Anda di halaman 1dari 64

1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG INFEKSI CACING
SCHISTOSOMIASIS DI DESA TOMADO
KECAMATAN LINDU

SKRIPSI

ABUYASIDUL BUSTANI
201901001

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
PALU
2023
1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG INFEKSI CACING
SCHISTOSOMIASIS DI DESA TOMADO
KECAMATAN LINDU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi


Ilmu Keperawatan Universitas Widya Nusantara Palu

ABUYASIDUL BUSTANI
201901001

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
PALU
2023
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG INFEKSI CACING
SCHISTOSOMIASIS DI DESA TOMADO
KECAMATAN LINDU

The influence of health education on knowledge and


Attitudes of the community about schistosomiasis
Worm infection in tomado village
Lindu district

Abuyasidul Bustani, Ns. Suaib S.Kep.,M.Kep, Widyawati Situmresponden M.Sc


Ilmu Keperawatan Universitas Widya Nusantara Palu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap


pengetahuan dan sikap masyarakat tentang infeksi cacing schistosomiasis. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre experimental
one group pre test dan post test.
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 20 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
pengetahuan dan sikap tentang schistosomiasis.Hasil penelitian ini menggunakan uji
Wilcoxon. Diperoleh hasil, nilai Asymp.Sig. (2-tailed) pengetahuan dan sikap yaitu <
0,001. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap masyarakat tentang infeksi cacing schistosomiasis. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat dengan penyakit
schistosomiasis.

Kata kunci : Pendidikan kesehatan, Pengetahuan, Sikap, Schistosomiasis.


LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG INFEKSI CACING
SCHISTOSOMIASIS DI DESA TOMADO
KECAMATAN LINDU

SKRIPSI

ABUYASIDUL BUSTANI
201901001

Agustus 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Suaib, S.Kep.,M.Kep Widyawati Situmorang, M.Sc


NIK. 20220901139 NIK. 20210901124

Mengetahui
Ketua Prodi Ners
Universitas Widya Nusantara Palu

Ns. Yulta kadang,M.kep


NIK.2022090114
PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingaNya saya dapat menyelesaikan tema yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan Mei 2023 sampai Agustus 2023. Skripsi dengan judul
“Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat
tentang infeksi cacing schistosomiasis Di Desa Tomado Kecamatan Lindu”,
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata I
keperawatan (S-I) pada program studi Ilmu Keperawatan Universitas Widya
Nusantara.
Dalam penyusunan Skripsi penelitian mulai dari awal sampai dengan
selesainya, penulis ingin memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada
kedua responden tua Ayahanda (Azis Afandi) dan ibunda (Sumidar) yang telah
banyak memberikan dukungan dan doa serta bantuan yang begitu besar baik
dalam bentuk moril maupun materi selama menempuh pendidikan sehingga
Skripsi ini dapat terselesaikan.
Bersama ini ijinkan saya mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya
dengan hati yang tulus kepada :
1. Ibu Widyawati Situmorang, M.Sc, selaku Ketua Yayasan Universitas Widya
Nusantara
2. Bapak Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes., selaku Rektor Universitas
Widya Nusantara
3. Ibu Ns. Yulta Kadang, S,Kep.,M.Kep, selaku Ketua Prodi Keperawatan
Universitas Widya Nusantara Palu
4. Bapak Ns. Suaib, S,Kep.,M.Kep, selaku pembimbing I yang telah memberikan
masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini
5. Ibu Widyawati Situmorang, M.Sc, selaku pembimbing II yang telah
memberikan masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini
6. Bapak Ns. Ahmil, S,Kep.,M.Kes, selaku penguji utama yang telah memberikan
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
7. Pejabat dan Tenaga Medis Puskesmas Lindu serta masyarakat Desa Tomado
yang telah berpartisipasi, atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penelitian
ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan
8. Seluruh dosen pengajar yang telah membagi ilmunya kepada penulis beserta
seluruh staf tata usaha dan staf perpustakaan Universitas Widya Nusantara,
yang telah banyak membantu dalam berbagai pelayanan dan administrasi
akademik.
9. Seluruh rekan rekan LUDO HEROIK yang telah memberikan support dalam
penyusunan skripsi ini

Palu, Agustus 2023

Abuyasidul Bustani
20190100
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampai saat ini, persoalan schistosomiasis di Dataran Lindu masih
menjadi fenomena masyarakat dan petugas kesehatan, secara medis tindakan
preventif, promotif sudah dilakukan oleh petugas kesehatan setempat. Hal ini
memberikan gambaran, bahwa persoalan kesehatan yang terjadi pada
masyarakat Lindu perlu pengkajian lebih, guna mengetahui permasalahan
yang terjadi terkait dengan semakin tingginya kasus schistosomiasis di Lindu.
Dapat dikatakan masalah schistosomiasis di Dataran Tinggi Lindu tidak
hanya menyangkut keong sebagai perantara dan cacing sebagai penular, akan
tetapi juga menyangkut aspek lain seperti aspek sosial budaya. Aspek sosial
budaya mempunyai peranan dalam penularan schistosomiasis meliputi
pengetahuan, perilaku, kepercayaan masyarakat terhadap schistosomiasis
(Ningsi dkk, 2013).
Pengetahuan kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh responden
terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang
penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait atau yang
dapat mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan
Kesehatan dan pengetahuan untuk menghindari penyakit. Perilaku kesehatan
untuk hidup sehat yaitu semua kegiatan atau aktivitas responden dalam rangka
memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak
menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait atau mempengaruhi
kesehatan dan tindakan untuk menghindari penyakit (Ningsih dkk, 2013).

1
2

Sikap masyarakat dalam mendukung ataupun mencegah terjadinya


penularan penyakit sangat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat terhadap
penyakit tersebut. Dengan pengetahuan yang baik terhadap suatu penyakit
akan memberikan pengaruh untuk bersikap dan bahkan melakukan tindakan
yang mendukung upaya pencegahan penularan terhadap penyakit. Sebagian
besar masyarakat masih memiliki kebiasaan mandi, mencuci, dan buang air
besar di aliran-aliran sungai. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat akan
lebih rentan terinfeksi schistosomiasis diakibatkan oleh kebiasaan/perilaku
mereka (Ningsi dkk, 2013).
Menurut WHO schistosomiasis adalah penyakit parasit akut dan kronis
yang disebabkan oleh cacing schistosoma, perkiraan menunjukkan setidaknya
251,4 juta responden memerlukan pengobatan pencegahan pada tahun 2021.
Pengobatan pencegahan harus di ulang selama beberapa tahun akan
mengurangi dan mencegah penularan schistosomiasis, di mana responden dan
komunitas di targetkan untuk pengobatan skala besar hanya diperlukan di
Negara endemik dengan penularan sedang hingga tinggi ( WHO, 2023).
Berdasarkan data riset Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 2016, penyakit yang sering disebut sebagai demam keong itu hanya
dijumpai di 5 desa di Kabupaten Sigi dan 23 desa di Kabupaten Poso, Provinsi
Sulawesi Tengah, yang berpenduduk 30.639 responden (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Hasil survei dari puskesmas lindu, dari 9.750 warga kecamatan lindu ada
5.752 warga yang diperiksa dan dipatkan warga yang positif 24 responden, dan
dari 900 warga desa Tomado ada 686 warga yang mengumpulkan tinja untuk
dilakukan pemeriksaan dan didapatkan 4 responden positif schistosomiasis
(Puskesmas Lindu, 2022).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang saya
angkat adalah. Adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
3

dan sikap masyarakat tentang infeksi cacing schistosomiasis Di desa tomado


kecamatan lindu.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat tentang
infeksi cacing schistosomiasis di desa tomado kecamatan lindu.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Dianalisis pengetahuan dan sikap masyarakat sebelum diberikan
pendidikan kesehatan tentang schistosomiasis di Desa Tomado
Kecamatan Lindu.
b. Dianalisis pengetahuan dan sikap masyarakat setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang schistosomiasis di Desa Tomado
Kecamatan Lindu.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya dan menjadi bahan bacaan perpustakaan pada
institusi.
2. Bagi masyarakat kecamatan lindu
Hasil studi penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyebaran, penyebab dan pencegahan penyakit
schistosomiasis.
3. Bagi instansi tempat penelitian
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan
gambaran bagi tenaga kesehatan khususnya Puskesmas Lindu dalam
memberikan pendidikan kesehatan tentang penyebaran dan proses penularan
schistosomiasis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Teori schistosomiasis
a. Definisi schistosomiasis
Penyakit schistosomiasis atau disebut demam keong adalah
penyakit menular kronis yang disebabkan oleh cacing schistosoma
japonicum dan keong oncomelania hupensis linduensis merupakan
hospes perantara cacing trematoda schistosoma japonicum. Cacing ini
hidup di dalam pembuluh darah vena mesenterika manusia dan binatang
vertebrata khususnya mamalia (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah, 2019). Schistosomiasis atau bilharziasis adalah penyakit parasit
yang hidup didalam pembuluh darah vena manusia dan binatang mamalia
di beberapa daerah tropis dan sub tropis (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2016)
Dalam penanganan penyakit Schistosomiasis tahun 2019 pada
manusia dengan pemberian obat pencegahan massal (POPM)
schistosomiasis tidak berjalan sesuai rencana dikarenakan ketersediaan
obat praziquantel yang direncanakan 28 desa yang terealisasi hanya 24
desa. Terdapat beberapa permasalahan yang mempengaruhi
berfluktuasinya prevalensi schistosomiasis diantaranya adalah masih
banyak lahan tidur yang menjadi tempat berkembangnya keong
oncomelania hupensis lindoensis, lingkungan daerah fokus keong
oncomelania hupensis lindoensis belum dikelolah dengan baik, hewan
mamalia tidak dilaksanakan pengobatan massal, fokus keong
oncomelania hupensis lindoensis berada di daerah Taman Nasional Lore
Lindu, tim terpadu pengendalian schistosomiasis belum optimal, serta
masih adanya masyarakat yang memanfaatkan sumber air bersih dari
fokus keong (Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, 2019).
b. Morfologi Dan Daur Hidup Cacing Schistosoma
Tabel 2.1 klasifikasi Schistosoma mansoni, Schistosoma haematobium,
Schistosoma japonicum
Spesies Schistosoma Schistosoma Schistosoma
mansoni haematobium japonicum

H hospes Biomphalaria Bulinus truncatus Oncomelani

perantara glabrata a hupensis


lindoensis

Penyakit Schistosomiasis Schistosomiasis Schistosomiasi


mansoni kandung kemih s japonica
(intestinal) (intestinal)
Tempat hidup Pleksus vena Vena kandung kemih Pleksus vena
mesenterica mesenterica
usus halus usus halus

c. Etiologi
Cacing schistosoma japonicum hidup di keong oncomelania
hupensis lindoensis, dan menginfeksi manusia melalui sumber air minum
dan air yang digunakan dalam kehidupan sehari hari, serta dapat
menginfeksi manusia saat bekerja di sawah tanpa menggunakan sepatu
bot, sehingga cacing dapat menginfeksi melalui kuku (Ahmad Erlan dkk,
2020).
d. Manifestasi Klinis
Menurut informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
gejala yang timbul saat responden terinfeksi schistosomiasis
diantaranya sebagai berikut:
Fase akut
1) Rasa gatal di kulit
2) Diare
3) Demam
4) Batuk
5) Pusing
6) Sakit perut
7) Nyeri otot dan sendi
Fase kronis
1) Anemia
2) Sesak nafas dan sakit kepala

Gambar 2.1. Keong air --hospes Schistosoma Gambar 2.2 Cacing dewasa Schistosoma
Gambar 2.3 Daur hidup Schistosoma
c. Penatalaksanaan
Menurut Joni Tandi, ada empat jenis obat yang digunakan untuk
digunakan untuk menanggulangi schistosomiasis berdasarkan gejala yang
ditimbulkan diantaranya :
1) Praziquantel.
Praziquantel adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi
cacing, seperti schistosomiasis, infeksi cacing hati dan infeksi cacing
paru (Joni Tandi, 2017).
2) Paracetamol
Paracetamol adalah obat untuk meredakan demam dan nyeri ringan
hingga sedang (Joni Tandi, 2017).
3) CTM
CTM adalah obat alergi yang mengandung zat aktif chlorpheniramine
maleat, obat ini digunakan untuk mengatasi alergi, seperti gatal-gatal,
urtikaria, dan dermatitis (Joni Tandi, 2017).
4) Antelmintik
Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan
tubuh ( Joni Tandi, 2017).
B. Kerangka Konsep
Kerangka Konseptual harus didukung oleh landasan teori yang kuat
serta informasi yang bersumber dari berbagai laporan ilmiah atau hasil jurnal
penelitian.

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Pendidikan kesehatan
Sikap

Gambar 2.4
Keterangan :

: Variabel

: Hubungan

: Di Teliti

C. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara berdasarkan penelitian yang akan
dilakukan, hipotesis ini berdasarkan rumusan masalah yang ada, adalah sebagai
berikut :
Ha : a. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat
tentang infeksi cacing schistosomiasis Di desa tomado kecamatan lindu.
b. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap masyarakat tentang
infeksi cacing schistosomiasis Di desa tomado kecamatan lindu.
BAB III
METODE PENELETIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan upaya mengemukakan pengetahuan dan menggunakan
data berupa angka (Donsu, 2022). Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pre experimental yaitu peneliti melakukan percobaan
ataupun perlakuan kepada variabel independennya. Rencana penelitian ini
yaitu one group pre test dan post test dengan memberikan kuesioner
pengetahuan dan sikap sebelum diberi perlakuan berupa pendidikan kesehatan,
kemudian memberikan kembali kuesioner setelah diberikan perlakuan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
infeksi cacing schistosomiasis di desa Tomado, Kecamatan lindu. Rancangan
penelitian dapat disajikan dalam table 3.1
Table 3.1 pola penelitian one group pre test dan post test

Pre test perlakuan post test


T1 X T2

Keterangan:
T1: Pengukuran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap infeksi
cacing schistosomiasis sebelum diberikan pendidikan kesehatan.
T2: Pengukuran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap infeksi
cacing schistosomiasis setelah diberikan pendidikan kesehatan.
X : Pemberian intervensi pendidikan kesehatan.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan Di Desa Tomado, Kecamatan Lindu,
Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan juli, tahun 2023.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di
desa tomado kecamatan lindu yaitu berjumlah 900 jiwa.
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
1) Responden bisa berbahasa Indonesia
2) Responden bisa membaca dan menulis
b. Kriteria eksklusi
1) Responden bekerja di puskesmas atau fasilitas kesehatan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ciri yang melekat pada objek penelitian baik
bersifat fisik (nyata) atau tidak nyata. Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
menjadi sebab perubahan atau dapat mempengaruhi variabel lain
(Sudaryono, 2021). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan
kesehatan.
2. Variabel dependent
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Sudaryono, 2021).
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini pengetahuan dan sikap
masyarakat.
E. Definisi Operasional
a. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan tentang schistosomiasis adalah pemberian
pemahaman kepada masyarakat tentang schistosomiasis baik terkait
penyebaran, gejala, pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut.
b. Pengetahuan.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh sampel
terkait penyakit infeksi cacing schistosomiasis.
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil pengukuran : a. Baik : Apabila responden menjawab pertanyaan
< 3 dengan benar
b. Kurang : Apabila responden menjawab
pertanyaan dengan benar > 3
c. Sikap
Sikap adalah respon atau tindakan yang dilakukan sampel baik
sebelum atau sesudah diberi perlakuan.
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil pengukuran : a. Positif : Apabila responden menjawab
Pertanyaan < 3 dengan benar
b. Negatif : Apabila responden menjawab pertanyaan
dengan benar > 3
F. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner
yang diberikan kepada masyarakat yang menjadi sampel, sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan mengenai penyakit schistosomiasis. Kuesioner yang
digunakan diambil dari penelitian Ningsi dkk (2013), yang kemudian
dimodifikasi dan telah dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid.
G. Tehnik Pengumpulan Data
1. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi di website
resmi WHO dan Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia. Kemudian
pada data kasus di provinsi Sulawesi tengah didapatkan melalui catatan
resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Lalu untuk informasi
kecamatan yang tinggi akan kasus schistosomiasis didapatkan dari Dinas
Kabupaten Sigi. Seterusnya untuk desa yang akan dijadikan tempat
penelitian yaitu Desa Tomado merupakan rekomendasi dari penanggung
jawab data schistosomiasis di Puskesmas Lindu dan merupakan desa dengan
angka tertinggi schistosomiasis di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Lindu.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner dan wawancara secara langsung kepada
responden.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang berkaitan dengan jumlah populasi
dan sampel yang akan menjadi responden.

3. Pengolah Data
a. Editing dapat dilakukan dengan tujuan memeriksa adanya kesalahan
ataupun kekurangan data yang di isi oleh responden.
b. Coding merupakan kegiatan memilah atau memisahkan data dengan
memberi kode sehingga mempermudah peneliti ketika memasukkan data.
c. Tabulations merupakan tahap dimana peneliti menyusun data sesuai
dengan variabel penelitian.
d. Entri merupakan tahan memasukkan data kedalam aplikasi komputer
yang bertujuan untuk melakukan analisa data.
e. Cleaning merupakan tahap pembersihan data dengan melihat data-data
dari sebuah variabel yang telah digunakan.
f. Describing merupakan tahap penggambaran atau penjelasan data yang
telah dikumpulkan.
H. Analisis Data
Data yang di peroleh di proses dengan program pada komputer
kemudian di Analisa sebagai bahan pemikiran untuk menentukan tujuan dan
pilihan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini disertakan:
1. Analisis Univariat
Analisa Univariat adalah bentuk analisa dari variabel berdasarkan
temuan untuk mewakili jumlah frekuensi dan beberapa persentase setiap
variabel. Variabel independen ( pendidikan kesehatan) dan variabel
dependen (pengetahuan dan sikap). Rumus yang digunakan adalah
distribusi frekuensi :
F
P¿ N x 100 %
keterangan : P = Persentase
f = jumlah jawaban benar
n = jumlah
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah teknik analisis statistik yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan
antara dua variabel saling mempengaruhi. Paired t- test adalah uji
perbedaan antara dua sampel berpasangan. Sampel yang dipasangkan
adalah adalah subjek yang sama tetapi mengalami perlakuan yang
berbeda. Model diferensial ini digunakan untuk menganalisis sampel
penelitian sebelum dan sesudah diberi perlakuan ( Wicaksono, 2020).
Pengujian dilakukan dengan selisih yang signifikan yaitu 0,05 (a =
5%) antara variabel independen dan variabel dependen. Dasar
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak H 0 dalam tes ini
adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai kritis > 0,05 maka H0 diakui atau Ha ditolak (perbedaan
eksekusi tidak kritis.
b. Dalam hal ini nilai kritis < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diakui ( kontras
eksekusi penting.
Jika setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas tidak
normal dan tidak homogen maka uji t-test akan diganti dengan uji
Wilcoxon. Data dianalisis dengan univariat dan bivariat menggunakan
uji statistic Wilcoxon pada tahap kepercayaan 98% (α,005) hipotesis
diterima jika p-value < 0,05 yang berarti bahwa, pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat tentang infeksi
schistosomiasis. Syarat uji statistik parametrik menggunakan skala
pengukuran kategorik (ordinal) (Dahlan, 2017).
J. Bagan Alur Penelitian

Lokasi penelitian di desa tomado


Pra penelitian
kecamatan lindu

Pengambilan data
awal

Proses
penyusunan
proposal

Konsul dan
perbaikan proposal

Ujian proposal

Mengurus surat
izin penelitian
Mengidentifikasi kasus
schistosomiasis
Penelitian
lapangan
Membuktikan ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
Analisis data masyarakat tentang infeksi schistosomiasis

Penyusuanan laporan univariat Distribusi frekuensi


hasil penelitian
Uji independent
bivariat
sampel t-test
Penyusunan laporan
hasil

Uji turnitin Ujian tutup hasil dan pembahasan


Gambar 3.1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Tomado terletak di Kecamatan Lindu, Kabupaten sigi yang
jaraknya sekitar 80 km dari kota palu. Desa Tomado memiliki luas wilayah
83,81 km2 dengan persentase 20% dataran dan 80% pegunungan, di Desa
Tomado terdapat 4 Dusun dan 8 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 1.377
jiwa, dimana sebagian besar masyarakat Desa Tomado bekerja sebagai petani.
Dikarenakan jalan menuju Desa Tomado yang masih terbilang buruk yang
mengakibatkan sulitnya daerah tersebut untuk diakses dan sulit nya
mendapakan akses internet di lokasi tersebut.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan Di Desa Tomado Kecamatan Lindu pada tanggal


2 agustus sampai 6 agustus 2023 dengan jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 20 responden. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengundang
masyarakat untuk berkumpul disalah satu rumah warga kemudian peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan serta bagaimana penelitian ini akan
laksanakan. Selanjutnya peneliti meminta kesediaan masyarakat untuk menjadi
responden dengan menandatangani inform consent, lalu peneliti melakukan
pengumpulan data pre (sebelum) pendidikan kesehatan dengan teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri atas dua aspek
penilaian yaitu pengetahuan dan sikap. Setelah pengisian kuesioner oleh
responden telah selesai dilanjutkan dengan pendidikan kesehatan tentang
schistosomiasis. Kemudian untuk pengumpulan data post (setelah) pendidikan
kesehatan dilakukan 4 hari setelah pendidikan kesehatan dilakukan tepatnya
pada tanggal 6 agustus 2023. Adapun hasil penelitian baik pre maupun post
selanjutnya diolah sesuai dengan teknik pengolahan data yang telah ditentukan
dan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Karakteristik responden
Karakteristik Responden Masyarakat Di Desa Tomado Kecamatan
Lindu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik
responden Di Desa Tomado Kecamatan Lindu Tahun 2023
(ƒ=20)
Karakteristik Respondenb Frekuensi (ƒ)a Persentase (%)c
Umur
36 - 45 tahun 6 30 %
46 – 55 tahun 12 60 %
56 – 65 tahun 2 10 %
Jenis Kelamin
Lakilaki 14 70%
Perempuan 6 30%
Pendidikan
Tidak sekolah 3 15%
SD/sederajat 13 65%
SMP/sederajat 4 20%
Pekerjaan
Petani 14 70 %
IRT 6 30 %
Sumber : Data primer 2023

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui sebagian besar masyarakat


yang menjadi responden berusia 46 – 55 tahun yang berjumlah 12
responden dengan persentase sebesar 60%, responden berusia 36 – 45
tahun yang berjumlah 6 responden dengan persentase sebesar 30% dan
usia 56 – 65 tahun berjumlah 2 responden dengan persentase sebesar
10%.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui
mayoritas responden adalah laki laki sebanyak 14 responden dengan
persentase sebesar 70% dan perempuan berjumlah 6 responden dengan
persentase sebesar 30%.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui
sebagian besar tingkat pendidikan responden yaitu SD/sederajat dengan
jumlah 13 responden dengan persentase sebesar 65%, responden dengan
tingkat pendidikan SMP/sederajat dengan jumlah 4 responden dengan
persentase sebesar 20% dan responden yang tidak sekolah dengan jumlah
3 responden dengan presentasi 15%.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat diketahui
sebagian besar responden bekerja sebagai petani dengan jumlah 14
responden dengan persentase sebesar 70% dan yang bekerja sebagai IRT
berjumlah 6 responden dengan persentase sebesar 30%.

2. Analisis univariat

Analisa Univariat adalah bentuk analisa dari variabel berdasarkan


temuan untuk mewakili jumlah frekuensi dan beberapa persentase setiap
variabel. Hasil analisis univariat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Distribusi frekuensi pengetahuan masyarakat sebelum diberikan


pendidikan kesehatan.

Distribusi frekuensi pengetahuan masyarakat Di Desa Tomado


Kecamatan Lindu pre (sebelum) diberikan pendidikan kesehatan dapat
dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pre (sebelum)
diberikan pendidikan kesehatan Tahun 2023 (ƒ=20)a
Tingkat Pengetahuanb Frekuensi (ƒ)a Persentase (%)c

Baik 8 40%
Kurang baik 12 60%
Sumber : Data primer 2023

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui tingkat pengetahuan


responden pre (sebelum) diberikan pendidikan kesehatan sebagian
besar kurang baik dengan jumlah frekuensi 12 responden dengan
persentase sebesar 60% dan responden dengan tingkat pengetahuan baik
berjumlah 8 responden dengan persentase sebesar 40%.

b. Distribusi frekuensi pengetahuan masyarakat setelah diberikan


pendidikan kesehatan.

Distribusi frekuensi pengetahuan masyarakat Di Desa Tomado


Kecamatan Lindu post (setelah) diberikan pendidikan kesehatan dapat
dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan post (setelah)


diberikan pendidikan kesehatan Tahun 2023 (ƒ=20)a
Tingkat Pengetahuanb Frekuensi (ƒ)a Presentasi (%)c
Baik 17 85%
Kurang Baik 3 15%
Sumber: Data primer 2023

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui tingkat pengetahuan


responden post (setelah) diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar
baik dengan frekuensi 17 responden dengan persentase sebesar 85%
dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik berjumlah 3
responden dengan persentase sebesar 15%.
c. Distribusi frekuensi sikap masyarakat sebelum diberikan pendidikan
kesehatan.

Distribusi frekuensi sikap masyarakat Di Desa Tomado


Kecamatan Lindu pre (sebelum) diberikan pendidikan kesehatan dapat
dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi sikap masyarakat pre (sebelum)


diberikan pendidikan kesehatan Tahun 2023 (ƒ=20)a
Sikap Masyarakat Frekuensi (ƒ)a Presentase (%)c
Positif 6 30%
Negatif 14 70%
Sumber : Data primer 2023

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui sikap masyarakat pre


(sebelum) diberikan pendidikan kesehatan tentang schistosomiasis
sebagian besar negatif dengan frekuensi 14 responden dengan persentase
sebesar 70% dan sikap dengan kategori positif dengan frekuensi 6
responden dengan persentase sebesar 30%.

d. Distribusi frekuensi sikap masyarakat post (setelah) diberikan pendidikan


kesehatan.

Distribusi frekuensi sikap masyarakat Di Desa Tomado Kecamatan


Lindu post (setelah) diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat pada
tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi sikap masyarakat post (setelah) diberikan


pendidikan kesehatan Tahun 2023 (ƒ=20)a
Sikap masyarakat Frekuensi (ƒ)a Persentase (%)c
Positif 19 95%
Negatif 1 5%
Sumber : Data primer 2023
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui sikap masyarakat post
(setelah) diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar positif dengan
frekuensi 19 responden dengan persentase sebesar 95% dan dengan
kategori negatif berjumlah 1 responden dengan persentase sebesar 5%.

3. Analisis bivariat

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang


diambil berasal dari populasi yang sama atau berdistribusi normal. Data
berdistribusi normal >0.05. Sedangkan data tidak berdistribusi normal
<0.05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil uji normalitas pengaruh pendidikan kesehatan terhadap


pengetahuan dan sikap masyarakat tentang infeksi cacing
schistosomiasis Di Desa Tomado Kecamatan Lindu Tahun
2023 (ƒ=20)a
Kolmogorov-smirnova Shapiro-wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Pre pengetahuan .336 20 ,001 .678 20 ,001


Post Pengetahuan .509 20 ,001 .433 20 ,001
Pre sikap .408 20 ,001 .609 20 ,001
Post sikap .361 20 ,001 .701 20 ,001

Berdasarkan tabel 4.6 Hasil uji normalitas yang digunakan adalah


Shapiro-wilk dikarenakan responden berjumlah 20 responden. Pada
variabel pre pengetahuan dengan nilai sig 0,001 (0,001 < 0,05) dan
variabel post pengetahuan dengan nilai sig 0,001 (0,001 < 0,05).
Dikarenakan data variabel pengetahuan berdistribusi tidak normal maka
variabel pengetahuan menggunakan uji Wilcoxon. Sedangkan pada
variabel pre sikap dengan nilai sig 0,001 (0,001 < 0,05) dan variabel post
sikap dengan nilai sig 0,001 (0,001 < 0,05). Dikarenakan data variabel
sikap berdistribusi tidak normal maka variabel sikap menggunakan uji
Wilcoxon.

b. Uji Wilcoxon

Hasil uji Wilcoxon dari pengaruh pendidikan kesehatan terhadap


pengetahuan dan sikap masyarakat dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :

Tabel 4.7 Uji Wilcoxon Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap


pengetahuan dan sikap masyarakat tentang infeksi cacing
schistosomiasis Di Desa Tomado Kecamatan Lindu Tahun
2023 (N=20)a
RANKS
N Mean Rank Sum of
Ranks
Post pengetahuan Negative Ranks 0a .00 .00
– Pre Positive Ranks 15b 8.00 120.00
pengetahuan Ties 5c

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji Wilcoxon signed ranks dari 20


responden terdapat perubahan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang schistosomiasis. Positive Ranks
dengan nilai N 15 artinya terdapat 15 responden dari 20 responden yang
mengalami peningkatan hasil dari pre test ke post test. Mean ranks atau
nilai rata-rata sebesar 8.00 dan Sum Of Ranks atau jumlah rangking
positif nya sebesar 120.00 serta nilai Ties adalah 5 yang berarti terdapat 5
responden memiliki kesamaan nilai pre test ke post test.

Tabel 4.8 Hasil uji statistic pengaruh pendidikan kesehatan terhadap


pengetahuan dan sikap masyarakat tentang infeksi cacing
schistosomiasis Di Desa Tomado Kecamatan Lindu Tahun
2023.
Test Statistica
Post pengetahuan - Post sikap – pre sikap
Pre pengetahuan
Z -3.501b -3.681b
Asymp. Sig. (2- <,001 <,001
tailed)

Berdasarkan tabel 4.11 Test Statistic dari uji Wilcoxon Signed Ranks
menggunakan SPSS (Data SPSS Terlampir) maka membandingkan
antara nilai Sig dan nilai alfa yang dihasilkan dari perhitungan variabel
pengetahuan maka didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) yaitu 0.001
(0.001 < 0.05) dan dari perhitungan variabel sikap didapatkan nilai
Asymp. Sig (2-tailed) yaitu 0.001 (0.001 < 0.05). Berdasarkan hasil
perhitungan variabel pengetahuan dan sikap didapatkan nilai Asymp. Sig
(2-tailed) dari kedua variabel tersebut adalah 0.001 (0.001 < 0.05).
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
masyarakat tentang infeksi schistosomiasis Di Desa Tomado Kecamatan
Lindu.

C. Pembahasan

1. Tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat sebelum diberikan pendidikan


kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 didapatkan bahwa dari 20


responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan, dengan kategori tingkat
pengetahuan baik berjumlah 8 responden dengan persentase sebesar 40%
dan dengan kategori tingkat pengetahuan kurang baik berjumlah 12
responden dengan persentase sebesar 60%.

Peneliti berasumsi penyebab kurang nya tingkat pengetahuan


masyarakat Desa Tomado tentang schistosomiasis karena masyarakat
kurang mendapat penyuluhan kesehatan tentang infeksi schistosomiasis.
Menurut informasi dari masyarakat penyuluhan terakhir kali dilakukan pada
tahun 2019 dan pemerintah Desa serta Puskesmas hanya fokus ke
pemberantasan area fokus keong, ditambah lagi dengan tingkat pendidikan
masyarakat yang masih rendah.

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan dari 20 responden terdapat 3


responden yang tidak bersekolah dengan persentase sebesar 15%,
responden dengan tingkat pendidikan SD/sederajat berjumlah 13 responden
dengan persentase sebesar 65% dan responden dengan tingkat pendidikan
SMP/sederajat berjumlah 4 responden dengan persentase sebesar 20%. Hal
ini sejalan dengan pendapat Suhardjo (2003) yang dikutip dari penelitian
Vera Diana Towidjojo dkk (2023) yang. Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 4.4 didapatkan dari 20 responden sebelum diberikan pendidikan
kesehatan, sebagian besar responden memiliki nilai sikap kategori negatif
berjumlah 14 responden dengan persentase sebesar 70% dan kategori
positif berjumlah 6 responden dengan persentase sebesar 30%.

Peneliti berasumsi rendahnya nilai sikap masyarakat tentang


schistosomiasis dikarenakan tingkat pengetahuan yang kurang. Hal ini
sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2018) yang menyatakan
pengetahuan responden tentang sesuatu objek mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap responden terhadap objek yang diketahui. Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan pengetahuan akan mempengaruhi sikap
responden.

2. Tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat setelah diberikan pendidikan


kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 didapatkan bahwa dari 20


responden yang diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar memiliki
tingkat pengetahuan dengan kategori baik berjumlah 17 responden dengan
presentase sebesar 85% dan kategori tingkat pengetahuan kurang baik
berjumlah 3 responden dengan presentase sebesar 15%.
Dari hasil tersebut peneliti berasumsi ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang infeksi cacing
schistosomiasis. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Meiske Elisabeth Koorag dkk (2019) yang berjudul peningkatan
pengetahuan tentang schistosomiasis pada guru dan murid di Sekolah Dasar
di Kecamatan Lore Barat yang menyatakan adanya peningkatan
pengetahuan yang signifikan pada murid dan guru setelah diberikan
intervensi pendidikan kesehatan tentang schistosomiasis. Sebelum diberikan
pendidikan kesehatan nilai (pre test) rata rata pengetahuan sebesar 9,25 dan
setelah diberikan intervensi (post test) meningkat menjadi 11,03 dengan
nilai p=0,000.

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil dari 20 responden setelah


diberikan pendidikan kesehatan yang memiliki nilai sikap dengan kategori
positif berjumlah 19 responden dengan presentase sebesar 95% dan
responden dengan kategori nilai negatif berjumlah 1 responden dengan
persentase sebesar 5%.

Dari hasil tersebut peneliti berasumsi ada pengaruh pendidikan


kesehatan terhadap sikap masyarakat tentang schistosomiasis, karena
menurut peneliti pengetahuan akan mempengaruhi sikap. Dengan
memberikan pendidikan kesehatan, hal ini dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat yang nantinya bisa merubah atau mempengaruhi sikap
masyarakat.
D. Keterbatasan peneliti

Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, beberapa hambatan yang di
hadapi peneliti saat melakukan penelitian di Desa Tomado Kecamatan Lindu
diantaranya sebagai berikut :
1. Kurangnya referensi dan penelitian terkait mengenai kasus schsistosomiasis.
2. Sulitnya akses menuju lokasi penelitian.
3. Sulitnya mengumpulkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengikuti
penelitian ini karena keterbatasan waktu yang dimiliki masyarakat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di desa tomado


kecamatan lindu dengan judul “pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap masyarakat tentang infeksi schistosomiasis” dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan masyarakat Di Desa Tomado Kecamatan Lindu


sebelum ( pre ) diberikan pendidikan kesehatan dengan persentase 60 %
kurang baik dan 40% baik.
2. Tingkat pengetahuan masyarakat Di Desa Tomado Kecamatan Lindu setelah
( post) diberikan pendidikan kesehatan dengan persentase 85% baik dan
15% kurang baik.
3. Nilai sikap masyarakat Di Desa Tomado Kecamatan Lindu sebelum ( pre )
diberikan pendidikan kesehatan dengan persentase 70% negatif dan 30%
positif.
4. Nilai sikap masyarakat Di Desa Tomado Kecamatan Lindu setelah ( post )
diberikan pendidikan kesehatan dengan persentase 95% positif dan 5%
negatif.
5. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
masyarakat Di Desa Tomado Kecamatan Lindu.

B. Saran

1. Bagi Institusi (Universitas Widya Nusantara)


Informasi hasil penelitian ini dapat menambah kapasitas dan kualitas
pada sarana pendidikan dikarenakan dapat digunakan sebagai bahan
tambahan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan serta menjadikan
referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2. Bagi masyarakat
Diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat mendapatkan
informasi mengenai schistosomiasis dan bisa bekerja sama dengan petugas
kesehatan dalam mengatasi dan mencegah infeksi penyakit schistosomiasis.
3. Bagi instansi tempat penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini pemerintah desa maupun
puskesmas di tempat penelitian dapat lebih aktif dalam meningkatkan minat
masyarakat untuk mengikuti penyuluhan kesehatan tentang infeksi penyakit
schistosomiasis, untuk meningkatkan taraf kesehatan masyrakat.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar S. sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: pustaka pelajar


2018
Ahmad Erlan, Junus Widjaja, Anis Nur Widayati, Intan Tolistiawaty & Malonda
Maksud, 2020, Upaya Pengendalian Schistosomiasis Menuju Eliminasi
Dengan Implementasi Model Bada Di Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi
Tengah. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat dengan tema Kesehatan Modern dan Tradisional. Balai Litbang
Kesehatan Donggala.
Dahlan.(2017).statistika untuk kesehatan dan kedokteran.Arkans.
Donsu, J.D.T. (2022). Metodologi penelitian keperawatan. Pustaka baru press
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016.
Kementerian kesehatan, 2019, Profil kesehatan Sulawesi tengah.
Kementerian kesehatan,2022, kabupaten sigi Sulawesi tengah.
Ningsi, 2013, Schistosomiasis Pada Masyarakat Dataran Tinggi Lindu Di
Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Ningsi, Sani Yamin dan Hijjang Pawenari, 2013, pengetahuan dan perilaku
kesehatan masyarakat lindu terkait kejadian schistosomiasis di kecamatan
lindu kabupaten sigi.
Noviany Banne Rasiman, Lonya Stanye Sampali, 2018, pengetahuan dan sikap
masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit schistosomiasis di puskesmas
wuasa, Vol. IV. No.7
Munadi. Media pembelajaran: sebuah pendekatan baru:Referensi. Editor
natakusuma Jakarta selatan, 2018.
Notoatmodjo. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Editor meliati engki:
Jakarta: rineka cipta, 2018.
Meiske Elisabeth Koraag, Rosmini, Anis Nurwidayati, Sitti Chadijah, Mujiyanto,
Ni Nyoman Veridiana, Intan Tolistiawaty, 2019. Peningkatan pengetahuan
tentang schistosomiasis Pada guru dan murid sekolah dasar di kecamatan lore
barat kabupaten poso vektora vol. 11. No. 1
Pitriani, Rau Jusman, 2017, Eliminasi Schistosomiasis Di Sulawesi Tengah,
Review Sistematik Dan Focus Group Discussion, journal muara sains,
teknologi, kedokteran dan ilmu kesehatan. Vol.1 no.1
Purwanto. H . 2018 pengantar perilaku manusia. ECG : Jakarta
Puskesmas Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi
Song Chismery, 2020, Hubungan Schistosomiasis Dengan Alergi. Universitas
Tarumanagara.
Sudaryono. (2021). Statistik 1: statistik deskriptif untuk penelitian (Giovanny,
Ed.; cetakan 1). Andi (Anggota IKPI).
Sugiyono. (2017). Metode penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Alfabet.
Joni Tandi, 2017, Pola Pengobatan Penderita Schistosomiasis (Demam Keong) Di
Desa Kaduwa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso, Journal sains dan
kesehatan, Vol. 1 no.9
Vera Diana Towidjojo, Alya Shafira Nurhafifzah, Sutrisnawati
Mardin.2023.Faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan
schistosomiasis pada masyarakat desa kaduwa napu kabupaten poso. Vol
13.No 01.
WHO (2023) WHO | schistosomiasis, WHO. World Health Organization.
Wicaksono, (2020).
Yanto B.A. 2017. Kapita selekta kuesioner. Pengetahuan dan sikap. Jakarta :
salemba medika
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

No Jenis Kegiatan Tahun 2023


2 3 4 5 6 7 8 9
1 Konsultasi Judul
2 Penyusunan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Ujian proposal
5 Perbaikan hasil ujian proposal
6 Penelitian
7 Bimbingan hasil
8 Ujian hasil
Lampiran 2. Surat balasan pengambilan data awal
Lampiran 3. Permohonan menjadi responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepala
Yth. Calon Responden
Di Tempat

Dengan Hormat.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa tingkat akhir
program studi S1 keperawatan Universitas Widya Nusantara Palu yang akan
melakukan penelitian :

Nama : Abuyasidul Bustani


Nim : 201901001
Alamat : kota palu Sulawesi tengah

Akan melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh pendidikan kesehatan


terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat tentang infeksi cacing
schistosomiasis Di desa tomado kecamatan lindu” kerahasian semua informasi
yang didapat dari responden akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk
keperluan penelitian.

Apabila saudara (i)menyetujui, maka dengan ini saya minta kesediaan


saudara (i) untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan
yang saya ajukan.
Atas perhatian saudara(i) saya ucapkan banyak terimakasih.

Palu, juni 2023


Peneliti

Abuyasidul Bustani
Lampiran 4. Persetujuan Responden

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia berpartisipasi


sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan saudara Abuyasidul Bustani,
mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu keperawatan Universitas Widya Nusantara Palu
dengan judul “pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
masyarakat tentang infeksi cacing schistosomiasis Di desa tomado kecamatan
lindu”.

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif pada diri
saya, sehingga saya bersedia menjawab pertanyaan dengan sebenar-benarnya.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Palu, 2023

Reponden

(……………………………..)
Lampiran 5. SAP

SAP

RENCANA PENYULUHAN PENYAKIT SCHISTOSOMIASIS

TOPIK : Penyakit schistosomiasis

SASARAN : Masyarakat

TUJUAN :

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan masyarakat
mengetahui dan memahami penyakit schistosomiasis seperti penyebab,
penularan, pengobatan, tanda dan gejala schistosomiasis juga bagaimana
pencegahan schistosomiasis.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat :
a. Mampu menyebutkan pengertian dari schistosomiasis.
b. Mengetahui dan memahami penyebab dari schistosomiasis
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari responden yang
terinfeksi schistosomiasis
d. Mengetahui bagaimana pencegahan penyakit schistosomiasis
ISI PENYULUHAN :

1. Pengertian schistosomiasis
2. Penyebab schistosomiasis
3. Patofisiologi schistosomiasis
4. Manifestasi klinis schistosomiasis
5. Pengobatan schistosomiasis
METODE : Pemaparan materi dan Tanya jawab

ALAT PERAGA : liflet

RENCANA EVALUASI :

1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.
b. Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
c. Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan.
d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat memperhatikan penjelasan penyaji.
b. masyarakat aktif bertanya.
c. Media dapat digunakan secara efektif.
3. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan kembali pengertian schistosomiasis.
b. Menyebutkan kembali penyebab schistosomiasis.
c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala schistosomiasis.
d. Menyebutkan kembali upaya pencegahan schistosomiasis.
e. Menyebutkan kembali penatalaksanaan schistosomiasis.
RENCANA PELAKSANAAN :

● Pendidikan kesehatan

● Tempat pelaksanaan di Desa Tomado Kecamatan Lindu

● Dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Widya Nusantara Palu

Tahap Kegiatan pemateri Kegiatan Peserta Waktu

Pembuk 1. Menyampaikan salam 1. Membalas salam 10


Menit
aan 2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan

3. Kontrak waktu 3. Memberi respon

4. Tes awal 4. Menjawab

Inti 1.Menjelaskan 1. Mendengarkan 20


kegiatan Menit
pengertian, dan menyimak

penyebab, 2. Mengajuka

pencegahan,
n
penularan dan
Pertanyaan
penatalaksanaan
3. Mendengarkan
schistosomiasis.

Sumber : Direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan


kementerian kesehatan Republik Indonesia.
Lampiran 6. Lembar kuesioner

KUESIONER
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG INFEKSI CACING
SCHISTOSOMIASIS DI DESA TOMADO KECAMATAN LINDU
Kode responden :

A. petunjuk pengisian

Berilah tanda ceklis ( ) pada jawaban yang anda anggap paling tepat sesuai
dengan apa yang anda ketahui pada kolom yang telah disediakan.

B. identitas responden
1. nama : 4. Pendidikan :
2. umur : 5. Pekerjaan :
3. jenis kelamin :

PENGETAHUAN
NO PERTANYAAN B S
1 Penularan penyakit schistosomiasis ( demam keong ) pada
manusia dapat melalui kulit yang tidak terlindungi
2 penyakit schistosomiasis ( demam keong ) dapat menular melalui
keong

3 Schistosomiasis ( demam keong ) disebabkan oleh sejenis cacing


4 Cacing schistosoma dapat menyebabkan penyakit, tapi tidak
menyebabkan kematian
5 Jika anggota keluarga mempunyai tanda dan gejala
schistosomiasis (demam keong ) tidak perlu dibawah ke
puskesmas
6 Saya wajib memelihara lingkungan yang sehat
B : BENAR / S : SALAH
SIKAP

NO PERNYATAAN S TS
1 Pengendalian penyakit schistosomiasis yaitu dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat
2 Penderita schistosomiasis tidak perlu di asingkan dari
masyarakat
3 Perlu menggunakan sepatu boot saat memasuki daerah
sekitar fokus keong
4 Pemeriksaan tinja yang dilakukan secara berkala perlu
saya ikuti
5 Masyarakat perlu memelihara lingkungan yang sehat
6 Masyarakat dan petugas kesehatan harus bekerja sama
dalam pencegahan dan penanganan schistosomiasis

Keterangan
TS : Tidak setuju
S : Setuju
Lampiran 7. Liflet
Lampiran 8. Surat balasan penelitian
Lampiran 9. Master tabel

MASTER TABEL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DI DESA TOMADO
KECAMATAN LINDU
Lampiran 10. Hasil pengolahan data

FREKUENSI TABEL

Nama
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Vali Ny. 1 5.0 5.0 5.0
d E
Ny. I 1 5.0 5.0 10.0
Ny. 1 5.0 5.0 15.0
M
Ny. 2 10.0 10.0 25.0
S
Ny.E 1 5.0 5.0 30.0
Tn. 2 10.0 10.0 40.0
A
Tn. 2 10.0 10.0 50.0
E
Tn. 1 5.0 5.0 55.0
H
Tn. I 1 5.0 5.0 60.0
Tn. 2 10.0 10.0 70.0
M
Tn. 1 5.0 5.0 75.0
R
Tn. 1 5.0 5.0 80.0
S
Tn. 1 5.0 5.0 85.0
T
Tn. 1 5.0 5.0 90.0
U
Tn. 1 5.0 5.0 95.0
Y
Tn.R 1 5.0 5.0 100.0
Tota 20 100.0 100.0
l

Umur
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Vali 36-45 6 30.0 30.0 30.0
d tahun
46-55 12 60.0 60.0 90.0
tahun
56-65 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Vali Laki-Laki 14 70.0 70.0 70.0
d Perempu 6 30.0 30.0 100.0
an
Total 20 100.0 100.0

Pendidikan
Frequen Valid Cumulativ
cy Percent Percent e Percent
Vali Tidak 3 15.0 15.0 15.0
d Sekolah
SD/ 13 65.0 65.0 80.0
sederajat
SMP/ 4 20.0 20.0 100.0
sederajat
Total 20 100.0 100.0

Pekerjaan
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Vali Peta 14 70.0 70.0 70.0
d ni
IRT 6 30.0 30.0 100.0
Tota 20 100.0 100.0
l

Pre Pengetahuan
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Vali Baik 8 40.0 40.0 40.0
d Kurang 12 60.0 60.0 100.0
Baik
Total 20 100.0 100.0

Post Pengetahuan
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Vali Baik 17 85.0 85.0 85.0
d Kurang 3 15.0 15.0 100.0
baik
Total 20 100.0 100.0

Pre Sikap
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Vali Positi 6 30.0 30.0 30.0
d f
Nega 14 70.0 70.0 100.0
tif
Total 20 100.0 100.0

Post Sikap
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Vali Positi 19 95.0 95.0 95.0
d f
Nega 1 5.0 5.0 100.0
tif
Total 20 100.0 100.0

UJI NORMALITAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
Percen Percen Perce
N t N t N nt
pre_pengetahu 20 100.0 0 0.0% 20 100.0
an % %
post_pengetahu 20 100.0 0 0.0% 20 100.0
an % %
pre_sikap 20 100.0 0 0.0% 20 100.0
% %
post_sikap 20 100.0 0 0.0% 20 100.0
% %

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statist Statis
ic df Sig. tic df Sig.
pre_pengetahu .336 20 <,001 .678 20 <,001
an
post_pengetahu .509 20 <,001 .433 20 <,001
an
pre_sikap .408 20 <,001 .609 20 <,001
post_sikap .361 20 <,001 .701 20 <,001
a. Lilliefors Significance Correction

UJI WILCOXON

Ranks
Mean Sum of
N Rank Ranks
post_pengetahuan - Negative 0a .00 .00
pre_pengetahuan Ranks
Positive 15b 8.00 120.00
Ranks
Ties 5c
Total 20
post_sikap - pre_sikap Negative 1d 2.00 2.00
Ranks
Positive 17e 9.94 169.00
Ranks
Ties 2f
Total 20
a. post_pengetahuan < pre_pengetahuan
b. post_pengetahuan > pre_pengetahuan
c. post_pengetahuan = pre_pengetahuan
d. post_sikap < pre_sikap
e. post_sikap > pre_sikap
f. post_sikap = pre_sikap

Test Statisticsa
post_pengetahuan -
pre_pengetahuan post_sikap - pre_sikap
Z -3.501b -3.681b
Asymp. Sig. (2- <,001 <,001
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Lampiran 11. Dokumentasi penelitian

PRE PENDIDIKAN KESEHATAN

Pengisian kuesioner sebelum pendidikan kesehatan


PENDIDIKAN KESEHATAN
PENGISIAN KUESIONER POST
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 februari 2002 dari ayah yang bernama
Azis Afandi dan ibu Sumidar. Tahun 2019 penulis lulus dari SMK Negeri 1
Tolitoli Utara dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Universitas
Widya Nusantara Palu melalui jalur undangan dan diterima di Program Studi S1
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai