Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM SPH II OFF.

I
EMBRIOLOGI KATAK, IKAN & AYAM

NAMA : LUCKY EKA KHALIS AULIA’ EL SYAFI


NIM : 220342608742

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
November 2023
PENDAHULUAN
Katak adalah hewan yang termasuk ke dalam kelas Amfhibia yang tidak memiliki organ kopulasi
sehingga pembuahan pada katak terjadi di luar tubuh, untuk melaksanakan pembuahan biasanya katak
melakukan ampleksus, yaitu menempelnya katak jantan dan betina, katak jantan menempel pada
punggung katak betina dan menekan perut katak betina sehingga katak betina akan mengeluarkan ovum
ke dalam air (Fradson, 1992).
Setelah fase fertilisasi katak memiliki tiga tahapan perkembangan embrio. Tahapan pertama
yaitu, pembelahan sel jenis khusus atau biasa disebut dengan cleavage, pembelahan ini menghasilkan
embrio multiseluler atau blastula hasil pembelahan mitosis dari zigot. Tahapan kedua yaitu gastrulasi
yang menghasilkan embrio dengan lapisan embrional, hasil dari gastrulasi ini biasa disebut dengan
gastrula. Tahapan ketiga yaitu organogenesis, yaitu pembentukan organ rudimenter yang nantinya akan
tumbuh sebagai organ-organ katak dewasa. Pertumbuhan pada tahap perkembangan embrio katak yaitu
pertumbuhan yang membuat sel-sel katak menjadi lebih banyak, tidak menjadikan sel-selnya lebih besar
yang terjadi pada pembelahan mitosis (Campblell, 2004).
Ketika sel telur berhasil dibuahi oleh sperma, tahapan meisosis II pada sel telur katak akan
berlangsung kemudian terbentuk sabit abu-abu (grey cresent) pada sel telur katak tepatnya pada tempat
yang berseberangan dengan arah datangnya sperma, setelah terjadinya pembuahan ini kemudian
dilanjutkan oleh pembelahan pertama, nukleus dari zigot membelah secara mitosis dan membentuk
sebuah alur panjang membujur melalui kutub vegetal dan animal. Pembelahan-pembelahan selanjutnya
terjadi setelah 1 jam pasca pembelahan pertama (Kimball, 2003). Pembelahan pertama pada zigot katak
berlangsung secara vertical dari kutub animal ke vegetal, pembelahan kedua terjadi pada sudut kanan
pembelahan yang pertama, dengan pembelahan-pembelahan tersebut dihasilkan empat buah blastomer
yang sama bentuknya, pembelahan selanjutnya terjadi di atas equator.
Ikan guppy (poecilia reticulata) merupakan salah satu ikan hias yang banyak digemari atau
diminati oleh masyarakat. Ikan guppy merupakan ikan hias air tawar yang berukuran kecil. Pada ikan
guppy liar yang umum dijumpai memakan segalanya termasuk jenis alga bentik dan serangga air,
sehingga ikan guppy sering kali dijadikan sebagai sampel organisme bidang ekologi dan studi prilaku.
Ikan guppy mudah berkembangbiak dengan perkawinan. Pada umur 3 bulan ikan guppy berkembak biak
dengan cara pembuahan internal atau beranak, seekor ikan guppy dapat menghasilkan anakan mencapai
ratusan anakan selama hidupnya (Panjaitan dkk, 2016). Siklus hidup ikan guppy melewati berbagai tahap
yaitu larva, juvenil stage, dewasa dan masa pertumbuhan maksimum.
Larva guppy dilahirkan dengan semua sirip seperti poeciliids lainnya, yang siripnya terlihat jelas.
Pada satu hari setelah lahir, sirip perut lebih kecil dari pada sirip dada, dan sirip ekor memiliki tepi
membulat. Sirip ekor memiliki lebih banyak perkembangan dan muncul jelas sebagai ekor. Pertumbuhan
ekor meningkatkan kemampuan renang untuk menangkap mangsa dan melarikan diri dari predator
(Huwoyon, 2008)
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi
pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagia sel embriogenik.
Layaknya seperti bayi dalam kandungan, embrio ayam juga mengalami perkembangan yang sangat
signifikan dari hari ke hari. Embrio ayam di dalam telur mengalami perkembangan yang merupakan awal
dari kehidupan dari ayam.
TUJUAN
1. Mengetahui fase-fase perkembangan pada embrio katak
2. Mengetahui perkembangan pada ikan guppy
3. Mengetahui proses dan fase-fase dari perkembangan ayam

