Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 3 ILMU REPRODUKSI TERNAK

Nama : Andi Ade Wijaya Baso

NIM : 4521035016

1. Fertilisasi merupakan: Proses pembuahan yang terdiri dari serangkaian tahapan yang dimulai
dengan penembusan lapisan sel telur oleh spermatozoa kedalam sitoplasma sampai terbentuk
pronukleus dan terbentuk zygote (sumber: ilmu reproduksi ternak kelas PTK A oleh Sri
Suharyati).
2. Tempat terjadinya fertilisasi: terjadi di bagian ampulla oviduct dekat dengan isthmus yang lebih
dikenal dengan isthmus junction (Sumber: Proses Fertilisasi Pada Ternak Oleh Hendrik Kapwari,
2020).
3. Bagaimana proses terjadinya zygot: Pembentukan zigot dimulai dari proses fertilisasi, lalu zigot
mengalami proses pembelahan. Pembentukan zigot dikelompokkan menjadi beberapa fase,
yaitu fase morula, fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta organogenesis (Sumber:
Fase pembentukan zigot: Pengertian, Proses dan urutannya lengkap oleh Hasbimutsani, 2021).

1) Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel ini dimulai dari satu
menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterunya. Pada saat pembelahan sel itu terjadi
pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal
yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif
(vegetal pole). Diantara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).
Setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian
horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut
sampai terbentuk 16-64 sel yang disebut morula.
2) Fase Blastula
Pada fase blastula ini terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang
telah dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut
berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda akan
menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase
blastula ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai
dengan dibentuknya suatu rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut
blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan
blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai ditanjutkan dengan lase
gastrula.
3) Fase Gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami suatu proses diferensiasi dengan mulai
menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat.
Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi).
Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan
dalam (endoderm). Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan
menjadi berbagai macam saluran.

Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan


pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada
gastrula menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan akan
menjadi anus dan pada bagian ujungnya akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase
ini terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm yang menjadi bagian mesoderm.
Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

4) Diferensiasi dan Organogenesis


Pada fase ini mulai terjadi proses diferensiasi dan organogenesis pada struktur
dan fungsi set untuk menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor
hereditas (gen) yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub
vegetatif.

4. Jumlah spermatozoa yang diejakulasikan pada ternak:

Jumlah Spermatozoa/ejakulasi (miliar)


1. Kambing: 1,6-3,6
2. Domba: 1,6-3,6
3. Sapi: 5-15
4. Babi: 30-60
5. Kuda: 5-15
6. Kerbau: 5-15
(Sumber : Buku Ilmu Reproduksi Ternak Airlangga University Press)

Anda mungkin juga menyukai