berlangsung setelah 12 - 24 jam pasca-
persalinan. Setelah proses itu terlewati, volume plasma akan menurun kembali pada
nilai volume plasma seperti sebelum hamil.
Proses penyesuaian volume plasma ini, berlangsung hingga dua minggu
pascapersalinan. Semua ini merupakan perubahan alamiah, yang tidak akan
berpengaruh pada jantung normal. Tetapi jantung yang sakit, tentunya bakal
kewalahan.
Tekanan darah arteriil tidak meningkat selama kehamilan normal. Tetapi
pada trimester II terjadi sedikit penurunan tekanan diastolic. Tekanan arterial
pulmonal juga relatif konstan.
Bagaimanapun tonus vaskuler lebih tergantung pada pengaruh simpatik
disbanding pada wanita tidak hamil. Sehingga hipotensi sering terjadi sebagai akibat
blokade simfatik pada spina maupun ekstradural anaestesi.
Tekanan vena sentral dan tekanan vena brachial tidak berubah selama
kehamilan tetapi tekanan venous femoralis meingkat secara progressive oleh karena
factor mekanik.
d. Kompresi aortokaval.
Pada kehamilan trimester II, pembesaran uterus akan menekan vena kava
inferior dan aorta distal ketika Ibu hamil dalam posisi telentang. Bendungan pada
vena kava akan mengurangi venous return ke jantung sehingga cardiac output juga
akan menurun sampai 24 %. Pada keadaan ibu tidak dalam keadaan anestesi maka
penurunan ini akan dikompensasi dengan peningkatan resistensi vaskuler sistemik
dan kenaikan frekuensi denyut jantung.
Pada keadaan Ibu dilakukan anestesi, maka mekanisme tersbut tidak
begitu baik, sehingga tekanan darah berkembang menjadi hipotensi. Obstruksi pada
aorta distal dan cabang cabangnya akan menyebabkan aliran darah ke ginjal, unit
uteroplasenta dan ekstremitas inferior menurun. Pada kehamilan trimester akhir,
fungsi ginjal Ibu akan menurun pada keadaan ibu telentang dibanding pada posisi
lateral.. Selanjutnya janin juga akan kurang suplai darahnya.
e. Implikasi klinik.
Meskipun terjadi peningkatan kerja jantung selama kehamilan dan
persalinan, kesehatan wanita tidak terganggu oleh karena adanya reserve jantung.
Pada keadaan dimana ibu hamil dengan penyakit jantung dan rendahnya reserve
jantung, peningkatan kerja jantung akan menyebabkan kelemahan ventrikel dan
edema paru. Pada wanita ini, selanjutnya peningkatan kerja jantung dicegah dengan
pemberian analgetika untuk menekan sakit terutama dengan pemberian ekstradural
atau spinal anaestesi. Sejak cardiac output meningkat segera setelah post partum,
blokade simpatik akan dipertahankan beberapa jam sesudah persalinan dan secara
perlahan lahan akan berkurang.

4. Integument

Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone. Melanophore


Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, maka terjadi
peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal
sebagai cloasma.
 Dinding Perut (Abdominal Wall)
Pada kehamilan lanjut pada primigravida sering timbul garis-garis
memajang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum.
Kadang, garis-garis ini terdapat juga pada buah dada dan paha.
Perbesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastik dibawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Striae
Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk akibat serabut-serabut elastic dari
lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau
rasa gatal. Bila terjadi peregangan hebat, misalnya pada hidramnion dan
kehamilan ganda, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Linea Alba adalah
garis putih tipis yang membentang dari simfisis pubis sampai umbilikus. Kulit
perut pada linea albae bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra). Kulit
perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-retak, warna agak
hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena hormone yang
berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan
timbul pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan
setelah partus berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat
pada payudara, perut, dan paha).
 Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa mengalami
kehamilan adalah nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami
perbesaran kerena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah.
Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar
cairan kuning yang lengket yang disebut colostrum. Area berpigmen disekotar
puting, areola, tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montogomery
menonjol keluar. Perubahan teesebut disebabkan pengaruh hormonal.

Anda mungkin juga menyukai