E DENGAN DIAGNOSA
HT DI RUANG SOEKARNI RS PROKLAMASI
Di Susun oleh :
Yanti Rosmiyanti ,S.Kep
12192025
Penting untuk diingat bahwa tekanan darah seseorang yang satu dengan yang lainnya berbeda-
beda tergantung usia, pekerjaan, ataupun hal tertentu lainnya yang dapat mempengaruhinya.
II. PENYEBAB
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :
III. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner &
Suddarth, 2002 ).
IV. PATHWAY
pathway hipertensi
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 )
VII. PENGKAJIAN
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin
3. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut, gangguan
penglihatan, episode epistaksis
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal
proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan,
sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
10.Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga, hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit
ginjal, Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
VIII. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-
lain.
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut
nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus
220 – umur
3) Lamanya latihan berkisar antara 20- 25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala
dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Penatalaksanaan yang perlu dilakukan selanjutnya adalah merubah gaya hidup seperti di bawah
ini agar hipertensi dapat dikontrol dan dicegah, antara lain:
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar
yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON
DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA,
1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat
ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita
dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a) Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik
antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan
kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :
a) Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b) Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c) Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan
untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
d) Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar
apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat
tensimeter
e) Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
f) Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
g) Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
h) Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur
tekanan darahnya di rumah
i) Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
j) Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-
masalah yang mungkin terjadi
k) Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk
mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
l) Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
m) Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
n) Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
Indicator 1 2 3 4 5
Mengenali awitan nyeri
Menggunakan tindakan pencegahan
Melaporkan nyeri dapat dikendaikan
b) Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1. sangat berat
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada
Indicator 1 2 3 4 5
Ekspresi nyeri pada wajah
Gelisah atau ketegangan otot
Durasi episode nyeri
Merintih dan menangis
gelisah
c) memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
d) mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10)
e) melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
f) mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor tersebut
g) melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
h) melaporkan pola tidur yang baik
Pengkajian
a) Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi
pengkajian
b) Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.
c) Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan kemungkinan
efek sampingnya
d) Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon pasien
e) Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan
pasien
Manajemen nyeri:
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya
b) Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak mampu
berkomunikasi efektif
Aktivitas kolaboratif
a) Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal, setiap 4 jam
selama 36 jam) atau PCA
b) Manajemen nyeri:
c) Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat
d) Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan
perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu
Perawatan dirumah
a) Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah
b) Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan dalam pemberian
obat
Indicator 1 2 3 4 5
Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan
Mempertahankan performa peran
Memantau distorsi persepsi
Memantau manifestasi perilaku ansietas
Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas
Pengkajian
a) kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap……..
b) kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas
c) gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas
dimasa lalu
d) reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien
Aktivitas kolaboratif
a) penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu
Aktivitas lain
a) pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta
rasa nyaman
b) beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan ansietas
c) bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk mengidentifikasi
mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas
d) sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk menurunkan
ansietas dan memperluas fokus
e) coba teknik seperti imajinasi bombing dan relaksasi progresif
f) dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk
menangis
g) yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal
secara bergantian
h) sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain
i) sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima oleh pasien
j) singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan
k) penurunan ansietas (NIC);
l) gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
m) nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien
n) damping pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut
o) berikan pijatan punggung, pijatan leher jika perlu
p) jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan
q) bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas
Indikator 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen saat beraktivitas
Frekuensi pernapasan saat beraktivitas
Kemampuan untuk berbicara saat beraktivitas fisik
Indikator 1 2 3 4 5
Menyadari keterbatasan energy
Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
Mengatur jadwal aktivitas untuk menghemat energy
Aktivitas kolaboratif
a) Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas, apabila nyeri merupakan salah satu penyebab
b) Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisik atau rekreasi untuk merencanakan dan
memantau program aktivitas, jika perlu.
c) Untuk pasien yang mengalami sakit jiwa, rujuk kelayanan kesehatan jiwa dirumah
d) Rujuk pasien kepelayanan kesehatan rumah untuk mendapatkan pelayanan bantuan perawtan
rumah, jika perlu
e) Rujuk pasien keahli gizi untuk perencanaan diet
f) Rujuk pasien kepusat rehabilitasi jantung jika keletihan berhubungan dengan penyakit jantung
Aktivitas lain
a) Hindari menjadwalkan pelaksanaan aktivitas perawatan selama periode istirahat
b) Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala, jika perlu
c) Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah aktivitas
d) Rencanakan aktivitas bersama pasien secara terjadwal antar istirahat dan latihan
Manajemen energy (NIC);
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas
b) Rencanakan aktivitas pada periode saat pasien memiliki energy paling banyak
c) Bantu pasien untuk aktivitas fisik teratur
d) Bantu rangsangan lingkungan untuk relaksasi
e) Bantu pasien untuk melakukan pemantauan mandiri dengan membuat dan menggunakan
dokumentasi tertulis untuk mencatat asupan kalori dan energy
Perawatan dirumah
a) Evaluasi kondisi rumah yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas
b) Kaji kebutuhan terhadap alat bantu, oksigen dan lain sebagainga dirumah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan
oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan
evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998
1 1 1
Jumriani Ansar , Indra Dwinata , Apriani.M
1
Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin Email: jumriani.ansar@gmail.com
ABSTRAK
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah abnormal yang dapat menjadi penyebab utama
timbulnya penyakit kardiovaskuler. Oleh karena prevalensi hipertensi yang masih cukup tinggi di
Indonesia, maka pemerintah mencanangkan program deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) yakni
posbindu guna mengendalikan faktor risiko yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
yang berhubungan dengan hipertensi pada pengunjung posbindu di wilayah kerja Puskesmas Ballaparang
Kota Makassar Tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain
penelitian crossectional study, Populasi penelitian adalah masyarakat di wilayah kerja puskesmas
ballaparang (18-60 tahun) yang melakukan kunjungan posbindu pada bulan April 2018. Besar sampel
adalah 95 orang yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Analisis data yang dilakukan adalah
univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara variabel riwayat keluarga (p=0,000), obesitas sentral (p=0,033), dan merokok (p=0,024) dengan
kejadian hipertensi, sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan hipertensi adalah IMT (p=0,497)
dan stres (p=0,330). Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan antara riwayat keluarga, obesitas
sentral, dan merokok dengan hipertensi pada pengunjung posbindu di wilayah kerja Puskesmas
Ballaparang Kota Makassar Tahun 2018.
yang saat ini menjadi prioritas dalam dunia prevalensi tekanan darah tinggi tahun 2014
kesehatan secara global adalah hipertensi. pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas
Karakteristik Responden N %
Umur (Tahun)
< 20 1 1,05
21-30 9 9,47
31-40 15 15,79
41-50 27 28,42
51-60 43 45,26
Jenis Kelamin
Laki-laki 21 22,11
Perempuan 74 77,89
Posbindu
Cerdik I (Buakana) 20 21,05
Cerdik II (Buakana) 18 18,95
Cerdik I (Rappocini) 16 16,84
Cerdik II (Rappocini) 10 10,53
Cerdik I (Ballaparang) 16 16,84
Cerdik II (Ballaparang) 15 15,79
Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Risiko yang Berhubungan dengan
1. Michael, Natalia D, Margaretta SL,
Kejadian Hipertensi Usia Produktif
Putra WD, Rosela C. Tata Laksana
(25-54 Tahun). Unnes J Public Heal
Terkini pada Hipertensi Tata Laksana
[Internet]. 2015 Oct 1 [cited 2017 Dec
Terkini pada Hipertensi. J Kedokt
editek. 2014;20(52):36–41.
12];4(4). Available from:
https://doaj.org/article/2e2656af4fdd4
2. WHO. Global Status Report On
a968968a3b37587bb6d
Noncommunicable Diseases.
