3rd Adella* menghasilkan senyawa aktif yang berpotensi sebagai bahan obat yang
berkhasiat sebagai antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
1Laboraturium Mikrobiologi aktivitas antibakteri anggur laut yang berasal dari Kampung Terih,
Farmasi, Program S1- Farmasi Pantai Nongsa Kepulauan Riau. Uji bakteri yang digunakan adalah
2 Institut Kesehatan Mitra Bunda, Batam
/Kepulauan Riau, Indonesia Staphylococcos aureus dan Salmonella thypi. Pengujian aktivitas
antibakteri menggunakan metode difusi kertas cakram dilakukan
dengan mengukur zona hambat disekitar kertas cakram, dengan
*email:
menggunakan varian konsentrasi 25%, 75%, 100%. Hasil penelitian
adellareffa04@gmail.com
menunjukkan bahwa ekstrak anggur laut mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcos aureus dengan terbentuk
diameter rata-rata pada setiap konsentrasi 8,4 mm; 9,1 mm; 15,7mm;
Kata kunci :
Anggur laut, Salmonella thypi, kemudian bakteri Salmonella thypi membentuk diameter rata-rata
Staphylococcos aureus pada setiap konsentrasinya 8,3 mm; 9,3 mm ; 19,9 mm. Ekstrak
anggur laut memiliki potensi kuat dalam menghambat pertumbuhan
bakteri.
PENDAHULUAN
tinggi di Indonesia. Infeksi dapat disebabkan
Wilayah Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau
oleh virus, jamur, parasit, bakteri. Bakteri
mempunyai pantai yang kaya akan sumber hayati
pantogen yang sering menyebabkan infeksi pada
yang melimpah khususnya hasil-hasil laut salah
manusia salah satunya adalah Staphylococcus
satunya yaitu anggur laut. Anggur laut mempunyai
aureus dan Salmonella thypi (Perry & Potter,
nama daerah yaitu Latoh (Jawa), Bulung Boni (Bali),
2014) (2).
dan Lawi-lawi (Sulawesi). Anggur laut dapat
Anggur Laut merupakan jenis makroalga
dimanfaatkan sebagai bahan makanan berupa
yang mampu tumbuh di seluruh paparan terumbu
lalapan (1).
karang, disamping itu, faktor lingkungan seperti
Penyakit infeksi merupakan salah satu
suhu, pH (derajat keasaman), kecerahan
masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup
mempengaruhi keberadaan Caulerpa racemosa
1
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814
(Kadi, 2000). Penelitian dilakukan oleh (asam asetat), aquadest steril, Kloramfenicol
(Marfuah et al., 2018). Pada tahun 2018 tentang disc, Bakteri Gram Positif Staphylococcus
aktivitas antibakteri anggur laut Caulerpa aureus, Bakteri Gram Negatif Salmonella thypi,
racemosa didapatkan bahwa anggur laut Alkohol 75%, NaCL (Natrium klorida) 0,9%.
mempunyai kandungan senyawa bioaktif antara
lain alkaloid, flavonoid, fenol, tanin yang dapat ALAT
Alat yang digunakan antara lain
berfungsi sebagai senyawa antibakteri (Marfuah et
autoklaf, erlenmeyer, hot plate (Maspion
al., 2018) (3).
s.302), cawan petri, rotary evaporator
Senyawa antibakteri memiliki efektivitas
(Heidolph made in Germany), timbangan digital
dalam mengendalikan pertumbuhan bakteri,
(Kenko), vortex mixer, penyaring, tabung reaksi,
khususnya bakteri yang merugikan
rak tabung reaksi, oven, jarum ose, LAF
manusia.Staphyloccocos aureus dan Salmonella
(Laminar Air Flow) (magnehelic), bunsen,
thypi adalah bakteri yang biasa digunakan sebagai
aluminium foil, magnetic stirrer, kertas saring,
bakteri target dalam penelitian antibakteri. Kedua
incubator (memmert), jangka sorong, mikroskop,
bakteri tersebut termasuk bakteri patogen yang
kurs porselin, kertas cakram, kaca objek, cover
menyebabkan penyakit, oleh karena itu perlu
gelas, batang pengaduk, wadah kaca, pinset,
adanya ekstrak bahan alami yang dapat digunakan
cotton steril, pipet mikro.
sebagai antibakteri dalam menghambat dan
membunuh bakteri patogen tersebut (Marfuah et
METODE
al., 2018) (4).
PENGAMBILAN SAMPEL
Telah banyak diteliti anggur laut (Caulerpa
Sampel yang akan digunakan pada
racemosa) sebagai aktivitas antibakteri pada bakteri
penelitian ini adalah anggur laut (Caulerpa
Staphyloccocos aureus dan E.coli, tetapi belum ada
rasemosa) yang berada didaerah Kampung Terih
ditemukan aktivitas antibakteri ekstrak anggur laut
Pantai Nongsa, Kepulauan Riau. Semua bagian
(Caulerpa racemosa) pada bakteri Staphyloccocos
tanaman anggur laut diambil sebanyak 18 kg.
aureus dan Salmonella thypi khususnya di wilayah
PENYIAPAN SAMPEL
Kampung Terih pantai Nongsa Batam, Kepulauan
Sampel anggur laut (Caulerpa rasemosa)
Riau.
yang telah terkumpul disortir dan dicuci bersih
Berdasarkan uraian diatas, penelitian tertarik
dibawah air mengalir agar terbebas dari lumpur, lalu
untuk dilakukan penelitian mengenai Aktivitas
anggur laut ditiriskan dan ditimbang berat awalnya.
antibakteri Staphyloccocos aureus dan Salmonella
kemudian anggur laut di rajang kecil-kecil.
thypi ekstrak metanol anggur laut (Caulerpa
PEMBUATAN EKSTRAK ANGGUR LAUT
racemosa) menggunakan metode difusi kertas
Anggur laut (Caulerpa rasemosa) sebanyak
cakram (disc diffusion method) dengan konsentrasi
18 kg di potong kecil-kecil, lalu dimasukkan kedalam
ekstrak 25%, 75%, 100%.
wadah kaca dan dimaserasi menggunakan pelarut
BAHAN DAN ALAT metanol hingga semua bagian anggur laut terendam.
Bahan yang digunakan antara lain anggur laut setiap hari. Setiap 3 hari sekali filtrat disaring dan
(Caulerpa rasemosa), Nutrient Agar (NA) ampasnya di maserasi kembali dengan metanol.
(HiMedia) , metanol, H2SO4 (asam sulfat), Na 2C3 Proses maserasi dilakukan pengulangan sebanyak 3
pereaksi Mayer, HCl (asam klorida) pekat, Hasil maserat yang didapat dari ketiga
maserasi digabungkan dan diuapkan pelarutnya
aquadest, kloroform, chloralhidrat, FeCl3 (Besi III
menggunakan rotary evaporator hingga didapati
Klorida), BaCl2 1% (Barium Klorida), CH3COOH
ekstrak kental anggur laut. Rendemen yang
diperoleh dihitung berdasarkan persentase bobot (b/b) selama 30 menit dan telah ditara. Setelah itu krus
dengan menggunakan persamaan berikut : porselin dimasukkan ke dalam furnace lalu
dipijarkan pada suhu 6000C selama 7 jam,
% Rendemen= dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator
selama 15 menit dan timbang kembali (Febriyenti
et al., 2018).
KARAKTERISASI SIMPLISIA
d. Penetapan Kadar Air
a. Pemeriksaan Organoleptis
Dilakukan identifikasi secara fisik dengan panca Dibersihkan cawan porselin dan dikeringkan dalam
indera meliputi bau, bentuk dan warna dari oven selama 15 menit pada suhu 105 ºC, kemudian
simplisia (Febriyenti et al., 2018).
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan
b. Pemeriksaan Mikroskopik
Letakkan sedikit serbuk simplisia diatas kaca objek, ditimbang beratnya. Ditimbang sampel sebanyak 2
lalu teteskan 1 tetes chloralhidrat dan tutup gram di letakkan dalam cawan porselin yang telah
menggunakan cover glass. Amati menggunakan
diketahui beratnya. Kemudian dikeringkan dalam
mikroskop dengan perbesaran hingga
memperlihatkan penampang melintang simplisia. oven pada suhu 100-105oC selama 3 jam,
Amati simplisia bebas dari serangga, kotoran ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai
serangga dan kotoran lainnya, tidak adanya
lalu ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai
perubahan warna dan bau. Simpan simplisia dalam
wadah kaca dan terlindung dari sinar matahari dan tercapai berat konstan.
Timbang ekstrak kental sebanyak 2 gram lalu Diambil secuplik ekstrak simplisia
sebelumnya sudah dipanaskan pada suhu 1050C Ditambahkan 2 tetes FeCl3 1%. Jika positif
3
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814
fenolik akan ditandai dengan adanya perubahan hingga mengeras (Retnaningsih et al., 2019).
warna menjadi biru tua atau hijau kehitaman. PEREMAJAAN BAKTERI
4. Uji Saponin (Harborne, 2006) Sebelum dilakukan uji antibakteri, bakteri
Diambil ekstrak anggur laut dimasukan yang akan digunakan harus diregenerasikan
kedalam tabung reaksi. Ditambahkan beberapa terlebih dahulu. Hal yang pertama kali harus
tetes air panas, kemudian dikocok selama 5-15 dilakukan adalah membuat biakan agar miring,
menit. Diteteskan 1 tetes HCL 2N. Jika positif yaitu dengan menggoreskan biakan satu ose dari
saponin akan ditandai dengan adanya busa bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella
permanen. typhi masing-masing pada agar miring yang
5. Uji Steroid/Triterpenoid (Harborne, 2006) masih baru kemudian diinokulasi pada suhu
Diambil seculik ekstrak simplisia ditambahkan 37ºC selama 24 jam didalam inkubasi.
2-5 ml kloroform dan 10 tetes asam asetat PEMBUATAN STANDAR MC FARLAND
anhidrat. Ditambahkan H2SO4 pekat melalui Masukkan larutan BaCl2.2H2O 1,75%
dinding tabung reaksi. Jika positif triterpenoid sebanyak 0,05 mL dan dicampurkan dengan
akan terbentuk cincin kecoklatan atau violet. Jika larutan H2SO4 sebanyak 9,95 mL ke dalam
positif steroid akan terbentuk cincin biru tabung reaksi, kemudian dikocok sampai
kehijauan. terbentuk larutan keruh. Larutan ini digunakan
STERILISASI sebagai standar kekeruhan bakteri uji (Abu
Alat-alat yang akan digunakan dicuci bersih bakar dan Yamlean, 2019).
kemudian dikeringkan dan disterilkan terlebih PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI
dahulu. Lapisi semua alat-alat menggunakan Biakan bakteri yang telah berumur 24 jam
aluminium foil dan sterilkan menggunakan diambil dari agar miring sebanyak 2 ose, koloni
autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit atau bakteri uji disuspensikan kedalam 10 ml NaCl 0,9
oven dengan suhu 170ºC selama 1 jam. Alat-alat % steril dalam tabung reaksi steril. Kemudian
yang terbuat dari karet disterilkan dengan cara dihomogenkan dengan vortex. Kekeruhan
direndam dengan alkohol 70%. Jarum ose dibandingkan dengan Mc Farland (Muljono et
disterilkan dengan dipijarkan menggunakan nyala al., 2016).
bunsen. Laminar Air Flow (LAF) disterilkan dengan PEMBUATAN KONSENTRASI EKSTRAK
lampu UV selama 15 menit dan disemprotkan METANOL ANGGUR LAUT
dengan alkohol 70%. Sterilisasi Laminar Air Flow Pada penelitian ini menggunakan tiga macam
ini dilakukan sebelum dan sesudah bekerja konsentrasi yaitu konsentrasi ekstrak 25%, 75%
didalamnya. dan 100%. Masing-masing dilakukan sebanyak
PEMBUATAN MEDIA NUTRIENT AGAR tiga kali pengulangan. Konsentrasi ekstrak dibuat
Pembuatan media agar dilakukan dengan cara dalam 2 ml aquadest. Kontrol positif yang
6 gram nutrient agar dilarutkan ke dalam 200 ml digunakan yaitu Kloramfenicol disc dan kontrol
aquadest ke dalam erlenmeyer. Kemudian negatifnya yaitu aquadest steril 10 ml.
campuran tersebut dipanaskan di atas hot plate UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
agar homogen sampai mendidih selama ± 40 Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan
menit. Media agar disterilkan ke dalam autoklaf dengan metode (disc diffusion) menggunakan
pada suhu 121ºC selama 15 menit. Setelah kertas cakram. Konsentrasi ekstrak yang
disterilisasi, media lalu didinginkan hingga digunakan 25%, 50%, dan 75%. Kontrol positif
suhunya mencapai 45oC, baru kemudian kloramfenicol disc dan kontrol negatif aquadest.
dituangkan masing-masing sebanyak 20 ml ke Menggunakan 6 cawan petri dengan lima
dalam cawan petri. Media Nutrient Agar (NA) yang perlakuan dan tiga kali pengulangan. Cawan petri
telah dituang ke dalam cawan petri dibiarkan yang telah disterilkan, dipanaskan
dipinggirannya menggunakan api bunsen. Hasil maserat yang didapat dari ketiga maserasi
Kemudian tuang sebanyak 20 ml Nutrient Agar digabungkan dan hingga didapati ekstrak kental
(NA) dimasukkan kedalam masing- masing cawan anggur laut .menggunakan rotary evaporator.
petri dan tambahkan suspensi bakteri sebanyak 50 Maka didapatkan hasil rendemen sampel sebagai
μm menggunakan mikropipet kemudian dioleskan berikut :
menggunakan cotton steril media tersebut sampai Berat sampel :
memenuhi semua permukaan media. Dibiarkan 1-5 - Berat sampel awal anggur laut yang diperoleh :
menit agar suspensi masuk kedalam media agar, 18 kg= 18.000 g
kemudian di padatkan. Selanjutnya dilakukan - Berat ekstrak kental metanol : 322 gram
perendaman kertas cakram pada masing- masing
larutan dengan konsentrasi ekstrak anggur laut % Rendemen=
25%, 75%, 100%. Kemudian letakkan kertas cakram
=
tersebut tempelkan ke permukaan nutrient agar.
Kontrol positif menggunakan kloramfenicol disc = 1,78 %
dan kontrol negatif menggunakan aquadest steril.
Lakukan pengulang sebanyak 3 kali. Kemudian Karakterisasi simplisia
cawan petri diinkubasi dalam inkubator selama 1 x Karakterisai simplisia dan ekstrak
24 jam pada suhu 37ºC. Kemudian aktivitas
merupakan suatu proses awalan yang dilakukan
antibakteri ditetapkan dengan mengukur diameter
zona bening yang terbentuk menggunakan jangka untuk mengetahui mutu dari suatu simplisia dan
sorong (Misna & Diana, 2016). ekstrak (Depkes RI, 2000). Karakterisasi simplisia
ANALISA DATA
yang dilakukan pada penelitian ini berupa uji
Analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan data deskriptif dengan penyajian organoleptis yang menunjukkan bentuk serbuk
data dan juga dalam bentuk tabel dengan dengan warna hijau dan penetapan kadar air
melakukan pengamatan terhadap pengukuran
menunjukkan hasil sebanyak 92,16 pada tabel 3.
diameter zona hambat dari daerah bening dari
ekstrak pekat anggur laut.
