Anda di halaman 1dari 70

ANC BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terahir. Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesterone, mempunyai peranan penting. Ibu hamil sebaiknya di anjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah hal yang fisiologis yang dialami oleh wanita dalam usia reproduksi yang normal, selama kehamilan itu tidak menyebabkan terjadinya kematian maupun kesakitan pada ibu akan janin yang dikandungnya namun penyebabnya suatu komplikasi maka penanganan secara cepat dan tepat sangat diperlukan guna menyemalatkan ibu dan janin yang dikandungnya. Kehamilan membutuhkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu, serta perubahan sosial didalam keluarga. Jarang seorang ahli medik ter;atih yang begitu terlibat dalam kondisi biasanya sehat dan normal. Maka kehamilan ini merupakan suatu tugas yang tidak biasa bagi keluarga. Dalam memberikan dukungan pada ibu serta memantau perubahan fisik yang dialami oleh ibu serta menatalaksanakan setiap kondisi yang dialami oleh ibu. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah maka pemikiran tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan dan asuhan antenatal merupakan cara sangar penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil mungkin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat dan optimal asuhan antenatal. 1.1 Latar Belakang Kehamilan pada wanita merupakan proses yang alamiah yang mana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung hari pertama haid terakhir kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi serta cukup bulan melalui jalan lahir. Namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan dimana masih banyak kemungkinan terjadi resiko kematian pada ibu dan janin seperti : infeksi, perdarahan, gastasi, dan lain-lain. Memperlihatkan angka kematian Ibu dan perinatal dapat dikemukakan bahwa sebagian besar terjadi pada saat pertolongan jadi kita sebagai tenaga kesehatan (bidan) untuk dapat melakukan perhatian khusus tentang pendidikan kesehatan terhadap klien yang merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menilai pencapaian hasil oleh karena itu pelajaran / asuhan antenatal merupakan cara yang penting untuk memonitor serta mendeteksi ibu dengan kehamilan normal agar nantinya dapat mencegah dan penurunan angka kematian ibu dan bayi. 1.2 Tujuan a. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. b. Tujuan Khusus - Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil normal - Mahasiswa mampu melalakukan analisa data untuk menentukan diagnosa - Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial - Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera - Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa - Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat - Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan

1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan umum Setelah memeriksakan pembelajaran praktek klinik mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam proses asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis dengan manajement kebidanan penulis dapat menghubungkan antara teori dan praktek untuk memberikan pelayanan yang tepat dan optimal, terhadap pasien mengenai pemeriksaan kehamilan sesuai dengan petugas dan tugas wewenang bidan 1.2.2 Tujuan khusus Setelah melaksanakan praktek klinik mahasiswa diharapkan mampu : a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis b. Menganalisa data /diagnosa pada ibu hamil fisiologis c. Menguidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada ibu hamil fisiologis d. Mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dari data S dan O, analisa data / assement, data membuat perancang. 1.2.2 Tujuan Khusus Diharapkan mahasiswa dapat / mampu : 1. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis. 2. Mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan ibu hamil fisiologis. 3. Melaksanakan antisipasi dan identifikasi masalah potensial pada ibu hamil fisiologis. 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil fisiologis. 5. Melakukan intervensi pada ibu hamil fisiologis. 6. Melakukan implementasi pada ibu hamil fisiologis. 7. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis. 1.3 Ruang Lingkup Asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dari tempat pendidikan dan tempat praktek yang ditujukan adalah puskesmas kedurus.

1.4 Metode Penulisan


a. b. c. Study pustaka dengan implementasi ilmu kebidanan, synopsis obstetri, pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, serta menejemen asuhan kebidanan. Study kasus pustaka dengan mempelajari ilmu kebidanan, synopsis obstetric, pelayanan kesehatan maternal dan neonatal serta manejemen asuhan kebidanan. Pemecahan masalah dengan menggunakan 7 langkah.

1.3 Metode Penulisan Penulis dalam menyusun karya tulis ini menggunakan metode yang dibuat berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Serta studi kepustakaan yang diperoleh dari berbagai buku yang terkait dalam masalahmasalah kehamilan maupun data-data yang diperoleh dari praktek langsung pada ibu bersalin 1.3 Metode Penulisan Studi kepustakaan, prektek langsung, bimbingan dan konsultasi. 1.4. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam asuhan kebidanan ini adalah : 1.4.1. Study pustaka mempelajari ilmu kebidanan fisiologi dan patologi serta manajemen asuhan kebidanan. 1.4.2. Study kasus, data yang ada pada klien baik subyektif maupun objektif. 1.4.3. Pemecahan masalah dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Hellen Varney 1996.

1.2.

Ruang Lingkup Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dan pendidikan tempat praktek klinik yang ditujukan adalah BPS Nina Amd,Keb. 1.4 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan makalah ini dibuat garis besar sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum 1.2.2 Tujuan Khusus 1.3 Metode Penulisan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian 2.2 Tanda-tanda Kehamilan Pasti 2.3 Perubahan Atau Perkembangan Janin Selama 9 Bulan 2.4 Asuhan Antenatal 2.5 Keadaan Ibu Dan Janin Yang Perlu Diperhatikan 2.6 Konsep Asuhan Kebidanan BAB III TINJAUAN KASUS BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

1.5.

Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam asuhan kebidanan terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penulisan 1.3. Ruang lingkup 1.4. Metode penulisan 1.5. Sistematika penulisan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi 2.2 Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan 2.3 Tanda-tanda permulaan persalinan 2.4 Tanda-tanda inpartu 2.5 Faktor-faktor penting dalam persalinan 2.6 Kala persalinan 2.7 Konsep dasar asuhan kebidanan BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian 3.2 analisa data dan diagnosa masalah 3.3 diagnosa potensial 3.4 Identifikasi kebutuhan segera 3.5 Intervensi 3.6 Implementasi 3.7 Evaluasi BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir. Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu : triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3(tiga) bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke empat sampai 6(enam) bulan, triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai 9(sembilan) bulan. 2.1 Kehamilan 2.1.1 Pengertian kehamilan Kehamilan ini adalah mulai dari konsep (bertemunya sel telur dengan sperma) berakhir permulaan persalinan. (Sastrowinata, Sulaiman 1983 :3) Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila terdapat 4 askep penting yang terpenuhi yaitu : ovum, spermatozoa terjadi konsepsi dan nidasi Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak kontrasepsi dan berakhir sempai persalinan (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 :4) 2.1.2 Proses kehamilan Setiap wanita yang subur setiap 1 bulan mengalami ovulasi (proses pelepasan ovum dari ovarium yang diperngaruhi sistem hormon yang komplek). Kemudian di tangkap oleh fimbriae dan masuk ke tuba fallopi. Waktu coitus air mani terpancar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak 100-200 juta tiap cc. Sperma begerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba fallopi ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh : silia tuba) menuju kavum uteri dan terjadilah nidasi masuknya / tertanamnya hasil konsepsi (zigot) ke dalam endometrium untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin di persiapkan ari-ari (plasenta) dan terjadilah tumbuh kembang janin sampai aterm. (Mocthar, Rustam, 1998 :17 2.1.1 Tujuan Asuhan Antenatal Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social ibu dan bayi. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan aatu komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal 2.1.2 Kunjungan Antenatal Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x selama kehamilan a. Satu kali pada triwulan pertama b. Satu kali pada triwulan kedua c. Satu kali pada triwulan ketiga 2.1.3 Pelayanan / Asuhan Standart minimal termasuk 7T 1. Timbang berat badan 2. Ukur (tekanan) darah 3. Ukur (tinggi) fundus uteri 4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap 5. Pemberian tablet zat bezi, menimal 90 tablet selama kehamilan 6. Tes terhadap penyakit menular seksual

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan 2.1.4 Perubahan fisiologik wanita hamil a. Perubahan pada system reproduksi. 1. Uterus Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin rahim membesar akibat hipertrifi otot polos rahim. Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 400cc. Berat : berat uterus naik secara lar biasa, dari 30 g menjadi 1000g pada akhir kehamilan (40 pekan) Posisi rahim dalam kehamilan o Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau rotro fleksi o Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetp berada dalam rongga pelvis setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati. o Vaskularisasi : pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah o Cervik uteri : servik bertambah vaskuarisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda Godell. 2. Indung Telur (ovarium) Ovulasi berhenti Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya cirri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone. 3. Vagina dan Vulva Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hiper vaskualrisasi vagina dan vulva lebih merah / kebiruan warna livid pada vagina dan portio servik disebut tanda Chadwick. 4. Dinding perut Pembesaran rahim menimbulkan peregangan & menyebabkan robeknya serabut elastis di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya disebut linia nigra. b. Perubahan pada organ dan system lainnya 1. System sirkulasi darah Volume Protein darah Hitung jenis dan hemoglobin Nadi dan tekanan darah Jantung 2. Saluran pernafasan Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Hal ini disebabkan oleh unsur yang tertekan kea rah diafragma dapat pembesaran rahim. 3. Saluran pencernaan Salvias meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah tonus otot-otot saluran pencernaan melamah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan resorbsi makanan baik, namun menimbulakan obstipasi. 4. Tulang dan gigi Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligament-legamen melunak (softening). Apabila pemberian maknan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. 5. Kulit Muka : cloasma gravidarum

6.

Payudara : putting susu & areoal payudara Perut : linia nigra dan strie Vulva Kelanjar endokrin Kelenjar steroid : dapat membesar sedikit Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior Kelenjar adrenal : tidak begitu berpengaruh

c. Metabolisme 1. Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15%-20%, terutama pada trimester akhir. 2. Keseimbangan asam alkali (acid bace balance) sedikit mengalami perubahan. 3. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. 4. Hindari arang, seorang wanit hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing dan kadang kala dijumpai glukosa suria yang mengingatkan kita pada diabetes militus. 5. Metabolisme lemah juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai 350mg/lebih per 100 cc. 6. Metabolisme mineral Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 g sehari Fosfat : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari Zat bezi : dibutuhkan tambahan zat bezi kurang lebih 800 mg/30- 50 per hari Air : wanita hamil cenderung mengalami ratensi air 7. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg 8. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi 9. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein d. Payudara (mammae). Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba nodus- nodus akibat hipertrofi kelanjar alveoli bayangan vena-vena lebih membiru hiper pigmentasi pada putting susu dan areola payudara. 2.1.5 Tanda dan gejala kehamilan. 1. Tanda-tanda presumtif. a. Amenorhea (tidak dapat haid) b. Mual dan muntah c. Mengidam d. Tidak tahan bau-bauan e. Pingsan f. Tidak ada selera makan (anoreksia) g. Lelah (fatigue) h. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri i. Miksi sering j. Konstipasi/obstipasi k. Hiperpigmentasi l. Epulsi gusi m. Varises 2. Tanda-tanda kemungkinan hamil a. Perut membesar b. Uterus membesar c. Tanda hegar d. Tanda Chadwick e. Tanda piscaseck

f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks) g. Teraba ballottement h. Reaksi kehamilan positif 3. Tanda pasti (tanda positif). a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau diraba b. Denyut jantung janin : stetoskop, dopler, ECG, USG. c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rotgent (Synopsis obstetric, 2002 :35-45) Letak Janin Dalam Rahim 2.1.6.1 Situs (letak) Adalah hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga dijumpai kedudukan membujur atau melintang 2.1.6.2 Habitus (sikap) Adalah letak bagian janin satu terhadap lainnya. 2.1.6.3 Posisi Adalah letak salah satu bagian janin terhadap jalan lahir 2.1.6.4 Presentasi Adalah apa yang terjadi menjadi bagian terendah janin dalam rahim (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 : 154) Perubahan psikologis ibu hamil pada trimester III (7-9 bulan) Pada trimester ini disebut periode penungguan yang waspada, karena wanita tersebut sadar terhadap kehadiran bayinya, pada trimester ini mungkin dia takut akan kehidupannya sendiri dan bayinya, takut akan memiliki bayi, yang tidak normal, persalinan dan kelahiran (nyeri hilangnya kontrol, dan ketidaktahuan) Kadang mengalami proses kesedihan lain sementara ia mengantisipasi hilangnya terhadap kehamilannya, perpisahan yang tidak terelakkan dengan bayinya dari tubuhnya dan merasa kehilangan sementara uterus yang penuh menjadi tempat yang kosong-depresi ringan merupakan hal yang lumrah dan bisa terdapat ketergantungan yang meningkat melalui trimister III seksualitas akan meningkat sedangkan perut menjadi kendala. Posisi merupakan suatu alternatif dan dapat membantu atau meciptakan apabila ia merasa tidak nyaman. Ketidak nyamanan yang umum terjadi selama kehamilan. 1. Rasa mual dengan tanpa muntah-muntah dikenal dengan istilah mual di pagi hari akan tetapi sering juga di siang hari atau di malam hari. 2. Hipersaliva (air liur yang berlebihan) Air liur yang berlebihan merupakan suatu kondisi yang tidak lumrah yang mungkin disebabkan oleh keasaman yang meningkat di dalam mulut oleh zat tepung yang dapat merangsang kelenjar ludah pada wanita yang rentan terhadap sekresi berlebihan, biasanya wanita mengalami ptyalsim sering pula mengalami rasa mual 3. Rasa letih Rasa lebih terjadi selama trimester I yang tidak diketahui penyebabnya salah satu sangkaan adalah akibat penusukan awal dalam laju metabolik dasar dan awal-awal kehamilan dan biasanya akan menghilang pada akhir kehamilan dan biasanya menghilang pada akhir trimester I. 4. Leokorhea Adalah sekresi vagina yang berlebihan encer, kental, mulai keluar pada trimester I 5. Sering kencing bukan karena penyakit 6. Panas dalam Merupakan ketidak nyamanan yang bisa dimulai timbul menjelang akhir trimester II dan berlanjut hingga trimester II, regurgitasi / tekanan balik dari kandungan asam perut ke dalam esofagus bagian bawah oleh gerak peristatik. 7. Konstipasi Disebabkan oleh ralaksasi otot halus dan usus besar dengan adanya jumlah progesteron yang meningkat 8. Kram kaki

Disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya makan kalsium / ketidak seimbangan dalam perbandingan kalsium dan fosfor dalam tubuh. 9. Oedem tungkai Disebabkan oleh tekanan vena yang membengkak di dalam tungkai bagian bawah, tekanan uterus yang membesar, pembuluh vena panggul (WHU, Warney. 1997 :3-33,3, 58) 2.2 Primigravida 2.2.1 Pengertian Primigravida Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Mochtar, Rustam, 1998 : 92) Primigravida adalah wanita yang hamil pertama kali (Prof.dr. Ida Gede Manuaba, SPOG, 1998 : 158) Primigravida adalah seorang wanita pertama kali hamil (Fisiologis, Obstetri, 1983, 156) 2.2.2 Tanda-Tanda Primigravida 1. Payudara tegang 2. Puting susu runcing 3. Perut tegang dan menonjol kedepan 4. Strie lividae 5. Perenium utuh 6. Vulva tertutup 7. Vagina sempit dan teraba rugae 8. Porsio runcing dan tertutup 2.3 Pemeriksaan Kehamilan 2.3.1 Pengertian Pemeriksaan kehamilan adalah ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter, obgin, dokter umum, bidan, perawat atau dukun terlatih dalam suatu komunikasi seperti di Indonesia da pusat-pusat kesehatan seperti Puskesmas dan BKIA di mana seorang ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya (Mochtar, Rustam, 1998 : 470) 2.3.2 Pengertian ANC (Antenatal Care) ANC adalah pengawasan sebelum peralinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dan rahim (Manuaba, Ida Bagus, 1998 : 129) 2.3.2.1 Tujuan ANC 1. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat, penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4. Persiapan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifasnya berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal 2.3.2.2 Kebijakan program ANC Kunjungan sebaiknya dilakukan paling sedikitnya 4 kali selama kehamilan 1. 1x pada triwulan I 2. 1x pada triwulan II 3. 2x pada triwulan III Pelayangan / Asuhan Standar Minimal 7T

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 2.3.2.3

2.3.2.3.2

Timbang BB Ukur tekanan darah Ukur tinggi fundus uteri Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap Pemberian tablet FE minimum 90 tablet selama kehamilan Tes terhadap PMS Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan Cara pemeriksaan kehamilan 2.3.2.3.1 Anamnesa meliputi : a. Identitas diri dan keluarga b. Riwayat kehamilan yang sekarang c. Riwayat obstetri yang lalu d. Riwaya penyakit yang pernah diderita ibu dan keluarga e. Riwayat sosial ekonomi Pemeriksaan kehamilan meliputi : 1. Pemeriksaan umum 2. Pemeriksaan fisik Palpasi Auskultasi Perkusi Pemeriksaan dalam Pemeriksaan vulva Pemeriksaan dengan spekulum 4. Pemeriksaan labolatorium Darah Urine Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan meliputi : 1. Hamil atau tidak hamil 2. Primi atau multi 3. Tuanya kehamilan 4. Anak hidup atau mati 5. Anak tunggal atau kembar 6. Letak atau posisi janin 7. Intra uterin atau ekstra uterin 8. Keadaan jalan lahir 9. Keadaan umum penderita Prognosa atau ramalan meliputi : Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan kita harus bisa daoat membuat prognosa kehamilan, artinya petugas berusaha meramalkan apakah persalinan di perkirakan akan berjalan dengan biasa, sulit atau berbahaya Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah penderita harus bersalin di RSUD (persalinan ), rumah bersalin, atau dirumah saja apakah proses persalinan harus dipimpin oleh dokter ahli atau oleh seoramg bidan dan apa saja yang harus disediakan supaya persalinan dapat berlangsung dengan selamat bagi sang ibu /sang anak. (Sastrowinoto Sulaiman, 1986;153:200) 3.

2.3.2.3.3

2.3.2.3.4

2.4 Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis primigravida 2.4.1 Mengumpulkan data / pengkajian A. data subyektif 1. Identitas Nama klien : Nama klien :

Umur : Umur : Bangsa / suku : Bangsa / suku : Pendidikan : Pendidikan : Pekerjaan : Pekerjaan : Penghasilan : Penghasilan : Alamat : Alamat : Kawin : Kawin : Lama kawin : Lama kawin : 2. Statistik kesehatan Alasan kunjugnan saat ini / keluhan utama Keadaan kesehatan yang lalu Penyakit yang pernah diderita klien Direncanakan Senang Menerima Menimbulkan masalah Harapan terhadap jenis kelamin Jenis kelamin Penolong Tempat pertolongan 2.5 Latar Belakang Budaya Melakukan pantangan Mengikuti aden 2.6 Keadaan umum sekarang a. Despirasi b. Cardiovaskuler c. Eliminasi d. Satuan e. Aktivitas - Istirahat / tidur - Pekerjaan sehari-hari - Rekreasi 2.7 Nutrisi a. Bagaimana nutrisi sebelum hamil b. Bagaimana nutrisi sewaktu hamil - Apakah ada perubaan pada - Nafsu makan menurun/meningkat - Pantangan - Penyakit keluarga / keturunan 3. Riwayat kehamilan dan kebidanan 3.1 Haid - Minarche - Flour albus - Siklus - Waktu - Teratur / tidak - Jahitan - Disminore / tidak - Warna - Jumlah jalan darah - HPHT - Warna - TP - Bau 3.2 Riwayat kehamilan, persalinandan nifas yang lalu 3.3 Riwayat kehamilan ini ANC / TT - Hamil ke - Uka - Gerakan janin yang dirasakan

Mendapat imunisasi TT Periksa kehamilan 3.4 Keadaan psikologis Kehamilan yang diharapkan Dianjurkan 2.4.1.2 data obyektif 1. Tanda-tanda vital Tensi : mmHg Nadi : x/mnt o Suhu : C RR : x/mnt 2. Keadaan umum - Postur tubuh - Cara berjalan - TB - BB Inspensi - Kulit kapala - Rambut - Leher - Muka - Mata - Hidung - Vulva - Mulut - Gigi -

Telinga Dada Perut Anus Ekstriminatas bawah

3. Pemeriksaan khusus - Muka - Buah dada - Puting susu - Perut Palpasi : Leopold I Leopold II Leopold III Leopold IV Auskultasi : DJJ DJJ : Reflek Patella Pemeriksaan panggul luar - Distribusi spinorum : cm - Distansia cristorum : cm - Boudelouge : cm - Lingkar panggul : cm 4.1.3 data pengunjung Pemeriksaan laboratorium HB WN : urine - al bumin - reduksi Pemeriksaan lain foto USG 2.4.2 Analaisa data / menilai data yang telah dikaji sehingga meliputi menjadi rumusan diagnosa yang menjadi asuhan dalam membawa kerencanaan 2.4.3 Intervensi / perencanaan Membuat rencana asuhan yang sesuai rumusan diagnosa atau kebutuhan klien 2.4.4 Implementasi Melaksanakan rencana asuhan 2.4.5 Evaluasi Mengevaluasi keefektifan dari asuhan dengan SOAP.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan / permasalahan khususnya dalam bidang persalinan. 2.2.1 Pengumpulan data yang dibutuhkan 2.2.1.1 Data subyektif. 1. Identitas. 2. Alasan kunjungan saat ini / keluhan utama ingin mendapatkan TT pranikah. 3. Riwayat kebidanan 3.1 Riwayat menstruasi 4. Riwayat kesehatan sekarang 5. Riwayat kesehatan keluarga 6. Riwayat kesehatan yang lalu 7. Riwayat menstruasi 8. Pola kehidupan sehari-hari 9. Riwayat psikologis dan spiritual 2.2.1.2 Data objektif 1. Pemeriksaan umum 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan khusus 4. Pemeriksaan penunjang 2.2.2 Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa / masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. 2.2.3 Mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini menimbulkan antisipasi bila dimungkinkan dilakukan pencegahan. 2.2.4 Menetapkan kebutuhan segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan dikonsultasikan atau ditanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. 2.2.5 Menyusun asuhan yang menyeluruh Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkahlangkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan menejemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi & diantisipasi. 2.2.6 Implementasi Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada ke-5 dilaksanakn secara efisien dan aman. 2.2.7 Evaluasi Keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa & masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu masih tinggi, kematian tersebut masih dapat di hindari dengan ANTENATAL CARE karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama yang sangat diperlukan, penyebab kematian ibu masih tetap merupakan trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, dan trauma lahir, sedangkan sebab kematian perinatal yaitu perdarahan, infeksi dan trauma persalinan. Adapun angka kematian bayi perinatal di perkirakan sangat tinggi mungkin lebih dari 50 per 1000. Persalinan angka kematian maternal dan angka kematian bayi perinatal yang masih sedemikian tingginya menunjukkan betapa masih penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa di ukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian hidup (pelayanan ibu di puskesmas).

Lebih dari 80% penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan pelayanan kebidanan masih banyak bersifat tradisional. Lebih dari 75% persalinan masih di tolong oleh dukun bayi. Para dukun bayi dalam memberi pertolongan persalinan tidak jarang melakukan tindakan-tindakan yang tidak tepat dan melakukan kesalahan-kesalahan yang membahayakan dan berakibat kematian penderita, segera melahirkan plasenta terjadi perdarhan pasca persalinan dan juga karena keadaan tuberkulosa, anemis, gangguan gizi, penyakit-penyakit yang berhubungan erat dengan keadaan sosio ekonomi dan taraf pendidikan masyarakat yang masih rendah. Di harapkan para dukum memiliki kemampuan mengenal komplikasi kehamilan dan persalinan sedini mungkin mereka pada waktu menghadapi keadaan yang luas biasa atau menghadapi kesulitan dalam menolong peraslinan secepat mungkin atau minta pertolongan. (Manuaba, Ida Bagus Gde 1998, 3-5) Gambaran diatas menunjukkan penyebab kematian maternal tersebut sebagian dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan yaitu ANC dengan ANC yang baik diharapkan dapat dicegah pada masa kehamilan dan atau pada persalinan nantinya. Disini bidan sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan dan harus mampu merencanakan masalah-masalah yang dihadapi menggunakan manajemen kebidanan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kematian ibu sering terjadi pada masa kehamilan maka dari itu pemeriksaan antenatal dilakukan guna memeriksa keadaan ibu secara berskala untuk mengetahui secara dini bila ada penyimpangan atau kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta bayi sehat. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori-teori dalam memberikan asuhan kebidanan ANTENATAL CARE selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata dan untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan pemahaman tentang ANTENATAL CARE 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis 2. Mambuat diagnosa kebidanan yang berdasarkan analisa data yang didapatkan dari ibu hamil fisiologis 3. Mengidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada ibu hamil fisiologis 4. Menentukan tindakan segera pada ibu hamil fisiologis 5. Menentukan rencana tindakan yagn akan dilakukan pada ibu hamil fisiologis 6. Mengimplementasikan rencana yang telah disusun ibu hamil fisiologis 7. Mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis 1.3 Metode Penulisan Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi 1.4 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan masalah ini dibuat garis besar sebagai berikut : Halaman judul Kata pengantar Lembar pengesahan Daftar isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Metode Penulisan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II TUJUAN TEORI BAB III TINJAUAN KASUS BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA BAB II

1.

2. 3. 4. 5. 6.

TINJAUAN TEORI Definisi Persalinan ( partus ) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalu vagina ke dunia luar. ( sarwono P, hal : 180 ) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan ( manuaba IBG,hal : 157 ) Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, di susul dengan pengeluara placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan spontan adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar. Persalinan anjuran adalah yaitu hubungan dengan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan dikenal beberapa istilah. Abortus : Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr. Partus immaturus : Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gr dan 1000 gr. Partus prematurus : Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gr dan 2500 gr. Partus maturus atau partus aterm : Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gr dan lebih. Partus postmaturus atau partus serotinus : Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu. 2.2 Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks, antara lain : Teori penurunan hormon : selama kehamilan terdapat keseimbangan antara progesteren dan estrogen di dalam darah, tetapi 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar, hormon estrogen, dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun, Teori placenta menjadi tua : Placenta yang menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progerteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim. Teori distensi rahim : Semakin tuanya kehamilan, rahim akan menjadi besar dan merenggang sehingga menyebabkan istemia otot-otot rahim yang mengganggu sirkulasi utero placenta. Teori iritasi mekanik : Di belakang servik terletak ganglion servikale ( fleksus franker hauses ). Bila ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus. Teori prostagladin : Kadar prostaggladin dalam kehamilan dari minggu ke 15 h9ngga ater meningkat, lebih-lebih sewaktu partus. Induksi partus : Partus dapat pula di timbulkan dengan jalan : Ganglion laminaria : Beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang Fleksus Frankemhauser. Amniotomi : Pemecahan ketuban. Oksitosin drip : Pemberian oksitosin menurut tetesan per infus. Dalam pengadakan induksi persalinan perlu di perhatikan bahwa servik sudah matang ( servik sudah pendek dan lembek ) dan kanalis servikalis terbuka untuk satu jari. 2.3 Tanda-tanda Permulaan persalinan Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa mingu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang di sebut kala pendahuluan (preparatomy stage of labor ). Ini memberikan tanda sebagai berikut : 1. Ligtening atau settinga atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara. 2. Perut kelihatan lebih tebal, fundus uteri turun. 2.1

1. 2.

3. 4.

2.

Perasaan sering kencing atau susah kencing ( polisuria ) karena kandung kencing tertekan oleh bagian terbawah janin. 4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang di sebut false labor pains 5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah ( bloody show ). 2.4 Tanda-tanda inpartu Gejala persalinan sebagai berikut : Kekuatan his makin lama makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. Dapat terjadi pengeluaran : Pengeluaran lendir Lendir bercampur darah Dapat di sertai ketuban pecah Pada pemeriksaan dalam di jumpai perubahan serviks : Perlunakan serviks Pendataran serviks Terjadi pembukaan serviks 2.5 Fakror-faktor penting dalam persalinan 1. Power His ( kontraksi oto rahim ) Kontraksi oto dinding Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum 2. Passanger Janin dan placenta 3. Passage Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang 4. Penolong 2.6 Kala persalinan Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu : Kala I ( kala pembukaan ) Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap. Inpartu ( partus dimulai ) di tandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effiment). Darah beasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekiter servikalis karena servik mendatar dan terbuka. Kala pembukaan di bagi atas 2 fase, yaitu : 1. Fase laten : Dimana pembukaan serviks, berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm, berlangsung 7-8 jam. Fase aktif : Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase : Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm. Periode dilatasi maksimal (steady): Selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. Periode deselerasi : Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap. Perbedaan Primigravida dan Multigravida Primigravida Multigravida Serviks mendatar (efficement) dulu baru Mendatar dan membuka bisa bersamaan dilatasi Berlangsung 6-7 jam Berlangsung 13-14 jam Kala II ( kala pengeluaran janin )

3.

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Karena biasanya dalan hal ini kepala janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his di rasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflekturus menimbulkan rasa mengedan.wanita merasa pula tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar hisdan kekuatan mengedan maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksipito di bawah sympisis dan dahi, muka,dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada Primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multigravida rata-rata 0,5 jam. Kala III ( kala pengeluaran uri ) Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi placenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-15 menit, seluruh placenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh placenta di sertai dengan pengeluaran darah, kira-kira 200 cc. Kala IV ( mulai lahirnya uri selama 1-2 jam adalah kala pengawasan selama 1jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah : Primi Multi Kala I 13 jam 7 jam Kala II 1 jam jam Kala III jam jam 2.7 Konsep dasar asuhan kebidanan Asuhan kebidanan adalah bantuan yang di berikan oleh bidan kepada individu pasien atau klein yang pelaksanaannya di lakukan dengan cara : Bertahap dan sistematis Melalui suatu proses yang di sebut manajement kebidanan menurut Varney,1997 1. Pengertian Proses pendekatan masalah Di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis Untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. 2. Langkah-langkah I. Mengumpulkan semua data yang di butuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhaan. II. Menginterpretasikan data untuk menaidentifikasikan diagnosa atau masalah III. Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganan IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan asuhan yang di buat pada langkah-langkah sebelumnya Pelaksaan langsung asuhan yang efektif dan efisien VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang di lakukan, mengulang kembali manajement proses untuk aspek-aspek asuhan ysng tidak efektif Langkah I : Tahap pengumpulan data Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data obyektif dan subyektif. Data

subyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yamg termasuk data subyektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biospikososial spiritual, pengetahuan klien. Data obyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang di rumuskan dalam data fokus obyektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) pemeriksaan penunjang ( laboratorium ), catatan baru dan sebelumnya. Langkah II : Interpretasi data Pada langkah ini di lakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah di kumpulkan Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan di lakukan pencegahan. Bidan di harapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang di tentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajement terhadap masalah atau diagnosa yang telah di identifikasikan atau di antisipasi. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan efektif Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang di uraikan. Pada langkah kelima di laksanakan secara efisien dan aman. Perencaan ini bisa di lakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksaan. Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini di lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasikan di dalam diagnosa dan masalah.Rencana tersebut di anggap efektif jika memang benar dalan pelaksanaannya. BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahir janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) hitung dari hari pertama haid terakhir penghamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma) (Obstetri Fisiologi. FK UNPAD Bandung). Kehamilan dibagi atas 3 trimester 1. Trimester I : antara 0-12 minggu 2. Trimester II : antara 12-28 minggu 3. Trimester III : antara 28-40 minggu Tanda dan gejala kehamilan 1. Tanda persumtif Amenorea (tidak dapat haid) Mual dan muntah (terjadi pada trimester pertama) Mengidam Tidak tahan suatu bau-bauan Pingsan Anoreksio (tidak ada nafsu makan)

Lelah Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan estrogen dan progesteron Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar Konstipasi / obstipasi Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta Epulis : hipertrofi dari papil gusi Pemekaran vena-vena (varises) 2. Tanda-tanda kemungkinan hamil Perut membesar Uterus membesar Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak) Tanda chadulck Tanda piscaseak (pembesaran dan perlunakan unilateral pada tempat implantasi) Kontraksi kecil uterus bila dirangsang braxron hikes Teraba balotement Reakis kehamilan postif 3. Tanda pasti Gerakan janin yanfg dapat dilihat / dirasa / diraba juga bagian bagian janin Deyut jantung janin (+) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen Perubahan-perubahan dan organi ogenesis yang terjadi pada berbagai periode kehamilan Umur Kehamilan Panjang Fundus Pembentukan Tulang 4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan hidung 8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk kepala menkur ke bawah 12 minggu 9 cm Dua kuping lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai terbentuk, alat kandungan luar terbentuk 16 minggu 16-18 cm Genetalia esterna terbentuk dan dapat dikenal, kulit tipis dan merah 20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh dikepala dan rambut halus (lainnya) tumbuh di kulit 24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata serta teliti keriput, kepala besar, bila lahir dapat bernafas tapi hanya bertahan hidup beberapa jam saja 28 minggu 35 cm Kulit warna merah ditutupi verniks koseosa bila lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah, bayi matur 32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput bila bayi lahir seperti orang tua kecil 36 minggu 46 cm Muka bersih tidak keriput bayi prematur 40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan, kulit licin, verniks koseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ baik, pada testis sudah dalam skortum, labia mayor berkembang baik, tulang-tulang kepala menolong pada 80% kasus telah terjadi center asifikasi pada epifisis libia proximal 2.2 Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil (ANC) Tujuan umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Tujuan khusus 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin atau bayinya 2. meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi 3. mengenali dan menangani secara dini penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan pembedahan 4. mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin 5. mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat itu maupun banyinya dengan trauma seminimal mungkin. 6. mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif 7. memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi 8. mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelairan bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal 2.3 Kunjungan Antenatal Sebaiknya dilakukan paling sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 x selama kehamilan 1. 1 x pada trimester I 2. 1 x pada trimester II 3. 1 x pada trimester III 2.4 Pelayanan Asuhan Standart ANC Minimal Termasuk TT 1. Timbang berat badan 2. Ukur tekanan darah 3. Ukur tinggi badan 4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) lengkap 5. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan 6. Tes terhadap PMS 7. Temuwicara dalam persiapan rujukan Perubahan Fisiologis Wanita Hamil a. Perubahan pada sistem reproduksi 1. Uterus Ukuran Panjang (32 cm), lebar (24 cm), muka belakang (22 cm) Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim. Pembesaran ini juga terjadi walaupun kehamilan terjadi diluar kandungan Berat Berat uterus naik dari 30 gr menjadi 1000 gram sampai umur kehamilan 40 mg Posisi rahim dalam kehamilan Pada permulaan kehamilan terletak pada antifleksi / retrofleksi, tetapi pada bulan keempat mulai memasukai rongga perut yang membesar sampai batas hati. Peredaran darah rahim Bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim Perubahan pada serviks Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi lunaknya serviks. Hal ini disebabkan 2. Vagina Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru (tanda chadwick). Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya diregang bertambah, sebagai persiapan persalinan. 3. Ovarium

Pada saat hamil proses ovulasi berhenti. Tapi masih terdapat korpus luetum gravidarum sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron 4. Dinding perut Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya selapit elastis dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum, kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra. Pada seorang primigravida warnanya membiru disebut striae lividae, pada seorang multigravida selain strie livida tapi terpadat juga garis-garis putih ahak mengkilap (parut / cictiix) dan disebut striae albicans. 5. Kulit Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula hiperpigmentasi antara lain pada areolamamae, papilla mammae dan linea alba. Terkadang juga terdapat pada muka (pipi) disebut chliasma gravidarum. 6. Buah dada Biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertropi dan oliveoli, hal ini dapat menyebabkan pada m ammoe. Puting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan kadang pengeluaran cairan kuning yang lengket disebut coloctrum. 7. Pertukaran zat Orang yang hamil bertambah berat : Trimester I : 1 kg Trimester II : 5 kg Trimester III : 5,5 kg 8. Saluran nafas Orang hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas, hal ini disebabkan oleh unsur yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim. 9. Saluran pencernaan Salivasi meningkatkan dan pada trimester pertama mengeluh mual muntah tonus otot melepas sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan resorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi. Tulang dan gigi Persediaan panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak apabila makanan tidak memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kebutuhan kalsium akan mengambil dari ibu yang menyebabkan gigi karies. 2.5 Nasehat-Nasehat Untuk Ibu Hamil a. Makanan diet diambil Bumil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian tentang makanannya terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. b. Merokok Jelas bahwa bayi dan ibu-ibu perokoknya mempunyai BB kurang karena itu ibu hamil dilarang merokok. c. Obat-obatan Jika mungkin, dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama trimester I d. Lingkungan Penyelidikan tentang bahaya polusi udara, air dan udara dan makanan terhadap ibu dan anak seperti halnya merokok e. Gerak badan Sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan lebih nyenyak, gerak badan di tempat Berdiri jongkok Terlentang kaki diangkat Terlentang perut diangkat Melatih pernafasan Kerja Boleh bekerja seperti biasa

Cukup istirahat dan makan teratur Pemeriksaan hamil yang teratur Bepergian Jangan terlalu lama dan melelahkan Duduk lama, statis vena menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak Pakaian Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut Pakaian hutang (BH) yang menyokong payudara Memakai sepatu dan tumit yang tidak terlalu tinggi Pakaian dalam yang selalu bersih Istirahat dan rekreasi Mandi Untuk kebersihan / hygiene perawatan kulit Cotus Tidak dilangi, kecuali bila ada sejarah abortus, prematur, perdarahan pervaginam, ketuban sudah pecah, pada mingu terakhir harus hati-hati dalam berkoltus

2.6 Konsep Asuhan Kebidanan 1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan Merupakan langkah awal dalam memberikan asuhan kebidanan. Kegiatan ini adalah mengumpulkan data dari anamnesa, pemeriksaan fisi, dan pemeriksaan penunjang. Hasil proses ini dalam bentuk: a. Data Subyektif Adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan klien / dan keluarga dan tim keluarga berupa keluhan-keluhan tentang masalah kesehatan. Biodata klien Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien / klien datang pada bidan Riwayat menstruasi Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu Riwayat kesejahteraan yang lalu, ditanyakan untuk mengetahui apakah adalah hubungannya dengan masalah yang dihadapi klien Riwayat kesehatan keluar, data ii diperlukan untuk mengetahui kemungkinan padanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehtan klien. Riwayat sosial / budaya, ditanyakan untuk mengetahui apakah kehamilan ibu saat itu diharapkan atau tidak dan untuk mengetahui apakah ibu ada pantangan makanan. Pola kehidupan sehari-hari Pola nutrisi - Pola eliminasi Pola istirahat - Pola aktifitas b. Data subyektif Pada data obyektif meliputi : Keadaan umum TTV Pemeriksaan fisik (palpasi, auskultasi, perkusi) Data pemeriksaan penunjang 2. Menginterprestasikan diagnosa / masalah potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial / diagnosa potensial berdasarkan ini kita mengindentifikasi langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan 3. Mengindentifikasi diagnosa / masalah potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial / diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi langkah ini membutuhkan antisipasi bila dilakukan pencegahan. 4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter untuk dikonsultasikan / ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. 5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang mengeluh ditemukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi / di antisipasi. Implementasi Pada langkah ke enam ini asuhan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan efisien dan aman Evaluasi Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi di dalam diagnosa / masalah. BAB II TINJAUAN KASUS 2.1 Kehamilan 2.1.1 Pengertian kehamilan Kehamilan ini adalah mulai dari konsep (bertemunya sel telur dengan sperma) berakhir permulaan persalinan. (Sastrowinata, Sulaiman 1983 :3) Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila terdapat 4 askeb penting yang terpenuhi yaitu : ovum, spermatozoa terjadi konsepsi dan nidasi (Mochtar, Rustam, 1998 :17) Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak kontrasepsi dan berakhir sempai persalinan (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 :4) 2.1.2 Proses kehamilan Setiap warna yang subur setiap 1 bulan mengalami ovulasi (proses pelepasan ovum dari ovarium yang diperngaruhi sistem hormon yang komplek). Kemudian di tangkap oleh fimbriae dan masuk ke tuba fallopi. Waktu coitus air mani terpancar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak 100-200 juta tiap cc. Sperma begerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba fallopi ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh : silia tuba) menuju kavum uteri dan terjadilah nidasi masuknya / tertanamnya hasil konsepsi (zigot) ke dalam endometrium untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin di persiapkan ari-ari (plasenta) dan terjadilah tumbuh kembang janin sampai aterm. (Mocthar, Rustam, 1998 :17) 2.1.3 Tanda-tanda kehamilan 2.1.3.1 Tanda-tanda tidak pasti kehamilan a. Amenorea (tidak datang haid) b. Mual c. Mengidam d. tidak tahan suatu bau-bauan e. Pingsan (berada ditempat-tempat ramai yang sesak dan padat) f. Anoreksia g. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri h. Lelah i. Sering miksi j. Obstipasi karena tonos otot usus menurun, karena pengeruh hormon steroid k. Pigmentasi kulit seperti di muka, areola payudara dinding perut l. Varises (pemekaran vena)

6. 7.

2.1.3.2 Tanda-tanda mungkin a. Perut membesar b. Uterus membesar c. Tanda heggar (kontraksi rahim) dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak d. Tanda chadwick (warna selaput lendir vagina menjadi kebiru-biruan e. Tanda piscaseck (pembesaran perut tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya) f. Tanda braxton hicks Waktu palpasi / waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong menjadi keras karena berkontraksi g. Teraba balotement Lentingnya pada rahim akibat dari rahim di dorong ke konyong-konyong anak melenting di dalam rahim h. Reaksi kehamilan positif 2.1.3.3 Tanda-tanda pasti a. Dengan di palpasi, gerakan janin dapat dirasa b. Mendengar DJJ - Di dengar dengan stetoskop monoral laenners - Di cacat dan didengar dengan alat dopler - Dicacat dengan foto-ECG (elektro cardiogram) - Dilihat pada USG c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen (Muctar, Rustam, 1998, 43-45) Perubahan psikologis pada saat kehamilan 2.1.4.1 Uterus Berat Uterus betambah besar dari alat yang beratnya 30 gr menjadi 1000 gr Ukuran : ukurannya panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang 22 cm Tinggi fundus uteri 28 minggu : 3 jari atas pusat / seperti jarak antara pusat dan prosesus xypoideus 32 minggu : setengan jarak pusat dan prosesus xypoideus 36 minggu : 3 jari dibawah prosesus xypoideus 40 minggu : fundus uteri turun 3 jari dibawah px oleh karena saat ini kepala janin masuk pintu atas panggul

2.1.4

2.1.4.2 Vagina Vagina dan vulva mengalami pengikatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah kebiru-biruan (tanda chadwik) 2.1.4.3 Ovarium Dengan terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korvus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu tetapi setelah bulan ke IV kospus loteum ini mengisut 2.1.4.4 Payudara Payudara biasanya membesar dalam kehamilan di sebabkan hypertrofi dan alvedi, dan sebagai persiapan memberi ASI pada saat laktasi perkembangan payudara tidak dapat dipisahkan, dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen progesteron 2.1.4.5 Kulit

Karena pengaruh hormon sehingga hyperpigmentasi, hiperpigmentasi terjadi pada striae gravidarum lividae atau alba aerola mamae, papila mamae , linia nigra, pipi chloasma gravidarum setelah persalinan hiperpigmentasi akan hitam 2.1.4.6 Sirkulasi darah ibu Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain: Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darat sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada saat sirkulasi netro plasenta Pengaruh hormon estrogen dan progesteron maka meningkat 2.1.5 Adapun perubahan psikologis pada ibu hamil Perubahan fisiologis adalah hal-hal yang biasanya terjadi pada kehamilan, seluruh sistem tubuh wanita mengalami perubahan sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kovum uteri. Adapun perubahan sistem tubuh pada wanita hamil meliputi : 1. Sistem aspirasi Dengan perkembagannya usia kehamilan yang menyebabkan diesakan pada diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada kehamilan 32 minggu sebagai konpensasi terjadinya desakan rahim oleh kebutuhan O2 yang menigkat, maka ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25 x dari biasanya 2. Kardio vaskuler Peredaran darah dipengaruhi oleh a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebtuhan dan perkembangan janin b. Hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi netro plasenta. c. Pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang meningkat 4. Sistem urinaria a. Pengaruh desakan rahim pada hamil muda dan turunnya kepala pada hamil tua menyebabkan terjadinya gangguan dalam bentuk sering kencing b. Terjadinya hemo dikesi menyebaban metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air seni semakin bertambah 5. Sistem pencernaan a. Karena pengaruh estrogen yang meningkat maka pengeluaran asam lambung meningkat pula dan dapat meyebabkan : Hipersaliva Daerah lambung terasa panas sehingga terjadi mual dan muntah di pagi hari Hiperemises gravidarum b. Pengaruh hormon progesteron yang meningkat akan menimbulkan gerak usus yang berkurang dan menyebabkan obstipasi (Sulit BAB) 6. Sistem intelegent Pada kulit terjadi perubahan diposit pigmen dan hiper pigmentasi karena pengaruh suprakenalis, pada kulit tertetu terjadi hiperpigmentasi a. Muka : terdapat kloasma grafidarum b. Payudara : areola mamae dan puting susu menjadi hipepigmentasi c. Perut : terdapat linea nigra dan strie lividae 7. Sistem metabolisme Pada kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan janin dipersiapkan pemberian asi 8. Sistem muskulus skeletal a. Pada tulang Pada ibu hamil sering terjadi kekurangan kaslsium dikarenakan kebutuhan janin diambil dari ibu sehingga dapat menyebabkan caries pada gigi dan rasa linu-linu pada ibu dan biasanya di pangkal paha.

b. Pada tungkai Pada kehamilan tua sering terjadi Oedem karena tekanan janin pada daerah panggul sehingga menghambat sistem peredaran darah pada anggota gerak bawah. c. Sikap londose Terjadi pada kehamilan tuadikarenakan pembesaran perut uterus sehigga mengikuti pembesaran uterus 9. Sistem produksi Setiap kehamilan akan mempengaruhi seluruh sistem genetalia wanita a. Uterus b. Vagina dan vulva c. Ovarium d. Endometrium Merupakan lapisan dalam uterus/lapisan permukaan kavum uteri merupakan bagian sasaran utama dari estrogen yang diproduksi oleh korpus luteum Pengaruh kormon estrogen menjadikan endometrium dalam keadaan prodiferasi dalam keadan sekresi, bila terjadi konsepsi maka endometrium tidak akan sekresi tetapi akan terus menerus tumbuh dan bertambah tebal yangbiasa disebut copus luteum grafidarum e. Payudara 2.1.7 Letak Janin Dalam Rahim 2.1.7.1 Situs (letak) Adalah hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga dijumpai kedudukan membujur atau melintang 2.1.7.2 Habitus (sikap) Adalah letak bagian janin satu terhadap lainnya. 2.1.7.3 Posisi Adalah letak salah satu bagian janin terhadap jalan lahir 2.1.7.4 Presentasi Adalah apa yang terjadi menjadi bagian terendah janin dalam rahim 2.1.8 Perubahan psikologis ibu hamil pada trimester III (7-9 bulan) Pada trimester ini disebut periode penungguan yang waspada, karena wanita tersebut sadar terhadap kehadiran bayinya, pada trimester ini mungkin dia takut akan kehidupannya sendiri dan bayinya, takut akan memiliki bayi, yang tidak normal, persalinan dan kelahiran (nyeri hilangnya kontrol, dan ketidaktahuan) Kadang mengalami proses kesedihan lain sementara ia mengantisipasi hilangnya terhadap kehamilannya, perpisahan yang tidak terelakkan dengan bayinya dari tubuhnya dan merasa kehilangan sementara uterus yang penuh menjadi tempat yang kosongdepresi ringan merupakan hal yang lumrah dan bisa terdapat ketergantungan yang meningkat dengan perasaan tidak berdaya. Wanita mengalami ketidaknyamanan fisik yang meningkat. Mendekati trimester akhir kehamilan. Ia mungkin merasa canggung, berulah dan memerlukan dukungandukungan yang sering, pada pertengahan trimester III seksualitas akan meningkat sedangkan perut menjadi kendala. Posisi merupakan suatu alternatif dan dapat membantu atau meciptakan apabila ia merasa tidak nyaman. 2.1.9 Ketidak nyamanan yang umum terjadi selama kehamilan. 10. Rasa mual dengan tanpa muntah-muntah dikenal dengan istilah mual di pagi hari akan tetapi sering juga di siang hari atau di malam hari. 11. Hipersaliva (air liur yang berlebihan) Air liur yang berlebihan merupakan suatu kondisi yang tidak lumrah yang mungkin disebabkan oleh keasaman yang meningkat di dalam mulut oleh zat tepung yang dapat merangsang kelenjar ludah pada wanita yang rentan terhadap sekresi berlebihan, biasanya wanita mengalami ptyalsim sering pula mengalami rasa mual 12. Rasa lebih

13. 14. 15.

16. 17. 18.

Rasa lebih terjadi selama trimester I yang tidak diketahui penyebabnya salah satu sangkaan adalah akibat pemasukan awal dalam laju metabolik dasar dan awal-awal kehamilan dan hiasanya akan menghilang pada akhir trimester I. Punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester I penyebabnya karena pertambahan ukuran dan beratnya payudara. Leokorhea Adalah sekresi vagina yang berlebihan encer, kental, mulai keluar pada trimester I Sering kencing bukan karena penyakit Panas dalam Merupakan ketidak nyamanan yang bisa dimulai timbul menjelang akhir trimester II dan berlanjut hingga trimester II, regurgitasi/tekanan blus dari kandungan asam perut ke dalam esofagus bagian bawah oleh gerak peristatik. Konstipasi Disebabkan oleh ralaksasi otot halus dan usus besar dengan adanya jumlah progesteron yang meningkat Kram kaki Disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya makan kalsium / ketidak seimbangn perbandingan kalsium dan fosfor dalam tubuh. Oedem tungkai Disebabkan oleh tekanan vena yang membengkak di dalam tungkai bagian bawah, tekanan uterus yang membesar ada pembuluh vena panggul

2.2

Pengertian Primigravida Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Mochtar, Rustam, 1998 : 92) Primigravida adalah wanita yang hamil pertama kali (Prof.dr. Ida Gede Manuaba, SPOG, 1998 : 158) Primigravida adalah seorang wanita pertama kali hamil (Fisiologis, Obstetri, 1983, 156) 2.2.4 Tanda-Tanda Primigravida 9. Payudara tegang 10. Puting susu runcing 11. Perut tegang dan menonjol kedepan 12. Strie lividae 13. Perenium utuh 14. Vulva tertutup 15. Vagina sempit dan teraba rugae 16. Portio runcing dan tertutup 2.2.3 Pemeriksaan Kehamilan 2.2.3.1 Pengertian Pemeriksaan kehamilan adalah ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter, obygyn, dokter umum, bidan, perawat atau dukun terlatih dalam suatu komunikasi seperti di indonesia da pusat-pusat kesehatan seperti Puskesmas dan BKIA di mana seorang ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya (Mochtar, Rustam, 1998 : 470) 2.3 Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III Obstipasi Susah buang air besar biasanya Penyebab Karena gangguan relaksasi otot halus dan adanya progesteron yang meningkatkan pergeseran dan penekanan terhadap perut oleh uterus yangmembesar sehingga memungkinkan pergerakan bekerjanya pencernaan itu menurun Cara mengatasinya 1. Minum yang banyak dengan ketentuan sedikitnya 8 gelas/hari.

Primigravida 2.2.3 -

2. Istirahat yang cukup 1 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari
3. Makan-makanan yang banyak mengandung serat seperti bayam, kangkung, seledri, dll. 4. Menekan jadwal kebiasaan buang air besar. 5. Senam umum seperti jalan kaki Flour Albus Cairan di dalam vagina bertambah di dalam kehamilan tanpa sebab yang ptologis - Penyebab : produksi sel darh putih meningkat - Cara mengatasi : 1. Dengan P1 seprti cuci tanga, sering ganti CD, vulva tidak boleh lembab 2. Tidak boleh menggunakan semprotan air pada waktu membersihkan 2.3.2 Punggung atas sakit Biasanya karena ada pembesaran peyudara sehingga dada seolah-olah tertarik ke depan dan punggung bagian atas tanpa disadari mengimbangi tertarik kebelakang sehingga lama kelamaan timbul rsa sakit pada punggung bagian atas. Cara mengatasinya : Kenakan BH yang cocok ukurannya yang dapat menopang payudara yang semakin membesar. 2.3.3 Sering BAK Disebabkan oleh bagian bawah janin menyudur berongga panggul dan menimbulkan tekanan pada kandung kemih Cara mengatasinya : 1. Jelaskan pada ibu tentang kejadian 2. Mengurangi makan danminum waktu sebelum tidur 2.3.4 Rasa sakit pada pinggang Terjadi pada lumbral sakral - Penyebab : adanya pergeseran titik gaya berat perubahan postur tubuh akibat bobot kehamilan yang semakin membesar postur tubuh yang tampak lordosis akan mempertegang otot punggung dan menyebabkan rasa nyeri dan sakit pada wanita hamil, sehingga kurang dapat memberikan topangan pada uterus yang membesar dan uterus akan terkulai sehingga rasa sakit pada pinggang akan terasa - Cara mengatasinya : 1. Berusaha berdiri/berjalan dengan lurus sehingga postur tubuh bertemu 1 kriteria dengan gravitasi bumi. 2. Apabila akan mengambil sesuatu ditandai dengan cara merendahkan tubuh (kaki jongkok) tidak boleh dengan membungkukan diri. 3. Ketika akan berdiri dari posisi merunduk rentangkan kaki dan salah satu kaki agak ke depan sehingga adal landasan luas bagi keseimbangan. 2.3.5 Kram pada kaki Biasanya disebabkan oleh tidak ada keseimbangan Ca dalam tubuh - Penyebab : adanya uterus yang membesar memberikan pada pembuluh penggul dengan demikian akan mempengaruhi sirkulasi pada syaraf melelui foramen opturatirus dalam perjalanannya ke tungkai bawah. - Cara mengatasinya : 1. Ibu hamil harus meluruskan kakinya yang kram dan meruncingkan telapak kainya bila sedang diatas ia tidur sehingga memerlukan peneanannya yang kuat terhadap dasar telapak kaki bisa ditekan pada lantai dengan tujuan akan memperbaiki sirkulasi 2. senam umum untuk memperbaiki sirkulasi darah 3. mengangat kaki lebih tinggi secara periodik sepanjang hari 4. diit banyak yang mengandung kalsium maupun fosfor 2.3.6 Oedema

2.3.1

Pada umumnya oedema akan terliaht pada tungkai dan kaki oedema tungkai adalah akibat dari sirkulasi vena meningkat di dalam tungkai bawah. - Penyebabnya : 1. Tekanan dari uterus yang makin membesar 2. Pakaian yang ketat sehingga menghambat alairan darah balik dari tungkai bawah - Cara mengatasinya 1. Hindari pakaian yang ketat 2. Senam umum (hamil) 3. Naikkan kaki secara periodik sepanjang hari 4. Memposisikan diri dalam keadaan miring pada saat berdiri 5. Kenakan korset / penopang abdomain yang bisa meringankan tekanan pada venavena penggul 2.3.7 Varices Timbul dari sirkulasi vena yang terganggu pada vena yang mengalami tekanan yang pada tungkai bagian bawah. - Penyebab : 1. Karena tekanan dari uterus yang membesar pada vena panggul karena ibu hamil tersebut sedang duduk / berdiri dan pada vena cava inferior ketika wanita sedang berbaring atau berdiri. 2. Dengan pakaian uyang sempit akan menghambat aliran baik vena dari tungkai bagian bawah dan akan membuat masalah apabila lebih parah - Cara mengatasinya : 1. Hindari berdiri yang terlalu lama 2. Hindari pakaian yang terlalu ketat 3. Saat istirahat kaki dinaikkan secara periodik 4. Berbaring dalam posisi tegak lurus bisa beberapa /hari 2.3.8 Sesak nafas Terjadi karena perubahan sistem pernafasan tulang rusuk mengembang sehingga kapasitas paru tidak mengembang - Penyebab : 1. Pembesaran rahim dan adanya tekanan diafragma 2. Kegiatan paru bertambah selain untuk menyuplai kebutuhan ibu guna untuk mencukupi kebutuhan janin akan O2 - Cara mengatasinya : 1. Jelaskan tentang fisiologisnya 2. Atur laju pernafasannydan ambil nafas dalam 3. Anjurkan untuk jalan-jalan berdiri dan rentnagkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang 4. Kalau tidur anjurkan pakai bantal yang lebih tinggi 2.4 ANC (antnatal care) 2.4.1 Tujuan ANC ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dan rahim. (Manuaba, Ide Bagus, 1998 : 129) 2.4.2 Kebijakan program ANC 2. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin 3. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 4. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat, penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 5. Persiapan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin 6. Mempersiapkan ibu agar masa nifasnya berjalan normal dan pemberian asi ekslusif

Mempersiapkan peran ibu dan keluarganya dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal 2.4.3 Cara pemeriksaan kehamilan Kunjungan sebaiknya dilakukan paling sedikitnya 4 kali selama kehamilan 1. 1x pada triwulan I 2. 1x pada triwulan II 3. 2x pada triwulan III Pelayangan/asuhan 8. Timbang BB 9. Ukur tekanan darah 10. Ukur tinggi fundus uteri 11. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap 12. Pemberian tablet Fe minimum 90 tablet selama kehamilan 13. Tes terhadap pras 14. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan 2.4.4 Cara pemeriksaan lochea meliputi 2.4.4.1 Anamnesa meliputi : a. Identitas diri dan keluarga b. Riwayat kehamilan yang sekarang c. Riwayat obstetri yang lalu d. Riwaya penyakit yang pernah diderita ibu dan keluarga e. Riwayat sosial ekonomi 2.4.4.2 Pemeriksaan kehamilan meliputi : 1. Pemeriksaan umum 2. Pemeriksaan umum - Palpasi - Auskultasi - Perkusi 3. Pemeriksaan dalam - Pemeriksaan vulva - Pemeriksaan dengan spekulum 4. Pemeriksaan labolatorium - Darah - Urine 2.4.4.3 Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan meliputi : 1. Hamil atau tidak hamil 2. Primi atau multi 3. Tuanya kehamilan 4. Anak hidup atau mati 5. Amak tunggal atau kembar 6. Letak atau posisi janin 7. Intra uterin atau ekstra uterin 8. Keadaan jalan lahir 9. Keadaan umum penderita 2.4.4.4 Prognosa atau ramalan meliputi : Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan kita harus bisa daoat membuat orognosa kehamilan, artinya petugas berusaha meramalkan apakah persalinan di perkirakan akan berjalan dengan biasa, sulit atau berbahaya Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah penderita harus bersalin di RSUD (persalinan ), rumah bersalin, atau dirumah saja apakah proses persalinan harus dipimpin oleh dokter ahli atau oleh seoramg bidan dan apa saja yang harus disediakan supaya persalinan dapat berlangsung dengan selamat bagi sang ibu /sang anak. (Sastrowinoto sulaiman, 1986;153:200)

7.

I. II. III. IV. V. VI. VII.

2.5 Konsep Asuhan Kebidanan * Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara: - Bertahap dan sistematis - Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan * Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 1. Pengertian Proses pemecahan masalah Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis. Untuk pengambilan suatu keputusan Yang berfokus pada klien. 2. Langkah-langkah Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif. * Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikologi, spiritual, pengetahuan klien. Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tandatanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya). * Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. * Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. * Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. * Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. * Langkah VII: Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

INC
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga yang menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk mendeteksi dini adanya komplikasi disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan ibu bersalin. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan / hampir cukup bulan. Disusul dengan pengeluaran plasenta dengan selaput janin dari tubuh ibu. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janinnya. (Sinopsis Obstetri, 1998 : 91 dan Obstetri Patologi : 154) Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi serta bagian tersebut dimasukkan dalam persalinan bersih dan aman termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan pada ibu. Selama kala II petugas harus terus memantau tenaga atau usaha mengadan dan kontraksi uterus, janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak jantung bayi selama kontraksi. Masa post partum adalah saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Kala III merupakan saat dimana plasenta dilahirkan yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Penatalaksanaan aktif kala III yang meliputi pemberian oksitosin dengan segera, pengendalian tarikan pada tali pusat dan pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir merupakan langkah-langkah yang harus dilaksanakan agar plasenta dapat segera dilahirkan. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : N19) Kala IV merupkan waktu yang paling kritis ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, itu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ke dunia luar. Selama 2 jam post partum petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : N19) Untuk itu manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu rangkaian yang sangat penting yang harus dikatakan oleh petugas kesehatan atau bidan. Dengan asuhan kebidanan benar dan tepat klien akan dapat melalui persalinan dengan normal. Evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan bertujuan agar supaya apabila ada tindakan atau asuhan yang diberikan kurang tepat maka bisa dilakukan pengkajian dan perbaikan. 1.1 Latar Belakang Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan dan nifas. Tujuan dari obstetric ialah membawa ibu dan anak dengan selamat melalui, masa kehamilan, persalinan dan nifas

dengan kerusakan yang sedikit-dikitnya secara lebih luas. Tujuan dari obstetri ialah pengeluaran dan optimalisasi dari reproduksi manusia. Betapa berat dan luasnya dan betapa pentingnya tugas ini baru dapat kita insafi kalau kita mengtahui berapa banyak orang bersalin setiap tahun dan berapa karena persalinan. 1.2 Pelaksanaan Pelaksanaan praktek di lapangan dilakukan di RB Soegiarti mulai tanggal 10 Desember - 29 Desember. 1.3 Manfaat penulisan 1.3.1 Bagi penulis Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi secara dini permasalahan pada klien serta melakukan pemeriksaan atau pencegahan dan tindakan dengan memberikan penyuluhan perawatan dan rujukan 1.3.2 Bagi klien Agar klien mengetahui dan memahami perubahan dan masalah dan proses persalinan yang akan dialami pada ibu bersalin sehingga klien mengerti dan memahami keadaannya 1.3.3 Bagi institusi pendidikan Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa akademi kebidanan dalam hal yang berhubungan dengan ibu hamil, persalinan, dan nifas. 1.4 Sistematika penulisan Halaman judul Lembar pengesahan Kata pengantar Daftar isi Bab I Pendahuluan Tujuan Pelaksanaan Sistematika penulisan Bab II Landasan Teori Bab III Tinjauan Kasus Bab IV Penutup Daftar Pustaka 1.2 Metode Penulisian Wawancra klien untuk memperoleh data dan masalah yang dirasakan 1.3 Sistematika Penulisan Dalam penulisan makalah ini dibuat garis besar sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, tujuan umum, tujuan khsus, metode penulisan dan sistematika penulisan Bab II : Tinjauan pustaka menguraikan pengertian persalinan, tanda-tanda persalinan, faktor-faktor yang berperan dalam persalinan, proses persalinan dan kebutuhan pada saat intrapartum Bab III : Tinjauan kasus yang menguraikan pengkajian data subyektif dan obyektif, intepretasi data dasar, diagnosa dan masalah, diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan tindakan segera, intervensi, pelaksanaan dan evaluasi Bab IV : Kesimpulan dari semua materi dan data yang ditulis Bab V : Daftar pustaka yang mencatat seluruh buku yang dijadikan panduan dari materi yang ditulis. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Persalinan 2.1.1 Pengertian

2.1.2

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan perngeluaran bayi yang cukup bulan / hampir cukup bulan. Disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh itu. (Obstetri Fisiologi, 1993 : 221) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. (Ilmu Kebidanan, 2002 : 180) Persalinan adalah persalinan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung spontan dalam 24 jam, tanpa menimbulkan kerusakan yang berlebih pada ibu dan anak. (Obstetri Patologi, 1984 : 154) Definisi Persalinan menurut tuanya kehamilan Persalinan imatur adalah persalinan saat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001) Persalinan prematur adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin 1000-2500 gram. (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001) Persalinan aterm adalah persalinan saat kehamilan 36-40 minggu dengan berat janin 2500-4000 gram. (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001) Tanda-tanda persalinan 1. Terjadinya HIS persalinan HIS persalinan mempunyai sifat : Pinggang terasa sakit Sifatnya teratur Interval makin pendek Kekuatannya makin besar Makin beraktivitas (janin) kekuatannya makin besar 2. Pengeluaran lendir dan darah Dengan HIS persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan Pendataran dan pembukaan serviks Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah 3. Pengeluaran cairan Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan sehinga sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalm 24 jam. (Manuaba 1998 : hal 165) Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan a. Power (tenaga) His (kontraksi otot rahim) Kontraksi otot dinding perut Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum b. Passanger Janin dan placenta c. Passage Jalan lahir Proses Persalinan Mempunyai beberapa tahap antara lain : 1. Kala I Adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 sampai lengkap 10 cm kala satu lamanya pada primigravida 12 jam pada multigravida 8 jam. Fase laten : pembukaan 0-3 cm lamanya 7-8 jam Fase aktif : - Fase selerasi : pembukaan menjadi 4 cm lamanya 2 jam - Fase dilatasi maksimal : pembukaan 4-9 cm lamanya 2 jam - Fase diselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali 9-10 cm Fase-fase tersebut diatas berbeda antara primigravida dan multigravida Primigravida Multigravida

2.1.3

2.1.4

mendatar baru dilatasi g 13-14 jam 2.

Serviks Berlangsun

Servik mendatar dan membuka secara bersamaan Berlangsung 6-7 jam

Kala II Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan lengkap 10 cm dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal sebagai kala pengeluaran a. Tanda dan gejala kala II - Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi - Ibu merasakn makin meningkatkan tekanan pada anus dan atau vaginanya - Perinium menonjol - Vulva vagina dan spingater ani terlihat membuka b. Diagnosa kala II dapat ditegakkan - Adanya pembukaan serviks lengkap 10 cm - Terlihat bagian-bagian kepala bayi pada introitas vagina c. Lamanya kala II persalinan - Pada primigravida : 1,5 jam - Pada multigravida : 30 menit Kala III Kala III dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya placenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. a. Fisiologi kala III persalinan Pada kala III persalinan otot uterus berkontraksi dengan mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi, penyusutan ukuran rongga ini menyebabkan berkurangnya tempat implantasi placenta. Karena tempat implantasinya semakin kecil placenta tidak berubah, maka placenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. b. Tanda-tanda lepasnya placenta - Perubahan pada fundus uteri - Tali pusat memanjang - Pengeluaran darah tiba-tiba c. Cara-cara pelepasan plasenta - Cara Scultze Pelepasan plasenta mulai dari pertenganhan sehingga plasenta lahir diikuti oleh pengeluaran darah. - Cara Dunan Pelepasan plasenta daridarah tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh pelepasan plasenta - Bentuk kombinasi pelepasan plasenta Terjadinya kontraksi rahim sehingga membulat, keras dan terdorong keatas Placenta di dorong segmen bawah rahim Tali pusat menjadi panjang Terjadi perdarahan mendadak d. Tanda-tanda placenta telah lepas Prasat krustner - Tali pusat dikencangkan - Tangan ditekan diatas symphisis, bila tali pusat masuk kembali berarti placent abelum lepas Prasat klien - Ibu dusuruh mengejan sehingga tali pusat ikut turun/memanjang bila mengejan dihentikandapat terjadi

3.

Tali pusat tertarik kembali berarti placenta belum lepas Tali psuat tetap di tempat berarti plasenta sudah lepas Prasat stessman Tali pusat dikencangkan dan rahim diketok-ketok, bila getarannya sampai pada tali pusat berarti placenta belum lepas Prasat manuaba Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim sedangkan tangan kanan memegang dan mengencangkan tali pusat, kedua tangan ditarik berlawanan dapat terjadi : - Tarikan tersa berat dan tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta belum lepas - Tarikan terasa ringan (mudah) dan tali psuat memanjang, berarti placent sudah lepas. (Manuaba 1998 : 183)

Kala IV Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelahnya. Dalam kala IV klien masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena perdarahan yang disebabkan atonia uteri masih mengancam maka dalam kala IV klien belum boleh dipindahkan ke kamar dan tidak boleh ditinggalkan oleh bidan Hal-hal yang harus ditinggalkan oleh bidan dalam kala IV : 1. Pengawasan perdarahan post partum 2. Menjahit robekan perenium 3. Memeriksa bayi 2.1.5 Kebutuhan Pada Saat Intra Partum 1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan Mendampingi ibu agar merasa nyaman Menawakan minum, mengipasi dan memijat ibu 2. Menjaga kebersihan diri Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan 3. Mengipasi dan mesase untuk menambah kenyamanan 4. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kesemasan atau ketakutan ibu, dengan cara : Menjaga privasi ibu Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu 5. Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing mengedan dapat dipilih posisi berikut : Jongkok Menungging Tidur miring Setengah duduk Posisi tegak ada aitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perenium dari infeksi 6. Menjaga kandung kemih tetap kosong dan dianjurkan berkemih sesering mungkin 7. Memberikan cukup minum : memberi tenaga dan mencegah dehidrasi 2.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin 2.2.1 Pengertian Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan 2.2.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Digunakan sebagai metode utnuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah Digunakan untuk memantau keadaan kesehatan ibu dan janin serta memastikan kondisi ibu dan janin sehat sehingga persalinan berjalan dengan nomal

4.

2.2.3

Untuk pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang berfokus pada klien Langkah-Langkah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin 2.2.3.1 Pengumpulan semua dada yang dibutuhkan utnuk menilai keadaan klien secara keseluruhan 2.2.3.2 Mengintepretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah 2.2.3.3 Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengatasi penanganannya. 2.2.3.4 Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi degan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien 2.2.3.5 Menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya. 2.2.3.6 Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman 2.2.3.7 Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari semua data subyektif dan data obyektif. Data subyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa, yang termasuk data subyektif antara lain : Biodata, riwayat mendstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persaliann dan nifas yang lalu, biopsikologis dan pengetahuan klien. Data obyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil labolatorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data obyektif terdiri dari pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemerksaan khusus (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) pemeriksaan penunjang (labolatorium, catatan baru dan sebelumnya). Langkah II : Intepretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau maslah berdasrkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial adan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasi aslah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap jika diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi degan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan utnuk dikonsultasikan atau ditanganoi bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-l;angkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benat

tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persalinan ialah serangkaian kegiatan yang berakhir dengan pengeluaran baik yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan spontan ialah persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir. Persalinan buatan ialah persalinan di bantu dengan tenaga dari luar. Missal ekstrasi dengan forceps, atau dilakukan operasi section cesarea. Persalinan anjuran ialah persalinan terjadi bila bayi sedah cukup besar untuk hidp di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya menimbulkan kesulitan dalam persalinan 2.2 Pelaksanaan proses persalinan normal Proses persalinan dibagi 4 kala : Kala I : kala pembukaan serviks Kala II : kala pengeluaran Kala III : kala uri Kala IV : hingga 2 jam setelah placenta lahir 2.2.1 Kala I : kala pebukaan serviks Proses pembukaan servik pada ultigravida terdiri dari 2 fase : Kala I fase latent Berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 4 cm his masih lama dengan frekwensi his jarang Kala I fase aktif Fase akselerasi : lamanya 2 jam dengan 2-3 cm Fase dilatasi maksimal : lamanya 2 jam dari 4-9 cm Fase deselerasi : lamanya 2 jam pembukaan Lebih dari 9 cm, sampai pembukaan lengkap pada multigravida proses ini akan berlangsung lebih cepat. Memimpin persalinan kala I Menilai kondisi ibu 1. Nilai keadaan umum dan kesadaran ibu 2. Nilai tanda-tanda vital 3. Lakukan pemeriksaan tubuh secara sistematis Melakukan pemeriksaan luar 1. Melakukan pemeriksaan leopold I-IV 2. Lakukan pemeriksaan DJJ 3. Tentukan kondisi janin, presentasi janin, menilai turunnya kepala janin, janin di dalam atau di luar rahim, jumlah janin, letak janin, menapsir berat janin 4. Tentukan His, laa kontraksi (detik), semetris, dominasi fundus, reaksi optimal, interval dan intensitas kontraksi Melakukan pemeriksaan dalam 1. Lakukan pemeriksaan vulva 2. Lakukan pemeriksaan VT 3. Nilai kondisi panggul dalam (promontorium, conjungtiva, diagnosis, konjugata vera, linea inominata, tulang sacrum dinding panggul samping spina iscidica, artus pubis, os cogxigis panggul patol, kesimpulan panggul dalam) Menilai adanya tumor Tentukan lambing foto polvik Tetapkan diagnosa inpartu dan rencana persalinan, pantau kemajuan persalinan normal, konsdisi ibu dan janin sesuai petunjuk patograf. Hasil pemeriksaan di lembar patograf.

Bila kemajuan persalinan tidak normal, tentukan tindakan yang perlu dilakukan atau rujuk ibu ke sarana medis yang memadai. 2.2.2 Kala II : kala pengeluaran 1. Ibu di pimpin mengejan saat ibu terus-menerus ingin mengejan, perineum tegang, anus terbuka dan kepala bayi mulai kroning (kepala tampak dari luar 3-4 cm) - Saat his ibu di minta untuk meneran dengan kekuatan penuh - Lahirkan kepala bayi dengan cara menahan perineum dengan menggunakan ibu jari dengan dan 4 jari lain tangan kanan yang ditutupi kain kain duk steril dan tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak terjadi dilatasi maksimal, berturut-turut akan lahir dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Bersihkan lendir di mulut dan hidung bayi. - Biarkan kepala bayi melakukan putar paksi luar. - Pegang kepala bayi dengan biparietal bila ada lilitan tali pusat (tali pusat kendor, longgarkan dengan jari penolong. Jika tali pusat erat, klem di dua tepat lalu potong). - Lahirkan bahu dengan tarik curam kebawah untuk mengeluarkan bahu depan, tarik curam keatas untuk melahirkan bahu belakang - Kemudian apabila bahu keluar sanggah bayi dan selusuri dengan jempol di dada sampai mata kaki - Keringkan bayi dengan kain (bayi sudah keluar seluruhnya) - Tentukan nilai apgar score - Jepit tali pusat dengan klem 5 cm dari umbilicus, klem ke 2-3 cm dari klem 1 kemudian di lindungi dengan tangan kiri dan di potong - Ganti kain pembungkus bayi dengan kain kering - Susukan bayi pada ibu 2.2.3 Kala III : kala uri (kala pengeluaran placenta) Berlangsung 5-15 menit setelah bayi keluar Kosongkan kendung kemih, beri tahu ibu akan di suntik oksitosin 10 unit IM, kemudian lakukan PTT Cara pengeluaran placenta sama dengan pengeluaran bayi sesuai dengan jalan lahir, setelah placenta tampak di depan vulva tangkap placenta dengan cermat apakah ada selaput yang tertinggal atau placenta yang lepas. Periksa ukuran dan berat placenta. Periksa kontraksi uterus apabila baik akan terlihat fundus uteri keras seperti batu. 2.2.4 Kala IV : hingga 2 jam setelah placenta lahir Pemantauan 2 jam post partum meliputi kondisi umum ibu TTV Patologi Ketuban pecah dini Adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan. Manifestasi klinik - Keluar air ketuban warna putih, keruh, kuning, hijau, atau coklat, sedikit atau banyak. - Dapat disertai demam bila ada infeksi - Janin mudah diraba - Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering - Inspikulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada Pemeriksaan penunjang - Periksa leukosit darah > 15.000 / bila terjadi infeksi - Tes lakmus merah berubah menjadi biru - Amniosentesis - USG menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang Koplikasi Infeksi partus, preterm, prolaps tali pusat, distosia bahu. 2.3 Penatalaksanaan Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dan preterem dengan atau tanpa komplikasi harus rujuk ke rumah sakit. Pada kehamilan 33-35 minggu lakukan terapi konservatif selama 24 jam lalu induksi

persalinan. Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan. Pada kehaimlan lebih dari 36 minggu. Bila ada his pimpin meneran dan lakkan akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada his, lakukan induksi persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam .

PNC
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. SDR P30003 POST PARTUM HARI KE-1 DENGAN NIFAS FISIOLOGIS DI BPS WINARNI MANYAR GRESIK KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan asuhan kebidanan selama praktik klinik di BPS WINARNI Manyar-Gresik. Penyusunan asuhan kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Akademi Kebidanan STIKES ABI Surabaya untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan ini,terutama: 1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP. dr. DTM selaku ketua STIKES ABI Surabaya. 2. Lia Hartantai, SST selaku KAJUR Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya. 3. Hj. Sri Mekar, SST selaku wali kelas semester V DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya. 4. Bid. Winarni selaku pembimbing praktik di BPS WINARNI Manyar-Gresik. 5. Sukarnik, SST selaku pembimbing akademik Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya. 6. Dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian asuhan kebidanan ini. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan asuhan kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan asuhan kebidanan selanjutnya. Gresik, Desember 2000 Penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut puerperium. Masa nifas (puerpurium) ada dan di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan. Di mulai dengan kehamilan, persalinan, dan di lanjutkan dengan masa nifas yang merupakan masa kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan akan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian. Dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Untuk itu, pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan yang bertujuan untuk mencegah kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi. Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang terjadi pada masa nifas tidak hanya terjadi secara fisik saja, melainkan juga psikologis atau kejiwaan. Sehingga

pemberian edukasi tentang informasi yang berkaitan dengan masa nifas sangat perlu diberikan pada ibu dalam masa nifas. Setiap masa nifas dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayinya pun sehat. 1.2 TUJUAN

A. Tujuan umum Agar mahasiswa mampu memahami tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas. B. Tujuan khusus Mahasiswa mampu : 1. Melaksanakan pengkajian data pada ibu nifas. 2. Menginterpretasi data pada ibu nifas. 3. Mengantisipasi masalah potensial pada ibu nifas. 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu nifas. 5. Merencanakan tindakan dan rasionalisasi pada ibu nifas 6. Melakukan rencana tindakan pada ibu nifas. 7. Melaksanakan evaluasi pada ibu nifas.
1.3 METODE PENULISAN Studi pustaka. Praktik langsung. Bimbingan dan konsultasi. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Halaman judul Lembar pengesahan Kata pengantar Daftar isi BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Tujuan A. Tujuan umum B. Tujuan khusus 1.3 Metode penulisan 1.4 Sistematika penulisan BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian 2.2 Perubahan fisiologis pada ibu nifas 2.3 Perubahan system tubuh lainnya 2.4 Perubahan psikologis ibu nifas 2.5 Program dan kebijakan ibu nifas 2.6 Tanda-tanda bahaya ibu nifas 2.7 Kebutuhan dasar ibu masa nifas 2.8 Pengawasan akhir kala masa nifas 2.9 Konsep asuhan kebidanan BAB III : TINJAUN PUSTAKA 3.1 Pemgkajian 3.2 Analisa masalah/Diagnosa 3.3 Diagnosa masalah potensial 3.4 Identifikasi kebutuhan segera 3.5 Intervensi 3.6 Implementasi 3.7 Evaluasi

BAB IV : KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN Masa nifas adalah waktu yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Prawirohardjo, 2002: 122) Masa nifas (puerpurium) adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan . (Depkes, RI, 2004: 176) Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. (Muchtar, 1998: 115) Masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. (Kapita selekta jilid I, 2001: 316) 2.2 PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU NIFAS a. Involusi uterus Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan relaksasi otot-otot. Fundus uteri 3 jari di bawah pusat, selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang, tetapi sesudah 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi dari luar. Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, cytoplasmanya yang berlebihan di buang. Involusi di sebabkan oleh proses autoksis, zat protein dinding rahim di pecah, di absorbsi, dan di buang dengan air kencing. b. Involusi tempat plasenta Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan besar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Pada permulaan nifas plasenta mengandung pembuluh darah besar yang yang tersumbat oleh trombos. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut. Tetapi luka bekas plasentanya tidak meninggalkan parut. Hal ini di sebabkan karena luka di lepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di tambah permukaan luka. c. Perubahan pembuluh darah Dalam kehamilan,uterus banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak di perlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas. d. Perubahan pada servik dan vagina Beberapa hari setelah persalian, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggirpinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. pada servik terbentuk sel-sel otot baru hipersalifasiini dan karena terakhir retraksi dari serviks, robekan serviks manjadi sembuh. Walaupun begitu setelah involusi selesai ostium eksternum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan ada retak-retak dan robekan-robakan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Vagina yang sangat regang waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke-3 pada masa nifas rugae mulai tampak kembali. e. Dinding perut dan peritoneum Setelah persalinan dinding perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi pulih kembali dalam 6 minggu. f. Laktasi Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobus yang terletak terpisah satu sama lain oleh jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan air susu. Tiap lobus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu, saluran ini disebut duktus laktiferus yang memusat menuju puting susu, dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu

itu buah dada belum mengandung susu melainkan colostrums ysng di keluarkan dengan memijat areola mamae. g. Lochea Adalah cairan yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea rubra Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan. Lochea sanguinolenta Berisi darah berwarna merah kuning dan lender, hari ke 3-7 persalinan. Lochea serosa Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan. Lochea alba Cairan putih selama 2 minggu. 2.3 PERUBAHAN SISTEM TUBUH LAINNYA a. Suhu badan Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5C dari keadaan normal. Tetapi tidak lebih dari 39C sesudah 12 jam pertama setelah melahirkan. Umumnya suhu badan kembali normal, bila lebih dari 38C kemungkinan terjadi infeksi. b. Nadi Nadi umumnya 60-80 x/menit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan / penyakit jantung. Pada nifas umumnya denyut nadi lebih labil di banding suhu badan. c. Sistem perkemihan dan buang air besar Miksi harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Bila kandung kemih penuh dapat dilakukan kateterisasi untuk mengistirahatkan kandung kencing sehingga kelancaran kedua sistem tersebut berlangsung dengan baik, BAB harus dilakukan setelah 2 hari PP. d. Sistem musculoskeletal Terjadi penuruna tonus otot secara bertahap. Kelainan bayi sering menimbulkan trauma musculo pubococygealdan sfingter mayor pubis. Pada 24 jam PP terjadi nyeri, lemah pada kaki karena ketegangan otot dan penggunan tenaga. e. Sistem karsiovaskuler Secara bertahap akan kembali normal karena cardiac output setelah 2-9 hari akan kembali seperti sebelum hamil. Setelah 1 minggu PP volume darah akan kembali stabil. 2.4 PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU NIFAS Peran sebagai ibu Teori Reva Rubin Penekanan teori Rubin pada pencapain peran ibu. Seorang ibu / wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktivitas berupa latihan-latihan. Pencapain peran ibu di mulai selama hamil sampai 6 bulan setelah persalinan. Teori Ramonat T Marcer Penekanan pada stress ante partum dan pencapaian peran ibu. Menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan pengenalan yang lengkap tentang diri sendiri. Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan peran ibu: 1. Antisipatori Yaitu masa sebelum menjadi ibu, penyesuaian social dan psikologi terhadap peran barunya dengan mempelajari apa yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu. 2. Formal Yaitu dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu. 3. Informal Yaitu ibu mampu menemukan jalan yang baik untuk melaksanakan peran seorang ibu.

Personal Yaitu wanita yang telah mahir dalam melaksanakan perannya. Teori Jean Ball Penekanan pada agar ibu mampu melaksanakan tugas sebagai ibu baik fisik dan psikologis. Factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan teori ini terbentuk 3 element: 1. Pelayanan maternitas. 2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga. 3. support terhadap kepribadian wanita. Bounding dan Attachment 1. Menurut Nelson Bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik, fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir. Attachment : ikatan efektif yang terjadi diantara individu (pencurahan perhatian, hubungan emosi, dan fisik yang akrab). 2. Benner dan Brown (1989) Bounding : terjadinya hubungan orang tua dan bayi sejak awal kehidupan. Attachment : pencurahan kasih sayang diantara individu. 2.5 PROGRAM KEBIJAKAN TEKNIS Paling sedikit 4x kunjngan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah. Kunjungan Waktu Tujuan 1 6-8 jam setelah 1. Mencegah persalinan perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut. 3. Memberikan konseling pada ibu / salah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 4. Pemberian ASI awal. 5. Melakukan hubungan antara ibu dan BBL 6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. 2 6 hari setelah 1. Memastikan persalinan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormall, dan tidak ada bau. 2. Mwnilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, perdarahan abnormal, dan tidak ada bau. 3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat. 4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. 5. Memberikan

4.

2 minggu setelah persalinan

6 minggu setelah persalinan

konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari. 1. Sama seperti kunjungan ke-2 2. Menenyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan bayi alami. 1. Memberikan konseling untuk program KB secara dini.

2.6 TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS a. Perdarahan pervaginam banyak dan menggumpal Kurang dari 24 jam PP, penyebabnya: 1. Sisa uri. 2. Kontraksi lemah / inertia uteri. 3. Perdarahan karena luka jalan lahir. Lebih dari 24 jam PP, penyebabnya adalh sisa uri. b. Loche berbau Kemungkinan penyebabnya adalah : koprostatis (lochea yang tertimbun pada vagina). c. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, and terasa nyeri Bendungan payudara 1. Suhu tidak lebih dari 38C. 2. Terjadi dalam minggu-minggu pertama PP. Mastitis 1. Suhu lebih dari 385C. 2. Terjadi pada minggu ke-2 PP 3. Bengkak, keras, kemerahan, nyeri tekan. d. Kaki teras sakit, merah, dan bengkak Kemungkinan penyebabnya adalah tromboplebitis femuralis. e. Demam Kemungkinan penyebabnya adalah : Febris puerpuralis. Mastitis. Flegmasia Alba Dollens. f. Rasa sakit waktu BAK, kemungkinan penyebabnya adalah sistitis Gejala : - Waktu BAK terasa sakit. - Pada daerah atas symphisis ada nyeri tekan. g. Rasa sangat sedih atau tidak mampu mengsuh sendiri bayinya. h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama. i. Nyeri kepala yang terus-menerus. 2.7 KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS a. Istirahat. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahanlahan. Menyarankan ibu untuk tidur siang. Kurang istirahat dapat mempengaruhi ibu dalam beberapa hal : 1. Mengurangi jumlah ASI yang di produksi. 2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.

Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. b. Personal hygiene. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Menyarankan ibu untuk ganti pembalut minimal 2 x/hari. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah genetalia. Nasehati ibu untuk dari setiap kali BAB atau BAK. Jika ibu mempunyai luka episiotomi / laserasi sarankan ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. c. Nutrisi. Konsumsi 500 kalori / hari. Makan dengan gizi seimbang untuk dapat protein, vitamin, dan mineral yang cukup. Minum air putih 3 liter/hari. Minum pil penambah darah selama 40 hari pasca persalinan. d. Perawatan payudara. - Menjaga payudara tetap bersih dan kering. - Memakai BH yang menopang. - Bila puting susu lecet, oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. - Bila lecet berat istirahat 24 jam, ASI dikeluarkan dan di minumkan dengan memakai sendok. - Bila payudara bengkak akibat bendungan ASI, kompres payudara dengan basah dan hangat 5-10 menit. e. Hubungan seksual. Secara fisik aman untuk berhubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. f. Keluarga berencana. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan kehamilannya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkann biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenorhea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. 2.8 PENGAWASAN AKHIR KALA NIFAS Pemeriksaan akhir kala nifas (post partum) sangat penting karena dapat digunakan untuk melakukan pmeriksaan khusus sebagai berikut : Melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencari kemungkinan kelainan sitologi sel servik / sel endometrium. Menilai seberapa jauh involusi uteri. Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai perlukaan post partum. Mempersiapkan untuk menggunakan metode KB. 2.9 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN Asuhan kebidanan adalah bahan yang diberikan oleh bidan kepada klien yang penatalaksanaannya dilakukan dengan cara : a. Bertahap dan sistematis. b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

3.

a. b. c. d.

MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY 1997 Pengertian Proses pemecahan masalah. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkain atau tahapan yang logis. Untuk pengambilan suatu keputusan. Yang berfokus pada klien. 2. Langkah-langkah I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan. II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien. V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya. VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman. VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

1.

BBL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi dalam periode neonatal. Oleh karena itu upaya penelitian kesehatan bayi dimulai dari pemenuhan primer sejak dalam kandungan, kurang baiknya penanganan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat berakibat fatal bagi bayi misalnya hipotermi pada BBL yang selanjutnya menyebabkan hipotisemia dan hipoglikemia. Dan yang tak kurang pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu memotong tali pusat. Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal adalah periode yang paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI yang mencukupi untuk membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan angka kematian bayi manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan selama persalinan, segera sesudah melahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah penulis mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan bayi penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan menerapkan manajemen kebidanan Varney selama praktek di lapangan. 2. Tujuan Khusus 1. Melakukan pengkajian (pengumpulan data) 2. Mengidentifikasi masalah/diagnosa 3. Mengantisipasi masalah potensial 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

B.

5. Intervensi dan rasionalisasi 6. Implementasi 7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang dilakukan C. D. Metode Penulisan Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan masalah ini dibuat garis besar sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus C. Metode Penulisan D. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian B. Ciri-ciri bayi normal C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir D. Pemberian Nutrisi Pada Bayi E. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir F. Konsep Asuhan Kebidanan BAB III TINJAUAN KASUS I. Pengumpulan Data II. Identifikasi Masalah/Diagnosa III. Masalah Potensial IV. Identifikasi Kebutuhan Segera V. Intervensi VI. Evaluasi BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai 4000 gram. (Sinopsis Obstetri, EGC. Jakarta) Ciri-ciri Bayi Normal 1. BB 2500-4000 gram 2. PB 48-52 cm 3. Lingkar dada 30-38 cm 4. Lingkar kepala 23-35 cm 5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian menurun sampai 120-140 x/menit 6. Pernapasan pada menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian menurun setelah tenang 40x/menit 7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa. 8. Rambut kepala biasanya telah sempurna 9. Kuku agak panjang atau melewati jari-jari 10. Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki).

B.

11. 12. 13. 14. C. 1. 2.

Reflek hisap dan menelan baik Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk. Reflek menggenggam sudah baik. Eliminasi baik urine dan meconium akan keluar 24 jam pertama, meconium berwarna hitam kecoklatan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir Perubahan metabolisme karbohidrat Perubahan suhu tubuh Ketika bayi lahir berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu 25C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200 kkal/kg BB/menit, sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10nya, sehingga menyebabkan suhu tubuh turun, akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat. Perubahan Pernapasan - Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pernapasan gas melalui placenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah : a. Tekanan metabolime dan torak sewaktu melalui jalan lahir. b. Penurunan O2 dan kenaikan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak disinus karotis. c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan pernapasan. Perubahan sirkulasi Dengan perkembangan paru mengakibatkan tekanan O2 naik dan tekanan CO2 menurun, sehingga menurunkan resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilicalis kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari placenta melalui vena cava inferior dan foramen ovale atrium kiri terhenti, sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu. Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal, alat lainnya mulai berfungsi Setelah anak lahir harus segera mendapat perawatan dan pengawasan agar tidak terjadi kelainan-kelainan. Adapun perawatan dan pengawasan bayi meliputi :

3.

4.

5.

1. 2. 3. 4. 5.

a. menghisap lendir b. Memotong tali pusat c. Menetesi / memberi salep mata d. Memberi injeksi Vit K. e. Mengukur panjang badan dan menimbang berat badan bayi f. Mengukur lila (lingkar lengan atas), LD (lingkar dada), LK (lingkar kepala) g. Mengukur suhu tubuh h. Memandikan setelah 6 jam PP. Hal-hal yang diwaspadai pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan metode APGAR. Aspek-aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan dicatat ialah : Skor Tanda 0 1 2 Appereance/ warna Seluruh tubuh Badan merah, kaki dan Seluruh tubuh kemerahkulit biru/putih tangan biru merahan Pulse / Tidak ada < 100 > 100 bunyi jantung Grimace / refleks Tidak ada Perubahan mimik Bersin, batuk menangis kuat Activity / aktivitas Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif fleksi ekstremitas fleksi Respiratory effart Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis keras atau atau lambat kuat

(Obstetri Fisiologi, UNPAD, 1983) a. b. c. d. e. f. g. h. i. D. 1. Dalam merawat bayi kebutuhan yang harus dipenuhi antara lain: Kebutuhan rasa hangat Makanan pokok yaitu ASI Cairan Istirahat dan tidur Udara yang bersih Latihan gerak badan Kasih sayang ibu Perlindungan Kebersihan dan sterilisasi Kebutuhan diatas bersifat terus menerus selama pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian Nutrisi Pada Bayi Kebutuhan energi (kalori) 110-120 kkal/kg BB selama beberapa bulan pertama kehidupan. 100 kkal/kg BB pada waktu ia mencapai usia 1 tahun. Kebutuhan cairan Hari I : 60 cc/kg BB/hari Hari II : 90 cc/kg BB/hari Hari III : 120 cc/kg BB/hari Hari IV : 150 cc/kg BB/hari Frekuensi pemberian cairan tergantung pada berat badan bayi : Berat badan < 1.250 gr : 24 x/hari tiap 1 jam Berat badan 1.250 gr - < 2.000 gr : 12 x/hari tiap 2 jam Berat badan > 2000 gr = 8x/hari tiap 3 jam Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir Membersihkan jalan nafas sekaligus menilai APGAR score menit pertama dengan cara menghisap lendir bayi dari mulut dan hidung dengan memutar, jangan lakukan terus menerus tetapi beri kesempatan pada bayi untuk bernafas. Lakukan penghisapan hingga bayi menangis keras. Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain halus. Memotong dan mengikat tali pusat dengan dibungkus kasa steril (perhatikan teknik aseptik dan antiseptik) Memperhatikan suhu tubuh bayi dengan dibungkus kain hangat dan tidak memandikan bayi terlebih dahulu. Mendekatkan bayi ke ibu dan menetekkan segera setelah lahir Membersihkan daerah muka, tangan, lipatan, ketiak, dada, punggung, kaki dengan kapas yang diberi baby oil (setiap kali usapan kapas harus diganti). Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan menggunakan salep eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%. Untuk pencegahan penyakit mata karena klamedia (penyakit menular seksual). Memberikan injeksi Vit. K.

2.

E. 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. F.

Konsep Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara: Bertahap dan sistematis Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

* Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 1. Pengertian Proses pemecahan masalah Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis Untuk pengambilan suatu keputusan Yang berfokus pada klien 2. Langkah-langkah I. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah. III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien. V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya. VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman. VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif. ANAK SAKIT BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Panas tinggi atau demamdapat terjadi pada semua tingkatan umur,dari yang bayi hingga orang lanjut usia sekalipun.Hal ini tidak lepas dari berbagai kemungkinan masuknya bibit penyakit kedalam tubuh.Sebab demam pada dasarnya merupakan proses alamiah yang timbul akibat perlawanan tubuh terhadap masuknya bibit penyakit.Namun demam pada bayi atau anak balita merupakan kasus yang tidak dapat diabaikan begitu saja,dibutuhkan perlawanan dan penanganan tersendiri yang sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Perlakuan dan penanganan yang salah,lambat,dan tidak tepat akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita,bahkan dapat membahayakan jiwanya.Karena itu,pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan demam pada balita wajib dikuasai dengan baik oleh para orang tua. 1.2 TUJUAN Tujuan umum Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada anak sakit demam yang menggunakan pendekatan manajemen Heler Varney,serta mendapatkan pelayanan yang nyata. A. Tujuan khusus 1. Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada anak demam 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada anak demam 3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak demam 4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada anak demam 5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi pada anak demam 6. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien anak demam 7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada anak demam

1.3 RUANG LINGKUP Asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dari tempat pendidikan,dan tempat praktik yang ditujukan adalah BPS WINARNI Manyar-Gresik. 1.4 METODE PENULISAN 1. Sesuai kepustakaan Penulis mempelajari dan memahami KB IUD dengan membaca literature 2. Praktik langsung Memberikan asuhan kebidanan pada klien dan melakukan pendekatan pada klien 3. Bimbingan dan asuhan kebidanan Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing, baik pembimbing praktik maupun pembimbing pendidikan 1.1 SISTEMATIKA PENULISAN Sistemetika penulisan ini adlah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang dalam penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORI Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang anak dengan demam dan tindakan yang dilakukan. BAB III : TINJAUN KASUS Dalam bab ini dilakukan asuhan kebidanan pada anak dengan demam. BAB II TINAUAN TEORI 2.1 KONSEP DASAR DEMAM A. Pengertian Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya atau diatas suhu normal. (Widjaja,2001:1) Demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada di dalam tubuh. (Widjaja,2001:1) Demam adalah panas badan (suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya karena sakit). (Ahmad,2003:43) Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik ambang regulasi panas hipotalamus. (IKA Nelson,1999)

B.

Etiologi Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak balita mengalami demam. Biasanya setiap penyebab demam menimbulkan gejala yang berbeda-beda,namun pada umumnya demam yang di derita anak balita diikuti dengan perubahan sifat dan sikap: Menurunnya gairah bermain Lesu Pandangan mata meredup Rewel Cengeng atau sering menangis Cenderung bermalas-malasan Kategori demam

C.

Secara garis besar ada 2 kategori demam yang seringkali diderita oleh anak balita: a. Demam non infeksi Demam non infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masuknya bibit penyakit kedalam tubuh. Dmeam ini timbul karena adanya kelainan pada tubuh yang dibawa sejak lahir dan tidak ditangani dengan baik. Contoh: Demam yang disebabkan oleh adanya kelainan degeneratif atau kelainan bawaan pada jantung. Demam karena stress Demam yang disebabkan oleh adanya penyakit berat,misalnya:leukemia atau kanker darah. b. Demam infeksi Demam infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masuknya pathogen,misalnya:kuman,bakteri,virus,atau barang kecil lainnya kedalam tubuh. Bakteri,kuman,atau virus dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui: Melalui makanan Udara Sentuhan tubuh Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan infeksi dan akhirnya mengakibatkan demam pada anak balita,antara lain: Tetanus Mumps atau parotitis epidemic Morbili atau Measles atau Rubella Demam berdarah TBC Batuk rejan D. Kejang-kejang karena demam Kejang demam/stuip/step adalah suatu kondisi saat tubuh anak sudah tidak dapat menahan serangan demam pada suhu tertentu. Tanda kejang demam: Wajah membiru Lengan dan kaki tersentak-sentak Akibat yang timbul: Gerakan mulut dan lidah yang tidak terkontrol dan dapat menyumbat saluran pernapasan. Penundaan pertumbuhan jaringan otak dapat menyumbat saluran pernapasan. Penundaan pertumbuhan jaringan otak dapat menjadikan anak balita menjadi idiot atau memiliki tingkat kecerdasan jauh dibawah rata-rata. Penanganan kejang demam pada balita dibawah usia 6 bulan: Telungkupkan dan palingkan wajahnya ke samping. Ganjal perutnya dengan bantal agar tidak teersedak. Lepaskan seluruh pakaiannya dan basahi tubuhnya dengan air hangat. Bila anak balita muntah,bersihkanlah mulutnya dengan jari. Walaupun anak balita telah pulih kondisinya,sebaiknya tetap dibawa ke dokter agar dapat ditangani lebih lanjut. Jangan mengabaikan gejala demam dengan tidak membawanya ke dokter. Penanganan kejang demam pada balita usia lebih dari 6 bulan: Tindakan dan prosedur yang harus dilakukan pada dasarnya sama dengan anak balita yang berusia dibawah 6 bulan.Perbedaannya pada tindakan yang ditujukan pada mulut anak balita

E.

yaitu harus di ganjal dengan sendok yang sudah di bungkus perban,tujuannya agar lidah tidak tergigit atau saluran pernapasannya tidak tersumbat. Merawat balita yang menderita demam Mengompres. Pemberian obat penurun panas. Memberikan minum lebih banyak dari pada biasanya. Istirahat yang cukup Jagalah kesegaran udara di kamarnya. Pakaikan balita dengan pakaian yang mudah menyerap keringat.

2.2 KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN A. Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/permasalahan,khususnya dalam bidang BKIA/KB. B. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakakn sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,penemuanpenemuan,keterampilan,dan rangkain atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. C. Langkah-langkah asuhan kebidanan. 1. Mengumpulkan data. Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya,sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menetukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus meliputi data subyektif,obyektif,dan hasil pemeriksaan. a. Data Subyektif Identitas: nama,anak,umur,tanggal lahir,jenis kelamin,status anak,serta identitas ibu dan ayah. Alas an kunjungan / keluhan utama. Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu. Riwayat kesehatan: riwayat kesehatan sekarang dan riwayat penyakit keluarga. Pola kebiasaan anak Pola nutrisi,pola eliminasi,aktivitas,pola tidur,pola hubungan,dan peran pola kepercayaan b. Data Obyektif Pemeriksaan umum:keadan umum,kesadaran,TTV,BB,TB,lingkar kepala. Pemeriksaan fisik:kepala,muka,mata,hidung,telinga,mulut,leher,dada,perut,lipatan paha,genitalia,punggung,anus,ekstrimitas atas dan bawah. 2. Menginterpretasikan data untuk meningkatkan diagnosa atau masalah. Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. 3. Mengidentifikasikan diagnosa/masalah potensial. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan pencegahan. 4. Menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk di konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. 5. Menyusun rencana asuhan menyeluruh. Dalam langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh oleh langkah-langkah sebelumnya,langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi / diantisipasi. 6. Implementasi.

Pada langkah ke enam ini asuhan rebcana menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara efisien dan aman. 7. Evaluasi. Pada langkah ke tujuh ini dilaksanakan evaluasi keefektifan darei asuhan yang sudah diberikan,meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah yang benar-benar terpenuhi. Sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasikan di dalam diagnosa dan masalah. BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada didalam tubuh. Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya atau diatas suhu normal. Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan demam,biasanya setiap penyebab demam dapat menimbulkan gajala yang berbeda-beda. Namun pada umumnya demam yang diderita anak balita di ikuti perubahan sikap dan sifat. Perlakuan dan penanganan yang salah,lambat,dan tidak tepat akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita,bahkan dapat membahayakan keselamatan jiwanya. Karena itu,pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan demam pada balita wajib di awasi dengan baik oleh para orang tua. 4.2 SARAN a. Bagi klien Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada anak sakit,maka diperlukan kerjasama yang baik dengan ibu dan klien untuk memecahkan masalah. b. Bagi petugas Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan kebidanan pada anak sakit. c. Bagi pendidikan Untuk memperhatikan penulisan,agar tersusun sebuah tugas atau makalah yang baik dan benar. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A UMUR 10 BULAN DENGAN DIARE DI PUSKESMAS KEDURUS SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. (Ika, 1998 hal 283) Diare merupakan plesetan dan bahasa kedokteran, diarrhoe. Hingga kini diare menjadi child killer (pembunuh anak-anak) peringkat pertama di Indonesia. Menurut survei kesehatan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI tahun 1996, 12% penyebab kematian adalah diare. Disebutkan, akibat diare, dari 1.000 bayi, 70 bayi meninggal dunia sebelum merayakan ulang tahunnya yang pertama. Statistik menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk Indonesia, dan dari 2/3 nya adalah balita dengan korban sekitar 600.000 jiwa. (MC Widjaja, 2002, hal 1) 1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Setelah melaksanakan praktek lapangan di puskesmas diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada anak dengan diare.

1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data 2. Memberikan analisa data untuk menentukan diagnosa 3. Mengidentifikasi diagnosa potensial 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera 5. Menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa 6. Melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat 7. Mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan BAB II TINJAUAN TEORI

2.1.

Konsep Dasar Diare 2.1.1. Pengertian Diare Diare adalah buang air encer lebih dari empat kali sehari, baik disertai lendir dan darah maupun tidak (MC Widjaja, 2002, hal 1) Menurut Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di bagian ilmu kesehatan anak FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, perhari, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari. (Ika, 1998, hal 283) 2.1.2. Penyebab Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor infeksi a. Infeksi enteral yaitu infekti saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi : - Infeksi bakteri : E coli, salmonella, shigella, vibria cholerae - Infeksi virus : entervirus dan adenovirus - Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (trichomonas hominis), jamur (candida algicans) b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti : Tonsilofaringitis (radang tonsil), radang tenggorokan. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun. 2. Faktor Malabsorbsi a. Malabsorbsi karbohidrat (disakarida, monosakarida) Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut. b. Malabsorbsi lemak Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak. c. Metabolisme protein 3. Faktor makanan Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah (sayuran), dan kurang matang. 4. Faktor psikologis Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.

2.1.3. Jenis Diare 1. Diare Akut Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu. Penyebabnya sebagai berikut : a. gangguan jasad renik / bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung. b. Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus. c. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri. d. Kelebihan cairan usus akibat racun. 2. Diare kronis atau menahun atau presisten. Pada diare kronis kejadiannya lebih kompleks. Diare kronis atau menetap yang berakhir 14 hari atau lebih lama karena : a. Gangguan bakteri jamur dan parasit b. Malabsorbsi kalori dan lemak c. Gejala-gejala sisa karena cedera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut. 2.1.4. Patofisiologis Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi : 1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa. 2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan. 3. Hipoglikemia 4. Gangguan sirkulasi darah. 2.1.5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Gejala Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan pun meninggi. Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu. Anus lecet Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang. Muntah sebelum dan sesudah diare. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) Dehidrasi (kekurangan cairan)

2.2.

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan / permasalahan khususnya dalam bidang persalinan. 2.2.1. Mengumpulkan Data yang Dibutuhkan 2.2.1.1. Data subyektif 1. Identitas 2. Keluhan utama / alasan kunjungan Anak buang air benar berapa kali perhari dan encer ya atau tidak 3. Riwayat penyakit sekarang atau yang pernah diderita 4. Riwayat penyakit keluarga 5. Pola aktivitas sehari-hari 2.2.1.2. Dara obyektif 1. Pemeriksaan umur Keadaan umum, TTV, BB 2. Pemeriksaan fisik 2.2.2. Menginterpretasikan Data yang Mengidentifikasi Diagnosa / Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa / masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. 2.2.3. Mengidetifikasi Diagnosa / Masalah Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. 2.2.4. Menetapkan Kebutuhan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. 2.2.5. Menyusun Asuhan yang Menyeluruh Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan dan diantisipasi. 2.2.6. Implementasi Pada langkah ini rencanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. 2.2.7. Evaluasi Keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah BAB III TINJAUAN KASUS

3.1.

Pengkajian A. Data Subyetif 1. Identitas Nama anak Umur anak Jenis kelamin No. Reg Nama Ibu Umur Suku / bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat 2. 3. 4.

: By A : 10 bulan : Perempuan : : Ny. M : 24 tahun : Jawa / Indonesia : Islam : SMA : Swasta : Kebraon RTII/RW10 Sby

Nama ayah Umur Suku / Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat

: Tn. S : 23 tahun : Jawa / Indonesia : Islam : SMA : swasta : Kebraon RTII/RW10 Sby

Keluhan utama / Alasan kunjungan Ibu mengatakan anak berak encer lebih dari 4 kali dalam sehari sudah berlangsung selama 1 hari. Riwayat penyakit sekarang atau yang pernah diderita Ibu mengatakan anak tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit diabetes, asma, jantung. Riwayat Penyakit keluarga Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit seperti diabetes, asma, jantung, hipertensi dan tidak ada keturunan kembar. Pola aktivitas sehari-hari a. Pola nutrisi

5.

Ibu klien mengatakan anak makan 3 kali / hari, dengan porsi sedang (nasi, lauk, sayur) dan masih minum ASI serta minum susu formula. b. Pola aktivitas Ibu klien mengatakan aktivitas anaknya sedang belajar berdiri c. Pola eliminasi Ibu mengatakan bahwa sebelum sakit anak BAB 1-2 x / hari konsistensi lunak dan BAK 4-5 x / hari. Pada saat sakit anak BAB 4 x / hari konsistensi encer dan BAK 4-5x / hari. d. Pola istirahat Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang + 1-2 jam / hari dan tidur malam + 8-9 jam / hari. B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umur a. Keadaan umm : baik b. Suhu : 365 0C c. Pernafasan : 32 x / menit d. BB : 9 kg 2. Pemeriksaan fisik a. Kepala : Bersih b. Mata : Simetris, tidak incterus c. Telinga : Simetris d. Mulut : tidak ada stomatitis e. Hidung : Bersih f. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis g. Dada : Simetris h. Ekstrimitas : Normal, Simetris, lengkap i. Genetalia : Normal 3.2. Interpretasi Data / Diagnosa DX : Bayi umur 10 bulan dengan diare DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer 4 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari DO : Keadaan umum : baik S : 365 0C HR : 32X / menit BB : 9 kg

3.3. 3.4. 3.5.


1. 2. 3.

Antisipasi Masalah Potensial Potensial terjadi dehidrasi Identifikasi Kebutuhan Segera Tidak ada Intervensi Hari / Tanggal : Senin, 12 Maret 2007

Jam : 08.00

Lakukan pendekatan teraupetik pada klien dan ibu R : Menjalin kerjasama antara klien dengan petugas kesehatan Observasi KU dan TTV R : deteksi dini adanya komplikasi Berikan HE tentang Personal Hygiene Kebersihan lingkungan Nutrisi - Istirahat R : Diharapkan anak mendapatkan nutrisi, yang baik serta dapat terhindar dari diare Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan therapy

4.

R : Untuk mendapatkan hasil yang optimal. Anjurkan kepada ibu untuk memberi minum yang banyak R : diharapkan terhindar dari dehidrasi 3.6. Implementasi 1. Melakukan pendekatan teraupetik pada ibu 2. Obervasi KU dan TTV 3. S : 365 0C BB : 9 kg HR : 32 x / menit 4. Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan therapy Oralit 2 x bungkus Cotrim 450 mg / hari (2 x 225 mg) 5. Menganjurkan kepada ibu untuk memberi minum yang banyak. 5.

3.7.
S O

A P

Evaluasi : Ibu mengatakan sudah mengerti apa yang dijelaskan oleh petugas : Ku bayi : baik TTV : S : 365 0C HR : 32 x / menit BB : 9 kg : Bayi umur 10 bulan dengan diare : Rencana dilanjutkan ANAK SEHAT ASUHAN KEBIDANAN PADA An. N UMUR 25 HARI DENGAN IMUNISASI BCG DI BPS WINARNI MANYA - GRESIK BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Di indonesia program imunisasi sudah terorganisasi sejak tahun 1956 yang di laksanakan di pulau jawa untuk mencegah penyakit cacar, dewasa ini angka kesakitan dan kematian bayi dan anak-anak cukup tinggi akibat serangan menular padahal penyakit-penyakit ini dapat di cegah dengan pemberian imunisasi, maka bayi akan mendapat kekebalan dan daya tahan tubuh yang meningkat. Kekebalan di bagi menjadi 2, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif.kekebalan aktif adalah kekebalan yang oleh bayi yang pernah mendapat serangan penyakit dan secara alamiah tubuh memebentuk antibody. Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang di dapat oleh bayi / anak yang di beri zat, dan pada saat masih di dalam kandungan ia juga mendapat zat antibody dari ibunya melalui plasenta. 1.1 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum Setelah penulis mempelajari tentang asuhan kebidanan untuk imunisasi BCG, maka diharapkan penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan tersebut selama praktik di lapangan. 1.2.2 Tujuan Khusus 8. Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada klien akseptor KB. 9. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada akseptor KB. 10. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada akseptor KB. 11. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada akseptor KB. 12. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi pada klien akseptor KB.

13. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien akseptor KB. 14. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien akseptor KB. 1.3 MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 Bagi Penulis Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi secara dini permasalahan serta melakukan pemeriksaan / pencegahan dan tindakan dengan memberikan perawatan dan rujukan. 1.3.2 Bagi Klien Agar klien mengetahui dan memahami perubahan dan masalah yang akan terjadi. 1.3.3 Bagi Pendidikan Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa Akademi Kebidanan dalam hal yang berhubungan dengan imunisasi. 1.4 PELAKSANAAN Pelaksanaan praktik lapangan dilakukan pada tanggal 10 Desember 29 Desember 2007 di BPS WINARNI Manyar Gresik. BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 KONSEP DASAR IMUNISASI Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit. Imunisasi adalah sengaja memasukkan vaksin dan mikroba hidup yang sudah dilemahkan. (Mencegah dan Mengatasi Demam pada balita : 25) 2.2 TUJUAN - Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat membahayakan bagi ibu dan anak. - Memberikan kekebalan pada tubuh bayi dan anak terhadap penyakit seperti : Dipteri, Polio, TBC, Tetanus, Pertusis, Campak, dll. 2.3 MACAM-MACAM IMUNISASI a. Kekebalan aktif Alamiah : kekebalan yang terbentuk secara aktif oleh tubuh sendiri setelah sembuh dari sakit Buatan : tubuh akan membuat kekebalan setelah memperoleh vaksin Imunisasi pasif terjadi melalui perpindahan antibody transplasenta pada janin, yang memberikan proteksi terhadap beberapa penyakit selama 3-6 bulan pertama kehidupan b. Kekebalan pasif Alamiah : kekebalan yang terbentuk sejak lahir yang diperoleh dari ibunya semenjak dalam kandungan secara transparan (kekebalan ini tidak belangsung lama selama < 5 bulan setelah anak lahir) Buatan : kekebalan yang diperoleh setelah mendapatkan zat kebal berasal dari sinum, ATS / ADS Prinsip dasar imunisai 1. Pada dasarnya tubuh akan menolaj antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun). Jika memasuki tubuh, tubuh akan menolak dan membuat antibody atau antitoksin) 2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah, sehingga tidak cukup kuat melawan antigen 3. Pada reaksi nerikutnya tubuh sudah mengenali jenis antigen tersebut 4. Imunisasi diberikan dalam rangka memperkenalkan berbagai antigen agar cepat direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul zat antigen yang harus di lawan 5. Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk melawan antiegen akan menurun atau hilang

6.

Zat antigen dibuat di hati, limfe, kelenjar getah bening. (Widjaja, 2002)

2.4 KEADAAN TUBUH SEWAKTU IMUNISASI Sewaktu imunisasi hendaknya tubuh tidak boleh dalam keadaan sakit, karena hal ini akan mengakibatkan daya untuk membuat zat antibody rendah. 2.5 CARA DAN TEKNIK VAKSINASI 1. BCG - Cara penyuntikan : Intracutan (IC). - Lokasi : 1/3 lengan atas sebelah kanan. - Dosis : - 0,05 ml, untuk usia kurang dari 14 bulan. - 0,1 ml, untuk usia lebih dari 14 bulan. - Pemberian : 1x 2. DPT - Cara pemberian : Intracutan (IC). - Dosis : 0,5 ml. - Lokasi : 1/3 paha tas bagian luar. - Pemberian : 3x. 3. Polio - Cara pemnerian : diteteskan di bawah lidah. - Dosis : 2 tetes. - Pemberian : 3x. 4. Morbili - Cara pemberian : Subcutan (SC), atau Intracutan (IC). - Dosis : 0,5 ml. - Lokasi : 1/3 lengan bagian atas. 5. Typhus - Cara pemberian : Subcutan (SC). - Dosis : 0,5 ml. - Lokasi : 1/3 lengan bagian atas. 6. Hepatitis - Cara pemberian : Subcutan (SC). - Dosis : 0,5 ml 2.6 KONTRA INDIKASI, EFEK SAMPING, DAN JADWAL PEMBERIAN 1. Kontra indikasi a. Sedang sakit. b. Dalam masa tunas suatu penyakit. c. Defisiensi imunologi. 2. Efek samping a. Nyeri pada bekas suntikan. b. Suhu badan naik (pada DPT). c. Diare pada vaksin Polio. d. Timbul bisul kecil (pada BCG). 3. Jadwal pemberian a. BCG : 1x, usia 0-11 bulan. b. DPT : 3x, Interval 4 minggu, usia 2-11 bulan. c. Polio : 4x, Interval 4 minggu, usia 0-11 bulan. d. Campak : 1x, usia 9-11 bulan. e. Hepatitis B: 3x, Interval 4 minggu, usia 0-11 bulan. 2.7 VAKSIN BCG (Bacillus Coolmit Guanine)

Vaksin BCG diberikan untuk mencegah penyakit TBC, dan di Indonesia vaksinasi BCG di anjurkan agar di berikan pada usia 0-11 bulan cukup 1 dosis 0,05 ml secara Intracutan atau di bawah kulit. Biasanya 1 minggu setelah penyuntikan akan timbul bisul kecil, anjurkan pada orang tua bayi untuk tidak mengobati bisul tersebut karena merupakan efek samping dan tanda bahwa imunisasi BCG tersebut telah berhasil. 2.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN IMUNISASI 1. Sistem pendingin Yaitu system penyimpanan dan distribusi vaksin sebagai potensi vaksin dapat memenuhi syarat secara continue dari produsen sampai tempat pelaksanaan imunisasi / vaksinasi. 2. Penyimpanan vaksin Dalam lemari es dan kamar pendingin yang harus di perhatikan jika vaksin di simpan dalam lemari es adalah : - Vaksin di letakkan pada rak paling dalam sehingga pengaruh udara luar dapat di minimalkan. - Vaksin jangan di letakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi. - Termometer harus tetap di letakkan pada lemari es untuk mengoreksi suhunya. 3. Pengiriman vaksin Yang lazim di gunakan pada waktu pengiriman vaksin adalah termos cold box dan pengangkutan dalam jumlah besar pada cold truck dengan volume paling sedikit 1/3 dari volumenya. BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Imunisasi Imunisasi adalah sengaja memasukkan vaksin yang mikro hidup yang sudah dilemahkan Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit Vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme hidup yang dilemahkan atau mati atau bagian antigenic agen ini yang diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi imunitas dan mencegah penyakit 2.2. Tujuan 2. Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat membahayakan bagi ibu dan anak Memberikan kekebalan pada tubuh bayi dana nak terhadap penyakit seperti : dipteri, polio, TBC, tetanus, pertusi, campak dan lain-lain 1.

2.3. Prinsip Dasar Imunisasi 1. Pada dasarnya tubuh akan menolak antiogen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun) jika memasuki tubuh, tubuh akan menolak dan membuat antibody atau antitoksin 2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah sehingga tidak cukup kuat melawan antigen 3. Pada reaksi berikutnya tubuh sudah mengenai jenis antigen tersebut 4. Imunisasi diberikan dalam rangka meperkenalkan berbagai antigen, agar cepat direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul zat antigen yang harus dilawan 5. Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk melawan antigen akan menurun atau hilang 6. Zat anti dibuat dihati, limfa, kelenjar timus dan kelenjar getah bening 2.4. Macam-macam Imunisasi 1. Imunisasi aktif Adalah kekebalan yang dibentuk tubuh anak secara aktif dimana tubuh itu sendiri ikut menyelenggarakna pembentukan anti body. Imunisasi aktif dibagi dua yaitu : a. Alami : kekebalan yang terbentuk setelah tubuh mengalami penyakit menular tertentu misalnya campak

b. Buatan 2.

: kekebalan yang terbentuk setelah dengan sengaja memasukkan vaksin ke dalam tubuh, misalnya DPT, Polio, BCG

Imunisasi Pasif Adalah kekeblan yang terbentuk setelah tubuh menerima zat antibody dari luar. Imunisasi pasif dibagi 2 macam : a. Alami : kekebalan yang terbentuk setelah tubuh mengalami penyakit menular tertentu misalnya campak b. Buatan : kekebalan yang terbentuk setelah dengan sengaja memasukkan vaksin ke dalam tubuh, misalnya DPT, Polio, BCG

2.5. Tujuan Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 1. Poliomyelitis (kelumpuhan) 2. Campak (measles) 3. Difteri (indrak) 4. Pertusis (batuk kejan 1 batuk seratus hari) 5. Tetanus 6. Tubercolusis (TBC) 7. Hepatitis B 2.6. Cara dan Teknik Vaksinasi 1. BCG Cara penyuntikan intra cutan Lokasi : lengan atas kanan * Dosis : - 0,05 ml untuk usia kurang dari 14 bulan - 0,1 ml untuk usia lebih dari 14 tahun - 0,05 ml untuk usia 0 2 bulan pemberian 1 kali 2. DPT Cara pemberian IM Dosis 0,5 ml Lokasi : paha atas Lokasi pemberian 3 kali 3. Polio Cara pemberian diteteskan dibawah lidah Dosis : 2 tetes Banyak pemberian 4 kali 4. Morbili Cara pemberian : sub cutan (SC) atau intra cutan (IC) Dosis : 0,5 ml Banyak penyuntikan : lengan atas 5. Thypus Cara pemberian : sub cutan (SC) Dosis : 0,5 ml Lokasi : lengan atas 6. Hepatitis Tempat penyuntikan lateral paha Dosis : 0,5 ml 2.7. Bahan-bahan untuk Membuat Vaksin Vaksin dibuat dilaboratorium berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat menimbulkan penyakit tetapi kemudian bibit penyakit ini dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak berbahaya bagi manusia Ada yang dapat dibuat dari bibit penyakit yang sudah dimatikan Contohnya : bacteri pertusis dalam vaksin DPT

- Ada yang dibuat dari bibit penyakit hidup yang sudah dilemahkan Contoh : * virus campak dalam vaksin campak * virus polio dalam vaksin polio * virus calmette guerin dalam vaksin BCG Ada yang dibuat dari toxin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri kemudian diubah menjadi toxoid sehingga tidak berbahaya bagi manusia Contohnya : * Tetanus toxid dalam vaksin TT * Difteri tetanus dalam vaksin DPT atau DT Ada yang dibuat dari hasil bateknologi rekayasa genetika Contohnya : vaksin hepatitis B recombinan (rekayasa genetika) 2.8. Kontra Indikasi dan Efek Samping 1. Kontra indikasi a. Sedang sakit b. Dalam masa tunas suatu penyakit c. Defisiensi imunologi 2. Efek samping a. Nyeri pada tempat penyuntikan b. Suhu badan naik pada DPT c. Diare pada vaksin polio 2.9. Vaksin Polio Melitis 1. Penjelasan penyakit Poliomelitis ialah menyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh virus polio yaitu tipe I, II, III, IV, virus polio akan merusak bagian anterior (bagian muka) susunan saraf pusat tulang belakang, penyakit ini banyak ditemukan di negara berkembang. Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan, bahkan mungkin kematian. Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak menjadi lumpuh pada salah satu anggota gerakannya setelah ia menderita demam selama 2 5 hari. Mungkin anak akan meninggal, penyakit ini dapat menular langsung lewat makanan 2. Vaksin dan Jenis Vaksin Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomeilitis, terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II, III yaitu : a. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang sudah dimatikan (vaksin salk), cara pemberian dengan penyuntikan b. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang masih hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin), cara pemberian melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan Cara pemberian diteteskan dibawah lidah / mulut oleh karena itu dikenal dengan istilah TOPV (trivalent oral polio vaksin), dosisi pemberian 2 tetes Pemberian vaksin polio sabin ini dapat dilakukan bersama-sama dengan imunisasi BCG, DPT, atau campak. Di Indonesia yang paling lazim digunakan ialah polio sabin 3. Cara imunisasi Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya setiap 4-6 minggu pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT bagi bayi yang sedang menetek Asi tidak berpengaruh terhadap vaksin polio. 4. Kekebalan Daya proteksi vaksi polio sangat baik yaitu 95%-100% 5. Reaksi Imunisasi Biasanya tidak ada mungkin pada bayi akan terdapat bercak-bercak ringan 6. Efeks Samping Tidak ada bila mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak apda penyakit polio sebenarnya. 7. Kontra Indikasi Pada anak dengan diare berat atua yang sedang sakit parah

Gangguan kekebalan (definisi umum) Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam, diare ringan imunissai polio dapatdiberikan seperti biasanya. 2.10. Persyaratan pemberian Vaksin 1. Pada bayi dan anak yang sehat, tidak boleh diberikan pada mereka yang Sakit keras Dalam masa tunas suatu penyakit Keadaan fisik yang lemah Mendapat pengobatan dengan kortikastreroid 2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa kadaluwarsa 3. Dengan tekhnik pemberian yang tepat 4. Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis uminisasi yang tepat 5. Jenis vaksin yang dimaksud 6. Mempertahankan dosis yang harus diberikan 2.11. Konsep Dasar BCG, Hepatitis B, DPT dan Campak 2.11.1. BCG 1. Pengertian BCG merupakan vaksin untuk inokulasi secara profilaksis anak-anak terhadap tuberculosis, diperoleh dari bacil tuberculosis lembuh yang hidup setelah ditandur ulang beberap tahun dalam biakan empedu lembu giserin sehingga viruslensinya sangat berkurang 2. Tujuan Tujuan diberikan imunisasi untuk memberikan kekebalan atau melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC) 3. Dosis, jumlah suntikan dan waktu pemberian serta efek samping BCG Dosis Umur : 0 11 bulan Dosis : 0,05 cc Cara : Suntikan intrakutan, tepatnya di insertio musculus deitodeus kanan Jumlah suntikan : 1 kali Efek Samping Reaksi normal Bacteri BCG ditubuh bekerja dengan sanagt lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm. Setelah 2-3 minggu kemudian pembengkakanmenjadi abseds kecil yang kemudian menjdi luka dengan garis tengan 10 mm Reaksi berat Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam Kadang-kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher atau ketiak ini mungkin disebabkan keselahan penyuntikan yang terlalu dalam dibawah kulit, mungkin juga disebabkan dosisi yang diberikan terlalu tinggi Reaksi yang lebih cepat Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap tuberculosis, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu. Ini berarti aank sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi TBC Hepatitis B 1. Pengertian

Hepatitis B merupakan bibit penyakit yang disebabkan oleh virus. Hepatitis B ini penularan penyakitnya dapat terjadi meliputi mendapat tranfusi darah yang tidak diskrin untuk HbaHG (N) 2. Tujuan Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk menghindarkan balita terkena penyakit lever 3. Gejala dari hepatitis B Demam Mata kekuningan Badan lemah Mual muntah Dan tidak ada nafsu makan Biasanya penderita akan meninggal dalam beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian 4. Dosis, selang waktu pemberian dan efek samping dari vaksin Hepatitis B Umur : Mulai 0 bulan untuk bayi yang dilahirkan dirumah sakit Mulai 2 bulan untuk bayi yang dating ke posyandu / puskesmas Dosisi : 0,5 cc / pemberian Cara : Suntikan intramuskuler pada paha bagian luar Csuntikan: 3 kali Selang waktu pemberian : tiga dosis, dengan jarak antar suntikan 1 bulan dan 5 bulan Efek samping : umumnya tidak ada 2.11.2. DPT 1. Pengertian Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, pertusis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Hemophilus pertusis. Sedangkan tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani. 2. Tujuan Bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap serangan tiga jenis penyakit yaitu difteria, pertusis dan tetanus 3. Dosis jumlah suntikan dan selang waktu pemberian serta efek samping vaksin DPT - Dosis Umur : 2 11 bulan Dosis : 0,5 cc Cara : intra muskuler / sub kutan dalam jumlah suntikan 3 kali - Selang waktu pemberian Minimal 4 minggu (sama seperti pemberian polio) tunggu paling cepat 4 minggu antara dua suntikan, kalau tida kkekebalan yang dihasilkan kurang baik Tidak perlu mengulang DPT 1 bila ada kelambatan pemberian DPT 2 - Efek samping vaksin DPT Panas Kebanyakan anak menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tetapi panas ini akan sembuh dalam 1 2 hari Bila panas yang timbul lebih dari 1 hari sesudah pemberian DPT bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang perlu diteliti lebih lanjut

Berikan 1 tablet antipiretik dan bila anak panas tinggi (lebih dari 39 oC) beri tablet yang dihancurkan dengan sedikit air Rasa sakit didaerah suntikan Sebagain anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak di tempat suntikan. Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu sesudah imunisasi serta meyakinkan ibu bahwa keadaan itu tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan Peradangan Bila pembengkakan sakit terjadi seminggu atau lebih sesudah imunisasi maka hal ini mungkin disebabkan peradangan Hal ini mungkin sebagai akibat dari : Jarum suntik tidak steril karena Jarum tersentuh tangan Sebelum dipakai menyuntik jarus diletakkan diatas tempat yang tidak steril Sterilisasi kurang lama Lain-lain pencemaran oleh kuman Reaksi yang jarang terjadi, reaksi ini disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT Karena cukup berat maka anak yang pernah mendapat reaksi ini tidak boleh vaksin DPT lagi dan sebagai gantinya diberi DT saja dosisi Dt sama dengan DPT yaitu 0,5 cc setiap kali pemberian

2.1.1.2 Polio 1. 2. 3. Pengertian Polio ialah penyakit kelumpuhan yang sering menyerang anak dan disebabkna oleh infeksi virus. Tujuan diberikan Polio Imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap virus polio Dosis, selang waktu pemberian dan efek samping dari polio Dosis Umur : 0 11 bulan Dosisi : 2 tetes setiap kali pemberian (lihat petunjuk) Cara : meneteskan kedalam mulut Selang waktu pemberian Berikan 4x dengan jarak minimal 4 minggu, tunggu paling cepat 4 minggu jarak antara pemberian 1 dan berikutnya Kalau tidak kekebalan yang dihasilkan kurang baik Efek samping vaksin polio : umumnya tidak ada Bila anak diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat. Vaksin akan tetap diberikan, kemudian dicoba mengulangi lagi 4 minggu setelah pemberian polio

2.11.3. Campak Pengertian Campak ialah penyakit dengan akut disebabkan virus, dimulai dengan demam, radang kataral selaput lendir, kemudian timbul erupsi makulopapula yang berwarna merah diikuti dekuamasi. Tujuan Pemberian imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap serangan tiga jenis penyakit yaitu morbili, mumps dan rubella Dosis, jumlah suntikan dan waktu pemberian serta efek samping dari vaksinasi campak

Umur

: 9 bulan Pada umunya imunisasi pada bayi yang berumur kurang dari 9 bulan tidak menghasilkan kekebalan yang baik akrena gangguan dari antibody (kekebalan) yang dibawah sejak lahir diperoleh dari ibunya sewaktu bayi dalam kendungan.

Dosis Cara

: 0,5 cc : suntikan secara subkutan baisanya dilengan kiri bagian atas suntikan : 1 kali Dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin yang lain, tetapi tidak dicampung dalam satu semprit Efek samping vaksim campak : penas dan kemaran. Anak-anak mungkin panas selama 1 3 hari setelah satu minggu penyuntikan. Kadang-kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan. 2.12. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi 1. Sistem pendingin Yaitu system penyimpangan dan distribusi vaksin sehingga potensi vaksin dapat memenuhi syarat secara kontinyu dari produsen sampai tempat pelaksanaan imunisasi vaksin

2.

3.

Penyimpanan vaksin Dalam lemari es dan kamar pendeingin, yang harus diperhatiakn jika vaksin disimpan dalam lemari es adalah sebagai sebagai berikut : Vaksin diletakkan pada rak paling dalam, sehingga pengaruh udara luas dapat diminimalkan Vaksin jangan diletakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi Termometer harus tetap diletakkan pada lemari es untuk mengoreksi suhunya Pengiriman vaksin Yang lazim digunakan pada waktu pengiriman vaksinm adalah termos cold box dan pengangkatan dalam jumlah besar cold truk dengan volume es paling sedikit 1/3 dari volumenya.

Anda mungkin juga menyukai