PROSEDUR PENGAMATAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 09 november sampai dengan hari kamis tanggal 16
november 2023 yang dilakukan di Gedung b21 biologi. Pada awalnya kami menyiapkan bahan dan alat
amatan yaitu embrio katak, ikan guppy dan embrio ayam. Alatnya sendiri yaitu terdiri kaca preparat,
mikroskop, pipet tetes, mangkok plastik, scapel, silet, plastisin dan papan bedah.
Pengamatan dilakukan dengan melakukan pembelahan pada bahan amatan embrio katak, ikan
guppy, dan juga embrio ayam. Pada amatan tersebut jangan dibiarkan sampai kering.

HASIL PENGAMATAN
1. Perkembangan Embrio Katak
Pengamatan perkembangan embrio katak dilakukan dengan menggunakan sediaan sayatan
embrio katak, sediaan awetan basah embrio larva katak, berdasarkan pengamatan perkembangan embrio
katak menggunaan preparat pada tahap morula, diperoleh hasil bahwa gambar memperlihatkan sel- sel
berwarna merah keunguan dengan garis warna putih yang merupakan sekat antar sel. Pada pengamatan
tahap morula ini juga ditemukan struktur yang menunjukkan sebagai lekukan hasil pembelahan yang
menyebabkan terjadinya morula. Pengamatan preparat perkembangan embrio katak pada tahap blastula
menunjukkan adanya sel- sel yang menyusun blastula serta terdapat bagian rongga kosong yang disebut
blastocoel yang berada dibagian tengah. Pada bagian luar blastocoel dikelilingi oleh sel- sel berwarna
merah dengan garis putih yang mungkin adalah hasil lipatan saat terjadi pembelahan.
Hasil pengamatan perkembangan embrio katak pada tahap neurulasi awal menunjukkan adanya
archenteron, rongga blastosol yang sudah mulai menyempit serta mulai terbentuk bumbung neural,
sedangkan pada pengamatan tahap neurulasi akhir sudah mulai menunjukkan adanya bentukan spina cord,
notocord, dan archenteron. Tipe telur katak adalah telolesithal, sehingga pembelahannya adalah
haloblastik radian unekual. Blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Setelah telur katak difertilisasi,
maka terbentuklah daerah yang berwarna lebih muda atau kelabu yang disebut daerah kelabu atau grey
crescent yang bentuknya seperti bulan sabit. Hal ini terjadi karena ada pigmen yang terbawa masuk
dengan masuknya sperma, sehingga lapisan pigmen yang berada bertentangan dengan tempat masuknya
sperma akan bergeser ke atas.

A B C D

E G
F H

Gambar : Dokumentasi Pribadi


Fertilisasi diikuti oleh tiga tahapan berturut-turut yang mulai membangun tubuh hewan. Pertama,
pembelahan sel jenis khusus, yang disebut dengan pembelahan (cleavage), menciptakan embrio
multiseluler, atau blastula, dari zigot. Tahapan kedua gastrulasi, menghasilkan embrio berlapis tiga
yang disebut sebagai gastrula. Tahapan ketiga, yang disebut organogenesis, membangkitkan organ
rudimenter yang akan tumbuh menjadi struktur dewasa.
Sel telur katak mempunyai dua kutub, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada kodok atau
katak, kedua kutub ini dapat dibedakan, karena kutub animal berpigmen dan pada kutub vegetal ada
kuning telur (yolk). Ciri telur yang telah difertilisasi adalah adanya daerah kelabu yang berbentuk
sabit. Hal ini akibat penetrasi sperma, sehingga pigmen ditempat yang berlawanan bergeser ke arah
masuknya sperma. Kurang lebih sepertiga dari pigmen menjadi berkurang, dan tampak bagian ini
lebih pucat warnanya. Zigot yang terbentuk, memasuki tahap I pembelahan. Tipe pembelahan
holoblastik, yaitu pembelahannya menyeluruh dari kurub anima ke kutub vegetatif. Pembelahan I
dengan meridional yang arah pembelahannya tepat pada garis tengah sabit kelabu, menghasilkan 2
blastomer. Pembelahan II meridional tetapi arahnya 90 ° terhadap bidang pembelahan 1,
menghasilkan 4 blastomer. Pembelahan III, horizontal tegak lurus terhadap bidang pembelahan I dan
II menghasilkan 8 blastomer yang tidak sama besar, yaitu 4 mikromer dan 4 makromer. Mulai
pembelahan III dan seterusnya akan menghasilkan blastomer yang tidak sama besar. Pembelahan IV,
meridional secara bersamaan, terbentuk 16 blastomer. Pembelahan V, horizontal di atas dan di bawah
bidang pembelahan III, menghasilkan 32 blastomer. Setelah pemebelahan embrio memasuki tahap
blastula.

2. Perkembangan Embrio Ikan gatul


kami menemukan sebuah zigot, embrio pembelahan awal yang menunjukkan bahwa belahan dada
yakni meroblastik terjadi juga pada ikan Medaka. Embrio berkembang dari sel yang aktif membelah dan
membagi pada daerah kutub, setelah itu kepala berkembang dan membentuk mata. Kemudian mundul
pembuluh darah di bagian dorsal tubuh embri. Pembuluh darah ventral terbentuk dan membentuk bagian
jantung.

Setelah itu, terbentuklah mata dan tulang belakang yang hampir sempurna. Embrio yang telah
mencapai struktur sempurna kemudian menetas dan keluar melaui saluran telur dan kloaka. Kuning telur
diserap ke dalam tubuh bayi yang baru lahir setelah bayi tersebut baru saja dilahirkan sehingga dapat aktif
berenang. Sejauh ini, kami belum bisa memiliki penjelasan tentang bagaimana embrio tersebut dapat
bergerak selama pengeluaran.

A B C D
E F G H

Gambar : Dokumentasi Pengamatan Kelompok 4

Perkembangan embrio ikan dimulai dari tahap fertilisasi. Setelah proses fertilisasi mulai
terbentuk satu sel pada daerah blastodisk. Pada pembelahan selanjutnya satu sel akan membelah
menjadi dua sel pada kutub animal secara meroblartik (pembelahan tidak sama besar) dan
pembelahan terjadi secara cepat. Dua sel tersebut merupakan bakal embrio, yang selanjutnya akan
mengalami pembelahan secara terus menerus hingga menjadi embrio yang sesungguhnya. Pada hari
ke-2 setelah terbentuknya mbrio, Sel pipih pada sisi sitoplasmik akan terus membelah hingga
melingkari yolk, kemudian yolk akan menjadi cadangan makanan dan nutrisi yang berada di dalam
sel. Pada hari ke-3 embrio akan terus membelah hingga membentuk mata dan ekor. Selanjutnya pada
hari ke 5 telah terbentuk organ dalam seperti otak, hati dan pinna pectoralle. pada hari ke-6 ekor akan
mendesak untuk keluar dari folikel, namun bagian kepala masih berada di dalam folikel. kemudian
folikel akan pecah dan bagian kepala keluar bersama dengan sira - sisa yolk yang berada di bagian
abdomen ikan. Sisa yolk tersebut akan diserap oleh ikan sebagai cadangan makanan.

3. Perkembangan Embrio Ayam


Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima, disini berlangsung
pembelahan partial dan meroblastis. Sel-sel yang membelah itu membentuk cangkang bentuk cakram
yang disebut sebagai Blastodis, yang merupakan blastomer sentral yang melepas diri dari detoplasma
dibawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas
terpisah dari detoplasma dan terus menerus dalam detoplasma. Mortalitas embrio tidak dipengaruhi
oleh kualitas ransum. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan nutrisi ransum belum mampu
menurunkan mortalitas embrio. Nutrien yang ditingkatkan pada penelitian ini adalah kandungan
energi metabolis, protein, Ca dan P. Namun, kandungan vitamin A dan E dapat dinyatakan belum
mampu mencukupi kebutuhan embrio karena kandungan dalam ransum lebih rendah dari standar.
Kurangnya asupan vitamin A dan E dapat mempengaruhi ketahanan embrio. Vitamin E sebagai
antioksidan mampu menghambat kerusakan sel yang berkaitan dengan kemampuan hidup embrio.
Fungsi vitamin E juga dapat meningkatkan ukuran kuning telur sebagai sumber nutrien bagi embrio
untuk pertumbuhan sehingga dapat meningkatkan daya hidup.

A B C D
E

Gambar : Dokumentasi Pribadi


Proses perkembangan embrio ayam dimulai setelah terjadi fertilisasi yang membentuk zigot.
Perkembangan awal adalah terjadinya pembelahan segmentasi (cleavage), kemudian morulasi,
blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis. Fase gastrula terbentuk tiga lapisan dasar embrio
yang menentukan perkembangan embrio selanjutnya, yaitu endoderm, mesoderm dan ektoderm.
Periode pertumbuhan awal sejak zigot mengalami pembelahan berulang kali sama saat embrio
memiliki bentuk primitif ialah bentuk dan susunan tubuh embrio yang masih sederhana dan kasar,
Bentuk dan susunan tubuh embrio itu umum terdapat pada jenis hewan vertebrata. Periode ini terdiri
atas empat tingkat yaitu tingkat pembelahan, tingkat blastula, tingkat gastrula, dan tingkat tubulasi.
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya.
perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung
kuning telur yang dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur
sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi
pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa
pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois,
serta membantu mencerna albumen.

PEMBAHASAN
Praktikum dilakukan dengan pengamatan preparat awetan embrio katak dan model perkembangan
embrio katak. Pada model perkembangan embrio katak dengan kode 1 terdapat dua warna yang berbeda,
yaitu bagian kutub anima dan kutub vegetatif. Menurut Tenzer dkk (2001), kutub anima berpigmen hitam
dan kutub vegetatif tidak berpigmen, dimana pada model perkembangan embrio katak tersebut, yang
berwarna coklat sebagai kutub anima dan putih sebagi kutub vegetatif. Pada model perkembangan embrio
katak dengan kode 2, embrio mulai mengalami pembelahan yang ditunjukkan dengan garis yang
membagi bagian kanan dan kiri dari kutub vegetatif dan kutub anima. Pembelahan pada katak terjadi
secara menyeluruh dari kutub anima ke kutub vegetatif, disebut dengan tipe pembelahan holoblastik.
Pembelahan tahap I ini terjadi secara meridional dengan arah pembelahan tepat pada garis tengah sabit
kelabu yang menghasilkan 2 blastomer (Tenzer dkk, 2001).
Pada model perkembangan embrio katak dengan kode 2, diamati bahwa kutub anima telah
membelah menjadi beberapa bagian, sedangkan pada kutub vegetatif masih terbagi atas 2 bagian. Hal ini
menunjukkan bahwa kutub anima lebih cepat membelah dari kutub vegetatif karena kutub anima tidak
terdapat yolk. Pembelahan terjadi secara meridional dengan arah 900 dari arah pembelahan sebelumnya
(Tenzer dkk, 2001), sedangkan pada kode embrio 3 telah menjadi banyak sel dengan ukuran yang
berbeda-beda. Pembelahan terjadi diatas dan dibawah bidang pembelahan dan menghasilkan 32 blastomer
blastomer (Tenzer dkk, 2001). Selanjutnya embrio akan memasuki tahap blastula. Pada tahap blastula
ditunjukkan oleh model perkembangan embrio katak kode 5 dan preparat blastula awal. Pengamatan
menunjukkan bahwa model dengan kode 3 dan preparat ini merupakan awal terbentuknya blastosol
diantara kutub anima dan kutub vegetatif. Blastosol yang terbentuk masih dalam ukuran kecil. Kutub
anima terdiri dari sel-sel yang berukuran kecil atau mikromer dan kutub vegetative terdiri atas sel-sel
makromer (yolk), lapisan makromer ini lebih tebal dari lapisan mikromer yang hanya terdiri atas 2-4
lapisan di kutub anima (Tenzer dkk, 2001).
Tahap blastula juga ditunjukkan oleh model perkembangan embrio katak dengan kode 6,
blastosol semakin besar dan terlihat jelas. Hal ini disebabkan karena pembelahan terus terjadi secara
terus- menerus sehingga blastocoel semakin terlihat. Tahap ini mengacu pada permukaan berlobus pada
embrio, sebuah rongga yang penuh cairan dan menghasilkan tahapan perkembangan bola berlubang yang
disebut blastula (Campbell, 2008). Menurut Moore (1988), Sel-sel mikromer nantinya akan berkembang
menjadi ektoderm, sel makromer menjadi endoderm dan daerah ekuatorial akan berkembang menjadi
mesoderm. Tahap selanjutnya adalah gastrulasi. Tahap gastrulasi dibagi menjadi dua, yaitu gastrula awal
dan gastrula akhir. Gastrula awal ditunjukkan pada model dengan kode 7 dan preparat awetan gastrula
awal. Pada pengamatan preparat dengan perbesaran 10 x 10 terlihat adanya bibir dorsal blastoporus, sama
dengan yang terdapat di model dengan kode 7. Bibir dorsal blastoporus terbentuk dari pelekukan di
daerah batasan antara mikromer dan makromer. Adanya bibir dorsal ini mengakibatkan terjadinya
invaginasi, sehingga sel-sel yang berada di luar akan bermigrasi ke dalam. Invaginasi mengakibatkan
terbentuknya rongga yang semakin lama semakin membesar yaitu merupakan bakal archenteron. Rongga
akhenteron ini terus membesar dan mendesak blastosol sehingga blastosol semakin mengecil (Tenzer dkk,
2001). Pada gastrula akhir ditandai dengan terbentuknya tiga lapisan germinativum yaitu ectoderm,
mesoderm dan endoderm seperti yang diamati pada model perkembangan katak dengan kode 8 dan 9
serta praparat gastrula akhir blastomer (Campbell et al, 2008). Pada model dengan kode 10 dan 11
ditunjukkan bagian luar dari embrio dimana yolk telah habis sehingga seluruh permukaannya berwarna
gelap.

Proses pembelahan pertama, yaitu pembelahan meridional melalui kutub animal dan vegetal dan
membelah daerah kelabu. Gray crescent terbagi menjadi 2 bagian yang sama besar. Dua buah blastomer
yang terbentuk memiliki polus animalis dan polus vegetativus. Ketika pembelahan pertama belum selesai
pembelahan kedua sudah mulai. Pada pembelahan kedua, pembelahan lewat bidang meridian juga, tapi
tegak lurus pada bidang pembelahan pertama.
Embrio tahap blastula memiliki rongga yang letaknya mengarah ke kutub anima. Rongga tersebut
dinamakan blastosoel. Lapisan atap blastosoel lebih tipis daripada alasnya, karena atap blastosoel hanya
tersusun 2-4 lapisan mikromer, sedangkan alasnya adalah makromer (sel-sel yolk) yang lebih banyak
lapisannya. Setelah tahap blastula embrio memasuki tahap gastrula. Pembelahan secara terus menerus
menghasilkan sebuah bola sel padat yang disebut morula. Pada tahap ini mengacu pada permukaan
berlobus pada embrio. Suatu rongga yang penuh cairn yang disebut balstosel (blastocoel) terbentuk
didalam morula, dan menghasilkan tahap perkembanagn bola berlulang yang disebut blastula.
Pada pembelahan ketiga pembelahan terjadi secara ekuator dan lebih ke arah kutub anima, sehingga
blastomer yang dihasilkan tidak sama besar, yaitu 4 mikromer di daerah anima dan 4 makromer di daerah
vegetative. Mikromer (sel-sel blastomer yang berukuran kecil) berpigmen tebal, sedangkan makromer
(yang berukuran lebih besar) berpigmen tipis saja.
Pembelahan keempat lewat bidang-bidang meridional simultan saling tegak lurus melalui kutub
anima dan vegetal. Karena pembelahan di kutub anima lebih cepat, maka di kutub anima terbentuk 8 sel
dan kutub vegetal masih 4 sel dan terjadi segresi plasma benih (germ plasm). Setelah itu terjadi
pembelahan kelima terjadi secara latitudinal sebanyak dua kali di dorsal dan ventraldari pembelahan
ketiga. Hasil pembelahan berupa 18 sel mikromer dan 16 sel makromer. Embrio terdiri atas 16-64
blastomer berbentuk morula. Setelah embrio terdiri dari 128 blastomer akan mempunyai blastocoels dan
pada tahap ini disebut blastula, karena embrio sudah mulai berongga.
Tahap setelah blastulasi adalah tahap gastrulasi. Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi
gastrula. Dalam gastrulasi sel masih terus membelah dan memperbanyak diri. Gastrula dibentuk
serangkaian proses gerakan sel, dengan hasil akhir berupa 3 lapisan embrional, yaitu ektoderm, mesoderm
dan endoderm. Lapisan embrional yang terdiri dari ectoderm, mesoderm, dan endoderm tersebut
mengalami determinasi melalui diferensiasi sel yang telah berada pada tempatnya. Ektoderm membentuk
sistem saraf pusat, epidermis dan bakal dari alat indra. Mesoderm berkembang menjadi sistem urogenital,
ginjal, gonad, dan sistem saluran masing-masing, notokord. Sedangkan endoderm akan mebangun
struktur sistem pencernaan dan respirasi.dengan adanya gerakan sel ini, sel sel yang awalnya berada di
permukaan akan berpindah ke bagian dalam dari blastula. Pelekukan terjadi di daerah batasan antara
mikromer dengan makromer, yang selanjutnya manjadi bibir dorsal blastoporus, (merupakan tahapan
yang menuju tahap gastrula awal) dan berakibat terjadi invaginasi sehingga sel-sel yang berada di luar
bermigrasi ke dalam. Akibat terjadinya invaginasi terbentuk rongga yang semakin lama semakin besar,
rongga tersebut merupakan bakal arkhenteron. Rongga archenteron semakin membesar sehingga akan
mendesak blastosoel yang semakin lama rongganya mengecil (merupakan gastrula akhir).
Setelah gastrulasi adalah tahap pembentukan neurula (neurulasi). Pada tahap ini terjadi proses
perubahan bentuk fisik dan terjadi pula proses saling menginduksi diantara lapisan embrional. Terjadi
induksi primer notokord pada ektoderm neural. Kemudian terjadi penebalan beuroectoderm sebagai calon
otak di bagian anterior. Penebalan itu berbentuk keping sehingga disebut keping neural (neural plate), tepi
naural plate menebal dan mengarah ke atas membentuk neural fold atau lipatan neural yanh mengapit
neural groove (parit neural). Pembentukan alur saraf ini dikaitkan dengan gerakan ke atas dan median dari
lapisan epidermis, melekat pada mergin lateral lempeng saraf, seperti margin ini melipat ke dalam untuk
membentuk lapisan saraf. Perubahan posisi di mesoderm juga terjadi pada saat ini, untuk bagian atas yang
membentuk pergeseran somit sebelah lateral dari daerah notocordal ke posisi antara tabung saraf
membentuk dan dan epidermis luarmigrasi mesodermal ini memungkinkan tabung saraf mengembang
masuk ke dalam untuk menghubungi wilaah notocordal. Juga, perubahan dalam posisi mesoderm somitic.
Fusi naural tube dimulai dari wilayah batang anterior kemudian berlangsung secara kontinyu ke arah
anterior dan posterior. Setelah penutupan lipatan neural berakhir dan terbentuk bumbung neural yang
sempurna terjadi formasi mesoderm dan terbentuk embrio tahap awal dan terjadi fertilisasi struktur seperti
kepala yang berbeda dari tubuh dan awal pembentukan ekor. Menambahkan seiring dengan neurulasi
blastoporus mengecil dan bentuk embrio tidak lagi bundar melainkan melonjong. Pada bagian anterior
dari arah penutupan neural tube pertama akan berdiferensiasi menjadi 3 bagian yakni prosensefalon,
mesensefalon, dan rombensefaloh, sedangkan bagian posteriornya akan membentuk spinal cord.

Tahap pertama pada perkembangan embrio ikan yaitu pembelahan atau cleavage yang merupakan
suksesi pembelahan sel secara cepat yang terjadi setelah fertilisasi. Selama pembelahan itu sel-sel
mengalami fase S (sintesis DNA) dan fase M (mitosis) siklus sel, tapi sering kali hampir selalu melewati
fase G1 dan G2. Embrio tidak membesar selama periode perkembangan ini. Pembelahan hanya membagi-
bagi sitoplasma dalam satu sel besar yaitu zigot, menjadi banyak sel yang lebih kecil yang disebut
sebagai blastomer, masing-masing dengan nukleusnya sendiri.
Tahap selanjutnya yaitu tahap morula, sel telur yang telah dibuahi akan mengalami serangkaian
proses pembelahan menjadi sel-sel yang lebih kecil disebut blastomer. Setiap sel anak akan memperoleh
jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom sel induk. Sejumlah blastomer menyusun
strukktur seperti bola berongga disebut morula. Tahap selanjutnya yaitu blastula pada ikan memiliki dua
tipe, yakni blastula elasmobranchii dan teleostei. Blastula primer terdiri dari selapis blastoderm dan
blastocoel primer terletak antara blastoderm central dan periblast central. Pembentukan hypoblast pada
elasmobranchii belum jelas.
Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke
15. Pada tahap gastrulasi terjadi perkembangan embrio yang dinamis karena terjadi perpindahan sel,
perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embrio dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang
semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interaksi yang bersifat
merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tubuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan
lembaga yaitu lapisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm di sebelah tengah dan ectoderm di sebelah
luar. Dalam proses gastrulasi di samping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi
pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuia dengan bentuk dan
susunan tubuh individu dari spesies yan bersangkutan.
Kemudiah mengalami tubulasi yang merupakan pertumbuhan mengiringi pembentukan gastrula.
Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapisan benih menyusun diri sehingga berupa bumbung,
berongga dan yang tak nyata mengalami pembumbungan hanya notocord (tetap masif). Tubulasi terjadi
mulai daerah kepala sampai ekor. Proses yang menyertai tubulasi antara lain penonjolan daerah kepala,
pembesaran dan pemanjangan daerah badan, penonjolan daerah ekor, penonjolan doro median daerah
badan, dan pembentuk jaringan ekstra embrional yang bersifat pelindung, pemelihara atau penyalur
makanan bagi embrio. Blastocoel pada proses gastrulasi tidak hilang sama sekali namun susut dan dalam
tubulus blastocoel tersebut kembalu meluas karena ikut ambil bagian dalam melancarkan proses tubulasi
tersebut.
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan ditingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut
sebagai sel embriogenik. Layaknya seperti bayi dalam kendungan, embrio ayam juga mengalami
perkembangan yang merupakan awal kehidupan dari ayam. Selama berkembang, embrio ayam
memperoleh makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur.
Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh
kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim.
Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal,
sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio,
mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta
membantu alantois, serta membantu mencerna albumen. Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh
induknya. Pengamatan pada telur ayam berumur 1 hari – 6 hari. Bentuk awal embrio pada hari pertama
belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap.

