Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

NY. ”F” P40005 5 HARI POST PARTUM DENGAN HPP


DI RS MOH ZAYN SAMPANG

Oleh:
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM: 412320080

AKADEMI STIKES SUKMA WIJAYA SAMPANG


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus ini telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh
pembimbing saya selama praktek di RS MOH ZYN SAMPANG, yang
dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2021 s/d 18Maret 2023.

Laporan studi kasus ini disusun oleh:


Nama : KHUSNUL KHOTIMAH
NIM : 412320080
Disahkan dan disetujui pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui:
Pembimbing Akademik Pembimbing praktek

(RIKHLY FARADISY M.S.ST.M.KES) (DEWI


FATIMAH,S.ST,Bd)
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt yang melimpahkan


rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
asuhan kebidanan.
Penulis menyadari bahwa bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan
ini tidak lepas dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari beberapa pihak,
oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.Ketua STIKES Sukma Wijaya Sampamg,
2.Pembimbing Akademik STIKES Sukma Wijaya Sampang,
3.Dewi Fatimah, S.ST, Bd selaku pembimbing praktek.
4.Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral
maupun material.
5.Kepada teman-teman STIKES Sukma Wijaya Sampang.
Saya menyadari bahwa penulis laporan asuhan kebidanan ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
saya harapkan demi kesempurnaan laporan asuhan kebidanan ini dan kemajuan
profesi kebidanan untuk sekarang dan di masa yang akan datang.
Besar harapan semoga laporan asuhan kebidanan ini memberikan manfaat
bagi saya khususnya dan pembaca umumnya.

Sampang, 05Maret 2023

(KHUSNUL KHOTIMAH)
DAFTAR ISI

Cover
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Metode Penulisan 2
1.5 Sistematika Penulisan 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Masa Nifas 4
2.2 Konsep Dasar HPP..................................................................4
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan 11
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian 17
3.2 Identifikasi Data Dasar 23
3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial 23
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 23
3.5 Pengembangan Rencana (Intervensi) 24
3.6 Pelaksanaan (Implementasi) 26
3.7 Evaluasi 27
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 28
4.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian maternal (Maternal Mortality Rate) salah satunya adalah
dengan memperhatikan asuhan masa nifas,asuhan masa nifas di perlukan karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya (Prawirohardjo, 2002)
Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi.2/3 kematian
kematian bayi terjadi 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru
lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelaah lahir dengan pemantauan melekat dan
asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.
(Sarwono, 2002)
Masa nifas di mulai pada beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu. Persalinan dengan pemantauan bidan sesuai dengan kebutuhan
ibu dan bayi. Dalam bahasa latin waktu setelah melahirkan di sebut puerpurium
yaitu dari kata pues yang artinya setelah dan parous artinya melahirkan jadi
puerpurium berarti masa setelah melahirkan bayi. (Prawirohardjo, 2002)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek di harapkan mahasiswa mampu membuat
asuhan kebidanan pada ibu nifas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan nifas diharapkan :
1. Melakukan pengkajian data.
2. Mengidentifikasi masalah dan diagnosa.
3. Mengidentifikasi masalah protein yang terjadi.
4. Berikan kebutuhan segera.
5. Merumuskan dan mengembangkan rencana asuhan kebidanan.
6. Melaksanakan asuhan kebidanan.
7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan.
1.3 Ruang Lingkup
Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan beberapa perubahan yang baik
pada ibu maupun pada tumbuh kembang janin.

1.4 Metode Penulisan


1.4.1 Wawancara / Anamnesa
Mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung antara
petugas dengan klien dan keluarga.
1.4.2 Observasi
Melakukan pengamat langsung terhadap perubahan yang terjadi pada
klien.
1.4.3 Praktek
Dapat memberikan suatu masukan dalam upaya peningkatan mutu dan
pelayanan pada ibu nifas atau pada POST PARTUM.
1.4.4 Study Pustaka
Mempelajari buku-buku makalah tentang POST PARTUM.

1.5 Sistematika Penulisan


Judul
Lembar Pengesahan
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Masa Nifas
2.2 Konsep Dasar Bendungan ASI
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan
BAB III : TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Masa Nifas


2.1.1 Pengertian
Masa nifas atau masa yang disebut juga masa post partum atau puerperium
adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama enam minggu.
(Suherni, 2008)
Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah satu jam lahirnya
plasenta sampai dengan enam minggu atau 42 hari. (Saifuddin, 2008)

2.1.2 Klasifikasi Masa Nifas


Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang
lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu,
berbulan – bulan atau tahunan.

2.1.3 Tujuan Asuhan Nifas


Asuhan nifas bertujuan untuk:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi yang sehat.
4. Memberikan pelayanan KB.
5. Mempercepat involusi alat kandung.
6. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
7. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan
8. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi
ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

2.1.4 Perubahan Yang Terjadi pada Masa Nifas


1. Perubahan Fisiologi Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi .
Pada masa nifas ini akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu :
a. Alat genitalia
Alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi,selain itu juga
perubahan-perubahan penting lain,yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi
karena laktogenik hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mammae.
b. Fundus Uteri
Setelah plasenta lahir, TFU setinggi pusat, beratnya mencapai 1000 gr,
diameter 12,5 cm.Setelah 1 minggu, TFU ½ pstsymphisis, beratnya 500 gr,
diameter 7,5 cm.Setelah 14 hari TFU tidak teraba, beratnya 350 gr, 5 cm,6
minggu post partum, TFU Normal, beratnya 60 gr, diameter 2,5 cm.
c. Serviks
Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti corong.
Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan servik uteri tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan
antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.
d. Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama
kehamilan dan partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti
sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang
mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh
“kandungannya turun” setelah melahirkan karena ligamenta, fasia, jaringan alat
penunjang genetalia menjadi menjadi agak kendor. Untuk memulihkan kembali
jaringan-jaringan penunjang alat genitalia tersebut, juga otot-otot dinding perut
dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada 2
hari post partum sudah dapat diberikan fisioterapi. Keuntungan lain adalah
dicegahnya pula statis darah yang dapat mengakibatkan thrombosis masa nifas.
2. Perubahan Psikologis Dalam Masa Nifas
Periode masa nifas merupakan suatu waktu yang sangat rentan untuk
terjadinya stress, terutama pada ibu primipara sehingga dapat membuat perubahan
psikologis yang berat. Periode adaptasi psikologi masa nifas, dideskripsikan oleh
Reva Rubin ada 3, yaitu :
a. Taking In Period
 Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu umumnya menjadi pasif dan
sangat tergantung dan fokus perhatian terhadap tubuhnya.
 Ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang
dialami.
 Tidur yang tidak terganggu sangat penting buat ibu untuk mencegah efek
kurang baik yaitu kurang tidur, kelemahan fisik, gelisah, gangguan
proses pemulihan kesehatan.
 Tambahan makanan kaya gizi sangat penting dibutuhkan sebab nafsu
makan biasanya akan meningkat. Kurang nafsu makan memberi indikasi
bahwa proses pemulihan kesehatan tidak berlangsumg normal.
b. Taking Hold Period
 Periode ini berlangsung pada 3-4 hari setelah persalinan, ibu menjadi
berkonsentrasi pada kemampuannya menjadi ibu yang sukses, dan
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayinya.
 Fokus perhatiannya pada kontrol fungsi tubuh misalnya proses defekasi
dan miks, kekuatan, dan daya tahan tubuh ibu.
 Ibu mulai merasa sanggup dan terampil merawat bayinya seperti
menggendong, memandikan, menyusui bayinya dan mengganti popok.
 Ibu menjadi sangat sensitif pada masa ini sehingga mungkin
membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi
kritikan yang dialami ibu.
 Bidan sebaiknya memberikan penyuluhan dan support emosional pada
ibu.
c. Letting Go Period
 Periode ini umumnya dialami oleh ibu setelah ibu tiba dirumah dan
secara penuh merupakan waktu pengaturan.
 Kumpul bersama keluarga.
 Ibu telah menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu merasa
menyadari kebutuhan bayinya sangat tergantung kesiapannya sendiri
sebagai ibu, ketergantungannya kepada orang lain, serta dipengaruhi oleh
interaksi sosial budaya keluarga.

