Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 3

Anggota Kelompok :
1. Agus Rizky Lesmana
2. Fitriani Kusuma Wardani
3. Salsa Nabila Hermansyah
4. Siti Hawa Desiana
5. Syahrani Revaliana
Pengertian Cacing Tambang
Cacing tambang adalah cacing yang berasal dari anggota famili Ancylostomatidae
yang mempunyai alat pemotong pada mulut berupa tonjolan seperti gigi pada genus
Ancylostoma dan lempeng pemotong pada genus Necator. Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus merupakan cacing tambang yang menginfeksi manusia sedangkan
Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma caninum
merupakan cacing tambang yang menginfeksi binatang (anjing dan kucing).
Cacing tambang tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Cacing ini mempunyai
prevalensi yang tinggi di daerah perkebunan dan persawahan. Cacing ini menyerang
terutama pada golongan sosial ekonomi rendah. Tanah yang gembur, lembab, teduh,tanah
berpasir, atau tanah liat dan humus merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan telur cacing
tambang sampai menjadi larva. Telur dan larva mudah mati karena keekeringan dan suhu
yang rendah. Di Indonesia Necator americanus lebih banyak dijumpai daripada
Ancylostoma duodenale. Frekuensi infeksi pada pria lebih besar daripada wanita.
Kebiasaan buang air besar sembarangan, penggunaan kotoran manusia sebagai pupuk,
kebiasaan tidak memakai alas kaki dan kurangnya pengetahuan tentang kebersihan dan
kesehatan merupakan faktor-faktor yang menguntungkan untuk perkembangan dan
penyebarang cacing tambang
Taksonomi Cacing Tambang

Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Necator / Ancylostoma
Spesies :
 Ancylostoma duodenale
 Necator americanus
 Ancylostoma brazilliense
 Ancylostoma ceylanicum
 Ancylostoma caninum
Siklus Hidup Cacing Tambang
Cacing dewasa hidup di dalam intestinum tenue (usus halus). Cacing betina dewasa
mengeluarkan telur dan telur akan keluar bersama dengan tinja. Apabila kondisi tanah
menguntungkan (lembab, basah, kaya oksigen, dan suhu optimal 26°C – 27°C) telur akan
menetas dalam waktu 24 jam menjadi larva rhabditiform. Setelah 5 – 8 hari larva
rhabditiform akan mengalami metamorfosa menjadi larva filariform yang merupakan
stadium infektif dari cacing tambang. Jika menemui hospes baru larva filariform akan
menembus bagian kulit yang lunak, kemudian masuk ke pembuluh darah dan ikut aliran
darah ke jantung, kemudian terjadi siklus paru-paru (bronchus → trachea → esopagus),
kemudian menjadi dewasa di usus halus. Seluruh siklus mulai dari penetrasi larva
filariform ke dalam kulit sampai menjadi cacaing tambang dewasa yang siap bertelur
memakan waktu sekitar 5 – 6 minggu.
Gambar Siklus Hidup Cacing Tambang
Morfologi Cacing Tambang

Ciri-ciri telur hook worm :

 Berbentuk oval
 Ukuran : panjang ± 60 μm dan lebar ±
40 μm
 Dinding 1 lapis tipis dan transparan
 Isi telur tergantung umur :
Tipe A → berisi pembelahan sel (1 – 4 sel)
Tipe B → berisi pembelahan sel (> 4 sel)
Tipe C → berisi larva
Ciri-ciri larva rhabditiform : Ciri-ciri larva filariform :

 ukuran : panjang ± 250 μm dan lebar ±  ukuran : panjang ± 500 μm


17 μm  cavum bucalis tertutup
 cavum bucalis panjang dan terbuka  esophagus 1/4 dari panjang tubuhnya
 esophagus 1/3 dari panjang tubuhnya  tidak mempunyai bulbus esophagus
 mempunyai 2 bulbus esophagus  ujung posterior runcing
 ujung posterior runcing
Ciri-ciri hook worm dewasa :

Walaupun terdiri dari beberapa spesies, cacing ini mempunyai morfologi yang hampir
sama, perbedaan tiap spesies bisa dilihat dari susunan gigi / lempeng pemotong.

 ukuran : panjang ± 1 cm
 berwarna putih kekuningan
 ujung posterior cacing betina lurus dan meruncing
 ujung posterior cacing jantan membesar karena adanya bursa kopulatoris yang terdiri
dari : bursa rays / vili dorsal, spicula, dan gubernaculum
 perbedaan antar spesies hook worm :
o Ancylostoma duodenale → mempunyai 2 pasang gigi besar
o Necator americanus → mempunyai sepasang lempeng pemotong
o Ancylostoma brazilliense → mempunyai 1 pasang gigi besar dan 1 pasang gigi kecil
o Ancylostoma ceylanicum → mempunyai 1 pasang gigi besar dan 1 pasang gigi sedang
o Ancylostoma caninum → mempunyai 3 pasang gigi besar
Gambar Cacing Tambang Dewasa
Gejala Klinis Infeksi Cacing Tambang

Berat ringannya gejala klinis yang terjadi pada infeksi hook worm tergantung
pada :
 jumlah cacing
 stadium cacing tambang
 infeksi pertama atau infeksi ulang
 lamanya infeksi
 keadaan gizi penderita
 adanya penyakit lain
 umur penderita
Manifestasi klinis pada infeksi hook worm bisa ditimbulkan oleh :

1. Larva

 Ground itch / Dew itch adalah rasa gatal yang timbul saat larva hook worm masuk
menembus kulit, semakin banyak larva yang menembus kulit semakin hebat gejala
yang timbul. Masuknya larva hook worm yang menembus kulit juga bisa
menyebabkan dermatitis dengan eritemia, edema, vesikel, dan gatal.
 Infeksi pertama memberikan gejala yang lebih berat daripada infeksi ulangan.
 Larva dari cacing tambang hewan (Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma
ceylanicum, dan Ancylostoma caninum) juga bisa menginfeksi manusia dan
menimbulkan creeping eruption (cutaneus larva migrans). Dalam kulit manusia
larva bisa hidup beberapa hari sampai beberapa bulan. Larva ini mengembara dalam
kulit manusia tetapi tidak pernah mencapai stadium dewasa.
2. Cacing tambang dewasa

 Terjadi gejala anemia, karena cacing dewasa menghisap darah manusia, selain itu
tempat perlekatan cacing juga terjadi perdarahan.
 Anemia yang terjadi akibat infeksi cacing tambang adalah anemia mikrositik
hipokromik.
 Pada infeksi lanjut dapat menyebabkan defisiensi gizi, karena adanya anemia,
gangguan absorbsi, digesti akibat atrofi vili usus akibat luka gigitan, dan diare akibat
iritasi gigitan cacing.
 Pada pemeriksaan darah biasanya didapatkan eosinofilia yaitu meningkatnya jumlah
sel eosinofil. Peningkatan jumlah eosinofil pada infeksi hook worm bisa sampai 15%
– 30%.
 Pemeriksaan darah samar (occult) dalam tinja biasanya positif, bahkan kadang darah
bisa dilihat dengan mata telanjang.
 Infeksi cacing ini dapat menimbulkan kekebalan. Jika tidak ada defisiensi gizi,
infeksi ulangan akan memberikan kekebalan sehingga jumlah cacing tambang akan
berkurang sampai hilang dari intestinum / usus halus.
Penyakit Komplikasi Infeksi
Cacing Tambang
Jika tidak mendapatkan penanganan, infeksi cacing tambang dapat memicu
munculnya gangguan kesehatan lainnya, seperti:
 Anemia
 Malnutris
 Asites
 Pertumbuhan anak terhambat

Jika infeksi cacing tambang terjadi pada ibu hamil, beberapa komplikasi yang
mungkin terjadi, yaitu:
 Kelahiran prematur
 IUGR atau pertumbuhan janin terhambat
 Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
Pencegahan & Pengobatan Infeksi
Cacing Tambang
Pencegahan :
 Selalu menggunakan alat kaki saat keluar rumah
 Hindari kontak kaki secara langsung dengan tanah
 Tidak buang air besar sembarangan

Pengobatan :
Obat Anthelminthic (obat yang membersihkan tubuh dari cacing parasit), seperti
albendazole dan mebendazole, merupakan obat pilihan untuk pengobatan infeksi cacing
tambang. Infeksi pada umumnya diobati selama 1-3 hari. Obat yang ini efektif untuk
mengobati infeksi dan hanya memiliki sedikit efek samping. Suplemen zat besi juga
diperlukan jika pendertia memiliki anemia.
Diagnosis Infeksi Cacing Tambang

Untuk mendiagnosis infeksi cacing tambang, dokter akan melakukan tanya


jawab seputar keluhan yang dialami, riwayat kesehatan, dan kebersihan pasien, serta
melakukan pemeriksaan fisik. Untuk memastikan diagnosis infeksi cacing tambang,
dokter perlu melakukan pemeriksaan penunjang berupa:

 Pemeriksaan sampel feses, untuk melihat adanya telur cacing tambang dan
kandungan darah di dalam feses.
 Pemeriksaan darah lengkap, untuk melihat eosinophilia (peningkatan salah satu
jenis sel darah putih) dan anemia.

Anda mungkin juga menyukai