Anda di halaman 1dari 76

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III


DALAM MENGHADAPI PERSALINAN
DI KLINIK PRATAMA SIKEMBAR

PROPOSAL
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Kebidanan

OLEH:

NINING NURHAYATI
314221095

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “ Hubungan Dukungan Suami

Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi

Persalinan di Klinik Pratama Sikembar ”, sepenuhnya karya saya sendiri.

Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Cimahi, April 2022

Yang membuat pernyataan

Nining Nurhayati

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

ini dengan judul “Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan

Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinanan di Klinik Pratama

Sikembar” sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan

Kebidanan.

Terwujudnya proposal skripsi ini tentu tidak lepas dari peran bimbingan

dan bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan dan

ketulusan hati, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D, selaku Rektor Universitas

Jenderal Achmad Yani.

2. Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS), selaku Dekan Fakultas Ilmu dan

Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani.

3. Sri Yuniarti, SST., M.KM, selaku Ketua Program Studi Kebidanan (S1)

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani.

4. Dr. Rika Nurhasanah S.ST., M.Keb selaku Pembimbing I yang telah

memberikan ilmu, arahan, masukan, membantu, membimbing, memotivasi

dan memberi masukan kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi

dengan tepat waktu.

5. Mega Dewi Lestari, M.Keb, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan ilmu, arahan, masukan, membantu, membimbing, memotivasi

ii
dan memberi masukan kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi

dengan tepat waktu.

6. Indria, M.Keb selaku Penguji yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingannya dalam penyusunan proposal skripsi ini.

7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materil serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.

8. Teman-teman Program Studi Kebidanan (S1) Lintas Jalur angkatan 2022 dan

semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu penulis mengucapkan

terima kasih.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih belum sempurna,

untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun.

Cimahi, April 2022

ii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 4
C. Tujuan 4
1. Tujuan Umum 4
2. Tujuan Khusus 4
D. Manfaat Penelitian 5
1. Manfaat Teoritik 5
2. Manfaat Praktis 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Dukungan Suami 6
B. Kecemasan 9
C. Konsep Primigravida 21
D. Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida
Dalam Menghadapi Persalinan 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29
A. Metode Penelitian 29
B. Populasi dan Sampel Penelitian 32
C. Pengumpulan Data 32
D. Prosedur Penelitian 35
E. Pengolahan Data dan Analisa Data 36
F. Etika Penelitian 38
G. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Independen dan Variabel Dependen
31
Tabel 3.2 Teknik Penilaian Dukungan Suami 33
Tabel 3.3 Teknik Penilaian Instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale 34

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Tingkat Kecemasan 28
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 30

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang dimulai dari konsepsi sampai

persalinan. Diprediksi pada tahun 2020 di Indonesia terdapat 5.221.784

kehamilan, sedangkan di Jawa Barat berdasarkan data kesehatan indonesia

terdapat 955.411 kehamilan, di kabupaten Bandung barat sebanyak 31.328

kehamilan (Kementerian Kesehatan 2020). Persalinan merupakan proses yang

sangat oleh seorang perempuan yang sedang hamil. Persalinan merupakan

proses pengeluaran bayi dan plasenta, persalinan normal berlangsung pada

usia kehamilan 37-42 minggu. Setiap wanita hamil mengharapkan proses

persalinan berlangsung normal. Setiap persalinan akan menjalani perubahan

fisik dan psikologis pada ibu bersalin. Perubahan yang terjadi pada masa

kehamilan beresiko menyebabkan kecemasan dan kekhawatiran yang akan

menimbulkan reaksi diantaranya jantung berdebar, peningkatan denyut nadi,

frekuensi nafas menjadi cepat dan rasa cemas meningkat (Astuti,Sri 2017).

Kecemasan adalah emosi yang ditandai dengan perasaan yang tegang,

pikiran khawatir dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah

(American Psychological Association n.d.). Stuart dan sundeen menyatakan

kecemasan yang terjadi dipicu oleh kejadian atau pengalaman baru yang

dialami oleh seseorang saat melahirkan (Stuart, G. W. 2016). Berdasarkan hal

tersebut menunjukan bahwa primigravida berisiko mengalami kecemasan

ii
2

dibandingkan multigravida. Bagi primigravida pengalaman kehamilan

menjadi pengalaman baru sehingga perubahan yang terjadi pada masa

kehamilan diperlukan adaptasi. Berdasarkan hasil penelitian Nilda,dkk

menyatakan bahwa sebagian besar kecemasan yang terjadi pada primigravida

karena merupakan pengalaman pertama hamil (Siregar et al. 2021).

Terdapat beberapa tingkat kecemasan yang dapat dialami oleh orang

dewasa yaitu kecemasan ringan, sedang, berat dan sangat berat. Kategori

kecemasan ringan dikategorikan sebagai suatu hal yang normal namun

kecemasan sedang dan berat dikategorikan sebagai cemas yang tidak normal.

Menurut Christina Roos Etty dkk menyatakan bahwa kecemasan yang terjadi

pada ibu bersalin disebabkan karena kurangnya dukungan dari suami atau

keluarga (Jasmen Manurung,dkk 2020). Pernyataan yang sama dari Suhermi

dkk bahwa terdapat suatu hubungan yang bermakna antara dukungan suami

dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida (Suhermi and Amirasti

2020).

Faktor yang mempengaruhi kecemasan diataranya faktor intrinsik

diantaranya usia pasien, pengalaman pasien menjalani tindakan medis serta

konsep diri dan peran. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah konsisi medis,

tingkat pendidikan, akses informasi, proses adapatasi, tingkat sosial ekonomi,

jenis tindakan anestesi dan komunikasi terapeutik.dukungan suami

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kecemesan.

Berdasarkan hasil penelitian Evi Rinata,dkk menyatakan bahwa ibu yang

mendapatkan dukungan suami dapat beradaptasi terhadap perubahan yang


3

dialami selama kehamilan dan mengurangi tingkat kecemasan (Rinata and

Andayani 2018), sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Fita

Romalasari dan Kumsih Astuti dalam penelitian menyatakan bahwa adanya

suatu hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil

primigravida (Fita Romalasari and Astuti 2020).

Kecemasan yang ibu alami di trimester III atau menjelang persalinan ini

sangat berpengaruh bagi kesiapan, sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Iya Farida dkk menyatakan bahwa semakin tinggi dukungan

suami maka akan semakin tinggi tingkat kesiapan ibu dalam menghadapi

persalinan (Farida, dkk 2019). Kecemasan pada ibu hamil akan

mengakibatkan ibu melahirkan bayi prematur, persalinan lebih awal,

hipertensi,risiko asma,gangguan hiperaktif, desentralisasi, dan gangguan

dalam perkembangan kognitif (Isnaini Irma,dkk 2020)

Primigravida beresiko mengalami kecemasan karena perubahan

hormonlah yang menyebabkan hal tersebut dan yang akan mempermudah

janin untuk tumbuh dan berkembang saat dilahirkan. Kecemasan dapat

bertambah berat apabila ibu hamil mengalami ketakutan akan perubahaan

pada tubuhnya, kondisi janin serta kesiapan mental menghadapi proses

persalinan (Siallagan dan Lestari,2018)

Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat kecemasan. Dukungan suami merupakan salah satu dukungan sosial

atau lingkungan. Dukungan suami adalah dukungan komunikasi verbal atau


14

non verbal, saran atau bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

oleh suami terhadap ibu hamil dalam lingkungan sekitarnya (Friedman,2010)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di klinik Pratama Sikembar dengan

metode wawancara dari 10 ibu hamil primigravida terdapat (60%) 6 ibu hamil

yang tidak mendapatkan dukungan dari suami dan mengalami cemas pada

trimester III hal tersebut dilihat dari bagaimana cara suami bersikap dan

berkomunikasi dengan istrinya selama kehmilan dan dari 30 ibu yang bersalin

klinik Pratama Sikembar 2 diantaranya mengalami kecemasan yang sangat

berat ini dilihat dari sikap suami selama menemani istrinya pada saat proses

persalinan. Berdasarkan studi pendahuluan diatas, cemas pada ibu hamil

akan mengakibatkan efek terhadap janin salah satunya gerakan janin yang

tidak aktif, saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan

dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam

menghadapi persalinan di Klinik Pratama Sikembar .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

“apakah ada hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu

primigravida dalam menghadapi persalinan di Klinik Pratama Sikembar tahun

2022”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan

primigravida trimester III di Klinik Pratama Sikembar.

1
14

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui gambaran dukungan suami pada primigravida

trimester III

b) Untuk mengetahui tingkat kecemasan primigravida trimester III di

Klinik Pratama Sikembar

c) Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat

kecemasan primigravida trimester III di Klinik Pratama Sikembar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bahwa

pentingnya dukungan suami bagi primigravida trimester III.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi suami dan keluarga, hasil penelitian ini diharapkan dapat

mengetahui bahwa pentingnya dukungan pada saat menjelang

persalinan.

b) Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi data dasar untuk mengetahui gambaran keterkaitan

dukungan suami menjelang persalinan pada primigravida.

c) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai seberapa berpengaruhnya dukungan suami

terhadap primigravida pada saat persalinan.

1
14

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Suami

1. Definisi

Dukungan sosial keluarga atau suami adalah suatu proses hubungan

antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam hal ini dukungan

keluarga atau suami akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka

dalam kehidupan (Ayuni 2020).

2. Ciri - Ciri Dukungan Keluarga atau Suami

Bentuk dukungan sosial keluarga atau suami memiliki ciri yaitu (Ayuni

2020):

a. Informatif

Bantuan informasi digunakan untuk menanggulangi persoalan

yang dihadapi yaitu terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan dan

informasi lainnya yang dibutuhkan. Informasi ini dapat disampaikan

kepada orang lain yang sedang menghadapi suatu persoalan yang

hampir sama atau sama. Hal ini keluarga menjelaskan mengenai saran,

sugesti dan informasi yang dibutuhkan untuk menselesaikan sebuah

masalah

b. Perhatian emosional

Perhatian emosional yang diperlukan oleh seseorang berupa

perhatian simpatik dan empati, cinta dan kepercayaan serta

6
5

penghargaan. Sehingga seseorang yang menghadapi persoalan tidak

akan merasa dirinya menanggung beban sendiri tetapi ada orang lain

yang memperhatikan yang mau mendengar segala permasalahan.

c. Bantuan instrumental

Bentuk bantuan ini akan mempermudah seseorang dalam

melakukan aktivitasnya yang berkaitan dengan persoalan yang

dihadapinya misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan

memadai seseorang yang membutuhkan.

d. Bantuan penilaian

Bantuan ini diberikan dalam bentuk penghargaan berdasarkan

kondisi seseorang. Penilaian ini bisa dalam bentuk positif dan negatif

yang akan mempengaruhi seseorang. Dukungan sosial keluarga yang

sangat membantu adalah penilaian yang positif.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami

Ada banyak faktor yang mempengaruhi dukungan suami yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seorang suami ini mempengaruhi dalam

memahami kesehatan istrinya, serta suami akan kesulitan dalam

mengambil keputusan karena kurangnya informasi mengenai

kesehatan. Suami adalah seorang kepala rumah tangga yang memiliki

peran penting dalam keluarga yaitu dalam pengambilan keputusan.


5

b. Pendapatan

Kebanyakan masyarakat menggunakan sebagian besar pendapatan

mereka untuk membiayai keperluan hidupnya dan tidak banyak

masyarakat yang menyiapkan dana untuk kesehatan karena

keterbatasan dalam pendapatan mereka. Sehingga banyak ibu hamil

yang tidak melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan.

c. Budaya

Masih banyak masyarakat di indonesia yang kental akan budaya salah

satu contohnya adalah menganggap seorang perempuan derajatnya

tidak sama dengan laki-laki. Anggapan tersebut mempengaruhi

perlakuan suami terhadap istrinya contohnya kualitas dan kuantitas

makanan suami lebih baik dibanding istrinya, sedangkan seorang

perempuan yang sedang hamil perlu asupan gizi yang lebih bagus.

d. Status Perkawinan

Pasangan suami istri yang menikah yang tidak sah ini akan

mempengaruhi dukungan suami kepada istri dibanding dengan

pasangan yang status pernikahan yang sah.

e. Status Sosial Ekonomi

Seorang suami atau kepala keluarga dengan status ekonomi yang baik

akan lebih mampuberperan dalam memberikan dukungan kepada

istrinya (Ayuni 2020)


5

B. Kecemasan

1. Definisi

Menurut American Psychological Association kecemasan adalah

emosi yang ditandai dengan perasaan yang tegang, pikiran khawatir dan

perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah (American

Psychological Association n.d.). Menurut Kaplan, Saddock dan Grebb

kecemasan merupakan respon seseorang terhadap situasi yang

mengancam dan disertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru yang

ditemukan didalam identitas seseorang. Keadaan cemas didapatkan dari

perasaan subjektif sehingga setiap orang akan mengalami kecemasan

dalam kondisi tertentu, kecemasan terjadi ketika tidak dapat mengatasi

suatu masalah atau terdapat rasa ketidaknyamanan (Sadock, B.J., Sadock,

V. 2010).Stuart dan sundeen menyatakan bahwa kecemasan dapat dipicu

oleh kejadian atau pengalaman baru seperti memulai suatu pekerjaan baru,

pindah dirumah baru dengan lingkungan yang berbeda dan melahirkan

(Stuart, G. W. 2016).

Sedangkan menurut Zakariah kecemasan adalah perasaan yang tidak

menyenangkan atau suatu kejadian yang menyebabkan kegelisahan dan

ketegangan dan menimbulkan tanda hemodinamik yang abnormal yang

berasal dari stimulasi simpatik, parasimpatik dan endokrin. Kecemasan

tersebut terjadi apabila telah melakukan prosedur bedah yang

direncanakan (Zakariah 2015).


5

2. Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart tingkat kecemasan memiliki 4 tingkatan yaitu (Stuart, G.

W. 2016) :

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang akan

menyebabkan seseorang lebih waspada dalam menghadapinya.

Kecemasan ringan memotivasi seseorang untuk belajar dan

menghasilkan sebuah kreativitas. Seseorang yang mengalami

kecemasan akan mengalami gejala diantaranya perhatian

meningkat,waspada, sadar terhadap stimulus internal dan eksternal.

Adapun perubahan fisiologis yang ditandai dengan gelisah, sulit tidur,

hipersensitif terahadap suara dan tanda vital.

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang adalah keadaan seseorang yang hanya

memusatkan pada masalah penting sehingga akan lebih selektif dan

dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon yang dialami

secara fisiologis yaitu sering mengalami nafas pendek, meningkatnya

nadi dan tekanan darah, mulut kering, gelisah serta konstipasi. Respon

kognitif yang dialami diantaranya persepsi menyempit, tidak mampu

menerima rangsangan dari luar dan lebih fokus terhadap apa yang

menjadi perhatiannya.
5

c. Kecemasan Berat

Kecemasan berat dapat mengakibatkan seseorang tidak dapat

berpikir tentang hal lain, cenderung memusatkan pada sesuatu yang

terinci dan spesifik. Sehingga perlu banyak pengarahan untuk dapat

memusatkan pada hal yang lain. Gejala yang dialami adalah lebih

berfokus pada hal yang detail, fokus terbatas, tidak dapat

berkonsentrasi, tidak dapat belajar secara efektif. Setiap individu yang

mengalami tersebut akan mengalami sakit kepala, pusing, mual,

gemetar, insomnia hingga diare. Seseorang yang mengalami

kecemasan berat lebih memfokuskan perhatian pada dirinya.

d. Kecemasan Sangat Berat

Kecemasan sangat berat terjadi ketika seseorang mengalami

ketakutan dan teror sehingga kehilangan kendali. Seseorang yang

mengalami panik tidak dapat melakukan sesuatu sekalipun diarahkan.

Kecemasan ini akan memberikan sebuah respon fisiologis, kognitif

dan perilaku lainnya. Kecemasan ini akan mengakibatkan kematian

jika mengalaminya dalam waktu yang lama karena tidak sejalan

dengan kehidupan, seseorang yang mengalami kecemasan sangat berat

tidak dapat memfokuskan pada suatu kejadian.

3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Kecemasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu (Stuart, G. W. 2016):

a. Faktor-Faktor Intrinsik
5

1) Usia pasien

Kecemasan sering terjadi pada usia 21-45 tahun atau pada usia

yang telah dewasa dan lebih banyak terjadi pada wanita. Semakin

bertambahnya usia akan menyebabkan matangnya psikologi

seseorang maka akan semakin baik cara mereka beradaptasi

terhadap kecemasan yang mereka alami.

2) Pengalaman pasien menjalani pengobatan (operasi)

Ketika seseorang baru pertama kali menjalani sebuah operasi

maka ia akan mengalami tingkat kecemasan yang cukup tinggi.

Pengalaman awal ini akan menentukan kondisi mental atau

psikologi seseorang dikemudian hari.

3) Konsep diri dan peran

Konsep diri dan peran adalah suatu ide, pikiran, kepercayaan

dan pendirian yang hanya diketahui oleh setiap individu dengan

dirinya sendiri dan akan mempengaruhi dengan orang lain.

b. Faktor-Faktor Ekstrinsik

a) Kondisi medis (diagnosis penyakit)

Kondisi kecemasan ini dipengaruhi oleh kondisi medis

contohnya pada hasil pemeriksaan akan mendapatkan diagnosa

pembedahan, hal tersebut lah yang menyebabkan peningkatan

kecemasan pada seseorang. Tetapi, untuk pasien dengan diagnosa

yang baik tidak terlalu mempengaruhi tingkat kecemasan.


13

b) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi kesadaran

dan stresor, seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang

kurang akan mempengaruhi pola tingkah laku dan pengambilan

keputusan. Sebaliknya untuk seseorang yang memiliki tingkat

pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam pengambilan

keputusan dan lebih teliti

c) Akses informasi

Akses informasi akan didapatkan seorang pasien sebelum

tindakan, informasi tersebut terdiri dari tujuannya dilakukan

tindakan, proses tindakan, resiko dan kemungkinan komplikasi

yang terjadi selama proses tindakan atau setelah tindakan.

d) Proses adaptasi

Manusia melakukan adaptasi yang dipengaruhi oleh stimulasi

internal dan eksternal dan membutuhkan respon perilaku yang terus

menerus. Selainitu proses adaptasi dibantu oleh lingkungan tempat

ia berada atau tempat tinggalnya. Lingkungan yang berpengaruh

diantaranya adalah dukungan dan lingkungan sekitar.

e) Tingkat sosial ekonomi

Dukungan sosial merupakan dukungan yag dapat memberikan

rasa nyaman dan penghargaan atau bantuan dari seseorang untuk

orang atau kebanyakan orang lain.dukungan sosial dapat diperoleh

dari dukungan suami.dukungan suami memegang peran penting


14

bagi ibu hamil. Tingkat sosial ekonomi ini berhubungan dengan

pola gangguan psikiatrik.

f) Jenis tindakan anestesi

Ketika seseorang lebih banyak mengetahui mengenai tindakan

yang akan dilakukan dan hal tersebut mengancam tubuh dan

jiwanya, maka akan semakin mempengaruhi tingkat kecemasan

tersebut.

g) Komunikasi terapeutik

Komunikasi tenaga kesehatan sangat penting dilakukan dengan

pasien, hampir semua pasien mengalami tingkat kecemasan yang

tinggi ketika ia memperoleh informasi yang tidak sepenuhnya

benar yang didapatkan dari sumber tidak valid. Sehingga sebagai

tenaga kesehatan harus menjelaskan lebih baik dan lebih dipahami

oleh pasien.

4. Kecemasan Pada Ibu hamil

Kecemasan dalam kehamilan adalah keadaan emosional yang

berfokus pada kekhawatiran wanita hamil. Kehamilan memberikan

perubahan fisik, psikis dan stresor bagi wanita. Perubahan hormonlah

yang menyebabkan hal tersebut dan yang akan mempermudah janin

untuk tumbuh dan berkembang saat dilahirkan. Kecemasan dapat

bertambah berat apabila ibu hamil mengalami ketakutan akan

perubahaan pada tubuhnya, kondisi janin serta kesiapan mental

menghadapi proses persalinan (Siallagan dan Lestari,2018)


14

Kecemasan merupakan gangguan perasaan yang ditandai dengan

ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan tidak jelas sebabnya.

Gejala yang dikeluhkan didominasi oleh faktor psikis dan faktor fisik.

Seseorang akan mengalami gangguan cemas apabila tidak mampu

mengatasi stressor psikososial. Istilah kecemasan juga dapat

dirumuskan sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan, suatu

keadaan suasana hati pada masa yang akan datang,ditandai dengan

kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi atau mengontrol

kejadian yang akan datang. Reaksi emosional langsung terhadap

bahaya yang dihadapi saat ini. Kecemasan ditandai oleh adanya

kecenderungan yang kuat untuk lari dan adanya desakan. Penilaian

kecemasan dalam kehamilan dapat dilakukan pada usia kehamilan

yang semakin tua (Siallagan dan Lestari,2018).

Kecemasan selama kehamilan berdampak negatif pada ibu hamil

sejak masa kehamilan hingga persalinan, seperti kelahiran prematur

bahkan keguguran. Janin yang gelisah sehingga menghambat

pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-lain.

Dampak tersebut juga membahayakan janin,dengan kecemasan yang

tinggi akan mempengaruhi hasil perkembangan saraf janin yang untuk

tumbuh dan berkembang saat dilahirkan. Kecemasan dapat bertambah

berat apabila ibu hamil mengalami ketakutan akan perubahan pada


14

tubuhnya, kondisi janin serta kesiapan mental menghadapi proses

persalinan (Siallagan dan Lestari,2018)

5. Tingkat Kecemasan

Aspek-Aspek Tingkat Kecemasan Sumber penyebab kecemasan,

meliputi hal-hal di bawah sebagai berikut(Siallagan dan Lestari,2018):

a. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang dirinya

sendiri, seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek

dibandingkan dengan teman-temannya.

b. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri terhadap

rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar,

keringat dingin, dan tegang.

c. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (tas

generated interference) merupakan kecenderungan yang dialami

seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional

terhadap tugas.

6. Etiologi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua teori mengenai etiopatogenesis

munculnya kecemasan, yaitu teori psikologis dan teori biologis. Teori

psikologis terdiri atas tiga kelompok utama yaitu teori psikoanalitik,

teori perilaku dan teori eksistensial. Sedangkan teori biologis terdiri

atas sistem saraf otonom, neurotransmiter, studi pencitraan otak, dan

teori genetik. (Sadock, 2015)


14

1. Teori Psikoanalitik

Kecemasan didefinisikan sebagai sinyal adanya bahaya pada

ketidaksabaran. Kecemasan dipandang sebagai akibat dari konflik

psikis antara keinginan tidak disadari yang bersifat seksual atau

agresif dan ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau

realitas eksternal. Sebagai respon terhadap sinyal ini, ego

memobilisasi mekanisme pertahanan untuk mencegah pikiran dan

perasaan yang tidak dapat diterima agar tidak muncul ke

kesadaran. (Sadock, 2015)

Individu yang mengalami gangguan kecemasan menggunakan

secara berlebihan salah satu atau pola tertentu dari mekanisme

pertahanan(Sadock, 2015).

2. Teori Perilaku

Menurut teori ini, kecemasan adalah respon yang dipelajari

terhadap stimulus lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang

anak yang dibesarkan oleh ayah yang kasar, dapat menjadi cemas

ketika melihat ayahnya. Hal tersebut dapat berkembang, anak

tersebut kemungkinan tidak mempercayai semua laki-laki. Sebagai

kemungkinan penyebab lain, mereka belajar memiliki respon

internal kecemasan dengan meniru respon kecemasan orangtua

mereka. Kecemasan dapat dipelajari oleh individu melalui

pengalaman dan dapat diubah melalui pengalaman baru(Sadock,

2015).
14

3. Teori Eksistensial

Teori ini digunakan pada gangguan cemas menyeluruh tanpa

adanya stimulus spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai

penyebab perasaan cemas kronisnya. Konsep utama teori

eksistensial adalah individu merasa hidup tanpa tujuan. Kecemasan

adalah respon terhadap perasaan tersebut dan maknanya. (Sadock,

2015)

4. Sistem Saraf Otonom

Stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala

tertentu seperti kardiovaskular (contoh: takikardi), muskular

(contoh: sakit kepala), gastrointestinal (contoh: diare), dan

pernapasan (contoh: takipneu). Sistem saraf otonom pada sejumlah

pasien gangguan cemas, terutama dengan gangguan cemas sangat

berat menunjukkan peningkatan tonus simpatik, adaptasi lambat

terhadap stimulus berulang, dan berespons berlebihan terhadap

stimulus sedang. (Sadock, 2015)

5. Neurotransmiter

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan terapi

obat, terdapat tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan

kecemasan, yaitu asam gama-amino butirat (GABA), serotonin dan

norepinefrin. (Sadock, 2015) Asam gama-amino butirat (GABA)

merupakan neurotransmiter yang berfungsi sebagai anticemas

alami dalam tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga


14

mengurangi frekuensi bangkitan neuron.Peran GABA pada

gangguan cemas didukung oleh efektifitas benzodiazepin yang

meningkatkan aktivitas GABA di reseptor

GABA tipe A (GABAA) di dalam terapi beberapa gangguan

cemas. Beberapa peneliti berhipotesis bahwa sejumlah pasien

dengan gangguan cemas memiliki fungsi abnormal reseptor

GABAA, walaupun hubungan ini belum terlihat langsung.

(Sadock, 2015) Benzodiazepin terikat pada reseptor yang sama

seperti GABA dan membantu reseptor pascasinaps untuk lebih

reseptif terhadap efek GABA. Hal tersebut mengurangi frekuensi

bangkitan sel dan mengurangi kecemasan. (Sadock, 2015)

Serotonin (5-HT) memiliki banyak subtipe. Serotonin subtipe

5-HT1Aberperan pada terjadinya gangguan cemas, juga

mempengaruhi agresi dan mood.Peningkatan pergantian atau siklus

serotonin di korteks prefrontal, nukleus akumben, amigdala, dan

hipothalamus lateral menyebabkan tipe stres akut yang berbeda.

(Sadock, 2015)

Norepinefrin merupakan neurotransmiter yang meningkatkan

kecemasan. Norepinefrin yang berlebihan dicurigai ada pada

gangguan panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stres

pascatrauma. Teori mengenai peran norepinefrin pada gangguan

kecemasan adalah pasien yang mengalami kecemasan dapat

memiliki sistem regulasi noradrenergik yang buruk dengan ledakan


14

aktifitas yang sesekali terjadi. Sel dari sistem noradrenergik

utamanya dibawa ke locus cereleus (nukleus) di pons dan

memproyeksikan akson ke korteks cerebral, batang otak, dan

tulang belakang (medulla spinnalis). (Sadock, 2015)

6. Studi Pencitraan Otak

Suatu kisaran studi pencitraan otak, yang hampir selalu

dilakukan pada gangguan cemas spesifik, menghasilkan beberapa

kemungkinan petunjuk dalam memahami gangguan cemas. Studi

struktural, seperti CT dan MRI, yang dilakukan menunjukkan

peningkatan ukuran ventrikel otak. Hal tersebut pada suatu studi

dihubungkan dengan lama penggunaan benzodiazepin pada pasien.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan pasien dengan gangguan

cemas memiliki keadaan patologis dari fungsi otak dan hal ini

dapat menjadi penyebab dari gejala gangguan cemas yang dialami

pasien. (Sadock, 2015)

7. Teori Genetik

Studi genetik menghasilkan bukti bahwa sedikitnya beberapa

komponen genetik turun berperan dalam timbulnya gangguan

cemas. Hereditas dinilai menjadi salah satu faktor predisposis

timbulnya gangguan cemas. Hampir separuh dari semua pasien

dengan gangguan panik setidaknya memiliki satu kerabat yang

juga mengalami gangguan tersebut. Gambaran untuk gangguan

cemas lainnya, walaupun tidak setinggi itu, juga menunjukkan


14

adanya frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada kerabat derajat

pertama pasien yang mengalaminya daripada kerabat orang yang

tidak mengalami gangguan cemas. (Sadock, 2015)

C. Konsep Primigravida

1. Pengertian Primigravida

Primigravida merupakan seorang wanita yang baru hamil untuk

pertama kalinya. Kehamilan primigravida akan lebih mendapatkan

kesulitan dalam mengenali perubahan yang terjadi pada tubuhnya selama

proses kehamilan hingga persalinan. Kejadian tersebut akan

mempengaruhi psikologis ibu primigravida karena kurangnya pengetahuan

sehingga menyebabkan ibu kesulitan dalam mengatasi ketidaknyamanan

tersebut (Puspita 2014).

2. Penyesuaian dan Proses Psikologis

Ibu hamil mengalami perubahan psikologis dan akan beradaptasi

dengan perubahan yang ibu alami melalui beberapa tahap yaitu (Astuti,Sri

2017) :

a) Tahap Antisipasi

Seorang wanita akan mengalami sebuah perubahan peran dengan

merubah peran sosialnya. Perubahan ini didapatkan dari meningkatnya

interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya yang akan

mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran

barunya sebagai orang tua.


14

b) Tahap menerima peran dan mencoba menyesuaikan diri

Seorang wanita akan mengubah konsep posisinya dari penerima

kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang kepada

anaknya.

c) Tahap stabil

Pada tahap stabil ini wanita akan melakukan aktivitas yang positif

dan lebih fokus pada kehamilannya.

d) Tahap akhir

Wanita akan menjalankan kesepakatan internal yang telah dibuat

berkaitan dengan yang akan ia perankan sejak saat ini hingga bayinya

lahir.

3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Terdapat beberapa macam perubahan psikologi ibu pada masa

kehamilan, antara lain (Astuti,Sri 2017) :

a. Perubahan Emosional

Perubahan emosional trimester I (Penyesuaian) adalah penurunan

kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati

seperti depresi atau khawatir, ibu mulai berpikir mengenai bayi dan

kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk penampilan diri

yang kurang menarik.Perubahan emosional trimester II (Kesehatan

yang baik) terjadi pada bulan kelima kehamilan karena bayi sudah

mulai bergerak sehingga ibu mulai memperhatikan bayi dan


14

memikirkan bayinya sehat. Rasa cemas akan terus meningkat

seiring bertambah usia kehamilannya.

Perubahan emosional trimester III (Penantian dengan penuh

kewaspadaan) terutama pada bulan terakhir kehamilan perasaan

gembira bercampur takut karena kehamilan telah mendekati

persalinan. Kekhawatiran pada saat melahirkan, apakah bayi lahir

sehat, dan tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran.

b. Cenderung Malas

Penyebabnya karena pengaruh perubahan hormon dari

kehamilannya. Perubahan hormonal akan mempengaruhi gerakan

tubuh ibu, seperti gerakannya yang semakin lamban dan cepat

merasa letih. Keadaan tersebut yang membuat ibu hamil cenderung

menjadi malas.

c. Sensitif

Penyebabnya adalah karena faktor hormon. Reaksi wanita

menjadi peka, mudah tersinggung, dan mudah marah. Apapun

perilaku ibu hamil dianggap kurang menyenangkan. Oleh karena

itu, keadaan ini sudah sepantasnya dimengerti suami dan jangan

membalas kemarahan ibu hamil karena akan menambah perasaan

tertekan. Perasaan tertekan berdampak buruk dalam perkembangan

fisik dan psikis bayi.


14

d. Mudah Cemburu

Penyebabnya adalah perubahan hormonal dan perasaan tidak

percaya atas perubahan penampilan fisiknya. Ibu mulai meragukan

kepercayaan terhadap suaminya, seperti ketakutan ditinggal suami

atau suami pergi dengan wanita lain. Oleh sabab itu, suami harus

lebih memahami kondisi istri dengan melakukan komunikasi yang

lebih terbuka dengan istri.

e. Meminta Perhatian Lebih

Perilaku ibu ingin meminta perhatian lebih sering menganggu.

Biasanya wanita hamil akan menjadi manja dan ingin selalu

diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami walaupun sedikit

dapat memicu tumbuhnya rasa aman dan pertumbuhan janin lebih

baik

f. Perasaan Ambivalen

Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester

pertama. Hal ini berhubungan dengan kecemasan terhadap

perubahan selama masa kehamilan, rasa tanggung jawab, takut

menjadi orang tua, sikap penerimaan keluarga, masyarakat, dan

masalah keuangan. Perasaan ambivalen akan berakhir dengan

sikap ibu hamil dalam penerimaan terhadap kehamilan.


14

g. Perasaan Ketidaknyamanan

Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trimester pertama

seperti nausea, kelelahan, perubahan nafsu makan dan kepekaan

emosional, semuanya dapat mencerminkan konflik dan depresi.

h. Depresi

Depresi merupakan kemurungan atau perasaan tidak semangat

yang ditandai dengan perasaan tidak menyenangkan, menurunnya

kegiatan, dan pesimis menghadapi masa depan. Penyebabnya ialah

akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan otak,

hubungan dengan suami atau anggota keluarga, kegagalan, dan

komplikasi hamil.

i. Stres

Pemikiran yang negatif dan perasaan takut menjadi akar

penyebab reaksi stres. Ibu mengalami stres selama hamil

mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi.

Sebaliknya, ibu hamil yang berfikir positif membantu

pembentukan janin, penyembuhan interna, dan memberikan nutrisi

kesehatan pada bayi. Stres berlebihan yang tidak berkesudahan

dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan dibawah rata-

rata, hiperaktif, dan mudah marah.

j. Ansietas (Kecemasan)

Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah,

tidak tentram yang disertai dengan gejala fisik. Ansietas adalah


14

respons emosional terhadap penilaian individu yang subjektif.

Faktor penyebab terjadinya ansietas berhubungan dengan kondisi:

kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman

keguguran kembali, rasa aman dan nyaman selama kehamilan,

penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua, sikap

memberi dan menerima kehamilan, keuangan keluarga, support

keluarga dan tenaga medis.

Selain itu, gejala cemas ibu hamil dilihat dari mudah tersinggung,

sulit bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau

denyut jantung yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut,

tangan berkeringat dan gemetar, kaki dan tangan kesemutan,

kejang otot, sering pusing, dan pingsan.9

k. Insomnia

Sulit tidur merupakan gangguan tidur yang diakibatkan gelisah

atau perasaan tidak senang, kurang tidur, atau sama sekali tidak

bisa tidur. Sulit tidur sering terjadi pada ibu-ibu hamil pertama kali

atau kekhawatiran menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia

dari ibu hamil dapat dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan

mata, dan selalu terbangun dini hari. Penyebab adalah stress,

perubahan pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi, dan

lingkungan rumah yang ramai. Dampak buruk dari insomnia yaitu

perasaan mudah lelah, tidak bergairah, mudah emosi, stres.


14

D. Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida

dalam Menghadapi Persalinan

Hasil penelitian Nur Fita Romalasari dan Kumsih Astuti menyatakan

bahwa dukungan suami secara emosional, penghargaan, instrumental dan

informatif membantu ibu hamil merasa lebih siap menghadapi proses

persalinan karena hal tersebut dapat menciptakan rasa aman dan percaya pada

ibu yang akan melakukan persalinan (Fita Romalasari and Astuti 2020).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariani Fatmawati dkk

menyatakan bahwa dukungan suami sangat dibutuhkan bagi ibu hamil

primigravida karena sebagian besar ibu hamil mengalami gangguan kondisi

perubahan bentuk tubuh dan banyaknya keluhan yang dialami, sehingga

dukungan suami sangat diperlukan oleh ibu hamil primigravida (Fatmawati,

Alifah, and Gartika 2020). Siti Aisyah dan Syarifatul Aini menyatakan hal

yang sama dalam penelitiannya bahwa dukungan suami akan mempengaruhi

ibu bersalin primigravida dan sebagian besar ibu bersalin tidak mengalami

kecemasan karena adanya dukungan suami (Aisyah 2021). Hasil penelitian

Agustin dkk menyatakan hal yang sama bahwa ibu hamil primigravida yang

memperoleh dukungan keluarga lebih banyak memiliki tingkat kecemasan

yang ringan (Agustin et al. 2021). Megawati Sinambela dan Reisy Tane

dalam penelitian menyatakan bahwa ibu bersalin yang mendapatkan

dukungan keluarga mengalami tingkat kecemasan ringan (Sinambela 2020).

Dukungan keluarga sangat diperulkan oleh ibu hamil primigravida seperti

dalam hasil penelitian Esther Sangkoy dkk yang menyatakan bahwa tingkat
14

kecemasan pada ibu hamil primigravida paling banyak adalah kecemasan

ringan karena mendapatkan dukungan keluarga yang baik (Sangkoy, Ake, and

Jetty 2020). Ellyce Tabita dkk menyatakan hal yang sama bahwa dukungan

suami atau keluarga ibu hamil merasa aman, nyaman dan tenang (Tabita et al.

2021). Irma Isnaini dkk menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

tingkat kecemasan menghadapi persalinan yaitu usia, paritas, pendidikan dan

dukungan sosial atau dukungan dari keluarga atau suami. Sehingga dapat

dikatakan bahwa dukungan keluarga atau suami sangat diperlukan oleh ibu

yang akan menghadapi persalinan (Isnaini, Hayati, and Bashori 2020).

Dukungan suami
 Informative
 Perhatian
Emosional
 Bantuan
Instrumental
 Bantuan Penilaian

Kecemasan Primigravida

Gambar 2.1 Kerangka Teori Tingkat Kecemasan

Sumber : (Ayuni 2020) dan (Stuart, G. W. 2016)

BAB III
14

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dukungan sosial keluarga atau suami adalah suatu proses hubungan

antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam hal ini dukungan

keluarga atau suami akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka

dalam kehidupan. Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat kecemasan. Dukungan suami merupakan salah satu

dukungan sosial atau lingkungan. Dukungan suami adalah dukungan

komunikasi verbal atau non verbal, saran atau bantuan yang nyata atau

tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu hamil dalam

lingkungan sekitarnya (Friedman,2010)

Sedangkan kecemasan merupakan respon seseorang terhadap situasi

yang mengancam dan disertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru

yang ditemukan didalam identitas seseorang. Keadaan cemas didapatkan

dari perasaan subjektif sehingga setiap orang akan mengalami kecemasan

dalam kondisi tertentu, kecemasan terjadi ketika tidak dapat mengatasi

suatu masalah atau terdapat rasa ketidaknyaman. Kecemasan yang ibu

alami di trimester III atau menjelang persalinan ini sangat berpengaruh

bagi kesiapan, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iya

Farida dkk menyatakan bahwa semakin tinggi dukungan suami maka akan

semakin tinggi tingkat kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan (Farida,

dkk 2019).
14

Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Intrinsik Ekstrinsik
 Usia Pasien  Kondisi Medis
 Pengalaman Pasien  Tingkat Pendidikan
 Konsep diri dan peran  Akses Informasi
 Proses Adaptasi
 Tingkat Sosial Ekonomi
 Jenis Tindakan Anestesi
 Komunikasi Terapeutik

Dukungan Suami

Kecemasan

Keterangan : Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

: Diteliti

: Tidak diteliti

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik korelasi,

dengan pendekatan cross sectional adalah sebuah pendekatan dimana

pengambilan sampel diwaktu yang sama. Pada penelitian ini akan diteliti

mengenai Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Hamil Trimester III di Klinik Pratam Sikembar, pengambilan sampel

dengan menggunakan total sampling sampel dalam penelitian ini adalah

ibu hamil primigravida trimester III yang melakukan pemeriksaan di

Klinik Pratama Sikembar bulan mei – juni 2022. Sebagai estimasi terdapat
14

25 ibu hamil primigravida trimester III yang berkunjung ke Klinik Pratama

Sikembar bulan april – mei 2022. Untuk mengetahui dukungan suami dan

tingkat kecemasan responden.

3. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (independent) pada penelitian ini adalah dukungan

suami.

b. Variabel terikat (dependent) pada penelitian ini adalah tingkat

kecemasan primigravida trimester III.

4. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Konseptual Opersional
Variabel Independen
Dukungan Dukungan Dukungan  Wawancara Kuesione 0 : Tidak Ordinal
Suami suami suami r mendukung
adalah suatu terhadap Skore
proses responden (<mean
hubungan secara atau
antara emosional, median)
keluarga informasi, 1:
dengan penghargaan Mendukung
lingkungan dan skore
sosial. instrumental (>mean
(Ayuni atau
2020) median)
Variabel Dependen
Kecemasan kecemasan Respon yang  Wawancara Kuesioner 0 : Berat Ordina
adalah responden (75-80) l
emosi yang ketika 1 : Sedang
ditandai mengalami (45-59)
dengan perubahan 2 : Ringan
perasaan baru yang (60-74)
yang tegang, belum 3 : Tidak
pikiran pernah Cemas
khawatir dan dialami (20-44)
perubahan sebelumnya
fisik
(American
Psychologic
al
Association
14

n.d.).
B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Semua ibu hamil primigravida trimester III yang berkunjung di Klinik

Pratama Sikembar pada bulan Juni - Juli 2022.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah primigravida trimester IIII jumlah sampel yang

akan diambil untuk penelitian sebanyak 25 ibu hamil trimester III ,jumlah

tersebut dilihat dari kunjungan selama bulan april 2022.

3. Kriteria Inklusi

1) Mempunyai Suami

4. Kriteris Eksklusi

1) Memiliki penyakit atau dalam pengobatan penyakit psikologis

2) Memiliki penyakit penyertaan

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data primer yang

didapatkan langsung dengan memberikan kuesioner tingkat kecemasan

dan dukungan suami kepada responden yang melakukan pemeriksaan di

Klinik Pratama Sikembar. Sebelum memberikan kuesioner, responden

akan diberikan lembar informend consent sebagai tanda bahwa responden

menyetujui untuk mengikuti penelitian dan telah mengerti mengapa

penelitian ini dilakukan. Selama pengisian kuesioner, peneliti


14

mendampingi responden dan menjelaskan apabila ada pernyataan yang

tidak di mengerti, kuesioner langsung dikumpulkan segera setelah

pengesian selesai.

2. Instrumen Penelitian

a) Dukungan Suami

Variabel dukungan suami diperoleh dengan menggunakan

instrumen berupa kuesioner, berisi pernyataan dukungan suami yang

dikategorikan dalam 4 dukungan yaitu sebagai berikut:

1. Informatif

2. Perhatian Emosional

3. Bantuan Instrumental

4. Bantuan Penilaian

Jumlah pernyataan sebanyak 26 soal yang terdiri dari positif

sebanyak 13 soal dan negatif sebanyak 13 soal. Kuesioner dinilai

menggunakan skala likert yang dikategorikan menjadi 4 penilaian

yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2 Teknik Penilaian instrumen Dukungan Suami


pengkategorian di dasarkan pada mean, tetapi jika data tidak normal

maka pengkategorian di dasarkan pada median. Pengkategorian setelah

uji normalitas sebagai berikut:

a) Mendukung : JIka skore < mean atau median

b) Tiidak Mendukung : Jika Skore > mean atau median

Rencana uji validitas dilakukan di Klinik Ar-Rohmah dengan

jumlah sampel sebanyak 30 ibu hamil primigravida trimester III alasan


14

pemilihan tempat uji validitas karena sampel dalam peneletian ini

hampir sama karakteristiknya dengan Klinik Pratama Sikembar.

b) Kecemasan

Instrumen untuk kecemasan yang digunakan berupa kuesioner,

peneliti menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale

(SAS/SRAS). Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah

penilaian kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang oleh William

WK Zung, dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam DSM-

II (Diagnostic and Stastical Manual of Mental Disorders).

Zung Self-Rating Anxiety Scale memiliki 20 pernyataan yang terdiri

dari 15 pernyataan unfavourable (negatif) dan 5 pernyataan favourable

(positif). Setiap pernyataan memiliki penilaian yang berbeda sebagai

berikut (William W.K. Zung 1971)

Tabel 3.3 Teknik Penilaian instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale

Jawaban Responden
Tidak Pernah Kadang- Sebagian Hampir Setiap
Kadang Waktu Waktu
favourable 4 3 2
unfavourable 1 2 3 1
4
d) Kecemasan berat : skor 75 – 80

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

a. Uji validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui tingkat

keandalan dan kesahihan alat ukur yang di gunakan. Instrument

dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas bertujuan


14

untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang

menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur

dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor

total variabel menggunakan rumus teknik Pearson Product Moment

Correlation Coeffcient (r). Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung>rtable.

(Riyanto, 2018)

Keterangan :
R : koefisien korelasi setiap item dengan skor total
N : Jumlah Responden
X : Skor Pertanyaan
Y : Skor Total
Xy : Skor Pertanyaan Dialihkan Skor Total

Untuk mengetahui apakah suatu item pertanyaan valid, maka angka

korelasi harus dibandingkandengan angka kritik table. Uji validitas

akan dilaksanakan pada 30 responden di Klinik Ar-Rohmah.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,

2016). Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden


14

terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. (Riyanto, 2018)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian berguna untuk memudahkan peneliti untuk

menyelesaikan suatu penelitian. Adapun prosedur penelitiannya adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan topik penelitian yaitu Hubungan Dukungan Suami Dengan

Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi

Persalinan Di Klinik Pratama Sikembar

2. Merumuskan masalah

3. Memilih lahan penelitian

4. Memilih tempat yang akan dilakukan penelitian, sesuai data yang ada dan

masalah yang akan diteliti.

5. Melakukan studi pendahuluan

6. Melakukan pengambilan data primer kepada beberapa responden, untuk

memperkuat penelitian

7. Melakukan studi kepustakaan

8. Melakukan studi kepustakaan untuk mencari buku-buku sumber atau

sumber-sumber informasi sesuai dengan materi yang akan diteliti dari text

book, jurnal dan internet.

9. Menyusun proposal penelitian

E. Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengumpulan Data


14

1) Menyunting Data (Editing)

Melakukan pemeriksaan kelengkapan data seperti identitas diri dan

jawaban yang diisi responden.

2) Pengkodean (Coding)

Memberikan nomor pada setiap pernyataan dan jawaban yang ada di

kuisoner yang diisi responden.

3) Memasukan Data (Entry)

Kode yang diberikan pada kuisoner dimasukan ke dalam table dengan

komputerisasi.

4) Cleaning Data

Melakukan pengecekan data untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan karena akan mempengaruhi output atau hasil dari analisis

data.

2. Teknik Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat adalah suatu prosedur

pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data

distribusi frekuensi dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau

grafik. Hasil analisis untuk masing-masing variabel yang diteliti

dalam bentuk univariat dan setelah itu dilakukan penafsiran dengan


14

asumsi-asumsi pribadi sehingga membentuk penemuan ilmiah

(Scientific Finding) dengan menggunakan rumus berikut dibawah ini:

P = a/bx100%

Keterangan :

P : Persentase responden

a : Jumlah responden yang termasuk kriteria

b : Jumlah keseluruhan reponden (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis univariat terhadap

dukungan suami.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengungkapkan hubungan dua

variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat yang diduga

saling berhubungan atau berkolerasi. Analisis bivariat dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu

variabel bebas (dukungan suami) dengan variabel terikat (tingkat

kecemasan primiravida trimester III). Mengingat bahwa variabel

independen dan variabel dependen dalam penelitian ini merupakan

variabel kategorik maka untuk membuktikan adanya hubungan dan

menguji hipotesa antara dua variabel tersebut digunakan uji Chi-

square. Rumus umum Chi-Kuadrat yang digunakan adalah sebagai

berikut (Riyanto, 2017):

f 0 −¿ f
χ 2 =∑ e
¿
fe
14

Dimana :

x2 = nilai chi-kuadrat yang dicari

f0 = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi

sesuai dengan keadaan)

fh = frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori

Dengan tingkat kemaknaan yang diinginkan 95% atau nilai alfa

0,05, maka hasil uji statistik mengacu α=0,05, yaitu:

1) Jika nilai p yang diperoleh < dari 0,05 maka secara statistik H0

ditolak, artinya ada hubungan/pengaruh yang signifikan

2) Jika nilai p yang diperoleh > 0,05, maka ada hubungan secara

statistik H0 diterima, artinya tidak ada hubungan/pengaruh.

F. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini yang berhubungan langsung dengan subjek maka

harus memenuhi prinsip-prinsip dari etika penelitian yaitu:

1) Respect for person (menghormati harkat dan martabat)

Peneliti mengajak secara sukarela calon responden untuk mengikuti

penelitian ini kemudia dijelaskan informasi mengenai penelitian yang

akan dilakukan meliputi tujuan, mengapa calon responden terpilih, tata

cara/prosedur, manfaat, kerahasiaan data, ketidaknyamanan dalam segi

waktu. Seluruh calon responden dalam penelitian ini datanya dan

identitas akan dijaga dan dirahasiakan serta tidak akan disebutkan

namanya. Calon responden diberi kebebasan untuk memilih dengan


14

menolak atau menerima tawaran ikut serta dalam penelitian tanpa ada

paksaan. Calon responden yang bersedia akan menyatakan persetujuan

secara tertulis dengan menandatangani lembar persetujuan (informend

consent).

2) Beneficence (bermanfaat)

Manfaat yang didapatkan jika responden ikut berpartisipasi dalam

penelitian ini adalah responden akan mengetahui hubungan tingkat

kecemasan ibu hamil trimester III dengan dukungan suami.

3) Non-maleficience (tidak merugikan)

Tidak ada risiko yang mungkin terjadi dalam penelitian ini karena

peneliti tidak melakukan intervensi apapun, namun terdapat sedikit

ketidaknyamanan karena waktu responden tersita untuk mengisi

kuesioner.

4) Justice (keadilan)

Semua responden dalam penelitian ini mendapatkan perlakuan

yang sama. Pada kelompok ibu haamil trimester III penilaian dari

penelitian ini adalah tingkat kecemasan dan dukungan suami pada ibu

hamil trimester III.

G. Lokasi dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Klinik Pratama Sikembar Pada Bulan Juni-

Juli 2022
14

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini mengenai Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat

Kecemasan Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan di

Klinik Pratama Sikembar. Dilakukan mulai dari bulan juni sampai juli 2022,

dengan jumlah responden 25 ibu hamil primigravida trimester III. Hasil

penelitian meliputi karakteristik responden, kecemasan ibu hamil, dukungan

suami dan bagaimana Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat

Kecemasan Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Karakteristik Responden


14

Karakteristik N %
Usia
≤ 19 tahun 1 4
20-29 tahun 24 96
Total 25 100
Jenis Kelamin
Perempuan 25 100
Total 25 100

Responden dalam penelitian ini merupakan primigravida trimester III

yang berusia 19-29 tahun berjenis kelamin perempuan serta memiliki

suami.

2. Kecemasan Primigravida Trimester III

Tabel 4.2 Kecemasan Primigravida Trimester III


Kecemasan N %
Tidak Cemas 3 12
Ringan 15 60
Sedang 0 0
Berat 7 28
Total 25 100
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa kecemasan primigravida

lebih banyak mengalami kecemasan ringan sebanyak 15 atau 60%.

3. Dukungan Suami

Tabel 4.3 Dukungan Suami

Dukungan Suami N %
Mendukung 18 72
Tidak Mendukung 7 28
Total 25 100
Berdasarkan tabel distribusi dukungan suami yang diberikan untuk

primigravida trimester III lebih banyak mendukung sebanyak 18 atau 72%

dukungan suami.

4. Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan

Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan

Tabel 4.4 Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan


Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan di Klinik Pratama
Sikembar
14

Dukungan Suami Kecemasan


Tidak Ringan Sedang Berat Jumlah
P Value
Cemas
N % N % N % N % N %
Mendukung 3 12 15 60 0 0 0 0 18 72
Tidak Mendukung 0 0 0 0 0 0 7 28 7 28 0,000
Berdasarkan hasil distribusi Hubungan Dukungan Suami Dengan

Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi

Persalinan di Klinik Pratama Sikembar, mayoritas primigravida

mendapatkan dukungan suami yang mendukung dan memiliki kecemasan

ringan dengan P Value 0,000 yang berarti terdapat hubungan dukungan

suami dengan tingkat kecemasan primigravida trimester iii dalam

menghadapi persalinan di klinik pratama sikembar.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil distribusi karakteristik responden primigravida dengan

usia 19-29 tahun, menurut BKKBN usia produktif untuk kehamilan dari usia

21-35 tahun. Menurut stuart faktor kecemasan salah satunya ada pada usia

yaitu kecemasan sering terjadi pada usia 21-45 tahun atau pada usia yang

telah dewasa dan lebih banyak terjadi pada wanita. Semakin bertambahnya

usia akan menyebabkan matangnya psikologi seseorang maka akan semakin

baik cara mereka beradaptasi terhadap kecemasan yang mereka alami

sehingga dapat dikatakan apabila usia wanita kurang dari 21 tahun akan

menyebabkan tingkat kecemasan yang berlebih selama masa kehamilan

(Stuart, G. W. 2016).

Pada tingkat kecemasan terdapat 3 tingkat kecemasan yang ditemukan

dalam penelitian ini dilihat dari tabel 4.2 yaitu tidak cemas, ringan, dan berat.
14

Sebanyak 12% tidak cemas, 60% ringan dan 28% berat. Tidak cemas adalah

suatu keadaan seseorang yang sama sekali tidak mengalami kecemasan

karena ia merasa bahwa orang disekitarnya membantu dalam kehamilannya

terutama dukungan dari suami (Stuart, G. W. 2016). Kecemasan ringan

adalah kecemasan yang dialami seseorang dengan gejala diantaranya

perhatian meningkat,waspada, sadar terhadap stimulus internal dan eksternal

(Stuart, G. W. 2016). Adapun perubahan fisiologis yang ditandai dengan

gelisah, sulit tidur, hipersensitif terahadap suara dan tanda vital. Kecemasan

berat adalah kecemasan yang dialami seseorang cenderung memusatkan pada

sesuatu yang terinci dan spesifik. Sehingga perlu banyak pengarahan untuk

dapat memusatkan pada hal yang lain. Gejala yang dialami adalah lebih

berfokus pada hal yang detail, fokus terbatas, tidak dapat berkonsentrasi,

tidak dapat belajar secara efektif. Setiap individu yang mengalami tersebut

akan mengalami sakit kepala, pusing, mual, gemetar, insomnia hingga diare.

Seseorang yang mengalami kecemasan berat lebih memfokuskan perhatian

pada dirinya (Stuart, G. W. 2016). Terdapat teori perilaku kecemasan yaitu

respon yang dipelajari terhadap stimulus lingkungan spesifik. Sebagai dalam

hasil penelitian terdapat 12% yang tidak mengalami cemas dan 60%

mengalami kecemasan. Hal tersebut karena seorang individu melalui

pengalaman dan dapat diubah melalui pengalaman baru, pengalaman baru

adalah kehamilan dan ini akan mengubah perilaku ibu hamil maupun

suaminya (Sadock, 2015)..


14

Pada tabel 4.3 mengenai dukungan suami dengan hasil lebih banyak

suami yang mendukung untuk kehamilan istrinya yaitu sebanyak 72% dan

28% tidak mendukung. Dukungan suami adalah suatu proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan sosial, dalam hal ini dukungan keluarga atau

suami akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan

(Ayuni 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Murdayah,dkk menyatakan

bahwa dukungan suami sangat berpengaruh pada kecemasan ibu bersalin

(Murdayah,dkk 2021). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Irma,dkk menyatakan bahwa ibu hamil yang mendapatkan dukungan suami ia

tidak mengalami kecemasan karena perubahan emosional pada trimester III

(Penantian dengan penuh kewaspadaan) terutama pada bulan terakhir

kehamilan mengalami perasaan gembira bercampur takut karena kehamilan

telah mendekati persalinan. Kekhawatiran pada saat melahirkan, apakah bayi

lahir sehat, dan tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran.

Hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan primigravida

trimester III dalam menghadapi persalian pada tabel 4.4 primigravida yang

mendapatkan dukungan suami sebanyak 72% dengan tingkat kecemasan

ringan sebanyak 60% dan tidak cemas 12% . Dukungan suami ini sangat

mempengaruhi terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida, sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Diani yaitu terdapat hubungan antara

dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi

persalinan. hal tersebut sejalan dengan penelitian Nur Fita Romalasari dan

Kumsih Astuti menyatakan bahwa dukungan suami secara emosional,


14

penghargaan, instrumental dan informatif membantu ibu hamil merasa lebih

siap menghadapi proses persalinan karena hal tersebut dapat menciptakan

rasa aman dan percaya pada ibu yang akan melakukan persalinan (Fita

Romalasari and Astuti 2020). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ariani Fatmawati dkk menyatakan bahwa dukungan suami sangat dibutuhkan

bagi ibu hamil primigravida karena sebagian besar ibu hamil mengalami

gangguan kondisi.