Switzerland: WHO Press; 2014. 10 p.
10. Sudoyo A, B S, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil dalam. 3rd ed. 2009. 1977-1980 p.
Penyakit Tidak Menular Tahun 2016.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 11. Sari MK, Lipoeto NI, Herman RB.
2017. Hubungan Lingkar Abdomen
( Lingkar Perut ) dengan Tekanan
4. Dinas Kesehatan Kota makassar.
Darah. J Kesehat Andalas.
Profil Kesehatan Kota Makassar.
2016;5(2):456–61.
Makassar; 2016.
I.IDENTITAS
A.PASIEN
Nama :Ny.E
JenisKelamin :Perempuan
Umur :57 th
Agama :Islam
StatusPerkawinan :Menikah
Pekerjaan :Iburumahtangga
Pendidikanterakhir :SD
No. RM :017597
DiagnostikMedis :Hipertensi
TglmasukRS :04
PENANGGUNGJAWAB
Umur :25 th
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :BURUH
Alamat :SDA
II.RIWAYATKEPERAWATAN
a.pasien datang keig d dengan keluhan sakit kepala, kepala terasa berat,mual,kepalaterasa
berputar dan sakit tengkuk keluhan dirasakan sejak 2 harisebelum masuk rumah
sakit,tensi 190/110 Mmhg ,Nadi 88x/ menit,Suhu 36,50c ,Respirasi 26x/menit,infuse RL
20 Tts / menit. Akral dingin, canul oksigen terpasang 4lt/ menit.
Pasien menderita penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu,pasien rutin berobat sebulan
sekali ke klinik terdekat, pasien mengkonsumsi obat amlodipin 10 mg dan candesartan 8
mg rutin di minum setiap hari,klien pernah menjalani operasi mata ( katarak kanan ) 2
tahun yang lalu di RS.Cicendo Bandung.
RIWAYATKESEHATANKELUARGA
Genogram(minimal3genera
57
PENGKAJIAN BIOLOGIS (Dikaji sebelum dan sesudah sakit)
Sebelum sakit pasien biasa melakukan kegiatan mengurus rumah dan memenuhi kebutuhan
sendiri secara mandiri
Sesudah sakit kebutuhan pasien di bantu oleh keluarga dan pasien merasa kurang nyaman
karena takut merepokan keluarga
AKTIFITASISTIRAHAT–TIDUR
AKTIFITAS :
Sebelum sakit : pasien terbiasa melakukan kegiatan rumah tangga seperti mencuci,
memasak,mengepel,serta mengikuti kegiatan mengaji seminggusekali
ISTIRAHAT :
TIDUR
Sebelum sakit :pasien biasa tidur jam 21.00 wib dan bangun pada waktu subuh jam 04.30
,sesekali terbangun untuk BAK,pasien tidak mengalami kesulitan tidur
Sesudah sakit :pasien sering terbangun karena sakit kepala dan tengkuk,pasien biasa tidur
kuang lebih 6 jam dalam semalam
CAIRAN
Sebelumsakit :pasienminum kuranglebih 8 gelas air putih per hari ,tidak suka minumkopi,tidk
mengkonsumsi alcohol,tidak ada c pantangan dan alergi terhadap minuman.
Sesudah sakit :pasien terpasang infuse RL 20 tts/ menit, tidak ada program pembatasan cairan
NUTRISI
Sebelum sakit :pasien terbias amakan 3 x sehari dengan nasi putih,ikan, sayur,dan ikan asin,
pasien tidak memiliki pantangan dan alergi makanan,tidak ada masalah dalam pemenuhan
nutrisi
Sesudah sakit :pasien makan 3 x sehari dengan diit nasi tim dan rendah garam, tidak ada gigi
palsu dan gangguan dalam mengunyah makanan.
ELIMINASI:URINEDANFESES
Eliminasi feses:
Sebelum sakit :Pasien BAB sehari sekali setiap pagi ,konsistensi lembek tidak ada gangguan
defekasi.
b )EliminasiUrine:
Sebelum sakit :pasien BAK 3-4 X dalam sehari,tidak ada keluhan BAK
Sesudah sakit :pasien BAK 4-5 X dalam sehari semalam ,tidak terpasang dower catheter
,warna urin kuning jernih,tidak ada gangguan eliminasi, ketoilet di bantu oleh keluarga
PERNAFASAN
Sesudah sakit :pasien dapat bernafas di bantu oksigen, ada cuping hidung. Respirasi 26x/
menit
KARDIVASKULER :
Sesudah sakit ;pasien mengeluh sakit bagian tengkuk,pusing dan sebelum di rawat pasien
mengkonsumsi obat rutin hipertensi amlodipine 10 mg dan candesartan 8 mg
PERSONALHYGIENE :
Sebelum sakit :pasien mandi 3x/ hari, gosok gigi 2x/ hari
Sesudah sakit :pasien mandi 2x/ hari di bantu keluarganya, gosok gigi 1x/ hari. Pasien tampak
bersih dan terawat
SEX :
Sebelum sakit :pasien tidak mengalami gangguan hubungan suami isteri prekuensi 2x /
minggu
Sesudah sakit :pasien tidak melakukan hubungan suami isteri selama di rawat di rumah sakit.
PENGKAJIANPSIKOSOSIALDANSPIRITUAL:
Psikologi :
StatusEmosi
Sesudah sakit :pasien terlihat tenang,kooperatif saat berdialog dengan perawat dan keluarga,
pasien merasa senang karena banyak dukungan dari keluarga.
Konsepdiri:
Sebelum sakit :pasien merasa puas dan bangga menjalani peran sebagai isteri dan ibu untuk
keluarganya,pasien memiliki hobby menanam bunga.
Sesudah sakit :pasien ingin segera,sembuh dan pulang agar bias menjalani perannya sebagai
ibu dan isteri
Hubungan sosial:
Sebelum sakit : pasien menpunyai hubungan yang baik dengan keluarga dan lingkungan
sekitar, pasien mempunyai kegiatan pengajian rutin seminggu sekali.
Sesudah sakit :pasien merasa senang karena kelurga dan kerabat silih berganti mengunjungi
pasien selama dalam masa perawatan
Spiritual :
Sebelum sakit : pasien seorang muslim dan taat menjalani sholat 5 waktu dan mengikuti
pengajian rutin.
Sesudah sakit : pasien masih bisa menjalani kewajiban sholat 5 waktu walau pun wudhu
dengan cara bertayamum.
PEMERIKSAANFISIK
A. KEADAANUMUM
1. Pasien sasat di lakukan pengkajian dalam keadaan sadar penuh,dapat berkomunikasi dengan
Baik, TD 190/ 110 mmhg,R. 26 x/ menit, terpasang canul oksigen 4 lt/ menit,nadi 88x/
menit, suhu 36,50C, tinggi badan 155 cm, berat badan 60 kg, berkulit sawo matang,
mengeluh nyeri tengkuk skala nyeri 5,menyebar ke punggung,lemas dan sesak,tidak
B. PEMERIKSAAN CEPALOKAUDAL
1. Kepala
e.Mulut : bentuk simetris,tidak adalesi,tidak terdapat gigi palsu,tidak ada kelainan suara
3.Dada
4.Abdomen
5.Genetalia,Anusdanrektum
6.Ekstremitas:
b.Bawah:jari kaki kanan kiri lengkap,tidak ada oedema tungkai,pasien, tidak adalesi, tonus
otot baik,pasien berjalan kekamar mandi di bantu oleh keluarga
IV.PEMERIKSAANPENUNJANG
5-11-2020 Darahrutin
Hemoglobin 10,2 g/dl 12.0 -14.0
Limfosit 39% 20 - 40
Eosinophil 0% 0-3
Basofil 0% 0-1
Akral dingin
Hb 10,2 g/dl
3. 5-11-2020 Intoleransi
aktivitas
Pasien di anjurkandruntukbanyak
DIAGNOSAKEPERAWATANDANPRIORITASDIAGNOSA
No TGL/JAM DIAGNOSA PRIORITAS
1. 5-11-2020 Penurunan curah jantung b/d kontraktilitas
jantung
2.
Perfusi jaringan cardio pulmonal
5-11-2020
tidakefektif b/d gangguan transport
oksigen
RENCANAKEPERAWATAN
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
Monitor pola
pernapasan abnormal
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
Sediakan informasi
untuk mengurangi stress
Kelola pemberian
antikoagulan untuk
mencegah trombus
perifer
Minimalkan stress
lingkungan
NIC :
Observasi perubahan
ECG
Auskultasi suara
jantung dan paru
Monitor elektrolit
(potassium dan
magnesium)
Instruksikan pada
pasien untuk tidak
mengejan selama BAB
Jelaskan pembatasan
intake kafein, sodium,
NOC :
kolesterol dan lemak
Cardiac pump
Kelola pemberian obat-
Effectiveness
obat: analgesik, anti
Circulation status koagulan, nitrogliserin,
vasodilator dan diuretik.
Tissue Prefusion :
cardiac, periferal Tingkatkan istirahat
(batasi pengunjung,
Vital Sign Statusl
kontrol stimulasi
Setelah dilakukan
lingkungan)
Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif asuhan selama………
b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan ketidakefektifan
konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, perfusi jaringan NIC :
gangguan transport O2, gangguan aliran arteri kardiopulmonal
Pertahankan teknik
dan vena teratasi dengan
aseptif
kriteria hasil:
Batasi pengunjung bila
DS: Tekanan systole dan
perlu
diastole dalam rentang
Nyeri dada
yang diharapkan Cuci tangan setiap
Sesak nafas sebelum dan sesudah
CVP dalam batas
tindakan keperawatan
DO normal
Gunakan baju, sarung
AGD abnormal Nadi perifer kuat dan
tangan sebagai alat
simetris
Aritmia pelindung
Tidak ada oedem
Bronko spasme perifer dan asites Ganti letak IV perifer
dan dressing sesuai
Kapilare refill > 3 dtk Denyut jantung, AGD,
dengan petunjuk umum
ejeksi fraksi dalam
Retraksi dada
batas normal Gunakan kateter
Penggunaan otot-otot tambahan intermiten untuk
Bunyi jantung
menurunkan infeksi
abnormal tidak ada
kandung kencing
Nyeri dada tidak ada
Tingkatkan intake
Kelelahan yang nutrisi
ekstrim tidak ada
Berikan terapi
Tidak ada antibiotik:.......................
ortostatikhipertensi ..........
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi
dan RR
Mampu melakukan
aktivitas sehari hari
(ADLs) secara
mandiri
Keseimbangan
aktivitas dan istirahat
Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan :
Kelemahan menyeluruh
DS:
DO :
Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi
terhadap aktifitas
IMPLEMENTASIDANEVALUASI
CATATANPERKEMBANGAN
TANDA
NO HR/TGL CATATAN PERKEMBANGAN
TANGAN
6-11-2020 S: -pasienmengatakantekanandarahnyamulaiturun
Pasienmengatakannyeritengkuksudahjauhberkuran
g
O: pasientampaktenang
Pasientampaktidakmemggunakancanuloksigen.
Respirasi 22x/ menit
Akralhangat
A: masalahteratasi
6-11-2020
P: hentikanimplementasi
Yanti
S: pasienmenyatakankesehatannyajauhlebihbaik
Pasienmenyatakantidakmengedansaatbab
O: tensi 150/90 mmhg
Respirasi 22x/ menit
A: masalahteratasi
P: hentikanimplementasi
S: pasienmasih di bantu
keluargadalammemenuhikebutuhannya
O: keadaanumumpasienbaik
A: