Oleh:
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM: 412320080
Laporan studi kasus ini telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh
pembimbing saya selama praktek di RS MOH ZYN SAMPANG, yang
dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2021 s/d 18Maret 2023.
Mengetahui:
Pembimbing Akademik Pembimbing praktek
(KHUSNUL KHOTIMAH)
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Metode Penulisan 2
1.5 Sistematika Penulisan 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Masa Nifas 4
2.2 Konsep Dasar HPP..................................................................4
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan 11
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian 17
3.2 Identifikasi Data Dasar 23
3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial 23
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 23
3.5 Pengembangan Rencana (Intervensi) 24
3.6 Pelaksanaan (Implementasi) 26
3.7 Evaluasi 27
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 28
4.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek di harapkan mahasiswa mampu membuat
asuhan kebidanan pada ibu nifas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan nifas diharapkan :
1. Melakukan pengkajian data.
2. Mengidentifikasi masalah dan diagnosa.
3. Mengidentifikasi masalah protein yang terjadi.
4. Berikan kebutuhan segera.
5. Merumuskan dan mengembangkan rencana asuhan kebidanan.
6. Melaksanakan asuhan kebidanan.
7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan.
1.3 Ruang Lingkup
Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan beberapa perubahan yang baik
pada ibu maupun pada tumbuh kembang janin.
2.2.2 Klasifikasi
1. Bila ibu menyusui bayinya:
a. Susukan sesering mungkin.
b. Kedua payudara disusukan.
c. Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
d. Bantu dengan memijat payudara untuk pemulaan menyusui.
e. Sangga payudara.
f. Kompres dingin pada payudara di antara permulaan waktu menyusui.
g. Bila demam tinggi berikan PCT 500 mg per Oral setiap 4 jam.
h. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.
2. Bila ibu tidak menyusui:
a. Sangga payudara.
b. Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa
sakit.
c. Bila di perlukan berikan PCT 500 mg per oral setiap 4 jam.
d. Jagan di pijat atau memakai kompres hangat payudara.
e. Pompa dan kosongkan payudara.
2.2.3 Etiologi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu :
1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna.
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang
produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, &
payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara.
Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif.
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin
atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar.
Tekhnik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu
tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.
4. Puting susu terbenam.
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu.
Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu
dan akibatnya terjadi bendungan ASI.
5. Puting susu terlalu panjang.
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu
karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk
mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.
2.2.5 Penatalaksanaan
1. Upaya pencegahan untuk bendungan ASI :
a. Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah
dilahirkan.
b. Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand.
c. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi
kebutuhan bayi.
d. Perawatan payudara pasca persalinan.
2. Upaya pengobatan untuk bendungan ASI :
a. Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek.
b. Keluarkansedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan
dihisap oleh bayi.
c. Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI.
d. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin.
e. Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan
pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari putin kearah korpus.
(Sastrawinata, 2004)
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : baik atau lemah.
Kesadaran : composmentis, delirium, samnolen, koma.
Postur tubuh : normal atau tidak.
Cara berjalan : membungkukkan badan atau normal.
b. TTV : meliputi tekanan darah, nadi, suhu, RR.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : simetris/ tidak, rontok/ tidak, ada ketombe/ tidak.
Muka : simetris/ tidak, oedema / tidak, pucat/ tidak, sianosis/ tidak.
Hidung : simetris/ tidak, polip/ tidak, ada penumpukan secret/ tidak.
Telinga : simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, OMP/ tidak.
Mulut : simetris/ tidak , ada stomatitis/ tidak, mukosa bibir lembab/tidak.
Leher : simetris/ tidak, terdapat pembesaran kelenjar thyroid/ tidak,
terdapat pembesaran kelenjar limfe/ tidak, terdapat pembesaran
vena jugularis/ tidak.
Mammae : simetris/ tidak, putting susu menonjol/ tidak, ada benjolan
abnormal/ tidak.
Axilla : simetris/ tidak, terdapat pembesaran kelenjar limfe/ tidak, bersih/
tidak.
Abdomen : simetris/ tidak, ada luka bekas operasi / tidak.
Ekstremitas : atas (simetris/tidak, oedema/tidak, varises/tidak).
bawah (simetris,/tidak, oedema/ tidak, varises/tidak).
b. Palpasi
Leher : teraba pembasaran kelenjar tyroid/ tidak, ada pembesaran kelenjar
limfe/ tidak, pembendungan vena jugularis/ tidak.
Axilla : teraba pembesaran kelenjar limfe/ tidak.
Mammae : teraba ada benjolan abnormal/ tidak, colostrum keluar/ tidak.
Abdomen : berapa tinggi fundus uteri.
c. Auskultasi : periksa dengan cara mendengarkan.
d. Perkusi : periksa dengan cara mengetuk seperti reflek patella padakaki.
3. Pemeriksaan Penunjang : merupakan salah satu hal yang di anggap penting
yang perlu di lakukan.
II. Menginterprestasikan Data / Interpretasi Data Dasar
Untuk mengidentifikasi diagnosa / masalah, pada langkah ini dilakukan
identifikasi terhadap diagnosa/masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan.
III. Mengidentifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah / diagosa potensial
berdasarkan diagnosa yang sudah didentifikasi, langkah ini membutuhka
antisipasi bila kemungkinan dilakukan pencengahan.
IV. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan untuk
dikonsultasikan bersama dengan anggota kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi pasien.
V. Menyusun Rencana Asuahan YangMenyeluruh / Intervensi
Dalam hal ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah diagnosa yang telah didentifikasi.
VI. Melaksanakan Rencana Asuhan / Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan seperti yang telah diarahkan pada
langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi Keseluruhan / Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi, keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan telah terpenuhi/ tidak
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah didalam diagnosa dan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata (identitas)
Nama : Ny. “S” Nama : Tn. “A”
RR = 16- nifas.
6. Ibu bisa
24x/mnt 6. Berikan KIE
melakukan
- TFU: 2 jari tentang
sendiri
bawah pusat perawatan
- UC: kenyal payudara. dirumah.
7. Berikan KIE 7. Ibu bisa
kepada ibu menyusui dg
tentang benar & bayi
tekhnik mendapat ASI
menyusui yang banyak.
yang benar.
8. Berikan ibu 8. Tidak terjadi
terapi. komplikasi.
9. Anjurkan ibu 9. Merangsang
untuk kontraksi
memberikan uterus.
ASI ekslusif
pada bayi.
10. Beritahu ibu 10. Memantau
untuk keadaan ibu.
kunjungan
ulang 4 hari
lagi/ jika ada
keluhan.
VII. PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI)
Tanggal
& Implementasi
Waktu
Tanggal: 1. Melakukan pendekatan pada pasien seperti menyapa, bersalaman,
18-06-21 mendengar dan menjawab pertanyaan dari ibu.
2. Menjelaskan kondisi dan keadaan ibu pada ibu dan kelurga bahwa
Waktu: ibu dalam keadaan baik.
08:40 WIB 3. Menganjurkan ibu untuk menjaga nutrisidengan mengkonsumsi
makanan yang bergizi serta dengan porsi cukup ±3x/ hari seperti
nasi, lauk- pauk, sayuran dan buah, serta minum air putih ±8-9 gelas/
hari.
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan cara
mandi ±3x/ hari, mengganti pakaian ±3x/ hari, serta mengganti
celana dalam dan pembalut ±2-3x/ hari.
5. Memberitahu ibu tentang tanda- tanda bahaya ibu nifas :
- Perdarahahn pervaginam
- Pembenkakkan ekstermitas
- Pengeluaran pervaginam berbau busuk
- Payudara membengkak
- Panas
6. Memberikan KIE tentang cara perawatan payudara yaitu dengan
membersihkan puting susu dengan air DTT.
7. Memberikan KIE kepada ibu tentang tekhnik menyusui yang benar,
yaitu :
- Menganjurkan ibu untuk membersihkan daerah puting susu & areola
dengan menggunakan air DTT.
- Posisikan tubuh bayi & meletakkan tubuh bayi dipangkuan ibu,
meletakkan kepala bayi pada siku ibu kemudian sangga punggung
bayi dengan lengan bawah ibu.
- Posisikan kepala & tubuh bayi menghadap kedada ibu,mulut bayi
tepat berada diputing kemudian menekan areola dengan ibu jari &
jari telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI kemudian oleskan
pada daerah puting susu & areola mammae,memegang payudara
dengan posisi ibu jari diatas & tangan yang lain berada dibagian
bawah payudara,puting menyentuh pada bibir atau pipi bayi, saat
mulut terbuka mesukkan puting & sebagian areola mammae, bagian
bawah masuk kedalam bila akan melepas mulut bayi dengan puting
susu dengan cara memasukkan jari kelingking diantara mulut bayi &
dagu tekan kebawah lakukan selama 10-15 menit bergantian tiap
payudara kemudian sendawakan bayi dengan meletakkan bayi
dibahu ibu & mengelus bagian punggung bayi dengan lembut.
8. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya 2
jam sekali (jika bayi menangis ingin menyusu), sampai usia 6 bulan.
9. Memberikan ibu terapi:asam mefenamat 3x1 & Fe 1x1.
10.Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 4 hari lagi/ jika da keluhan.
VII. EVALUASI
Tanggal : 18-06-21
Waktu : 08:43 WIB
Diagnosa : Ny. ”S” P1001 3 hari post partum dengan bendungan ASI.
4.1 Kesimpulan
Masa nifas adalah pulihnya kembali mulai dari persalinan sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil.
Macam-macam nifas
a. Puerpurium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerpurium Intermedical yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia /
kandungan yang lamanya 6 - 8 minggu.
c. Remote Puerpurium yaitu Waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, bila selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi dan untuk
sehat sempurna (lebih dari 8 minggu, berbulan-bulan, atau bertahun - tahun).
4.2 Saran
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dalam bidang kebidanan,
penulis ingin menyampaikan beberapa saran :
- Klien : diharapkan dapar melakukan control apabila ada
keluhan.
- Bidan : memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
wewenang dan dapat bekerja sama dengan klien.
- Institusi pendidikan : memberikan bimbingan kepada mahasiswa dengan
baik dan segi teori ataupun dalam segi
keterampilan.
- Klinik : menetapkan dan mempertahankan protab yang
sudah di tetapkan.
- Mahasiswa : mahasiswa lebih memahami tentang nifas dan
dapat belajar serta keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA