PROPOSAL TESIS
Disusun Oleh :
DINA TRISNAWATI
NPM: 215120060
KHUSUS PARU KARAWANG” ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada
bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada
keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Dina Trisnawati
i
PENGESAHAN
Proposal Tesis ini telah disetujui untuk dipertahankan pada seminar Proposal Tesis
Pada tanggal………………..
NPM : 215120060
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tesis
dengan judul “PERBANDINGAN EFEKTIFITAS SPIRITUAL
MINDFULNESS BASED ON BREATHING EXERCISE TERHADAP
KECEMASAN, KADAR GLUKOSA DARAH, DAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
KARAWANG”. Tujuan dari penulisan proposal tesis ini adalah memenuhi syarat
penulisan tesis untuk mencapai gelar Magister Keperawatan pada Program Studi
Pasca Sarjana Universitas Jenderal ahmad Yani Cimahi. Di dalam proses
penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Jenderal Achmad Yani Cimahi.
2. Gunawan Irianto, dr., M. Kes (MARS), selaku Dekan Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kesehatan (FITKes), Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.
3. Dr. Iin Inayah, S.Kp., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Pasca Sarjana
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.
4. dr. Hj. Anisah, M.Epid., selaku Direktur Rumah Sakit Khusus Paru Karawang.
5. Dr. Yayat Suryati, S.Pd.,S.Kp.,M.Kep., selaku Dosen Pembimbing I.
6. Susilawati, S.Kep.Ns.,M.Kep.,Sp.KMB., selaku Dosen Pembimbing II.
7. Keluarga, rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa proposal tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saran beserta kritik membangun sangat diharapkan. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
iii
Dina Trisnawati
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 10
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 11
J. Kerangka Teori 85
iv
K. Penelitian Terdahulu 86
B. Desain Penelitian 92
C. Hipotesis Penelitian 93
F. Definisi Operasional 96
H. Etika Penelitian 97
I. Instrumen Penelitian 98
LAMPIRAN 109
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak
dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh
tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Hal tersebut
gula yang baik untuk tubuh berdasarkan World Health Organization (WHO),
makan), 100 mg/dL (puasa), dan 100 – 140 mg/dL (menjelang tidur). Menurut
sekresi insulin oleh sel beta pankreas, dan DM tipe 2 terjadi akibat penurunan
jenis DM tipe 2 jumlah insulin yang disekresikan oleh beta pankreas bisa
normal, bahkan meningkat (Smeltzer & Bare, 2009). DM tipe 2 inilah yang
(Riskesdas, 2018).
1
Prevalensi penderita Diabetes Mellitus semakin meningkat dari tahun ketahun.
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya peningkatan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi
adalah Jawa Barat dengan 186.809 pasien. Hal tersebut menerangkan bahwa
Hal ini terjadi karena sangat banyak penderita DM tidak menyadari bahwa ia
2
3
DM tipe 2 ditandai dengan tiga gejala fisiologis umum, ketiga gejala itu yakni
turunnya berat badan tanpa penyebab yang jelas, sangat sering buang air kecil
(poliura) dan sering merasa haus (polidipsia). Selain tiga gejala itu, diabetes
juga ditandai dengan badan terasa cepat lelah, kesemutan, gatal, pandangan
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta rasa ingin bunuh
pada kebutaan, nefropati yang bisa berujung pada gagal ginjal dan neuropati
yang bisa berakibat pada munculnya berbagai gangguan saraf, mulai dari kulit
yang terasa kebas, gatal, nyeri, hingga impotensi pada laki-laki. Komplikasi
alirandarah pada bagian tubuh seperti kaki, yang bisa berujung pada
pembusukan dan luka berulang yang sulit sembuh pada penderita diabetes
(Basfiansa,2019).
4
memiliki sifat fisiologi yang sama, faktor pemicu yang serupa, dan dapat
cairan: diabetes akan meningkatkan jumlah total cairan dalam tubuh, yang
darah. Kelebihan berat badan juga memiliki konsekuensi yang sama dan
merupakan faktor risiko yang kuat untuk terjadinya diabetes maupun tekanan
Faktor pemicu DM tipe 2 dan Hipertensi: diet tinggi lemak yang kaya akan
garam dan gula dapat diproses dan menempatkan beban lebih pada aktivitas
kapiler tertentu dalam ginjal, dapat merusak kemampuan tekanan darah yang
mengatur ke dalam ginjal dan hal ini menyebabkan tekanan darah tinggi.
asam lemak, dan asam nukleat yang cenderung menyebabkan rasa lapar, dan
kecemasan.
fungsi insulin terkait dalam hal sensitivitas, produksi dan reseptor, sehingga
sembuh, harus mengatur pola dan jenis makanan serta banyaknya komplikasi
penyakit yang dapat timbul seperti terjadinya luka yang sulit sembuh, jantung,
intervensi keperawatan.
positif (bebas dari stres dan cemas) melalui fungsional sistem limbik dapat
stres dengan mekanisme koping yang positif dan efektif dapat menghilangkan
beberapa area di otak, antara lain pre frontal cortex (atensi area) yang dapat
disini dan sekarang) yang mana kegiatan ini melibatkan emosi, pikiran dan
dapat memiliki hidup yang lebih sehat dan tidak mudah cemas, tidakmudah
obat-obatan terlarang.
Model konsep dan teori Roy menekankan pada pemenuhan aspek fisik dan
perilaku adaptif yaitu metode adaptif diri secara personal (konsistensi diri,
adaptasi holistik dan terbuka. Sistem yang terbuka berdampak pada perubahan
terhadap informasi, kejadian dan energi antar sistem yang mana melalui
10 pasien (100%) memiliki kadar gula darah yang tinggi (melebishi batas
tekanan darah, 8 dari 10 pasien memiliki tekanan darah tinggi (melebihi batas
Rata2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dipaparkan maka dapat
dilakukan oleh seorang perawat untuk mengatasi hal tersebut dan membuat
glukosa darah, dan tekanan darah pada pasien DM tipe 2. Sehingga rumusan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
dapat terkontrol.
13
sebagai data dasar atau studi perbandingan pada peneliti lainnya yang
dihindari.
d. Manfaat bagi Rumah Sakit, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
masyarakat.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
tipe 1 akibat penurunansekresi insulin oleh sel beta pankreas, dan DM tipe
beberapa faktor yaitu kadar glukosadan asam amino dalam darah, hormon
keadaan
15
16
dapat masuk. Pada pasien DM tipe 2 proses ini tidak dapat berjalan
2. Patogenesis DM tipe2
Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas
Belakangan diketahui bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan
lebih berat daripada yang diperkirakan sebelumnya. Selain otot, liver dan
sangat berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini
b. Liver
yang bekerja melalui jalur ini adalah metformin, yang menekan proses
glukoneogenesis.
c. Otot
d. Sel lemak
insulin di liver dan otot. FFA juga akan mengganggu sekresi insulin.
e. Usus
amylin.
g. Ginjal
dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali melalui peran SGLT-2
glukosa akan dikeluarkan lewat urine. Obat yang bekerja di jalur ini
obatnya.
h. Otak
resistensi insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur
3. Manipestasi Klinis
sebagai berikut :
a. Poliuria
b. Polidipsi
c. Polifagia
4. Klasifikasi
21
5. Diagnosis
(GDPT) :
Tabel 2.3 Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan
prediabetes
HbA1c Glukosa darah HbA1c
puasa (mg/dl)
Diabetes >6,5 >126mg/dl >200mg/dl
Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal < 5,7 < 100 <140
Sumber : (Perkeni, 2015)
a. Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh [IMT] ≥23
kg/m2) yang disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai
berikut:
(DMG).
24
8) Riwayat prediabetes.
glukosa darah plasma vena dan glukosa darah kapiler seperti pada tabel di
bawah ini:
6. Penatalaksanaan
25
a. Manajemen nutrisi
hal karbohidrat (45% - 60%), protein (10% - 20%), dan lemak (20% -
b. Latihan jasmani
d. Edukasi
khusus.
e. Terapi farmakologi
27
makan dan latihan jasmani (Black & Hawk dalam Alimuddin, 2018).
atau insulin. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara
lima jenis:
OHO dengan insulin. Pada pasien yang disertai alasan klinis dimana
kognitif, yoga, meditasi, do’a, zikir, musik, dan tarian. Inti dari terapi ini
7. Komplikasi
1) Hipoglikemia
terhadap jadwal diet. Gejala yang terjadi dapat berupa rasa lapar,
jika kadar glukosa darah <70 mg/dl. Beberapa hal yang dapat
aturan tetapi intake makanan terlalu sedikit dari jumlah diit yang
dipicu oleh penyakit infeksi atau insulin yang tidak sesuai dosis.
2018).
basalis sel endotel kapiler yang disebabkan oleh kadar glukosa darah
Alimuddin, 2018).
bisa berupa tekanan, stres, cemas dan putus asa yang tentunya dapat
1. Definisi
yang sering merupakan suatu fungsi emosi (Kaplan, Saddock & Grebb,
jelas dan tidak didukung oleh situasi. Tidak ada objek yang dapat
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu. Perasaan takut dan tidak
2. Proses kecemasan
a. Faktor predisposisi
1) Teoripsikoanalitik
Alimuddin, 2018).
3) Teorikeluarga
Alimuddin, 2018).
4) Teoribiologis
b. Faktorpresipitasi
1) Faktor eksternal
aktivitassehari-hari.
2) Faktor internal
Kemampuanindividudalam meresponpenyebabkecemasan
ditentukan oleh:
(a) Potensistresor
(b) Maturitas
(d) Keadaanfisik
(e) Tipekepribadian
Alimuddin 2018).
(g) Usia
(h) Jeniskelamin
37
Alimuddin, 2018).
3. Klasifikasikecemasan
a. Kecemasanringan
b. Kecemasansedang
menangis.
38
c. Kecemasanberat
spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
(Yusuf, et al., 2014). Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
bingung, disorientasi.
d. Panik
gejala terjadi pada keadaaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil,
4. Kecemasan pada DM
39
DM. Ia tidak dapat mengkonsumsi makanan tanpa aturan dan tidak dapat
melakukan aktifitas dengan bebas tanpa khawatir kadar gulanya akan naik
dokter, pemeriksaan kadar gula darah secara rutin dan pemakaian obat
harus dijalani seperti diet atau pengaturan makan, pemeriksaan kadar gula
darah, konsumsi obat dan juga olah raga. Selain itu, resiko komplikasi
terjadinyakecemasan.
sehari-hari.
dihadapi oleh penderita DM. Oleh karena itu, penderita DM tentu sangat
pengaruh ancaman atau gangguan terhadap sesuatu yang belum terjadi dan
seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya secara mental tetapi
41
Zung Self Rating Anxiety Scale (SRAS) oleh William W.K Zung dalam
Alat ukur ini dikembangkan oleh Ree, MacLeod, French dan Locke
6. Tahap responpsikologis
ini sering diidentikkan dengan lima tahap duka cita yang disebabkan oleh
proses kematian. Akan tetapi berkembang lebih luas dan dapat digunakan
a. Penyangkalan(denial)
b. Marah(anger)
orang lain atas apa yang terjadi padanya serta pada lingkungan tempat
43
tahap ini antara lain wajah merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
c. Tawar - menawar(bargaining)
d. Depresi(depression)
masa lalu dilakukan dengan sedikit kesulitan. Gejala fisik yang sering
e. Penerimaan(acceptance)
gambaran tentang objek yang hilang atau status sehat yang hilang
1. Definisi
Kontrol glikemik pada pasien DM dapat dilihat dari dua hal yaitu glukosa
darah sesaat dan glukosa darah jangka panjang. Pemantauan glukosa darah
a. GlukosaPlasma
glukosa plasma sekitar 100 mg/dl pada keadaan status makan maupun
gliserol dari lemak, dan asam amino. Meskipun hanya insulin yang
45
dan jika masih kurang dari sumber asam amino (Black &
Hawks,2014).
atau pada diabetes mellitus. Nilai normal antara 70 mg/dL hingga 125
Kadar glukosa darah puasa diukur setelah terlebih dahulu pasien tidak
darah basal tubuh. Nilai normal berkisar antara 70 mg/dL sampai 110
kadar glukosa darah tepat 2 jam setelah makan atau setelah pemberian
glukosa secara oral (75 g glukosa untuk dewasa atau 1,75 g/kg untuk
dengan kembali dengan kadar glukosa darah puasa dalam waktu 2 jam.
glukosa rata-rata pada waktu 2-3 bulan yang lalu sesuai dengan umur
dalamAlimuddin, 2018).
1) Nilai normalHbA1c
(Perkeni,2015)
2) Waktupemeriksaan
kondisi stres dan sakit. HbA1c juga dapat digunakan sebagai tes
48
2020).
Konversi nilai A1C ke eAG, dalam satuan mg/dl atau mmol/dl, dapat
dan tanpa DM. Korelasi antara A1C dan rata-rata glukosa adalah 0.92.
1. Pengertian
Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat
tekanan darah normal biasanya 120/80 dan diukur dalam satuan milimeter
air raksa (mmHg). Menurut Hayens, (2016) tekanan darah timbul ketika
pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang
tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh
mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan
darah tinggi jika tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau
50
diastolik.
Pada hipotensi, tekanan sistolik mencapai kurang dari 100 mmHg, dan
pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia
drastis.
a. Pasien duduk santai dengan lengan rileks di atas meja, telapak tangan
dihadapan periksa.
d. Letakan ujung stetoskop pada lipat siku tempat denyut nadi paling
pangkal bola pemompa dengan jempol dan telunjuk jarum jam untuk
menghilang.
f. Perlahan- lahan putar balik pemutar katup kebalikan arah jarum jam
Atur pengendoran katup pemutar, agar laju turunnya air raksa sekitar
g. Perhatikan turunnya air raksa pada skala saat pertama kali bunyi detak
atas atau sistolik. Sementara itu air raksa tetap turun. Perhatikan pula
skala air raksa saat bunyi jantung sudah hilang. Saat itulah ditetapkan
akan tetapi pastikan dulu skala air raksa sudah menunjukan ketinggian
53
2015).
1. Definisi
secara alami, maka akan lebih baik jika mindfulness dipraktikkan dalam
present,
Atribut Mindfulness
Pendahuluan Konsekuensi
Persyaratan Latihan: Fisik, Sosial dan
Pengalaman saat ini
Formal dan Informal Psikososial
Perhatia Kesadara
n n
Penerima
an
54
b. Kesadaran (Awareness)
c. Penerimaan (Acceptance)
mereka lebih memelihara perhatian yang sehat terhadap emosi diri dan
orang lain.
d. Perhatian (Attention)
ini. Ini adalah pergeseran pikiran dari fungsi otomatis yang tidak
sadar, khawatir dan ruminasi pengalaman masa lalu dan masa depan
untuk fokus pada apa yang sedang terjadi saat ini. Secara singkat,
tenang
3. Consequences
sadar, terjadi reaksi internal dan eksternal secara otomatis dan membawa
tubuh dalam kondisi sadar. Sebagai reaksi terhadap kondisi yang berubah,
kesehatan keperawatan.
efektif jika dipandu oleh orang lain yang akan membantu untuk
Posisikan tubuh pada posisi nyaman dan stabil baik duduk atau
c. Badan ditegakkan
paha).
e. Pandangan dilembutkan
sudut pandang :
biarkan dulu hal itu terjadi, kemudian tetaplah dalam posisi awal. Jika
Praktik akan berakhir, jika mata anda sedikit tertutup maka buka mata
napas.
1. Definisi
mengakui adanya kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan Yang Maha Esa) dan
Schim,2011).
antara dua dimensi tersebut (Stoll; Kozier, Erb, Blais & Wilkinson; dalam
Alimuddin, 2018).
62
kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan lingkungan yang
dengan alam semesta, berusaha menjawab tentang yang tidak terbatas, dan
menjadi fokus sandaran pada saat stress emosional, penyakit fisik dan
2. Dimensi spiritual
spiritual.
a. Maknahidup
b. Emosi positif
c. Pengalamanspiritual
spesifik dan unik terkait hubungan dirinya dengan Tuhan Yang Maha
d. Ritual
3. Karakteristik spiritual
pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukan, dan
kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan dan tujuan hidup yang
1) Kepercayaan(Faith)
2) Harapan(Hope)
Alimuddin, 2018).
tentang masa depan, merasa mencintai dan dicintai oleh orang lain
mengasuh orang tua dan yang sakit, serta meyakini kehidupan dan
2018).
Alimuddin, 2018).
manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya, dan cinta kasih.
a. Tahapperkembangan
Kuasa.
Alimuddin, 2018).
Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan
d. Pengalaman hidupsebelumnya
e. Krisis danperubahan
syirik (polytheist), kufur (atheist), nifaq atau munafik (hypocrite), dan fusuq
(melanggar hukum). Kondisi spiritual yang sehat terlihat dari hadirnya ikhlas
transcendental atau untuk sesuatu yang lebih besar dari diri (Asy’arie dalam
Alimuddin 2018).
a. Learnig to know
b. Learning todo
berperilaku dengan baik dan benar dalam berbagai macam situasi dan
c. Learning tobe
holistik.
Hendricks; Grey et al; Grimsley; Poter & Perry, dalam Alimuddin 2018).
spiritualitasmembantuklienmerasasehatdanmembantumembuatpilihansepa
2018).
1) FICA
a) Faith andbelieve
b) Importance
c) Community
d) Address incare
2) Hope
klien terhadapTuhan.
kebutuhanseseorang.
depan mereka.
dengan orang yang tepat atau sesuai dengan keinginan klien. Akan
memiliki
imanagamaformal.Merekamungkiningindapatdifasilitasidengancar
yang teridir dari : prefrontal cortex, area asosiasi, sistem limbik, dan sistem
emosi positif; syukur, sabar, dan ikhlas. Dimensi ini memiliki beberapa
indikator:
tertentu/mengambilhikmah
5. Mampu mengendalikandiri
Syukur adalah menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah karunia dan
adalahmanusia yang kaya, hatinya lapang dan jiwanya bersih dari angan
kosong dan impian yang melemahkan gairah hidup. Tidak ada waktu baginya
memikirkan apa yang dimiliki orang lain, selalu sibuk dengan berbagai nikmat
Sabar adalah luas hati, tidak mudah marah (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
orang yang sabar adalah orang yang luas hati, tidak mudah marah dan tenang
menderita dari gangguan dan ketidaksenangan orang. Sabar adalah kunci dari
kesulitan, barang siapa bersabar dalam menghadapinya maka dia akan berhasil
pesimis tetapi optimis, dan sabar bukanlah diam membisu tetapi sabar adalah
77
2018). Kita harus memahami bahwa semua ini adalah milik Allah, hanya
karena Allah kita hidup dan hanya untuk Allah kita hidup.Ikhlas merupakan
Fitrah manusia yang sempurna akan tercemar saat dia tidak ikhlas, ketika kita
manfaat terbesar bagi setiap orang. Syukur yang selalu dirasakan dalam hati,
menumbuhkan rasa sabar, yakin, tenang dan bahagia dalam menerima apapun
yang dialami selama proses menuju yang diinginkan, tidak ada yang bisa
Kesadaran akan rasa ikhlas yang telah terbangun dengan kuat, membuat kita
akan lebih mudah ikhlas dan menyerahkan semua urusan kepada yang maha
kuasa. Inilah yang membuat urusan kita lebih mudah (Yusuf et al.,2017).
Sister Callista Roy adalah anggota Sister of Saint Joseph of Carondolet yang
keperawatan pada tahun 1963 di Mount Saint Mary’s College di Los Angeles
sosiologi dan menyelesaikan master tahun 1973 dan doktroral tahun 1977 di
dibutuhkan individu.
Terdapat dua subsistem yang saling berhubungan dalam model Roy (Gambar
2.2) Subsistem proses primer, fungsional, atau kontrol terdiri dari regulator
adaptasi merupakan fungsi dari stimulus yang datang dan tingkat adaptif
1. Stimulus vokal,
2. Stimulus kontekstual
3. Stimulus Residual
b. Keluargameliputi:strukturdantugas-tugas;
stimulus dari lingkungan. Kebutuhan fisik dalam model ini antara lain
Empat proses komplek dalam regulasi aktivitas dalam model ini antara
lain indra/fungsi sensori, cairan dan elektrolit, fungsi saraf dan fungsi
Model ini berisi psikologis dan spiritual dari individu. Konsep diri dari
dirisendiri. Konsep diri terbentuk dari persepsi internal dan persepsi orang
lain. Konsep diri terdiri dari 2 komponen yaitu physical self (body
sensation and body image) dan personal self (self consistency, self ideal,
Model ini mengarah pada peran primer, sekunder, dan tersier dari individu
4. Model adaptasiinterdependen
hubungan atau interaksi dengan orang lain dalam memberi dan menerima
2013):
1. Manusia
a. Input
b. Proses
dan
kordaspinalis,diartikansebagaisuatuperilakuoutputdarisistemregula
saraf otak dan bagian bawah pusat saraf otonomi. Saraf simpatetik
c. Efektor
1) Fisiologis
istirahat dantidur.
pengaturan danintelektual.
2) Konsep diri
3) Fungsi peran
4) Ketergantungan
d. Output
keperawatan (adaptif).
2. Keperawatan
dan residual. Stimulus vokal adalah suatu respons yang diberikan secara
adaptasi pada situasi sehat dan sakit. Tindakan tersebut dilaksanakan oleh
vokal yang dapat mewakili semua stimulus harus dirangsang dengan baik.
3. Konsep sehat-sakit
terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi
4. Konsep lingkungan
5. Proses keperawatan
J. Kerangka Teori
Kerangka teori dalm penelitian ini dapat dilihat pada bagan 2.1 berikut ini:
89
fisiologis tubuh individu yaitu kecemasan, kadar glukosa darah dan tekanan
darah dengan cara mengubah model adaptasi konsep diri. Hölzel et al., (2011)
melalui tiga proses yang saling terkait, (a) memungkinkan seseorang untuk
memperoleh makna yang lebih netral dalam ingatan jangka panjang (yaitu,
rekonsolidasi).
teknik, yaitu body scan, mindful breathing, mindful waliking, mindful eating,
dan mindful communication dimana pada semua praktik latihan ini, peserta
berlatih untuk memberi perhatian penuh pada pengalaman saat ini, tidak
berespon negatif dan reaktif terhadap kejadian, pikiran, emosi, atau sensasi
eksternal yang muncul dinilai sangat efektif dalam mengurangi respon stres
darah individu.
tekanan psikologis, dan laporan gejala medis pada responden yang diberikan
Breathing Induction yang mana studi ini meneliti tentang efek dari pemberian
METODE PENELITIAN
Kerangka konsep dalam penelitian ini disajikan pada bagan 3.1 di bawah ini:
93
94
beradaptasi, sistem tersebut terdiri dari input, proses, efektor dan output. Roy
informasi yang dapat menimbulkan respon pada individu, baik adaptif maupun
fisik.
menurunkan kecemasan pada pasien DM. Terapi ini didasari atas niat,
perhatian, komitmen dan motivsi yang dibangun dalam diri individu untuk
tengah dan melalui cairan cochlear berjalan menuju telinga dalam selanjutnya
lobus frontal pada bagian anterior cingulate cortex (ACC) yang merupakan
cortex dalam bentuk learning process (proses belajar secara seksama melalui
kesadaran untuk mengambil hikmah terhadap kondisi yang dialami saat ini.
sembuh.
diri pasien terhadap kondisi yang dialami saat ini sehingga pasien dapat
sejahtera pada pasien. Pasien yang telah mampu menerima kondisinya merasa
menstabilkan hemodinamik tubuh, dalam hal ini tekanan darah, bila keduanya
B. Desain Penelitian
berikut:
Keterangan :
C. Hipotesis Penelitian
kecemasan, kadar glukosa darah dan tekanan darah pada pasien DM tipe 2.”
1. Populasi
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah pasien DMT2 yang yang
2. Sampel
98
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien DMT2 yang dirawat 3
a. Kriteria inklusi
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP) > 126 mg/dl dan
b. Kriteria eksklusi
jantung, anemia),
99
kognitif.
sampel dalam penelitian ini adalah sampel diambil dari pasien DMT2
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
100
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2022 sampai dengan
selesai.
F. Definisi Operasional
( GDP+GDPP
2 ) 2.
NilaiGDPP
:<140mg/dl -
> 200 mg/dl
4. Tekanan darah Nilai dari tekanan maksimum dinding arteri pada jantung saat Menggunakan Tekanan sistol dalam Interval
kontraksi dan relaksasi yang diukur dengan menggunakan tensimeter rentang 120-140
tensimeter dan stetoskop manual ABN dan mmHg, tekanan
stetoskop ABN diastol dalam
yang telah rentang80-100
101
102
dikalibrasi. mmHg.
103
Penelitian ini menggunakan beberapa jenis alat dan bahan, diantaranya MP3
H. Etika Penelitian
exercise.
responden pada saat mengambil data, cukup dengan memberi inisial atau
kode tertentu.
Subjek yang terpilih dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi
yang telah ditetapkan dan semua subjek diperlakukan sama dan adil.
I. Instrumen Penelitian
merupakan alat ukur yang cocok digunakan pada pasien usia diatas 18
(5, 9, 13, 19) dengan penilaian (4) yaitu sangat jarang (dirasakan seminggu
sekali), (3) kadang -kadang, (2): sering, dan (1) : selalu, sedangkan untuk
pertanyaan favorable (1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan
20) dengan pilihan (1) : sangat jarang, (2) : kadang-kadang, (3) : sering, dan
(4) : selalu. Setiap gejala dinilai dalam skala intensitas 0 - 4 kemudian skor
105
numerik untuk analisis data dans kala data kategorik untuk menyajikan
Instrumen ini diuji dahulu validitas (uji keabsahan) dan reliabilitas (uji
keajegan).
untuk melakukan puasa selama 8 jam (boleh minum air putih) lalu
Dua jam setelah makan akan dilakukan pengukuran gula darah 2 jam
kemudian akan dijumlahkan lalu dibagi dua. Pemeriksaan gula darah rata-
onemed dan stetoskop merk onemed yang telah dikalibrasi. Hasilnya dicatat
data hasil penelitian yang pada pasien DMT2 yang memiliki karakteristik
dengan r tabel > 0,444 (N = 20, level of significance = 0,05). Hasil uji
masing butir instrumen > nilai r tabel (0,444). Sedangkan hasil uji reliabilitas
kuesioner ini adalah nilai r alpha cronbach’s. Hasil uji reliabilitas instrumen
Prosedur dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Penelitian dilakukan setelah dinyatakan lulus uji laik etik dari Fakultas
penelitian.
2. Pelaksanaan
dan mengukur kadar glukosa darah rata-rata dan tekanan darah pada
dalam mengikuti program Prolanis, jenis terapi obat dan diet yang
untuk membawa perasaan dan pikiran pada fisik dari ujung rambut
dilakukan selama 15 menit tiap kali latihan satu kali sehari, yaitu
glukosa darah rata-rata dan tekanan darah dilakukan tiap minggu, yaitu
minggu.
L. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul, sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu diolah
M. Analisis Data
1. Analisis Univariat
110
2. Analisis Bivariat
uji homogenitas dan uji normalitas data tiap variabel pada kelompok
menggunakan uji-t, dan jika hasil uji homogenitas dan normalitas data
Setiap variabel dianalisis dengan uji statistik (Uji-t atau Uji Mann-
DAFTAR PUSTAKA
112
Alligood, M. R. (2014). Nursing theory & their work (8 th ed). The CV Mosby
Company St. Louis. Toronto. Missouri: Mosby Elsevier. Inc
Anselm, Doll., Hölzel, B.K., Bratec, SM., Boucard, CCXie, X. (2016). Mindful
attention to breath regulates emotions via increased amygdala–prefrontal
cortex connectivity. J.NeuroImage:Elsevier 134 (2016) 305–313.
http://dx.doi.org/10.1016/j.neuroimage.
Black J., Hawks., Jane H. (2009). Medical surgical nursing: clinical management
for positive outcomes. 8th ed. Vol. 1, St. Louis: Elsevier.
Hasanat UI., Nilda. (2010). Manajemen Diri Diabetes: Analisis Kuntitatif Faktor-
Faktor Psikososial Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Disertasi:
Universitas Gadjah Mada. Tidak Diterbitkan.
Hawari D., (2018). Manajemen Stres, Cemas, Dan Depresi. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Hölzel, B.K., et al. (2011). How does mindfulness meditation work? Proposing
mechanisms of action from a conceptual and neural perspective. Perspectives
on Psychological Science, 6(6): 537–559.
Kabat Zinn, Jon. (2006). Mindfulness for Beginners. USA: Jaico Publishing
House.
Palmer, A & Williams, B. (2016).. Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Erlangga
Price SA., & Wilson LM. (2009). Pthophysiology: clinical concept of disease
processes. (6 th ed.), Vol. 2. Elsevier Inc. Mosby.
Smeltzer SC., & Bare BG. (2009). Text book of medical surgical nursing.
(10th.ed.) Vol. 2. Philadelpia : Lippincott William & Wilkins.
Tovote K Annika., Fleer J., Snippe E., Peeters C.T.M., Emmelkamp P.M.G.,
Sanderman R.M Schroevers J. (2014). Individual mindfulness-based cognitive
therapy and cognitive behavior therapy for treating depressive symptoms in
patients with diabetes: result of randomized controlled trial. Diabetes Care, 37
: 2427-2434.
Yusuf A., Fitriasari PK., Rizki., & Nihayati HE. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
116
Lampiran 1
Kuisioner Zung Self-Rating Anxiety Scale
Tanggal : Kode Responden :
Petunjuk pengisian
Lingkarilah setiap item pertanyaan yang paling menggambarkan seberapa sering
Anda merasa atau berperilaku seperti pertanyaan/pernyataan di bawah ini:
Hampir
No. Pernyataan Tidak Kadang- Sebagian
setiap
Pernah kadang Waktu
waktu
1. Saya merasa lebih gugup dan
cemas dari biasanya
2. Saya merasa takut tanpa alasan
yang jelas sama sekali
3. Saya mudah marah atau merasa
panik
4. Saya merasa seakan tubuh saya
seperti jatuh terpisah dan akan
hancur berkeping-keping
5. Saya merasa bahwa semuanya
baik-baik saja dan tidak ada hal
buruk akan terjadi.
6. Kedua kaki dan tangan saya
sering gemetar akhir-akhir ini
7. Saya sering terganggu oleh nyeri
kepala, leher, dan nyeri
punggung.
8. Saya merasa lemah dan mudah
lelah
9. Saya merasa tenang dan dapat
duduk diam dengan mudah
117
Lampiran 2
Hasil studi pendahuluan pengukran tingkat kecemasan dengan
menggunakan kuisioner Zung self-rating anxiety scale, terhadap 10 pasien
dm tipe 2 diRumah Sakit Paru Karawang.
Lampiran 3
Standar Operasionl Prosedur (SOP)
Spiritual Mindfullness Based On Breathing Exercise
3. Pengertian
Spiritual Mindfulness based on breathing exercise adalah kegiatan bernapas
dengan memusatkan perhatian pada nafas, menghirup dan mengeluarkan
napas yang disertai dengan motivasi spiritual keyakinan, syukur, sabar, dan
ikhlas. Sepenuhnya menyadari keberadaannya, dimana seseorang berada, apa
yang dilakukannya, dan tidak bereaksi berlebihan terhadap apa yang terjadi
disekitarnya.
4. Tujuan
a. Mengurangi gejala gangguan psikologis yaitu stres, kecemasan, dan
tekanan darah.
b. Memperbaiki alam perasaan.
c. Memperkuat keyakinan dan meningkatkan kesadaran diri dalam
beradaptasi serta menerima kondisi diri.
d. Memberikan efek relaksasi pada pasien.
5. Alat
a. MP3 audio player
b. Earphone
6. Prosedur
a. Tahap persiapan
1) Perkenalan : mengucapkan salam, menyapa dan tersenyum pada
pasien.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
119
terjadi di sekitar anda. Rasakan apa yang terjadi pada tubuh dan emosi
anda.
10) Cobalah berlatih latihan ini selama 15 menit (atau lebih lama jika
Anda mau) dengan frekuensi 3 kali dalam satu hari setidaknya selama
satu minggu. Perhatikan bagaimana rasanya meluangkan waktu setiap
hari hanya dengan napas Anda.
Lampiran 4
Standar Operasionl Prosedur (SOP)
Pengukuran Kadar Gula Darah
Lampiran 5
Standar Operasionl Prosedur (SOP)
Pengukuran Tekanan Darah