Anda di halaman 1dari 9

JENIS-JENIS MAKNA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuiah


Ilmu Ad-Dilalah wa Al-Ma’ajim

Dosen Pengampu:
Ahmad Zubaidi, Lc. M.Pd.

Disusun Oleh:
Andryan Maulana (202180011)
Hasyim Ashari (202180030)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa secara sederhana adalah sekumpulan bunyi yang mengandung
makna. Oleh karena itu, hal utama dari kajian bahasa pada dasarnya adalah
hubungan anrata lafadz maknanya. Mengetahui hunbungan lafadz dan makna
menjadi kebutuhan dasar, karena hubungan lafadz dan makna adalah bagian
dari problematika pemikiran manusia paling dasar dan tidak dapat dimonopoli
oleh ilmu bahasa saja.

Demikian pentingnya mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan lafadz


dan makna serta mengingat cakupan kedua kajian itu, maka dalam makalah ini
pelulis akan mencoba mengkaji mengenai “Jenis-jenis Makna”, sebagai
lanjutan dari materi sebelumnya yang membahas “Hubungan Kata dan
Makna”. Semoga makalah ini bermanfaat bagi teman-teman semua dalam
mempelajari mata kuliah Ilmu Ad-Dilalah wa Al-Ma’ajim.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Dari Makan?

2. Apa Saja Jenis-Jenis Dari Makna?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Makna
Secara etimologi, kata ma’na berasal dari kata ‫نى‬66‫ ع‬yang salah satu
maknanya adalah melahirkan. Karena itu, makna diartikan sebagai perkara
yang dilahirkan dari tutran. Perkara tersebut dalam ada dalam benak manusia
sebelum diungkapkan dalam sarana bahasa. Sarana ini berubah-ubah sesuai
dengan dengan perubahan makna tersebut di dalam benak. Perkara yang
terdapat di dalam benak disimpulkan sebagai hasil pengalaman yang diolah
akal secara tepat.1

Lebih spesifik, definisi makna/tanda adalah sebagai berikut :

‫ ما تنقله الكلمة والذي يعير عن العالقة بين الدال (أي الكلمة) والمدلول‬: ‫المعنى أو الداللة‬
)‫عليه (أي الشيء أو الشخص أو المفهوم خارج اللغة‬.

Makna/Tanda adalah sesuatu yang dipindahkan kata atau sesuatu yang


ditangkap dari (hasil) hubungan antara penanda (kata) dengan pertanda
(benda atau seseorang atau sesuatu atau sesuatu yang dipahami di luar
bahasa).2

B. Jenis-jenis Makna

Bahasa digunakan untuk berbagai kegiatan dan keperluan dalam


kehidupan masyarakat, maka makna bahasa itu pun menjadi bermacam-
macam dilihat dari segi atau pandangan yang berbeda. Abdul chaer membagi
jenis-jenis makna menjadi 12 macam, yaitu : makna leksikal, gramatikal,
kontekstual, referensial dan non-referensial, denotatif, konotatif, konseptual,
asosiatif, kata, istilah, idiom, serta makna peribahasa. Berikut sebagai
penjelasannya:

1. Makna leksikal
1
Syihabuddin, Teori dan Praktek Penerjemahan Arab-Indonesia (Jakarta ; Dirjen Depdiknas,
2002), hlm. 16.
2
Muhammad Ali Al-Khuli, Op. Cit, hlm. 257.
Makna leksikal adalah makna yang sebenarny, makna yang sesuai dengan
hasil observasi indera kita, bersifat apa adanya, atau makna yang ada di dalam
kamus. Misalnya adalah “air” bermakna leksikal sejenis barang cair yang biasa
digunakan untuk keprluan sehari-hari.

2. Makna Gramatikal

Makna gramatikal baru ada apabila terjadi proses gramatikal seperti


afisasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi. Misalnya, dalam proses
aplikasi prefix ber- dengan baju, maka melahirkan makna gramatikal
“mengenakan atau memakai baju”.

3. Makna Kontekstual

Makna kontekstual adalah makna sebuah laksem atau kata yang berad
dalam suatu konteks. Misalnya, makna konteks kepala pada kalimat berikut:

a. Rambut di kepala nenek sudah putih.

b. Sebagai kepala sekolah pak Joni harus tegas.

c. Lambang osis sudah ada pada kepala surat itu.

d. kepala paku dan kepala jarum tidak sama bentuknya.

4. Makna Referensi

Sebuah kata disebut bermakna referensial kalua ada referensinya, atau


acuannya. Kata-kata seperti “kambing” disebut bermakna referensial kalua ada
referensinya, atau ada acuannhya. Kata-kata seperti “jika”, “meskipun”, adalah
kata-kata yang tidak bermakna referensial karena kata-kata itu tidak
mempunyai referensi, atau disebut juga kata bermakna ‘non-
referensial”(memiliki makna tetapi tidak mempunyai acuan).

5. Makna Denotatif

Makna denotative adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya
yang dimiliki oleh sebuah kata. Misalnya kata “kurus” bermakna denotative
yang mana artinya “keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran
normal”.

6. Makna Konotatif

Makna konotatif (makna majazi) adalah makna lain yang ditambahkan


pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau
kelompok yang menggunakan kata tersebut. Misalnya makna konotatif kata
“kurus”, berkonotasi netral, artinya tidak ada nilai rasa yang mengenakkan.
Tetapi kata “ramping”, yaitu sebenarnya bersinonim dengan kata “kurus” itu
memiliki konotasi positif, nilai rasa yang mengenakkan, orang akan senang
kalua dikatakan ramping. Sebaliknya , kata krempeng yang sebenarnya juga
bersinonim dengan kata kurus dan ramping, mempunya nilai rasa yang tidak
mengenakkan, orang akan tidak suka apabila dikatakan tubuhnya krempeng.

7. Makna Konseptual

Makna konseptual adalah makna yang memiliki oleh sebuah laksem


terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Misalnhya kata kuda memiliki
makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai”.

8. Makna Asosiatif

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah laksem atau kata
bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau
kesucian.

9. Makna Kata
Setiap kata atau leksem memiliki makna. Pada awalnya, makna yang
dimiliki sebuah kata adalah makna Leksikal, makna Denotatif atau makna
Konseptual.namun suatu kata akan menjadi jelas maknanya jika sudah berada
apada konteks situasinya, maka makna setiap kata masih bersifat umum jika
dalam keadaan tunggal, atau tidak berada dalam suatu susunan konteks
tertentu, makna “tangan” masih bersifat umum jika berada pada posisi tunggal,
akan tetapi jika disandingkan pada sebuah susunan kalimat maka akan
mennunjukkan makna yang dikehendaki. Contoh: a. “tangannya luka kena
pecahan kaca” b. “lengannya luka kena pecahan kaca”. Jadi kata lengan dan
tangan di atas memiliki makna yang bersinonim, atau bermakna sama.
10. Makna Istilah
yang dimaksud makna istilah di sini adalah makna pasti, jelas, dan terang
meskipun tidak bersamaan dengan konteks tertentu. Istilah ini hanya
digunakan pada suatu deskripsi keilmuan tertentu, suatu contoh tangan dan
lengan pada konteks kedokteran, maka memiliki makna yang berlainan,
tangan merupakan bagian dari jari sampai pergelangan tangan, sedangkan
lengan merupakan bagian dari pergelangan tangan sampai dengan bahu, jadi
kedua istilah ini tidak saling bersinonim, akan tetapi memiliki makna yang
berlainan.
Contoh:

Makna Idiom Makna Asal


Takut Hatinya Terbang
Berfikir Lama Memeras Otak
Masalah Memanas Tungku Itu Panas
11. Makna Idiom
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari
makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara grammatical.
Misalnya, secara gramatikal bentuk menjual rumah bermakna “yang menjual
menerima uang dan yang membeli menerima rumahnya”, tetapi didalam
bahasa Indonesia bentuk menjual gigi tidak memiliki maknaseperti itu,
melainkan bermakna tertawa keras-keras. Jadi, makna seperti yang dimiliki
bentuk menjual gigi itulah yang dinamakan makna idiomatical.

12. Makna Peribahasa

Berbeda dengan idiom, yang maknanya tidak bisa difahami secara


leksikal, (tekstual), maka pribahasa adalah makna yang masih bisa dilacak dari
makna unsur-unsurnya. Karena ada relasi antara makna asli dengan makna,
sebagai peribahasa. Suatu contoh orang yang saling bertengkar dan tidak
pernah akur dapat diperibahasakan sebagai “seperti anjing dan kucing’ karena
dalam kenyataannya kedua binatang tersebut tidak pernah akur ketika saling
bertemu, dan juga orang yang banyak bicara dan tidak berilmu, maka dapat
diperibahasakan sebagai “tongkosong nyaring bunyinya” yang artinya tong
ketika tidak berisi akan lebih berbunyi nyaring ketika dipukul, dari pada tong
yan berisi sesuatu.3

BAB III

3
Taufiqurrahman. Leksikologi Bahasa Arab. Malang : UIN Malang Press, 2008. Hlm 82-91.
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Makna
Secara etimologi, kata ma’na berasal dari kata ‫ عنى‬yang salah satu
maknanya adalah melahirkan. Karena itu, makna diartikan sebagai perkara
yang dilahirkan dari tutran. Perkara tersebut dalam ada dalam benak
manusia sebelum diungkapkan dalam sarana bahasa.
2. Jenis-jenis Makna
Bahasa digunakan untuk berbagai kegiatan dan keperluan dalam
kehidupan masyarakat, maka makna bahasa itu pun menjadi bermacam-
macam dilihat dari segi atau pandangan yang berbeda. Abdul chaer
membagi jenis-jenis makna menjadi 12 macam, yaitu: makna leksikal,
gramatikal, kontekstual, referensial dan non-referensial, denotatif,
konotatif, konseptual, asosiatif, kata, istilah, idiom, serta makna
peribahasa.
DAFTAR PUSTAKA

Syihabuddin, Teori dan Praktek Penerjemahan Arab-Indonesia (Jakarta ; Dirjen


Depdiknas, 2002),

Muhammad Ali Al-Khuli, Op. Cit,

Taufiqurrahman. Leksikologi Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press, 2008.

Anda mungkin juga menyukai