Sejalan dengan penelitian Siti Aisyah dan Syarifatul Aini menyatakan hal

yang sama dalam penelitiannya bahwa dukungan suami akan mempengaruhi

ibu bersalin primigravida dan sebagian besar ibu bersalin tidak mengalami

kecemasan karena adanya dukungan suami (Aisyah 2021). Hasil penelitian

Agustin dkk menyatakan hal yang sama bahwa ibu hamil primigravida yang

memperoleh dukungan keluarga lebih banyak memiliki tingkat kecemasan

yang ringan (Agustin et al. 2021). Megawati Sinambela dan Reisy Tane

dalam penelitian menyatakan bahwa ibu bersalin yang mendapatkan

dukungan keluarga mengalami tingkat kecemasan ringan (Sinambela 2020).

Dukungan keluarga sangat diperulkan oleh ibu hamil primigravida seperti

dalam hasil penelitian Esther Sangkoy dkk yang menyatakan bahwa tingkat

kecemasan pada ibu hamil primigravida paling banyak adalah kecemasan

ringan karena mendapatkan dukungan keluarga yang baik (Sangkoy, Ake, and

Jetty 2020).

Hasil distribusi penelitian terdapat 28% ibu hamil yang tidak mengalami

dukungan dan memiliki tingkat kecemasan berat, sejalan dengan penelitian


14

Shinta,dkk yang menyatakan bahwa terdapat sebuah hubungan yang

signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam

menghadapi persalinan, sebanyak 13 orang ibu hamil yang tidak

mendapatkan dukungan suami dan mengalami tingkat kecemasan berat

(Shinta, Rukmaini and Umayah 2022). Ellyce Tabita dkk menyatakan hal

yang sama bahwa dukungan suami atau keluarga pada ibu hamil merasa

aman, nyaman dan tenang (Tabita et al. 2021). Irma Isnaini dkk menyatakan

bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan menghadapi persalinan

yaitu usia, paritas, pendidikan dan dukungan sosial atau dukungan dari

keluarga atau suami. Sehingga dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga

atau suami sangat diperlukan oleh ibu yang akan menghadapi persalinan

(Isnaini, Hayati, and Bashori 2020).


14

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Sitti Nurul Hikma Saleh, Muzayyana, and Hairil Akbar. 2021.
“Keterkaitan Dukungankeluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Motoboi Kecil.” Miracle Journal 1.
Aisyah, syaifatul aini. 2021. “Dukungan Suami Berhubungan Dengan Kecemasan
Ibu Bersalin Primigravida.” Health Journal 1 12.
American Psychological Association. n.d. “Anxiety.” Retrieved
(https://www.apa.org/topics/anxiety).
Astuti,Sri, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Erlangga.
Ayuni, D. Q. 2020. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Post Operasi
Katarak. Padang: Pustaka Galeri Mandiri.
Farida, Lya, Dini Kurniawati, and Peni Perdani Juliningrum. 2019. “Hubungan
Dukungan Suami Dengan Kesiapan Persalinan Pada Ibu Hamil Usia Remaja
Di Sukowono, Jember.” Pustaka Kesehatan 7(2):127. doi:
10.19184/pk.v7i2.19125.
Fatmawati, Ariani, Asrie Alifah, and Nina Gartika. 2020. “Hubungan Dukungan
14

Suami Dengan Kondisi Fisik Dan Kondisi Psikososial Ibu Primigravida.”


Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ri Pangkalpinang 8(2):73. doi:
10.32922/jkp.v8i2.181.
Fita Romalasari, Nur, and Kumsih Astuti. 2020. “Hubungan Antara Dukungan
Suami Dan Partisipasi Mengikuti Kelas Ibu Hamil Dengan Kecemasan
Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Tiga Di
Puskesmas Nglipar Ii.” G-Couns: Jurnal Bimbingan Dan Konseling
4(2):304–18. doi: 10.31316/g.couns.v4i2.817.
Isnaini, Irma, Elli Nur Hayati, and Khoiruddin Bashori. 2020. “Identifikasi Faktor
Risiko, Dampak Dan Intervensi Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu
Hamil Trimester Ketiga.” Analitika 12(2):112–22. doi:
10.31289/analitika.v12i2.3382.
Jasmen Manurung, Seri Asnawati Munthe, Henny Arwina Bangun, Nurcahaya
Putri. 2020. “Jurnal Teknologi , Kesehatan Dan Ilmu Jurnal Teknologi ,
Kesehatan Dan Ilmu.” Jurnal TEKESNOS 2(2).

Kementerian Kesehatan. 2020. Data Kesehatan Indonesia.


Murdiyah, Dewi Nopiska Lilis, and Endah Lovita. 2021. "Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kecemasan Pada Ibu Bersalin". Jambura Journal of
Health Selences and Reseacrh.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Puspita, E. 2014. AsuhanKebidanan Persalinan (Intranatal Care). Jakarta: TIM.
Rinata, Evi, and Gita Ayu Andayani. 2018. “Karakteristik Ibu (Usia, Paritas,
Pendidikan) Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III.” Medisains 16(1):14. doi: 10.30595/medisains.v16i1.2063.
Sadock, B.J., Sadock, V., A. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2nd ed. Jakarta:
EGC.
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. 2015. Kaplan Sadock's Synopsis of Psychiatry :
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Edisi 11. Wolters Kluwer Health.
New York-USA
Sangkoy, Esther, Julianus Ake, and Mongdong Jetty. 2020. “Dukungan Keluarga
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Menjelang
Persalinan.” E-Jurnal Sariputra 7(2):12–16.
Siallagen, D., & Lestari, D. (2018). Tingkat Kecrmasan Menghadapi Persalinan
Berdasarkan Status Kesehatan, Graviditas dan Usia di Wilayah Kerja
Puskesmas Jombang. Indonesia Journal of Midwifery (IJM), 104-110
Sinambela, Megawati. 2020. “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
14

Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan.” Kebidanan Kestra


2(2).
Siregar, Nilda Yulita, Cici Fitrayanti Kias, Nurfatimah Nurfatimah, Fransisca
Noya, Lisda Widianti Longgupa, Christina Entoh, and Kadar Ramadhan.
2021. “Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi
Persalinan.” Jurnal Bidan Cerdas 3(1):18–24. doi: 10.33860/jbc.v3i1.131.
Sri Wahyuni. 2019. “Pengaruh Peran Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Dalam Menghadapi Persalinan Normal Di Bidan Praktik Mandiri
Nurul Hadi.Ar Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen Tahun 2019.”
Stuart, G. W., dan Sundeen. 2016. “Principle and Practice of Psychiatric
Nursing.”
Suhermi, Suhermi, and Syamsinar Amirasti. 2020. “Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kecemasan Ibu Primigravida Menjelang Persalinan.” Window of
Nursing Journal 01(01):7–14. doi: 10.33096/won.v1i1.23.
Riyanto Agus, 2017. Pengolahan Dan Analisa Data Kesehatan. Yogyakarta: 2017
Tabita, Ellyce, Elsa Anggita, Gilang Kurniawan, Maria V. Ayu Florensa, and
Dora Irena Purimahua. 2021. “Dukungan Suami Terhadap Ibu Hamil Di
Kelurahan Banyumudal Jawa Tengah.” Nursing Current: Jurnal
Keperawatan 8(2):205–16.
William W.K. Zung. 1971. A Rating Instrument for Anxiety Disorders.
Psychosoma.
Novelia, Shinta, Rukmaini, and Umayah.2022."Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
dan Dukungan Suami dengan Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi
Persalinan". Journal For Quality in Women's Health
Zakariah, M. F. 2015. “Validation of the Malay Version of the Amsterdam
Preoperative Anxiety and Information Scale / APAIS.” Department of
Anaesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine University of
Malay 70.
14

Lampiran 1. PSP untuk orang dewasa

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)

UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari dan

memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam

penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan

memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikutsertaannya,

maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul :

“Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester

III Dalam Menghadapi Awal Persalinan Di Klinik Pratama Sikembar”

Saya dengan sukarela memilih ikut serta dalam penelitian ini tanpa

tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan


14

formulir persetujuan yang telah saya tanda tangani untuk arsipnya.

Saya setuju:

Ya/Tidak*)

Tgl: Tanda Tangan (bila tidak bisa dapat


digunakan cap jempol )

Nama Peserta :
Usia
Alamat:
Nama Peneliti :
Nama Saksi
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Suami
No Aspek Pertanyaan No Jenis
Pertanyaan Pertanyaan

1 Informatif Suami ikut mendampingi ibu


konsultasi ke petugas kesehatan untuk
memperoleh informasi tentang proses
2 +
persalinan?

Suami tidak mengingatkan saya untuk


selalu beristirahat dengan cukup? 22 -

Suami saya suka ikut bertanya kepada


dokter kandungan ketika saya kontrol
kehamilan? 26 +

Suami mencarikan buku dan majalah


yang memuat informasi mengenai 14 -
kehamilan?

Meskipun tidak bisa memberi


informasi yang tepat, suami 15
menanggapi pertanyaan-pertanyaan
saya tentang kehamilan dengan baik? +
2 Emosional Suami memberikan dukungan saat 4 +
menjelang persalinan?
Suami berperan untuk mengurangi
kecemasan ibu dalam menghadapi 5 +
proses persalinan?
Suami tidak berdiskusi untuk
menentukan proses persalinan yang
akan dipilih? 7 -

Saya merasa suami saya kurang


memberikan perhatian terhadap 12 -
kehamilan saya?

Suami memberikan perhatian lebih 13


kepada saya daripada saat saya tidak +
hamil?

Suami berkata bahwa saya tetap 16 +


menarik dan lebih cantik sekalipun
sedang hamil?

17 -
Suami tidak mau ikut menanggung
kesulitan dan masalah yang dihadapi
saya saat mengandung?
-
Suami tidak mau ikut menanggung 20
kesulitan dan masalah yang dihadapi
saya saat mengandung?
21 _
Meskipun sedang di rumah, suami
saya tidak menanggapi pembicaraan
saya tentang kehamilan?
Suami menyediakan dana untuk 25 +
makanan-makanan yang saya inginkan
selama saya hamil
3 Instrumental Suami tidak aktif membantu ibu -
menyiapkan segala hal yang harus 1
dibawa kerumah sakit atau klinik?
Suami tidak mengikuti kelas 3 -
kehamilan seperti senam hamil?
Suami menyiapkan dana untuk
membeli perlengkapan bayi ? 6 +
Suami tidak menyiapkan dana untuk
kebutuhan proses persalinan ?
Suami memfasilitasi segala 8 +
keperluan ibu untuk kehamilan?
11 +
Suami tidak merencanakan
transportasi dan menyediakan darah
jika diperlukan? 10 -

4 Penilaian Suami memberi peran atau dukungan


lebih kepada ibu pada saat menjelang 9 +
persalinan?

Suami saya tidak mempertimbangkan


keinginan-keinginan saya dalam hal 18 -
proses persalinan?

Suami menolak untuk memberi


tambahan biaya guna membeli
-
19
perlengkapan bayi?

Suami menganggap saya tidak dapat 23 -


mempersiapkan keperluan calon bayi?
+
Suami saya menemani saya ketika
24
latihan senam hamil?
Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Kecemasan
No Aspek Indikator No Jenis Pertanyaan
Pertanyaan
1 Tidak Cemas Saya merasa tenang dan dapat 9 +
duduk diam dengan mudah
Saya dapat bernafas dengan 13 +
mudah
Saya mudah tertidur dan dapat +
istirahat dengan baik
19
2 Kecemasan Saya merasa lebih gugup dan 1 -
Ringan cemas dari biasanya
Saya merasa jari-jari tangan dan 14 -
kaki mati rasa dan kesemutan
Saya sering buang kecil 16 -
Tangan saya biasanya kering
dan hangat 17 +
Wajah saya terasa panas dan
merah merona
18 -
Saya mimpi buruk
20 -
3 Kecemasan Saya merasa bahwa semuanya 5 +
Sedang baik-baik saja dan tidak ada hal
buruk akan terjadi
Saya merasakan jantung saya -
berdebar-debar
10
4 Kecemasan Berat Saya terganggu oleh nyeri 7 -
kepala, leher, dan nyeri
punggung
Saya merasa pusing tujuh 11 -
keliling
Saya terganggu oleh nyeri
lambung atau gangguan
pencernaan 15 -
Lengan dan kaki saya gemetar
6 -
5 Kecemasan Saya merasa takut tanpa alasan 2 -
Sangat Berat sama sekali
Saya mudah marah atau merasa 3 -
panik
Saya merasa seperti jatuh
terpisah dan akan hancur
4 -
berkeping-keping
Saya merasa lemah dan mudah
lelah
Saya telah pingsan dan merasa 8 -
seperti itu
12 -
Lampiran 4. Lembar Kuesioner
Hubungan Dukungan Suami dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III
Dalam Menghadapi Awal Persalinan
Di Klinik Pratama Sikembar
Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pernyataan dengan teliti sehingga dapat dimengerti.

2. Harap mengisi semua pertanyaan yang ada di kuesioner ini, pastikan tidak

ada yang terlewatkan. Setiap nomor hanya diisi dengan satu jawaban.

3. Silahkan isi data atau pernyataan di bawah ini

4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika ada kesulitan dalam

menjawab isi kuesioner.

Identitas :

1. Nomor Responden (Diisi Peneliti) :

2. Nama (Inisial) :

3. Umur :

4. Pekerjaan :

5. Pendidikan :

6. Usia Kehamilan :
INSTRUMEN DUKUNGAN SUAMI

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda () pada jawaban yang

sesuai dengan yang anda rasakan.

No Pernyataan Tidak Kadang- Sebagian Hampir


Pernah kadang Waktu Setiap saat
1 Suami tidak aktif membantu

ibu menyiapkan segala hal

yang harus dibawa kerumah

sakit atau klinik

2 Suami ikut mendampingi

ibu konsultasi ke petugas

kesehatan untuk

memperoleh informasi

tentang proses persalinan

3 Suami tidak mengikuti kelas

kehamilan seperti senam

hamil

4 Suami memberikan

dukungan saat menjelang

persalinan

5 Suami berperan untuk

mengurangi kecemasan ibu

dalam menghadapi proses


persalnan

6 Suami menyiapkan dana

untuk membeli

perlengkapan bayi

7 Suami tidak berdiskusi

untuk menentukan proses

persalinan yang akan dipilih

8 Suami tidak menyiapkan

dana untuk kebutuhan

proses persalinan

9 Suami memberi peran atau

dukungan lebih kepada ibu

pada saat menjelang

persalinan

10 Suami tidak merencanakan

transportasi dan

menyediakan darah jika

diperlukan

11 Suami memfasilitasi segala

keperluan ibu untuk

kehamilan
12 Saya merasa suami saya

kurang memberikan

perhatian terhadap

kehamilan saya

13 Suami memberikan

perhatian lebih kepada saya

daripada saat saya tidak

hamil.

14 Suami mencarikan buku dan

majalah yang memuat

informasi mengenai

kehamilan.

15 Meskipun tidak bisa

memberi informasi yang

tepat, suami menanggapi

pertanyaan-pertanyaan saya

tentang kehamilan dengan

baik

16 Suami berkata bahwa saya

tetap menarik dan lebih

cantik sekalipun sedang

hamil.

17 Suami tidak mau ikut


menanggung kesulitan dan

masalah yang dihadapi saya

saat mengandung

18 Suami saya tidak

mempertimbangkan

keinginan-keinginan saya

dalam hal proses persalinan.

19 Suami menolak untuk

memberi tambahan biaya

guna membeli perlengkapan

bayi

20 Suami tidak mau ikut

menanggung kesulitan dan

masalah yang dihadapi saya

saat mengandung

21 Meskipun sedang di rumah,

suami saya tidak

menanggapi pembicaraan

saya tentang kehamilan.

22 Suami tidak mengingatkan

saya untuk selalu

beristirahat dengan cukup.

23 Suami menganggap saya


tidak dapat mempersiapkan

keperluan calon bayi

24 Suami saya menemani saya

ketika latihan senam hamil.

25 Suami menyediakan dana

untuk makanan-makanan

yang saya inginkan selama

saya hamil

26 Suami saya suka ikut

bertanya kepada dokter

kandungan ketika saya

kontrol kehamilan.
INSTRUMEN TINGKAT KECEMASAN

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda () pada jawaban yang

sesuai dengan yang anda rasakan.

No Pernyataan Tidak Kadang- Sebagian Hampir


Pernah kadang Waktu Setiap saat
1 Saya merasa lebih gugup

dan cemas dari biasanya

2 Saya merasa takut tanpa

alasan sama sekali

3 Saya mudah marah atau

merasa panik

4 Saya merasa seperti jatuh

terpisah dan akan hancur

berkeping-keping

5 Saya merasa bahwa

semuanya baik-baik saja

dan tidak ada hal buruk

akan terjadi

6 Lengan dan kaki saya


gemetar

7 Saya terganggu oleh nyeri

kepala, leher, dan nyeri

punggung

8 Saya merasa lemah dan

mudah lelah

9 Saya merasa tenang dan

dapat duduk diam dengan

mudah

10 Saya merasakan jantung

saya berdebar-debar

11 Saya merasa pusing tujuh

keliling

12 Saya telah pingsan dan

merasa seperti itu

13 Saya dapat bernafas dengan

mudah

14 Saya merasa jari-jari tangan

dan kaki mati rasa dan

kesemutan

15 Saya terganggu oleh nyeri

lambung atau gangguan


pencernaan

16 Saya sering buang kecil

17 Tangan saya biasanya

kering dan hangat

18 Wajah saya terasa panas dan

merah merona

19 Saya mudah tertidur dan

dapat istirahat malam

dengan baik

20 Saya mimpi buruk


Dummy Tabels

Tabel Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden

Karakteristik N %
Usia
≤ 19 tahun 1 4
20-29 tahun 24 96
Total 25 100
Jenis Kelamin
Perempuan 25 100
Total 25 100

Tabel Distribusi Berdasarkan Dukungan suami

Dukungan Suami N %
Mendukung 18 72
Tidak Mendukung 7 28
Total 25 100

Tabel Distribusi Berdasarkan Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester III


Kecemasan N %
Tidak Cemas 3 12
Ringan 15 60
Sedang 0 0
Berat 7 28
Total 25 100

Tabel Distribusi Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan


Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan
Di Klinik Pratama Sikembar
Dukungan Suami Kecemasan
Tidak Ringan Sedang Berat Jumlah
P Value
Cemas
N % N % N % N % N %
Mendukung 3 12 15 60 0 0 0 0 18 72
Tidak Mendukung 0 0 0 0 0 0 7 28 7 28 0,000

Anda mungkin juga menyukai