Berat cawan Cawan +
HASIL DAN PEMBAHASAN kosong sudah di
sampel
Cawan + sampel Kadar air
oven sesudah dioven total
Ekstraksi (A)
sebelum dioven
( C) (100%)
(B)
Penelitian ini menggunakan dengan metode
maserasi, metode maserasi merupakan metode 31,690 33,690 31,845 92,25%
ekstraksi cara dingin dan merupakan metode yang 31,690 33,690 31,845 92,25%
sangat sederhana. Metode maserasi merupakan
31,685 33,685 31,845 92%
proses pengekstrakan simplisia menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengadukan (Depkes
,2000). Karakterisasi ekstrak
Pelarut yang digunakan pada metode maserasi
Karakterisasi ekstrak yang dilakukan
ini adalah metanol, karena metanol bersifat
universal yang dapat menarik senyawa polar, dan penelitian ini berupa uji organoleptis
non polar yang mudah menguap. Menurut Savitri et menunjukkan hasil bentuk ekstrak kental yang
al, 2017 metanol merupakan pelarut terbaik untuk
didapatkan berwarna hijau kehitaman, rasa asin,
mengekstrak senyawa yang cenderung polar. Proses
maserasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. dan bau asam, dan uji pemeriksaan susut
5
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814
pengering menunjukkan hasil 14,2% pada tabel 1. tidak berbentuk utuh dan menyebabkan
Uji penetapan kadar abu total menunjukkan kematian sel. Pada family Caulerpaceace
Tabel 2. Hasil Penetapan Kadar Abu Ekstrak sebagai antibakteri dengan cara menghambat
yang diperoleh, senyawa alkaloid berperan m = berat/ massa dari ekstrak (gram)
v = jumlah total antara ekstrak dan
sebagai senyawa antibakteri sejalan dengan
pelarut setelah ditambahkan pelarut (ml)
(Haryati et al, 2017) alkaloid memiliki
thypi
Biakan bakteri yang telah berumur 24 jam
Kontrol 33,6 mm 33,6 mm 33,6 mm 33,6 mm
diambil dari agar miring sebanyak 2 ose, koloni (+)
(kloramfenicol)
bakteri uji disuspensikan kedalam 10 ml NaCl 0,9 %
Kontrol
(–)
- - - -
steril dalam tabung reaksi steril. Kemudian (aquadest steril)
Masukkan larutan BaCl2.2H2O 1,75% sebanyak cakram (disc diffusion method). Alasan
0,05 mL dan dicampurkan dengan larutan H2SO4 penggunaan metode ini karena pengerjaannya
sebanyak 9,95 mL ke dalam tabung reaksi, kemudian sederhana, efisien dan praktis tidak ada alat
dikocok sampai terbentuk larutan keruh. Larutan ini khusus dalam pengerjaannya (Katrin et al.,
digunakan sebagai standar kekeruhan bakteri uji (Abu 2015). Metode difusi cakram (disc diffusion
KONTROL POSITIF DAN KONTROL NEGATIF yang sebelumnya sudah ditetesi pada larutan uji
kontrol positif pada penelitian ini dikarenakan cakram diletakkan diatas media cawan yang telah
sprektrum luas yang dapat menghambat dilakukan setelah bakteri diinkubator selama 1 x
gram positif dan gram negatif (Muharni et al., Pengujian aktivitas antibakteri ini
2017). Aquadest sebagai kontrol negatif dan juga bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari
digunakan sebagai pelarut tidak memiliki aktivitas ekstrak dalam menghambat bakteri yang akan
melarutkan ekstrak yang bersifat garam. Hasil uji Hasil pengukuran zona hambat pada
kontrol positif dan kontrol negatif terhadap bakteri bakteri Staphyloccocos aureus pada tabel 6 dan
Kontrol
(–)
- - - -
(aquadest steril)
7
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814
Staphylococcos aureus
Salmonella thypi
9
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814
11
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x – x e-ISSN: 2621-4814
13
Borneo Journal of Pharmacy, Vol x Issue x, Month Year, Page x
x