Hari ke 2 mulai terbentuk jantung, hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Hari ke 3 jantung,
sudah terbentuk dan mulai berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Perkembangan embrio
umur 4 hari ditandai dengan dimulainya pembentukan mata dan lensanya. Mata tersebut terlihat sebagai
bintk gelap yang berada disebelah kanan jantung. Lidah juga sudah mulai berkembang. Pada hari ke 5,
embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor
dan kepala embrio sudah berdekatan sehingga tampak seperti huruf C. kemudian saluran pencernaan dan
tombolok mulai terbentuk. Pada masa ini terbentuk pula jaringan reproduksi. Karenanya sudah dapat
ditentukan jenis kelaminnya. Pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk.
Mata sudah tampak menonjol dan paruh mulai terbentuk.

Urutan alur pembelahan segmentasi pada ayam sama dengan pada amphioxus maupun katak. Alur
pertama yaitu meridional, kedua meridional tegak lurus pembelahan pertama, ketiga latitudinal, keempat
meridional, dan kelima latitudinal. Setelah pembelahan kelima selesai, embrio tersusun dari 32 blastomer
dan dicapai stadium morula. Blastulasi ayam sama dengan blastulasi pada telur ikan, yaitu dengan
terbentuknya rongga segmentasi di antara sel-sel blastomer di permukaan dengan yolk yang ada di
bawahnya. Atap blastosol terdiri dari sel-sel blastomer hasil segmentasi sebelumnya, dengan lantai
permukaan yolk dan pada bagian lateralnya terdapat zona penghubung yang terdiri dari blastomer yang
berlekatan di bawahnya. Tahap selanjutnya, yaitu gastrulasi, terjadi melalui epiboli sel-sel permukaan,
involusi dan delaminasi.
Embrio ayam yang telah dinkubasi selama 24 jam dapat dibedakan antara daerah intra embrional
dengan daerah ekstra embrional. Daerah ekstra embrional terdiri dari area pelusida dan area opaka.
Daerah kepala mengalami perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan
(zone of over growth), terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke ventral lalu daerah kepala agak
terangkat dan melipat ke posterior. Hal ini diikuti oleh lipatan entoderm, terbentuklah kantung buntu
sebelah anterior vane membuka ke arah kunir, disebut anterior intestinal portal. Kantung buntu disebelah
anterior adalah fore gut (usus depan), sedangkan ke sebelah posterior endoderm masih lurus sampai ke
primitive streak. Celah di sebelah ventral kepala akibat terjadinya lipatan kepala disebut subcephalic
pocket. Lapisan tepi yang membatyasi fore gut disebut margin of intestinal portal.

KESIMPULAN
Embrio katak berkembang dari zigot, kemudian melakukan blastulasi membentuk blastosol dan
embrio memasuki tahapan blastula, lalu tahap gastrula dengan proses gastrulasi, dan proses neurulasi
yang menghasilkan neurala lalu terjadi pembentukan organ (organogenesis). Pembelahan (mitosis) sel
embrio sangat khas dan berbeda dari proses mitosis sel dewasa. Proses pembelahan sel embrio sangat
cepat dan tanpa istirahat (interfase). Tipe telur katak adalah telolesithal, sehingga pembelahannya adalah
holoblastik radian unekual. Pola pembelahan katak secara berurutan hingga tahap blastula adalah
meridional, meridional yang arahnya 90 derajat pembelahan sebelumnya, horizontal tegak lurus dengan
bidang pembelahan, meridional bersamaan terbentuk 16 blastomer, dan horizontal di bawah bidang
pembelahan 3 yang membentuk 32 blastomer. Lapisan embrional yang terdiri dari ectoderm,
mesoderm, dan endoderm, mengalami determinasi melalui diferensiasi sel yang telah berada
pada tempatnya. Ektoderm membentuk sistem saraf pusat, epidermis dan bakal dari alat indra.
Mesoderm berkembang menjadi: sistem urogenital, ginjal, gonad, dan sistem saluran masing-masing,
notokord, sclerotome (kartilago), myotome (otot rangka), serta dermatome (dermis), jantung, darah,
dan pembuluh darah. Sedangkan endoderm akan membangun struktur sistem pencernaann dan
respirasi.
Embrio katak berkembang dari zigot, kemudian melakukan blastulasi membentuk blastosol dan
embrio memasuki tahapan blastula, lalu tahap gastrula dengan proses gastrulasi, dan proses neurulasi
yang menghasilkan neurala lalu terjadi pembentukan organ (organogenesis). Pembelahan (mitosis) sel
embrio sangat khas dan berbeda dari proses mitosis sel dewasa. Proses pembelahan sel embrio sangat
cepat dan tanpa istirahat (interfase). Tipe telur katak adalah telolesithal, sehingga pembelahannya adalah
holoblastik radian unekual. Pola pembelahan katak secara berurutan hingga tahap blastula adalah
meridional, meridional yang arahnya 90 derajat pembelahan sebelumnya, horizontal tegak lurus dengan
bidang pembelahan, meridional bersamaan terbentuk 16 blastomer, dan horizontal di bawah bidang
pembelahan 3 yang membentuk 32 blastomer. Lapisan embrional yang terdiri dari ectoderm,
mesoderm, dan endoderm, mengalami determinasi melalui diferensiasi sel yang telah berada
pada tempatnya. Ektoderm membentuk sistem saraf pusat, epidermis dan bakal dari alat indra.
Mesoderm berkembang menjadi: sistem urogenital, ginjal, gonad, dan sistem saluran masing-masing,
notokord, sclerotome (kartilago), myotome (otot rangka), serta dermatome (dermis), jantung, darah,
dan pembuluh darah. Sedangkan endoderm akan membangun struktur sistem pencernaann dan
respirasi.
Embrio ayam pada usia 24 jam struktur embrio yang terbentuk yaitu stria primitive,
mesoderma, proamnion, mesenkim, pulau-pulau darah, somit¸usus depan, notochorda, lipatan neural
dan vesikula amnio-kardiak. Embrio yang telah berumur 48 jam telah terlihat rhombensefalon,
mesensefalon, cawan optic, prosensefalon, ventrikel aorta, somit dan bumbung neural. Embrio yang
telah berumur 72 jam jantungnya sudah mulai berfungsi

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai