Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

PENGARUH SUHU BERBEDA TERHADAP EFEKTIFITAS EKSTRAK RUMPUT


LAUT COKLAT (Sargasum plagyophyllum) SEBAGAI ANTIBAKTERI
Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginoosa

OLEH

DINDA FUTHI KHUMAIRA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
PENGARUH SUHU BERBEDA TERHADAP EFEKTIFITAS EKSTRAK RUMPUT
LAUT COKLAT (Sargasum plagyophyllum) SEBAGAI ANTIBAKTERI
Staphylococcusaureus DAN Pseudomonas aeruginoosa
Oleh
Dinda Futhi Khumaira), N. Ira Sari2), Syahrul 2)
Email: dinda.futhikhumaira@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu berbeda terhadap efektifitas
ekstrak rumput laut coklat (Sargasum plagyophyllum) sebagai antibakteri Staphylococcus aureus
dan Pseudomonas aeruginoosa. Perlakuan yang diberikan yaitu pemanasan terhadap ekstrak
dengan suhu 50, 60 dan 70 ºC. Parameter analisis yang di amati adalah bakteri Staphylococcus
aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Suhu pemanasan 70 ºC pada ekstrak rumput laut coklat
merupakan pelakuan paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dengan diameter zona hambatnya 4,31 mm dan bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan
diameter zona hambatnya 8,30 mm

Kata kunci: Antibakteri, Pseudomonas aeruginoosa, Sargasum plagyophyllum dan


Staphylococcus aureus

1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.
2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.
THE EFFECT OF DIFFERENT TEMPERATURES ON THE ANTIBACTERIA
EFFECTIVENESS OF BROWN SEAWEED EXTRACT (Sargasum plagyophyllum)
TOWARD Staphylococcus aureus AND
Pseudomonas aeruginoosa
By
Dinda Futhi Khumaira1), N. Ira Sari2), Syahrul 2)
Email: dinda.futhikhumaira@gmail.com

Abstract

This study aimed to determine the effect of different temperatures on the effectiveness of
brown seaweed extract (Sargasum plagyophyllum) as an antibacterial agents for Staphylococcus
aureus and Pseudomonas aeruginoosa. The treatment conducted was heating the extract with
varied temperatures (50, 60 and 70 ºC). The parameters assessed were the clear zone diameter on
each medium for Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa bacteria. The results
showed that the extracting the brown seaweed at the temperature of 70 ºC was the most effective
treatment to inhibit the growth of Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa bacteria
with an inhibition zone diameter of 4.31 mm of 8.30 mm, respectively.

Keywords: Antibacterial, Pseudomonas aeruginoosa, Sargasum plagyophyllum and


Staphylococcus aureus

1
) Student of the Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Riau
2
) Lecturer of the Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Riau
PENDAHULUAN Staphylococcus aureus dan bakteri gram
negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa.
Bakteri berdasarkan cara Penelitian ini bertujuan untuk
mengkontaminasinya dikelompokkan mengetahui pengaruh suhu berbeda terhadap
menjadi 2 yaitu bakteri pembusuk dan efektifitas ekstrak rumput laut coklat
bakteri patogen. Bakteri patogen adalah (Sargasum plagyophyllum) sebagai
bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dan antibakteri Staphylococcus aureus dan
penyakit. Untuk menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginoosa.
bakteri ini agar tidak mengakibatkan infeksi
atau penyakit yang lebih parah, perlu METODE PENELITIAN
diberikan zat antimikriba atau antibakteri. Bahan dan Alat
Zat antibakteri bisa didapatka dari Bahan baku yang digunakan selama
tumbuh-tumbuhan baik tumbuhan darat pengujian ini adalah biakan murni bakteri
maupun tumbuhan air. Salah satu tumbuhan Staphylococcus aureus, biakan murni
air yang mengandung zat antibakteri yaitu bakteri Pseudomonas aeruginosa, rumput
rumput laut coklat (Sargassum laut coklat kering, bahan media tumbuh
plagyophyllum). bakteri yaitu media Muller Hilton Agar,
Pada rumput laut Sargasum etanol, DMSO, dan aquades.
plagyophyllum terkandung senyawa- Alat yang digunakan selama
senyawa yang bersifat antibakteri. penguian ini adalah masker, sarung tangan
Antibakteri merupakan zat yang berfungsi karet, sendok, pisau, bunsen, korek api,
membunuh atau menekan pertumbuhan dan timbangan biasa, timbangan analitik, cawan
reproduksi bakterinya. Senyawa-senyawa petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas
tersebut bersifat polar sehingga untuk ukur, gelas piala, Erlenmeyer, Hot plate,
melarutkannya digunakan larutan yang Autoclave, Incubator, pipet mikro, jangka
bersifat polar. Berbagai pelarut yang sorong, penggaris, jarum ose, pipet stenless
digunakan adalah metanol, etanol, etil dan n- (untuk membuat sumur pada media agar)
heksana. Hasil ekstraksi rumput laut dan Rotary Evaporator.
biasanya diaplikasikan sebagai antitumor,
antibakteri, antioksidan dan lainnya Metode penelitian
(Kumala, 1998). Metode yang digunakan dalam
Kandungan senyawa bioaktif yang penelitian ini adalah eksperimen dengan
bersifat antibakteri adalah fenol, flavonoid, melakukan percobaan pemberian suhu
tannin, saponin, dan steroid (Septiana dan berbeda terhadap aktivitas antibakteri dari
Ari, 2012). ekstrak rumput laut coklat terhadap bakteri
Bakteri berdasarkan komponen Staphylococcus aureus dan bakteri
penyusun dinding selnya dibedakan menjadi Pseudomonas aeruginosa menggunakan
2 yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram rancangan acak lengkap (RAL) non
negatif. Salah satu bakteri gram positif yaitu faktorial, yang terdiri dari 4 taraf perlakuan
yaitu (S) DMSO murni sebagai kontrol, (S1) Media NA yang sudah steril
pemanasan pada suhu 50ºC, (S2) pemanasan sebanyak ±10 mL dimasukkan ke dalam
pada suhu 60ºC dan (S3) pemanasan pada tabung reaksi kemudian tabung dimiringkan
suhu 70ºC. Semua perlakuan diulang sampai media mengeras. Media NB
sebanyak 3 kali sehingga jumlah satuan unit sebanyak ±10 mL dimasukkan ke dalam
percobaan sebanyak 12 unit. tabung reaksi kemudian di simpan. Media
MAH disimpan terlebih dahulu dan cairkan
Prosedur Preparasi Sampel kembali saat akan digunakan.
Rumput laut kering di cuci bersih
kemudian dipotong kecil-kecil lalu dioven Proses peremajaan dan penanaman
dengan suhu 55º C selama ±24 jam. Setelah bakteri
rumput laut coklat kering barulah dihaluskan Sebanyak 1 ose masing-masing
menggunakan blender. biakan murni bakteri Staphylococcus aureus
dan bakteri Pseudomonas aeruginosa
Ekstraksi rumput laut coklat (modifikasi digoreskan pada media agar miring NA lalu
Melki et al., 2011) diinkubasi selama ±24 jam. Biakan yang
Tepung rumput laut coklat tumbuh diambil lagi sebayak 1 ose dan
dimaserasi menggunakan etanol 96% ditanam pada media NB kemudian
dengan perbandingan 1:4 selama 3 hari diinkubasi selama ±24 jam. Setelah 24 jam,
dengan pengadukan rutin sekali sehari. sebanyak ±1 mL media NB berisi bakteri
Setelah proses maserasi selesai, larutan dimasukkan ke dalam media MAH yang
disaring menggunakan kain kasa dan kapas masih cair kemudian diaduk hingga rata.
steril. Barulah lautan dievaporasi dengan Barulah media MAH dituangkan dalam
suhu 50º C selama ±1 jam sampai cawan petri steril sampai permukaan media
didapatkan ekstrak kental. Ekstrak ini rata dan tunggu hingga media mengeras.
kemudian diencerkan kembali menggunakan
DMSO dengan perbandingan 1:4. Uji aktivitas antibakteri (Chinnayan et
al., 2013)
Pembuatan media dan sterilisasi alat Media MAH yang sudah mengeras
(Rahma et al., 2010) kemudian dilubangi menggunakan pelubang,
Bubuk media NA sebanyak 10 gram, dalam 1 cawan petri dibuat 4 sumur yang
Bubuk media NB sebanyak 4 gram, dan diberi label S1 untuk perlakuan pemanasan
dalam 500 mL aquades, bubuk media MAH 50ºC, label S2 untuk perlakuan pemanasan
sebanyak 19 gram, asing-masing bubuk 60ºC, label S3 untuk perlakuan pemanasan
media dilarutkan dalam aquades 500 mL dan 70ºC dan K untuk kontrol yang diisi dengan
dipanaskan menggunakan Hot plat sampai DMSO 100%. Hal yang sama dilakukan
mendidih dan semua media larut. pada 2 cawan petri lainnya sebagai ulangan.
Semua media dan alat yang akan Setelah semua sumuran diisi dengan
digunakan kemudi distrik menggunakan sampel ekstrak rumput laut coklat, semua
autoclave dengan suhu 121º C, tekanan 1 cawan petri kemudian diinkubasi pada suhu
ATM selama 15-20 menit.
37ºC selama 3x24jam dengan pengamatan
setiap 1x24 jam.
Bakteri Staphylococcus aureus dan
HASIL DAN PEMBAHASAN bakteri Pseudomonas aeruginosa
merupakan bakteri patogen, dimana bakteri
ini tumbuh optimal pada suhu sekitar 37ºC
(suhu tubuh manusia) sehingga pada
keadaan suhu tinggi tingkat pertumbuhannya
menurun seiring dengan meningkatnya suhu.
Perubahan suhu dapat merusak membran sel
bakteri. Ketika membran sel bakteri rusak
maka akan terjadi denaturasi protein dan
menurunnya aktivitas di dalam sel (Aini,
2015).
Muhammad et al. (2015),
menyatakan bahwa pada suhu tinggi
menyebabkan inaktivasi enzim katekol
oksidase dan sedikit reaksi enzimatis,
sehingga kandungan tanin meningkat. Tanin
ini merupakan salah satu zat yang
Gambar 1. Rata-rata Diameter Zona terkandung dalam senyawa bioaktif yang
Hambat bakteri S. aureus dan P. bersifat antibakteri.
aeruginosa Yuliantari (2007), dalam
penelitiannya mengatakan bahwa kandungan
Zona hambat yang terbentuk senyawa bioaktif yang diberi suhu tinggi
meningkat baik pada bakteri bakteri dapat meningkatkan aktivitas senyawa
Staphylococcus aureus maupun tersebut, namun jika suhu yang diberikan
Pseudomonas aeruginosa seiring dengan terlalu tinggi maka dapat merusak struktur
meningkatnya suhu pemanasan yang dari senyawa itu sendiri sehingga tidak
diberikan kepada ekstrak rumput laut coklat. optimal dalam kinerjanya.
Hal ini diduga karena pemberian suhu tinggi
Staphylococcus aureus
yang tepat sehingga meningkatkan aktivitas Pemanasan suhu berbeda terhadap
senyawa bioaktif yang terkandung di dalam ekstrak rumput laut coklat berpengaruh
ekstrak rumput laut coklat. Selain itu,
terhadap pertumbuhan bakteri
pemberian ekstra ke dalam sumuran media
Staphylococcus aureus yang merupakan
agar juga berpengaruh terhadap bakteri gram positif, tetapi pengaruh suhu
pertumbuhan bakteri sekitar sumuran. Hal 50-70ºC tidak berbeda nyata terhadap
ini disebabkan karena pemberian ekstrak
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dilakukan pada saat bakteri masih dalam
sesuai dengan penjelasan sebelumnya,
keadaan adaptasi sehingga suhu pada dimana bakteri gram positif pada dinding
ekstrak cukup berpengaruh. selnya terdapat peptidoglikan yang berfungsi
untuk menjaga integritas dan permeabilitas
suatu bakteri sehingga zat-zat asing tidak pertumbuhannya maka aktivitas enzim akan
dapat masuk dengan mudah ke dalam sel akan terhenti bahkan akan terjadi denaturasi
bakteri. Selain itu peningkatan zona hambat enzim (Palczar et al., 2007)
yang terbentuk juga diduga karena suhu Bakteri Pseudomonas aeruginosa
ekstrak saat diteteskan ke dalam sumuran lebih sensitif terhadap ekstrak rumput laut
media agar masih dalam keadaan panas coklat, hal ini diduga disebabkan oleh
sehingga dapat mempengaruhi tingkat struktur dinding sel mengandung lipid pada
pertumbuhan bakteri. Menurut Pelczar et al., bakteri, lemak atau substansi seperti lemak
(2007), sel kebanyaka bakteri akan dalam persentase tinggi sebagai ciri khas
dimatikan pada waktu 5-10 menit pada suhu bakteri gram negatif, disamping itu dinding
60-70 ºC dengan panas lembab. Bakteri sel bakteri yang tipis memperbesar
Staphylococcus aureus sendiri dapat tumbuh permeabilitas dinding sel sehingga
pada suhu 15-45 ºC dan tumbuh optimal komponen yang bersifat antibakteri dapat
pada suhu 37 ºC (Jewetz et al., 2007) lebih mudah masuk menembus dinding sel.
Sabir (2005), menyatakan bahwa Dinding sel bakteri gram negatif
senyawa flavonoid mampu menghambat sebelah luar merupakan komponen yang
pertumbuhan bakteri dengan cara merusak terdiri dari fosfolipid dan beberapa protein
permeabilitas dinding sel bakteri. Maka yang sering disebut sebagai auto layer.
dengan adanya peptidoglikan pada dinding Berdasarkan mekanisme kerja antibakteri
sel maka kinerja senyawa flavonoid dalam yaitu mendenaturasi protein sehingga sel
merusak sel bakteri akan terhambat. akan rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi,
Mekanisme kerja senyawa flavonoid maka sel bakteri gram negatif lebih rentan
yaitu dengan mendenaturasi protein sel terhadap zat antibakteri (Helmiyati dan
bakteri dan merusak membran sel tanpa Nurrahman, 2010).
dapat diperbaiki lagi. Di dalam flavonoid Kandungan senyawa metabolit
mengandung satu senyawa fenol, yaitu suatu steroid dapat menghambat sintesis protein
alkohol yang bersifat asam sehingga disebut pada bakteri sehingga mengakibatkan
juga asam karbolat. Fenol memiliki terjadinya perubahan pada komponen
kemampuan untuk mendenaturasikan penyusun sel bakteri. Senyawa ini mudah
protein dan merusak membran sel. Kondisi larut dalam lipid sehingga mudah untuk
asam oleh adanya fenol dapat berpengaruh menembus dinding sel baik gram positif
terhadap pertumbuhan bakteri maupun gram negatif. Dinding sel bakteri
Staphylococcus aureus (Rahayu, 2000). gram negatif yang relatif lebih tipis
dibandingkan dengan dinding sel bakteri
Pseudomonas aeruginosa gram positif membuat senyawa steroid lebih
Sama halnya dengan bakteri cepat menembus dinding sel bakteri gram
Staphylococcus aureus, bakteri negatif (Rosyidah et al., 2010).
Pseudomonas aeruginosa pada umumnya Senyawa tanin memiliki aktivitas
tumbuh pada suhu 37-40 ºC. Jika suhu antibakteri baik secara langsung, yaitu
lingkungan lebih rendah dari suhu minimum menghambat aktivitas enzim yang berkaitan
atau lebih tinggi dari suhu maksimum
langsung dengan substrat bakteri dan jamur,
maupun secara tidak langsung yaitu dengan DAFTAR PUSTAKA
menghambat mekanisme fosforilasi Aini, Qurotul. 2015. Pengaruh Suhu dan
oksidatif dan menurunkan ion-ion penting Waktu Pemanasan Terhadap
dalam metabolisme bakteri. Sedangkan Viabilitas na Profil Protein Isolat
senyawa saponin dapat masuk dan Staphylococcus aureus sebagai
mengganggu sistem kerja bakteri dengan bahan vaksin. Malang: Universitas
berdifusi melalui membran luar dan dinding Islam Negri Maulana Malik Ibrahim.
sel yang rentan kemudian mengikat [Skripsi]
membran sitoplasma dan mengganggu Cavalier, S. J., Rankin, I. D., Harbeck, R. J.,
kestabilan serta osmositas sel tersebut. Hal Sautter, R. S. 2005. Manual of
ini mengakibatkan sitoplasma lisis keluar Antimicroba Susceptibility Testing.
dari sel sehingga menyebabkan kematian sel American Society For
(Cavalieri et ia., 2005). Mucrobiology. USA. Hlm. 231-237.
Chinnayan S. K., Subramanian M. R.,
KESIMPULAN Kumar S. V, Chandu A. N., dan
Kesimpulan Deivasigamani K. 2013.
Suhu pemanasan terhadap ekstrak Antimikroba and anti-HIV activity Ir
rumput laut coklat berpengaruh nyata extracts of Canthuium
terhadap uji antibakteri Staphylococcus coromandelicum (Burm.f.) Alston
aureus dan Pseudomonas aeruginosa. leaves. J Pharm Res. 7:588-694.
Rendemen yang didapatkan dari ekstraksi Helmiyati, A.F., and Nurrahman. 2010.
rumput laut coklat sebesar 0,88%. Ekstrak Pengaruh Konsentrasi Tawas
yang dipanaskan pada suhu 70ºC paling Terhadap Pertumbuhan Bakteri
efektif menghambat pertumbuhan bakteri Gram Positif dan Negatif. Jurnal
Staphylococcus aureus dengan diameter Pangan dan Gizi. 01 (01)
zona hambatnya 4,31 mm dan bakteri Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A.
Pseudomonas aeruginosa dengan diameter 2007. Mikrobiologi Kedokteran,
zona hambatnya 8,30 mm. Antibakteri dari Edisi XXII, Diterjemahkan Oleh
ekstrak rumput laut Sargasum Bagian Mikrobiologi Fakultas
plagyophyllum dengan pelarut etanol 96% Kedokteran Universitas Airlangga.
cenderung lebih efektif dalam menghambat 205-209. Jakarta: Penerbit Salemba
pertumbuhan bakteri Pseudomonas Medika.
aeruginosa dibandingkan terhadap bakteri Kumala, P. 1998. Kamus Suku Kedokteran
Staphylococcus aureus. Dornal. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Saran Melki, Wike A. E. P, dan Kurniati. 2011. Uji
Penelitian lebih lanjut mengenai uji Antibakteri Ekstrak Glacilaria sp.
fotokimia dan aplikasi ekstrak rumput laut (rumput laut) terhaadap bakteri
coklat terhadap berbagai produk terutama Eschrichia coli dan Staphylococcus
produk perikanan.
sp. Palembang. Program Studi Aktivitas Antibakteri Fraksi Saponin
Ilmu Kelautan. FMIPA. Universitas dan Kulit Batang Tumbuhan Kasturi
Sriwijaya. Mangifera casturi. Bioscientiae
1(2):53-103.
Muhammad, P. H., L. P. Wrasisati, Sabir A. 2005. Aktivitas antibakteri
Anggreni, A. A. M., 2015. Pengaruh flavonoid propolis Trigona sp
suhu dan Lama Curing Terhadap terhadap bakteri Streptococcus
Kandungan Senyawa Bioaktif mutans (in vitro). Majalah
Ekstrak Etanol Bunga Kecombrang Kedokteran Gigi (Dent J) 38: 135-
(Nicolaia speciosa Horan). Jurnal 141.
Rekayasa dan Manajemen Septiarini T. 2008. Karakteristik Mutu Ikan
Agroindustri, 3 (4): 92-102. Tenggiri (Scomberomorus
Pelczar, M. J. Dan Chan, E. C. S. 2007. commersonii) di Kecamatan Anggar,
Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 1, Belitung Timur. Skripsi. Fakultas
Alih Bahasa Hadioetomo. UI press. Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Jakarta. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rahayu, P. Winiati. 2000. Aktivitas Yiliantari, N. W. A. 2007. Pengaruh Suhu
Antimikroba Bumbu Masakan Dan Waktu Ekstraksi Terhadap
Tradisional Hasil Olahan Industri Kandungan Flavonoid Dan Aktivitas
Terhadap Bakteri Patogen Dan Antioksidan Daun Sursak (Annona
Perusak. Vol 11(2). Buletin muricata L) Menggunakan
Teknologi Dan Industri Pangan. Ultrasonik. (Skripsi).
Rahma, MNST, Utami R, Futri, NR. 2010.
Pemeriksaan Residu Antibiotik Pada
Hati Kerbau dan Ikan Nila dengan
Metoda Difusi Agar. Jurnal
Peternakan. 7 (1): 29-34.
Rosyidah, K., Nurmuhaimina, S. A.,
Komari, N., Astuti, M. D. 2010.

Anda mungkin juga menyukai