N ama
NIM
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KATARAK
Oleh Octavia Candra Dewi, S.Kep
b. Penyebab
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan, dengan bertambahnya
usia seseorang, maka fungsi lensa juga akan menurun dan mengakibatkan
katarak. Anak dapat menderita katarak yang biasanya merupakan penyakit
yang diturunkan di dalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak
c. Patofisiologi
Lensa mata yang normal maka akan transparan dan mengandung banyak air,
sehingga cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Tapi setelah mengalami
gangguan maka lensa akan mengalami kekeruhan, distorsi, dislokasi, dan
anomaligeometri. Pada orang yang mengalami lensa katarak memiliki ciri
berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan poliferasi dan kerusakan
kontinuitas normal serat serat lensa (Wijaya, 2013).
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transportasi, perubahan pada searabut halus multiple (zunula) yang memanjang
dari badan selier ke sekitar daerah diluar lensa misalnya dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalan cahaya
ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
disertai influks air kedalam lensa (Wijaya, 2013).
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan
yang berbeda, dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti
DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
normal. Katarak dapat bersifat kongenital dan dapat diidentifikasi awal, karena
bila tidak dapat didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan
penglihatan permanen. Faktor yang paling sering yang berperan dalam
terjadinya katarak meliputi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alkohol, merokok,
diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang
lama (Wijaya, 2013).
e.
Komplikasi
1) Glaukoma
Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler didalam
bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan visus mata
menurun.
2) Kerusakan retina
Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada
robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau
terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga terangkat.
3) Infeksi
Terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan yang tidak
adekuat
(Sidarta, 2004)
f. Pemeriksaan Penunjang
a) Oftalmoskopi : dengan melihat refleks merah di dalam manik mata
atau pupil. Apabila tidak ada katarak maka akan terlihat reflek merah
pada pupil yang merupakan reflek retina yang terlihat melalui pupil.
Bila terdapat katarak atau kekeruhan padat pada pupil maka refleks
merah ini tidak akan terlihat. (
b) Retrometri : Tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah penglihatan
yang turun itu disebabkan katarak atau tidak.
c) Keratometri
d) Pemeriksaan lampu slit
e) A-scan ultrasound (Echography)
f) Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf / penglihatan ke retina / jalan optik.
g) Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg).
h) Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi dan
implantasi
(Sidarta, 2004).
g. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
Solusi untuk menyelamatkan penyakit katarak secara medis umumnya
dengan jalan operasi. Penilaian bedah didasarkan pada lokasi, ukuran dan
kepadatan katarak. Katarak akan dibedah bila sudah terlalu luas mengenai
bagian dari lensa mata atau katarak total. Lapisan mata diangkat dan
diganti lensa buatan (lensa intraokuler). Pembedahan katarak bertujuan
untuk mengeluarkan lensa yang keruh. Lensa dapat dikeluarkkan dengan
pinset atau batang kecil yang dibekukan. Kadang kadang dilakukan
dengan menghancurkan lensa dan menghisap keluar.
aktivitas
proteasome
yaitu
protein
yang
mampu
asam amino. Karena aktivitas inilah lapisan protein keluar dari mata
berupa cairan kental warna putih kekuningan. Dan saran untuk mencegah
penyakit katarak dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi buah buahan
yang banyak mengandung vitamin C, vitamin A, dan vitamin E.
2. Pathway
3. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
no. register, tanggal MRS dan diagnosa medis.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
a) Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif
b) Mata tidak merasa sakit, gatal, dan merah
c) Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
d) Perubahan daya lihat warna
e) Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat
menyilaukan mata
f) Sering meminta ganti resep kacamata
g) Lihat ganda; baik melihat dekat pada pasien rabun dekat
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien : Diabetes
Melitus, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit
metabolik lainnya memicu resiko katarak. Kaji gangguan vasomotor
seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endoksin dan
diabetes, serta riwayat terpajang radiasi, steroid/ toksisitas fenotiazin.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan vaskuler, kaji riwayat
stres.
5) Pemeriksaan Fisik
a) Ketajaman penglihatan
Cara termudah mengkaji penglihatan jarak dekat dalah meminta klien
membaca materi yang dicetak dibawah pencahayaan yang adekuat. Jika klien
memakai kacamata, kacamata dipakai saat pemeriksaan. Pemeriksaan
penglihatan jarak jauh dengan menggunakan shellen chart. Klien diminta
duduk atau berdiri 6,1m dari snellen chart untuk membaca semua huruf
dimulai dari garis mana saja. Pertama skor ketajaman penglihatan dicatat
untuk setiap mata dan kedua mata. Mata normal dapat membaca dengan
penbandingan 20/20.
b) Gerakan ekstraokuler
Meminta klien untuk menatap ke kiri dan ke kanan, atau minta klien duduk
dan perawat mengangkat jari pada jarak (15 30cm) lalu pasien mengikuti
gerakan jari hanya dengan mata
c) Lapang pandang
Pada saat seorang memandang lurus kedepan, semua benda dibagian tepi
normalnya dapat terlihat tanpa mata bergerak mengikuti benda (pandangan
lurus).
d) Struktur mata ekstrena mata
(1) Posisi dan kesejajaran mata: Adakah benjolan (eksoftalamus) dan
Tumor atau inflamasi
(2) Alis: Simetris dan distribusi rambut
(3) Kelopak mata: Posisi, warna, kondisi permukaan, kondisi dan arah bulu
mata, kemampuan klien untuk membuka, menutup dan berkedip.
(4) Aparatus laktrimal
Inspeksi : adanya edema atau kemerahan dan palpasi : normalnya tidak
teraba
(5) Konjungtiva kemerahan dan sklera putih
(6) Pupil : normal hitam, bulat, regular, sama ukurannya. Iris : jernih.
(pupil sama bulat, reaktif terhadap cahaya dan akomodasi)
e) Struktur interna mata
Bagian interna mata tidak dapat diobservasi tanpa bantuan alat untuk
menerangi struktur - strukturnya yaitu oftalmoskop, digunakan untuk
menginspeksi fundus yang mencakup retina, koroid, discus saraf optikus,
macula, fovea sentralis dan pembuluh retina
(Anas, 2011).
b. Diagnosa Keperawatan
1) Pre operasi
a) Kecemasan (ansietas) berhubungan dengan kerusakan sensori,
prosedur pembedahan dan kemungkinan hilang pandangan
b) Gangguan
persepsi
sensori
berhubungan
dengan
perubahan
penerimaan sensori.
c) Kurang pengetahuan tentang kondisi, pembedahan, perawatan pre
operasi, perawatan diri dirumah berhubungan dengan kurang
terpapar akan informasi
2) Post operasi
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
b) Resiko terhadap cedera berhubungan dengan meningkatnya tekanan
intraokuler, kehilangan vitreous humor
c) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif (ekstraksi katarak).
c. Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Kecemasan
(ansietas)
berhubungan dengan
kerusakan
sensori,
prosedur
pembedahan
dan
kemungkinan hilang
pandangan
Intervensi
Rasional
Kurang pengetahuan
tentang kondisi,
pembedahan,
perawatan pre
operasi, perawatan
diri dirumah
berhubungan dengan
kurang terpapar akan
informasi
Intervensi
a. Meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga pasien
b. Meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga pasien
c. Meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga pasien
d. Memberi kesempatan pasien
atau keluarga pasien untuk
memilih
Post Operasi
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri
Akut
berhubungan dengan
berhubungan dengan
agen injury fisik
Rasional
Resiko
terhadap
cedera berhubungan
dengan
meningkatnya
tekanan intraokuler,
kehilangan vitreous
1.
humor
2.
d. Discharge Planning
1. Menjelaskan apa saja yang harus diperhatikan setelah operasi
2. Tidak diperbolehkan memakai baju kaos sampai pemeriksaan ke dua
post operative (selama satu minggu).
3. Jauhkan mata dari asap pembakaran sampah.
4. Jangan menggosok mata/mencuci muka/menyentuh mata selama satu
minggu.
5. Tidak diperbolehkan mengangkat beban yang bobotnya lebih dari 5 kg
dan melakukan gerakan yang berupa hentakan.
6. Tidak diperbolehkan menaiki kendaraan terbuka/ angin kencang
(sepeda motor, becak atau angkot yang terbuka) selama satu minggu.
7. Jika keluar rumah gunakan kacamata yang telah diberikan
8. Tidak diperbolehkan menaiki kendaraan terbuka/ angin kencang
(sepeda motor, becak atau angkot yang terbuka) selama satu minggu.
9. Tetap memakai kacamata di malam hari dan dop penutup mata
sewaktu tidur selama 1 minggu
10. Kalau mata terasa sakit boleh diberikan obat mata (satu tetes)
11. Tidak diperkenankan menggunakan make up
12. Tidak ada larangan untuk membaca, menonton televisi atau
membungkuk.
13. Tidak ada larangan atau pantangan makan yang berhubungan dengan
post operatif katarak, kecuali larangan dari Dokter Spesialis.
a. Pasien diperbolehkan mandi dari leher kebawah.
b. Melakukan ganti balut dilakukan di klinik sekitar rumah. Balutan
di ganti 2 hari sekali.
c. Gunakan obat yang sudah diresepkan dokter
1) Obat tambahan Tobroson 6 x sehari (setiap 3 jam)
2) Cefadroxil 2 x sehari, dexamethasone 2 2 0, dan Natrium
diclofenac 2 x sehari.
DAFTAR PUSTAKA