Anda di halaman 1dari 14

Borneo Journal of Pharmacy

AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphyloccocos aureus dan Salmonella thypi

EKSTRAK METANOL ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa)

1st Sri Hainil1 Abstrak


2nd Suci Fitriani Sammulia2 Anggur Laut merupakan salah satu jenis tumbuhan laut yang

3rd Adella* menghasilkan senyawa aktif yang berpotensi sebagai bahan obat yang
berkhasiat sebagai antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
1Laboraturium Mikrobiologi aktivitas antibakteri anggur laut yang berasal dari Kampung Terih,
Farmasi, Program S1- Farmasi Pantai Nongsa Kepulauan Riau. Uji bakteri yang digunakan adalah
2 Institut Kesehatan Mitra Bunda, Batam

/Kepulauan Riau, Indonesia Staphylococcos aureus dan Salmonella thypi. Pengujian aktivitas
antibakteri menggunakan metode difusi kertas cakram dilakukan
dengan mengukur zona hambat disekitar kertas cakram, dengan
*email:
menggunakan varian konsentrasi 25%, 75%, 100%. Hasil penelitian
adellareffa04@gmail.com
menunjukkan bahwa ekstrak anggur laut mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcos aureus dengan terbentuk
diameter rata-rata pada setiap konsentrasi 8,4 mm; 9,1 mm; 15,7mm;
Kata kunci :
Anggur laut, Salmonella thypi, kemudian bakteri Salmonella thypi membentuk diameter rata-rata
Staphylococcos aureus pada setiap konsentrasinya 8,3 mm; 9,3 mm ; 19,9 mm. Ekstrak
anggur laut memiliki potensi kuat dalam menghambat pertumbuhan
bakteri.

PENDAHULUAN
tinggi di Indonesia. Infeksi dapat disebabkan
Wilayah Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau
oleh virus, jamur, parasit, bakteri. Bakteri
mempunyai pantai yang kaya akan sumber hayati
pantogen yang sering menyebabkan infeksi pada
yang melimpah khususnya hasil-hasil laut salah
manusia salah satunya adalah Staphylococcus
satunya yaitu anggur laut. Anggur laut mempunyai
aureus dan Salmonella thypi (Perry & Potter,
nama daerah yaitu Latoh (Jawa), Bulung Boni (Bali),
2014) (2).
dan Lawi-lawi (Sulawesi). Anggur laut dapat
Anggur Laut merupakan jenis makroalga
dimanfaatkan sebagai bahan makanan berupa
yang mampu tumbuh di seluruh paparan terumbu
lalapan (1).
karang, disamping itu, faktor lingkungan seperti
Penyakit infeksi merupakan salah satu
suhu, pH (derajat keasaman), kecerahan
masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup
mempengaruhi keberadaan Caulerpa racemosa

1
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814

(Kadi, 2000). Penelitian dilakukan oleh (asam asetat), aquadest steril, Kloramfenicol
(Marfuah et al., 2018). Pada tahun 2018 tentang disc, Bakteri Gram Positif Staphylococcus
aktivitas antibakteri anggur laut Caulerpa aureus, Bakteri Gram Negatif Salmonella thypi,
racemosa didapatkan bahwa anggur laut Alkohol 75%, NaCL (Natrium klorida) 0,9%.
mempunyai kandungan senyawa bioaktif antara
lain alkaloid, flavonoid, fenol, tanin yang dapat ALAT
Alat yang digunakan antara lain
berfungsi sebagai senyawa antibakteri (Marfuah et
autoklaf, erlenmeyer, hot plate (Maspion
al., 2018) (3).
s.302), cawan petri, rotary evaporator
Senyawa antibakteri memiliki efektivitas
(Heidolph made in Germany), timbangan digital
dalam mengendalikan pertumbuhan bakteri,
(Kenko), vortex mixer, penyaring, tabung reaksi,
khususnya bakteri yang merugikan
rak tabung reaksi, oven, jarum ose, LAF
manusia.Staphyloccocos aureus dan Salmonella
(Laminar Air Flow) (magnehelic), bunsen,
thypi adalah bakteri yang biasa digunakan sebagai
aluminium foil, magnetic stirrer, kertas saring,
bakteri target dalam penelitian antibakteri. Kedua
incubator (memmert), jangka sorong, mikroskop,
bakteri tersebut termasuk bakteri patogen yang
kurs porselin, kertas cakram, kaca objek, cover
menyebabkan penyakit, oleh karena itu perlu
gelas, batang pengaduk, wadah kaca, pinset,
adanya ekstrak bahan alami yang dapat digunakan
cotton steril, pipet mikro.
sebagai antibakteri dalam menghambat dan
membunuh bakteri patogen tersebut (Marfuah et
METODE
al., 2018) (4).
PENGAMBILAN SAMPEL
Telah banyak diteliti anggur laut (Caulerpa
Sampel yang akan digunakan pada
racemosa) sebagai aktivitas antibakteri pada bakteri
penelitian ini adalah anggur laut (Caulerpa
Staphyloccocos aureus dan E.coli, tetapi belum ada
rasemosa) yang berada didaerah Kampung Terih
ditemukan aktivitas antibakteri ekstrak anggur laut
Pantai Nongsa, Kepulauan Riau. Semua bagian
(Caulerpa racemosa) pada bakteri Staphyloccocos
tanaman anggur laut diambil sebanyak 18 kg.
aureus dan Salmonella thypi khususnya di wilayah
PENYIAPAN SAMPEL
Kampung Terih pantai Nongsa Batam, Kepulauan
Sampel anggur laut (Caulerpa rasemosa)
Riau.
yang telah terkumpul disortir dan dicuci bersih
Berdasarkan uraian diatas, penelitian tertarik
dibawah air mengalir agar terbebas dari lumpur, lalu
untuk dilakukan penelitian mengenai Aktivitas
anggur laut ditiriskan dan ditimbang berat awalnya.
antibakteri Staphyloccocos aureus dan Salmonella
kemudian anggur laut di rajang kecil-kecil.
thypi ekstrak metanol anggur laut (Caulerpa
PEMBUATAN EKSTRAK ANGGUR LAUT
racemosa) menggunakan metode difusi kertas
Anggur laut (Caulerpa rasemosa) sebanyak
cakram (disc diffusion method) dengan konsentrasi
18 kg di potong kecil-kecil, lalu dimasukkan kedalam
ekstrak 25%, 75%, 100%.
wadah kaca dan dimaserasi menggunakan pelarut

BAHAN DAN ALAT metanol hingga semua bagian anggur laut terendam.

BAHAN Maserasi dilakukan selama 3 hari, sambil diaduk

Bahan yang digunakan antara lain anggur laut setiap hari. Setiap 3 hari sekali filtrat disaring dan

(Caulerpa rasemosa), Nutrient Agar (NA) ampasnya di maserasi kembali dengan metanol.

(HiMedia) , metanol, H2SO4 (asam sulfat), Na 2C3 Proses maserasi dilakukan pengulangan sebanyak 3

(Natrium karbonat), serbuk Mg (Magnesium), kali.

pereaksi Mayer, HCl (asam klorida) pekat, Hasil maserat yang didapat dari ketiga
maserasi digabungkan dan diuapkan pelarutnya
aquadest, kloroform, chloralhidrat, FeCl3 (Besi III
menggunakan rotary evaporator hingga didapati
Klorida), BaCl2 1% (Barium Klorida), CH3COOH
ekstrak kental anggur laut. Rendemen yang
diperoleh dihitung berdasarkan persentase bobot (b/b) selama 30 menit dan telah ditara. Setelah itu krus
dengan menggunakan persamaan berikut : porselin dimasukkan ke dalam furnace lalu
dipijarkan pada suhu 6000C selama 7 jam,
% Rendemen= dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator
selama 15 menit dan timbang kembali (Febriyenti
et al., 2018).
KARAKTERISASI SIMPLISIA
d. Penetapan Kadar Air
a. Pemeriksaan Organoleptis
Dilakukan identifikasi secara fisik dengan panca Dibersihkan cawan porselin dan dikeringkan dalam
indera meliputi bau, bentuk dan warna dari oven selama 15 menit pada suhu 105 ºC, kemudian
simplisia (Febriyenti et al., 2018).
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan
b. Pemeriksaan Mikroskopik
Letakkan sedikit serbuk simplisia diatas kaca objek, ditimbang beratnya. Ditimbang sampel sebanyak 2

lalu teteskan 1 tetes chloralhidrat dan tutup gram di letakkan dalam cawan porselin yang telah
menggunakan cover glass. Amati menggunakan
diketahui beratnya. Kemudian dikeringkan dalam
mikroskop dengan perbesaran hingga
memperlihatkan penampang melintang simplisia. oven pada suhu 100-105oC selama 3 jam,

c. Pemeriksaan Kemurnian didinginkan di dalam desikator selama 15 menit lalu

Amati simplisia bebas dari serangga, kotoran ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai
serangga dan kotoran lainnya, tidak adanya
lalu ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai
perubahan warna dan bau. Simpan simplisia dalam
wadah kaca dan terlindung dari sinar matahari dan tercapai berat konstan.

penyerapan (Depkes RI,2000). SKRINING FITOKIMIA


KARAKTERISASI EKSTRAK 1. Uji Alkaloid (Harborne, 2006)
a. Pemeriksaan Organoleptis Diambil ekstrak anggur laut dimasukan
Dilakukan identifikasi secara fisik dengan panca kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 5ml
indera meliputi bau, bentuk, dan warna dari ekstrak kloroform amoniak 0.05 N, diaduk perlahan.
(Febriyenti et al., 2018). Ditambahkan beberapa tetes H2SO4 2N.
b. Penetapan Susut Pengering Dikocok perlahan hingga terjadi pemisahan.
Timbang ekstrak kental sebanyak 2 gram lalu Diambil lapisan atas (asam) kedalam tabung
dimasukkan ke dalam krus porselin bertutup yang reaksi. Ditambahkan sebanyak 2 tetes reagen
sebelumnya sudah dipanaskan pada suhu 1050C Mayer. Jika positif terdapat alkaloid akan
selama 30 menit dan telah di tara. Setelah itu krus ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
porselin dimasukkan kedalam oven dalam keadaan 2. Uji Flavonoid (Harborne, 2006)
tutup krus yang terbuka lalu dikeringkan pada suhu Diambil ekstrak anggur laut dimasukan
1050C selama 30 menit, kemudian dikeluarkan dan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 tetes
didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan Asam Klorida pekat dan 0,1 serbuk Magnesium
ditimbang kembali. Lakukan pengulangan seperti lalu dikocok. Jika positif flavonoid akan ditandai
cara yang diatas sampai diperoleh berat yang dengan perubahan warna menjadi merah,
konstan (Depkes RI, 2000). kuning atau jingga.

c. Penetapan Kadar Abu Total 3. Uji Fenolik

Timbang ekstrak kental sebanyak 2 gram lalu Diambil secuplik ekstrak simplisia

dimasukkan kedalam krus porselin yang dimasukan kedalam tabung reaksi.

sebelumnya sudah dipanaskan pada suhu 1050C Ditambahkan 2 tetes FeCl3 1%. Jika positif

3
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814

fenolik akan ditandai dengan adanya perubahan hingga mengeras (Retnaningsih et al., 2019).
warna menjadi biru tua atau hijau kehitaman. PEREMAJAAN BAKTERI
4. Uji Saponin (Harborne, 2006) Sebelum dilakukan uji antibakteri, bakteri
Diambil ekstrak anggur laut dimasukan yang akan digunakan harus diregenerasikan
kedalam tabung reaksi. Ditambahkan beberapa terlebih dahulu. Hal yang pertama kali harus
tetes air panas, kemudian dikocok selama 5-15 dilakukan adalah membuat biakan agar miring,
menit. Diteteskan 1 tetes HCL 2N. Jika positif yaitu dengan menggoreskan biakan satu ose dari
saponin akan ditandai dengan adanya busa bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella
permanen. typhi masing-masing pada agar miring yang
5. Uji Steroid/Triterpenoid (Harborne, 2006) masih baru kemudian diinokulasi pada suhu
Diambil seculik ekstrak simplisia ditambahkan 37ºC selama 24 jam didalam inkubasi.
2-5 ml kloroform dan 10 tetes asam asetat PEMBUATAN STANDAR MC FARLAND
anhidrat. Ditambahkan H2SO4 pekat melalui Masukkan larutan BaCl2.2H2O 1,75%
dinding tabung reaksi. Jika positif triterpenoid sebanyak 0,05 mL dan dicampurkan dengan
akan terbentuk cincin kecoklatan atau violet. Jika larutan H2SO4 sebanyak 9,95 mL ke dalam
positif steroid akan terbentuk cincin biru tabung reaksi, kemudian dikocok sampai
kehijauan. terbentuk larutan keruh. Larutan ini digunakan
STERILISASI sebagai standar kekeruhan bakteri uji (Abu
Alat-alat yang akan digunakan dicuci bersih bakar dan Yamlean, 2019).
kemudian dikeringkan dan disterilkan terlebih PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI
dahulu. Lapisi semua alat-alat menggunakan Biakan bakteri yang telah berumur 24 jam
aluminium foil dan sterilkan menggunakan diambil dari agar miring sebanyak 2 ose, koloni
autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit atau bakteri uji disuspensikan kedalam 10 ml NaCl 0,9
oven dengan suhu 170ºC selama 1 jam. Alat-alat % steril dalam tabung reaksi steril. Kemudian
yang terbuat dari karet disterilkan dengan cara dihomogenkan dengan vortex. Kekeruhan
direndam dengan alkohol 70%. Jarum ose dibandingkan dengan Mc Farland (Muljono et
disterilkan dengan dipijarkan menggunakan nyala al., 2016).
bunsen. Laminar Air Flow (LAF) disterilkan dengan PEMBUATAN KONSENTRASI EKSTRAK
lampu UV selama 15 menit dan disemprotkan METANOL ANGGUR LAUT
dengan alkohol 70%. Sterilisasi Laminar Air Flow Pada penelitian ini menggunakan tiga macam
ini dilakukan sebelum dan sesudah bekerja konsentrasi yaitu konsentrasi ekstrak 25%, 75%
didalamnya. dan 100%. Masing-masing dilakukan sebanyak
PEMBUATAN MEDIA NUTRIENT AGAR tiga kali pengulangan. Konsentrasi ekstrak dibuat
Pembuatan media agar dilakukan dengan cara dalam 2 ml aquadest. Kontrol positif yang
6 gram nutrient agar dilarutkan ke dalam 200 ml digunakan yaitu Kloramfenicol disc dan kontrol
aquadest ke dalam erlenmeyer. Kemudian negatifnya yaitu aquadest steril 10 ml.
campuran tersebut dipanaskan di atas hot plate UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
agar homogen sampai mendidih selama ± 40 Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan
menit. Media agar disterilkan ke dalam autoklaf dengan metode (disc diffusion) menggunakan
pada suhu 121ºC selama 15 menit. Setelah kertas cakram. Konsentrasi ekstrak yang
disterilisasi, media lalu didinginkan hingga digunakan 25%, 50%, dan 75%. Kontrol positif
suhunya mencapai 45oC, baru kemudian kloramfenicol disc dan kontrol negatif aquadest.
dituangkan masing-masing sebanyak 20 ml ke Menggunakan 6 cawan petri dengan lima
dalam cawan petri. Media Nutrient Agar (NA) yang perlakuan dan tiga kali pengulangan. Cawan petri
telah dituang ke dalam cawan petri dibiarkan yang telah disterilkan, dipanaskan
dipinggirannya menggunakan api bunsen. Hasil maserat yang didapat dari ketiga maserasi
Kemudian tuang sebanyak 20 ml Nutrient Agar digabungkan dan hingga didapati ekstrak kental
(NA) dimasukkan kedalam masing- masing cawan anggur laut .menggunakan rotary evaporator.
petri dan tambahkan suspensi bakteri sebanyak 50 Maka didapatkan hasil rendemen sampel sebagai
μm menggunakan mikropipet kemudian dioleskan berikut :
menggunakan cotton steril media tersebut sampai Berat sampel :
memenuhi semua permukaan media. Dibiarkan 1-5 - Berat sampel awal anggur laut yang diperoleh :
menit agar suspensi masuk kedalam media agar, 18 kg= 18.000 g
kemudian di padatkan. Selanjutnya dilakukan - Berat ekstrak kental metanol : 322 gram
perendaman kertas cakram pada masing- masing
larutan dengan konsentrasi ekstrak anggur laut % Rendemen=
25%, 75%, 100%. Kemudian letakkan kertas cakram
=
tersebut tempelkan ke permukaan nutrient agar.
Kontrol positif menggunakan kloramfenicol disc = 1,78 %
dan kontrol negatif menggunakan aquadest steril.
Lakukan pengulang sebanyak 3 kali. Kemudian Karakterisasi simplisia

cawan petri diinkubasi dalam inkubator selama 1 x Karakterisai simplisia dan ekstrak
24 jam pada suhu 37ºC. Kemudian aktivitas
merupakan suatu proses awalan yang dilakukan
antibakteri ditetapkan dengan mengukur diameter
zona bening yang terbentuk menggunakan jangka untuk mengetahui mutu dari suatu simplisia dan

sorong (Misna & Diana, 2016). ekstrak (Depkes RI, 2000). Karakterisasi simplisia
ANALISA DATA
yang dilakukan pada penelitian ini berupa uji
Analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan data deskriptif dengan penyajian organoleptis yang menunjukkan bentuk serbuk

data dan juga dalam bentuk tabel dengan dengan warna hijau dan penetapan kadar air
melakukan pengamatan terhadap pengukuran
menunjukkan hasil sebanyak 92,16 pada tabel 3.
diameter zona hambat dari daerah bening dari
ekstrak pekat anggur laut.
Berat cawan Cawan +
HASIL DAN PEMBAHASAN kosong sudah di
sampel
Cawan + sampel Kadar air
oven sesudah dioven total
Ekstraksi (A)
sebelum dioven
( C) (100%)
(B)
Penelitian ini menggunakan dengan metode
maserasi, metode maserasi merupakan metode 31,690 33,690 31,845 92,25%

ekstraksi cara dingin dan merupakan metode yang 31,690 33,690 31,845 92,25%
sangat sederhana. Metode maserasi merupakan
31,685 33,685 31,845 92%
proses pengekstrakan simplisia menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengadukan (Depkes
,2000). Karakterisasi ekstrak
Pelarut yang digunakan pada metode maserasi
Karakterisasi ekstrak yang dilakukan
ini adalah metanol, karena metanol bersifat
universal yang dapat menarik senyawa polar, dan penelitian ini berupa uji organoleptis
non polar yang mudah menguap. Menurut Savitri et menunjukkan hasil bentuk ekstrak kental yang
al, 2017 metanol merupakan pelarut terbaik untuk
didapatkan berwarna hijau kehitaman, rasa asin,
mengekstrak senyawa yang cenderung polar. Proses
maserasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. dan bau asam, dan uji pemeriksaan susut

5
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814

pengering menunjukkan hasil 14,2% pada tabel 1. tidak berbentuk utuh dan menyebabkan

Uji penetapan kadar abu total menunjukkan kematian sel. Pada family Caulerpaceace

hasil 63,80%. Pada tabel 2. menghasilkan metabolit sekunder yaitu

Tabel 1. Pemeriksaan Susut Pengeringan senyawa alkaloid bisindole, senyawa bisindole


Berat Berat Berat % Susut
laut ditemukan senyawa bioaktif yang kuat
krus krus+ekstrak krus+ekstrak pengeringan
kosong sebelum di setelah di
berberapa diantaranya termasuk antijamur,
(A) oven oven
(B) (C)
antibakteri, antivirus, sitotoksik dan anti-
53,405 55,400 g 55,16 g 12,03 %
g inflamasi (Bharate, 2012).
52,510 54,530 g 54,224 g 15,14 %
g
Senyawa flavonoid berpotensi sebagai
53,280 55,295 g 54,984 g 15,43 % antibakteri menurut pendapat (Pendit et al,
g
Dari pemeriksaan susut pengeringan didapati hasil yaitu 14,2 % 2016) menyatakan bahwa mekanisme flavonoid

Tabel 2. Hasil Penetapan Kadar Abu Ekstrak sebagai antibakteri dengan cara menghambat

Berat Berat Berat


sintesis asam nukleat, menghambat fungsi
krus krus+ekstrak krus+ekstrak % Kadar
membran sel.
kosong sebelum di oven setelah di Abu
(A) (B) oven
Senyawa bioaktif fenolik berperan sebagai
(C)
53,400 g 55,380 g 54,615 g 61,363 % antibakteri menurut (Purwantiningsih et al, 2014)
53,405 g 55,408 g 54,724 g 65,85 %
53, 425 g 55,437 g 54,705 g 63,61 % menyatakan bahwa kandungan fenol dapat
Dari pemeriksaan kadar abu ekstrak didapati hasil yaitu 63,80 %
menembus dan mengganggu dinding sel bakteri.
Skrining fitokimia
PEMBUATAN LARUTAN UJI
Hasil skrining fitokimia menunjukkan hasil
Menggunakan tiga macam konsentrasi yaitu
positif pada senyawa metabolit sekunder alkaloid,
konsentrasi ekstrak 25%, 75% dan 100%. Masing-
flavonoid, fenolik, dan menunjukkan hasil negatif
masing dilakukan sebanyak tiga kali
pada senyawa metabolit sekunder saponin dan
pengulangan. Konsentrasi ekstrak dibuat dalam 2
steroid. Hal ini selaras dengan penelitian
ml aquadest.
menurut (Marfuah et al., 2018) yang
Pembuatan konsentrasi ekstrak dengan rumus
menunjukkan hasil positif pada senyawa
% konsentrasi =
metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, fenolik
Keterangan :
dan hasil negatif pada senyawa metabolit
% konsentrasi = konsentrasi ekstrak yang terdapat
sekunder saponin dan steroid. Berdasarkan hasil dalam pelarut

yang diperoleh, senyawa alkaloid berperan m = berat/ massa dari ekstrak (gram)
v = jumlah total antara ekstrak dan
sebagai senyawa antibakteri sejalan dengan
pelarut setelah ditambahkan pelarut (ml)
(Haryati et al, 2017) alkaloid memiliki

kemampuan sebagai sebagai antibakteri, memiliki

mekanisme komponen penyusun peptidoglikan

pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel


PEMBUATAN SUSPENSE BAKTERI Tabel 5. Hasil Pengukuran Daya Hambat Bakteri Salmonella

thypi
Biakan bakteri yang telah berumur 24 jam
Kontrol 33,6 mm 33,6 mm 33,6 mm 33,6 mm
diambil dari agar miring sebanyak 2 ose, koloni (+)
(kloramfenicol)
bakteri uji disuspensikan kedalam 10 ml NaCl 0,9 %
Kontrol
(–)
- - - -
steril dalam tabung reaksi steril. Kemudian (aquadest steril)

dihomogenkan dengan vortex. Kekeruhan

dibandingkan dengan Mc Farland (Muljono et al., UJI ZONA HAMBAT

2016). Metode yang digunakan dalam uji

PEMBUATAN STANDAR MC FARLAND aktivitas antibakteri yaitu metode difusi kertas

Masukkan larutan BaCl2.2H2O 1,75% sebanyak cakram (disc diffusion method). Alasan

0,05 mL dan dicampurkan dengan larutan H2SO4 penggunaan metode ini karena pengerjaannya

sebanyak 9,95 mL ke dalam tabung reaksi, kemudian sederhana, efisien dan praktis tidak ada alat

dikocok sampai terbentuk larutan keruh. Larutan ini khusus dalam pengerjaannya (Katrin et al.,

digunakan sebagai standar kekeruhan bakteri uji (Abu 2015). Metode difusi cakram (disc diffusion

bakar dan Yamlean, 2019). method) dilakukan menggunakan kertas cakram

KONTROL POSITIF DAN KONTROL NEGATIF yang sebelumnya sudah ditetesi pada larutan uji

Pemilihan antibiotik kloramfenicol sebagai sampai seluruh permukaannya basah, kertas

kontrol positif pada penelitian ini dikarenakan cakram diletakkan diatas media cawan yang telah

kloramfenicol merupakan antibiotik dengan dioleskan dengan bakteri. Lalu pengamatannya

sprektrum luas yang dapat menghambat dilakukan setelah bakteri diinkubator selama 1 x

pertumbuhan bakteri, bahkan mematikan bakteri 24 jam dengan suhu 37°C.

gram positif dan gram negatif (Muharni et al., Pengujian aktivitas antibakteri ini

2017). Aquadest sebagai kontrol negatif dan juga bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari

digunakan sebagai pelarut tidak memiliki aktivitas ekstrak dalam menghambat bakteri yang akan

antibakteri terhadap bakteri uji dan juga dapat diuji.

melarutkan ekstrak yang bersifat garam. Hasil uji Hasil pengukuran zona hambat pada

kontrol positif dan kontrol negatif terhadap bakteri bakteri Staphyloccocos aureus pada tabel 6 dan

Staphyloccocos aureus tabel 4 dan Salmonella Salmonella thypi tabel 7.

thypi tersaji pada tabel 5.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Daya Hambat Bakteri Staphylococcos aureus

Kontrol (+) 33,6 mm 33,6 mm 33,6 mm 33,6 mm


(kloramfenicol)

Kontrol
(–)
- - - -
(aquadest steril)

7
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814

Tabel 6. Hasil Pengukuran Daya Hambat Bakteri

Staphylococcos aureus

Daya hambat bakteri (mm)


Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Rata-rata
1 2 3
Konsentrasi 25 % 8,3 mm 8,4 mm 8,5 mm 8,4 mm
Konsentrasi 75 % 9,1 mm 9,1 mm 9,2 mm 9,1 mm
Konsentrasi 100 % 15,1 mm 16,1 mm 16,1 mm 15,7 mm

Tabel 7. Hasil Pengukuran Daya Hambat Bakteri

Salmonella thypi

Daya hambat bakteri (mm)


Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Rata-rata
1 2 3
Konsentrasi 25 % 8,2 mm 8,3 mm 8,4 mm 8,3 mm
Konsentrasi 75 % 9,2 mm 9,3 mm 9,4 mm 9,3 mm
Konsentrasi 100 % 19,4 mm 20,1 mm 20,2 mm 19,9 mm

Pengulangan 1(staphylococcos aureus) Pengulangan 2 (staphylococcos aureus)


Pengulangan 3 (staphylococcos aureus) Pengulangan 3 (Salmonella thypi)
Hasil pengukuran zona hambat bakteri
Salmonella thypi pada konsentrasi 25%
diperoleh diameter rata-rata zona hambat
sebesar 8,3 mm (kategori daya hambat sedang),
pada konsentrasi 75% diperoleh diameter rata-
rata sebesar 9,3 mm (kategori daya hambat
sedang), Hal ini selaras dengan penelitian
(Isnaini et al, 2018) zona hambat yang terbentuk
dari ekstrak anggur laut memiliki kekuatan daya
hambat sedang.
KESIMPULAN
Pengulangan 1 (Salmonella thypi) Berdasarkan hasil penelitian aktivitas
antibakteri Staphylococcos aureus dan
Salmonella thypi ekstrak metanol anggur laut
(Caulerpa racemosa) maka kesimpulan yang
didapatkan yaitu
1. Ekstrak metanol anggur laut (Caulerpa
racemosa) mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap Staphylococcos aureus pada
konsentrasi 100% dengan respon daya
hambat kuat sebesar 15,7 mm.
2. Ekstrak metanol anggur laut (Caulerpa

Pengulangan 2 (Salmonella thypi) racemosa) mempunyai aktivitas antibakteri


terhadap Salmonella thypi pada konsentrasi
Hasil pengukuran zona hambat pada bakteri
100% dengan respon daya hambat kuat
Staphylococcos aureus pada konsentrasi 25%
sebesar 19,9 mm.
diperoleh diameter rata-rata zona hambat sebesar
DAFTAR PUSTAKA
8,4 mm (kategori daya hambat sedang), pada
Abu bakar, P. M. S., & Yamlean, P. V. Y.
konsentrasi 75% diperoleh diameter rata-rata zona
(2019). Uji Daya Hambat Ekstrak
hambat sebesar 9,1 mm (kategori daya hambat
Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia
sedang), pada konsentrasi 100% diperoleh diameter
Purpurata K.Schum) Terhadap
rata-rata zona hambat sebesar 15,7 mm (kategori
Pertumbuhan Bakteri Klebsiella
daya hambat kuat).

9
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814

Pneumoniae Isolat Sputum Pada Penderita Makanan Direkorat Pengawasan Obat


Pneumonia Resisten Antibiotik Tradisional, hal 31-32.
Seftriakson.Pharmacon, 8(1), 11–2 Febriyenti, F., Suharti, N., Lucida, H., Husni,
Agoes,G, (2007). Teknologi Bahan E., & Sedona, O. (2018). Karakterisasi
Alam.Bandung: ITB Press Bandung. dan Studi Aktivitas Antioksidan dari
Andayani, R., Mubarak, Z., & Rinanda, D. R. Ekstrak Etanol Secang (Caesalpinia
(2016). Aktivitas Antibakteri Tepung sappan L). Jurnal Sains Farmasi & Klinis,
Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) 5(1), 23
Terhadap Enterococcus faecalis Secara In Fernandes, C. and J. Cortes. 2005. Caulerpa
Vitro. sertularioides a green algae spreading
Anwar, L., Bubun, R., & Rosmawati. (2016). aggressively over coral reef communities
Manfaat Anggur Laut (caulerpa in Culebra Bay, North Pasific of Costa
racemosa) dan Penangannya dengan Rica Coral Reefs. Jour. Int. Soc. Stud. 24
Melibatkan Masyarakat Pantai di desa (1): 9-10
desa Rumba, Seminar Nasional Dan Gelar Ghallisa, K, N., Wahyunanto, A, N., & Yusuf,
Produk, 17- 18 Oktober. H. (2014). Ekstraksi Daun Sirih Merah
Asmardi, A., Rodesia M. R., dan Fitmawati. (Piper crocatum Dengan Metode
2014. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Microwave Assisted Extraction (MAE).
Cyclea barbata (L.) Miers. Terhadap Bakteri Jurnal Bioproses Komoditas Tropis.
Escherichia coli dan Salmonella typhi. Greenwood D. 1995.Antibiotics Susceptibility
Jurnal FMIPA, 1(2) : 1-9. (Sensitivity) Test, Antimicrobial and
Association of Official Analytical Chemist. 2007. Chemotheraphy.United State of America:
Official Method of Analyis. 18thed. Mc Graw Hill Company.
Martlann: Association of Official Analytical Endarini, & Hanni, L. (2016). Modul Bahan
Chemist Inc. Ajar Cetak Farmasi. Farmakognosi Dan
Bharate SB, Yadav RR, Battula S, Vishwakarma Fitokimia. Jakarta Selatan : Pusdik SDM
RA. Meridianins: marine-derived potent Kesehatan.
kinase inhibitors. Mini Rev Med Chem Hagerman, A. E. (2002). Tanin Chemistry
2012;12:618–31. Handbook.
Block, S. (2001). Disinfection, Sterilization and Hainil, S., Arbain, D., & Putra, D. P. (2015).
Preservation, Lippincott Williams and Kajian Kimia Dari Fraksi Etil Asetat Kulit
Wilkins, Philadelphia,p 695. Batang Kayu Pahit (Picrasma Javanica
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Bl.). Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(1),
Indonesia. (2014). Acuan Sediaan Herbal. 1-7.
Chauhan, Shikha Baghel. 2017. Penetration Hainil, S., Elfasyari, T Y., & Sulistya, R.I.
Enhancement Techniques. Journal of (2021). Identifikasi Bakteri Escherichia
Applied Pharmacy. 9(2) :1-5. coli Sesu Kedelai Murni di Pasar Jodoh
Damayanti, M., Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, Kota Batam. Jurnal Surya Medika (JSM),
F., Ilmu, D. A. N., Islam, U., & Syarif, N. 7(1), 25-30.
(2014). (Allium sativum) terhadap Hanani. (2015). Analisis Fitokimia. Buku
Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium kedokteran EGC: Jakarta.
acnes secara In Vitro. Hapsari, Maria Endah. (2015) Uji
Depkes, R. (2000). Parameter Standar Umum Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Herba Meniran (Phyllanthus
Direkorat Jenderal Pengawasan Obat dan niruri) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Bacillus cereus dan Bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Univesitas Sanata Escherichia coli. JKK, Volume 4(1), 7-12
Dharma. Yogyakarta. ISSN 2303-1077.
Harbone. (2006). Metode Fitokimia, Penentuan Kristanti, A. N., Aminah, N. S., Tanjung, M., &
Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Kurniadi, B. (2008). Buku ajar fitokimia.
Institut Teknologi Bandung. Surabaya, Airlangga University Press, hal
Haryati, Nur Aini, Chairul S., dan Erwin. 2015. 23.
Uji Toksisitas dan Aktivitas Antibakteri Machmud, M. (2008). Teknik Penyimpanan
Ekstrak Daun Merah Tanaman Pucuk dan Pemeliharaan Mikrobia. Balai
Merah (Syzygium myrtifolium Walp.) Penelitian Bioteknologi Tanaman
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Pangan. Bogor.
dan Escherichia coli. 13(1). Marfuah, I., Dewi, eko nurcahya, & Rianigsih,
Ikbal, M. (2015). Uji toksisitas Ekstrak Metanol L. (2018). KAJIAN POTENSI EKSTRAK
Rumput Laut Hijau ( Caulerpa Racemosa) ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa)
pada Larva Udang Windu (Penaeus SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP
monodon).Octopus, 4(2), 417-42. BAKTERI Escherichia coli dan
Irianto, K. (2012). Mikrobiologi Menguak Dunia Staphylococcus aureus. 1.
Mikroorganisme. Bandung : Yrama Wigya. Marzuki, N. (2004). Sehat dan Cantik dngan
Isnaini, M., E. N. Dewi dan L. Rianingsih. rumput laut. Volume XLI, Nomor 4
2018.Kajian Potensi Ekstrak Anggur tahun 2016 : 50 - 62.
Laut(Caulerpa racemosa) Sebagai Mayefis, D., Hainil, S., & Afika, N. (2020).
AntibakteriTerhadap Bakteri Escherichia Antibacterial And Antifungal Activity Of
coli danStaphylococcus aureus. Jurnal Sponge Extract From Natuna Water, Riau
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Islands. Research Journal of
Perikanan, 7(1):7-14. Pharmaceutical, Biological and Chemical
Isnawati, A. P., & Retnaningsih, A. (2018). Sciences. ISSN: 0975-8585.
Perbandingan Teknik Ekstraksi Maserasi Misna, & Diana, K. (2016). Akitivitas
Dengan Infusa pada Pengujian Aktivitas antibakteri ekstrak kulit bawang merah
Daya Hambat Daun Sirih Hijau (Piper betle (Allium cepa L.) Terhadap bakteri
L.) Terhadap Escherichia coli. Jurnal Staphylococcus aureus. Journal of
Farmasi Malahayati, 1(1), 19-24. Pharmacy, 2(2), 138–144.
Izzati, M. (2007). skreening Potensi Antibakteri Muharni., Fitriya., & Sofa, Farida. (2017). Uji
Pada Beberapa Spesies Rumput Laut Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Terhadap Bakteri Pantogen Pada Udang Tanaman Obat Suku Musi di Kabupaten
Windu. Jurnal Bioma.9(2) : 62-67. Musi anyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal
Jawetz, E., J, M., & Adelberg. (2004). Kefarmasian Indonesia 127-135.
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. ECG : Muljono, P., Fatimawali, & Manampiring, A,
Jakarta. E. (2016). Uji aktivitas antibakteri
Kadi, A. (2000). Potensi Rumput Laut di ekstrak daun mayana jantan (Coleus
Beberapa Perairan di Indonesia. Jurnal atropurpureus Benth) terhadap
Osean , 29 (4) : 25-36. pertumbuhan bakteri Streptococcus Sp.
Katrin, D., Idiawati N., Sitorus B. (2015). Uji dan Pseudomonas Sp. E-Biomedik
Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Daun (EBm), 4(1), 164–172.
Malek (Litsea graciae Vidal) Terhadap

11
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814

Munandar, K. 2016. Pengenalan laboratorium dengan Metode Cakram. Jurnal Analis


IPA biologi sekolah. Bandung : Refika Farmasi, 4(1), 1–9.
Aditama. Halaman 84. Ridowati, & Asnani. (2016). Potensi Anggur
Pelezar, M. j, & Chan, E. (2008). Dasar- Dasar Laut Kelompok Caulerpa racemosa
Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI Press. Sebagai Kandidat Sumber Pngan
Pendit, P. A. C. D., Elok Z., dan Feronika H. S. Fungsional Indonesia. Oseana, 15 (4) :
2016. Karakteristik Fisik-Kimia Dan 50-62.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Romimohtarto, K., & Juwana, S. (2009).
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L). Biologi Laut. Djambatan, Jakarta, 540.
Jurnal Pangan dan Agroindustri, 4(1) : Salni, H.M., dan Ratna, W.M. 2011. Isolasi
400-409. Senyawa Antibakteri Dari Daun Jengkol
Peristiwaningrum, A. (2019). Skrining aktivitas (Pithecolobium lobatum Benth ) dan
antibakteri ekstrak metanol beberapa Penentuan Nilai KHM-nya. Jurnal
spons dari Pulau Banyuwangi terhadap Penelitian Sains. 14 (1 D ) 14109.
Bacillus subtilis dan Pseudomonas Shembale, A.I., Borole D.K., and Lohiya
aeruginosa. Disertasi Doktor, Universitas R.T.2010. Useful Permeation
Airlangga. Enhancers for Transdermal Drug
Perry, & Potter. (2014). fundamental Delivery : A Revew, Int. J. Pharm.
keperawatan. EGC : Jakarta. Research & Development.
Pratiwi, S. T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Sherly, R., & Asnani. (2016). Potensi Anggur
Yogyakarta : Penerbit Erlangga Laut Kelompok Caulerpa racemosa
Prayoga, E. (2013). Perbandingan efek ekstrak Sebagai Kanidat Sumber Pangan
daun sirih hijau (Piper betle L.) dengan Fungsional Indonesia. Univesitas
metode difusi disk dan sumuran terhadap Sriwijaya Palembang.
pertumbuhan bakteri Staphylococcus Sri, A.H. (2015). Mirobiologi Kesehatan.
aureus. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal: 17,125-
Purwantiningsih, T. I., Yustina Y. S., dan 126, 148-150.
Widodo. 2014. Aktivitas Senyawa Fenol Suhartini, S. (2003). Penapisan
Dalam Buah Mengkudu (Morinda AwalnCaulepa racemoa,sesuium
citrifolia) Sebagai Antibakteri Alami portulacstrum, Xylocarpus granatum
Untuk Penghambatan Bakteri Penyebab dan Ulva lactuca sebagi antimikroba.
Mastitis. Buletin Peternakan, 38(1). Program Studi Teknologi Hail
Radji, M. (2006). Penuntun Praktikum Perikanan.Fakultas Perikanan dan Ilmu
Mikrobiologi Jilid 2. Departemen Farmasi Kelautan. institut pertanian bogor.
FMIPA UI. Tim Profit, rumput laut. (2005). Profil
Redha, A. (2010). Flavonoid: Struktur, Sifat Rumput Laut Indonesia. Direkorat
Antioksidatif dan Peranannya Dalam Jendral Perikanan Budidaya,
Sistem Biologis. Jurnal Berlin, 9(2), 196– Departemen Klautan dan Perikanan.
202. Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja (2007).
Retnaningsih, A., Primadiamanti, A., & Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan
Febrianti, A. (2019). Uji Daya Hambat dan Efek- efek sampingnya Edisi
Ekstrak Etanol Daun Ungu (Graptophyllum Keenam. PT.Elex Media Komputindo,
Pictum (L.) Griff) terhadap Bakteri Jakarta.
Staphylococcus Epidermidis Dan Bakteri Waluyo, L. (2005). Mikrobiologi Umum.UMM
Propionibacterium acnes Penyebab Jerawat press : Malang.
Yangthong, M., Towatana, H., &
Phromkunthong, W. (2009). Antioxidant
Activities of Four Jurnal Perikanan. 10.
Zeniusa, P., Ramadhian, M. R., Nasution, S. H.,
Karima, N., Kedokteran, F., & Lampung, U.
(2019). Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol
Teh Hijau Terhadap Escherichia coli Secara
In Vitro The Inhibition Test Of Green Tea
Ethanol Extract On Escherichia coli IN. 8,
136–143.

13
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x
x

Anda mungkin juga menyukai