2.1.5 Kunjungan Masa Nifas


Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan I (6- 8 jam setelah persalinan)
Tujuannya:
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila
perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
2. Kunjungan II (6  hari setelah persalinan)
Tujuannya:
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda
penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Tujuannya:
Sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan).
4. Kunjungan IV (6  minggu setelah persalinan)
Tujuannya:
a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini. (Mochtar, 1998)

Tujuan Kunjungan Masa Nifas, yaitu:


 Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
 Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
 Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
 Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan
ibu nifas maupun bayinya.

2.1.6 Perawatan Masa Purperium


Perawatan pueperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan
“ mobilisasi dini”.
Perawatan mobilisasi mempunyai keuntungan :
1. Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi pueperium.
2. Memperlancar involusi alat kandungan.
3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
4. Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme.

2.2 Konsep Dasar Bendungan ASI


2.2.1 Pengertian
Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara
karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI
dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Prawirohardjo, 2005)
Pada hari-hari pertama, payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan
bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai di produksi
di dalam jumlah banyak. (Ambarwati, 2008)

2.2.2 Klasifikasi
1. Bila ibu menyusui bayinya:
a. Susukan sesering mungkin.
b. Kedua payudara disusukan.
c. Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
d. Bantu dengan memijat payudara untuk pemulaan menyusui.
e. Sangga payudara.
f. Kompres dingin pada payudara di antara permulaan waktu menyusui.
g. Bila demam tinggi berikan PCT 500 mg per Oral setiap 4 jam.
h. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.
2. Bila ibu  tidak menyusui:
a. Sangga payudara.
b. Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa
sakit.
c. Bila di perlukan berikan PCT 500 mg per oral setiap 4 jam.
d. Jagan di pijat atau memakai kompres hangat payudara.
e. Pompa dan kosongkan payudara.

2.2.3 Etiologi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu :
1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna.
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang
produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, &
payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara.
Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif.
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin
atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar.
Tekhnik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu
tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.
4. Puting susu terbenam.
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu.
Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu
dan akibatnya terjadi bendungan ASI.
5. Puting susu terlalu panjang.
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu
karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk
mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.

2.2.5 Penatalaksanaan
1. Upaya pencegahan untuk bendungan ASI :
a. Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah
dilahirkan.
b. Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand.
c. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi
kebutuhan bayi.
d. Perawatan payudara pasca persalinan.
2. Upaya pengobatan untuk bendungan ASI :
a. Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek.
b. Keluarkansedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan
dihisap oleh bayi.
c. Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI.
d. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin.
e. Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan
pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari putin kearah korpus.
(Sastrawinata, 2004)

2.3 Konsep Asuhan Kebidanan


2.3.1 Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktivitas/intervensi yang dilaksanakan oleh
bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dalam bidang KIA/KB.
Manajemen kebidanan adaalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk organisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan
suatu keputusan yang berfokus pada klien.

2.3.2 Langkah-langkah Asuhan Kebidanan


I. Mengumpulkan Data
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan khusus yang dihadapi akan
menentukan proses interpretasi benar / tidak dalam tahap selanjutnya sehingga
pendekatan ini harus meliputi:
a. Data Subyektif
1. Identitas
a. Nama : untuk dapat mengenali pasien dan tidak keliru dengan
pasien lain.
b. Umur : untuk mengetahui resiko kehamilan ibu, bila usia kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun dan untuk
mengetahui masa reproduksi ibu.
c. Agama : untuk berhubungan dengan perawatan pasien sesuai
kepercayaan dan pantangan makanan yang sesuai dengan
agama.
d. Suku/ bangsa : untuk berhubungan dengan adat istiadat atau kebiasaan
pasien selama kehamilan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan
pemahaman pasien dan penjelasan yang akan diberikan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, mengetahui
taraf hidup sosial ekonomi sehingga mempermudah dalam
memberikan nasehat.
g. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien.
2. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama
Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dirasakan ibu dan yang menjadi
keluhan ibu datang ke tempat pelayanan kesehatan.
3. Riwayat penyakit saat ini
Untuk mengetahui keadaan /kesehatan ibu selama hamil karena dapat
mempengaruhi kehamilan dan proses persalinan.
4. Riwayat Kebidanan
 Riwayat menstruasi
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang alat-alat kandungan :
Menarche : mengetahui keadaan alat kandungan normal atau tidak.
Siklus : mengetahui teratur tidaknya menstruasi.
Jumlah : mengetahui banyaknya darah yang keluar.
Warna/ bau : mengetahui sifat darah yang keluar.
Flour albus : mengetahui apakah mengalami nyeri sebelum/selama haid.
 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah dalam kehamilan, persalinan maupun nifas
yang lalu terdapat penyulit atau ada kelainan yang memperburuk keadaan ibu.
 Riwayat persalinan sekarang
Untuk mengetahui adanya penyulit atau kelainan yang memperburuk
keadaaan ibu.
 Riwayat nifas sekarang
Untuk mengetahui kondisi nifas saat saat ini seperti keadaan lochea, tinggi
fundusuteri pada masa nifas, UC, luka perineum seta infeksi yang akan terjadi
atau tidak pada ibu nifas.
5. Riwayat Kesehatan Ibu
 Riwayat penyakit yang pernah/ sedang diderita
Untuk mengetahui keadaan/ kesehatan ibu selama hamil karena dapat
mempengaruhi kehamilan dan proses persalinan.
 Riwayat penyakit suami dan keluarga
Untuk mengetahui keadaan/ kesehatan suami dan keluarga karena dapat
mempengaruhi kehamilan dan proses persalinan.
6. Riwayat Social
Untuk mengetahui hubungan ibu dengan suami dan keluarga apakah baik
atau tidak.
7. Riwayat Psikososial Spiritual
Unutuk mengetahui apa yang dirasakan oleh ibu saat ini.
8. Riwayat Social Budaya
Untuk mengetahui hubungan ibu dengan masyarakat sekitar.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari ( setelah melahirkan sampai dilakukan pengkajian).
 Pola Nutrisi
Untuk mengetahui asupan makanan yang dikonsumsi ibu supaya siap
dalam proses persalinan nanti.
 Pola Eliminasi
BAK : keluhan dari saluran kencing sering kali menyertai dalam
kehamilan, oleh karena itu perlu ditanyakan rasa nyeri.
BAB : beberapa penyakit yang berasal dari rectum sering kali
menimbulkan kesulitan dalam diagnosa penyakit genekolik.
 Pola Istirahat
Untuk mengetahui seberapa lama ibu beristirahat selama hamil sehingga
dapat diketahui keadaan ibu.
 Personal Hygiene
Untuk mengetahui kebersihan tubuh dan alat reproduksi ibu.
 Pola Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas sehari-hari yang dilakukan ibu selama hamil
yang berpengaruh pada kondisi ibu.
 Pola Seksualitas
Untuk mengetahui adanya masalah selama melakukan hubungan seksual
mungkin dapat mengganggu kehamilannya.
 Pola Spiritualitas
Untuk mengetahui adanaya kepercayaan yang dipercaya di daerahnya.
10. Perilaku Kesehatan
Untuk mengetahui adanya kebiasaan mengkonsumsi rokok dan jamu.

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : baik atau lemah.
Kesadaran : composmentis, delirium, samnolen, koma.
Postur tubuh : normal atau tidak.
Cara berjalan : membungkukkan badan atau normal.
b. TTV : meliputi tekanan darah, nadi, suhu, RR.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : simetris/ tidak, rontok/ tidak, ada ketombe/ tidak.
Muka : simetris/ tidak, oedema / tidak, pucat/ tidak, sianosis/ tidak.
Hidung : simetris/ tidak, polip/ tidak, ada penumpukan secret/ tidak.
Telinga : simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, OMP/ tidak.
Mulut : simetris/ tidak , ada stomatitis/ tidak, mukosa bibir lembab/tidak.
Leher : simetris/ tidak, terdapat pembesaran kelenjar thyroid/ tidak,
terdapat pembesaran kelenjar limfe/ tidak, terdapat pembesaran
vena jugularis/ tidak.
Mammae : simetris/ tidak, putting susu menonjol/ tidak, ada benjolan
abnormal/ tidak.
Axilla : simetris/ tidak, terdapat pembesaran kelenjar limfe/ tidak, bersih/
tidak.
Abdomen : simetris/ tidak, ada luka bekas operasi / tidak.
Ekstremitas : atas (simetris/tidak, oedema/tidak, varises/tidak).
bawah (simetris,/tidak, oedema/ tidak, varises/tidak).
b. Palpasi
Leher : teraba pembasaran kelenjar tyroid/ tidak, ada pembesaran kelenjar
limfe/ tidak, pembendungan vena jugularis/ tidak.
Axilla : teraba pembesaran kelenjar limfe/ tidak.
Mammae : teraba ada benjolan abnormal/ tidak, colostrum keluar/ tidak.
Abdomen : berapa tinggi fundus uteri.
c. Auskultasi : periksa dengan cara mendengarkan.
d. Perkusi : periksa dengan cara mengetuk seperti reflek patella padakaki.
3. Pemeriksaan Penunjang : merupakan salah satu hal yang di anggap penting
yang perlu di lakukan.
II. Menginterprestasikan Data / Interpretasi Data Dasar
Untuk mengidentifikasi diagnosa / masalah, pada langkah ini dilakukan
identifikasi terhadap diagnosa/masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan.
III. Mengidentifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah / diagosa potensial
berdasarkan diagnosa yang sudah didentifikasi, langkah ini membutuhka
antisipasi bila kemungkinan dilakukan pencengahan.
IV. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan untuk
dikonsultasikan bersama dengan anggota kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi pasien.
V. Menyusun Rencana Asuahan YangMenyeluruh / Intervensi
Dalam hal ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah diagnosa yang telah didentifikasi.
VI. Melaksanakan Rencana Asuhan / Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan seperti yang telah diarahkan pada
langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi Keseluruhan / Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi, keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan telah terpenuhi/ tidak
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah didalam diagnosa dan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 18-Juni-2021


Jam : 08:30 WIB
Nama mahasiswi : ANIS NURUL AMALIA
NIM : 412319001

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata (identitas)
Nama : Ny. “S” Nama : Tn. “A”

Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun

Agama : islam Agama : islam

Bangsa/ suku : indonesia/ madura Bangsa/ suku : indonesia/ madura

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta

Alamat : Labeng Alamat : Labeng

2. Keluhan utama/ alasan kunjungan


Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaan dirinya setelah 3 hari
melahirkan, pengeluaran ASI sedikit, payudara terasa keras & sakit.
3. Riwayat penyakit saat ini
Ibu mengatakan saat ini tidak mempunyai riwayat penyakit menular
(seperti Hepatitis, TBC, HIV/ AIDS,) serta tidak mempunyai riwayat penyakit
menurun(seperti hipertensi, DM, jantung, asma).
4. Riwayat kebidanan
a. Riwayat menstruasi
- Menarche : 12 thn
- Siklus/ lama : 28 hari/ 6-7 hari
- Banyaknya : 1 softex penuh
- Sifat darah : amis
- Warna : merah
- Disminorhe : tidak pernah
- Flour albus : 2-3 hari setelah menstruasi
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas

No. Suami Hamil AS KB


Uk Jenis Tempat Penolong Penyulit L/P BB/PB H/M Penyulit Ke
ke- I
Jenis Lama l
2400
39 Tidak Tidak
1 Tn. "" I Spontan Polindes Bidan P gr/50 H NIFAS INI
mgg ada ada
cm
c. Riwayat persalinan sekarang
1. Kala I
- Lamanya : tidak terkaji
- Ketuban : jernih
- Penyulit : tidak ada
2. Kala II
- Lamanya : 45 menit
- Jenis persalinan : spontan
- Penolong : bidan
- Tempat : puskesmas
- Bayi : baik
- Penyulit : tidak ada
3. Kala III
- Placenta lahir : 10 menit
- Perdarahan : 200 cc
- Kontraksi uterus : kenyal
- TFU : 3 jari di atas symphisis
- Penyulit/ kelainan: tidak ada
4. Kala IV
- Perdarahan : 100 cc
- Kontraksi uterus : kenyal
- TFU : 3 jari di atas simphisis
- Luka perineum : tidak ada
- Penyulit : tidak ada
d. Riwayat nifas sekarang
- Lochea : sanguinolenta
- TFU : 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus : kenyal
- Kandung kemih : kosong
- Luka perineum : tidak ada
- Tanda infeksi : tida ada
5. Riwayat kesehatan ibu
a. Riwayat penyakit yang pernah/ atau sedang diderita
Ibu tidak pernah mempunyai riwayat penyakit menular (seperti Hepatitis,
TBC, HIV/ AIDS,) serta tidak mempunyai riwayat penyakit menurun(seperti
hipertensi, DM, jantung, asma).
b. Riwayat penyakit suami dan keluarga
Suami dan keluarga ibu tidak mempunyai riwayat penyakit menular
(seperti Hepatitis, TBC, HIV/ AIDS,) serta tidak mempunyai riwayat penyakit
menurun(seperti hipertensi, DM, jantung, asma), serta keluarga tidak mempunyai
riwayat kehamilan kembar.
6. Riwayat sosial
Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan keluarga baik.
7. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan senang denga kelahiran bayinya.
8. Riwayat sosial budaya
Ibu mengatakan hubungan dengan masyarakat baik.
9. Pola kebiasaan sehari-hari (setelah melahirkan sampai dilakukan pengkajian).
a. Nutrisi
Selama hamil : ibu mengatakan makan sedikit tapi (nasi, ikan,
buah sayur) dan minum air putih 6-8 gelas/ hari.
Sesudah hamil : ibu mengatakan makan dengan porsi cukup (nasi,
ikan, buah, sayur) dan minum air putih 6-8 gelas/
hari.
b. Eliminasi
Selama hamil : ibu mengatakan BAB 1x/ hari dengan konsistensi
lunak warna kecokelatan dan BAK 5-6x/ hari warna
kuning jernih dan bau khas.
Sesudah hamil : ibu mengatakan BAB1x/ hari dengan konsistensi
padat warna kuning dan BAK 4-5x/ hari warna
kuning jernih dan bau khas.
c. Istirahat
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang 2 jam/ hari dan malam
6-8 jam/ hari.
Sesudah hamil : ibu mengatakan lebih banyak tidur.
d. Personal Hygiene
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 3x/ hari, gosok gigi 2x/
hari, ganti baju 2x/ hari, ganti celana dalam 2-3x/
hari, keramas 3x/ minggu.
Sesudah hamil : ibu mengatakan mandi 3x/hari, gosok gigi 2x/ hari,
ganti baju 2x/ hari, ganti celana dalam 3-4x/ hari,
keramas 1x/ hari.
e. Aktifitas
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan ibu rumah
tangga (menyapu, mengepel, mencuci, memasak)
dibantu keluarga.
Sesudah hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan ibu rumah
tangga (menyapu, mengepel, mencuci, memasak)
dibantu keluarga.
f. Seksualitas
Selama hamil : tidak melakukan.
Sesudah hamil : tidak melakukan.
g. Spiritualitas
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan kewajibannya seperti
sholat dan mengaji.
Sesudah hamil : ibu mengatakan tidak dapat melakukan
kewajibannya seperti biasa.
10. Perilaku kesehatan
Selama hamil : ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum
obat dan jamu, mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
Sesudah hamil : ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum
obat dan jamu, mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
- Kesadaran : compos mentis
- Postur tubuh : normal
- Cara berjalan : normal
b. Tanda-tanda vital
- TD : 120/80 mmHg
- RR : 20x/ menit
- Suhu : 36,6 ᵒC
- Nadi : 84x/ menit
2. Pemeriksaan fisik (status present)
a. Inspeksi
- Kepala : simetris, rambut tidak rontok, rambut tampak hitam, tidak
ada ketombe.
- Muka : simetris, tidak tampak pucat, konjugtiva tidak anemis,
palpebra tidak oedema, sclera putih.
- Hidung : simetris, tidak tampak secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak tampak polip.
- Telinga : simetris, pendengaran baik, tidak tampak serumen
- Mulut : simetris, tidak tampak stomatitis, gingivitis, epulish,
mukosa bibir lembab.
- Leher : simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan
limfe, tidak tampak bendungan vena jugularis.
- Mammae : simetris, papilla menonjol, areola hyperpigmentasi.
- Axilla : simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar limfe.
- Abdomen : simetris, ada linea nigra/ striae, tidak ada bekas operasi.
-Vulva : tidak tampak oedema, tidak tampak varieses, tidak ada
jahitan, terdapat lochea sanguinolenta.
- Anus : tidak tampak oedema, tidak tampak hemoroid.
- Ekstermitas
Atas : simetris, tidak tampak oedema, akral hangat, turgor kulit
elastis.
Bbawah : simetris, tidak tampak oedema, akral hangat, turgor kulit
elastis.
b. Palpasi
- Kepala : tidak teraba beenjolan yang abnormal.
- Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak
teraba bendungan vena jugularis.
- Axilla : tidak teraba pembesaran limfe.
- Mammae : tidak teraba benjolan yang abnormal.
- Abdomen
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik
Kandung kemih : kosong
- Ekstermitas
Atas : simetris, tidak teraba oedema, akral hangat, turgor kulit
elastis.
Bbawah : simetris, tidak teraba oedema, akral hangat, turgor kulit
elastis, tidak ada tanda homen.
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
a. Data Subyektif : - ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaan dirinya
setelah 3 hari melahirkan.
- pengeluaran ASI sedikit, payudara terasa keras dan sakit.
b. Data Obyektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda- tanda vital
- Tekana darah :120/86 mmhg
- Nadi : 84x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu : 36,6 ᵒC
TFU : 2 jari bawah pusat
Lochea : sanguinolenta
UC : kenyal
c. Diagnosa : Ny. “S” PI00I 3 hari post partum dengan bendungan ASI.
d. Masalah : ada gangguan rasa nyaman.
e. Kebutuhan : - Nutrisi.
- Personal hygiene.
- Tanda bahaya ibu nifas.
- Perawatan Payudara.
- Tekhnik menyusui yang benar.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada.
V. PENGEMBANGAN RENCANA (INTERVENSI)
Tanggal Diagnosa/ Tujuan
& Masalah & Intervensi Rasional
Waktu Kriteria
Tanggal: Ny. ”S” Tujuan: 1. Lakukan 1. Terjalin
18-06-21 P1001 3 Setelah pendekatan hubungan baik
hari post dilakukan pada pasien antara bidan
Waktu: partum asuhan dan keluarga. dengan pasien
08:35 WIB dengan kebidanan dan keluarga.
bendungan pada ibu nifas 2. Jelaskan 2. Mengurangi
ASI. diharapkan hasil kecemasan ibu
keadaan ibu pemeriksaan terhadap janin
baik. pada pasien yang
dan keluarga. dikandungnya.
Kriteria : 3. Anjurkan ibu 3. Memenuhi
- Keadaan ibu untuk nutrisi ibu dan
dan janin baik menjaga bayi.
- TTV dalam asupan
batas normal nutrisi.
TD:100- 4. Anjurkan 4. Mencegah
130mmHg untuk terjadinya
(systole) menjaga infeksi.
60-80 mmHg personal
(diastole) hygiene.
Nadi: 60- 5. Beritahu ibu 5. Mendeteksi

100x/mnt tentang dan mencegah

Suhu: 36,5- tanda- tanda bahaya ibu

37,5°C bahaya ibu nifas.

RR = 16- nifas.
6. Ibu bisa
24x/mnt 6. Berikan KIE
melakukan
- TFU: 2 jari tentang
sendiri
bawah pusat perawatan
- UC: kenyal payudara. dirumah.
7. Berikan KIE 7. Ibu bisa
kepada ibu menyusui dg
tentang benar & bayi
tekhnik mendapat ASI
menyusui yang banyak.
yang benar.
8. Berikan ibu 8. Tidak terjadi
terapi. komplikasi.
9. Anjurkan ibu 9. Merangsang
untuk kontraksi
memberikan uterus.
ASI ekslusif
pada bayi.
10. Beritahu ibu 10. Memantau
untuk keadaan ibu.

kunjungan
ulang 4 hari
lagi/ jika ada
keluhan.
VII. PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI)
Tanggal
& Implementasi
Waktu
Tanggal: 1. Melakukan pendekatan pada pasien seperti menyapa, bersalaman,
18-06-21 mendengar dan menjawab pertanyaan dari ibu.
2. Menjelaskan kondisi dan keadaan ibu pada ibu dan kelurga bahwa
Waktu: ibu dalam keadaan baik.
08:40 WIB 3. Menganjurkan ibu untuk menjaga nutrisidengan mengkonsumsi
makanan yang bergizi serta dengan porsi cukup ±3x/ hari seperti
nasi, lauk- pauk, sayuran dan buah, serta minum air putih ±8-9 gelas/
hari.
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan cara
mandi ±3x/ hari, mengganti pakaian ±3x/ hari, serta mengganti
celana dalam dan pembalut ±2-3x/ hari.
5. Memberitahu ibu tentang tanda- tanda bahaya ibu nifas :
- Perdarahahn pervaginam
- Pembenkakkan ekstermitas
- Pengeluaran pervaginam berbau busuk
- Payudara membengkak
- Panas
6. Memberikan KIE tentang cara perawatan payudara yaitu dengan
membersihkan puting susu dengan air DTT.
7. Memberikan KIE kepada ibu tentang tekhnik menyusui yang benar,
yaitu :
- Menganjurkan ibu untuk membersihkan daerah puting susu & areola
dengan menggunakan air DTT.
- Posisikan tubuh bayi & meletakkan tubuh bayi dipangkuan ibu,
meletakkan kepala bayi pada siku ibu kemudian sangga punggung
bayi dengan lengan bawah ibu.
- Posisikan kepala & tubuh bayi menghadap kedada ibu,mulut bayi
tepat berada diputing kemudian menekan areola dengan ibu jari &
jari telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI kemudian oleskan
pada daerah puting susu & areola mammae,memegang payudara
dengan posisi ibu jari diatas & tangan yang lain berada dibagian
bawah payudara,puting menyentuh pada bibir atau pipi bayi, saat
mulut terbuka mesukkan puting & sebagian areola mammae, bagian
bawah masuk kedalam bila akan melepas mulut bayi dengan puting
susu dengan cara memasukkan jari kelingking diantara mulut bayi &
dagu tekan kebawah lakukan selama 10-15 menit bergantian tiap
payudara kemudian sendawakan bayi dengan meletakkan bayi
dibahu ibu & mengelus bagian punggung bayi dengan lembut.
8. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya 2
jam sekali (jika bayi menangis ingin menyusu), sampai usia 6 bulan.
9. Memberikan ibu terapi:asam mefenamat 3x1 & Fe 1x1.
10.Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 4 hari lagi/ jika da keluhan.

VII. EVALUASI
Tanggal : 18-06-21
Waktu : 08:43 WIB
Diagnosa : Ny. ”S” P1001 3 hari post partum dengan bendungan ASI.

S : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan oleh bidan.


O : ibu dapat mengulangi penjelasan yang diberikan oleh bidan.
- keadaan umum : baik.
- kesadaran : composmentis
A : Ny. ”S” P1001 3 hari post partum dengan bendungan ASI
P :- Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene.
- Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 4 hari lagi/ jika ada
keluhan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Masa nifas adalah pulihnya kembali mulai dari persalinan sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil.
Macam-macam nifas
a. Puerpurium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerpurium Intermedical yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia /
kandungan yang lamanya 6 - 8 minggu.
c. Remote Puerpurium yaitu Waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, bila selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi dan untuk
sehat sempurna (lebih dari 8 minggu, berbulan-bulan, atau bertahun - tahun).

4.2 Saran
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dalam bidang kebidanan,
penulis ingin menyampaikan beberapa saran :
- Klien : diharapkan dapar melakukan control apabila ada
keluhan.
- Bidan : memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
wewenang dan dapat bekerja sama dengan klien.
- Institusi pendidikan : memberikan bimbingan kepada mahasiswa dengan
baik dan segi teori ataupun dalam segi
keterampilan.
- Klinik : menetapkan dan mempertahankan protab yang
sudah di tetapkan.
- Mahasiswa : mahasiswa lebih memahami tentang nifas dan
dapat belajar serta keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IBG. 1999. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002, Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai