LAPORAN PRATIKUM
OLEH :
DINI AGUSTINA
19101018
PRATIKUM II
PERKEMBANGAN HEWAN
yaitu:
Telur katak memiliki dua kutub yaitu kutub anima yang berwarna hitam karena
memiliki pigmen dan kutub vegetal yang tidak terdapat pigmen. Telur yang telah
mengalami fertilisasi terdapat daerah . Daerah kelabu yang berbentuk bulan sabit. Hal
ini di karenakan adanya penitrasi penitrasi sperma sehingga pigmen didaerah tersebut
masuk kedalam sperma. Tahap-tahap embrio di mulai pada prses fertilsasi (peleburan
sel telur dan sperma). Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang yang
memiliki kutub amina dan kutub vegetal. Morula adalah suatu pembentukan sel
pada kelipatannya yang terdiri atas 16-64 sel. Blastula adalah proses di mana sitoplasma
menuju dua letup. Pembentukakan blasula ditnadai dengan adanya perubahan sel
dengan mengandakan. Dalam blastula terdapat cairan yang di sebut dengan blastoel.
Gastrula adalah pelepasan blastoel.
Telur yang di bauhi polus animalisnya berwarna hitam. Warna abu-abu (Gray
crescent) berwarna hitam dan pucat keabu-abuan dan polus vegetativusnya akan
berwarna pucat. Hasil pada gambar literaraturnya stdium satunya telunya belum di
buahi dan terdapat polus animalis yang berwarna hitam dan polus vegatifusnya
berwarna putih kelabu bedasarkan tingkat pigmentasinya. Stadium dua sudah terbentuk
membran pembuahan yang berbentuk bulan sabit dan gray crescentnya berwarna abu-
abu pada bagian permukaan telur yang menjadi tempat masuk spermatozoon.
bidang pembelahan ini yang terbentuk dua yaitu meredional dan vertikal.
Stadium 7, merupakan tingkat dimana pembelahan menjadi 32 sel. Dua bidang
pembelahan adalah latitudinal yang membentuk massa sel yang disebut dengan morulla.
Blastomer penyusunnya berukuran lebih kecil apabila dibandingkan dengan stadium
sebelumnya, sedang blastocelnya membesar. Stadium 8, pada tingkat ini blastocel terus
membesar. Pola pembelahan berikutnya yang terjadi tidak memiliki aturan pasti.
Pergerakan embrio secara umum dilakukan dengan bantuan silia sel-sel
blastomer bagian luar. Permukaan embrio masih terlihat sebagai susunan sel-sel yang
tidak rata dan membentuk struktur permukaan multiseluler. Stadium 9, pada tingkat ini
struktur permukaan yang multiseluler berangsur manghilang dan menjadi lebih halus
atau rata. Terbentuk bangunan yang disebut germ ring, epiblast, dan hypoblast. Stadium
10, tingkat labium dorsale (gastrula awal) tampak lekukan seperti bulan sabit.
Lamina neuralis juga mulai tampak pada bagian dorsal. Stadium 14, tingkat
neurula pertengahan. Di dorsal terdapat peninggian sepasang torus medullaris (neural
fold). Stadium 15, pada tingkat ini torus medullaris mengalami suatu peleburan yang
menjadi satu dan membentuk crista neuralis. Bagian enteron membentuk suatu
bangunan yang memanjang dan diikuti oleh adanya rotasi sumbu tubuh embrio.
Stadium 16, tingkat ratation (neurula akhir), embrio sudah jelas memanjang.
Stadium 17, antara kepala dan badan terjadi penyempitan kelihatan sebagai leher. Di
dorsal tampak meninggi. Balstoporus mulai menghilang dan muncul canalis
mesoentericus. Neuroporus menutup, badan memanjang, bagian dorsal cekung, dan
somit-somit sudah mulai terbentuk.
- WAKTU : 20 – 04-2021
- BAHAN
- ALAT
2. mikroskop
3. CARA KERJA
1. Petama tama kita harus sediakan terlebih dahulu alat dan bahannya
praparat katak
Tahap ini telur belum di buahi, akan terlihatpolus animalis berwarna hitam
ket: menggunakan lensa 100x10 cm
Tingkat ini terjadi pembelahan menjadi 4 sel. Bidang pembelahan kedua masih tetap
meredional.
Tingkat ini terjadi pembelahan menjadi 4 sel. Bidang pembelahan kedua masih tetap
meredional.
V. KESIMPULAN
dari hasil penelitian banyak saya jumpai Kesimpulan pada praktikum ini yaitu telur
katak yang belum di buahi/fertilisasi polus animalisnya berwarna hitam dan polus
vegetativusnya berwarna putih kelabu. Tahap perkembangan embrio katak di mulai
dari sel tunggal atau belum di buahi, tingkat 2 sel, tingkat 4 sel .
Kasmeri1., Ria, dan Safitri., Elza., 2014., Induksi Kejutan Suhu 360 C Terhadapa
Perkembangan embrio dan Keberhasilan Poliploidisasi Katak (Rana cancrivora) jurnal
pelangi 6(2): 5
Kusumawati, A., Febrany, R., Hananti, S., Dewi, M.S., dan Istiyawaty, N., 2016,
Perkembangan Embrio dan Penentuan Jenis Kelamin DOC (Day-Old Chicken) Ayam
Jawa Super, Jurnal Sains Verteriner, 34(1): 1-3 Mitchell., Reece., 2001., Biologi Edisi
Kelima Jilid Satu Penerbit erlangga