Bismillah Revisi Pertama
Bismillah Revisi Pertama
PROPOSAL
MUTHIARA ANDINI
201901021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH TERAPI DZIKIR TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD
UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH
PROPOSAL
MUTHIARA ANDINI
201901021
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 30
C. Hipotesis 31
BAB III METODE PENELITIAN 31
A. Desain Penelitian 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian 31
C. Populasi dan Sampel 32
D. Variabel Penelitian 33
E. Definisi Operasional 33
F. Instrument Penelitian 35
G. Teknik Pengumpulan Data 35
H. Analisis Data 36
I. Bagan Alur Penelitian 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tanda dan gejalah kecemasan 12
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual
pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres,
psikologis maupun fisiologis. Tindakan pembedahan dapat menimbulkan
kecemasan bagi pasien khususnya pada periode pre operasi, Salah satu cara
mengatasi kecemasan yaitu dengan menggunakan terapi non farmakologi
seperti terapi spirutual atau Terapi Dzikir (Sitinjak dkk, 2022).
World Health Organization (WHO) menyatakan pada tahun 2019
prevalensi pasien bedah di seluruh rumah sakit di dunia adalah 148 juta
pasien bedah. Sedangkan beban global penyakit diperkirakan sekitar 11%
dari penyakit atau kondisi yang sebenarnya dapat diobati dengan
pembedahan (Lestari dkk, 2022). World Health Organization (WHO) juga
menyatakan kasus pembedahan merupakan masalah kesehatan masyarakat
(Kemenkes RI, 2019). Data tabulasi nasional Kementerian Kesehatan RI
tahun 2016 menggambarkan bahwa tindakan bedah di Indonesia menempati
urutan ke-11 dari 50 penyakit dengan persentase 12,8% dimana sekitar 32
persen adalah operasi besar dan 25,1% persen adalah operasi kejiwaan serta
7% mengalami rasa cemas (PPNI, 2016). Berdasarkan data yang diperoleh
dari RS UD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, di ketahui jumlah pasien
yang menjalani tindakan pembedahan atau operasi setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Tahun 2022 terdapat 1.723 pasien bedah, tahun
2021 terdapt 1.966 pasien dan pada tahun 2022 pasien bedah sangat
mengalami peningkatan yaitu 3.530 pasien (Data Rekam Medik UPT RSUD
Undata Provinsi Sulawesi Tengah, 2023).
Pembedahan menghadirkan ancaman nyata atau potensial yang dapat
menyebabkan stres psikologis dan fisiologis bagi pasien dan merupakan
pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Sebelum operasi, pasien
mengalami berbagai ketegangan yang menimbulkan kecemasan dan
ketakutan, bahkan waktu menunggu dapat menimbulkan kecemasan.
1
2
diberikan yaitu seperti pemberian terapi dzikir. Terapi Dzikir terbukti efektif
untuk mengurangi kecemasan dan telah sering digunakan adalah Dzikir.
Dzikir adalah mengingat nikmat-nikmat Tuhan. Lebih jauh, berdzikir
meliputi pengertian menyebut lafal- lafal dzikir dan mengingat Allah dalam
setiap waktu, takut dan berharap hanya kepada-Nya, merasa yakin bahwa
diri manusia selalu berada di bawah kehendak Allah dalam segala hal dan
urusannya. Kalimat dzikir sendiri mengandung makna positif sehingga
pikiran negatif yang dialami seseorang dalam kecemasan akan tergantikan
dengan pikiran yang positif dan dapat menurunkan tingkat kecemasan
(Shafrina, 2022).
Secara fisiologis, terapi dzikir spiritual atau mengingat Allah
merangsang fungsi otak. Saat otak menerima rangsangan dari luar, otak
memproduksi zat kimia yang membuat Anda merasa nyaman yang disebut
endorfin. Setelah zat ini diproduksi oleh otak, zat juga ikut serta diserap oleh
tubuh, yang kemudian memberikan umpan balik berupa ketenangan dan
relaksasi tubuh. Saat tubuh rileks secara fisik, kondisi mental juga terasa
tenang, sehingga kecemasan pun bisa berkurang (Shafrina, 2022).
Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Amalia
Mastuty, 2022) Terapi dzikir dilakukan sebanyak 33 kali dalam 10 menit
untuk membantu orang yang merasa sangat cemas. Sebelum terapi, tingkat
kecemasan kebanyakan orang sangat tinggi. Namun setelah terapi, tingkat
kecemasan mereka menjadi lebih moderat. Selisih antara tingkat kecemasan
mereka sebelum dan sesudah terapi adalah 8,652, yang merupakan
perubahan besar. Perubahan ini sangat signifikan sehingga tidak mungkin
terjadi secara kebetulan. Sedangkan hasil penelitian (Fatmawati dan
Pawestri, 2021) dengan menggunakan pengukuran kecemasan APAIS
bahwa dari 3 responden, 2 pasien (66,7%) mengalami kecemasan berat, dan
1 pasien (33,3%) mengalami cemas sedang sebelum diberikan terapi
murottal dan edukasi pre operasi. Sedangkan setelah diberikan terapi
murottal dan edukasi pre operasi, 2 orang mengalami cemas ringan, dan 1
orang mengalami cemas sedang. (Fatmawati dan Pawestri, 2021)
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu adakah Pengaruh Terapi Dzikir Pada Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengatahui
Pengaruh Terapi Dzikir Pada tingkat kecemasan Pasien Pre Operasi Di
RSUD Undata Palu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
sebelum dilakukan terapi dzikir.
b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi setelah
dilalukan terapi dzikir.
c. Menganalisis pengaruh pemberian terapi dzikir terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengatahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi atau sebagai
bahan bacaan, guna menambah wawasan dan ilmu pengatahuan bagi
mahasiswa.
2. Bagi masyarakat
Penelitian ini kiranya dapat menambah wawasan dan juga ilmu
pengatahuan tentang pengaruh terapi dzikir pada tingkat kecemasan
pasien agar bisa diterapkan pada anggota keluarga yang mengalami
tingkat kecemasan saat ingin menjalani operasi.
3. Bagi instansi tempat menelitih
Penelitian ini kiranya dapat menjadi bahan informasi dan masukan
bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah tentang pengaruh terapi
dzikir pada tingkat kecemasan pasien pre operasi sehingga pasien yang
akan menjalani operasi mampu mengatasi tingkat kecemasan yang
dirasakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Operasi
a. Definisi
Operasi atau pembedahan adalah prosedur medis invasif yang
dilakukan untuk mendiagnosis atau mengobati suatu penyakit,
cedera, atau kelainan bentuk tubuh. Pembedahan menyebabkan
kerusakan jaringan yang dapat mempengaruhi perubahan fisiologis
tubuh dan mempengaruhi organ lainnya. Pembedahan adalah
pengalaman unik dari perubahan tubuh terencana, yang terdiri dari
tiga fase yaitu pre operasi, intra operasi dan post operasi (Sudarto
dan Tunut, 2022).
Sebelum seseorang menjalani operasi, ada saatnya dokter dan
perawat merencanakan segalanya dan bersiap untuk operasi. Ini
disebut pre operasi. Perawat merawat pasien selama ini dan
memastikan semuanya siap untuk operasi. Sangat penting untuk
melakukan segalanya dengan benar pada tahap ini agar operasi
berjalan dengan baik nantinya. Kesalahan yang terjadi pada tahap
pre operasi akan berakibat fatal pada tahap selanjutnya (HIPKABI,
2014).
b. Indikasi Pembedahan
Beberapa indikasi untuk pasien bedah meliputi:
1) Diagnosis: biopsi atau laparotomi eksploitasi.
2) Kuratif: eksisi tumor atau pengangkatan apendiks yang
mengalami inflamasi.
3) Reparatif: memperbaiki luka multiple.
4) Rekonstruktif/kosmetik: mamaoplasti, atau bedah plastik.
5) Paliatif: meringankan rasa sakit atau memperbaiki masalah,
seperti dengan memasang selang gastrotomi yang dipasang
6
7
e) Pilihan / keputusan
Keputusan untuk menjalani oprasi diserahkan sepenuhnya
tergantung pada pasien. Indikasi pembedahan merupakan
pilihan pribadi dan biasanya terkait dengan estetika.
Contohnya adalah bedah plastik atau kosmetik.
d. Persiapan Operasi
Tahap awal operasi perioperatif adalah periode pre operasi, di
mana orang tersebut memutuskan untuk menjalani operasi sampai
mencapai meja operasi. Perawat harus menilai kondisi fisiologis dan
psikologis untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mendukung
keberhasilan operasi (Apriliani, 2019)
Menurut Sjamsuhidajat (2017) persiapan pasien operasi di
ruang perawat meliputi:
1) Persiapan Fisik
Beberapa persiapan fisik yang harus dilakukan pada pasien
pre operasi adalah:
a) Status Kesehatan Fisik Secara Umum
9
e) Personal Hygiene
Saat tubuh kita kotor, bisa jadi terdapat kuman yang
bisa membuat kita sakit. Itu sebabnya ketika seseorang akan
dioperasi, mereka disuruh mandi dan mencuci area tempat
dokter akan bekerja dengan sabun. Ini membantu
menjauhkan kuman dan membuat operasi lebih aman.
f) Pengosongan kandung kemih.
Dalam prosedur ini, kateter dimasukkan ke pasien yang
melakukan pembedahan. Selain itu, mengosongkan
kandung kemih dengan kateter dapat digunakan untuk
memantau keseimbangan cairan.
2) Persiapan penunjang
Sebelum operasi, dokter melakukan pemeriksaan
penunjang atau beberapa tes seperti rontgen, tes darah, dan tes
jantung untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
3) Pemeriksaan status anestesi
Selama pemeriksaan anestesi, kondisi fisik pasien dievaluasi
untuk mengetahui apa risiko anestesi terhadap kondisi pasien,
yang dapat mempengaruhi pernapasan, sirkulasi darah, dan
sistem saraf.
4) Informed Consent
Informed consent adalah bagian dari hukum dan tanggung jawab
kepada pasien. Sebelum operasi, Anda akan menerima
informasi tentang prosedur pemeriksaan, operasi, dan anestesi.
Setelah itu, formulir persetujuan untuk operasi akan di
tandatangani oleh pasien dan keluarga, yang berarti pasien dan
keluarga mengetahui manfaat, tujuan, risiko, dan konsekuensi
dari operasi.
5) Persiapan Mental/Psikis
2. Konsep Kecemasan
a. Definisi
Kecemasan adalah perasaan takut, cemas dan khawatir yang
berlebihan terhadap sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin
terjadi. Ketakutan sendiri berasal dari bahasa Latin (anxius) dan
juga dari bahasa Jerman (anst), kata yang menggambarkan suatu
efek berupa efek negatif dari suatu stimulus fisiologis (Muyasaroh,
2020). Kecemasan juga dapat didefinisikan sebagai respon normal
pertama seseorang terhadap ancaman atau stressor yang mungkin
timbul dengan sendirinya.
Kecemasan adalah respons emosional seseorang yang merasa
cemas tentang situasi yang mengancam sebagai kecemasan mental,
kekhawatiran, ketakutan, firasat atau keputusasaan karena mereka
tidak dapat mengidentifikasi diri mereka sendiri. Kecemasan pasien
yang berlebihan tentang pembedahan dapat mengakibatkan
pembedahan tidak dilakukan atau dibatalkan, dan kecemasan dapat
meningkatkan tekanan darah pasien (Mastuty dkk, 2022)
12
b. Manifestasi Klinis
Menurut Mahendra Wekoadi dkk, (2018) Manifestasi klinis
yang akan muncul ketika mengalami kecemasan adalah:
1) Kardiovaskuler : peningkatan denyut jantung, peningkatan
tekanan darah, pingsan.
2) Pernafasan : peningkatan laju pernapasan, sesak dada,
pernapasan dangkal, perasaan mati lemas dan sesak napas.
3) Neuromuscular : gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
tremor.
4) Saluran pencernaan: kehilangan nafsu makan,
ketidaknyamanan perut, mual, diare.
5) Tractus Urinarius : tidak dapat menahan atau sering kencing.
6) Kulit : Kulit: wajah tampak merah, telapak tangan/seluruh
tubuh berkeringat, gatal, menggigil pada kulit dan wajah pucat.
7) Behavioral : perilaku menghindar, terguncang, dan terancam
8) Kognitif : khawatir, Kecemasan, ketakutan, keyakinan bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi, takut kehilangan kendali,
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah dan tidak
terkendali.
13
e. Tingkat Kecemasan
Menurut Sugiatno dan Dery (2015) ada empat tingkat
kecemasan yang dialami oleh seseorang, yaitu :
1) Kecemasan ringans
Sehubungan dengan ketegangan yang dialami seseorang
dalam kehidupan sehari-hari, hal itu menarik perhatian dan
memperluas bidang persepsi. Kecemasan ringan dapat
memotivasi Anda untuk belajar secara efektif dan memecahkan
masalah untuk mendorong kreativitas. Reaksi fisiologis yang
terjadi terkadang sesak napas, peningkatan tekanan darah dan
denyut nadi, meski tidak drastis, kerutan wajah, terkadang
muncul gejala perut ringan. Reaksi perilaku dan emosional yang
umum termasuk kegelisahan, ketidakmampuan untuk duduk
diam, dan tangan gemetar. Respons kognitif umum termasuk
kemampuan untuk fokus pada masalah, kemampuan untuk
16
a) Respon Adaptif
Hasil positif dicapai ketika individu mampu menerima
dan mengelola ketakutan. Ketakutan bisa menjadi tantangan,
motivator yang kuat untuk memecahkan masalah, dan
peluang untuk mendapatkan penghargaan yang tinggi.
Strategi koping biasanya digunakan untuk mengelola
kecemasan, termasuk berbicara dengan orang lain,
menangis, tidur, berolahraga, dan menggunakan teknik
relaksasi.
b) Respon Maladaptif
18
3. Terapi Dzikir
a. Definisi
Secara bahasa kata “therapy” dalam bahasa inggris bermakna
pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab kata
terapi sepadan dengan al-istyisfa’ yang berasal dari syifa-yasyfi-
syifaan yang artinya menyembuhkan.
Secara etimologis, dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara
yang artinya mengingat, memperhatikan, mengingat dan mengambil
pelajaran. Dalam kehidupan manusia unsur mengingat sangat
dominan karena merupakan salah satu fungsi intelektual. Menurut
pemahaman psikologis, dzikir (ingatan) adalah “kekuatan jiwa kita
yang dapat menerima, menyimpan dan mengulangi pemahaman dan
tanggapan kita”.Dzikir berarti menyebut Allah dengan membaca
tasbih, tahlil, tahmid, taqdis, takbir, hauqala, hasbala dan doa dewasa
yaitu doa Nabi Muhammad SAW. Proses Melakukan Dzikir
Menurut Fandiani dkk. (2017) Berdzikir memiliki adab atau
tata cara agar terasa khusyu’ dan penuh barakah. Tahapan saat
melakukan dzikir adalah sebagai berikut :
23
2) Bacaan Dzikir
Adapun bacaan-bacaan yang dianjurkan dalam dzikir
menurut Hawari adalah sebagai berikut:
a) Membaca Tasbih:
Subhanallah للا
ِ سبحان
ُ yang artinya Maha Suci Allah.
b) Membaca Tahmid:
Alhamdulillah ُّلل
ِ ِ الحمدyang artinya segala puji bagi Allah.
c) Membaca Tahlil:
La illaha illallah ُ َلاِله ا ََِّل للاyang artinya tiada Tuhan selain
Allah
d) Membaca Takbir:
Allahu akbar اللُ اكبرyang artinya Allah Maha Besar.
e) Membaca Hauqalah:
La haula wala quwwata illa billah yang artinya tiada daya
upaya dan kekuatan kecuali Allah.
f) Membaca Hasballah:
Hasbiallahu wani’mal wakil yang artinya cukuplah Allah
dan sebaik-baiknya pelindung.
26
g) Membaca Istighfar:
Astaghfirullahal adzim ظيم
ِ أستغ ِف ُر للا العyang artinya saya
memohon ampun kepada Allah yang maha agung.
h) Membaca Baqiyatussalihah:
Subhanallah wal hamdulillah wala illaha illallah Allahu
akbar yang artinya maha suci Allah dan segala puji bagi
Allah dan tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.
i) Membaca Shalawat:
Allahumma shalli a’laa sayyidina Muhammadin wa’alaa
ali sayyidina Muhammad yang artinya Ya Allah
tambahkanlah rahmat ta’dzim atas pemimpin kami Nabi
Muhammad dan atas keluarga pemimpin kami Nabi
Muhammad.
f. Manfaat Dzikir
Menurut Nasution ada beberapa manfaat dari dzikir yang
diterangkan oleh Alquran adalah sebagai berikut:
1) Menetramkan, membuat hati menjadi damai. Sebagaimana
firman Allah SWT (QS. Ar-ra‟d; 15;28)
B. Kerangka Konsep
Keterangan
: Variabel
: Diteliti
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan penelitian ini
menggunakan desain penelitian pre-experimental dengan pendekatan one
group pre test and post test design. Yaitu rancangan penelitian yang
menggunakan satu kelompok subjek dengan cara melakukan pengukuran
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan tanpa adanya kelompok kontrol
atau pembanding. Keefektifan perlakuan ini dievaluasi dengan
membandingkan pre-test dengan post-test.
Keterangan :
32
33
Keterangan:
𝑛 : Besar sampel
34
n= 9,8
n= 10 sampel
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
10 orang.
D. Variabel Peneliti
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
menyebabkan perubahan atau munculnya variabel dependen (terkait)
(Purwanto, 2019). Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Terapi Dzikir.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Purwanto, 2019).
Variabel dependen pada penelitian ini adalah Tingkat kecemasan
35
E. Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Skala Hasil Ukur
Ukur Ukur
Terapi Terapi dzikir Pemberian Nominal Dilakukan
Dzikir adalah praktik intervensi atau Tidak
keperawatan (Pasien Dilakukan
yang mendengarkan
melibatkan audio dzikir)
ingatan,
menyebut nama
Allah SWT
secara ulang,
yang disertai
kesadaran akan
Allah SWT
dengan tujuan
menyembuhkan
keadaan
patologis.
Tingkat Kecemasan Wawancara Kuesioner Ordinal Jika nilai,
7-12
Kecemasan yaitu ketakutan APAIS
(kecemasan
berlebihan, ringan).
kecemasan, Jika nilai
malapetaka 13-18
(kecemasan
yang akan
sedang).
datang,
Dan nilai
kekhawatiran, 19-24
atau ketakutan (kecemasan
berat).
akan ancaman
nyata atau yang
dibayangkan.
Tabel 3.1 Definisi Oprasional
36
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembar kuesioner APAIS.
1. Kuesioner APAIS
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
Amsterdam Pre Operative Anxiety And Information Scale (APAIS),
yang dirancang khusus untuk mengukur tingkat kecemasan pada pasien
pra operasi. Kuesioner ini berisi 6 pertanyaan singkat. Enam item APAIS
dibagi menjadi tiga bagian: Kecemasan Anestesi (Total A = Pertanyaan
1 dan 2), Kecemasan Bedah (Total S = Pertanyaan 4 dan 5), dan
Komponen Kebutuhan Informasi (Pertanyaan 3 dan 6). Kombinasi
komponen kecemasan yaitu jumlah komponen kecemasan yang
berhubungan dengan anestesia dan prosedur bedah (sum C = sum A +
sum S) dengan keterangan nilai atas pertanyaan kuesioner ini, yaitu
Nilai 1 = sangat tidak sesuai, nilai 2 = tidak sesuai, nilai 3 = ragu-ragu,
nilai 4 = sesuai, dan nilai 5 = sangat sesuai. Sedangkan skor terendah
kuesioner ini yaitu 6 dan skor tertinggi kuesioner ini 30. Jadi semakin
tinggi nilai yang diperoleh pasien, berarti semakin tinggi kecemasan
pasien pre operasi (Perdana dkk, 2020).
1. Pengumpulan data
Sebelum memilih responden, Peneliti mencari data pasien yang
akan dilakukan operasi. Setelah memilih responden yang sesuai dengan
kriteria inklusi, kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan,
serta meminta persetujuan menjadi responden dengan memberikan
lembar informed consent.
2. Pre test
Pre test merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan
intervensi terapi dzikir. Pasien yang telah bersedia menjadi responden
kemudian diminta mengisi lembar wawancara untuk menilai tingkat
kecemasan sebelum diberikan intervensi. Peneliti menggunakan
kuesioner APAIS sebagai alat ukur kecemasan. Setelah semua
wawancara dijawab, kemudian skornya dijumlahkan untuk
mengetahui tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.
3. Intervensi
Setelah dilakukan pre test, responden yang memiliki hasil
tingkat kecemasan ringan, sedang, dan berat akan diberikan intervensi
satu per satu selama 15 menit menggunakan media audio dzikir.
Kemudian saat responden mendengarkan audio, peneliti mengisi
lembar observasi. Adapun intervensi yang diberikan 1 hari sebelum
operasi dilakukan.
4. Post test
Post test dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan responden setelah diberikan intervensi. Post test
diberikan kepada responden dengan menggunakan instrumen yang
sama saat pre test. Jadi, jumlah pengukuran tingkat kecemasan
responden dilakukan 2 kali.
H. Analisa Data
Data yang diperoleh akan diolah dengan program pada komputer
kemudian dianalisa sebagai bahan pertimbangan pengambilan kesimpulan
dan keputusan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian tersebut
meliputi:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis dimana setiap variabel hasil
penelitian dianalisis. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan karakteristik dari masing-masing variabel penelitian.
Dengan Rumus :
𝑓
p = 𝑛 x 100%
Keterangan :
P = Presentase
ƒ = jumlah jawaban benar
n = jumlah
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan (Notoatmodjo, 2018). Dalam
penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Terapi Dzikir terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di RSUD
39
Pengajuan Judul
Sampel 10 Responden
(Diberikan Ingervensi)
Uji Statistik
Ujian Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Amalia Mastuty, V.Y. (2022) Pengaruh Dzikir Terhadap Tingkat Kecemasan
Pasien Pre Operasi di Ruang IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUD Praya.
Apriliani, D.R. (2019) ‘Gambaran Tingkat Religiusitas Pada Pasien Pre Operasi
Di Rumah Sakit Baladhika Husada (Dkt) Kabupaten Jember’, Digital
Repository Universitas Jember [Preprint].
Data Rekam Medik UPT RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah (2023). Palu.
Desy Nurwulan (2017) ‘Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Anestesi Dengan Tindakan Spinal Anestesi Di
RSUD Sleman’. Available at:
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/433.
Dr. H Mardjan, M.K. (2016) ‘Petunjuk Praktis EFT (emotional freedom
techniques) untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil’, in M.K. Abrori (ed.).
Fajrin, Ristyana, E. and Nabhani, C.N.F. (2016) ‘Pengaruh Pemberian Terapi
Dzikir Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi
Appendiktomi’, Repository.Itspku.Ac.Id [Preprint].
Fandiani, Y.M., Wantiyah, W. and Juliningrum, P.P. (2017) ‘the Effect of Dzikir
Therapy on Sleep Quality of College Students At School of Nursing
University of Jember’, NurseLine Journal, 2(1), p. 52. Available at:
https://doi.org/10.19184/nlj.v2i1.5196.
Fatmawati, L. and Pawestri, P. (2021) ‘Penurunan Tingkat Kecemasan pada
Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Terapi Murotal dan Edukasi Pre
Operasi’, Holistic Nursing Care Approach, 1(1), p. 25. Available at:
https://doi.org/10.26714/hnca.v1i1.8263.
Fitriana, C. (2020) ‘Manajemen Non Frmokologis Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi’.
HIPKABI (2014) Buku pelatihan dasar-dasar keterampilan bagi perawat kamar
bedah. Jakarta.
Kemenkes RI (2019) Injeksi 2018, Health Statistics. Available at:
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2018.pdf.
Lestari, B., Wahyuningtyas, E.S. and Kamal, S. (2022) ‘The Effect of Health
Education with Javanese Videos on the Anxiety of Preoperative Surgical
Major Patients Pengaruh Edukasi Kesehatan dengan Video Berbahasa Jawa
terhadap Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah’, pp. 151–161.
Mahendra Wekoadi, G. et al. (2018) ‘Writing Therapy Terhadap Penurunan
Cemas Pada Remaja Korban Bullying’, Jurnal Riset Kesehatan, 7(1), pp.
37–44. Available at: http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk.
Mastuty, A. et al. (2022) Pengaruh Dzikir Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi di Ruang IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUD Praya.
Muyasaroh, H. (2020) ‘Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam
menghadapi Pandemi Covid 19’, LP2M UNUGHA Cilacap, p. 3. Available
at: http://repository.unugha.ac.id/id/eprint/858.
Notoatmodjo..., S. (2018) ‘Metodologi penelitian kesehatan’, in. Jakarta: Rineka
Cipta.,.
Notoatmodjo, S. (2012) ‘Metodologi Penelitian’, in. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Octary, T., Akhmad, A.N. and S, S. (2020) ‘the Effect of Dhikr Therapy on
Anxiety in Preoperative Patients At Surgical Room in Pemangkat General
Hospital in 2020’, Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education,
2(2). Available at: https://doi.org/10.26418/tjnpe.v2i2.44526.
Perdana, A. et al. (2020) ‘Uji Validasi Konstruksi dan Reliabilitas Instrumen The
Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS) Versi
Indonesia’, Majalah Anestesia & Critical Care, 33(1), pp. 279–286.
Perdana, P.A., Lumbessy, S.Y. and Setyono, B.D.H. (2021) ‘Pengkayaan Pakan
Alami Artemia sp. dengan Chaetoceros sp. pada Budidaya Post Larva
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)’, Journal of Marine Research,
10(2), pp. 252–258. Available at: https://doi.org/10.14710/jmr.v10i2.30375.
PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.
Prasetyo, B.A. (2019) ‘Hubungan Pengatahuan Dengan Kecemasan Pada Pasien
Pra Operasi Katarak Di Rumah Sakit Mitrah Husda Kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung’, pp. 3–4.
Purwanto, N. (2019) ‘Variabel Dalam Penelitian Pendidikan’, Jurnal Teknodik,
6115, pp. 196–215. Available at:
https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.554.
Shafrina, E. (2022) ‘Pengaruh Tekhnik Relaksasi Autogenik Terhadap Kecemasan
Pasien Pre Operasi Bedah Mayor Di Ruang Bedah Sentral RSUD Dr.
H.Abdul Moelok Provinsi Lampung’, Braz Dent J., 33(1), pp. 1–12.
Sitinjak, M.P., Dewi, D.A.M.S. and Sidemen, I.G.P.S. (2022) ‘Gambaran Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi Pembedahan Ortopedi di Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah’, Jurnal Medika Udayana, 11(2), pp. 25–29.
Available at:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/68737/43519.
Sjamsuhidajat (2017) ‘Buku Ajar Ilmu Bedah: Masalah Pertimbangan Klinis
Bedah dan Metode Pembedahan’, in EGC. Jakarta.
Spreckhelsen, V. T., & Chalil, M.J.A. (2021) ‘Tingkat Kecemasan Preoperatif
Pada Pasien Yang Akan Menjalani Tindakan Anastesi Pada Operasi
Elektif.’, Jurnal Ilmiah Kohesi, 5(4), 32-41. [Preprint]. Available at:
https://kohesi.sciencemakarioz.org/index.php/JIK/article/download/306/30
%0A8 diakses 30 Januari 2022.
Stuart.Gail.W (2016) ‘Keperawatan Kesehatan Jiwa’.
Sudarto and Tunut, T. (2022) ‘Efektivitas Guide Imagery, Slow Depp Breathing
dan Aromaterapi Mawar Terhadap Kecemasan Operasi’, Jurnal Vokasi
Kesehatan, 2(2), pp. 126–131. Available at: http://ejournal.poltekkes-
pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view/67/59.
Sugiatno and Dery, P. (2015) ‘Tingkat Dan Faktor Kecemasan Matematika Pada
Siswa Sekolah Menengah Pertama (online)’, Pendidikan matematika, (4),
pp. 1–12.
Sugiyono (2018) Metodelogi Penelitian Kuantitatif,Kualitatif. Bandung.
Worden, J. William, PhD, A. (2018) Grief Counseling and Grief Therapy, 5th
Edition A Handbook for the Mental Health Practitioner. Edited by 5th
Edition Grief Counseling and Grief Therapy. may 2018. Available at:
https://doi.org/10.1891/9780826134752.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
JADWAL PENELITIAN
No. Jenis kegiatan 2023
2 3 4 5 6 7 8 9
1 Konsultasi judul
2 Penyusunan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Ujian proposal
5 Perbaikan hasil ujian
proposal
6 Penelitian
7 Bimbingan hasil
8 Ujian hasil
Lampiran 2 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 3 Surat Balasan
Lampiran 4 Permohonan Menjadi Responden
Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa tingkat akhir
Program Studi Ners (Jenjang S1 Ilmu Keperawatan) Universitas Widya Nusantara
Palu yang bermaksud melakukan penelitian:
Nama : Muthiara Andini
Nim : 201901021
Institusi : Jln. Maleo lorong.2 Kel.Mantikolore
Akan bermaksud melakukan penelitin yang berjudul “Pengaruh Terapi Dzikir
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan
bagi saudara(i) sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan
akan tetap dijaga dan hanya digunakan uktuk kepentingan peneliti.
Muthiara Andini
Lampiran 5 Persetujuan Responden
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif pada diri
saya sehingga jawaban yang saya berikan adalah sebenar benarnya.
Demikian pernyataan ini saya dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Palu,...................2023
Responden
(.................................)
Lampiran 6 Kuesioner
A. Identitas Klien
1. Nama :
2. Umur :
3. Ruangan / Bad :
No Pertanyaan Sama Tidak Sedikit Agak Sangat
sekali terlalu
tidak
1. Saya takut dibius
Saya terus menerus
2. memikirkan tentang
pembiusan
3. Saya ingin tahu
banyak tentang
pembiusan
LEMBAR OBSERVASI
No. Responden:
A. Identitas Klien
1. Nama :
2. Umur :
3. Ruangan / Bad :
B. Lembar Observasi
Tidak
NO Bacaan Dzikir Didengarkan
Didengarkan
1. Bismillahirahmannirohim
3. Subhanallah 33x
4. Alhamdulillah 33x
5. Laaillaahaillallah 33x
6. Allahuakbar 33x
9. Membaca Alfatiha.
LEMBAR OBSERVASI
A. Identitas Klien
1. Nama :
2. Umur :
3. Ruangan / Bad :
B. Lembar Observasi
Hasil Pengukuran Kecemasan Sebelum dan
Sesudah Diberikan Terapi Dzikir pada pasien Pre Operasi
Intervensi
No. Kode Responden
Pre Post
1
10
11
12
Lampiran 8 Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Dzikir
5 Evaluasi :
1. Menilai respon kecemasan setelah dilakukan terapi dzikir dengan
lembarpai skala pengukuran APAIS.
2. Kemudian minta pasien untuk istirahat dan berserah diri kepada
Allah, sehingga akan meningkatkan kesabarannya dan pikiranpun
akan menjadi lebih tenang, sehingga perasaan cemas yang dialami
bisa berkurang.
3. Lakukan salam terapeutik / salam penutup
Lampiran 9 Lembar Terapi Dzikir
الر ِح ْي ِم
َّ الرحْ َم ِن
َّ ِللا
ّ س ِم
ْ ِب
Bismillahirrahmanirrahim
8. Membaca Alfatiha...
Lampiran 10 Lembar Bimbingan Proposal
Lampiran 11 Hasil Uji Turnitin